Anda di halaman 1dari 19

Etika Bisnis

Nama Anggota Kelompok:

1. Ade Maulana Rahmatullah (01)


2. Faiz Irya Ginar (02)
3. Sanjaya (03)
4. I Kadek Evo Yana (04)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

TAHUN AJARAN 2018/2019

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami pajatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Etika Bisnis
ini dengan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas
yang di berikan kepada kelompok kami.

Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah


pengetahuan dan pengalaman dari para pembaca. Kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran dari
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini menjadi yang lebih baik
lagi.

Gianyar, 08 February 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar............................................................................................. ii
Daftar Isi...................................................................................................... iii
BAB I (Pendahuluan)................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1
1.3 Tujuan.............................................................................................. 1

BAB II (Pembahasan).................................................................................. 3

2.1 Definisi Iklan.................................................................................... 3


2.2 Bentuk-Bentuk Iklan........................................................................ 4
2.3 Tujuan Pengilanan............................................................................ 5
2.4 Fungsi Iklan...................................................................................... 5
2.5 Beberapa Persoalan Etis Dalam Iklan.............................................. 7
2.6 Makna Etis Menipu Dalam Iklan..................................................... 10
2.7 Kebebasan Konsumen...................................................................... 11
2.8 Peraturan Yang Terkait.................................................................... 12

BAB III (Penutup)........................................................................................ 15

3.1 Kesimpulan...................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Iklan merupakan salah satu media komunikasi pemasaran yang
kerap digunakan dalam aktivitas ekonomi dalam upaya mengenalkan
produk kepada konsumen. Salah satu jalan yang ditempuh oleh perusahaan
adalah dengan kemampuan mengelola dan menyampaikan informasi
kepada konsumen terkait produknya melalui aktivitas periklanan.
Dalam strategi pemasaran modern, keberadaan iklan sudah menjadi
tuntutan yang tidak dapat dihindari demi sebuah produk yang ditawarkan
agar mendapat perhatian dalam kehidupan masyarakat. Bentuk iklan
produk yang ditampilkan dalam berbagai ruang dan media baik media
cetak maupun elektronik, Dari sisi konsumen, iklan sendiri dipandang
sebagai suatu media penyedia informasi tentang kemampuan, harga, fungsi
produk, maupun atribut lainnya yang berkaitan dengan suatu produk.

1.2 Rumusan Masalah


Apa itu iklan?
Bentuk iklan apa saja yang ada?
Apa saja tujuan dari adanya pengiklanan?
Apa saja fungsi iklan?
Apa saja persoalan etis dalam iklan?
Apa itu makna etis menipu dalam iklan?
Apa saja kebebasan konsumen?
Peraturan apa saja yang ada dalam iklan?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui definisi iklan.
Untuk mengetahui macam-macam bentuk iklan.
Untuk mengetahui tujuan dari iklan.
Untuk mengetahui fungsi iklan.

1
Untuk mengetahui persoalan etis dalam iklan.
Untuk mengetahui makna etis menipu dalam iklan.
Untuk mengetahui kebebasan konsumen.
Untuk mengetahui peraturan apa saja yang mengatur mengenai iklan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Iklan


Iklan atau dalam bahasa Indonesia formalnya pariwara adalah
promosi barang dan jasa, perusahaan dan ide yang harus dibayar oleh
sebuah sponsor. Pemasaran melihat iklan sebagai bagian dari strategi
promosi secara keseluruhan. Komponen lainnya dari promosi termasuk
publisitas, relasi publik, penjualan, dan promosi penjualan. Menurut
Thomas M. Garret, SJ, iklan dipahami sebagai aktivitas-aktivitas yang
lewatnya pesan-pesan visual atau oral disampaikan kepada khalayak
dengan maksud menginformasikan atau memengaruhi mereka untuk
membeli barang dan jasa yang diproduksi, atau untuk melakukan tindakan-
tindakan ekonomi secara positif terhadap idea-idea, institusi-institusi atau
pribadi-pribadi yang terlibat di dalam iklan tersebut.
Iklan adalah salah satu alat pemasaran yang penting. Dengan iklan
perusahaan ingin menarik perhatian calon konsumen tentang barang atau
jasa yang ditawarkannya. Banyak orang memutuskan membeli suatu
barang atau jasa karena pengaruh iklan yang sedemikian atraktif tampilan
visualnya. Kecermatan menimbang dan rasionalitas pemikiran seringkali
‘kalah wibawa’ dengan semangat hedonis yang ditawarkan iklan. Tapi
selalu saja banyak orang yang kemudian kecewa, karena spesifikasi atau
manfaat barang yang dibeli tidak seperti  yang ditawarkan. Dan iklan
sering tidak memuat banyak informasi objektif karena alasan yang
sederhana, yaitu bahwa fungsi utamanya bukan untuk memberikan
informasi yang tidak biasa. Dan fungsi sesungguhnya adalah untuk
menjual sebuah produk kepada para calon pembeli dan apa pun informasi
yang dibawa iklan tersebut sifatnya hanya sebagai tambahan dari fungsi
dasar dan biasanya informasi tersebut ditentukan oleh fungsi dasar.
Iklan itu sendiri pada hakikatnya merupakan salah satu strategi
pemasaran yang bermaksud untuk mendekatkan barang yang hendak dijual
kepada konsumen dengan kata lain mendekatkan konsumen dengan

3
produsen. Sasaran akhir seluruh kegiatan bisnis adalah agar barang yang
telah dihasilkan bisa dijual kepada konsumen. Dengan kata lain, pada
hakikatnya secara positif iklan adalah suatu metode yang digunakan untuk
memungkinkan barang konsumen dapat dijual  kepada konsumen.

2.2 Bentuk – Bentuk Iklan


Jika anda tertarik untuk menggunakan jasa periklanan, maka anda
harus mengetahui terlebih dahulu berbagai macam bentuk – bentuk iklan
yang bisa anda gunakan sebagai sarana pengiklanan. Ada beberapa bentuk
iklan yang bisa anda gunakan yaitu sebagai berikut ini :
1. Comercial break
Jenis iklan ini biasanya menggunakan media televisi. Selain itu, iklan
ini biasanya muncul pada sela – sela tayangan program televisi.
2. Billboard
Billboard adalah sebuah papan yang biasanya sering kita jumpai di
jalanan. Iklan ini berupa tulisan yang dipamerkan pada sebuah papan
billboard besar di sepanjang jalan. Hal ini bertujuan agar setiap orang
lewat di jalan bisa membaca iklan. Biasanya perusahaan – perusahaan
besar atau instansi menggunakan jenis iklan ini.
3. Iklan Baris
Iklan baris adalah sebuah iklan yang sering kita baca di koran. Disebut
iklan baris karena bentuk dari iklan ini sengaja ditulis dengan kata –
kata yang singkat. Jasa atau bisnis besar maupun kecil juga
menggunakan jasa pengiklanan ini. Jika anda ingin memasang iklan
baris, maka anda tinggal mengunjungi kantor redaksi pembuatan
koran di kota Anda. Harga dari iklan ini dihitung setiap barisnya.
4. Media sosial ( online )
Saat seperti era modern saat ini, banyak orang yang menggunakan
media online sebagai salah satu cara yang paling efektif dalam
periklanan. Iklan ini biasanya akan disisipkan pada suatu tayangan
youtube atau website tertentu. Contoh dari iklan menggunakan media

4
sosial ini adalah melalui iklan instagram, iklan facebook, iklan twitter,
dan sebagainya.

2.3 Tujuan Pengiklanan


Pada dasarnya, iklan mempunyai sebuah tujuan yaitu untuk
memperkenalkan dan menunjukan suatu produk dalam sebuah usaha
bisnis kepada konsumen agar konsumen menjadi terdorong untuk
melakukan sebuah tindakan pembelian yang mana sangat diharapkan oleh
pihak pengiklan. Berikut ini adalah beberapa tujuan pengiklanan dalam
bisnis, yaitu :
1. Iklan akan memberikan kesadaran bagi para konsumen atau penerima
pesan dan juga bertujuan untuk menyampaikan beberapa informasi
terkait dengan suatu produk pada usaha bisnis atau perusahaan.
2. Iklan akan bisa mengembangkan dalam benak penerima pesan
( konsumen) akan rasa suka dan tertarik untuk membeli produk yang
ditawarkan melalui persepsi yang disampaikan dalam iklan.
3. Iklan dapat meyakinkan penerimanya mengenai suatu kebenaran
segala macam yang disarankan pada sebuah konten iklan dan akan
mengajak supaya konsumen membeli produk tersebut.

2.4 Fungsi Iklan


Pada umumnya kita menemukan dua pandangan berbeda mengenai
fungsi iklan. Keduanya menampilkan dua model iklan yang berbeda sesuai
dengan fungsinya masing-masing yaitu iklan sebagai pemberi informasi
dan iklan sebagai pembentuk pendapat umum.
a. Iklan sebagai Pemberi Informasi
Pendapat pertama melihat iklan terutama sebagai pemberi
informasi. Iklan merupakan media untuk menyampaikan informasi
yang sebenarnya kepada masyarakat tentang produk yang akan atau
sedang ditawarkan dalam pasar. Yang ditekankan di sini
adalah  bahwa iklan berfungsi untuk membeberkan dan
menggambarkan seluruh kenyataannya yang serinci mungkin tentang

5
suatu produk. Sasaran iklan adalah agar konsumen dapat mengetahui
dengan baik produk itu sehingga akhirnya memutuskan untuk
membeli produk itu. Namun apakah dalam kenyataannya pembeli
membeli produk tersebut atau tidak, itu merupakan sasaran paling
jauh. Sasaran dekat yang lebih mendesak adalah agar konsumen tahu
tentang produk itu, kegunaannya, kelebihannya, dan kemudahan-
kemudahannya. Dalam kaitan dengan itu, iklan sebagai pemberi
informasi menyerahkan keputusan untuk membeli kepada konsumen
itu sendiri. Maka, iklan hanyalah media informasi yang netral untuk
membantu pembeli memutuskan secara tepat dalam membeli produk
tertentu demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
b. Iklan sebagai pembentuk pendapat umum
Berbeda dengan fungsi iklan sebagai pemberi informasi, dalam
wujudnya yang baik iklan dilihat sebagai suatu cara untuk
mempengaruhi pendapat umum masyarakat tentang sebuah produk.
Dalam hal ini fungsi iklan mirip dengan fungsi propaganda politik
yang berusaha mempengaruhi massa pemilih. Dengan kata lain,
fungsi iklan adalah untuk menarik massa konsumen untuk membeli
produk itu. Caranya dengan menampilkan model iklan yang
manupulatif, persuasif, dan tendensius dengan maksud untuk
menggiring konsumen untuk membeli produk tersebut. Karena itu,
model iklan ini juga disebut sebagai iklan manipulatif.
Secara etis, iklan manipulasi jelas dilarang karena iklan semacam
itu benar-benar memanipulasi manusia, dan segala aspek
kehidupannya, sebagai alat demi tujuan tertentu di luar diri manusia.
Iklan persuasif sangat beragam sifatnya sehingga kadang-kadang sulit
untuk dinilai etis tidaknya iklan semacam itu. Bahkan batas antara
manipulasi terang-terangan dan persuasi kadang-kadang sulit
ditentukan.

Pengiklan juga  mempunyai beberapa fungsi dalam perjalanan usaha


bisnis, yaitu :

6
 Informing → Iklan berfungsi sebagai sarana untuk penyampaian
informasi mengenai sebuah produk / brand dalam sebuah usaha bisnis
 Persuading → Fungsi selanjutnya adalah iklan digunakan untuk sarana
membujuk masyarakat untuk membeli produk anda
 Reminding → Iklan mempunyai fungsi untuk memelihara ingatan
konsumen akan suatu produk pada suatu usaha bisnis. Melalui fungsi
ini akan bisa mengingatkan keinginan pelanggan untuk membeli suatu
produk
 Adding value → iklan mempunyai fungsi sebagai pemberi nilai
tambah terhadap suatu produk di masyarakat. Dengan menggunakan
iklan, promosi produk anda akan semakin menarik dan diingat oleh
masyarakat.
 assisting → sebuah periklanan mempunyai fungsi dan peranan sebagai
pendamping untuk menjembatani berbagai macam bisnis atau usaha
pada sebuah aktivitas komunikasi dalam pemasaran. Misalnya saja,
sebuah iklan digunakan sebagai media komunikasi pada peluncuran
sebuah produk pemasaran seperti kupon / undian. Di sini, iklan
mempunyai peranan yang sangat besar sebagai representasi suatu
perusahaan. bagi konsumen sendiri, iklan ini mempunyai beberapa
fungsi sebagai berikut :

1. media penyedia informasi terhadap suatu usaha bisnis.


2. sebagai alat komunikasi yang bersifat persuasif.
3. pengingat bagi konsumen terhadap suatu produk.
4. penunjuk keunggulan terhadap suatu produk.
5. memberikan pesan edukatif.
6. menumbuhkan kesadaran konsumen terhadap suatu kelompok
usaha bisnis.
7. Fungsi iklan sebagai pemberi informasi dan pembentuk opini

2.5 Beberapa Persoalan Etis Dalam Iklan

7
Secara umum ada beberapa persoalan etis yang ditimbulkan oleh
iklan diantaranya:
a. Merongrong ekonomi dan kebebasan manusia.
b. Menciptakan kebutuhan manusia dengan akibat manusia modern
menjadi konsumtif.
c. Membentuk dan menentukan identitas dan citra manusia modern.
d. Merongrong rasa keadilan sosial masyarakat.

Dari persoalan diatas, beberapa prinsip yang kiranya perlu


diperhatikan dalam iklan, sebagai berikut :
 Iklan tidak boleh menyampaikan informasi yang palsu dengan
maksud memperdaya konsumen.
 Iklan wajib menyampaikan semua informasi tentang produk
tertentu, khususnya menyangkut keamanan dan keselamatan
manusia.
 Iklan tidak boleh mengarah pada pemaksaan khususnya secara
kasar dan terang-terangan.
 Iklan tidak boleh mengarah pada tindakan yang bertentangan
dengan moralitas.

Selain persoalan etis yang di sebutkan diatas ada beberapa


persoalan etis yang ditimbulkan oleh iklan, khususnya iklan yang
manipulatif dan persuasif non-rasional:

Pertama, iklan merongrong otonomi dan kebebasan manusia.


Dalam banyak kasus ini jelas sekali terlihat. Iklan membuat manusia tidak
lagi dihargai kebebasannya dalam menentukan pilihannya untuk membeli
produk tertentu. Banyak pilihan dan pola konsumsi manusia modern
sesungguhnya adalah pilihan iklan. Manusia didikte oleh iklan dan tunduk
pada kemauan iklan, khususnya iklan manupulatif dan persuasif yang tidak
rasional. Ini justru sangat bertentangan dengan imperatif moral bahwa
manusia tidak boleh diperlakukan hanya sebagai alat demi kepentingan

8
lain di luar dirinya, termasuk dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari. Pada fenomena iklan manipulatif, manusia benar-benar
menjadi objek untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dan tidak
sekedar di beri informasi untuk membantunya memilih produk tertentu.
Kedua, dalam kaitan dengan itu, iklan manipulatif dan persuasif
non-rasional menciptakan kebutuhan manusia dengan akibat manusia
modern menjadi konsumtif. Secara ekonomis hal ini tidak baik karena
dengan demikian akan menciptakan permintaan ikut menaikkan daya beli
masyarakat. Bahkan, dapat memacu prduktivitas kerja manusia hanya
memenuhi kebutuhan hidupnya yang bertambah dan meluas itu. Namun,
di pihak lain muncul masyarakat konsumtif, di mana banyak dari
apa  yang dianggap manusia sebagai kebutuhannya sebenarnya bukan
benar-benar kebutuhan.
Ketiga, yang menjadi persoalan etis yang serius adalah bahwa
iklan manipulatif dan persuasif non-rasional malah membentuk dan
menentukan identitas atau citra memiliki barang sebagaimana ditawarkan
iklan. Ia belum merasa percaya diri kalau belum memakai minyak rambut
seperti diiklankan bintang film terkenal, dan seterusnya. Identitas manusia
modern lalu hanyalah identitas massal, serba sama, serba tiruan, serba
polesan, serba instan.
Keempat, bagi masyarakat Indonesia dengan tingkat perbedaan
ekonomi dan sosial yang tinggi, iklan medongrong rasa keadilan sosial
masyarakat. Iklan yang menampilkan yang serba mewah sangat ironis
dengan kenyataan sosial di mana banyak anggota masyarakat masih
berjuang untuk sadar hidup. Iklan yang mewah tampil seakan tanpa punya
rasa solidaritas dengan sesamanya yang miskin. Kendati dalam kenyataan
praktis sulit menilai secara umum etis tidaknya iklan tertentu, ada baiknya
kami paparkan beberapa prinsip yang kiranya perlu diperhatikan dalam
iklan. Pertama, iklan tidak boleh menyampaikan informasi yang palsu
dengan maksud memperdaya konsumen. Masyarakat dan konsumen tidak
boleh diperdaya oleh iklan untuk membeli produk tertentu. Mereka juga
tidak boleh dirugikan hanya karena telah diperdaya oleh iklan tertentu.

9
Kedua, iklan wajib menyampaikan semua informasi tentang produk
tertentu, khususnya menyangkut keamanan dan keselamatan manusia.
Ketiga, iklan tidak boleh mengarah pada pemaksaan, khususnya secara
kasar dan terang-terangan. Keempat, iklan tidak boleh mengarah pada
tindakan yang bertentangan dengan moralitas: tindak kekerasan, penipuan,
pelecehan seksual, diskriminasi, perendahan martabat manusia dan
sebagainya.

Keuntungan dari adanya iklan yaitu :

 Adanya informasi kepada konsumen akan keberadaan suatu produk


dan “kemampuan” produk tersebut. Dengan demikian konsumer
mempunyai hak untuk memilih produk yang terbaik sesuai dengan
kebutuhannya.
 Adanya kompetisi sehingga dapat menekan harga jual produk kepada
konsumen. Tanpa adanya iklan, berarti produk akan dijual dengan cara
eksklusif  (kompetisisi sangat minimal) dan produsen bisa sangat
berkuasa dalam menentukan harga jualnya.
 Memberikan subsidi kepada media-massa sehingga masyarakat bisa
menikmati media-massa dengan biaya rendah. Hampir seluruh media-
massa “hidup” dari iklan (bukan dari penghasilannya atas distribusi
media tersebut). Munculnya media-media gratis memperkuat fakta
bahwa mereka bisa mencetak dan mendistribusikan media tersebut
karena adanya penghasilan dari iklan.

2.6 Makna Etis Menipu Dalam Iklan


Entah sebagai pemberi informasi atau sebagai pembentuk pendapat
umum, iklan pada akhirnya membentuk citra sebuah produk atau bahkan
sebuah perusahaan di mata masyarakat. Citra ini terbentuk bukan terutama
karena bunyi atau penampilan iklan itu sendiri, melainkan terutama
terbentuk oleh kesesuaian antara kenyataan sebuah produk yang
diiklankan dengan apa yang disampaikan dalam iklan itu, entah secara
tersurat ataupun tersirat. Karena itu, iklan sering dimaksudkan sebagai

10
media untuk mengungkapkan hakikat dan misi sebuah perusahaan atau
produk. Prinsip etika bisnis yang paling relevan di sini adalah prinsip
kejujuran, yakni mengatakan hal yang benar dan tidak menipu. Prinsip ini
tidak hanya menyangkut kepentingan banyak orang, melainkan juga pada
akhirnya menyangkut kepentingan perusahaan atau bisnis seluruhnya
sebagai sebuah profesi yang baik. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa
iklan yang secara moral dikutuk adalah iklan yang secara sengaja
menyampaikan pernyataan yang tidak sesuai dengan kenyataan dengan
maksud menipu atau yang menampilkan pernyataan yang bisa
menimbulkan penafsiran yang keliru pada pihak konsumen yang
sesungguhnya berhak mendapatkan informasi yang benar apa adanya
tentang produk yang ditawarkan dalam pasar. Dengan kata lain,
berdasarkan prinsip kejujuran, iklan yang baik dan diterima secara moral
adalah iklan yang memberi pernyataan atau informasi yang benar
sebagaimana adanya.

2.7 Kebebasan Konsumen


Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
 Iklan merupakan suatu aspek pemasaran yang penting, sebab iklan
menentukan hubungan antara produsen dengan konsumen. Secara konkrit,
iklan menentukan pula hubungan penawaran dan permintaan antara
produsen dan pembeli, yang pada gilirannya ikut pula menentukan harga
barang yang dijual dalam pasar.
Kode etik periklanan tentu saja sangat diharapkan untuk membatasi
pengaruh iklan ini. Akan tetapi, perumusan kode etik ini harus melibatkan
berbagai pihak, yang antara lain: ahli etika, konsumen (lembaga
konsumen), ahli hukum, pengusaha, pemerintah, tokoh agama, dan tokoh
masyarakat tertentu, tanpa harus merampas kemandirian profesi
periklanan. Yang juga penting adalah bahwa profesi periklanan dan
organisasi profesi periklanan perlu benar-benar mempunyai komitmen

11
moral untuk mewujudkan iklan yang baik bagi masyarakat. Namun, jika
ini tidak memadai, kita membutuhkan perangkat legal politis dalam bentuk
aturan perundang-undangan tentang periklanan beserta sikap tegas tanpa
kompromi dari pemerintah melalui departemen terkait untuk menegakkan
dan menjamin iklan yang baik bagi masyarakat.
Adapun hak-hak yang di peruntukan untuk para konsumen antara lain:
a) Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang atau jasa.
b) Hak untuk memilih barang atau jasa serta mendapatkan barang atau
jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan.
c) Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang atau jasa.
d) Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang atau jasa
yang digunakan.
e) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
f) Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
g) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif.
h) Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi atau penggantian,
apabila barang atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
atau tidak sebagaimana mestinya.
i) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya.

2.8 Peraturan Yang Terkait

1. UUPK
UUPK ialah undang-undang yang mengatur mengenai periklanan di
Indonesia. Tujuan dari suatu perlindungan konsumen adalah sebagai
berikut :

12
 Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen
untuk melindungi diri.
 Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara
menghindarkannya dari ekses negative pemakaian barang dan/atau
Jasa.
 Meningkatkan pemberdayaan konsumen daalm memilih menentukan
dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen.
 menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk
mendapatkan informasi.
 Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya
perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan
bertanggung jawab dalam berusaha.
 Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin
kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan,
kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen.

2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang PERS


Pers berdasarkan Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun
1999 tentang PERS (untuk selanjutnya disebut UU Pers) merupakan
lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan
kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk
tulisan, suara, gambar, suara dan gambar serta data dan grafik maupun
dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media
elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.

Dalam hal ini peran pers untuk memenuhi pengetahuan kebutuhan


konsumen salah satunya adalah melalui iklan. Namun iklan tersebut
harus diberikan kepada konsumen secara tepat, akurat dan benar.
Perusahaan iklan oleh UU Pers dilarang untuk :

13
 Memuat iklan yang dapat merendahkan martabat suatu agama dan/atau
kerukunan hidup antar umat beragama serta bertentangan dengan
rasa kesusilaan masyarakat.
 Memuat iklan minuman keras, narkotika, psikotropika dan zat aditif
lainnya tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
 Memuat iklan dengan peragaan rokok dan/atau penggunaan rokok.

3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran


Periklanan dapat dilakukan salah satunya melalui penyiaran, yang
terorganisir dalam suatu lembaga penyiaran. Penyiaran menurut Pasal 1
butir 1 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran (untuk
selanjutnya disebut UU Penyiaran) adalah kegiatan pemancarluasan
siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di
laut atau di antariksa dengan menggunakan gelombang elektromagnetik,
kabel, serat optik dan/atau media lainnya untuk daat diterima oleh
masyarakat dengan pesawat penerima siaran radio dan/atau pesawat
penerima siaran televisi atau perangkat elektronik lainnya dengan atau
tanpa alat bantu.
Sedangkan pengertian siaran menurut Pasal 1 butir 2 UU Penyiaran
adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar atau
suara dan gambar atau yang berbentuk grafis dan karakter lainnya yang
dapat diterima melalui pesawat penerima siaran radio, televisi atau
perangkat elektronik lainnya, baik yang bersifat interaktif maupun tidak,
dengan atau tanpa alat bantu.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari materi di atas dapat kita simpulkan bahwa iklan adalah berita atau
pesan untuk membujuk dan mendorong orang agar tertarik pada barang ataupun
jasa yang di tawarkan, iklan juga dapat di promosikan melalui media periklanan
sepeti commercial break yang biasa kita jumpai di televisi, billboard yang biasa
kita jumpai di sepanjang jalan, iklan baris yamg biasa di jumpai dalam
majalah/koran, media social seperti ada di youtube, instagram, facebook, dsb.

Fungsi iklan juga agar masyarakat mengetahui bahwa dalam


perusahaan/bisnis kita sedang mengeluarkan produk/jasa baru sehingga mereka
tertarik untuk mencoba atau membe;I produk tersebut. Dan dalam iklan juga
memuat persoalan etis serta makna etis yang menipu dalam iklan. Dalam
pembuatan iklan juga mempertimbangkan berbagai hal yang berkaitan dengan
mission(misi), money(uang), message(pesan), media, measurement(pengukuran).
Di dalam iklan juga mengandung aturan-aturan yang berlaku bagi iklan dan
mengatur tentang kebebasan konsumen.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://gatotbukankaca.weebly.com/etika-bisnis-4.html

https://www.advertisingfresh.com/artikel/fungsi-iklan-dalam-bisnis/
http://vickyanggraini18.blogspot.com/2014/12/etika-bisnis-iklan-dalam-etika-
dan.html

16

Anda mungkin juga menyukai