MAKALAH
oleh
NIM. 2020097005
2020
TEORI AGENDA SETTING DALAM KOMUNIKASI
I. ABSTRAK
Dalam era perkembangan teknologi memudahkan akses setiap orang untuk mendapatkan
informasi. Apalagi ditengah pandemi Covid – 19 saat ini, kebutuhan informasi masyarakat banyak
dipengaruhi oleh media elektronik, media online bahkan dari media sosial. Teori agenda setting
merupakan salah satu teori dalam komunikasi massa. Dalam teori ini menjelaskan bahwa media
massa mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi dan membentuk pola fikir dalam masyarakat
yang menerima informasi. Maxwell McComb dan Dinald L Shaw kemudian menjadi tokoh utama
dibalik teori ini. Teori Agenda Setting merupakan fenomena yang sudah diteliti dan didalami oleh
Maxwell McComb dan Dinald L Shaw pada kampanye pemilu Presiden Amerika Serikat tahun
1968. Aplikasi teori agenda setting pertama sekali pada penelitian perubahan sikap pemilih dalam
kampanya Pemilu Amerika Serikat tahun 1968, memberikan hasil penelitian berbalik dengan teori
efek media terbatas (the limited media effect theories) sebelumnya. Teori agenda setting menganut
paradigma atau perspektif Positivistik. Teori ini menggunakan pengujian hipotesis secara statistic.
Dimana model pendeketan teori ini dengan model pendekatan kuantitatif. Pada perspektif
Positivistik yang dipakai dalam teori agenda setting menggunakan premis mayor dan premis minor
yang bisa ditarik kesimpulan. Sedangkan untuk metodologi yang digunakan dalam teori ini adalah
Metodologis Hypotetico Deductive Method, dimana terdapat pengujian hipotesis pada sebuah
teori. Apabila dimasukkan dalam tradisi ilmu komunikasi maka teori agenda setting termasuk
dalam tradisi Fenomenologi. Penulis mencoba mengambil judul tesis terkait Teori agenda setting
/ II. PENDAHULUAN . . . .
2
II. PENDAHULUAN
memudahkan akses setiap orang untuk mendapatkan informasi. Berbagai macam alat komunikasi
mulai telepon genggam, tablet, laptop sudah banyak diproduksi dan dipasarkan di dunia. Apabila
kita tidak bisa mengikuti informasi terkesan kita akan ketinggalan jaman. Saat ini media massa
tidak terbatas hanya pada media cetak semata, akan tetapi yang dirasakan pengaruh lebih luas
adalah pengaruh media kontemporer yaitu media elektronik, media online dan medis sosial. Di
mana semua media kontemporer tersebut memiliki keunggulan dari efektifitas dan efisien karena
Seperti dikutip dari media online Republika.co.id pada 30 September 2020 memberitakan
bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2020 tercatat sekitar 175,5 juta jiwa dari
Indonesia ini tidak lepas dari fenomena yang terjadi yaitu Pandemi Covid-19. Di mana saat ini
aktivitas manusia cenderung dilakukan di rumah, tidak bersifat kontak secara fisik yaitu tatap
muka atau pun berkumpul. Paradigma masyarakat sudah bergeser melihat suatu informasi
menjadi kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut di era pandemic Covid-19, masyarakat
cenderung memanfaatkan media online. Perubahan paradigma ini di satu sisi memang
memberikan dampak yang positif, yaitu kemudahan dalam mendapatkan informasi yang lebih
efektif dan efisien. Akan tetapi disisi lain apabila kita tidak cermat dalam menyikapi informasi
yang masuk melalui media kontemporer saat ini yaitu media elektronik, media online dan medis
sosial akan menggiring persepsi kita jauh dari fakta empiris. Hal ini tentunya berpengaruh
terhadap respon atapun reaksi masing – masing individu dalam menghadapi suatu isu atau
informasi. Informasi yang dimuat melalui media kontemporer saat ini banyak yang
mempengaruhi. Diantaranya adalah pengaruh teori agenda setting dalam media massa.
/ III. PEMBAHASAN . . .
3
III. PEMBAHASAN
1. Teori Agenda Setting atau disebut Agenda Setting Theory menurut McCombs & Shaw adalah
“mass media have ability to transfer the salience of items on their news agendas to public
agenda”(Griffin,2010). Dalam teori ini bisa dilihat bahwa media massa memang memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi dan membentuk pola pikir dalam masyarakat yang
menerima informasi tersebut. McCombs & Shaw juga menjelaskan bahwa media massa
mempunyai kekuatan untuk membuat masyarakat menilai sesuatu dianggap penting sesuai
informasi yang diberitakan media massa. Lebih lanjut dijelaskan bahwa apa yang disampaikan
media dianggap sebagai sesuatu yang penting dan patut untuk dipikirkan oleh masyarakat luas
(PakarKomunikasi.com :22 April 2017). Sebagai ilmuwan yang pertama kali menguji teori
ini, Maxwell McComb dan Dinald L Shaw kemudian menjadi tokoh utama dibalik teori ini,
yang empat tahun setelah penelitiannya (1968-1972) baru mengumumkan ke publik, bahwa
risetnya itu menguatkan hipotesis hingga keduanya sepakat menamakan teori tersebut sebagai
agenda setting theories ( Ritonga, 2018:34). Kedua ilmuwan ini menyatakan bahwa media
sengaja mempengaruhi audience dengan informasi dan berita yang disampaikan melalui
media serta memiliki tujuan tertentu. Teori agenda setting merupakan salah satu cara untuk
Agenda setting yang dijalankan oleh pihak tertentu bisa mempengaruhi nilai dan persepsi
masyarakat secara luas. Berita atau informasi yang disuguhkan oleh media memang tidak
langsung berisi kesimpulan dari suatu peristiwa atau permasalahan. Akan tetapi terkadang
Diantaranya faktor pengalaman, kepercayaan atau edukasi, dan kepentingan dari masing-
Teori agenda setting sampai saat ini masih banyak digunakan, termasuk di Indonesia. Seperti
isu kontemporer saat ini, dimana pada awal tahun 2020 ini banyak media di Indonesia baik
media cetak, media elektronik dan online bahkan media sosial banyak yang mengangkat isu
4
Pandemi Covid-19. Isu tersebut gencar diberitakan, mulai dari jumlah penderita yang
langkah dan kebijakan pemerintah. Isu tersebut diangkat untuk menciptakan dan mengarahkan
pemikiran masyarakat. Persepsi masyarakat lambat laun terbentuk, dan mengarah terkait
Covid-19. Pro dan kontra dalam masyarakatpun terjadi, mulai persepsi masyarakat dari
Pandemi Covid-19 dianggap sebagai teori konspirasi, kebijakan pemerintah seperti PSBB
yang menuai banyak protes dari masyarakat yang dianggap merugikan dari sisi ekonomi,
sampai sorotan terkait tingginya harga alat pelindung diri (APD) kesehatan berupa masker,
hand sanitizer, pembatasan jarak dan berkumpul (social distancing ), dan masih banyak lagi
pro dan kontra kebijakan pemerintah untuk mengatasi dampak dari Pandemi Covid-19.
2. Dalam Teori Agenda Setting menganut Perspektif atau paradigma Positivistik. Paradigma
positivisme adalah sebuah proses linier atau proses sebab akibat yang mencermikan upaya
pengirim pesan untuk menubah pengetahuan penerima pesan yang pasif (Ardianto, 2009).
Sehingga paradigma ini melihat suatu proses komunikasi bergantung dari sumber dan cara-
cara penyampaian informasi kepada audience. Salah satu teori yang termasuk dalam
paradigma ini adalah teori agenda setting. Teori agenda setting termasuk dalam paradigma
positivistik karena teori ini membuktikan bahwa media massa melalui informasi yang
dibawanya mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi dan membentuk pola fikir dari
menguasai publik” atau “menguasai media berarti menguasai massa (politik)” (Ritonga,
2018:35). Sehingga memandang bahwa media merupakan suatu alat. Salah satu tokoh dalam
paradigma positivisme adalah August Comte (1798 – 1857). Menurut pendapat August Comte
/ Pengaruh . . . .
5
Pengaruh paradigma positifisme terhadap teori agenda setting yang merupkan salah satu dari
jenis teori komunikasi masa sangatlah besar. Hal ini bisa dilihat dari rumusan metodologi
3. Dalam paradigma ini berfikir secara positivistik maka penelitiannya menggunakan hitungan
– hitungan statistik untuk pengujian hipotesis. Sebelumnya kita akan melihat pengertian
hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan
yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berfikir yang dikembangkan. Pengujian
hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan Hipotesis yang
diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung tersebut atau
tidak. Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah hipotesis yang diajukan terima
b. Hipotesis deduktif, adalah hipotesa yang dirumuskan berdasarkan teori ilmiah yang telah
1. Informasi yang disampaikan melalui Media massa dinilai penting dalam masyarakat.
2. Informasi yang disampaikan melalui Media massa dapat mempengaruhi persepsi dalam
masyarakat.
4. Dalam Teori agenda setting ini dapat kita lihat silogismenya . Silogisme adalah suatu jenis
penalaran deduksi secara tidak langsung.. Dimana tokoh dari silogisme adalah Aristoteles.
/ Hasil . . .
6
Hasil dari kesimpulan tersebut merupakan hubungan dari premis mayor dan premis minor.
Paradigma Positivistik pasti menggunakan Premis Mayor dan Premis Minor. Adanya premis
mayor dan premis minor dalam teori agenda setting adalah sebagai berikut :
a. Premis Mayor :
b. Premis Minor :
c. Kesimpulan :
5. Pada teori agenda setting untuk proses penelitiannya menggunakan hitung-hitungan secara
statistik dalam pengujian hipotesis, dan menganut paradigma atau persepsi positivistik
sehingga model pendekatan teori agenda setting adalah secara kuantitatif. Pengertian
penelitian kuantitif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data
berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui
(Kasiram, 2008:149). Dalam penelitian kuantitatif ini metode yang digunakan adalah metode
deduktif. Metode ini teori ilmiah yang telah diterima kebenarannya dijadiakn acuan dalam
Hypotetico Deductive Method yaitu terdapat pengujian pada hipotesis dari sebuah teori.
Adapun langkah langkah penelitian dengan metode Hypotetico Deductive sebagai berikut:
a. Proses penelitian dimulai dari observasi dalam rangka identifikasi yang menarik perhatian
/ b. Dalam . . .
7
b. Dalam rangka Perumusan masalah penelitian, peneliti memerlukan survei data
c. Berdasarkan langkah 1 dan 2 di atas, peneliti dapat menyusun rumusan masalah penelitian
permasalahan dapat dikonsepkan. Pada tahap ini variabel riset jelas di identifikasikan
dalam kaitannya dengan masalah riset dan penjelasan bagaimana masalah tersebut akan
dijawab.
asosiasi variabel yang diteliti, peneliti mengembangkan hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian tersebut.
berkaitan berkaitan dengan: tujuan riset, pengujian, setting riset, pengukuran variabel,
g. Mengarahkan pada titusi akhir dari uji hipotesis tersebut. Jika semua hipotesis penelitian
yang didukung pertanyaan riset telah terjawab maka hasil penelitian dapat diterapkan
h. Akan tetapi jika hipotesis hanya didukung Sebagian maka kita harus mencari tahu
7. Teori agenda setting termasuk dalam Tradisi Ilmu Komunikasi Fenomenologi. Penelitian
Fenomenologi membuat intepretasi sebuah kejadian atau pengalaman serta kemudian menguji
intepretasi tersebut dan sekali lagi melihat dengan cermat pada detail kejadian pada proses
berkelanjutan dalam memperbaiki makna ( Setiawan Harry, 2019:26). Dimana teori agenda
setting penelitiannya berawal dari kejadian atau fenomena yang berurutan terjadi
/ Teori . . .
8
Teori Agenda Setting merupakan fenomena yang sudah diteliti dan didalami oleh Maxwell
McComb dan Dinald L Shaw pada kampanye pemilu Presiden Amerika Serikat tahun 1968.
Aplikasi teori agenda setting pertama sekali pada penelitian perubahan sikap pemilih dalam
kampanya Pemilu Amerika Serikat tahun 1968, memberikan hasil penelitian berbalik dengan
teori efek media terbatas (the limited media effect theories) sebelumnya. Dengan kata lain
teori agenda setting menganggap media memiliki kekuatan untuk menarik perhatian dan
8. Adapun Gambar kerangka dari Teori agenda setting adalah sebagai berikut :
PERSPEKTIF /
PARADIGMA
POSITIVISTIK
PENGUJIAN
HIPOTESIS
/ 9. Contoh . . . .
9
9. Contoh pengaplikasian dalam sebuah judul Tesis yang akan diambil mahasiswa S2 STIK-
TAHUN 2020”.
a. Dalam contoh tesis ini penulis akan menggunakan landasan Teori Agenda Setting.
c. Selanjutnya untuk judul tersebut mengacu pada aliran tradisi Ilmu Komunikasi
Fenomenologi. Tradisi ini dipakai oleh penulis karena fenomena Pilkada merupakan
agenda yang rutin dilakukan, dimana di era modernisasi setiap orang tidak lepas dari
Gadget dan haus akan pemberitaan informasi on line. Fenomena pemberitaan media lokal
di Kabupaten Buru Selatan mempunyai pengaruh penting dalam menggiring pola fikir
d. Dalam contoh judul tesis diatas terdapat persamaan dengan penelitian terdahulu yang
2016). Dalam jurnal ini menggunakan teori agenda setting, pendekatan kuantitatif,
1) Dalam contoh jurnal diatas menggunakan metode pendekatan kuantitatif, dengan tipe
penelitian korelasi menghubungkan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).
Rumusan . . .
10
2) Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar pengaruh pemberitaan
kasus korupsi yang menimpa KH. Fuad Amin terhadap kredibilitas pemimpin
4) Metode penelitian dalam jurnal ini adalah metode “explanatory survey” yaitu
penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuisioner
1. KESIMPULAN
a. Menurut McCombs & Shaw, teori agenda setting berbunyi bahwa media massa dapat
Memang dalam hal ini media massa tidak pernah menyimpulkan secara detail benar atau
disampaikan ke masyarakat, maka hal ini akan membentuk frame dan arah pemikiran
masyarakat akan informasi atau berita tersebut secara terus menerus. Pemikiran yang
secara terus menerus tersebut bisa mempengaruhi persepsi masyarakat bahwa pemberitaan
b. Dalam teori agenda setting ini terdapat kerangka pembentukannya yaitu mulai dari persepsi
hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang
berupa pertanyaan. Hipotesis ini dugunakan untuk acuan dalam berfikir atau membentuk
kerangka penelitian. Selain itu terdapat premis mayor dan premis minor yang harus
jabarkan.
/ 2. SARAN. . ..
11
2. SARAN
a. Penggunaan teori agenda setting saat ini masih banyak dimanfaatkan oleh berbagai pihak
b. Lembaga tersebut terbentuk dari Tim independent dengan tujuan bisa mengkontrol agenda
setting yang di mainkan oleh pihak pihak tertentu melalui media massa, dalam era
kontemporer saat ini yaitu media elektronik, media online, dan bahkan media sosial.
V. DAFTAR PUSTAKA
Hill.Bungin.
Ritonga, Elfi Yanti. 2018. Teori Agenda Setting dalam Ilmu Komunikasi. SOMBOLIKA, Vol
Prasetyo, Iwan Joko. 2016. Pengaruh Pemberitaan Media Mass Terhadap Kredibiltas
Pemimpin Simbolik Keagamaan. Jurnal Komunikasi. Vol. 8, No. 2, Desember 2016, Hal 159 –
169.
Makhshun Toha dan Khalillurahman. 2018. Pengaruh Media Massa dalam Kebijakan
12
http://digilib.uinsgd.ac.id/3475/17/BAB%20V.pdf.
https://pakarkomunikasi.com/teori-agenda-setting.
http://terinspirasikomunikasi.blogspot.com/2012/12/paradigma-positivisme-
konstruktivisme.html
https://www.statistikian.com/2012/10/hipotesis.html
13