Anda di halaman 1dari 152

FENOMENA ENDORSE DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DALAM

MASYARAKAT KONSUMEN

(Studi Deskriptif Anak Remaja pada Siswa SMAN 1 Medan)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

CHRISTY NOVA AUDINA HUTAGAOL

NIM: 150901039

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Endorse merupakan sebuah tindakan mendukung (support) atau setuju terhadap


sesuatu. Endorse pada saat ini sedang trend di media sosial instagram. Online
shopping akhirnya memakai jasa endorse untuk mempromosikan barang-barang
yang akan di konsumsi oleh masyarakat. Salah satu masalah yang dihadapi saat
ini adalah fenomena endorse yang dilakukan di media sosial instagram membuat
masyarakat konsumen terus-menerus melakukan berbelanja online, ditengah anak
remaja yang dimana menjadi target pemasaran oleh pasar. Melalui penelitian ini
peneliti ingin mengetahui bagaimana fenomena endorse di media sosial instagram
dalam masyarakat konsumen anak remaja di SMA Negeri 1 Medan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menjadikan individu
sebagai subjek penelitian. Informan penelitian ditentukan dengan prosedur
purposive. Data dikumpulkan dengan menggunakan tiga metode yaitu wawancara,
observasi dan dokumentasi. Dalam melakukan wawancara yang menjadi informan
adalah siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan yang mempunyai kriteria informan
dalam penelitian ini yang berjumlah 15 informan. Interpretasi data dilakukan
secara bertahap mulai dari pengumpulan data, reduksi data hingga diperoleh
kesimpulan dan rekomendasi penelitian.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa siswa-siswi SMA Negeri 1
Medan sering melakukan berbelanja online karena adanya pengaruh endorse di
media sosial instagram. Pengaruh endorse yang pada saat ini sedang trend
menimbulkan keinginan untuk terus-menerus berkonsumsi. Hal ini juga didorong
oleh faktor ekonomi keluarga yang mendukung kegiatan konsumsi. Keadaan ini
juga akhirnya membuat anak remaja tersebut berbelanja bukan lagi karena
kebutuhan melainkan karena nilai tanda yang melekat pada barang tersebut. Oleh
karena itu siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan menunjukkan perilaku konsumtif.

Kata Kunci : Endorse, Anak Remaja, Instagram, Masyarakat Konsumen

ii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

Endorse is an action to support or agree to something. Currently Endorse


has popular on Instragram social media. Online shopping uses endorse services to
promote their product that will be consumed by the public. One of the problem
that faced today is the phenomenon of endorses that make many people online
shop, amid the teenagers who are targeted by the market. Through this research,
the researcher wants to know how the endorse phenomenon on instagram,
teenagers of Medan 1 Public High School as a consumer society.
This research is descriptive qualitative research and individuals as a
subject of research. The source of research determined by purposive procedure.
Data was collected using three methods they are Interview, observation, and
documentation. In conducting interviews, informants were students Medan 1
Public High School who had criteria in this study. The interpretation data was
done by face to face starting from data collection, data reduction, up to the result
of recommendation research and conclusion.
From the result that has been done found that the students Medan 1 Public
High School often online shop because of endorse phenomenon on instagram
social media. The Endorse phenomenon cause a desire to continue for shopping.
This is also supported by family economic factors. This situation makes teenagesr
shopping not for their necessity but for the value of the mark attached to the item.
Medan 1 Public High School showed consumptive
behavior.

Keywords : Endorse, Teenagers, Instagram, Consumer Society KATA

iii
Universitas Sumatera Utara
PENGANTAR

Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan ridho-

Media Sosial Instagram dalam Masyarakat Konsumen (Studi Deskriptif Anak

Remaja pada SMA Negeri 1 Medan). Penulisan skripsi ini diajukan untuk

memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dari Departemen

Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena

itu peneliti sangat berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat

membangun, sehingga peneliti dapat melakukan perbaikan untuk karya

selanjutnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

seluruh pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati, baik berupa ide, kritik,

saran, dukungan semangat, doa, bantuan moril maupun material sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis juga ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik. Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Harmona Daulay S.Sos M.Si, selaku Ketua Departemen Sosiologi

sekaligus dosen pembimbing yang sudah penulis anggap seperti Ibu sendiri.

iv
Universitas Sumatera Utara
Dosen pembimbing yang selalu memberikan nasehat, dukungan semangat, dan

tidak pernah bosan untuk mengingatkan segera selesaikan skripsi. Semoga

Allah selalu melindungi Ibu dan keluarga kapan pun dan dimana pun.

4. Bapak Drs. T. Ilham Saladin, M.SP, selaku Sekretaris Departemen Sosiologi

sekaligus Ketua Penguji yang selalu memberikan nasehat, motivasi, dan juga

gurauan kepada penulis. Semoga Allah membalas kebaikan hati Bapak.

5. Ibu Dra. Linda Elida M.Si, selaku Dosen Anggota Penguji yang telah banyak

memberikan arahan kepada penulis untuk menganalisis permasalahan

penelitian secara sosiologis, yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh

penulis. Semoga Allah membalas kebaikan hati Ibu.

6. Seluruh dosen dan asisten dosen Departemen Sosiologi, yang sudah berbagi

ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan. Tidak lupa pula staf pegawai

Departemen Sosiologi, Bang Abel dan Kak Ernita yang sudah selalu sabar

membantu penulis dalam mengurus perihal administrasi surat menyurat.

7. Terimakasih kepada Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Medan dan Wakil

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Medan (Bapak Sabar) atas bantuannya dalam

menyelesaikan tulisan ini.

8. Terimakasih kepada Orangtua Penulis, Bapak R.Hutagaol dan Ibu R.Siagian

atas dukungan, doa, dan selalu ada saat penulis butuhkan. Kepada adik-adik

Penulis Rusmana Hutagaol dan Aryado Hutagaol untuk dukungannya.

9. Terima kasih untuk Saudara terkasih tim DOUTY maaf tidak bisa sebutkan

satu-satu terimakasih untuk doa dan dukungannya.

v
Universitas Sumatera Utara
10. Teman-teman yang selalu menghibur penulis BLACKVELVET (Chindy

Siringo-ringo, Putri Sianipar, Sari Natalia, Tamara Tambunan) atas dukungan

dan supportnya.

11. Teman-

satu persatu, karena penulis merasa dekat dengan kalian semua, sehingga tidak

memungkinkan untuk menyebutkan kalian satu per satu, tetapi apapun itu

penulis sangat menyayangi kalian. Terima kasih untuk segala cerita dan

pengalaman yang telah kita lalui bersama. Semoga jalinan pertemanan kita

tidak pernah putus sampai kapanpun, dan dapat terus saling berkomunikasi.

12. Teman baik penulis tim PKL LBH, SIMARJARUNJUNG GBDK, GIRLS

SQUAD terimakasih untuk semangat dan doa yang senantiasa kalian berikan,

tidak akan pernah penulis lupakan.

13. Pihak-pihak yang telah memberikan doa dan semangat, yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih yang paling

dalam kepada kalian.

Akhir kata penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki

kekurangan baik dari segi materi maupun penyajiannya. Penulis mengharapkan

saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya. Terima kasih.

Medan, April 2019

Penulis,

vi
Universitas Sumatera Utara
Christy Nova Audina

Hutagaol

vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 14
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 14
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 14
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................. 14
14.2 Manfaat Praktis .............................................................................. 15
1.5 Definisi Konsep .......................................................................................... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................................... 19
2.1 Teori Masyarakat Konsumsi Jean P. Baudrillard ....................................... 19
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................................ 30
3.1 Jenis Penelitian............................................................................................ 30
3.2 Lokasi Penelitian ......................................................................................... 31
3.3 Unit Analisis ............................................................................................... 31
3.4 Informan ...................................................................................................... 32
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 33
3.6 Interpretasi Data .......................................................................................... 36
3.7 Keterbatasan Masalah ................................................................................. 37
BAB IV INTREPETASI DATA DAN HASIL PENELITIAN ......................................... 39
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian ....................................................................... 39
4.1.1 Sejarah SMA Negeri 1 Medan ....................................................... 39
4.1.2 Lokasi Peneitian ............................................................................. 40
4.1.3 Visi dan Misi SMA Negeri 1 Medan ............................................. 40
4.1.4 Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Medan .................................... 42
4.1.5 Fasilitas SMA Negeri 1 Medan...................................................... 39
4.2 Profil Informan............................................................................................ 47
4.3 Instagram dan Konsumsi............................................................................. 78
4.3.1 Penggunaan Instagram ................................................................... 82
4.3.2 Belanja Online di Instagram .......................................................... 86
4.4 Fenomena Endorse ...................................................................................... 95
4.4.1 Pengaruh Endorse dalam Berbelanja Online ................................. 101
4.5 Masyarakat Konsumsi ................................................................................. 106
4.6. Analisis Fenomena Endorse di Media Sosial Instagram dalam
Masyarakat Konsumen ............................................................................... 118
BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 125
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 125
5.2 Saran ........................................................................................................... 127

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Status Sosial Ekonomi Orangtua ...................................................................... 13


Tabel 4.1 Profil Informan ................................................................................................. 76
Tabel 4.2 Instagram .......................................................................................................... 79
Tabel 4.3 Penggunaan Instagram ...................................................................................... 85
Tabel 4.4 Berbelanja Online di Instagram ........................................................................ 88
Tabel 4.5 Budget dan Barang Belanja .............................................................................. 92
Tabel 4.6 Fenomena Endorse ............................................................................................ 98
Tabel 4.7 Pengaruh Endorse dalam Berbelanja Online .................................................... 103
Tabel 4.8 Keputusan Pembeliasn Barang ......................................................................... 109
Tabel 4.9 Nilai Guna ......................................................................................................... 114

ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 SMA Negeri 1 Medan ..................................................................................... 39


Gambar 4.2 Peta Lokasi SMA Negeri 1 Medan ................................................................. 40
Gambar 4.3 Fasilitas Pendukung di SMA Negeri 1 Medan................................................ 47

x
Universitas Sumatera Utara
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan kian pesatnya perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi, arus globalisasi juga semakin menyebar ke segenap penjuru dunia.

Penyebarannya berlangsung secara cepat dan meluas, tak terbatas pada negara-

negara maju. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dengan derasnya

arus globalisasi merupakan dua proses yang saling terkait satu sama lain.

Keduanya saling mendukung. Tak ada globalisasi tanpa kemajuan teknologi

informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

juga berjalan lambat jika masyarakat tidak berpikir secara global. Dalam konteks

itu, globalisasi menjadi sebuah fenomena yang tak terelakkan (Scholte, 2001).

Kehadiran internet pada era modern saat ini memberikan dampak yang

sangat besar bagi individu di seluruh dunia, salah satunya bagi masyarakat

Indonesia yang lebih tertarik menggunakan media baru yaitu media online

(internet) dengan alasan karena kecepatan yang dimiliki pada media internet ini

dapat membuat mereka dengan mudah berkomunikasi dan bertatap muka secara

tidak langsung dengan lawan bicara melalui berbagai macam aplikasi yang

ditawarkan.

Penggunaan internet di Indonesia telah tumbuh lebih dari 2 kali lipat sejak

5 tahun lalu. Pada saat ini, lebih dari 88 juta orang terkoneksi ke jaringan internet

1
Universitas Sumatera Utara
dengan proporsi sebagian besar berusia rentan 15-25 tahun (Techno.Id: 2015 yang

di askes pada tanggal 14/10/2018). Pernyataan ini sangat sesuai dengan yang

ditambahkan Johar Alam Rangkuti yang merupakan (Chairman of Internet Data

Center Indonesia: 2015 dalam Techno.Id) mengungkapkan Indonesia berada di

posisi nomor 7 terbesar pengguna internet di dunia dengan 82 juta pengguna aktif.

Hal ini bersamaan dengan pengumuman pengguna aktif tahun 2015

mencapai angka 400 juta ini merupakan prestasi bagi instagram yang sebelumnya

pada Desember 2014 lalu, mereka mencatat sudah memiliki 300 juta orang

pengguna aktif. Disebutkan juga bahwa 75 persen dari total jumlah penggunanya

adalah orang yang tinggal di luar Amerika Serikat. Para anggota baru instagram

sebagian besar berasal dari Eropa dan Asia, lebih spesifik lagi kebanyakan

anggota barunya berasal dari Indonesia, Jepang serta Brazil. (Kompas Tekno dari

The Next Web: 2015 yang di askes pada 15/10/2018).

Potensi pasar pengguna dunia maya (internet) di dunia terus mengalami

trend peningkatan, tak terkecuali di Indonesia. Jumlah pengguna internet di

Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, menurut survei yang

dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), selama kurun

waktu 16 tahun (2000-2015) pengguna internet di Indonesia meningkat dari 2 juta

menjadi 139 juta pengguna. Indonesia merupakan negara peringkat ketiga di Asia

untuk jumlah pengguna internet terbanyak. Mobilitas yang tinggi kini telah

didukung dengan perkembangan iDevice seperti smartphone, notebook maupun

tablet yang memungkinkan para pengguna internet mengakses internet kapan

dan dimana saja, hal ini kemudian melahirkan era media sosial.

2
Universitas Sumatera Utara
Banyaknya informasi di internet menjadi sumber informasi baru yang

menarik khalayak media massa untuk berpindah dari media massa lama (old

media) ke media massa baru (new media). New media memang suatu hal yang

selalu menarik untuk dibahas. Terutama new media dalam dunia online khususnya

media sosial. Pengguna media sosial saat ini sangat banyak, hampir semua

kalangan menggunakan media sosial baik dalam silaturahmi ataupun hal bisnis

(Evans, 2008:34).

Salah satu pemanfaatan internet di masyarakat modern adalah penggunaan

media sosial sebagai media online yang memungkinkan para penggunanya dengan

mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring

sosial, wiki, forum dan dunia virtual berbasis web yang mengubah komunikasi

menjadi dialog interaktif. Media sosial seperti Facebook, Twitter, Flickr, maupun

Instagram bukanlah hal yang asing lagi di Indonesia. Selain berfungsi sebagai

alat komunikasi, media sosial juga dianggap sebagai alat penyampaian informasi

yang efektif (Shimp 2003:189).

Salah satu media sosial yang digandrungi saat ini adalah media sosial

instagram. Banyaknya online shop yang muncul di instagram memunculkan

fenomena baru di kalangan masyarakat. Instagram dijadikan media dalam

mempromosikan maupun menjual produk. Beriklan atau promosi lewat instagram

bukan lagi hal yang mengherankan. Online shop pun secara terang-terangan

bersaing untuk mendapatkan followers dan perhatian pengguna instagram.

upakan

hal biasa yang ditemui lewat instagram. Instagram yang fungsinya khusus untuk

3
Universitas Sumatera Utara
postingan foto membuat kita lebih mudah untuk melihat gambar produk

(Bambang, dalam Ikhsan, 2018:4).

Seiring dengan peminat online shop di instagram yang semakin banyak,

saat ini muncul istilah endorsement yang menjadi trend pada pengguna instagram.

Endorse merupakan suatu cara untuk memprosomosikan produk sebuah online

shop dengan bekerja sama dengan orang yang memiliki banyak followers di

instagram. Orang-orang yang memiliki followers banyak biasanya dalah kalangan

artis, politikus, selebgram, atau orang biasa yang memiliki followers banyak.

Paling terlihat jelas bahwa endorse dilakukan dengan memanfaatkan para pelaku

seni, selebgram, juga anak-anak yang memiliki akun instagram dengan followers

banyak. Para pebisnis melihat banyaknya followers atau target endorse produk

mereka. Online shop mengirimkan barang kepada artis, lalu artis tersebut

mempromosikan dengan cara memasukkan foto produk tersebut ke instagramnya

(Hardirman, 2006:38).

Keunggulan media sosial instagram dibanding media sosial lain seperti

Facebook atau Twitter adalah dalam hal pemasaran secara online, instagram

merupakan aplikasi tidak berbayar yang mengedepankan keunggulan visualnya.

Selain itu, instagram juga memungkinkan penggunanya untuk mengambil foto

secara langsung dan berbagi di berbagai media sosial lainnya (Bambang,

2008:15).

Pengguna instagram di Indonesia setuju bahwa menggunakan akun

instagram untuk mengikuti akun-akun vendor seperti fashion icon maupun

online shop. (Survey pada 530 responden. www.id.techinasia.com diakses

4
Universitas Sumatera Utara
pada 14 Oktober 2018). Hal ini menunjukan antusiasme yang besar

masyarakat dalam menggunakan media sosial instagram sebagai media jual-beli

di Indonesia.

Pada dasarnya kegiatan jual beli sebuah produk tidak pernah lepas dari

kegiatan promosi dengan memanfaatkan media komunikasi massa baik itu media

cetak maupun media elektronik. Menurut Buchari Alma (2007: 179) promosi itu

adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon

konsumen tentang barang dan jasa. Bentuk kegiatan promosi yang biasa dilakukan

oleh para pemilik usaha yaitu berupa iklan dengan memanfaatkan media

komunikasi massa seperti media televisi, radio, dan media cetak. Namun saat ini

para pemilik usaha semakin cerdas dalam mempromosikan produknya salah

satunya melalui media sosial instagram. Strategi promosi yang belakangan ini

banyak dilakukan oleh para pemilik usaha online shop melalui media sosial

instagram adalah penggunaan endorse.

Awal mula berkembangnya online shop di Indonesia melalui media sosial

instagram, didukung oleh mobilitas yang tinggi dan teknologi yang semakin

berkembang melahirkan gadget berupa smartphone yang sangat memudahkan

orang dalam berinteraksi secara online. Penggunaan aplikasi media sosial

instagram sangat praktis, terutama keunggulannya yaitu berupa search engine

tools yang memungkinkan pengguna mencari informasi yang diinginkannya.

Dengan hashtag maupun atrficial type engine, pengguna dapat melakukan surfing

terhadap barang-barang yang dijual secara online dengan praktis. Melihat akan

efektivitas dan efisiensi dari media sosial dalam menjangkau konsumen membuat

5
Universitas Sumatera Utara
semua bisnis beralih ke promosi online. Banyak strategi yang dijalankan oleh

pelaku bisnis online dalam mempromosikan produknya di media sosial. contoh

salah satunya adalah promosi online di instagram atau yang dikenal dengan

endorse. Keuntungan yang di dapat tidak sedikit. Hanya dengan bermodalkan

smarthphone dapat menghemat biaya marketing konvensional dengan mampu

mendapat keuntungan yang menggiurkan, dan karena hal ini teknik endorsement

dalam bisnis di media sosial berkembang.

Pada mulanya, para endorser sebutan orang yang menerima endorsement

memberikan jasanya dengan bayaran berupa produk atau dengan kata lain

endorser adalah alat pendukung yang digunakan dalam periklanan untuk tujuan

pemasaran suatu produk. Dimana produk itu nantinya akan diiklankan di akun

sosial medianya. Sistem endorsement yang umum dipakai saat ini penjual

memberikan produk beserta caption, lalu endorser akan mengunggah foto saat

menggunakan produk tersebut dan ditambahi dengan berbagai catatan menarik

untuk dicitrakan sedemikian rupa agar memiliki daya tarik yang besar. (Sutisna,

2003:272) menjelaskan bahwa 24 penggunaan opinion leader biasanya cukup

efektif dalam pemasaran bagi konsumen. Manusia cenderung meniru apa yang

dilakukan oleh seseorang yang dianggap lebih dari dirinya. Penggunaan endorser

yang tepat sebagai pendukung sebuah iklan mampu mempengaruhi dan

mendapatkan perhatian konsumen atas pesan yang disampaikan dalam iklan.

Dalam perkembangannya saat ini, pola promosi para jasa endorser di media sosial

telah berubah. Kini, para endorser mematok tarif tertentu untuk setiap produknya.

6
Universitas Sumatera Utara
Efektivitas sistem endorsement yang praktis dan hasilnya yang cukup

memuaskan telah melahirkan fenomena baru, yaitu munculnya selebgram.

Selebriti endorser dalam instagram atau biasa dikenal dengan selebgram

merupakan sebutan bagi para mereka yang dipercaya untuk membawakan produk-

produk yang dijual secara online melalui akun instagram (Dyah,2014). Sehingga

mereka berlomba-lomba mempromosikan dirinya untuk menaikkan popularitas

agar di-endorse oleh pemilik online shop. Tak jarang ada yang sampai membeli

followers untuk menaikkan harga jual jasa mereka dikalangan pelaku usaha bisnis

online shop. Karena followers juga mempengaruhi hasil penjualan, apabila

followers endorser sesuai dengan segmen produk suatu online shop, maka

endorsement akan berhasil. Seiring dengan semakin menjamurnya sistem

endorsement, tak jarang membuat jasa endorse dari selebgram ataupun artis

ternama kian meningkat tarifnya. Hal ini membuat online shop pun harus

mengeluarkan uang cukup banyak demi produknya dipromosikan oleh sang

selebgram ataupun artisnya. (Kotler, 2008:215)

Menurut (Schiffman dan Kanuk, 2007:107) penggunaan peran artis atau

selebgram diyakini dapat membantu mencapai tujuan, karena peran artis atau

selebgram diyakini dapat mempengaruhi konsumen dengan menggunakan

popularitasnya. Penggunaan selebriti juga diyakini mempunyai daya tarik

tersendiri sehingga dapat mencuri perhatian para calon konsumen. Ada empat

peran selebriti yang dipaparkan dan dua diantaranya adalah endorse dan aktor.

Dimana endorse merupakan selebriti yang diminta untuk membintangi iklan

produk dimana dia secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut, sedangkan

7
Universitas Sumatera Utara
aktor diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merek tertentu terkait

dengan peran yang sedang ia bintangi dalam suatu program tayangan tertentu.

Keberadaan endorse yang kredibel sebagai juru komunikasi diyakini dapat

mengangkat brand awareness dan menumbuhkan minat beli, sehingga

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Pada tahap keputusan pembelian,

konsumen membentuk preferensi atas produk-produk yang ada dalam kumpulan

pilihan. Selanjutnya konsumen membuat keputusan untuk membeli produk yang

telah dipilih melalui berbagai pertimbangan (Kotler dan Keller, 2009:235).

Kegiatan endorse di media sosial instagram sangat penting untuk

memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan produk-produk yang

mereka pakai. Selain itu, hal ini memberikan dampak yang positif terhadap usaha

online shop untuk lebih meningkatkan usahanya. Sehingga, meskipun produk

yang dijual oleh online shop di instagram tidak memiliki brand image yang kuat,

konsumen bisa yakin dan percaya akan produk pakaian yang di bawakan oleh si

endorser.

Adanya endorse di instagram selain dapat memberikan informasi dan

rekomendasi, juga sangat memudahkan pengguna instagram yang telah mengikuti

salah satu artis atau selebgram yang menjadi endorser suatu produk dalam

menentukan alternatif maupun penawaran harga yang terbaik. Bagi perusahaan,

endorse ini diharapkan mampu meningkatkan penjualan perusahaan online shop

yang menjual melalui media sosial instagram dan membawa konsumen kepada

proses keputusan pembelian sampai pada akhirnya memutuskan untuk membeli

atau tidak membeli. Proses pengambilan keputusan sebelum membeli suatu

8
Universitas Sumatera Utara
produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan

pemilihan produk atau jasa tersebut. Evaluasi dan pemilihan yang digunakan

akan menghasilkan suatu keputusan. Pengambilan keputusan sendiri merupakan

sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu pengenalan kebutuhan,

pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca

pembelian (Kottler, 2009:222).

Dengan berada di rumah ataupun di kantor kita sudah bisa membeli barang

dengan online shop. Endorse yang dilakukan artis atau selebgram dari pihak

online shop di instagram biasanya membuat konsumen tertarik untuk

membelinya. Dimana ada tiga faktor yang mempengaruhi konsumen untuk

membeli barang tersebut adalah, daya tarik fisik dari artis atau selebgram yang

melakukan endorse dan bagaimana reputasi artis atau selebgram tersebut.

Kemudian artis atau selebgram tersebut merupakan membuat konsumen dapat

percaya akan online shop yang sedang dipromosikan dan yang terakhir adanya

keahlihan. Hal itu menjadikan suatu pertimbangan bagi konsumen untuk membeli

suatu barang. (Shimp, 2003)

Keputusan pembelian yang didominasi oleh faktor emosi menyebabkan

timbulnya pola masyarakat konsumsi. Hal ini dapat dibuktikan dalam membeli

sesuatu yang belum tentu menjadi kebutuhannya serta bukan menjadi prioritas

utama dan menimbulkan pemborosan. Remaja dalam masa peralihan dari masa

kanak-kanak dengan suasana hidup penuh ketergantungan pada orang tua menuju

masa dewasa yang bebas, mandiri dan matang. Termasuk bagaimana individu

menampilkan diri secara fisik, hal ini agar sesuai dengan komunitas mereka atau

9
Universitas Sumatera Utara
bisa juga dengan pengaruh iklan, karena akan timbul keinginan untuk berbelanja

seperti halnya iklan yang ditayangkan di televisi (Shaffatallah, 2012: 12).

Kecenderungan masyarakat konsumsi dibentuk oleh banyak faktor,

diantaranya menurut Dittmann (dalam Fransisca, 2005: 176) yaitu media iklan.

Iklan merupakan pesan yang menawarkan sebuah produk yang ditujukan kepada

khalayak lewat suatu media yang bertujuan untuk mempersuasi masyarakat untuk

melakukan suatu tindakan memakai produk yang ditawarkan. Banyak iklan yang

menggambarkan seseorang yang tidak percaya diri hingga akhirnya menjadi luar

biasa percaya diri setelah menggunakan suatu produk (terutama iklan-iklan

kosmetik dan perawatan tubuh). Biasanya orang yang mengalami kenaikan status

sosial akan cenderung sangat konsumtif untuk menyesuaikan dengan statusnya

yang baru atau untuk tampil lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan "level"

barunya. Ada juga orang yang menggunakan barang-barang bermerk untuk

menutupi ketidakpercayaan diri akan fisiknya. Orang yang seperti itu maka akan

cenderung berperilaku konsumtif karena kurang kepercayaan dalam dirinya.

Banyak produk-produk yang ditawarkan dalam proses endorse yang

dilakukan oleh artis atau selebgram. Produk-produk tersebut bukan barang yang

dapat memuaskan kebutuhan seseorang melainkan memuaskan kesenangan

seseorang. Tertarik dengan barang tersebut dikarenakan mau sama memiliki

barang dengan selebgram atau artis demi kesenangannya makanya konsumen

membeli barang tersebut. Hal itu membuat hidup manusia yang dikendalikan dan

didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata.

Hal itu terjadi tidak melihat usia, jenis kelamin dan pekerjaan. Mereka bisa dari

10
Universitas Sumatera Utara
anak-anak, remaja, dewasa bahkan orang tua. Namun dari beberapa penelitian

yang cenderung lebih sering melakukan hal itu khususnya pada anak remaja dan

dewasa. (Fitria, 2015: 122)

Masyarakat konsumsi pada remaja sebenarnya dapat di mengerti bila

melihat usia remaja sebaga usia peralihan dalam mencari identitas diri. Remaja

ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari

lingkungan itu. Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain

yang sebaya itu menyebabkan remaja berusaha untuk mengikuti berbagai atribut

yang sedang trend. Apa yang dikenakan oleh seorang artis yang menjadi idola

para remaja menjadi lebih penting (untuk ditiru) dibandingkan dengan kerja keras

dan usaha yang dilakukan artis idolanya itu untuk sampai pada kepopulerannya

(Tambunan, 2001: 1).

Kegiatan berbelanja online melalui endorse di media sosial instagram ini

menjadi hal keseharian dan dapat dikatakan merupakan suatu fenomena yang

banyak melanda kehidupan masyarakat. Dalam hal ini peneliti ingin mengkaji

sejauh mana fenomena endorse di media sosial instagram dalam masyarakat

konsumen di kalangan anak remaja. Fenomena ini menarik untuk diteliti

mengingat masyarakat konsumen juga banyak melanda kehidupan remaja yang

sebenarnya belum memiliki kemampuan finansial untuk memenuhi kebutuhannya.

Remaja memang sering dijadikan target pemasaran berbagai produk industri,

antara lain karena karakteristik mereka yang labil, spesifik dan mudah dipengaruhi

sehingga akhirnya mendorong munculnya berbagai gejala dalam perilaku

membeli yang tidak wajar. Membeli dalam hal ini tidak lagi dilakukan karena

11
Universitas Sumatera Utara
produk tersebut memang tidak mengikuti arus mode, hanya ingin mencoba produk

baru, ingin memperoleh pengakuan sosial dan sebagainya (Gunita, 2006:1).

Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,

menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah

penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum

menikah (www.depkes.go.id, diakses pada 14/10/18).

Sekolah Mengah Atas Negeri (SMAN) 1 Medan merupakan salah satu

sekolah negeri di kota Medan yang mempunyai siswa-siswi yang memiliki umur

yang sesuai dengan kategori anak remaja menurut WHO dan BKKBN. Sekolah

tersebut terdiri dari 79 Guru, 565 siswa Laki-laki, dan 801 siswi Perempuan

(sekolah.data.kemendikbud.go.id). Peneliti menganggap sekolah ini sudah cukup

relevan untuk dikaji fenomena endorse di media sosial instagram dalam

masyarakat konsumen dikalangan siswanya karena sejauh pengamatan peneliti,

pelajar di sekolah tersebut sudah mewakili anak remaja yang merupakan suatu

target pemasaran berbagai produk industri dalam masyarakat konsumen dan para

siswa-siswi sekolah menengah atas ini banyak menggunakan media sosial

instagram. Masyarakat konsumen juga di dorong dengan adanya peluang dan

modal yang dapat mendukung untuk bisa mengonsumsi suatu barang. Sehingga

status sosial ekonomi orangtua yang tinggi bagi siswa-siswi dapat mendorong

adanya pola masyarakat konsumen sehingga anak remaja mampu berbelanja.

Berikut adalah status sosial ekonomi orangtua siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan :

12
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1
Status Sosial Ekonomui Orangtua

Nominal Jumlah

Tidak Berpenghasilan 33

<Rp499.999, 3

Rp500.000 Rp999.999, 13

Rp1.000.000 Rp1.999.999, 60

Rp2.000.000 Rp4.999.999, 389

Rp5.000.000 Rp20.000.000, 699

>Rp20.000.000, 56

Sumber : KTU SMA Negeri 1 Medan, 2018

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa sebanyak 51,1% dengan status

sosial ekonomi menengah ke atas. Menurut (Mangkunegara, 2002) status sosial

ekonomi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya

masyarakat konsumen. Karena hal ini peneliti secara lebih lanjut ingin menelisik

secara lebih mendalam dan memahami pola masyarakat konsumen pada siswa-

siswi SMA Negeri 1 Medan.

13
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah pertanyaan dalam penelitian yang berkaitan

dengan topik atau judul penelitian. Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam

endorse dalam di media sosial instagram dalam masyarakat konsumen anak

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ialah pernyataan mengenai apa yang hendak dicapai.

Usman dan Purnomo (2009:30) menyatakan bahwa tujuan penelitian dicantumkan

dengan maksud agar kita maupun pihak lain yang membaca dapat mengetahui

dengan pasti apa tujuan penelitian yang sesungguhnya. Tujuan dilakukannya

penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana fenomena endorse di media

sosial instagram dalam masyarakat konsumen anak remaja di SMAN 1 Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan ilmiah bagi

mahasiswa ilmu sosial khususnya mahasiswa jurusan Sosiologi. Serta penelitian

ini dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah bahan referensi dalam

wawasan kajian di bidang sosiologi post modern.

14
Universitas Sumatera Utara
1.4.2 Manfaat Praktis

Adapun yang menjadi manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagi

berikut:

1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi peneliti berikutnya

yang ingin mengkaji lebih dalam tentang fenomena endorse di tengah

masyarakat konsumen terkhusus bagi anak remaja.

2) Hasil ini juga diharapkan dapat bermanfaat kepada orangtua yang menjadi

sosialisasi pertama bagi anak remaja dalam pembentukan karakter untuk

mengendalikan diri dan pihak sekolah dalam memberikan edukasi di sekolah

dalam mengatur keuangan dan dampak dari perilaku konsumtif tersebut.

1.5 Definisi Konsep

Dalam sebuah penelitian ilmiah, defenisi konsep sangat diperlukan untuk

mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep adalah defenisi abstrak

mengenai gejala atau realita atau suatu pengertian yang nantinya akan

menjelaskan suatu gejala (Suyanto & Sutinah, 2005:49). Selain itu, konsep juga

berfungsi sebagai panduan bagi peneliti untuk menindaklanjuti penelitian tersebut

serta menghindari timbulnya kekacauan akibat kesalahan tafsir dalam penelitian.

Adapun konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Endorse

Pada dasarnya kata endorse berasal dari kata endorsement yang artinya

adalah sebuah tindakan mendukung (support) atau setuju terhadap sesuatu.

15
Universitas Sumatera Utara
Endorse menurut Terence A. Shimp (2003:329) adalah pendukung iklan atau yang

dikenal juga sebagai bintang iklan dalam mendukung iklan produknya. Shimp

juga membagi endorser dalam 2 (dua) jenis, yaitu : Typical-Person Endorser

adalah orang-orang biasa yang tidak terkenal untuk mengiklankan suatu produk.

Celebrity Endorser adalah penggunaan orang terkenal (Public Figure) dalam

mendukung suatu iklan. Barang endorse yang dilakukan sangat banyak.

Banyaknya endorse yang dilakukan di media sosial instagram, membuat peneliti

merasa perlu membatasi endorse yang akan diteliti adalah endorse produk

fashion,skin care, sepatu dan alat make up.

2. Media Sosial

Menurut Wikipedia media sosial adalah sebuah media daring, dengan para

penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi

meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual (Wikipedia. 2011.

Pengertian Media Sosial. https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial, diakeses

pada 14/10/2018). Para pengguna media sosial atau bisa juga disebut dengan user

ini bisa melakukan komunikasi atau interaksi, berkirim pesan, baik pesan teks,

gambar, audio hingga video, saling berbagi atau sharing, dan juga membangun

jaringan atau net working. Contoh media sosial sendiri yang hingga saat ini paling

umum digunakan adalah blog, wiki dan juga jejaring sosial. Media sosial yang

digunakan dalam penelitian ini adalah media sosial instagram.

3. Instagram

16
Universitas Sumatera Utara
Menurut Miliza Ghazali instagram adalah sebuah aplikasi sosial yang populer

dalam kalangan pengguna telefon pintar (Smartphone). Nama instagram diambil

Miliza

Ghazali, 2016:8). Jadi instagram merupakan gabungan dari kata Instan-Telegram.

Dari penggunaan kata tersebut dapat diartikan sebagai aplikasi untuk

mengirimkan informasi dengan cepat, yakni dalam bentuk foto yang berupa

mengelola foto, mengedit foto, dan berbagi (Share) ke jejaring sosial yang lain.

Dalam penelitian ini peneliti berfokus pada endorse yang dilakukan di media

sosial instagram.

4. Masyarakat Konsumen

Menurut Baudrillard masyarakat konsumen adalah masyarakat terus menerus

berkonsumsi. Namun konsumsi yang dilakukan bukan lagi hanya sekedar kegiatan

yang berasal dari produksi. Masyarakat konsumen tidak lagi mengkonsumsi objek

berdasarkan nilai tukar atau nilai guna, melainkan karena nilai tanda atau simbolis

yang sifatnya abstrak dan terkonstruksi (Ritzer, 2006). Dalam penelitian ini

penulis berfokus pada masyarakat konsumen di kalangan remaja. Dimana pada

kalangan remaja yang sering melakukan kegiatan berbelanja, dan barang yang

dibeli bukan menjadi suatu kebutuhan. Seharusnya remaja yang kegiatannya

merupakan belajar tetapi dialihkan dengan kegiatan berbelanja online yang

berlebihan.

5. Anak Remaja

17
Universitas Sumatera Utara
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 hingga 19

tahun. Masa remaja itu diasosiasikan dengan masa transisi dari anak-anak menuju

dewasa. Masa ini merupakan periode persiapan menuju dewasa yang akan

melewati beberapa tahapan perkembangan penting dalam hidup. Selain

kematangan fisik dan seksual, remaja juga mengalami tahapan menuju

kemandirian sosial dan ekonomi, membangun identitas, akuisisi kemampuan

untuk kehidupan masa dewasa serta kemampuan bernegosiasi. (WHO, 2015).

Dalam penelitian ini dilakukan kepada siswa-siwi SMAN 1 Medan yang

mempunyai rentan usia yang hampir sama dengan anak remaja yang dipaparkan

menurut WHO. Dalam penelitian ini rentan usianya adalah 15-18 tahun. Remaja

merupakan obyek yang menarik untuk diminati oleh para ahli pemasaran.

Kelompok usia remaja adalah salah satu pasar yang potensial bagi produsen.

Alasannya antara lain karena pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja.

Di samping itu, remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan

teman, tidak realistis dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya

(Tambunan, 2001:1).

18
Universitas Sumatera Utara
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Masyarakat Konsumsi Jean P. Baudrillard

Baudrillard adalah salah seorang filsuf postmodern, yang mencoba

menganalisis masyarakat konsumeris (consumer society) dalam relasinya dengan

sistem tanda (sign value). Menurutnya, tanda menjadi salah satu elemen penting

dalam masyarakat konsumeris saat ini. Baudrillard menyatakan bahwa konsumsi

yang terjadi sekarang ini telah menjadi konsumsi tanda. Tindakan konsumsi suatu

barang dan jasa tidak lagi berdasarkan pada kegunaannya melainkan lebih

mengutamakan pada tanda dan symbol yang melekat pada barang dan jasa itu

sendiri. (Murti, 2005:38)

Jean Baudrillard meradikalkan konsep tentang konsumsi ini dengan

menghubungkannya dengan kapitalisme global dan media massa yang selalu

menciptakan dan menyebarkan tanda-tanda untuk dikonsumsi oleh masyarakat

konsumen. Bagi Baudrillard, konsumsi diradikalkan menjadi konsumsi tanda.

Menurutnya masyarakat konsumen tidak lagi terikat oleh suatu moralitas dan

kebiasaan yang selama ini dipegangnya. Mereka kini hidup dalam suatu

kebudayaan baru, suatu kebudayaan yang melihat eksistensi diri mereka dari segi

banyaknya tanda yang dikonsumsi. Dalam masyarakat seperti ini, konsumsi tidak

lagi dilihat sebagai suatu kegiatan menghabiskan obyek, tetapi merupakan relasi

di antara obyek atau sebagai suatu tindakan sistematis untuk memanipulasi benda

(Baudrillard, 1997: 200).

19
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat pun pada akhirnya hanya mengonsumsi citra yang melekat

pada barang tersebut (bukan lagi pada kegunaannya) sehingga masyarakat sebagai

konsumen tidak pernah merasa puas dan akan memicu terjadinya konsumsi secara

terus menerus, karena kehidupan sehari-hari setiap individu dapat terlihat dari

kegiatan konsumsinya, barang dan jasa yang dibeli dan dipakai oleh setiap

individu, yang juga didasarkan pada citraan-citraan yang diberikan dari produk

tersebut.

Bagi Baudrillard, konsumsi bukan sekedar nafsu untuk membeli begitu banyak

komoditas, satu fungsi kenikmatan, satu fungsi individual, pembebasan

kebutuhan, pemuasan diri, kekayaan atau konsumsi objek. Konsumsi berada

panoply

kode, tanda; satu sistem komunikasi (seperti bahasa); satu sistem pertukaran

(seperti kekerabatan primitif). (Ritzer, dalam Pawanti, 2013: 3)

Teori konsumsi Baudrillard, mengatakan bahwa masyarakat konsumeris pada

masa sekarang tidak didasarkan kepada kelasnya tetapi pada kemampuan

konsumsinya. Siapapun bisa menjadi bagian dari kelompok apapun jika sanggup

mengikuti pola konsumsi kelompok tersebut. Bagi Baudrillard, konsumsi bukan

sekedar nafsu untuk membeli begitu banyak komoditas, satu fungsi kenikmatan,

satu fungsi individual, pembebasan kebutuhan, pemuasan diri, kekayaan, atau

konsumsi objek. Tapi konsumsi menurut Baudrillard adalah tindakan sistematis

dalam memanipulasi tanda, dan untuk menjadi objek konsumsi, objek harus

mengandung atau bahkan menjadi tanda. (Ritzer, dalam Pawanti, 2013: 3)

20
Universitas Sumatera Utara
Menurut teori Baudrillard, kini logika konsumsi masyarakat bukan lagi

berdasarkan use value atau exchange value melainkan hadir nilai baru yang

symbolic value g tidak lagi mengkonsumsi objek

berdasarkan nilai tukar atau nilai guna, melainkan karena nilai tanda atau simbolis

yang sifatnya abstrak dan terkonstruksi. Hal ini disebabkan karena beberapa

bagian dari tawaran iklan justru menafikan kebutuhan konsumen akan keunggulan

produk, melainkan dengan menyerang rasa sombong tersembunyi dalam diri

manusia, produk ditawarkan sebagai simbol prestise dan gaya hidup mewah yang

menumbuhkan rasa bangga yang klise dalam diri pemakaiannya. (Ritzer, 2006)

Konsumsi menurut Baudrillard memegang peranan penting dalam hidup

manusia. Konsumsi membuat manusia tidak berusaha mendapatkan persamaan,

dan tidak adanya intensitas untuk melakukan homogenisasi manusia justru

melakukan diferensiasi (perbedaan) yang menjadi acuan dalam gaya dan nilai,

bukan kebutuhan ekonomi (Lechte, 2001:354). Hal inilah yang terjadi pada

masyarakat kita saat ini. Masyarakat seperti ini disebut Baudrillard sebagai

masyarakat konsumeris.

Baudrillard berpendapat bahwa tidak ada yang disebut dengan masyarakat

berkecukupan semua masyarakat mengombinasikan akses struktural dan kefakiran

struktural. Alih-alih masyarakat berkecukupan, Baudrillard berpendapat bahwa

tidak semakin mendekatkan kita kepada masyarakat berkecukupan. Adapun yang

dikatakan ideologi pertumbuhan pada hakekatnya menghasilkan dua hal yakni

kemakmuran dan kemiskinan. Kemakmuran ialah bagi kaum kapitalis yang

21
Universitas Sumatera Utara
memiliki modal dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidup, sedangkan

kemiskinan ialah bagi kaum proletar yang tidak memiliki modal dalam memenuhi

kebutuhan hidup. Sehingga pada kenyataannya, pertumbuhan menjadi salah satu

alat untuk membatasi ruang gerak dan hal tersebutlah yang membuat ideologi

pertumbuhan sengaja dilanggengkan untuk menjaga sistem.

Menurut Jean Baudrillard pertumbuhan adalah fungsi kemiskinan.

Menurutnya kebutuhan manusia akan selalu melampaui produksi barang.

Masalah ini terletak pada hubungan sosial atau dalam logika sosial yang mana

manusia tidak hanya mengkonsumsi barang saja, tetapi juga mengkonsumsi jasa

manusia dan hubungan antar manusia. Menurut Jean Baudrillard hal ini tidak

dapat diatasi oleh adanya peningkatan produksi yang disertai inovasi kekuatan

produksi maupun adanya peningkatan daya beli, akan tetapi solusi dalam

mengatasi masalah ini adanya adanya perubahan yang dilakukan dalam hubungan

sosial dan dalam logika sosial. Kenyataan yang ada menurut Baudrillard,

masyarakat melakukan konsumsi untuk membuktikan bahwa mereka ada.

(Baudrillard, 2004:19)

Dalam pemikiran Baudrillard, gaya hidup konsumsi dalam masyarakat

konsumen ini tercipta karena perubahan fokus perhatian dalam kapitalisme itu

sendiri, di mana manajemen produksi dalam kapitalisme klasik telah digantikan

menjadi manajemen konsum mode of

production mode of consumption

dikendalikan sepenuhnya oleh teknik pemasaran yang menguasai seluruh

kesadaran masyarakat konsumen. Khususnya yang menyangkut diferensiasi diri.

22
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian, masyarakat konsumen akan melihat identitas diri ataupun

kebebasan mereka sebagai kebebasan memproyeksikan keinginan pada barang-

barang industri (Baudrillard, 1997: 185-186). Konsumsi dipandang sebagai usaha

masyarakat untuk merebut makna-makna sosial atau posisi sosial. Relasi bukan

lagi terjadi antara manusia, tetapi antara manusia dengan benda-benda konsumsi.

Masyarakat yang telah menjadi masyarakat konsumen akan melihat iklan

(advertising) sebagai guru dan teladan moral yang harus diikuti. Karena iklan

yang adalah ujung tombak kapitalisme sebagai guru dan teladan moralitas, maka

moralitas yang berkembang dalam masyarakat adalah moralitas hedonis

(Baudrillard, 1997: 185). Oleh Baudrillard, moralitas hedonis yang

mengedepankan individualisme ini dihubungkan dengan masyarakat konsumen,

yang pasif dan mendasarkan identitasnya pada tanda yang berada di belakang

barang komoditi yang dikonsumsinya. Hal ini tentunya menjadi mungkin karena

dalam kapitalisme global kegiatan produksi sudah bergeser dari penciptaan barang

konsumsi, ke penciptaan tanda (Baudrillard, 1998: 72-75). Atau dengan kata lain

berada di belakang penyebaran kapitalisme dengan menciptakan dan sekaligus

menyebarluaskan berbagai tanda yang referensi atau maknanya tidak ada

(Baudrillard, 1998: 78). Manajemen konsumsi kapitalisme global memfokuskan

diri pada usaha-usaha mempengaruhi konsumen secara individual. Kepada tiap

individu, lewat produk yang ditawarkan melalui media, produser menjanjikan

berbagai hal yang berhubungan langsung dengan kepribadian individu, seperti

pemenuhan diri, kesenangan, kelimpahan, dan tentu saja prestise yang akan

23
Universitas Sumatera Utara
didapatnya kalau individu itu mengkonsumsi komoditi yang mereka tawarkan

(Baudrillard, 1998: 82).

Konsumsi adalah sebuah ideologi dan sebuah sistem komunikasi, dan dapat

dipandang sebagai eksklusivitas kenikmatan. Dalam hal ini, kenikmatan bukanlah

tujuan dari konsumsi, melainkan hanya sekedar rasionalisasi. Tujuan sebenarnya

adalah untuk memberi sokongan terhadap sistem obyek. Produksi dan konsumsi

adalah satu dan proses logis yang sama dalam pengembangan reproduksi

kekuatan-kekuatan produktif dan kontrol mereka. (Baudrillard, 2004:22)

2.2 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini penulis mencantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu

yang relevan dengan masalah yang diteliti. Penelitian tersebut berfungsi sebagai

referensi, perbandingan maupun sebagai dasar pemilihan topik. Masing-masing

penelitian tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Melita Fitria (2018) yang berjudul

Dampak Online shop Di Instagram Dalam Perubahan Gaya Hidup

Konsumtif Perempuan Shopaholic Di Samarinda. Dalam hasil penelitian

dapat disimpulkan adanya perubahan gaya hidup perempuan ke arah yang

konsumtif dalam menggunakan sebuah produk atau barang dan jasa. Hal

ini didasari adanya keinginan yang tinggi baik dalam menunjang

penampilan agar dapat memberikan simbol status agar terlihat lebih trend

atau tidak ketinggalan zaman dimata orang lain. Mereka juga mengakui

saat ini lebih senang berbelanja melalui online shop di instagram,

24
Universitas Sumatera Utara
meskipun sebelumnya mereka pernah berbelanja online melalui media lain

sepeti Facebook, Twitter, dan Blackberry Messengger namun tidak

sesering seperti sekarang ini yang berbelanja online melalui Instagram

secara berlebihan. Hasil penelitian juga menjelaskan bahwa para

perempuan biasa membeli barang-barang seperti baju, hijab, tas, sepatu,

kosmetik dan aksesoris di online shop instagram atas dasar demi

mendukung penampilan agar terlihat cantik dan menarik, memenuhi gaya

hidup yang lebih trend dan masa kini, lalu membeli produk tersebut karena

munculnya penilaian bahwa produk yang bagus ataupun produk dengan

harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi. Mereka

mengatakan bahwa produk yang dibeli secara online selama ini merupakan

kebutuhan utama mereka untuk menjaga penampilan mereka. Namun

dalam kenyataannya tanpa disadari menjadi cenderung berlebihan dan

merupakan penjabaran dari pemahaman teori perilaku konsumtif.

Pembahasan hasil penelitian ini dapat disimpulkan secara singkat yaitu

terjadinya perubahan perilaku atau gaya hidup konsumtif yang mengikuti

perkembangan zaman, dimana para perempuan ini menggunakan sebuah

media sosial instagram untuk memenuhi kebutuhannya, membeli berbagai

macam barang dengan jumlah yang berlebihan dan bukan atas dasar

kebutuhan utama melainkan atas dasar pemenuhan keinginan, kepuasan,

dan kesenangan semata untuk mendukung penampilan keseharian mereka.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Maulidar (2017) yang berjudul Peran

Celebgram Endorser Dalam Proses Pengambilan Keputusan Membeli

25
Universitas Sumatera Utara
Pakaian Wanita Di Instagram Pada Mahasiswi Universitas Syiah Kuala.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, peran celebgram

endorser berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan membeli,

dimana celebgram endorser berperan dalam setiap urutan dalam proses

pengambilan keputusan yang terjadi pada mahasiswi Unsyiah. Peran

celebgram endorser berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan

membeli pakaian wanita di instagram. Peran yang dilakukan oleh

celebgram endorser dalam mempromosikan produk yaitu memberikan

kesaksian (testimonial), memberikan dorongan (endorsement), dan sebagai

aktor dalam iklan. Satu peran yang tidak dilakukan oleh celebgram

endorser yaitu sebagai juru bicara perusahaan dalam melakukan media

relasi. Menggunakan media sosial instagram dan menggunakan celebgram

endorser sangat efektif dalam mempromosikan produk apalagi dikemas

dengan baik sehingga memberikan visualisasi yang menarik bagi

konsumen. Dengan adanya promosi yang kreatif melalui penggunaan

celebgram endorser ini, memudahkan konsumen dalam mencari online

shop yang kredibel dan dapat dipercaya dengan semakin menjamurnya

online shop-online shop yang ada di instagram.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Sinta Cahyani Novitasari (2018) yang

berjudul Endorsement Dan Selebgram (Studi Deskriptif Gaya Hidup

Budaya Populer Pada Mahasiswi Di USU). Berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan maka terjawablah pertayaan penelitian gaya hidup

baru mahasiswa/i Universitas Sumatera Utara. Pertama, pandangan

26
Universitas Sumatera Utara
mahasiswi USU terhadap pola gaya hidup endorsement sebagai ajang

mampu tidaknya memanfaatkan sosial media zaman sekarang dan

selebgram terkenal sebagai sosok yang sangat sosialita serta modis

menjadi endorsement mampu menaikan tingkat kepercayaan diri dan

merubah kepribadian yang humble, terlihat kebiasaan dan ketertarikan

mahasiswi sekarang menggunakan instagram, endorsement menjadi

kegiatan yang baru yang terjadi oleh mahasiswi, postingan foto dijadikan

suatu hal untuk meningkatkan daya tarik produsen untuk menawarkan

produknya untuk di endorse. Gaya hidup endorsement ini sangat banyak

diminati mahasiswi yang ingin terkenal di sosial media dan kebanyakan

dari mereka menghalalkan segala cara demi kelihatan cantik dan menjadi

pusat perhatian di lingkunganya Kedua, sebuah fakta bahwa dampak

terhadap citra perempuan endorsement di USU. Kebanyakan mahasiswi

yang endorsement adalah wanita suatu objek yang mampu menarik

konsumen untuk membeli suatu produk karena body dan kecantikan pada

wanita, dalam endorsement memiliki pandangan positif dan negatif

terhadap endorsement tergantung mahasiswi menyikapinya kedua dampak

tersebut, bahkan selebgram endorsement ini mahasiswi dapat

menghasilkan uang dan bisa menutupi kebutuhan hidupnya serta

memnggunakan uang untuk mempercantik diri, tetapi terkadang

mahasiswi yang terobsesi ingin menjadi selebgram endorsement dan

populer mereka rela mengambil jalan pintas yang mampu membahayakan

diri mereka yaitu dengan suntik putih tubuh dan perawatan wajah ke

27
Universitas Sumatera Utara
dokter yang berlebihan, dan bahkan mereka berlomba-lomba untuk tampil

cantik dari yang lain. Dari penelitian di atas disimpulkan bahwa peneliti

tersebut berfokus pada citra perempuan sebagai pelaku endorsement dan

bagaimana pelaku tersebut menghasilkan uang dari endorsement yang

dilakukannya. Sedangkan pada penelitian ini akan berfokus pada peran

endorse di media sosial instagram dalam membangun anak remaja

berperilaku konsumtif.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Endang Dwi Astuti (2013) yang berjudul

Perilaku Konsumtif Dalam Membeli Barang Pada Ibu Rumah Tangga Di

Kota Samarinda. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa

mereka melakukan pembelian barang berdasarkan atas dasar kesukaan dan

ketertarikan terhadap model barang yang terlihat menarik. Melakukan

pembelian barang tanpa adanya perencanaan, membeli barang atas

pertimbangan harga serta tidak mempertimbangkan manfaat maupun

kegunaan. Membeli barang dengan harga yang mahal atau barang dengan

merek ternama akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi, membeli

barang dengan jenis sama namun dari merek yang berbeda, membeli

barang demi menjaga penampilan diri dan gengsi, serta membeli barang

untuk menjaga simbol status. Perilaku konsumtif merupakan

kecenderungan individu untuk membeli atau mengkonsumsi barang-

barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan serta tidak

didasarkan atas pertimbangan yang rasional dimana dalam membeli suatu

barang individu lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan.

28
Universitas Sumatera Utara
Apabila perilaku tersebut terus dilakukan tanpa ada pemikiran panjang

maka akan berakibat terjadinya tindakan pemborosan dimana seseorang

yang memiliki keluarga harus terlebih dahulu mementingkan kebutuhan

keluarga maupun kebutuhan rumah tangganya.

29
Universitas Sumatera Utara
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penlitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Menurut Suyanto & Sutinah (2005:166), pendekatan kualitatif adalah pendekatan

untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang dianggap berasal dari masalah

sosial atau kemanusiaan oleh sejumlah individu atau sekelompok orang.

Penelitian kualitatif sangat memperhatikan proses, peristiwa, dan otentisitas. Nilai

peneliti bersifat eksplisit dalam situasi yang terbatas dan melibatkan subyek

dengan jumlah yang relatif sedikit. Peneliti kualitatif biasanya terlibat dalam

interaksi dengan realitas yang ditelitinya. Peneliti kualitatif menjalin interaksi

secara intens dengan objek penelitiannya.

Peneliti memilih penelitian deskriptif karena penelitian yang memiliki tujuan

untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau

kelompok tertentu di lokasi penelitian (Idrus, 2009:24). Peneliti berusaha

menggali, mengidentifikasi, memetakan dan menjelaskan berbagai kondisi terkait

fenomena endorse di media sosial instagram dalam masyarakat konsumen anak

remaja.

30
Universitas Sumatera Utara
3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Medan, Jalan Cik Ditiro No 01,

Madras Hulu, Medan Polonia, Kota Medan. Alasan peniliti memilih lokasi

penelitian ini yaitu :

1) Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Medan merupakan salah satu

sekolah negeri di kota Medan yang memiliki jumlah siswa yang banyak.

2) Berdasarkan dari observasi awal siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan rata-

rata menggunakan akun media sosial instagram.

3) Berdasarkan dari observasi peneliti bahwa siswa-siswi SMA Negeri 1

Medan rata-rata memiliki kelas sosial ekonomi yang tinggi, peluang

menjadi bagian masyarakat konsumen karena adanya dorongan ekonomi

yang tinggi.

3.3 Unit Analisis

Unit analisis adalah keseluruhan unsur yang menjadi fokus penelitian

(Bungin, 2008:266). Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang

diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Dalam pengertian yang lain, unit

analisis diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan fokus atau komponen

yang diteliti. Unit analisis ini dilakukan oleh peneliti agar validitas dan reabilitas

penelitian dapat terjaga. Karena terkadang peneliti masih bingung membedakan

antara objek penelitian, subjek penelitian dan sumber data. Unit analisis suatu

penelitian dapat berupa individu, kelompok, organisasi, benda, wilayah dan waktu

tertentu sesuai dengan fokus permasalahannya. Dalam penelitian ini, yang

31
Universitas Sumatera Utara
menjadi unit analisis penelitian adalah siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan yang

menggunakan sosial media instagram dan yang sering melakukan kegiatan

berbelanja online di instagram.

3.4 Informan

Informan penelitian di dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana

langkah yang ditempuh peneliti agar data atau informasi dapat diperoleh.

Informan merupakan subjek yang memahami permasalahan penelitian sebagai

pelaku maupun orang lain yang memahami permasalahan penelitian (Bungin,

2014:78). Dalam penelitian ini, mempunyai beberapa kriteria informan. Penentuan

informan didasarkan pada kriteria berikut ini:

1. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan.

2. Siswa-siswi yang menggunakan media sosial instagram.

3. Siswa-siswi yang mengetahui dan memahami permasalahan penelitian.

4. Siswa-siswi yang berbelanja online melalui media sosial instagram.

5. Status sosial ekonomi orang tua yang tinggi.

6. Siswa-siswi yang follow (mengikuti) artis/selebgram yang di endorse di

instagram.

Dalam penentuan informan peneliti menggunakan prosedur purposif. Prosedur

purposif merupakan salah satu strategi untuk menentukan informan yang paling

umum digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu menentukan kelompok peserta

yang menjadi informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan

masalah penelitian. Menurut Bungin (2014:108), kunci dasar penggunaan

32
Universitas Sumatera Utara
prosedur ini ialah penguasaan informasi dari informan dan secara logika bahwa

tokoh-tokoh kunci di dalam proses sosial selalu langsung menguasai informasi

yang terjadi di dalam proses sosial tersebut. Banyaknya jumlah informan dengan

menggunakan teknik purposif seringkali ditentukan atas dasar teori kejenuhan

(titik dalam pengumpulan data saat data baru tidak lagi membawa wawasan

tambahan untuk menjawab pertanyaan penelitian).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam

sebuah penelitian. Penggunaan teknik pengumpulan data yang tepat akan sangat

menentukan kualitas data yang diperoleh. Untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode yang saling mendukung

sehingga data yang diperoleh dapat menggambarkan realitas yang sebenarnya.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Observasi

Usman dan Purnomo (2009:52) mengatakan bahwa observasi adalah

pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.

Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan

tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol

keandalan (reabilitas) dan kesahihan (validitas). Dalam menggunakan teknik

osbervasi yang terpenting ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan si peneliti.

33
Universitas Sumatera Utara
Dalam teknik observasi juga ada teknik penelitian yang dinamakan dengan

teknik pra observasi. Teknik pra observasi adalah kegiatan yang pertama sekali

dilakukan dari semua peneliti. Kali ini penelitian ini melakukan pra observasi

yang dilakukan sebelum peneliti terjun langsung ke lapangan. Kegiatan yang

dilakukan seminggu sebelum penelitian dilakukan dengan tujuan untuk meninjau

lokasi, mengetahui bagaimana medan penelitian yang akan peneliti teliti. Pada

tahap ini peneliti melakukan teknik pra penelitian berikutnya yaitu

mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan dalam penelitian seperti catatan,

alat tulis, kamera, maupun literatur yang berhubungan dengan kajian penelitian

ini.

2. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan pengumpulan data dengan bertanya langsung

langsung kepada informan. Wawancara sangat umum dilakukan dalam penelitian

kualitatif karena peneliti dapat mengeksplorasi data sebanyak mungkin sehingga

diperoleh data yang akurat dan mendalam. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur dimana daftar

pertanyaan telah dipersiapkan terlebih dahulu untuk mempermudah peneliti pada

saat mewawancarai informan. Pertanyaan yang telah disusun tersebut berfungsi

sebagai pedoman awal bagi peneliti untuk mewawancarai informan. Pada saat

proses wawancara berlangsung di lapangan ternyata pertanyaan-pertanyaan

tersebut berkembang dengan munculnya pertanyaan baru sebagai tanggapan

peneliti atas jawaban yang diberikan informan. Arikunto (2006:227) menyatakan

34
Universitas Sumatera Utara
bahwa dengan wawancara semi terstruktur, jawaban atau keterangan yang

diperoleh dapat meliputi semua variabel atau lebih mendalam. Dengan demikian

informasi yang diperoleh akan lebih akurat.

3. Dokumentasi

Dokumentasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun

dan menganalisis dokomen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun

elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan

fokus masalah. Metode dokumentasi digunakan untuk mendukung metode-metode

lainnya. Data-data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung

merupakan data sekunder karena didapatkan dari sumber kedua. Metode

dokumentasi menjadi penting dalam penelitian ini karena terkait dengan otensitas

penelitian serta untuk menghimpun data-data sekunder. Adapun data yang akan

dikumpulkan dengan metode dokumentasi yakni foto-foto terkait aktivitas peneliti

baik pada saat wawancara maupun observasi.

Metode dokumentasi informasi yang berasal dari catatan penting baik dari

lembaga atau organisasi maupun dari perorangan. Dokumentasi penelitian ini

merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil penelitian

Hamidi (2004:72). Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan

sebagainya. Pengumpulan data dengan cara dokumentasi merupakan suatu hal

dilakukan oleh peneliti guna mengumpulkan data dari berbagai hal media yang

membahas mengenai narasumber yang akan diteliti (Arikunto 2006:231).

35
Universitas Sumatera Utara
3.6 Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan proses menyusun agar data dapat ditafsirkan

(Nasution, 1996:126). Menyusun data berarti menggolongkannya dalam pola,

tema atau kategori. Interpretasi bukan hanya dilakukan pada tahapan akhir,

melainkan dilakukan sepanjang proses penelitian. Untuk menginterpretasi data

dalam penelitian ini akan digunakan model interaktif yang dikemukakan oleh

Miles dan Huberman (dalam Usman dan Purnomo, 2009:88).

Penelitian ini akan menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan

menggunakan beberapa komponen analisis, yaitu:

a. Pengumpulan data

Data-data yang diperoleh di lapangan dicatat dan direkam dalam bentuk naratif

dan foto, yaitu uraian data yang diperoleh dari lapangan apa adanya tanpa adanya

komentar peneliti yang berbentuk catatan kecil. Dari catatan deskriptif ini,

kemudian dibuat catatan refleksi yaitu catatan yang berisi komentar, pendapat atau

penafsiran peneliti atas fenomena yang ditemui di lapangan.

b. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan lapangan. Reduksi data dilakukan terus menerus selama penelitian

dilaksanakan. Reduksi data merupakan wujud analisis yang menajamkan,

mengklarifikasikan, mengarahkan, membuang data yang tidak berkaitan dengan

pokok persoalan. Selanjutnya dibuat ringkasan, pengkodean, penelusuran tema-

tema, membuat catatan kecil yang dirasakan penting pada kejadian seketika yang

36
Universitas Sumatera Utara
dipandang penting berkaitan dengan pokok persoalan. Nasution (1996:129)

mengatakan data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih tajam

tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali

data bila diperlukan.

c. Penyajian data

Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan Nasution (1996:129). Pada tahapan ini data hasil temuan di lapangan

disajikan dalam bentuk teks deskriptif naratif, tabel, grafik, skema, gambar dan

lain-lain. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun

dalam bentuk padu dan mudah dipahami. Pada tahapan ini, peneliti mulai

mengkomparasikan teori yang digunakan untuk menganalisis data dengan fakta

yang ditemukan di lapangan.

d. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan upaya memaknai data yang

disajikan dengan mencermati pola-pola keteraturan, penjelasan, konfigurasi, dan

hubungan sebab akibat. Dalam melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi

selalu dilakukan peninjauan terhadap penyajian data dan catatan di lapangan.

3.7 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menyadari adanya keterbatasan yang berasal dari

internal dan eksternal peneliti. Keterbatasan internal yakni kemampuan dalam

menulis dan menyusun karya ilmiah yang minim serta pemahaman yang terbatas

37
Universitas Sumatera Utara
terhadap teori-teori sosiologi. Adapun keterbatasan eksternal berasal dari luar diri

peneliti seperti keterbatasan waktu penelitian yang disebabkan oleh letak lokasi

penelitian yang sangat jauh dan terpencil serta tuntutan orangtua supaya segera

menyelesaikan skripsi sehingga proses penelitian tidak dapat dilakukan dalam

jangka waktu yang lama. Akan tetapi walaupun waktu penelitian terbatas tidak

mengurangi niat peneliti untuk mengumpulkan data sedetail dan selengkap

mungkin.

Keterbatasan penelitian adalah hambatan-hambatan yang dihadapi peneliti dalam

melakukan penelitian pada saat dilapangan. Dalam hal ini peneliti mengalami

hambatan antara lain: dalam melakukan wawancara mendalam terhadap informan,

adanya keterbatasan waktu yang dimiliki informan dalam melakukan proses

wawancara dikarenakan jadwal olahraga yang berbeda-beda. Peneliti hanya

diberikan waktu untuk wawancara dari pihak sekolah ketika jam olahraga

berlangsung. Sehingga peneliti menunggu informan olahraga dulu dengan guru

olahraga setelah selesai peneliti baru bias mewawancarai informan. Bukan hanya

itu saja jadwal olahraga yang ada bertabrakan dengan kelas lain yang juga

menjadi informan bagi penelitian ini. Sehingga peneliti harus bisa membagi waktu

yang tepat untuk melakukan wawancara kepada informan.

38
Universitas Sumatera Utara
BAB IV

INTREPETASI DATA DAN HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah SMA Negeri 1 Medan

Gambar 4.1 SMA Negeri 1 Medan

Pendirian SMAN 1 Medan dirintis pada tanggal 18 Agustus 01 September 1950,

pada mulanya berlokasi di Jalan Teuku Umar No. 1 Medan. Dahulu SMA Negeri

1 Medan sempat disebut sebagai SMA Teladan. Pada tahun 1954, Kepala Urusan

Pendidikan SMA Depdibud menugaskan beberapa SMA Negeri terpilih untuk

mengadakan kurikulum baru. Sekolah-sekolah ini kemudian disebut sebagai SMA

Teladan di masing-masing kota tersebut. Didasari oleh SK Mendikbud nomor

12807/ a/ c pada tanggal 18 Desember 1957, beberapa SMA teladan berdiri di

Jakarta, Medan, Surabaya, Bukit Tinggi, dan Yogyakarta.

39
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Lokasi Penelitian

SMA Negeri 1 Medan kini beralamatkan Jalan Teuku Cik Ditiro No. 1, Kelurahan

Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia, Medan, Provinsi Sumatera Utara. Peta

Lokasi SMA Negeri 1 Medan dapat dilihat melalui gambar dibawah ini.

Gambar 4.2 Peta Lokasi SMA Negeri 1 Medan

4.1.3 Visi dan Misi SMA Negeri 1 Medan

SMA Negeri 1 Medan adalah parameter pendidikan di Provinsi Sumatera Utara

yang juga dikenal sebagai salah satu SMA terbaik di Indonesia.Saat ini

SMANegeri

Creative, Educative, Rasional, Discipline, Asa dan Hal ini sesuai

dengan visi dan misi SMA Negeri 1 Medan yaitu :

Visi: Beriman, Bertaqwa dan Unggul dalam Prestasi Akademik dan Non

Akademik serta Berwawasan Lingkungan Hidup.

Misi : Melaksanakan Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangakan untuk

Menghantarkan Siswa Agar Berprestasi dalam Iptek Olahraga dan Seni

40
Universitas Sumatera Utara
Berlandaskan Imtaq yang Siap Bersaing di Era Globalisasi Serta Perduli Terhadap

Lingkungan Hidup.

41
Universitas Sumatera Utara
4.1.4 Struktur OrgaAISsi SMA Negeri 1 Medan

KOMITE SEKOLAH KEPALA SEKOLAH

KEPALA TATA
USAHA

WAKASEK WAKASEK SARANA WAKASEK WAKASEK


KURIKULUM PRASARANA KESISWAAN HUMAS

PENJAB KELAS STAF KESISWAAN STAF HUMAS


UNGGULAN
STAF KURIKULUM STAF SARANA
PRASARANA

OLIMPIADE SAINS TEKNISI OLIMPIADE NON


SAINS

KETUA MGMP KORDINATOR


BP/BK
GURU WALI
KELAS

OPERATOR
GURU MATA
PELAJARAN

SISWA

42
Universitas Sumatera Utara
Bagan 1. Struktur Organisasi Pembagaian Tugas dan Mekanisme Kerja SMA

Negeri 1 Medan

4.1.5 Fasilitas SMA Negeri 1 Medan

Sekarang ini SMA Negeri 1 Medan memiliki dengan jumlah siswa ± 1400 siswa

dengan 40 kelas yang terdiri dari kelas X, XI, dan XII, serta dua pembagian

jurusan yaitu IPA dan IPS.Jam belajar yang diberlakukan di SMA Negeri 1

Medan adalah jam belajar setengah hari, yaitu dari pukul 07.00 13.45 WIB

dengan dua kali jam istirahat, yaitu pukul 10.10 10.30 WIB dan 12.30 13.00

WIB. Sesuai dengan tata tertib sekolah, setiap siswa wajib hadir sebelum bel jam

pertama berbunyi dan tidak dibenarkan keluar dari pekarangan sekolah selama

proses belajar mengajar berlangsung. Siswa yang telambat hadir tidak dibenarkan

mengikuti proses belajar mengajar.

SMA Negeri 1 Medan memiliki 100 guru yang terbagi dalam beberapa mata

pelajaran, seperti Bahasa Indonesia, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi,

Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Agama, Prakarya, Bahasa Inggris, Teknologi

Informasi dan Komunikasi, Sejarah, dan Olahraga. Kurikulum yang digunakan di

SMA Negeri 1 Medan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau

Kurikulum 2006. Kurikulum 2006 adalah sebuah kurikulum oprasional

pendidikan yang disusun oleh, dan dilaksanakan di masing-masing satuan

pendidikan di Indonesia. Salah satu perubahan yang menonjol pada KTSP

dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya adalah KTSP bersifat desentralistik.

Artinya, segala tata aturan yang dicantumkan dalam kurikulum, yang sebelumnya

dirancang dan ditetapkan oleh pemerintah pusat, dalam KTSP sebagian tata aturan

43
Universitas Sumatera Utara
dalam kurikulum diserahkan untuk dikembangkan dan diputuskan oleh pihak di

daerah atau sekolah. Meski terdapat kebebasan untuk melakukan pengembangan

pada tingkat satuan pendidikan , namun pengembangan kurikulum harus mengacu

pada Standar Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP).

Selain mata pelajaran wajib, SMA Negeri 1 Medan juga memberikan pilihan

ekstrakulikuler yang dapat meningkatkan dan melahirkan siswa-siswa kreatif yang

berbakat di bidang kesenian, seperti musik, drama, tari dan sebagainya. Kegiatan

ini dilakukan setelah jam pelajaran selesai atau dengan kata lain setelah jam 13.45

WIB. Kegaitan ekstrakulikuler ini tidak dilakukan setiap hari tetapi sesuai dengan

kesepakatan antara peserta dan pelatih. Adapun pilihan ekstrakulikuler yang

diberikan antara lain OSIS, Badan Kemakmuran Mesjid Ibnu Sina SMA Negeri 1

Medan (BAKMISS), PA Bukit Sion (PABS), KSSK St. Aloyslus Gonzaga,

Paduan Suara Sola Gratia, Paskhaskibra, Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR),

Social Study Club (S2C), ICT-One Community, Kelompok Ilmiah Remaja (KIR),

Ekstrakulikuler Jurnalistik dan Sastra (EJS), English Club, Olahraga Prestasi

(OP), Karate Dojo Smansa, Sanggar Seni Smansa (SSS), Cinematography of

Smansa (CITOS), Teater Rawit Smansa, Radio Sekolah (RASE), dan Marching

Band Bahana Suara Smansa (MBBSS).

Kegiatan ekstrakulikuler dan orgaAISsi di SMANegeri 1 Medan telah

membuktikan kualitasnya melalui berbagi kompetisi baik tingkat regional maupun

nasional, dan jarang kembali dengan tangan kosong. Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya penghargaan-penghargaan dan koleksi piala yang terpampang di lobby

44
Universitas Sumatera Utara
sekolah ini. Prestasi-prestasi ini tentu saja tidak terlepas dari tersediannya

berbagai fasilitas dimiliki SMANegeri 1 Medan untuk menunjang kegiatan belajar

mengajar serta kegiatan ekskul dan orgaAISsi. Fasilitas tersebut antara lain

Perpustakaan, WIFI, Kelas dengan peralatan pelajaran yang lengkap dengan

proyektor, Laboratorium Biologi, Laboratorium Fisika, Laboratorium Kimia,

Laboratorium Komputer, Laboratorium Bahasa, Mesjid, Aula, UKS, Ruang

Badminton, Foodcourt, Rumah 3R dan Lobby Sekolah.

45
Universitas Sumatera Utara
46
Universitas Sumatera Utara
47
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Fasilitas Pendukung di SMA Negeri 1 Medan

4.2 Profil Informan

Informan I

1. Nama : MSP

2. Kelas : XII OSN

3. Alamat : Jalan Aman 2 No. 65 Medan

4. Usia : 16 Tahun

5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Pekerjaan Orangtua

Ayah : Pegawai Swasta

Ibu : Ibu Rumah Tangga

7. Penghasilan Orangtua

Ayah : Rp5.000.000,00

Ibu :-

8. Uang Saku : Rp500.000,-/bulan

48
Universitas Sumatera Utara
Tepat tanggal 01 Februari 2019 pagi hari, peneliti melakukan wawancara

untuk yang pertama kalinya. Peneliti melakukan wawancara kepada informan

disaat jam olahraga berlangsung. Peneliti diperbolehkan melakukan proses

wawancara di saat jam olahraga, karena tidak diperbolehkan saat proses belajar

mengajar di kelas. Sebelum hari dilaksanakan wawancara, peneliti menggunakan

teknik snowball untuk mendapatkan akses berhubungan langsung dengan

informan. Peneliti memanfaatkan teknik tersebut dalam membuka akses pada

semua informan.

MSP merupakan kelas Osn yang dipersiapkan untuk kelas olimpiade.

Apabila ada olimpiade maka siswa kelas Osn ini yang akan dipersiapkan untuk

olimpiade. MSP sangat kooperatif dalam memberikan jawaban akan pertanyaan

yang peneliti lontarkan.Pertama kali yang peneliti lakukan adalah menanyakan

data diri informan. MSP merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan MSP

juga mempunyai dua akun media sosial instagram. Pertama adalah real account

dan yang kedua adalah second account.

MSP juga sangat sering untuk membuka sosial media instagram. Baginya

apabila dia tidak membuka instagram dalam sehari rasanya itu aneh. Jadi setiap

hari MSP harus membuka instagram. Hampir setiap saat MSP membuka sosial

media instagramnya sehingga MSP terkena limited instagram di dalam hpnya.

Bagi MSP di instagram itu media sosial yang menarik karena banyak hal yang

bisa dilihat dan tidak membosankan seperti media sosial lainnya. Sehingga MSP

hanya mempunyai media sosial instagram di luar media sosial chatting.

49
Universitas Sumatera Utara
MSP juga sangat sering berbelanja online di instagram, dalam sebulan

MSP bisa melakukan 2-3 kali untuk berbelanja online. Kemudian peneliti

menanyakan mengenai endorse di media sosial instagram dan beliau sangat

mengatahui endorse di media sosial instagram. MSP juga sangat sering melihat

endorse-endorse yang dilakukan para artis maupun selebgram di media sosial

instagram.

Informan II

1. Nama : AIS

2. Kelas : XII OSN

3. Alamat : Jalan Flamboyan Raya Komplek Griya

Nusa III Blok. C No. 09 Medan

4. Usia : 17 Tahun

5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Pekerjaan Orangtua

Ayah : Pensiunan BUMN PTPN 3

Ibu : PNS

7. Penghasilan Orangtua

Ayah : Rp8.000.000,00

Ibu : Rp5.000.000,00

8. Uang Saku : Rp900.000,-/bulan

AIS merupakan salah satu siswa yang juga termasuk di kelas olimpiade di

SMA Negeri 1 Medan. AIS merupakan perempuan berhijab dan perempuan yang

50
Universitas Sumatera Utara
sangat ramah. Saat diminta untuk melakukan proses wawancara AIS sangat ramah

sekali dalam melakukan proses wawancara pun dia sangat terbuka dan ceria.

Jawaban-jawaban yang dilakukan AIS juga sangat objektif sekali dan AIS sangat

mengerti sekali kemana arah tujuan dari pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

AIS merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

AIS mempunyai tiga akun instagram yang merupakan, real account,

second account dan fake account. Real account digunakan untuk aktivitas sehari-

hari dan kehidupan pribadinya, dan di real account tersebut AIS dapat

berinteraksi dengan teman-teman dan keluarganya. Sedangkan second account

digunakan untuk follow artis-artis, selebgram, youtuber dan kehidupan mereka.

AIS sangat suka dengan boyband Korea, jadi dari second account tersebut AIS

biasanya melihat artis Korea yang digemarinya.

Kemudian fake acoount AIS gunakan untuk melihat seseorang yang ingin

dilihatnya. Fake account tersebut sangat di sembunyikan oleh AIS. Dalam

menggunakan sosial media instagram AIS juga sangat sering membukanya.

Dalam sehari AIS bisa membuka instagram dua jam lamanya tanpa berhenti

apalagi disaat malam hari, tetapi selain instagram AIS juga menggunakan akun

media sosial twitter. Karena boyband Korea tersebut lebih aktif menggunakan

media sosial twitter daripada instagram.

Selain itu AIS juga sangat sering berbelanja online khususnya di

instagram. Dalam sebulan AIS bisa berbelanja 3-4 kali dan bisa lebih. Apalagi

saat membeli barang-barang yang berkaitan dengan boyband korea diluar itu juga

AIS juga sering berbelanja online di instagram. Setelah itu peneliti bertanya

51
Universitas Sumatera Utara
mengenai endorse kepada AIS, dan beliau menjawab sangat mengetahui

mengenai endorse dan hal itu sudah tidak asing di zaman sekarang itu menurut

AIS. Bahkan AIS juga beropini bahwa dia kadang sangat dibantu melalui endorse

saat berbelanja online walaupun kadang ada tidak baiknya juga, tetapi endorse

menurut AIS sangat membantu dan bagus sekali.

Informan III

1. Nama : AP

2. Kelas : XII MIA 1

3. Alamat : Jalan Sunggal Komplek Somer Set

Fegensi C 11a

4. Usia : 17 Tahun

5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Pekerjaan Orangtua

Ayah : Pegawai Swasta

Ibu : Ibu Rumah Tangga

7. Penghasilan Orangtua

Ayah : Rp30.000.000,00

Ibu :-

8. Uang Saku : Rp2.000.000,-/bulan

AP merupakan siswa kelas 12 MIA (Matematika Ilmu Alam) atau zaman

dulu dikatakan kelas IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). AP merupakan anak pertama

52
Universitas Sumatera Utara
dari dua bersaudara dan AP hanya mempunyai satu akun instagram. Dalam satu

akun tersebutlah AP melihat dan mengikuti teman-temannya dan keluarganya.

Bukan hanya itu saja AP juga mengikuti beberapa artis atau selebgram. Tidak

hanya artis Indonesia, artis luar negeri juga mengisi following instagramnya.

Dalam menggunakan instagram sehari-hari juga AP sangat sering bahkan durasi

tiga jam nonstop dan AP juga terkena limited instagram. Setiap saat AP akan

menggunakan instagram kecuali sedang proses belajar mengajar berlangsung.

Perempuan berhijab ini juga sangat suka berbelanja online di instagram,

tetapi tidak mempunyai waktu yang tentu atau berapa kali. Saat ada barang yang

diinginkan AP pasti akan berbelanja tidak peduli sudah berapa kali beliau

berbelanja dalam sebulan, yang pasti dalam sebulan tersebut pasti ada berbelanja

online. AP juga sangat suka barang-barang bermerek dan barang-barang luar

negerti. Biasanya AP sering membeli barang-barang seperti itu yang pastinya

tidak ada di Medan maka AP akan berbelanja online untuk mendapatkan barang

luar negeri yang tidak didapatkannya.

Saat ditanyakan mengenai endorse, AP sangat mengetahui hal itu. Karena

AP juga pernah di-endorse salah satu online shop . Saat itu AP di-endorse untuk

menggunakan baju yang dijual oleh online shop tersebut dengan imbalan AP

diberikan beberapa baju termasuk yang di endorse kan oleh AP. Endorse sangat

menguntungkan menurut AP apalagi saat barang tersebut di-endorseo oleh para

artis yang sudah mempunyai nilai jual. AP juga mengatakan bahwa endorse yang

dilakukan para artis atau selebgram sangat membantu dirinya apabila mencari

barang yang diinginkannya dan ingin berbelanja online.

53
Universitas Sumatera Utara
Informan IV

1. Nama : NMP

2. Kelas : XII MIA 6

3. Alamat : Jalan Binjai Km. 12 Komplek Palem

Kencana Blok EE. No. 01

4. Usia : 17 Tahun

5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Pekerjaan Orangtua

Ayah : Wiraswasta

Ibu : Dokter Gigi

7. Penghasilan Orangtua

Ayah : Rp5.000.000,00

Ibu : Rp5.000.000,00

8. Uang Saku : Rp1.500.000,-/bulan

NMP mempunyai dua akun instagram, yang merupakan real account dan

second account. Real account biasa digunakan beliau untuk kehidupan pribadinya

dan termasuk akun media sosial yang digunakan untuk melihat dan berinteraksi

dengan teman-teman sekolah, teman ekskulnya yaitu basket dan juga saudara-

saudaranya. Following real account instagramnya juga di isi oleh beberapa artis

maupun selebgram. Sedikit berbeda dari beberapa informan lainnya, NMP tidak

menggunakan second accountnya untuk nge-follow artis atau selebgram tetapi

real account. NMP mempunyai beberapa selebgram yang sangat disukainya.

54
Universitas Sumatera Utara
NMP sangat sering menggunakan instagram, setiap hari wajib

menggunakan instagram. NMP juga mempunyai hal-hal wajib yang harus beliau

lihat di instagarm seperti video lucu, beauty blogger, snapgram teman-teman dan

para artis atau selebgram yang diikutinya. Tidak hanya instagram NMP juga

sering membuka youtube untuk melihat beauty blogger yang dilihatnya di

instagram dan berpindah ke youtube untuk melihat video sepenuhnya. Karena

NMP sangat menyukai hal-hal yang mengenai make up dan kecantikan.

Sehingga hal itu sering membuat NMP berbelanja online terutama untuk

berbelanja make up yang sering dilihatnya di beauty blogger. Dalam berbelanja

online NMP mempunyai jadwal rutin untuk berbelanja online. Dalam sebulan

NMP akan berbelanja online dua kali, tetapi saat ada barang yang memang sangat

diinginkannya walaupun sudah berbelanja dua kali akan menjadi pertimbangan

bagi NMP untuk berbelanja online. Tanpa peneliti tanya tentang endorse NMP

sudah mengatakan lebih dulu bahwa selebgram-selebgram yang diikutinya

merupakan selebgram endorse-an dan NMP sering berbelanja online dari barang-

barang yang di endorse selebgram tersebut. Hal itu sangat memudahkan dan

menguntungkan bagi NMP terutama untuk fashion dan make up yang memang

disukai oleh NMP.

Informan V

1. Nama :H

2. Kelas : XII MIA 6

3. Alamat : Jalan Sekata Gang Madrasah No. 15B

55
Universitas Sumatera Utara
4. Usia : 17 Tahun

5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Pekerjaan Orangtua

Ayah : Wiraswasta

Ibu : Ibu Rumah Tangga

7. Penghasilan Orangtua

Ayah : Rp20.000.000,00

Ibu :-

8. Uang Saku : Rp1.400.000,-/bulan

Perempuan berhijab ini satu-satunya informan peneliti yang mempunyai

nama tersingkat dan yang paling ramah diantara beberapa informan lainnya.

Apabila ada yang ramah tetapi H lebih dari itu. Bahkan saat proses wawancara

tersebut sudah berakhir dan bertemu di hari lain beliau bahkan menyapa peneliti

dan meningat peniliti tidak dengan informan lainnya. H sangat friendly sekali

bersama peneliti dan itu sangat memudahkan dan menguntungkan saat proses

wawancara berlangsung. Karena H akan menceritakan semuanya tanpa ada yang

ditutup-tutupi olehnya.

H mempunyai tiga akun instagram, yang merupakan real account dan

duanya fake account. Akun fake account H gunakan untuk ngestalking hal-hal

yang diinginkannya. Sedangkan real account H gunakan untuk kehidupan

pribadinya dan mengikuti beberapa artis. H lumayan banyak untuk mengikuti

56
Universitas Sumatera Utara
beberapa artis terutama artis Indonesia. Bahkan H sampai mengikuti akun gosip

seperti Lambe Turah.

H juga sangat sering untuk menggunakan media sosial instagram tiada hari

tanpa buka instagram itu menurut H. Karena menurut H sendiri dirinya itu suka

kepo sama kehidupan para artis. H juga suka berbelanja online di instagram,

minimal sebulan dua kali perbulannya dan bisa lebih. Saat ditanyai mengenai

endorse, H mengaku bahwa beliau sangat mengetahui tentang hal itu bahkan

sangat membantu. Bahkan H juga akhirnya tahu mengenai barang-barang karena

di-endorse oleh artis maupun selebgram.

Informan VI

1. Nama : OA

2. Kelas : XII MIA 8

3. Alamat : Jalan Balam Komplek Green Balam Town

House No. 3A

4. Usia : 17 Tahun

5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Pekerjaan Orangtua

Ayah : Kontraktor

Ibu : Kontraktor

7. Penghasilan Orangtua

Ayah : Rp10.000.000,00

Ibu : Rp10.000.000,00

57
Universitas Sumatera Utara
8. Uang Saku : Rp1.500.000,-/bulan

OA juga merupakan salah satu siswa kelas dua belas di SMA Negeri 1

Medan. Saat mewawancarai OA sedang tidak berolahraga tetapi guru mata

pelajarannya sedang tidak masuk sehingga saat itu OA sedang berada di luar

kelas, sehingga peneliti menemui OA dan meminta kesediannya untuk melakukan

wawancara. OA orang yang sangat terbuka dan OA sangat jujur dengan apa yang

dialaminya, dan OA mengatakan semuanya kepada peneliti. OA merupakan anak

tunggal ditengah kedua orangtuanya bekerja sebagai kontraktor. OA mempunyai

tiga akun instagram, yang terdiri real account, second account dan fake account.

Second account yang dimiliki OA merupakan akun khusus make up yang

dilakukan oleh OA. Beliau sangat senang dengan make up sehingga ia membuat

khusus instagram tentang make up dirinya sendiri.

Selain hal itu, OA juga suka berbelanja online dalam sebulan OA bisa

berbelanja tiga sampai empat kali, bahkan OA juga mengatakan bahwa beliau

baru saja berbelanja online. Bagi OA berbelanja online itu menjadi suatu

keharusan untuk dirinya. Saat ditanyai mengenai endorse OA tertawa terbahak-

bahak, karena hal itu tidak asing baginya. Karena OA mempunyai beberapa

teman-teman selebgram yang ada di Medan, dan OA juga pernah di-endorse oleh

online shop yang ada di Medan.

Bagi OA endorse itu bagus karena selain menguntungkan bagi siapa yang

di endorse dan diuntungkan bagi online shop tersebut, endorse juga sangat

membantu untuk mencari barang-barang yang diinginkannya. Bukan hanya itu

58
Universitas Sumatera Utara
saja OA sangat banyak mengikuti beberapa selebgram Indoensia terutama dia

sangat suka salah satu artis Awkarin. Bahkan pada saat wawancara tersebut OA

sedang menggunakan kuku palsu yang dibelinya melalui online shop, barang

tersebu diketahuinya melalui endorse yang dilakukan oleh selebgram Awkarin.

Jadi bagi OA endorse itu sudah hal biasa baginya, karena setiap hari OA akan

melihat artis-artis atau selebgram yang melakukan endorse di media sosial

instagram.

Informan VII

1. Nama : SF

2. Kelas : XII MIA 5

3. Alamat : Jalan Jamin Ginting Komplek Citra

Garden Blok C 15 Medan

4. Usia : 17 Tahun

5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Pekerjaan Orangtua

Ayah : Wiraswasta

Ibu : Ibu Rumah Tangga

7. Penghasilan Orangtua

Ayah : Rp8.000.000,00

Ibu :-

8. Uang Saku : Rp900.000,-/bulan

59
Universitas Sumatera Utara
SF kerap kali dipanggil dengan sebutan SF oleh teman-temannya. SF

merupakan teman dekat oleh OA. Keduanya sering menghabiskan waktu bersama

di saat ada kesempatan. Karena mereka berteman dari SMP sehingga mereka

memutuskan untuk di sekolah yang sama hingga akhirnya mereka dipisahkan

dengan kelas yang berbeda tetapi tidak menghambat pertemanan mereka, saat

sedang istirahat atau yang lainnya mereka akan menemui satu sama lainnya untuk

menghabiskan waktu bersama.

Beda halnya dengan OA, SF merupakan anak kedua dari dua bersaudara.

SF juga mempunyai dua akun instagaram yang pertama real account dan second

account. Akun yang kedua SF lihat untuk nge-stalk terutama untuk nge-stalk

pacarnya itu yang disampaikan oleh SF sehingga tidak ada yang tahu mengenai

second account SF, saat Peneliti ingin melihat SF tidak memperbolehkannya

karena akun tersebut sangat private bagi SF.

SF juga sama seperti OA yang sangat suka berbelanja online, dalam

sebulan SF bisa berbelanja online dua sampai tiga kali dan bisa lebih. Karena bagi

SF lebih enak untuk berbelanja online daripada langsung karena tidak capek untuk

pergi mencari barang tersebut. Saat berbelanja online juga kerap kali

menyanyakan pendapat OA tentang online shop ataupun barang yang akan dibeli

oleh SF sehingga terkadang mereka sering membeli barang sama dan berbelanja

sama.

Peneliti juga menanyakan bagaimana menurut pendapat SF tentang

endorse, dan beliau mengatakan bahwa endorse merupakan hal yang menarik dan

dia ingin juga di-endorse seperti selebgram. Bagi SF dia juga terkena dampak dari

60
Universitas Sumatera Utara
OA yang suka melihat artis-artis maupun selebgram di instagram yang suka

melakukan endorse di media sosial instagram. Bahkan SF sangat banyak

mengikuti selebgram di instagramnya dibandingkan OA. Apabila OA hanya

mempunyai beberapa saja lain halnya dengan SF yang mengikuti lebih banyak.

Karena bagi SF menarik saja melihat artis-artis atau selebgram-selebgram di

media sosial instagram tersebut bahkan sampai kehidupan mereka.

Informan VIII

1. Nama : IMM

2. Kelas : XII MIA 2

3. Alamat : Jalan Setiabudi Komplek Ambasador No.

39 Medan

4. Usia : 16 Tahun

5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Pekerjaan Orangtua

Ayah : Pegawai Bank

Ibu : Ibu Rumah Tangga

7. Penghasilan Orangtua

Ayah : Rp15.000.000,00

Ibu :-

8. Uang Saku : Rp900.000,-/bulan

61
Universitas Sumatera Utara
IMM ini merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pada saat melakukan

wawancara tersebut ternyata IMM tidak masuk ke kelasnya atau yang sering

dikatakan cabut. IMM tidak suka dengan mata pelajaran di kelasnya hingga

akhirnya ia memilih untuk makan di kantin bersama dengan teman-temannya

hingga jam pulang. IMM merupakan orang yang sedikit cuek tetapi feminim

dilihat dari perilakunya.

IMM mempunyai dua akun instagram yang terdiri real account dan second

account. IMM mengaku bahwa banyak hal yang dapat dilakukannya di media

sosial instagram dan beliau hanya mempunyai media sosial intsgaram saja tidak

media sosial lainnya. IMM juga mengaku bahwa beliau sangat sering sekali

membuka instagram. Ketika bosan dan sebelum tidur IMM akan membuka

instagram sampai beliau benar-benar lelah dan kemudian tidur apabila tidak IMM

akan terus membuka instagramnya.

IMM juga suka melakukan berbelanja online di instagram. Tiap bulan

IMM harus berbelanja online dan tidak pernah absen dalam tiap bulannya.

Terutama IMM paling suka berbelanja make up maupun skincare mau tidak mau

IMM harus banyak mengeluarkan uang untuk membeli barang tersebut. Saat

ditanya mengenai endorse, IMM sangat mengetahui tentang hal itu. Karena

menurutnya endorse sudah menjadi hal yang biasa di zaman sekarang. Karena

barang-barang online yang ada pasti akan menggunakan jasa endorse. Karena hal

itu sangat membantu menurutnya. Apabila tidak menggunakan endorse

menurutnya itu hal yang merugikan dan meragukan. Karena kepercayaan di online

shop tersebut dilihat bagaimana barang tersebut di endorse oleh seorang artis

62
Universitas Sumatera Utara
ataupun selebgram, karena IMM juga melihat hal itu apabila dia ingin berbelanja

online yang masih baru.

Informan IX

1. Nama : SRRL

2. Kelas : XII MIA 2

3. Alamat : Jalan Ringroad Komplek Tasbih Blok 1

No. 74 Medan

4. Usia : 17 Tahun

5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Pekerjaan Orangtua

Ayah :-

Ibu : Pegawai Swasta

7. Penghasilan Orangtua

Ayah :-

Ibu : Rp4.000.000,00

8. Uang Saku : Rp1.000.000,-/bulan

SRRL merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dan SRRL hanya

mempunyai seorang Ibu. Ayah SRRL sudah meninggal dan hal itu membuat

Ibunya yang bekerja dibantu dengan Kakaknya yang pertama. SRRL juga

mempunyai seorang pacar karena dibelakang handphonenya terdapat foto dirinya

dan pacarnya sedang foto di studio foto box.

63
Universitas Sumatera Utara
SRRL hanya menggunakan satu akun instagram dan semuanya

dilakukannya di instagram tersebut termasuk mengikuti beberapa artis maupun

selebgram. SRRL sangat sering menggunakan instagram dalam kehidupan sehari-

harinya. SRRL juga sering mengabadikan kegiatan sehari-harinya di instagram

melalui snapgram. SRRL mempunyai hobi makan, sehingga di instagarm SRRL

sangat sering melihat makanan-makanan yang lucu dan bagaimana cara membuat

makanan yang lucu dan enak. Walaupun suka makan SRRL mempunyai tubuh

yang kurus jadi tidak terlihat bahwa dirinya suka makan apabila tidak dikatakan.

SRRL juga suka berbelanja online di instagram, saat ada barang-barang

yang lucu dan yang diinginkannya SRRL akan membelinya melalui online.

Sehingga setiap bulan SRRL pasti akan berbelanja. Termasuk makanan SRRL

membeli online. Apalagi saat makanan tersebut tidak membuka gerai toko. Selain

makanan SRRL juga suka dengan hal-hal yang lucu termasuk kucing, jadi di

instagram SRRL sangat suka melihat video-video lucu tentang kucing. Karena hal

itu membuat SRRL ingin memelihara kucing hanya saja tidak diperbolehkan

karena tidak akan ada yang merawatnya apabila SRRL sedang tidak di rumah.

Karena SRRL lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah.

Saat ditanyai mengenai tentang endorse, SRRL mengaku bahwa dirinya

sangat mengetahui hal itu. Karena endorse merupakan hal yang biasa di zaman

sekarang terutama untuk online shop pasti akan menggunakan jasa endorse.

SRRL juga mempunyai beberapa teman yang mengelola online shop dan

menggunakan jasa endorse kepada selebgram-selebgram yang menurutnya sangat

membantu untuk mempromosikan barang yang dijual tersebut. SRRL juga

64
Universitas Sumatera Utara
mengaku bahwa saat berbelanja online dirinya sangat terbantu dengan adanya

endorse, karena tidak lagi susah ketika mencari barang terutama online shop yang

dapat dipercaya.

Informan X

1. Nama : RTVS

2. Kelas : XI OSN 1

3. Alamat : Jalan Bayu Ringroad

4. Usia : 16 Tahun

5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Pekerjaan Orangtua

Ayah : POLRI

Ibu : Ibu Rumah Tangga

7. Penghasilan Orangtua

Ayah : Rp7.000.000,00

Ibu :-

8. Uang Saku : Rp2.500.000,-/bulan

Perempuan berhijab ini kerap kali dipanggil dengan sebutan RTVS oleh

teman-temannya. RTVS merupakan informan pertama peneliti yang duduk di

kelas sebelas dan RTVS duduk di kelas olimpiade yang ada di SMA Negeri 1

Medan tersebut. RTVS merupakan perempuan yang sopan, baik dan juga ramah.

RTVS merupakan anak pertama dari empat bersaudara.

65
Universitas Sumatera Utara
RTVS hanya mempunyai satu akun intsagram saja tidak dengan beberapa

informan yang lainnya. Karena bagi RTVS satu saja cukup tidak perlu kepo

dengan orang lain menggunakan fake account, karena baginya yang mempunyai

fake account orang yang iri dan kepo dengan kehidupan orang lain. Jikalau mau

tahu tunjukkan saja dengan diri sendiri jangan seperti orang yang pengecut

menurut RTVS. Dalam menggunakan instagaram RTVS sangat sering karena

banyak hal yang dapat dilakukan di instagram.

RTVS sangat menyukai dengan hal-hal yang berkaitan dengan make up

jsehingga RTVS suka melihat beauty blogger atau hastag yang berkaitan dengan

make up yang ada di instagaram. Jadi dalam menggunakan instagram merupakan

hal yang rutin dilakukan bagi RTVS. Kemudian RTVS juga suka berbelanja

online melalui instagram. Dalam sebulan RTVS bisa berbelanja online dua sampai

tiga kali bahkan bisa lebih tergantung kebutuhan. Bagi RTVS berbelanja online di

zaman sekarang sudah biasa, apalagi sudah banyak media-media yang bisa

digunakan untuk berbelanja online.

RTVS tidak hanya sering melakukan berbelanja online di instagram di

tempat lain juga RTVS sering berbelanja online, seperti Shoppe dan Lazada. Saat

ditanya mengenai endorse, RTVS menjawab sangat mengetahui tentang endorse.

Karena selebgram make up yang disukainya kerap kali melakukan endorse di

media sosial instagramnya dan hal itu membuat RTVS terkadang tertarik untuk

berbelanja online terutama di bidang make up. Dalam berbelanja RTVS terkadang

tidak bisa untuk tidak berbelanja tiap bulannya terutama untuk make up dan

66
Universitas Sumatera Utara
fashion. Bahkan untuk membeli barang-barang yang diinginkannya RTVS sudah

tahu artis atau selebgram mana yang mengendorse-kan barang tersebut.

Informan XI

1. Nama : JAS

2. Kelas : XI OSN 2

3. Alamat : Jalan Harmonika Baru Komplek Setia

Budi Mansion Blok A No. 01

4. Usia : 15 Tahun

5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Pekerjaan Orangtua

Ayah : Wiraswasta

Ibu : Wiraswasta

7. Penghasilan Orangtua

Ayah : Rp25.000.000,00

Ibu : Rp25.000.000,00

8. Uang Saku : Rp5.000.000,-/bulan

Perempuan beretnis Karo ini sering dipanggil dengan sebutan JAS. Ia juga

mengikuti beberapa kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya. Diantaranya, paduan

suara dan OSIS. Dari semua informan yang peneliti punya, JAS yang mempunyai

uang saku paling banyak perbulannya. JAS merupakan anak pertama dari tiga

bersaudara. JAS mempunyai dua akun instagram, yang satunya merupakan second

67
Universitas Sumatera Utara
account. Akun tersebut digunakan JAS untuk mengikuti beberapa artis maupun

selebgram. Sedangkan real account digunakan untuk kehidupan sehari-harinya

dan mengikuti orang-orang yang dikenalnya.

JAS sangat sering menggunakan instagram sama halnya dengan informan

lainnya bahwa dalam menggunakan instagram merupakan suatu kegiatan rutin dan

harus, akan merasa aneh apabila tidak melihat instagram dan akan ketinggalan

info tentang apapun jikalau tidak membuka instagram dalam sehari itu

menurutnya. Sehingga JAS tidak akan pernah tidak mempunyai kouta. Bahkan

belum sampai sebulan dengan waktu ketentuan kouta tersebut sudah habis

digunakannya karena sangat sering menggunakan instagram.

JAS juga suka berbelanja online di instagram. Sama halnya dengan

informan lainnya JAS mempunyai jadwal rutin setiap bulannya untuk berbelanja

online. JAS tidak mempunyai target berapa kali belanja online dalam sebulan, saat

ada barang yang diiginkannya dan disukanya maka dia langsung membelinya

tidak peduli sudah berapa kali ia berbelanja dalam sebulan. Bagi JAS berbelanja

merupakan suatu kewajiban untuk berbelanja tiap bulannya, apabila tidak

berbelanja ia merasa aneh.

Endorse tidak asing bagi JAS, bagi pengguna instagram itu merupakan hal

yang wajib diketahui karena banyak artis yang banyak melakukan hal tersebut.

Baginya endorse sangat menguntungkan terutama bagi siapa yang mempunyai

followers terbanyak, sama halnya dengan artis apabila followersnya banyak

bahkan semakin tinggi juga tarif jasa endorsenya. Saat hendak berbelanja online

68
Universitas Sumatera Utara
JAS akhirnya mengetahui barang yang hendak dibelinya setelah melihat artis atau

selebgram tersebut mengendorsekan dan memakai barang tersebut.

Informan XII

1. Nama : MMS

2. Kelas : XII MIA 7

3. Alamat : Jalan Bakti Luhur Kompleks Mega Town

House Blok B 7

4. Usia : 17 Tahun

5. Jenis Kelamin : Laki-laki

6. Pekerjaan Orangtua

Ayah : PNS

Ibu : PNS

7. Penghasilan Orangtua

Ayah : Rp7.000.000,00

Ibu : Rp7.000.000,00

8. Uang Saku : Rp1.500.000,-/bulan

Dari semua informan peneiliti hanya MMS yang berjenis kelamin laki-

laki. Karena hanya MMS yang mempunyai kriteria informan yang sesuai dengan

penelitian ini. Laki-laki yang beretnis Batak ini mempunyai nama panggilan yaitu

MMS, bahkan ia membuat sablon nama MMS di baju olahraganya. MMS orang

yang ramah dan sedikit humoris, karena saat melakukan proses wawancara MMS

69
Universitas Sumatera Utara
suka melakukan hal-hal bercanda yang membuat peneliti tertawa karena

candaannya. MMS adalah orang yang memiliki pikiran luas terlihat dari jawaban-

jawaban yang diberikannya kepada peneliti. MMS juga sangat menyukai olahraga

sepak bola, maka ketika peneliti ingin mewawancarai MMS baru saja selesai

bermain sepak bola.

Mengenai media sosial instagram MMS hanya mempunyai satu akun

instagram, karena menurutnya memiliki banyak akun instagram tidak memiliki

faedah yang jelas sehingga ia hanya memiliki satu akun instagram. Menurut MMS

orang yang mempunyai beberapa akun instagram kurang kerjaan dan tidak

percaya pada dirinya sendiri. MMS termasuk orang yang sering menggunakan

instagaram. MMS suka melihat pemain bola dan mengetahui jadwal-jadwal

pertandingan bola dari instagram.

Sama halnya dengan yang lain MMS juga suka melakukan berbelanja

online di instagram, terutama untuk belanja baju dan sepatu. Karena menurutnya

lebih enak dan praktis tinggal lihat, pilih dari handphone kemudian bayar, barang

tersebut akan diantar kerumah. Tidak lagi capek mencari barang tersebut

ketempat-tempat. Dalam berbelanja online MMS tidak menentukan berapa banyak

dalam sebulan tapi yang pasti setiap bulan sekali MMS minimal sekali berbelanja

online.

Saat ditanyai mengenai endorse, MMS mengetahui hal itu walaupun ia

tidak mengikuti artis endorse-an tapi dia pernah melihat beberapa kali di

instagram. Terkadang saat berbelanja online MMS suka melihat beberapa artis

mengendorse barang tersebut, bahkan karena endorse Zuki akhirnya membuat

70
Universitas Sumatera Utara
suatu pertimbangan baginya untuk berbelanja dan mempercayai online shop

tersebut. MMS tidak mengetahui siapa nama artis atau selebgram yang meng-

endorse tersebut tetapi dia tahu bahwa profesinya adalah artis, karena ia tidak

terlalu mengikuti hal-hal seperti itu. Menurutnya cowok itu mempunyai sikap

cuek jadi tidak terlalu perduli dengan hal-hal seperti itu.

Informan XIII

1. Nama : DA

2. Kelas : XII MIA 5

3. Alamat : Jalan Karya Gang Rukun No. 2B

4. Usia : 17 Tahun

5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Pekerjaan Orangtua

Ayah : Pelayar

Ibu : Pegawai Swasta

7. Penghasilan Orangtua

Ayah : Rp50.000.000,00

Ibu : Rp5.000.000,00

8. Uang Saku : Rp1.200.000,-/bulan

Perempuan 17 tahun ini yang akrab di panggil DA merupakan anak

pertama dari dua bersaudara. DA memiliki tiga akun instagram, yang terdiri dari

real account, second account dan fake account. Sama halnya dengan informan

71
Universitas Sumatera Utara
lainnya yang mempunyai fungsi berbeda-beda dalam akun tersebut. DA juga

melakukan hal yang sama dengan lainnya termasuk juga mengikuti beberapa artis

dan selebgram di instagramnya. Karena menurutnya dari perkembangan zaman

banyak sekali bermunculan selebgram-selebgram yang terkenal di masa sekarang

yang membuatnya penasaran.

Dalam menggunakan instagram DA sangat sering melakukannya, karena

menurutnya apabila tidak menggunakan instagram itu termasuk hal yang tidak

keren. Dalam instagram banyak hal yang diketahuinya seperti kehidupan para artis

yang disukainya. Bagi DA instagram itu seperti makan yang harus dilakukan

setiap hari. Sama halnya dengan berbelanja online. DA sangat sering melakukan

hal tersebut karena menurutnya barang-barang yang dijual di online shop itu

sangat cantik-cantik dan lucu.

Hal itu membuat DA ingin terus berbelanja bahkan DA bisa berbelanja

online dalam sebulan lima kali karena DA sangat gampang terpengaruh sama apa

yang dinilainya lucu. Jadi endorse sudah menjadi hal yang biasa bagi DA karena

ia setiap hari melihat itu karena mengikuti artis dan selebgram. Baginya endorse

itu menguntungkan terutama saat membeli barang-barang yang diinginkannya.

Bahkan DA juga sering berbelanja karena endorse yang sering dilihatnya.

Informan XIV

1. Nama : SFL

2. Kelas : XII MIA 7

3. Alamat : Jalan Brigjend Katamso No. 319 Medan

72
Universitas Sumatera Utara
4. Usia : 17 Tahun

5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Pekerjaan Orangtua

Ayah : Wiraswasta

Ibu : Ibu Rumah Tangga

7. Penghasilan Orangtua

Ayah : Rp10.000.000,00

Ibu :-

8. Uang Saku : Rp2.000.000,-/bulan

Sama halnya dengan informan sebelumnya, perempuan yang akrab disapa

SFL ini mempunyai tiga akun instagram dan mempunyai fungsi yang berbeda-

beda. Menurutnya instagram lebih bagus di spesifikkan agar terlihat rapi dan

memudahkannya. Begitu juga dalam menggunakan instagram SFL sangat sering

menggunakannya tidak terhitung seberapa sering dan seberapa lama dalam sehari

ia menggunakan instagram. Karena dalam menggunakan instagram menurutnya

menjadi suatu hal kewajiban apabila tidak ingin kehilangan informasi.

SFL juga kerap kali berbelanja online di instagram, ia mempunyai jadwal

untuk berbelanja online dan itu sebanyak empat kali dalam sebulan. Apabila

dalam sebulan tersebut tidak berbelanja empat kali maka akan dialihkan ke bulan

berikutnya. Begitu juga ketika ditanyakan mengenai endorse, itu biasa

dilakukannya karena setiap hari ia melihat endorse dari beberapa artis maupun

selebgram yang diikutinya.

73
Universitas Sumatera Utara
Menurutnya endorse tersebut sangat bagus dan membantu saat ingin

berbelanja online karena ia mengetahui reviewnya secara jelas. Tetapi ia

mengatakan ada beberapa hal yang tidak disukainya mengenai endorse yaitu

apabila artis atau selebgram tersebut tidak melihat bagaimana kualitas barang

tersebut. Apabila barang itu palsu dan terkesan murahan selebgram tersebut tidak

peduli, yang penting ia hanya promosikan barang tersebut dan dapat uang. Karena

SFL pernah tertipu dengan barang endorse-an yang dilakukan seorang selebgram,

apa yang disampaikan selebgram tersebut tidak sesuai dengan kenyataannya

hingga akhirnya SFL tidak percaya pada selebgram tersebut dan mulai memilih-

milih artis atau selebgram yang akan menjadi pertimbangan pada saat ia melihat

endorse-an suatu barang dan membelanjakannya.

Informan XV

1. Nama : KSA

2. Kelas : XII MIA 5

3. Alamat : Jalan Pahlawan No. 3/5

4. Usia : 18 Tahun

5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Pekerjaan Orangtua

Ayah : Dokter Anak

Ibu : Ibu Rumah Tangga

7. Penghasilan Orangtua

Ayah : Rp30.000.000,00

74
Universitas Sumatera Utara
Ibu :-

8. Uang Saku : Rp4.000.000,-/bulan

9. Nama Instagram : KhalidaKSAbilaziz

Perempuan berhijab ini merupakan informan terakhir yang peneliti

wawancarai. KSA merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan KSA

merupakan orang kedua yang mempunyai uang saku terbanyak. KSA memiliki

lima akun instagram dan KSA adalah informan yang mempunyai akun terbanyak

yang peniliti punya dari informan lainnya. KSA mempunyai dua fake account,

real account, second accound, dan akun bersama dirinya dengan pacarnya. KSA

juga mengikuti beberapa artis dan selebgram di akun instagramnya.

Dalam menggunakan instagram KSA sangat sering melakukannya karena

hal itu menjadi suatu keharusan baginya terutama di akun bersama dengan

pacarnya. Setiap saat ia pasti membuka instagram. Sama halnya dengan

berbelanja online, ia sering melakukan hal itu. Dalam sebulan bisa berbelanja

sebanyak lima kali bahkan menurutnya bisa lebih dari itu. Sehingga mengenai

endorse tidak asing lagi bagi KSA, karena endorse-lah yang membuat KSA

sangat sering berbelanja. Bahkan dari endorse juga KSA bisa begitu mengetahui

banyak barang dan hal itu sangat banyak membantu KSA apabila ingin berbelanja

online.

75
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1.
Profil Informan

No Nama Kelas Pekerjaan Orangtua Penghasilan Orangtua Uang Saku

Ayah Ibu Ayah Ibu

1 MSP XII OSN Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga Rp5.000.000,00 - Rp500.000,00

2 AIS XII OSN Pensiunan BUMN PNS Rp8.000.000,00 Rp5.000.000,00 Rp900.000,00

3 AP XII MIA 1 Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga Rp30.000.000,00 - Rp2.000.000,00

4 NMP XII MIA 6 Wiraswasta Dokter Gigi Rp5.000.000,00 Rp5.000.000,00 Rp1.500.000,00

5 H XII MIA 6 Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Rp20.000.000,00 - Rp1.400.000,00

6 OA XII MIA 8 Kontraktor Kontraktor Rp10.000.000,00 Rp10.000.000,00 Rp1.500.000,00

7 SF XII MIA 5 Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Rp8.000.000,00 - Rp900.000,00

8 IMM XII MIA 2 Pegawai Bank Ibu Rumah Tangga Rp15.000.000,00 - Rp900.000,00

9 SRRL XII MIA 2 - Pegawai Swasta - Rp4.000.000,00 Rp1.000.000,00

76
Universitas Sumatera Utara
10 RTVS XI OSN 2 Polri Ibu Rumah Tangga Rp7.000.000,00 - Rp2.500.000,00

11 JAS XI OSN 2 Wiraswasta Wiraswasta Rp25.000.000,00 Rp25.000.000,00 Rp5.000.000,00

12 MMS XII MIA 7 PNS PNS Rp7.000.000,00 Rp7.000.000,00 Rp1.500.000,00

13 DA XII MIA 5 Pelayar Pegawai Swasta Rp50.000.000,00 Rp5.000.000,00 Rp1.200.000,00

14 SFL XII MIA 7 Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Rp10.000.000,00 - Rp2.000.000,00

15 KSA XII MIA 5 Dokter Anak Ibu Rumah Tangga Rp30.000.000,00 - Rp4.000.000,00

77
Universitas Sumatera Utara
4.3 Instagram dan Konsumsi
Instagram adalah sebuah aplikasi media sosial yang memungkinkan

pengguna untuk mengambil foto, menerapkan filter digital (pemberian efek pada

foto) dan membagikannya. Pengguna instagram lebih diarahkan kepada perangkat

berjalan, seperti smartphone. Aplikasi yang diluncurkan pada tanggal 6 Oktober

2010 ini awalnya dibuat khusus untuk pengguna iOs. Perusahaan kemudian

melebarkan jangkauannya dengan merilis instagramfor Android pada April 2012.

Kala itu, jumlah pengguna instagram baru mencapai 30 juta pengguna. Namun,

karena dianggap sebagai jejaring sosial yang juga sangat kompetitif, seminggu

kemudian secara resmi membeli aplikasi ini dengan biaya US$ 1 miliar (sekitar 9

triliun). Aplikasi foto ini terus dikembangkan dengan adanya penambahan fitur

video dan instagram direct (Luthfi, par. 1-2).

Dalam pemberitaan id.techinasia.com (2016; par. 4), sejak diluncurkan

pada tahun 2010 lalu, aplikasi ini telah memiliki 400 juta lebih pengguna dari

seluruh dunia. Dari angka tersebut, ternyata Indonesia merupakan salah satu

negara pengguna instagram terbanyak. Dengan mayoritas pengguna media sosial

tersebut adalah anak muda pengguna ponsel pintar.

Dalam penggunaan instagram memang tidak memandang usia, terutama di

kalangan remaja. Pada penelitian kali ini siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan

banyak yang menggunakan instagram. Dari semua informan yang ada semuanya

menggunakan instagram dan bahkan bukan hanya mempunyai satu akun tetapi

bisa memiliki beberapa akun instagram. Seperti halnya yang dikatakan oleh AIS

(17) saat wawancara :

78
Universitas Sumatera Utara
ya kak, tapi yang satunya akun kedua
yang awancara 01 Februari 2019).
Tidak hanya itu saja bahkan ada yang mempunyai akun intagram lebih dari

dua, karena mempunyai fungsi dan maksud yang berbeda sehingga ia mempunyai

akun instagram lima yang di katakan oleh KSA (18) saat wawancara :

lima akun instagram kak hahaha. Yang pertama pasti akun real kan kak,
trus aku punya dua kek second akun gitu terus ada fake akun juga kak
lihat-lihat adalah orangkan kak, sama yang terakhir aku punya akun

Februari 2019)

Beberapa informan memang mengatakan mempunyai beberapa akun

instagram tetapi ada juga yang hanya menggunakan satu akun instagram saja.

Karena menurutnya buat apa mempunyai banyak akun kalau satu saja cukup.

Seperti yang dikatakan oleh MMS (17) informan laki-laki satu-satunya saat

wawancara :

-banyak, satu aja kadang ga ke urus apa


lagi banyak. Kurang kerjaan kurasa yang punya akun banyak itu ga
percaya diri dia sama dirinya sendiri perlu buat fake akun gitu, benci kali
aku lihat orang kayak gitu, s awancara
07 Februari 2019)

Berikut adalah matriks dari jawab informan tentang kepemilikan

instagram.

Tabel 4.2
Instagram

No Nama Instagram
1. MSP dua kak, satu lagi second account. Gappa kak
second account itu buat follow-follow artis biar bagus
gitu following real accountnya kak biar ga banyak kali
hehe jadi di second account aja yang itu

79
Universitas Sumatera Utara
2. AIS Hmmm ada tiga akun sebenernya kak, tapi yang
satunya akun kedua yang satunya lagi akun fake hehe
3. AP Cuma satu kok kak, ngapain banyak-banyak juga kan
4. NMP Ohhh ada dua kak haha. Satunya akun kedua hehe
biasalah kak itu untuk apa yang gabisa dilihat di akun
real haha
5. H Hahaha saya punya dua sampe tiga deh akun. Kan saya
suka kepo orangnya kak jadi ya dipakelah itu untuk hal-
hal gitu. Follow artis kadang-kadang pake itu. Enak aja
ngelihatnya.
6. OA Punya tiga kalau aku. Pertama pastu akun real ya terus
fake account pastinya haha sama akun khusus make up
gitu. Akukan suka make up jadi kalau soal make up aku
post disitu kek tutorial juga kadang mau
7. SF Ada dua satu lagi fake account tapi maaf ya kak yang
fake account ga mau kasih tau hehe rahasia soalnya
8. IMM Hmm berapa ya dua kayaknya eh iya deh hehe. Kalau
fake account ya ngestalk lah kak yah gitu deh
9. SRRL Cuma satu punya kak hehe semua disitulah ngestalknya
ngapain malukan kak follow artis juga disitu kok
10. RTVS Ohhh cuma satu kak, ngapain banyak-banyak
11. JAS Hahahaha dua kak lucu loh namanya kak gausah
kukasih tau namanya ya kak
12. MMS Satu ajalah ngapain banyak-banyak, satu aja kadang
ga ke urus apa lagi banyak. Kurang kerjaan kurasa yang
punya akun banyak itu ga percaya diri dia sama dirinya
sendiri perlu buat fake akun gitu, benci kali aku lihat
orang kayak gitu, supaya apalah dia kayak gitu
13. DA Ada tiga hehe. Ada fake account kak jadi kadang di situ
suka ngestalk hehe
14. SFL Akun isnatagram ya kak. Bentar ya kak, hmmm tiga deh
kayaknya kak
15. KSA
banyak kak, ada lima akun instagram kak hahaha. Yang
pertama pasti akun real kan kak, trus aku punya dua kek
second akun gitu terus ada fake akun juga kak lihat-lihat
adalah orangkan kak, sama yang terakhir aku punya

80
Universitas Sumatera Utara
Tujuan dari adanya instagram ini digunakan sebagai tempat sharing yang

memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter, dan membaginya

ke berbagai jejaring sosial. Kekuatan utama instagram adalah foto, pengguna bisa

memberi komentar dan n itu tidak akan

terjadi apabila tidak ada foto yang diunggah. Komunikasi dan interaksi tidak

terjadi tanpa adanya foto di lini masa. Pengguna tidak membuat teks dan memberi

foto, namun sebaliknya, pengguna memberi foto dan menambahkan teks di

dalamnya. Seorang pengusaha online sangat bisa menggunakan instagram sebagai

media mempromosikan produk yang dijual. Alasannya, instagram adalah salah

satu aplikasi yang menjanjikan untuk dijadikan senjata dalam mempromosikan.

Selain itu, foto atau gambar termasuk dalam kategori konten yang paling menarik

buat pelanggan. Baik itu yang menjual produk, maupun yang menawarkan jasa.

Sehingga instagram bisa mempengaruhi masyarakat untuk berperilaku konsumen

karena sudah menjadi tempat jual beli.

Menurut Keynes, faktor utama yang menentukan prestasi ekonomi suatu

negara adalah pengeluaran agregat yang merupakan pembelanjaan masyarakat

terhadap barang dan jasa. Keputusan konsumsi rumah tangga mempengaruhi

keseluruhan perilaku perekonomian baik dalam jangka panjang maupun jangka

pendek. Keterbatasan sumber daya yang dimiliki seseorang mengakibatkan orang

tersebut tidak mampu untuk memenuhi apa saja yang diinginkan. Dalam konsep

ekonomi dibedakan antara istilah kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan biasanya

didasarkan pada kenyataan bahwa seseorang mempunyai kemampuan untuk

memenuhinya atau membelinya, keinginan biasanya tidak didasarkan pada

81
Universitas Sumatera Utara
kemampuan untuk memenuhinya.

Konsep ekonomi fundamental menjadi sangat penting bagi manusia untuk

mengelola sumber daya yang sifatnya terbatas agar dapat digunakan secara

efisien. Hal ini akan mempengaruhi perilaku konsumsi manusia dalam hal

memenuhi kebutuhannya. Manusia dalam berperilaku perlu kemampuan

manajemen untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara efisien dan efektif. Era

globalisasi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola konsumsi sebagian besar

masyarakat di Indonesia. Dampak globalisasi semakin terasa setelah muncul

pusat-pusat perbelanjaan dan berbagai macam barang dan jasa yang tersedia. Hal

tersebut menunjukkan mudahnya memperoleh barang-barang yang beraneka

ragam dan kemudahan dalam fasilitas yang lainnya.

4.3.1 Penggunaan Instagram

Baru-baru ini, instagram pun mulai diminati masyarakat Indonesia sebagai

salah satu akun media sosial yang memiliki kegunaan visual seperti mengunggah

foto dan video. Fenomena instagram di Indonesia membuat jumlah pengguna aktif

di instagram meningkat dari tahun 2013. Pengguna Instagram lebih diarahkan

kepada perangkat berjalan, seperti smartphone. Para pengguna instagram, dapat

secara langsung menjangkau orang lain yang berada di daerah yang sama atau

daerah lain untuk berpartisipasi. Penggunaan aplikasi media sosial instagram

sangat praktis, terutama keunggulannya yaitu berupa search engine tools yang

memungkinkan pengguna mencari informasi yang diinginkannya.

Menurut Palmgreen Gratification Sought adalah kepuasan yang dicari atau

diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu juga dapat

82
Universitas Sumatera Utara
diartikan sebagai alasan yang muncul dari sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai

oleh individu pada obyek tertentu. Hal tersebut mendorong individu pada suatu

media tertentu yang memiliki kaitan dengan keinginan untuk mencari kepuasan

atas kebutuhan tertentu. Begitu juga halnya dengan penggunaan instagram

mempunyai tujuan atau motif yang berbeda-beda bagi setaip orang. Dalam

penelitian ini juga didapatkan beberapa alasan yang berbeda kenapa menggunakan

instagram. Seperti halnya yang dikatakan oleh OA (17) :

Cowok yang ditengok kak hahaha, tepe-tepelah itu cari yang ganteng
hahaha manatau dapat pacar dari sosial media kak haha suka lihat
mukbang juga online shop , makanan, sama tutorial make up gitu loh kan
awancara 01 Februari 2019)

Hal senada juga disampaikan oleh NMP (17) saat wawancara :

instagram, terus lihatin kehidupan


artis kadang akukan suka kepo sama orang itu, lihatinla snapgram orang
itu ngapain aja orang itu kemana kan mereka suka ngesnapgramin jadi
gampanglah, kadang cari-cari yang lucu juga instagram itu banyak
fungsinya kak lihat video-video lucu, makanan, banyaklah yang kulihat di
instagram awancara 02 Februari 2019)

Alasan dalam menggunakan instagram setiap orang berbeda-beda sehingga

dari hasil wawancara di atas bahwa dalam penggunaan instagram mempunyai

tujuan yang berbeda-beda tergantung bagaimana orang tersebut mempunyai

kebutuhannya sendiri untuk mencari suatu keinginan dan kepuasannya. Kemudian

karena banyak hal yang dapat dilakukan dan dilihat dalam instagram membuat

waktu yang ada juga habis untuk menggunakan instagram. Karena dari hasil

penelitian ini peneliti menemukan fakta bahwa kapasitas menggunakan instagram

sangat banyak\ dan menjadi suatu kebiasaan dalam menggunakan instagram.

Bahkan setiap hari harus menggunakan instagram dan itu menjadi suatu

83
Universitas Sumatera Utara
keharusan. Bagi pengguna tersendiri merasakan ada hal yang berbeda apabila

mereka tidak menggunakan instagram. Seperti halnya yang dikatakan OA (17)

saat ditanyakan seberapa sering menggunakan instagram dalam sehari :

-sikit buka instagram setiap saat buka


instagram. Ga ada guru aja nanti buka instagram dikantin aja buka
instagram tempat les juga jadi setiap saat pasti buka instagram. Kalau ga
buka instagram aneh aja rasanya terus gatau info apa-apa kalau ga buka
isntagram ga tau gossip juga haha kan udah ga pernah noonton tv untuk
gossip jadi taunya ya dari instagram 01 Februari 2019)

Hal yang sama juga disampaikan oleh H (17) :

pasti saya akan buka, apalagi lhat snapgram artis. Skincare-skincare gitu
untuk yang terupdatenya. Sebelum tidur biasanya paling lama kak, karena
bakalan nunggu sampe siap semua yang mau ku lihat kadang sampe
tengah malam mainin instagramlah kak, pokoknya sering kali aku buka
instagram kak sampe saya kena limit di iPhone gitu ka nada
pemberitahuan aplikasi apa yang paling sering kita buka dan waktunya
nah saya kena di limit itu kak, mau c
(wawancara02 Februari 2019)

Dari pernyataan informan yang di dapatkan dalam penelitian ini bahwa

semua informan mengatakan sangat sering sekali menggunakan instagram dalam

sehari. Penggunaan instagram untuk saat ini memang sangat mengglobal dilihat

bagaimana Indonesia merupakan salah satu pengguna instagram terbesar. Selain

itu instagram dapat dijadikan kenangan untuk bisa dilihat untuk kedepannya,

dapat mengekspresikan keadaan yang sedang terjadi dan telah terjadi. Pengguna

media sosial instagram menginginkan reaksi dari teman-teman mereka dan saling

memberikan komentar dan like dari foto maupun video yang diunggah. Instagram

juga adalah jejaring sosial yang digunakan sebagi tempat menyebarkan dan

berbagi informasi, berinteraksi dengan orang banyak, serta dapat mengenal lebih

dekat dengan sesama pengguna instagram melalui foto-foto, video yang diunggah.

84
Universitas Sumatera Utara
Berikut adalah matriks jawaban informan bahwa intensitas dalam menggunakan

instagram sangat sering dalam sehari.

Tabel 4.3
Penggunaan Instagram

No Nama Penggunaan Instagram Dalam Sehari


1. MSP
sikit-sikit bosen buka instagram. Setiap ada kesempatan
pokoknya buka instagram
2. AIS
emang sering buka instagram. Mala lebih sering buka
instagram
3. AP Sehari kalau di totalin kayaknya tiga jam lah kak.
Bukanya kayak lima menit sekali tapi ya sering gitu setiap
saat.
4. NMP Lebih dari dua jam sih hehe soalnya pake limitkan terus
ada kelebihan gitu kan di iphone iosnya ada kasih tau
mana yg lebih tinggi saya mau coba ngurangi tapi tetep
gabisa kak, ketagihan terus jadinya bingung gimana.
5. H
kesempatan pasti saya akan buka, apalagi lhat snapgram
artis. Skincare-skincare gitu untuk yang terupdatenya.
Sebelum tidur biasanya paling lama kak, karena bakalan
nunggu sampe siap semua yang mau ku lihat kadang
sampe tengah malam mainininstagramlah kak, pokoknya
sering kali aku bukainstagram kak sampe saya kena limit
di iPhone gitu ka nada pemberitahuan aplikasi apa yang
paling sering kita buka dan waktunya nah saya kena di

6. OA -sikit buka instagram setaip saat


buka instagram. Ga ada guru aja nanti buka instagram
dikantin aja buka isntagram tempat les juga jadi setiap
saat pasti buka instagram. Kalau ga buka instagram aneh
aja rasanya terus gatau info apa-apa kalau ga buka
isntagram ga tau gossip juga haha kan udah ga pernah
noonton tv untuk gossip jadi taunya ya dari instagram
7. SF Buka terus setiap saat buka ga pernah ga buka kalau

85
Universitas Sumatera Utara
buka hp selalu buka ig ga yang lain
8. IMM

9. SRRL Sangat pake banget, ga pernah sehari tanpa buka


instagram
10. RTVS gatau berapa lama kak tapi sering karena suka
lihat info gitu jadi sering buka instagram
11. JAS Sering kak, asal buka hp ya buka instagram kadang
sebelum tidur ya buka instagram, ga ada kerjaan ya buka
instagram
12. MMS Ya seringlah, lihat-lihat bola kan jadi seringlah
13. DA Keknya seringlah, sangat sering mala ga terhitung
berapa lama, sampai habis kouta karena instagram. Kan
instagram banyak makan kouta kak
14. SFL Sangat sering lah kak, kalau ga mau kudet ya buka
instagram. Menurutku buka instagram adalah hal yang
wajib karena bakalan tau informasi ya dari instagram.
Instagram is my life haha
15. KSA ehehe setiap saat buka instagram kak. Apalagi akun
bersama dengan pacar kak jadi mau update juga ge
keitunglah lah kak pokoknya sering aja

4.3.2 Belanja Online di Instagram

Terkait dengan adanya peningkatan pengguna instagram, membuat

pemilik butik online mulai berpindah dan mempromosikan produknya ke media

sosial instagram. Berpindahnya promosi ke media sosial instagram ini

memunculkan adanya fenomena baru dalam strategi promosimelalui media sosial

instagram, yakni Shout For Shout (SFS). SFS ini merupakan konsep promosi yang

termasuk dalam bagian dari model promosi yang menekankan aspek partisipasi

dalam melakukan promosi melalui akun instagram. SFS merupakan sebuah

aktivitas untuk saling mempromosikan produk melalui akun instagram satu

dengan lainnya. SFS tersebut digunakan sebagai salah satu strategi promosi yang

86
Universitas Sumatera Utara
banyak digunakan butik online saat ini di Indonesia karena dianggap memberikan

kemudahan dalam menjangkau maupun menambah jumlah pengikut (followers).

Maka layanan berbelanja secara online juga mengalami peningkatan mengikuti

tumbuhnya minat belanja secara online (Avicenna 2014:928).

Hal ini sesuai dengan data dari Master Card bahwa ada sekitar 63 juta jiwa

menggunakan internet dan 57 persen atau 36 juta jiwa aktif melakukan belanja

online ataupun bisnis online (Nisaputra, 2013). Penggunaan layanan belanja lewat

internet (online shopping) di Indonesia meningkat dalam tiga tahun terakhir.

Survei Nielsen Global Online menempatkan Indonesia di posisi 13 dari 14 negara

Asia Pasifik, dengan 51 persen populasi pengguna internet yang pernah berbelanja

online. Catherine Eddy selaku Direktur Eksekutif Client Solutions Nielsen

Indonesia menerangkan, pembeli terbesar lewat internet memang masih dikuasai

negara-negara berkembang. Maka ia yakin jumlah pengakses online shopping di

Indonesia bakal tumbuh bertahap (Wijaya, 2008).

Berbelanja online praktis dan tidak memandang usia, sehingga memudahkan bagi

siapa saja yang ingin berbelanja. Pada saat ini berbelanja online sangat digemari

bagi kaum muda, baik remaja dan orang dewasa. Semakin banyak aplikasi

berbelanja online semakin banyak pula akses untuk bisa berbelanja online. Begitu

juga halnya dengan penelitian kali ini bagaimana siswa-siswi SMA Negeri 1

Medan juga menggemari berbelanja online. Salah satunya adalah berbelanja

online di instagram. Dari perkataan informan yang di dapatkan di lapangan bahwa

mereka sering untuk berbelanja online setiap bulannya. Berikut pernyataan dari

salah satu informan yaitu SRRL (17) saat wawancara:

87
Universitas Sumatera Utara
Hmmm suka belanja online di instagram. Sebulan biasanya dua kali,
kadang-kadang tiga kali tergantung apa yang mau dibeli
08 Februari 2019)
Hal serupa juga disampaikan oleh KSA (18) saat wawancara :

Sering belanja online di instagram. Hmmm sebulan tiga kali bisa


sampe lima kali. Kalau ada yang suka ya belilah (Wawancara 07
Februari)
Dari pernyataan informan yang didapatkan bahwa untuk berbelanja online

di instagram secara rutin dilakukan, dalam jangka waktu sebulan saja bisa

melakukan hal itu untuk beberapa kali, memang benar bahwa Indonesia

merupakan salah satu negara terbesar untuk melakukan berbelanja online,

sehingga tidak heran apabila online shop sekarang sangat banyak dan membuat

tertarik untuk berbelanja online. Berikut matriks dari jawaban informan seberapa

sering melakukan berlanja online di instagram.

Tabel 4.4
Berbelanja Online di Instagram

No Nama Berbelanja Online di Instagram


1. MSP tapi bulan ini belum ada kayaknya
kak, tapi biasanya dua kali atau sampe tiga kali gitu

2. AIS karena aku kan suka K-Pop gitu


boyband Korea jadikan banyak kalau mau beli barang,
barang-barang kecil gitu
3. AP

4. NMP
bisa nambah kadang-
5. H tentu saya kalau belanja.
Perkiraannya mungkin sebulan tiga kali bisa juga empat

6. OA

88
Universitas Sumatera Utara
apa yang mau dibeli haha. Ini aja aku seminngu udah beli

7. SF
lebih juga kadang-
8. IMM

9. SRRL
suka beli online gitu apalagi barang-
10. RTVS
karena hal itu udah biasa sekarang apalagi banyak
godaan dari aplikasi berbelanja apa ga belanja terus kak

11. JAS
ya beli aja ga pertimbangkan udah berapa kali belanja
dalam sebulan. Yang penting suka aja udah beli, jadi
ketentuan ga ada bahkan bisa dalam sebulan itu bisa

12. MMS

13. DA Hahaha belanja itu sama kayak buka instagram kak


wajib jadi pasti sering, apalagi belanja online ini banyak
barang-barang lucu dan menarik dan menggoda iman
haha jadi suka belilah kak.
14. SFL Hmmmm sebulan empat kali kak jadi kayaknya tiap
minggu itu bakalan ada belanja kalau bulan ini sikit
belanjanya biasanya dialihkan ke bulan depan belanjanya
manatau bulan depan kayak banyak barang bagus gitu
dan banyak yang suka yaudah yang bulan lalu belum
sampe empat kali ya dipake dibulan itu hehe ngeri ya
kak?
15. KSA

Kegiatan berbelanja online di instagram ini menjadi suatu rutinitas yang

pasti yang akan dilakukan dan menjadi suatu kebutuhan. Dalam jangka waktu

sebulan saja bisa melakukan kegiatan berbelanja online di instagram beberapa kali

89
Universitas Sumatera Utara
dan terkadang sudah menjadi ketentuan bagi siapa yang menganggap berbelanja

online menjadi suatu keharusan, karena dari beberapa jawaban informan

menyatakan hal seperti itu.

Maka dapat dikatakan bahwa arus globalisasi membuat manusia semakin

sibuk dengan rutinitasnya, sehingga internet dijadikan sebagai salah satu alat

alternatif untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya. Menurut Kotler (2001:h.260),

belanja online diminati karena memiliki beberapa manfaat bagi konsumennya.

Pembelian secara online ini nyaman, pelanggan tidak perlu bergelut dengan lalu

lintas, mencari tempat parkir, dan berjalan dari toko ke toko dan konsumen dapat

memesan barang selama 24 jam sehari dari mana dan kapan saja. Selain itu masih

menurut Kotler, pembelian online itu berisifat interaktif dan segera, yakni pembeli

dapat berinteraksi dengan situs penjual untuk mencari informasi dan kemudian

melakukan pemesanan di tempat. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini beberapa

orang nyaman berbelanja secara online dikarenakan dapat diakses dengan mudah

dan tidak merepotkan.

Dalam berbelanja online diperlukan budget (biaya) saat ingin bertransaksi

dengan si penjual. Dalam berbelanja pasti mempunyai target untuk berbelanja,

berapa banyak uang yang memang disiapkan untuk berbelanja. Setiap orang

mempunyai kriteria target biaya masing-masing saat ingin berbelanja, ada yang

memang mempersiapkan ada juga yang hanya spontan tidak mempunyai target

dan bebas ingin mengeluarkan sebanyak apa. Begitu juga halnya dengan barang-

barang yang ingin di beli, pasti mempunyai keinginan dan kebutuhan yang

berbeda-beda. Mungkin bisa juga ada barang yang harus di beli online atau

90
Universitas Sumatera Utara
bahkan ada barang yang tidak boleh di beli online, tergantung bagaimana

konsumen tersebut mempunyai keputusan sendiri. Sama halnya dengan yang

dilakukan oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan yang menjadi informan dalam

penelitian ini yang mempunyai budget (biaya) yang ditargetkan saat berbelanja

online begitu juga dengan barang-barang yang akan di beli online. Seperti yang

dikatakan salah satu informan yaitu RTVS (16) saat wawancara :

Hmmm budget ga ada, target juga ga ada kalau ada barang yang di
suka ya beli aja. Mau berapa biayanya saya ga pernah masalahin beli aja
yah gitu. Kalau barang yang saya beli biasanya make up gitu lebih sering,
masker atau skincare gitu atau kalau ga aksesoris gitu. Baju jarang sih ya
cuma seringnya itu aja .
Apabila RTVS tidak mempunyai budget (biaya) beda halnya dengan IMM

yang mempunyai budget ketika berbelanja. Karena menurutnya mempunyai

budget (biaya) itu perlu agar bisa membatasi dan tidak terlalu dalam

menggunakan uang ketika berbelanja. Begini menurut pernyataan IMM (16) saat

wawancara :

Punyalah Kak, kalau belanja ga punya budget saya bisa tekor gila
belanja mulu. Di bawah lima ratus gitulah kak, kadang sekali-sekali saya
gabisa nahan diri untuk beli di atas lima ratus gitu jadinya keblablasan
tapi akhir-akhir ini jadinya di bawah lima ratus gitulah kak. Banyak
belanjaan saya kak, akdang masker, baju, anting aksesoris gitu, hmmmm
baju sama sepatu kadang juga beli oh iya skin care kak keknya itu aja deh
hehe
Hal serupa juga dikatakan oleh MSP (16) saat wawancara :

Hmmm punya, sekitar dua ratusan gitu. Beli apa yaa pakaian gitu
baju-baju gitu, terus skincare lebih sering sama casing hp aksesoris gitu
hehe

91
Universitas Sumatera Utara
Menurut Nugraha (2008:69), segmentasi psikografis adalah segmentasi

berdasarkan gaya hidup dan kepribadian manusia. Gaya hidup mencerminkan

bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya yang dinyatakan dalam

aktivitas-aktivitas, minat dan opini-opininya. Butik online sendiri merupakan

wadah bagi konsumen yang memiliki gaya hidup serba praktis, dimana mereka

lebih menyenangi pembelian secara onlinedibandingkan dengan offline. Sehingga

pemilihan konsumen secara psikografik dalam pemasaran secara online menjadi

lebih penting jika dibandingkan dengan segmentasi secara geografi maupun

demografi. Hal ini dikarenakan keberadaan internet yang memudahkan mereka

dalam menjangkau konsumen baik secara geografis mapun demografisnya.

Berikut matriks dari jawaban informan berapa budget(biaya) yang ditargetkan

untuk berbelanja dan barang-barang apa saja yang di beli dalam belanja online.

Berikut adalah matriks dari jawaban informan mengenai budget (biaya) yang

digunakan saat belanja dan barang apa saja yang dibeli ketika berbelanja.

Tabel 4.5
Budget dan Barang Belanja

No Nama Budget Belanja Barang Belanja


1. MSP
ratusan gitu baju-baju gitu, terus
skincare lebih sering
sama casing hp aksesoris
gitu hehe.
2. AIS -macam
sekitaran lima ratusan gitu barangnya kak, kadang
sekali belanja, kadang mau beli album, mouse gitu
lebih juga. stik, make up juga beli
sama baju.
3. AP

92
Universitas Sumatera Utara
kalau budget dibawah empat kak, kan aku pake
ratusan gitu kak itu paling softlense ini jadi itu
mentok banget kayaknya kalau paling sering sama baju
karenakan baju banyak
yang canti-cantik kalau
di jual di online shop

4. NMP make
seratus ribu kak, kalau sekali up ini lebih sering dan
belanja mungkin ada dua atau harus bermerek, baru
tiga barang kali seratus ribu
segitulah
5. H
loh kak, saya kadang lihat uang saya beli itu aneh-aneh.
juga biasanya sih lima ratusan Kalau penasaran saya
gitu, kadang kan pake uang beli aja tapi aneh-aneh
tabungan kadang minta sama jadi yang sering saya
mama dikasih kadang ga beli aja ya kak hehe.
dikasih juga ya pake uang Aksesoris handphone,
sendiri jadi lihat uang juga makanan, sepatu sama
gimana taoi ya itu saya
biasanya lima ratusan gitu

6. OA -macam yang di
ratusan kayaknya. Ga lebih beli kak, ini aja aku beli
sampai lima ratusan gitulah. kuku hahaha. Kalau
Kalau ada yang disuka banget sering dibeli ya gitu
sampai kepikiran kali baru mau make up, skincare, baju.
ga mau ya belilah tapi kalau Pokoknya yang bisa
engga untuk mempercantik

7. SF
dari tiga ratuslah kak, kadang kayaknya aku suka beli
kalau udah sampe mahal kali baju gitu, make up tapi
suka takut ketipu tapi kalau harus yang punya brand
barangnya emang bermerek ga gitu kak, skincare apa
takut yang ga bermerek ininya lagi takut rusak muka ini
kadang ga kalau sampe kekgitu kak niat mau
enggalah jaga-jaga jugakan mempercantik jadi rusak
kan jadi payah sama

93
Universitas Sumatera Utara
sepatu kadang suka beli
kalau ada yang bagus

8. IMM au belanja
ga punya budget saya bisa tekor kak, akdang masker,
gila belanja mulu. Di bawah baju, anting aksesoris
lima ratus gitulah kak, kadang gitu, hmmmm baju sama
sekali-sekali saya gabisa nahan sepatu kadang juga beli
diri untuk beli di atas lima ratus oh iya skin care kak
gitu jadinya keblablasan tapi
akhir-akhir ini jadinya di bawah

9. SRRL make up
empat ratusan gitu, ga di atas sama skincare gitu kak
empat ratusan kak. Karena baju kadang-kadang.
uangnya saya juga tabung untuk Karena itu kan kayak
kebutuhan lainnya jadi harus harus gitu dibandingkan
dibatasi untuk uang belanja

10. RTVS ada, target


juga ga ada kalau ada barang saya beli biasanya make
yang di suka ya beli aja. Mau up gitu lebih sering,
berapa biayanya saya ga masker atau skincare
pernah masalahin beli aja yah gitu atau kalau ga
aksesoris gitu. Baju
jarang sih ya cuma

11. JAS
barang kak, kalau ada harganya gabisa tahan kali kalau
yang lebih dari itu tapi kualitas udah lihat baju kak,
bagus dan suka banget baru pokoknya paling sering
belilah. Tapi saya suka sering beli itu ya baju baru
gitu belanjanya jadi lumayan make up kan karena
juga kalau belanja sebulan untuk muka itu aja sih

12. MMS
atau kaos warna hitam
gitu atau Cuma yang ada
nama mereknya gitu
kayak hurley sama

94
Universitas Sumatera Utara
sepatu. Sepatu bola atau
sepatu kayak adidas
13. DA
untuk belanja kak, berapa aja make up sih kak itu yang
paling sering banget
baru kadang-kadang
mainan hahaha atau

14. SFL
sekitaran tiga ratusan ribu gitu. casing, sepatu sama
Pernah sekali-sekali lima makanan kak hahaha
ratusan gitu tergantung barang banyak kayaknya ya
sama kualitas barang kalau oke
dan terjamin yam au dengan
seharaga seperti itu kalau
enggak mending gausah beli

15. KSA
juta deh atau kadang mau baju sama make up. Tai
sampe satu juta lima ratus gitu semuanya harus
tergantung barangnya apa yang bermerek saya ga mau
mau dibeli, berkualitas atau beli yang ga bermerek
enggak dan seberapa banyak makanya budget saya

4.4 Fenomena Endorse

Seiring dengan peminat online shop diinstagram yang semakin banyak,

saat ini muncul istilah endorsement yang menjadi trend pada pengguna instagram.

Endorse merupakan suatu cara untuk mempromosikan produk sebuah online shop

dengan bekeja sama dengan orang yang memiliki banyak followers di instagram.

Pada media sosial instagram, fenomena endorsement saat ini banyak dijumpai

pada beberapa tokoh maupun masyarakat awam yang mampu menarik perhatian

pengguna instagram lainnya. Menurut Dyah (2014:10), endorse dalam media

95
Universitas Sumatera Utara
sosialinstagram berbeda dengan endorse dalam media konvensional, karena dalam

media instagram, siapapun bisa menjadi seorang endorser atau yang biasa dikenal

dengan sebutan selebgram (selebriti endorse instgaram). Sedangkan pada media

konvensional, celebrityendorsement selalu ditujukan bagi mereka yang telah

dikenal oleh orang banyak, seperti aktris atau aktor.

Kemunculan selebgram ini bermula dari keunikan yang dimunculkan oleh pemilik

akun Instagram pada setiap foto yang diunggahnya, khusunya mereka yang

memiliki penampilan menarik baik secara fisik maupun segi penampilannya.

Keunikan inilah yang kemudian menjadi daya tarik pengguna instagramlain.

Semakin banyaknya followersyang mereka dapat, akan berpengaruh pada aktifitas

like serta komentar di foto mereka. Selebgram ini kemudian muncul disebabkan

pengaruh pengguna media sosial instagramyang mulai mengikuti akun-akun

instagram sesuai dengan keinginannya.

Fenomena endorse dalam beberapa tahun tersebut memang sedang trend,

sehingga tidak asing lagi untuk di dengar terutama bagi pengguna media sosial

instagram. Endorse akan sejalan dengan adanya online shop. Karena banyak

online shop menggunakan jasa endorse tersebut untuk mendukung atau

mempromosikan barang yang akan di jual di online shop miliknya. Sehingga hal

itu sangat membantu bagi online shop tersendiri untuk menaikkan calon pembeli

untuk berbelanja. Sehingga online shop juga bakalan mengeluarkan uang untuk

membayar jasa endorse tersebut kepada seseorang yang akan mempromosikan

barang tersebut atau memberikan barang yang di promosikan secara gratis

tergantung bagaimana kesepakatan tersebut. Sehingga fenomena endorse ini juga

96
Universitas Sumatera Utara
sangat diketahui siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan. Banyak pendapat-pendapat

mengenai fenomena endorse saat ini. Saat ditanyai apakah tau mengenai endorse

dan bagaimana pendapat mengenai endorse ada yang memberikan pendapat

negatif dan ada pula yang memberikan pendapat positiff. Dalam pernyataan

positiff disampaikan oleh JAS (15) saat wawancara :

Ohhh tahu. Hmmm bagus ya ga capek cari-cari barang. Ada yang


endorse tinggal buka aja online shop nya, saya juga tahu barang tersebut
karena melihat artis atau selebgram tersebut endorse atau make. Lagian
bagi pengguna instagram itukan hal yang pasti diketahui karena banyak
artis yang banyak melakukan endorse. Teruskan endorse sangat
menguntungkan apalagi followersnya banyak, sama kek artis kalau
followersnya banyak tinggi juga tarif jasa endorsenya..
Februari 2019).

Hal serupa dinyatakan oleh AP(17) saat wawancara :

Heeeh tau banget, bagus sih untuk pemanasaran karenakan instagram


untuk ditengok juga artis-artis gitu jadi ya bagus. Hmmmm untung ke aku
ada sihh jadi lihat olshop-olshop atau diendorse bagus juga cocok utk
saya jd ga perlu cari barang lagi. Karenakan aku juga pernah di endorse
salah satu online shop . Waktu itu aku di endorse pake baju yang dijual
online shop terus imbalannya dikasih beberapa baju termasuk yang di
endorse. Jadinya aku untungkan hehe
Berbeda hal yang dinyatakan beberapa informan lainnya juga mempunyai sisi

negatifnya seperti yang di katakana oleh SF (17) saat wawancara :

Tahulah. Sebenernya endorse ini hal yang menarik pengen juga


sebenernya di endorse gitu lumayankan haha. Tapi kadang endorse ini
mau juga nipu. Bukan salah online shop nya sebenernya tapi kadang
selebgram atau artisnya ini bilang barangnya bagus blablabla tapi padah
enggak dibilanginya aja semuanya bagus padahal waktu di beli
enggaknya aku pernah kayak gitu di tipu jadi malaslah belinya..
(Wawancara 01 Februari 2019).
Hal serupa juga dikatakan oleh DA (17) saat wawancara :

97
Universitas Sumatera Utara
Iya tahu. Hmm endorse itu menguntungkan terutama saat membeli
barang-barang yang diinginkan ngebantu kalau misalkan nyari baju atau
sepatu.Tapi harus pande pilih barang ya. Kadang endorse ini suka juga
ga benernya. Salah selebgram sama artisnya sih dia terima endorse apa
aja ga saring dulu barangnya asli atau terpercaya enggak yang penting
dapat uang aja setelah ngeendorse. Terus sekali ngeendorse banjir pulak
di snapgramnya kadang malas lihatnya ya skip-skip aja kayak awkarinlah
kayak gitu jadi kadang pilih juga siapa yang mau dilihat endorsenya..
(Wawancara 07 Februari 2019).
Berikut merupakan matriks dari jawaban informan mengenai bagaimana memang

informan mengetahui tentang endorse dan bagaimana tanggapan informan tentang

fenomena endorse pada saat ini.

Tabel 4.6
Fenomena Endorse

No Nama Fenomena Endorse


1. MSP Ya sangat tau. Hehehe hahaha kekmana ya kalau
endorse itu feedback-feedbacknya bagus gitu ya kalau dia
endorse followers online shop nya nambah terus banyak
penghasilan income olshopnya juga. Buat nambah-
nambah laku gitulah. Hmmm apa ya ngebantu juga ke aku
mudah cari barang aku tau brand juga tau online shop

2. AIS
endorse. Kayak endorse ya bagus juga misalkan kayak
lihat olshop gitu ada juga artis atau selebgram kayak dia
ngeendorse K-pop juga ya bagus juga jadi ya bagus untuk
endorse itu. Bagus juga endorse
3. AP emanasaran
karenakan instagarm untuk ditengok juga artis-artis gitu
jadi ya bagus. Hmmmm untung ke aku ada sihh jadi lihat
olshop-olshop atau di endorse bagus juga cocok utk saya
jd ga perlu cari barang lagi. Karenakan aku juga pernah
di endorse salah satu online shop . Waktu itu aku di
endorse pake baju yang dijual online shop terus
imbalannya dikasih beberapa baju termasuk yang di
endorse
4. NMP

98
Universitas Sumatera Utara
saling menguntungkan karena yang satu memberi imbalan
gitu atau kasih produknyakan yang satu mempromposikan
jadi kayak untung aja terus manfaat juga sama yg butuh
kayak mau cari-
5. H
artis gitu kan make ohhh bagus gitu, jadi kayak kepengen
make aja gitu. Untungnya lebih tau aja tentang produk itu
kan dijelasin sama mereka produk itu gimana jelas lebih
terinformasilah karena endorse itu. Jadi ya tau produknya
karena endorse
6. OA Sebenernya endorse ini hal yang menarik
pengen juga sebenernya di endorse gitu lumayankan
haha. Tapi kadang endorse ini mau juga nipu. Bukan
salah online shop nya sebenernya tapi kadang selebgram
atau artisnya ini bilang barangnya bagus blablabla tapi
padah enggak dibilanginya aja semuanya bagus padahal
waktu di beli enggaknya aku pernah kayak gitu di tipu jadi

7. SF -guna ya bergunalah. Kalau


yang ga penting gitu haha ya ga penting. Kadangkan ada
selebgram gitu dia nerima endorse itu walaupun
barangnya ga bagus-bagus kali tapi ya dia tetep nerima
gitu kadang ga sesuai sama apa yang dibilangnya gitu
kayak nipu gitu loh, jadi dia kayak nipu publik gitu. Terus
misalkan kita cari barang kalau misalkan kita pengen cari
inilah terus di endorse
8. IMM endorse sudah menjadi hal
yang biasa kalau sekarang. Karenakan barang-barang
online itu sekarang kebanyakan pake endorse. Itu kek
ngebantu pihak online shop gitu kan kak. Rugi aja
rasanya kalau ga ngeendorse apalagi masih baru. Karena
biasanya kepercayaan di online shop tersebut dilihat
bagaimana barang itu di endorse, karena aku juga kalau
mau belanja lihat kekgitu barangnya dia ada di endorse

9. SRRL endorse ga
lepas itu sama online shop haha. Aku juga mempunyai
beberapa teman yang mengelola online shop dan mereka
juga mau kayak ngeendorse sama selebgram-selebgram
gitu supaya menaikkan followers dan biar bisa kayak

99
Universitas Sumatera Utara
trusted gitu loh. Kadang aku juga kalau mau belanja
online sangat terbantu dengan adanya endorse. Gak susah
lagi nyarinya terutama online shop yang dapat
dipercaya.
10. RTVS
nge endorse di instagramnya jadi kadang suka ngintilin
juga sama barang yang di endorsenya apalagi kalau soal
make up pastilah itu kak. Terus kalau misalkan di endorse
sama online shop gitu kan dapat uang banyak kalau
misalkan udah terkenal. Terus lebih mudah untuk
mendapatkan barang yang dim au sama lebih terpercaya
aja kalau udah di endorse
11. JAS Ohhh tahu. Hmmm bagus ya ga capek cari-cari barang.
Ada yang endorse tinggal buka aja online shop nya, saya
juga tahu barang tersebut karena melihat artis atau
selebgram tersebut endorse atau make. Lagian bagi
pengguna instagram itukan hal yang pasti diketahui
karena banyak artis yang banyak melakukan endorse.
Teruskan endorse sangat menguntungkan apalagi
followersnya banyak, sama kek artis kalau followersnya
banyak tinggi juga tarif jasa endorsenya
12. MMS endorse itu. Hmmm apa ya karena
endorse tadi percaya jadinya kalau online shop itu

13. DA Iya tahu. Hmm endorse itu menguntungkan terutama


saat membeli barang-barang yang diinginkan ngebantu
kalau misalkan nyari baju atau sepatu. Tapi harus pande
pilih barang ya. Kadang endorse ini suka juga ga
benernya. Salah selebgram sama artisnya sih dia terima
endorse apa aja ga saring dulu barangnya asli atau
terpercaya enggak yang penting dapat uang aja setelah
ngeendorse. Terus sekali ngeendorse banjir pulak di
snapgramnya kadang malas lihatnya ya skip-skip aja
kayak awkarinlah kayak gitu jadi kadang pilih juga siapa
yang mau dilihat endorsenya
14. SFL Sangat bagus endorse itu sangat ngebantu
kalau nyari barang reviewnya juga bagus dia
ngejelasinkan. Terus aku juga banyak tahu barang karena
endorse. Tapi yah itu juga kadang selebgram endorse ini
ga lihat gimana barangnya berkualitas atau enggak asal

100
Universitas Sumatera Utara
promosikan aja ga dilihatnya emang bener bagus. Aku

15. KSA karena


endorse juga. Menarik barang endorsean itu kak. Apalagi
kalau misalkan selebgramnya suka ada promo nama dia
gitu bagus kekgitu. Terus tahu mana barang yang palsu
mana yang enggak juga kadang. Barang gitu ngebantu
kayak tas atau sepatu tapi kalau kek obat-obatan kekgitu
ga ngebantu ntah obat pemutih pelangsing ga percaya aku

4.4.1 Pengaruh Endorse dalam Berbelanja Online


Menurut Shimp (2003) endorse yang digunakan dalam mengiklankan sebuah

produk haruslah didukung oleh endorser atau yang dikenal juga sebagai bintang

iklan dalam mendukung iklan tersebut. Sebab pada dasarnya produk-produk yang

di endorse pada media sosial instagram kadangkala merupakan produk-produk

terbaru dan unik serta tidak ketinggalan zaman sebab selalu mengikuti mode

terkini. Tujuan produk-produk endorse ini juga sering didedikasikan kepada

kalangan muda baik itu para mahasiswi dan pengguna instagram lainya, sebab

mereka merupakan bagian dari segmen pasar yang pontensial memiliki gaya

hidup yang tidak terlalu sulit untuk diidentifikasikansangat sesuai dengan keadaan

para konsumen mahasiswi dan dewasa saat ini. Dimana mempunyai keinginan

membeli yang tinggi dan diketahui pada umunnya para kaum muda memiliki ciri

khas dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, tingkah laku, pertemuan dan

pesta, serta ingin selalu berpenampilan yang dapat menarik perhatian orang lain

terutama teman sebaya, oleh karena itu para anak muda sering kali

membelanjakan uangnya untuk keperluan tersebut.

101
Universitas Sumatera Utara
Dengan maraknya fenomena endorse pada saat ini membuat banyak konsumen

tertarik untuk berbelanja online. Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan fakta

bahwa pengaruh endorse di media sosial instagram memang sangat berpengaruh

untuk berbelanja dan beberapa informan mempunyai alasan-alasan yang berbeda

mengapa tertarik berbelanja karena endorse. Hal ini dipaparkan oleh SF (17) saat

wawancara :

online ya karena
endorse. Suka terpengaruh sama apa yang dibilangnya katanya bagus ya
pengen aja gitu ku coba bagus juga atau enggak. Terus di pakenya cantik
ya ku coba aja samaku cantik juga enggak ya haha akukan mau
mempercantik diri juga sih kak haha mau sama kayak selebgram-
selebgram gitu. Mala kadang mau beli karena ya di endorse mereka biar

OA dan SF merupakan teman dekat, yang sangat terpengaruh berbelanja online di

instagram karena endorse yang dilakukan oleh artis atau selebgram yang mereka

sukai dan ikuti di instagram. Mereka mempunyai alasan yang sama juga kenapa

tertarik dengan barang endorsean karena ingin mau sama dengan artis atau

selebgram yang disuka dan ingin punya barang yang sama. Tidak hanya itu OA

dan SF juga suka membeli barang endorsean karena percaya dengan apa yang

disampaikan oleh artis atau selebgram tersebut dan ingin mencoba pada dirinya.

Walaupun mereka mempunyai perbedaan dari selebgram ataupun artis yang

disukai tetapi tidak membuat mereka menjadi iri satu sama lain melainkan

memberikan saran mana barang yang cocok yang juga bisa digunakan pada

mereka. Tetapi berbeda dengan pernyataan informan yang lainnya bahwa mereka

tidak sangat terpengaruh dengan adanya endorse untuk suka berbelanja online,

seperti yang di katakana oleh IMM (16) saat wawancara :

102
Universitas Sumatera Utara
Belum tentu terpengaruh sih sama endorsean. Kadang barang endorsean
murahan gitu kan jadi pilih-pilih juga. Kadang ada juga barang
endorsean yang bagus baru beli kalau enggak ya enggak. Ga terpengaruh
juga sih karena artis atau selebgram tersebut karena lihat barangnya aja
bagus ya beli kalau enggak ya enggak belilah buat apakan. Jadi belum
tentu terpengaruh. Kadangkan karena emang butuh baru dicari dan

Berikut adalah matriks dari jawaban informan mengenai pengaruh endorse


dalam berbelanja online.

Tabel 4.7
Pengaruh Endorse dalam Berbelanja Online

No Nama Pengaruh Endorse dalam Berbelanja Online


1. MSP
artisnya bagus. Alasannya ya karena bagus bervariasi,
murah juga. Terus kadang barang di Medan ga ada ga

2. AIS karena endorse. Hmmmm


kadang dari endorse itu terpercaya dijualnya mana berani
mereka ngejual kayak ngeendorse gitu yang palsu jadi ya
terpercaya gitu ga fake. Kalau ada yg nipu bodoh gitu dia
ga pande masa kasih artis yang palsu ya langsung
ketahuanlah berarti dia masih newbie gitu kalau masih
jualan. Kalau artis biasanya gimana yakan artis korea ga
ada ngeendorse ya kan tapi paling biasanya kalau olshop-
olshop gitu kasih foto artis-artis itu ngeendorse dia
megang barang atau ngereview bareng. Yahh BTS gitu
suka pegang barangnya walaupun bukan kayakartis
Indonesia yg terang-terangan ngeendorse di drama
jugakan mereka suka kayak ngeendorse gitu juga mana
pernah nunjukin barangnya tapi ada yg promoin kayak
blackpink juga kadang mereka ada juga jual barangnya
kyk bt21 blackpink gitu. Kurang mau beli barang kalau ga
diendorsekan. Karena kalau misalkan ga diendorsekan
ada kemungkinaan juga kurang bagus contoh kayak
sincare ga semua orang cocok ke mukanyakan trus gatau
kondisi kulitnya cocok ga trus kulitnya berminyak jadi
skin

103
Universitas Sumatera Utara
3. AP
tertipu orang itu cantik kalau pake ohh kita juga keknya
bagus ehh rupanya jelek haha.
4. NMP Karena dia makenya menarik
gitu trus kayak bagus kadang sesuai sama aku kalau
diendorsekan berarti trusted jadi gatakut mau beli.
Soalnya pernah kecewa beli tas selempang gitu lucu
soalnya gambar semangka dilihat digambar kek besar tapi
waktu datang kecil trus bahannya tipis kayak ga sama yg

5. H endorse
gitu, apa bener-bener bagus jadi kek beneren dibeli
jadinya karena penasaran artis ngomong kek betul gitu,
kemarin saya beli penumbuh alis kmrin itu hahahaiyaa
semua kayak Raffi Ahmad, Syahrini, Luna Maya semua
endorse itu jadi apa bener-bener numbuhin apa engga
jadi saya belii hahaha ehh ternyata waktu dipake ya ga
ada ngaruhnya hahaha. Tapi jadi sekarang saya pake wak
doyok kan itu dari instagram hahaha ga guna emg itu
kemarin. Trus saya pernah kecewa karena endorse kayak
makanan gitu kan snack-snack artis makanan artis itu
ternyata ga enak juga haha ntah apa dijual gitu kayak
punya Rafii Ahmad itu biasa kali enakan lagi chitato
daripda itu iya. Ketipu kali saya mahal harganya sikit
isinya bgi dia enak menang nama dan muka dia aja itu di

6. OA karena endorse.
Mungkin kalau lihat selebgramnya atau kalau udah suka
sama selebgramnya trus dia make gitu jadi ya
terpengaruh gitu apa yang dia pake jadi suka dan mau
pake juga sama kayak dia. Artisnya kek selebgram,
Awkarin huhh, Awkarin semangat hidup Awkarin. Dj
Yasmin juga kadang-kadang.
7. SF
online ya karena endorse. Suka terpengaruh sama apa
yang dibilangnya katanya bagus ya pengen aja gitu ku
coba bagus juga atau enggak. Terus di pakenya cantik ya
ku coba aja samaku cantik juga enggak ya haha akukan
mau mempercantik diri juga sih kak haha mau sama kayak
selebgram-selebgram gitu. Mala kadang mau beli karena

104
Universitas Sumatera Utara
ya di endorse
8. IMM endorsean. Kadang
barang endorsean murahan gitu kan jadi pilih-pilih juga.
Kadang ada juga barang endorsean yang bagus baru beli
kalau enggak ya enggak. Ga terpengaruh juga sih karena
artis atau selebgram tersebut karena lihat barangnya aja
bagus ya beli kalau enggak ya enggak belilah buat
apakan. Jadi belum tentu terpengaruh. Kadangkan karena

9. SRRL
endorse. Biasanya lihat endorse karena barangnya
menarik, ga mungkin karena di endorse sama dia harus
beli. Kalau kebetulan bagus ya ga masalah sih jadi ga
tentu terpengaruh sama endorse
10. RTVS rpengaruh karena endorse. Belanja online di
instagram ya karena endorse itulah. Malas nyari ga
tertarik yaudah lihat aja snapgram yang ngeendorse
11. JAS Karena menurutku biasanya kalau
udah di endorse pasti barangnya udah trusted jadi kalau
ada di endorse terus tertarik ya beli aja jadi pengaruhlah
karena endorse
12. MMS
gimana-
13. DA biasanya terpercaya

14. SFL Terpengaruhlahh kak. Review mereka kayaknya jujur-


jujur kali gitu jadi aku penasaran terus mupeng gitu haha
yah mau gamaulah kak daripada kepikiran mending

15. KSA erpengaruh. Karena lihat wah barangnya


keknya bagus ini terus cantik yaudah beli aja terus cocok
juga kayaknya ke aku ya belilah. Jadi dari lihat dipake

Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan fakta bahwa fenomena endorse di

media sosial instagram memberikan pengaruh dalam keputusan pembelian

sehingga mengakibatkan seseorang berperilaku konsumtif. Karena hal tersebut

105
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan keinginan untuk terus berbelanja dari endorse yang dilihatnya di

media sosial instagram. Padahal sebenarnya barang tersebut tidak dibutuhkan

tetapi karena tertarik hingga akhirnya berbelanja terus-menerus. Hal ini sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Jean Baudrillard bahwa masyarakat pun

pada akhirnya hanya mengonsumsi citra yang melekat pada barang tersebut

(bukan lagi pada kegunaannya) sehingga masyarakat sebagai konsumen tidak

pernah merasa puas dan akan memicu terjadinya konsumsi secara terus menerus,

karena kehidupan sehari-hari setiap individu dapat terlihat dari kegiatan

konsumsinya, barang dan jasa yang dibeli dan dipakai oleh setiap individu (Ritzer,

dalam Pawanti, 2013: 3).

4.5 Masyarakat Konsumsi

Konsumsi tidak dapat lagi diasosiakan dengan hal-hal yang berkaitan atau secara

sederhana seperti menggunakan barang berdasarkan kebutuhan dengan melihat

aspek manfaat melainkan aspek-aspek lain yang mendominasi keidupan kita pada

saat ini. Konsumsi bersifat individu, kemewahan, bahkan hedonis, dan apa yang

membuat orang mengkonsumsi bukan berdasarkan atas asas manfaat, nilai guna

ataupun berdasarkan kebutuhan, melainkan berdasarkan nilai-nilai tertentu seperti

gaya hidup, identitas dan beberapa hal lain yang melingkupi kenyataan kosnsumsi

masa kini, seperti hasrat dan makna yang diproleh dari konsumsi, jika ada hal

yang dapat mempengaruhi perubahan masyarakat dalam memaknai dan cara

melakukan konsumsi, mungkin iklan memiliki pengaruh yang paling besar jika

dibandingkan dengan pengaruh lain.

106
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan konsumsi masyarakat saat ini tidak hanya sekedar berkaitan dengan

keinginan dan kebutuhan atas barang yang dikonsumsi melainkan karena faktor

gengsi. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh media cetak maupun elektronik dalam

mempromosikan setiap produk, akhirnya dengan informasi tentang produk yang

begitu banyak membuat masyarakat mengkonsumsi barang bukan berdasarkan

keperluan atau kebutuhan (Nur Lailatul Mufidah, 2012, 157).

Dalam Consumer Society, Baudrillard menganalogikan konsumsi pada

masyarakat masa kini dengan bahasa dan sistem tanda dalam masyarakat primitif.

Manusia sepanjang masa membutuhkan suatu simbol. Masyarakat berusaha

mengafirmasi, meneguhkan identitas dan perbedaannya, serta mengalami

kenikmatan melalui tindakan membeli dan mengosumsi sistem tanda bersama

(Mudji Sutrisni dan Hendar Putranto. 2005: 262). Karena oleh itu maka

masyarakat konsumsi melihat nilai yang melekat pada barang sehingga

mempengaruhi keputusan pembelian.

Keberadaan endorse yang kredibel sebagai juru komunikasi diyakini dapat

mengangkat brand awareness dan menumbuhkan minat beli, sehingga

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Pada tahap keputusan pembelian,

konsumen membentuk preferensi atas produk-produk yang ada dalam kumpulan

pilihan. Selanjutnya konsumen membuat keputusan untuk membeli produk yang

telah dipilih melalui berbagai pertimbangan (Kotler dan Keller, 2009:235).

Penggunaan selebriti juga diyakini mempunyai daya tarik tersendiri sehingga

dapat mencuri perhatian para calon konsumen. Ada empat peran selebriti yang

dipaparkan dan dua diantaranya adalah endorse dan artis. Dimana

107
Universitas Sumatera Utara
endorsemerupakan selebriti yang diminta untuk membintangi iklan produk

dimana dia secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut, sedangkan artis

diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merek tertentu terkait dengan

peran yang sedang ia bintangi dalam suatu program tayangan tertentu.Sama

halnya dengan penelitian ini bahwa peran endorse dan artis merupakan salah satu

faktor ketika memutuskan berbelanja online. Hal ini di sampaikan oleh salah satu

informan yaitu RTVS (16) saat wawancara :

Hmmm gimana ya kalau barangnya ga di endorse biasanya aku mikir dulu


mau beli apa enggak butuh pertimbangan. Jadi kadang kalau online shop nya
ga ada kayak di endorse gitu aku belum tentu beli. Terus kenapa tertarik sama
barang endorse (Wawancara 08 Februari
2019)
Hal serupa di sampaikan oleh JAS (15) :

Ohh enggak kayaknya Kak. Belum tentu beli karena ga percaya jugakan
gimana barangnya terus lebih terpercaya aja kalau udah di endorse. Terus
kalau udah di endorsekan apalagi sama yang kusukakan lebih bagus jadi tahu
barangnya gimana dari review yang dikasih hehe. Barang endorsean itu lucu-
lucu kak jadi pengen dibeli semua karena lucu haha
Februari 2019)
Berikut adalah matriks dari jawaban informan mengenai keputusan pembelian

suatu barang.

Tabel 4.8
Keputusan Pembelian Barang

No Nama Keputusan Pembelian Barang


1. MSP Hmmmm gatau juga sih mau beli apa engga. Karena
kalau mau beli itu lihat endorsean. Karena kadang beli
itu lihat siapa yg ensorse juga, kalau diendorse ya mau

108
Universitas Sumatera Utara
beli. Beli barangg tersebut ya karena di endorse. Terus
barang endorsean ini bagus dan kalau dipake sama
selebgram jadi bikin suka hehe
2. AIS Kurang mau beli barang kalau ga diendorsekan.
Karena kalau misalkan ga diendorsekan ada
kemungkinaan juga kurang bagus contoh kayak sincare
ga semua orang cocok ke mukanyakan trus gatau kondisi
kulitnya cocok ga trus kulitnya berminyak jadi skincare
apa yang cocok atau makeup apa gitu. Yes beli brang
karena artis yg diendorse.
3. AP Kalau banyak reviewnya kadang mau beli barang yang
ga endorsean.
4. NMP hari kebutuhan kan ya nyari sendiri
jadi ya cari aja gitu. Ada juga sihh krna endorse. Beli
barang tersebut karena lucu atau butuh hehe. Tapi lebh
ke lucu suka, aku suka barang-barang lucu git
5. H Ehmmmm biasanya kalau ga diendorse saya beli yg
bermerek yang udah ada brandnya jadi saya beli saya
percaya aja gitu, contohnya apa yaaa ehhhmm aduh apa
ya lupa aduh apa ya lupa kalau udh gini aduh duhh oh
iya iya skincare natural pacific itu kan kadang ga
diendorsetapi udah ada brandnya. Ehmmm kadang
muncul iklan di ig kadang beli kalau ga endorse ya gt.
Aku beli itu ya karena penasaran sih sebenernya haha.
Terus efeknya apa kalau ke aku bener ga apa yang

6. OA Kalau suka kali pasti beli wlaupun ga di endorse. Kalau


suka beli kalau ga ya engga kalau di endorse ya udh
bagus gtitu. Aku suka terpengaruh sama apa yang dipake
awkarin jadi pakein aja kalau cocok ke dia cantik ku

7. SF
seleb
8. IMM Belum tentu beli kalau ga di endorse, paling lihat
reviewnya testimoninya gitu-gitulah kalau mau beli tapi
ga di endorse. Karena suka makanya beli atau kalau lagi

9. SRRL Hmm mikir-mikir sih mau beli apa engga kalau ga di

109
Universitas Sumatera Utara
endorse lihat trusted ga itu olshop baru followersnya
gimana liker juga meyakinkan ga bentuknya agak ragu
kalau ga di endorse ini.
10. RTVS endorse
biasanya aku mikir dulu mau beli apa enggak butuh
pertimbangan. Jadi kadang kalau online shop nya ga ada
kayak di endorse gitu aku belum tentu beli. Terus kenapa
tertarik sama barang endorsean itu menarik jadi suka

11. JAS Belum tentu beli karena ga


percaya jugakan gimana barangnya terus lebih
terpercaya aja kalau udah di endorse. Terus kalau udah
di endorsekan apalagi sama yang kusukakan lebih bagus
jadi tahu barangnya gimana dari review yang dikasih
hehe. Barang endorsean itu lucu-lucu kak jadi pengen
dibeli semua karena
12. MMS dulu instagramnya gimana
testimoninya gimana followersnya kalau ga di ensorse ya

13. DA
endo
14. SFL karena

15. KSA
apa enggak, kalau ke aku lebih besar itu pengaruhnya
daripada ga di

Dari data di atas menunjukkan bahwa fenomena endorse memang mempunyai

faktor untuk memutuskan pembelian suatu barang ketika berbelanja online. Selain

itu keputusan pembelian tidak lagi dikarenakan membutuhkan suatu barang

tersebut tetapi karena mempunyai tujuan yang lain. Keputusan pembelian yang

didominasi oleh faktor emosi menyebabkan timbulnya pola masyarakat konsumsi.

Hal ini dapat dibuktikan dalam membeli sesuatu yang belum tentu menjadi

kebutuhannya serta bukan menjadi prioritas utama dan menimbulkan pemborosan.

110
Universitas Sumatera Utara
Remaja dalam masa peralihan dari masa kanak-kanak dengan suasana hidup

penuh ketergantungan pada orang tua menuju masa dewasa yang bebas, mandiri

dan matang.

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh trend. Hal ini didasari adanya

keinginan yang tinggi baik dalam menunjang penampilan agar dapat memberikan

simbol status agar terlihat lebih trend atau tidak ketinggalan zaman dimata orang

lain. Dalam penelitian ini juga menjelaskan bahwa para perempuan biasa membeli

barang-barang seperti baju, tas, sepatu, make up, skincare, dan aksesoris di online

shop instagram atas dasar demi mendukung penampilan agar terlihat cantik dan

menarik, memenuhi gaya hidup yang lebih trend dan masa kini. Hal ini di

sampaikan juga oleh informan yaitu H (17) saat wawancara :

Sukalah kak barang trend, kayak hari itu lagi trend gel alovera ikutan
beli gitulah, sekarang ternyata ga dipake lagi karena ga cocok tambah
item saya pake itu haha apalagi ya yang sedang trend kemarin saya itu
oragnya pelupa jdi suka lupa tapi banyak gitu haha apalagi ya lebih ke
skincare kalo lagi buming saya beli haha. Ehmmm apa yaaa tertarik ya
gatau tertariknya itu kenapa. Ehhmm tertariknya karena banyak orang
make karena highkan jadi alasan dia high pasti adaakan jadi saya pengen
coba gitu. Jarang banget karena butuh karena buming itu saya beli coba-
coba aja (Wawancara 02 Februari 2019)
Hal yang sama juga disampaikan oleh SF (17) :

Barang trend sukalah, ga mau ketinggalan trend aku kak haha. Karena
barang trend itu pasti buat aku cantik haha terus bisa ngeimpress cowok
gitukan terus kalau cantik dipake pasti orang yang lihat bilang ihhh cantik
ya beli dimana bagus loh nah aku suka kali kalau udah ditanyain kayak
gitu kujawabinlah nanti ini beli disini loh tengoklah hahaha
(Wawancara 01 Ferbuari 2019)
Hal ini merupakan salah satu berperilaku konsumtif diantaranya senang dengan

kehidupan glamour dengan membelanjakan keperluan yang tidak terlalu penting.

Salah satunya adalah belanja pakaian yang dimana mode pakaian ini semakin

111
Universitas Sumatera Utara
bervariasi dengan berkembangnya zaman. Hal ini berkaitan dengan teori

konsumsi Jean P. Baudrillard dimana orang mengkonsumsi bukan karena suatu

kebutuhan namun karena ingin meningkatkan eksistensi diri dalam masyarakat.

Keputusan pembelian juga dipengaruhi barang bermerek. Persepsi

konsumen mengenai barang bermerek berdasarkan ingatan mereka terhadap suatu

produk. Barang bermerek tidak terdapat dalam fitur, teknologi atau jenis produk

itu sendiri, citra timbul karena iklan, promosi, atau penggunanya. Melalui citra

merek, konsumen dapat mengenali produk, mengevaluasi kualitas, mengurangi

resiko pembelian, dan memperoleh pengalaman tertentu serta mendapatkan

kepuasan tertentu dari suatu produk. Lalu membeli produk tersebut karena

munculnya penilaian bahwa produk yang bagus ataupun produk dengan harga

mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi. Hal ini juga disampaikan

informan SRRL (17) saat wawancara :

Suka beli barang bermerek, kenapa ya barang bermerek kan ada nama
gitu terus mahal jadi kualitasnya juga lumayan kak. Apalagi sepatu kalau
aku emang harus bermerek kayak adidas gitu atau nike. Baju juga kadang
harus bermerek lebih oke aja kalau pake barang bermerek
(Wawancara 08 Februari 2019)
Hal ini juga dipertegas oleh IMM (16) :

Barang bermerek pastilah suka, bukan hanya bermerek aja harus


original juga. Walaupun barangnya lebih mahal harganya tapi gapapa,
karena pake barang bermerek itu lebih percaya diri apalagi kalau ketemu
sama temen pergi sama temen terus jalan ke mall masa pake yang ga oke,
jadi ya harus bermerek biar ga malu-maluin gitu loh..
Februari 2019)
Dari penelitian ini terdapat fakta bahwa mereka membeli barang bukan

lagi karena nilai guna, hal ini sesuai dengan teori Baudrillard yang menyatakan

bahwa konsumsi yang terjadi sekarang ini telah menjadi konsumsi tanda.

112
Universitas Sumatera Utara
Tindakan konsumsi suatu barang dan jasa tidak lagi berdasarkan pada

kegunaannya melainkan lebih mengutamakan pada tanda dan simbol yang

melekat pada barang dan jasa itu sendiri (Murti, 2005:38).

Masyarakat pun pada akhirnya hanya mengonsumsi nilai yang melekat

pada barang tersebut (bukan lagi pada kegunaannya) sehingga masyarakat sebagai

konsumen tidak pernah merasa puas dan akan memicu terjadinya konsumsi secara

terus menerus, karena kehidupan sehari-hari setiap individu dapat terlihat dari

kegiatan konsumsinya, barang dan jasa yang dibeli dan dipakai oleh setiap

individu, yang juga didasarkan pada citraan-citraan yang diberikan dari produk

tersebut. Hal ini di dapatkan dari beberapa pernyataan informan yang mengatakan

bahwa mereka membeli bukan lagi karena butuh atau karena nilai guna melainkan

karena ada suatu nilai ataupun suatu hasrat kepuasan dalam mengkonsumsi barang

tersebut. Salah satu informan yang mengatakan tersebut adalah KSA (18) :

Ohh bukan karena nilai guna, yah karena nyenangin diri sendiri aja,
ngerasa terpuaskan juga kalau make terus saya ngerasa keren hehe. Terus
kalau udah punya barang yang oke bisa pamer gitu padahal sebenernya
belum tentu kepake gitu barangnya 07 Februari 2019)

Hal ini juga semakin dipertegas oleh MMS (17) :

Kayaknya bukan karena itulah. Hmm lebih percaya diri aja lebih
bernilai dan bergengsi aja kalau pake barang kekgitu baru bisa ngecengin
cewek kan kak haha dia lihat kita pake barang oke pasti ada nilai lebih
aku di mata dia dan lebih puas aja sih..

Berikut merupakan matriks dari jawaban informan mengenai nilai guna

suatu barang.

Tabel 4.9

113
Universitas Sumatera Utara
Nilai Guna

No Nama Nilai Guna


1. MSP Hmmm karena butuh, tapi kadang ga karena butuh suka
aja, lucu yaudah beli jadi bukan karena butuh aja. Merek
sih kadang-kadang karena mahal jugakan. Barangnya
suka tapi ga ada duitnya gitu. Hmmm ya kadang ga guna
banget tapi pengen aja. Terus kalau pake barang gitu ya
ngerasa beda aja. Iya suka belanja karena barang itu
diendorse sama yg aku suka hehe.
2. AIS
3. AP Karena kepuasan tersendiri sih, padahal masih banyak
baju tapi ya kepengn cantik ya beli aja, belum tentu
dipake juga. Kadang beli brg ya karena artis/selebgram
di endorsekan.
4. NMP Karena suka aja jadi ya beli, ada nilai terpuaskan
sendiri kalau pake barang yg bermerek lebih percaya
diri. Pengen beli aja.
5. H Beli kadang ga karena nilai guna ya beli2-beli aja ada
beberapa yang kena nilai guna selebihnya enggak. Ya
ada rasa wah dan puas kalau pake barang bermerek,
sepatu sekolahku harus bermerek kalau ga bermerek aku
gamau pake kayak sepatu sekolah harus converse atau
reebok gitu, kalau Bata itu aku ga pernah pake. Lebih
kesepatu yang harus bermerek b
6. OA nggak juga karena nilai guna haha tapi kalau make up
guna kalau yang lain enggak haha, kayak baju karena
suka aja tapi lebih sering karena bukan nilai guna haha
kayak kuku inilah kan cuma mau buat percantik aku aja
bukan karena ada gunanya haha.
7. SF Pasti rasa terpuaskan diri atau pamer ada hahaha
kalau misalkan make cantik kan awak senang gitu pasti
ada rasa yg puas b
8. IMM nggak tergantung barangnya sih
kak, kalau skincare mungkin iya kalau baju atau yang
lain belum tentu karena
9. SRRL karena
guna tergiur aja lihat di instagram gitu banyak cantik-
cantik beli aja penasaran kadang belum tentu dipake

114
Universitas Sumatera Utara
10. RTVS karena nilai guna atau engga. Kadang hanya
koleksi aja terus gemes gitu barangnya kak jadi

11. JAS Karena pengen aja punya barangnya suka sama


barangnya bukan karena butuh. Karena bajuku itu
banyak kali kak tapi tiap bulan tetep aja belanja ga

12. MMS karena itulah. Hmm lebih percaya diri


aja lebih bernilai dan bergengsi aja kalau pake barang
kekgitu baru bisa ngecengin cewek kan kak haha dia
lihat kita pake barang oke pasti ada nilai lebih aku di

13. DA
namanya punya barang pasti ada rasa
14. SFL
Jarang karena
15. KSA Ohh bukan karena nilai guna, yah karena nyenangin
diri sendiri aja, ngerasa terpuaskan juga kalau make
terus saya ngerasa keren hehe. Terus kalau udah punya
barang yang oke bisa pamer gitu padahal sebenernya

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dalam mengkonsumsi suatu barang nilai

guna bukan menjadi suatu faktor utama melainkan nilai tanda atau simbolis.

Terdapat prestise yang terkandung di dalamnya hal ini sesuai dengan teori

Baudrillard, kini logika konsumsi masyarakat bukan lagi berdasarkan use value

atau exchange value symbolic value

Maksudnya, orang tidak lagi mengkonsumsi objek berdasarkan nilai tukar atau

nilai guna, melainkan karena nilai tanda atau simbolis yang sifatnya abstrak dan

terkonstruksi. Hal ini disebabkan karena beberapa bagian dari tawaran iklan justru

menafikan kebutuhan konsumen akan keunggulan produk, melainkan dengan

menyerang rasa sombong tersembunyi dalam diri manusia, produk ditawarkan

115
Universitas Sumatera Utara
sebagai simbol prestise dan gaya hidup mewah yang menumbuhkan rasa bangga

yang klise dalam diri pemakaiannya.

Konsumsi mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan menstruktur praktek

keseharian masyarakat. Nilai-nilai, pemaknaan dan harga dari segala sesuatu yang

dikonsumsi menjadi semakin penting dalam pengalaman personal dan kehidupan

sosial masyarakat. Konsumsi telah terinternalisasi dalam rasionalitas berpikir

masyarakat dan teraplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Secara nyata dapat

dilihat dan dibuktikan bagaimana rasionalitas konsumsi telah beroperasi pada

masyarakat berbudaya konsumtif. Setiap harinya, sekian banyak waktu biasa

dihabiskan untuk berkonsumsi, berpikir tentang apa yang dikonsumsi dan

menyiapkan apa yang akan dikonsumsi.

Dalam pemikiran Baudrillard, gaya hidup konsumsi dalam masyarakat

konsumen ini tercipta karena perubahan fokus perhatian dalam kapitalisme itu

sendiri, di mana manajemen produksi dalam kapitalisme klasik telah digantikan

mode of

production mode of consumption

dikendalikan sepenuhnya oleh teknik pemasaran yang menguasai seluruh

kesadaran masyarakat konsumen. Khususnya yang menyangkut diferensiasi diri.

Dengan demikian, masyarakat konsumen akan melihat identitas diri ataupun

kebebasan mereka sebagai kebebasan memproyeksikan keinginan pada barang-

barang industri. Konsumsi dipandang sebagai usaha masyarakat untuk merebut

makna-makna sosial atau posisi sosial. Relasi bukan lagi terjadi antara manusia,

tetapi antara manusia dengan benda-benda konsumsi.

116
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat yang telah menjadi masyarakat konsumen akan melihat iklan

(advertising) sebagai guru dan teladan moral yang harus diikuti. Karena iklan

yang adalah ujung tombak kapitalisme sebagai guru dan teladan moralitas, maka

moralitas yang berkembang dalam masyarakat adalah moralitas hedonis. Oleh

Baudrillard, moralitas hedonis yang mengedepankan individualisme ini

dihubungkan dengan masyarakat konsumen, yang pasif dan mendasarkan

identitasnya pada tanda yang berada di belakang barang komoditi yang

dikonsumsinya.

Hal ini tentunya menjadi mungkin karena dalam kapitalisme global

kegiatan produksi sudah bergeser dari penciptaan barang konsumsi, ke penciptaan

tanda Atau dengan kata lain kapitalisme global memfokuskan diri pada

dengan menciptakan dan sekaligus menyebarluaskan berbagai tanda yang

referensi atau maknanya tidak ada. Manajemen konsumsi kapitalisme global

memfokuskan diri pada usaha-usaha mempengaruhi konsumen secara individual.

Kepada tiap individu, lewat produk yang ditawarkan melalui media, produser

menjanjikan berbagai hal yang berhubungan langsung dengan kepribadian

individu, seperti pemenuhan diri, kesenangan, kelimpahan, dan tentu saja prestise

yang akan didapatnya kalau individu itu mengkonsumsi komoditi yang mereka

tawarkan (Baudrillard, 1998: 82).

117
Universitas Sumatera Utara
4.6 Analisis Fenomena Endorse di Media Sosial Instagram dalam

Masyarakat Konsumen

Pada dasarnya kata endorse berasal dari kata endorsement yang artinya adalah

sebuah tindakan mendukung (support) atau setuju terhadap sesuatu. Endorse

merupakan suatu cara untuk memprosomosikan produk sebuah online shop

dengan bekerja sama dengan orang yang memiliki banyak followers di instagram.

Fenomena endorse dalam beberapa tahun tersebut memang sedang trend,

sehingga tidak asing lagi untuk di dengar terutama bagi pengguna media sosial

instagram. Endorse akan sejalan dengan adanya online shop. Karena banyak

online shop menggunakan jasa endorse tersebut untuk mendukung atau

mempromosikan barang yang akan di jual di online shop miliknya.

Sama halnya dalam penelitian ini, dimana anak remaja SMA Negeri 1 Medan

merupakan subjek dalam penelitian ini sangat mengetahui mengenai endorse yang

pada saat ini sedang trend di media sosial instagram. Hal ini sudah menjadi hal

yang sering ditemukan dalam media sosial instagram terutama online shop yang

pada saat ini sangat berkembang. Endorse dilakukan pada seseorang yang

mempunyai followers yang banyak atau sering disebut dengan kata selebgram.

Bukan hanya selebgram saja yang melakukan endorse artis-artis Indonesia juga

kini beralih menerima endorse-an yang dilakukan online shop.

Pengetahuan tentang endorse ini tidak lagi lazim di kalangan anak remaja zaman

sekarang. Karena peminat sosial media instagram lebih banyak di gandrungi oleh

mereka. Munculnya endorse di media sosial instagram ini memudahkan siapa saja

yang ingin membeli suatu barang. Dengan melihat endorse yang dilakukan oleh

118
Universitas Sumatera Utara
selebgram dan artis kita bisa mengetahui barang-barang apa yang pada saat ini

sedang trend dan barang yang bagus. Dengan adanya endorse kita dapat

mengetahui bahwa online shop tersebut dapat dipercayai.

Fenomena endorse yang terjadi di media sosial instagram ini juga menjadi salah

satu pertimbangan bagi remaja yang memutuskan membeli barang tersebut.

Bahkan ketika barang tidak di endorse akan menjadi suatu pertimbangan yang

besar bagi konsumen untuk membeli suatu barang. Perilaku konsumen dalam

membuat keputusan yang pada akhirnya menciptakan masyarakat konsumsi.

Fenomena endorse yang dilakukan selebgram maupun artis ini membuat

masyarakat konsumsi terutama anak remaja yang menjadi obejek pemasaran

online shop menjadi sering berbelanja online. Hal ini dikarenakan adanya nilai

berbeda yang terkandung ketika selebgram maupun artis tersebut mempromosikan

barang tersebut, sehingga anak remaja meyakini bahwa barang yang di-endorse

dan dipakai oleh artis maupun selebgram tersebut mempunyai kualitas barang

yang bagus dan menarik ketika digunakan.

Dari adanya hal tesebut membuat anak remaja tidak lagi membeli suatu barang

karena butuh melainkan karena hasrat keinginan semata, dan simbol-simbol yang

terdapat di dalamnya. Sama halnya seperti dikatakan oleh Baudrillard yang

ditegaskan melalui (Baudrillard :

2004) bahwa mekanisme sistem konsumsi pada dasarnya berangkat dari nilai

tanda atau nilai simbol, bukan pada kebutuhanatau manfaat. Dalam masyarakat

konsumerisme kehidupan manusia lebih banyak dipengaruhi oleh tanda atau

simbol. Orang membeli sesuatu bukan karena kegunaannya, tetapi karena dalam

119
Universitas Sumatera Utara
barang itu ada nilai simbol yang menunjukkan status yang melekat pada barang

dan jasa itu sendiri.

Begitu halnya dengan penelitian ini anak remaja pada SMA Negeri 1 Medan

membeli suatu barang bukan karena butuh melainkan karena keinginan lain

seperti, barang tersebut lucu dan unik kemudian dibeli. Alasan lain juga ingin mau

sama dengan artis atau selebgram yang disukainya, ataupun karena barang

tersebut sedang trend dan sering digunakan oleh para artis maupun selebgram.

Tidak hanya berhenti disitu saja anak remaja tersebut membeli barang tersebut

karena ada nilai yang terdapat ketika mengkonsumsinya. Ada hasrat keterpuasan

dan kepercayaan diri yang tinggi ketika menggunakannya.

Terutama ketika menggunakan barang-barang yang sedang trend dan ber-merek,

walaupun harga barang tersebut mahal tapi bukan menjadi suatu pertimbangan

bagi mereka untuk membelinya. Barang ber-merek mempunyai kualitas yang baik

sehingga mempunyai nilai jual ketika digunakan. Maka anak remaja yang berada

di SMA Negeri 1 Medan sangat mengetahui barang-barang ber-merek dan suka

membelanjakan barang tersebut karena ketika memakainya ada suatu hal yang

berbeda terutama ketika barang tersebut asli. Ketika menggunakannya mereka

mengatakan bahwa ingin menunjukkan dan membentuk jati diri melalui barang

yang digunakan, sehingga orang yang melihat menilai yang berbeda tentang

dirinya. Mereka ingin menunjukkan sebuah status atau citra berbeda yang melekat

atas dirinya melalui barang tersebut. Nilai tanda yang akan tercipta pada dirinya

membuat mereka terus-menerus ingin mengkonsumsi.

120
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat pun pada akhirnya hanya mengonsumsi citra yang melekat pada

barang tersebut (bukan lagi pada kegunaannya) sehingga masyarakat sebagai

konsumen tidak pernah merasa puas dan akan memicu terjadinya konsumsi secara

terus menerus, karena kehidupan sehari-hari setiap individu dapat terlihat dari

kegiatan konsumsinya, barang dan jasa yang dibeli dan dipakai oleh setiap

individu, yang juga didasarkan pada citraan-citraan yang diberikan dari produk

tersebut.

Masyarakat modern adalah masyarakat konsumtif terus menerus berkonsumsi.

Namun konsumsi yang dilakukan bukan hanya sekedar kegiatan yang berasal dari

produksi melainkan sekedar kegiatan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar dan

fungsional manusia. Konsumsi telah menjadi budaya, budaya konsumsi. Sistem

masyarakat pun telah berubah, dan yang kini adalah masyarakat konsumen, yang

mana kebijakan dan aturan-aturan sosial masyarakat sangat dipengaruhi oleh

kebijakan pasar. Maka dalam penelitian ini anak remaja SMA Negeri 1 Medan

terus-menerus belanja karena ingin mengikuti trend yang berkembang pada

zamannya. Kebijakan-kebijakan barang terbaru yang ada dipasar kemudian

diketahui konsumen dan akhirnya mengkonsumsi agar sama dengan tuntutan yang

ada.

Teori konsumsi Baudrillard mengatakan, bahwa masyarakat konsumeris pada

masa sekarang tidak didasarkan kepada kelasnya tetapi pada kemampuan

konsumsinya. Siapapun bisa menjadi bagian dari kelompok apapun jika sanggup

mengikuti pola konsumsi kelompok tersebut.Baudrillard menilai bahwa objek

yang dikonsumsi dalam masyarakat konsumsi ini sesungguhnya hanyalah tiruan

121
Universitas Sumatera Utara
Objects merelysimulate the social

ila-gila pada

konsumsi bukanlah berdasarkan nilai guna dan manfaat dari barang tersebut,

melainkan berdasarkan gaya hidup danmakna yang melekat dari suatu produk.

Dalam The System of Objects Baudrilard mengatakan bahwa untuk menjadi objek

konsumsi, terlebih dahulu sebuah objek harus menjadi tanda.

Maka dari itu anak remaja yang pada saat ini statusnya masih bersekolah

yangbelum mempunyai penghasilan bisa mengikuti pola konsumsi karena hal itu

tidak dilihat dari kelas dan kelompok. Bagi siapa yang mampu mengikuti maka

bisa mengikuti pola tersebut. Dengan adanya faktor dukungan dari orang tua

sehingga anak remaja tersebut mampu mengikutinya. Nilai tanda yang dikonsumsi

anak remaja inilah yang terus dikejar dan menyebabkan tergila-gila ingin

mengkonsumsi terus-menerus. Hal ini yang menjadikan adanya suatu yang

berbeda dimana anak remaja yang seharusnya pada saat ini tugasnya adalah

belajar tetapi dari masa remaja pun mereka sudah ingin membentuk nilai tanda

yang berbeda untuk dirinya. Nilai tanda yang akan melekat pada dirinya yang

akan membuat dirinya lebih percaya diri sehingga anak remaja tersebut berlomba-

lomba menciptakan nilai tanda tersebut di masyarakat modern pada saat ini.

Dalam hal ini yang dikonsumsi sebenarnya adalah sistem objek atau tanda. Objek

menjadi penentu identitas tersebut dihadirkan melalui tanda yang telah diciptakan.

Oleh karena itu, setiap manusia yang ingin memiliki identitas, mau tidak mau,

melakukan konsumsi atas barang tersebut untuk mendapatkan tanda yang

122
Universitas Sumatera Utara
diciptakan. Hal ini disebabkan karena beberapa bagian dari tawaran iklan justru

menafikan kebutuhan konsumen akan keunggulan produk, melainkan dengan

menyerang rasa sombong tersembunyi dalam diri manusia, produk ditawarkan

sebagai simbol prestise dan gaya hidup mewah yang menumbuhkan rasa bangga

yang klise dalam diri pemakainya. Tujuan konsumsi bukan lagi menghabiskan

atau memanfaatkan kegunaan barang konsumsi melainkan memanfaatkan tanda-

tanda yang sengaja dimasukan ke dalam barang konsumsi oleh produsen melalui

sebuah usaha manipulasi kesadaran yang dibantu oleh kecanggihan media massa.

Dari penelitian yang peneliti lakukakan pada anak remaja di SMA Negeri

1 Medan menemukan suatu fakta bahwa proses berbelanja online yang dilakukan

anak remaja tersebut ditengah masyarakat konsumsi pada saat ini adalah karena

adanya faktor dorongan sosial ekonomi orangtua yang berada di dalam fase kelas

atas. Dimana orangtua juga tidak membatasi anaknya untuk melakukan berbelanja

online, orangtua memberikan kebebasan anaknya untuk melakukan hal tersebut,

dengan dukungan adanya ATM atau kartu debit yang dimiliki anak tersebut.

Tidak berhenti disitu saja tetapi ada faktor lain yaitu dengan adanya aplikasi untuk

memudahkan seseorang bisa berbelanja dengan mudah dengan mengisi saldo dari

aplikasi tersebut, seperti halnya OVO dan GOPAY. Dengan hal itu anak remaja

tersebut dengan leluasa untuk menggunakan uang tersebut untuk membeli suatu

barang yang diinginkannya. Maka dalam melakukan kegiatan berkonsumsi adalah

masyarakat yang mampu mengikuti pola konsumsi yang terjadi di tengah

masyarakat. Ketika mampu mengikuti pola konsumsi tersebut, maka proses

masyarakat konsumsi akan berhasil.

123
Universitas Sumatera Utara
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pada anak remaja

yang berada di SMA Negeri Medan mempunyai instagram yang rata-rata lebih

dari satu kemudian intensitas dalam penggunaan sosial media instagram sangat

sering digunakan dalam sehari. Selain itu minat belanja siswa tergolong tinggi

dengan intensitas belanja lumayan tinggi dalam rentan waktu sebulan dan jumlah

alokasi dana untuk berbelanja juga tergolong lumayan tinggi dikalangan anak

remaja. Untuk barang yang dibelanjakan setiap siswa tidak sama tergantung

keinginan masing-masing.

Fenomena endorse di media sosial instagram tidak lagi asing pada siswa SMA

Negeri 1 Medan bahkan menurut mereka hal itu sudah menjadi hal biasa terutama

bagi online shop untuk mempromosikan suatu barang. Sehingga fenomena

endorse mempengaruhi masyarakat konsumsi dalam membeli suatu barang.

Adanya endorse memudahkan masyarakat konsumsi dalam mengetahui barang

dan memudahkan akses bagi siapa saja yang ingin mencari barang-barang yang

diinginkan. Dalam keputusan pembelian, endorse juga sangat mempengaruhi.

Akan menjadi pertimbangan untuk membeli barang apabila barang tersebut tidak

di endorse. Sehingga dalam penelitian ini endorse yang dilakukan oleh online

shop tertentu merupakan suatu kepercayaan bagi masyarakat konsumsi dalam

membeli suatu barang.

124
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa ketika melakukan pembelian barang

berdasarkan atas dasar kesukaan dan ketertarikan terhadap model barang yang

terlihat menarik. Kemudian melakukan pembelian barang tanpa adanya

perencanaan, membeli barang tanpa pertimbangan harga serta tidak

mempertimbangkan manfaat maupun kegunaan. Membeli barang dengan harga

yang mahal atau barang bermerek ternama akan menimbulkan rasa percaya diri

yang tinggi, membeli barang dengan jenis sama namun dari merek yang berbeda,

membeli barang demi menjaga penampilan diri dan gengsi, serta membeli barang

untuk menjaga nilai tanda. Dapat disimpulkan bahwa anak remaja yang berada di

SMA Negeri 1 Medan tersebut mengkonsumi objek bukan sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan tetapi untuk memenuhi keinginan atau hasrat. Hal yang

dikonsumsi sebenarnya adalah sistem objek atau tanda. Selaras dengan pengertian

perilaku konsumtif yang merupakan tindakan konsumen membeli produk yang

kurang diperlukan untuk memuaskan kesenangan dan keinginan daripada fungsi

atau kebutuhannya. Tidak hanya itu saja tetapi bisa mendapatkan prestise yang

berbeda ketika mengkonsumsi barang tersebut.

Sedangkan untuk sumber alokasi dana siswa masih bergantung pada orang tua.

Hal ini dapat diindikasikan bahwa siswa sudah memasuki kategori perilaku

konsumtif dan terdapat faktor lain yang mempengaruhi diantaranya adalah faktor

ekonomi keluarga sebagai penentu perilaku konsumtif siswa tersebut. Perilaku

konsumtif merupakan kecenderungan individu untuk membeli atau

mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara

berlebihan serta tidak didasarkan atas pertimbangan yang rasional dimana dalam

125
Universitas Sumatera Utara
membeli suatu barang individu lebih mementingkan faktor keinginan daripada

kebutuhan. Apabila perilaku tersebut terus dilakukan tanpa ada pemikiran panjang

maka akan berakibat terjadinya tindakan pemborosan. Dimana siswa yang

seharusnya mempunyai tugas belajar digantikan oleh keinginan-keinginan yang

lain.

5.2 Saran

Pada akhirnya, saran yang dapat peneliti berikan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1) Bagi anak remaja khususnya yang masih sekolah dan yang masih di biayai

orang tua harus lebih baik lagi dalam pengelolaan uang dan memakai uang yang

diberikan. Terutama berhubungan dengan pembelian suatu produk agar dapat

lebih mengutamakan kebutuhan yang menjadi prioritas utama bukan berdasarkan

keinginan atau hal yang lain. Karena apabila membeli suatu barang bukan karena

kebutuhan akan menimbulkan perilaku konsumtif yang akan merugikan diri

sendiri. Sehingga harus adanya kesadaran dan kontrol diri pada diri sendiri untuk

mencegah perilaku konsumtif.

2) Bagi orang tua diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada anak tentang

pentingnya pengawasan dan bimbingan terhadap kehidupan remaja khususnya

perilaku konsumtif yang sering menimpa kehidupan remaja agar di masa remaja

mereka dapat melakukan yang sesuai dengan umur mereka dan tugas mereka yang

masih menjadi pelajar.

126
Universitas Sumatera Utara
3) Bagi instansi pendidikan khususnya asekolah, diharapkan memberikan edukasi

kepada peserta didik dalam mengelola keuangan dan perilaku konsumtif

dikalangan remaja yang menyebabkan pemborosan sejak dini.

4) Bagi instansi pendidikan khususnya perguruan tinggi, hasil penelitian ini

diharapkan dapat menambah wawasan ilmiah bagi mahasiswa khususnya

mahasiswa jurusan Sosiologi. Serta hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai bahan untuk menambah bahan referensi dalam wawasan kajian

di bidang Sosiologi Postmodern.

5) Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

rujukan untuk mengkaji lebih dalam mengenai endorse di media sosial instagram

dalam masyarakat konsumen anak remaja.

127
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Lutfi 2014. Instagram Capai 200 Juta Pengguna.

http://techno.okezone.com/read. (Di akses pada tanggal 20 Februari 2019).

Ancok, D. 1995. Nuansa Psikologi Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anjaskara, Dian Innes. 2016. Pengaruh Sikap Pada Media Sosial Instagram

Terhadap Minat Beli Produk Kecantikan Melalui Instagram (Studi Kasus Pada

Konsumen Terhadap Minat Beli). Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Aryani, Gunita. 2006. Hubungan antara Konformitas dan Perilaku Konsumtif

pada Remaja di SMA Negeri 1 Semarang Tahun Ajaran 2005-2006. Skripsi

Fakultas Psikologi, Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

Astuti, E. D. 2013. Perilaku Konsumtif Dalam Membeli Barang Pada Ibu Rumah

Tangga Di Kota Samarinda. Jurnal Psikologi, 1(2), 148-156.

Avicenna, F. 2014. Gelombang Baru Komunikasi Pemasaran di Media Sosial

:Shout for Shout Pada Akun Instagram di Era Pemasaran. Skripsi, Universitas

Brawijaya, Malang.

Badan Pusat Statistik. 2008. Pendapatan dibedakan 4 golongan.

Https://www.bps.go.id/

128
Universitas Sumatera Utara
Baudrillard, Jean. 1997. System of Objects (trans. James Benedict). London:

Verso.

Baudrillard, Jean. 1998. The Consumer Society; myth and Structures. London:

Sage Publication.

Baudrillard, Jean. 2004. Masyarakat Konsumsi (diterjemahkan dari La Societe de

consummation, diberi kata pengantar oleh George Ritzer). Yogyakarta : Kreasi

Wacana Yogyakarta.

Buchari, Alma. 2007. Manajemen Pemsaran dan Pemasaran Jasa. Edisi revisi.

Bandung: CVAlfabeta

Bungin, Burhan (Ed). 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi

Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Rajawali Press.

Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana

Bungin, Burhan. 2014. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik dan Ilmu Sosial Lainnya (Edisi Kedua). Jakarta: Kencana.

Departemen Kesehatan (Depkes). 2018. www.depkes.go.id, (Diakses pada tanggal

14 Oktober 2018

Dyah. 2014. Studi Elaboration Likehold Model Pada Pengaruh Selebgram

(Selebriti Endorser Instagram) Terhadap Minat Pembelian Pada Media Sosial

Instagram. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Negeri

Brawijaya.

129
Universitas Sumatera Utara
Firdaus, Said, Mariyudi, Teuku Zulkarenaen. 2015. Pengaruh Brand Awareness

Danbrand Image Terhadap Keputusan Pembelian Dan Loyalitas Mahasiswi Yang

Berbelanja Online Di Kota. Jurnal Manajemen Indonesia, 69-117

Fitria, E. M. 2015. Dampak Online Shop Di Instagram Dalam Perubahan Gaya

Hidup Konsumtif Perempuan Shopaholic Di Samarinda. Jurnal Ilmu Komunikasi,

1(3), 117-128.

Gaffar, Abdul. 2016. Sihir Iklan dalam Konsumsi Masyarakat Perkotaan. Jurnal

Sosiologi, 2(1) 1-11

Ghazali, Miliza. 2016. Buat Duit Dengan Facebook dan Instagram : Panduan

Menjana Pendapatan dengan Facebook dan Instagram. Malaysia: Publishing

House.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif

dan Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Ikhsan, S. H. 2018. ENDORSER ANAK dalam IKLAN di MEDIA SOSIAL

INSTAGRAM (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap

Endorser Anak dalam Iklan di Media Sosial Instagram di Perumahan Dinas TNI

AL Barakuda Medan) . Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Kompas Tekno dari The Next Web. 2015. Chairman of Internet Data Center

Indonesia. Techno.Id (Diaskes pada tanggal 15 Oktober 2018).

130
Universitas Sumatera Utara
Kotler dan Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga

Kotler, dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas

Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Lechte, John. 2001. 50 Filsuf Kontemporer Dari Strukturalisme sampai

Postmodernitas (diterjemahkan dari Fifty Key Contemporary Thinkers oleh A.

Gunawan Admiranto). Yogyakarta: Kanisius.

Lestari, Desti Putri. 2014. Analisis Strategi Internet Marketing Butik Online Di

Surabaya Melalui Instagram. Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(2) 412-424

Mangkunegara, Anwar P. 2005. Perilaku Konsumen. Bandung: PT Refika

Aditama.

Maulidar. 2017. Peran Celebgram Endorser Dalam Proses Pengambilan

Keputusan Membeli Pakaian Wanita Di Instagram Pada Mahasiswi Universitas

Syiah Kuala. Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(1), 1-11.

Moloeng, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Murti, Andini. (2005). Perbandingan Konsep Consumer Society Dalam

Pemikiran Jean Baudrillard dan Herbet Marcuse. Skripsi Program Sarjana

Bidang Filsafat Universitas Indonesia, Jakarta.

Nasution, S. 1996. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito.

131
Universitas Sumatera Utara
Nisaputra, R. 2013. 36 juta jiwa aktif menggunakan bisnis.

http://www.lintas.me/bisnis/inspirasi/laptopbunda.com/36-juta-jiwa-

aktifmenggunakan-bisnis (Diakses pada tanggal 22 Februari 2019)

Novitasari, S. C. 2018. Endorsement Dan Selebgram (Studi Deskriptif Gaya

Hidup Budaya Populer Pada Mahasiswi Di USU). Skripsi (S1). Medan: Program

Studi Ilmu Antropologi Sosial Universitas Sumatera Utara.

Nugraha, U. 2008. Wealth Management., Jakarta : Gramedia

Pawanti, M. H. 2013. Masyarakat Konsumeris Menurut Konsep Menurut

Pemikiran Jean Baudrillard. Depok: Universitas Indonesia.

Persaulian, Baginda. 2013. Analisis Konsumsi Masyarakat Di Indonesia. Jurnal

Kajian Ekonomi, 1(2) 1-23

Ritzer, G. 2006. (The Postmodern Social Theory penerjemah Muhammad Taufik

dalam Teori Sosial Postmodern ed. 3). Yogyakarta: Kreasi Wacana

Schiffman, dan Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen Edisi 7. Jakarta: PT. Indeks

Gramedia

Scholte, J. A. 2001. The Globalization of World Politics. Oxford: Oxford

University Press.

Shaffatallah, A. Z. D. U. A. 2012. Hubungan Kepercayaan Diri Mahasiswa Baru

Dengan Perilaku Konsumtif Remaja Di Universitas Islam Negeri (Uin) Maulana

132
Universitas Sumatera Utara
Malik Ibrahim Malang. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri

(UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Shimp, A. Terence. 2003. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi

Pemasaran Edisi 5 Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Sumartono. 2002. Terperangkap dalam Iklan (Menoropong Imbas Pesan Iklan

Televisi). Bandung: Alfabeta.

Sutrisno, Mudji dan Hendar Putranto. 2015. Teori-Teori Kebudayaan.

Yogyakarta: Kanisius.

Suyanto, Bagong & Sutinah (Ed). 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai

Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana.

Suyanto, Bagong. 2013. Sosiologi Ekonomi: Kapitalisme dan Konsumsi di Era

Masyarakat Post-Modernisme. Jakarta: Kencana.

Tambunan, R. 2001. Remaja dan Perilaku Konsumtif. Jurnal Kajian Strategis

GEMANUSA. http://kajiangemanusa.blogspot.com/2007/04/remaja-dan-perilaku-

konsumtif.html (Diakses tanggal 14 Oktober 2018).

Usman, Husaini & Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial

(Edisi Kedua). Jakarta: Bumi Aksara

Wijaya, A. 2008. Belanja via Internet Meningkat. http://www.tempo.co

/read/news/2008/03/05/056118641/Belanja-via-InternetMeningkat. (Diakses pada

tanggal 20 Februari 2019)

133
Universitas Sumatera Utara
Wikipedia. 2011. Pengertian Media Sosial. https://id.wikipedia.org/

wiki/Media_sosial, (Diakeses pada tanggal 14 Oktober 2018)

World Health Organization (WHO). (2015). Adolescent Development: Topics at

Glance.http://www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/adolescence/dev/en

134
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN

INTERVIEW GUIDE

I. Profil Informan

Nama :

Kelas :

Alamat :

Usia :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan Orangtua

Ayah :

Ibu :

Penghasilan Orangtua

Ayah :

Ibu :

Uang Saku :

II. Instagram dan Konsumsi

1) Berapa akun instagram yang anda punya dan siapa saja yang menjadi

followers instagram anda?

2) Hal apa saja yang anda lihat dalam instagram dan seberapa sering anda

membuka instagram dalam sehari?

3) Apakah anda pernah berbelanja online di instagram dan Seberapa sering

anda berbelanja online di instagram dalam sebulan?

135
Universitas Sumatera Utara
4) Berapa budget (biaya) yang anda targetkan untuk berbelanja online di

instagram?

5) Barang apa saja yang anda beli saat berbelanja online di instagram?

6) Apakah saat membeli barang anda mempertimbangkan harga barang

tersebut?

7) Apakah yang menjadi alasan anda untuk berbelanja online di instagram?

III. Fenomena Endorse

8) Apakah anda tahu mengenai endorse dan bagaimana menurut anda tentang

endorse?

9) Apakah anda terpengaruh berbelanja online di instagram karena endorse,

jikalau iya apa yang menjadi alasan anda kenapa anda tertarik dengan

barang endorsean?

10) Artis siapa yang menjadi panutan anda untuk membeli barang endorsean?

11) Apabila anda membeli barang tetapi barang tersebut tidak di endorse oleh

artis/selebgram apakah anda mau membeli barang online yang ada di

instagram tersebut?

12) Apakah anda membeli barang tersbeut karena artis yang di endorse?

13) Apa yang menjadi alasan anda untuk membeli barang tersebut?

IV. Masyarakat Konsumen dan Endorse

14) Apakah anda suka membeli barang yang sedang trend?

15) Apakah anda membeli suatu barang karena butuh?

136
Universitas Sumatera Utara
16) Apakah anda suka memperhatikan dan membeli barang yang bermerek?

17) Apakah anda membeli barang tersebut karena nilai guna?

18) Apakah anda sering berbelanja karena barang tersebut di endorse oleh

artis/selebgram yang anda suka?

19) Apakah saat membeli barang di online shop di instagram tersebut

memikirkan bagaimana kualitas barang tersebut?

20) Apakah orangtua anda tidak marah apabila anda sering melakukan

berbelanja online di isntagram?

137
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN FOTO

Gambar 1: Wawancara dengan salah satu informan

Gambar 2: Wawancara dengan salah satu informan

138
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3: Wawancara dengan salah satu informan

Gambar 4: Wawancara dengan Salah Satu Informan

139
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5: Foto Bersama Dengan Salah Satu Informan

Gambar 6: Foto Bersama dengan Salah Satu Informan

140
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7: Ruang Guru SMA Negeri 1 Medan

Gambar 8: Tampak Atas Lapangan Sekolah SMA Negeri 1 Medan

141
Universitas Sumatera Utara
Gambar 9: Kantin SMA Negeri 1 Medan

Gambar 10 : Kegiatan Olahraga di Lapangan Sekolah SMA Negeri 1 Medan

142
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai