Anda di halaman 1dari 20

INDUSTRI MEDIA DI ERA DIGITAL

“Strategi Media KOMPAS Dalam Menghadapi Persaingan Media Baru”

A. Pendahuluan

Persaingan industri media massa saat ini semakin ketat. Tidak hanya harus bersaing
dengan sesamanya, surat kabar juga harus bersaing dengan majalah, tabloid dan radio.
Bahkan yang lebih berat lagi adalah persaingan dengan televisi dalam mendapatkan iklan
dan menarik pembaca. Kompetisi kini menjadi kian ketat dengan maraknya industri media
berbasis internet (online).

Industri surat kabar sedang memasuki masa-masa sulit yang ditandai dengan
penurunan jumlah pembaca dan tiras. Berdasarkan data Nielsen (2012), penetrasi media
cetak, khususnya koran, terus menyusut secara signifikan. Pada 2008, penetrasi surat kabar
mencapai 21,41%, tetapi setahun berikutnya merosot hanya menjadi 18,71%. Lalu, pada
2010 penetrasi koran tinggal 14,26%. Penetrasi surat kabar pada 2011 kembali turun, hanya
tersisa 13,63%. Angka penetrasinya kembali menyusut tahun 2012 menjadi 12,24%. Ini
tentu mencemaskan bagi pelaku bisnis di industri ini karena selama ini salah satu tolok ukur
keberhasilan koran adalah meraih jumlah pembaca sebanyak mungkin serta mampu
mencetak tiras yang sesuai dengan target jumlah pelanggannya. Apalagi, para pemasang
iklan juga selalu berpedoman pada jumlah pembaca dan total tiras sebelum memutuskan
memasang iklan di sebuah surat kabar.

Merujuk pula pada data Nielsen dimana belanja iklan media massa sampai Kuartal
II 2015 mencapai Rp31,74 triliun. Jumlah ini hanya menunjukkan pertumbuhan sebesar 6
persen dibanding Kuartal II tahun 2014 yang mencapai Rp29,82 triliun. Adapun
pertumbuhan iklan surat kabar jauh lebih buruk. Data Nielsen menunjukkan belanja iklan
surat kabar di Kuartal II 2015 mencapai Rp8,23 triliun. Jumlah ini menunjukkan penurunan
4 persen dibanding Kuartal II 2014 yang mencapai Rp8,59 triliun.

Gambar 1.1. menunjukkan pertumbuhan media cetak di Indonesia sejak tahun 2006
yang tidak terlalu tinggi. Bahkan, hanya terjadi pertumbuhan 3,86% dari tahun 2009
ke tahun 2010 (Nugroho, 2012).

1
Gambar 1.1. Jumlah Media Massa Cetak 1997-2010
Sumber: Nugroho (2012)

Tabel 1.1. Pertumbuhan Jumlah Televisi di Indonesia


Tahun Jumlah Televisi Pertumbuhan (%)
2007 8 -
2008 31 287,50
2009 44 41,94
2010 40 -9,09
2011 50 25,00
Sumber: Komisi Penyiaran Indonesia

Jumlah televisi seperti tampak pada Tabel 1.1, justru tumbuh dua digit (25%)
pada tahun 2011.

Pertumbuhan media berbasis internet terbukti lebih tinggi dibandingkan dengan


surat kabar. Penetrasi yang tinggi tersebut menunjukkan pengakses informasi lewat media
online juga sangat besar. Seperti terlihat pada Gambar 1.2, sejak permulaan internet
booming pada tahun 2000-an, pertumbuhan pengguna internet makin tinggi. Pada rentang
2009 hingga 2012 saja jumlah pengakses internet tumbuh hingga dua kali lipatnya, dari
30 juta hingga 61,1 juta pengakses. Bahkan, pada tahun 2013 diperkirakan angkanya bisa
menembus 83 juta atau nyaris tiga kali lipat dibandingkan jumlah pengakses pada tahun
2009.

2
Gambar 1.2. Jumlah Pengakses Internet di Indonesia (juta)
Sumber: Depkominfo, Internet World Statistics, APJII

Internet berdampak signifikan. Data Asosiasi Penerbit Surat Kabar Sedunia

(World Association of Newspapers, bermarkas di Paris) menyebutkan, pada 1995-2003,

jumlah tiras koran menyusut 2% di Jepang, 3% di Eropa, dan 5% di Amerika. Dengan

kondisi seperti ini, tidak mengherankan terjadi juga penyusutan pendapatan. Perusahaan

penerbit salah satu koran paling berpengaruh di dunia, The New York Times, pada 2006

pendapatannya turun 39% dibandingkan tahun 2005.

Indonesia juga tidak dapat menghindar dari perubahan budaya membaca dengan

hadirnya internet. Salah satu hasil survei yang dilakukan AC Nielsen pada April-Juni 2006

menunjukkan, hampir semua surat kabar di Indonesia mengalami penurunan jumlah

pembaca. Beberapa surat kabar besar mengalami penurunan 20-44%. Situasi seperti

ini pula yang telah memicu perubahan strategi sejumlah surat kabar Indonesia untuk

mencoba menghindarkan diri dari keterpurukan lebih jauh (Gunawan, 2009).

Situasi untuk industri media cetak memang lebih berat dengan adanya perubahan
atau perpindahan pola baca sebagian masyarakat dari media cetak ke media online
(internet). Penetrasi internet yang semakin dalam di kehidupan masyarakat Indonesia
membuat keberadaan surat kabar semakin banyak ditinggalkan. Sejauh ini Majalah Detik
Epaper, Harian Jakarta Globe, dan Harian Bola sudah berhenti terbit.

3
Meski hampir semua media cetak terkemuka mengalami penurunan tiras penjualan,
namun upaya adaptasi perkembangan jaman juga sudah dilakukan. Banyak pengelola koran
harus mengubah strategi bisnis mereka, Sejumlah pengelola surat kabar sudah menyiapkan
langkah-langkah antisipatif untuk mengatasi kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi pada
bisnis ini. Beberapa media massa cetak mengambil langkah dengan membuat situs berita
online mereka semisal, Kompas dengan hadirnya kompas.com dan berbagai bentuk inovasi
lainnya yang berusaha menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Berdasarkan rumusan
masalah tersebut di atas, maka ada tiga pertanyaan penting dalam penelitian ini yang
meliputi: Bagaimanakah bentuk strategi bersaing yang sudah diimpelentasikan oleh
Kompas hingga saat ini untuk menghadapi persaingan industri media yang makin ketat?,
dapatkan Kompas bertahan ditengah persaingan media baru yang semakin menggerus
media konvensional?

B. Pengertian Konsep

Media Massa

Pengertian Media Massa

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari
sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis
seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002).

Fungsi Media Massa

Fungsi Media Massa sejalan dengan fungsi komunikasi massa sebagaimana


dikemukakan Harold D Laswell diantaranya; memberi informasi (to inform), mendidik (to
educate), dan menghibur (to educate).

1. Informasi (to inform)

Fungsi Pers sebagai media informasi adalah sarana untuk menyampaikan informasi
secepatnya kepada masyarakat luas. Berbagai keinginan, aspirasi, pendapat, sikap, perasaan
manusia bisa disebarkan melalui pers.Penyampaian informasi tersebut dengan ketentuan
bahwa informasi yang disampaikan harus memenuhi kriteria dasar yaitu aktual, akurat,

4
faktual, menarik, penting benar, lengkap, jelas, jujur, adil, berimbang, relevan, bermanfaat,
dan etis.

2. Pendidikan (to educated)

Fungsi pendidikan ini antara lain membedakan pers sebagai lembaga kemasyarakatan
dengan lembaga kemasyarakatan yang lain. Sebagai lembaga ekonomi, pers memang
dituntut berorientasi komersial untuk memperoleh keuntungan finansial. Pers sebagai media
pendidikan ini mencakup semua sektor kehidupan baik ekonomi, politik, sosial, maupun
budaya. Pers memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan pendidikan politik
sehingga masyarakat memahami model Pilkada yang baru kali pertama digelar.

3. Hiburan (to entertain)

Sebagai media hiburan, pers harus mampu memerankan dirinya sebagai wahana
rekreasi yang menyenangkan sekaligus yang menyehatkan bagi semua lapisan masyarakat.
Hiburan disini bukan dalam arti menyajikan tulisan-tulisan atau informasi-informasi
mengenai jenis-jenis hiburan yang disenangi masyarakat. Akan tetapi menghibur dalam arti
menarik pembaca dengan menyuguhkan hal-hal yang ringan di antara sekian banyak
informasi berita yang berat dan serius.

C. Bagaimana Kompas berkembang mengikuti perkembangan jaman

Harian Kompas adalah surat kabar Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta.
Kompas diterbitkan oleh PT Kompas Media Nusantara yang merupakan bagian dari
kelompok usaha Kompas Gramedia (KG), yang didirikan oleh PK. Ojong (almarhum) dan
Jakob Oetama sejak 28 Juni 1965. Mengusung semboyan "Amanat Hati Nurani Rakyat",
Kompas dikenal sebagai sumber informasi te percaya, akurat, dan mendalam. Perjalanan
Kompas menggapai kepercayaan pembaca Nusantara harus melalui serangkaian perjuangan
panjang. Semenjak terbit pada tahun 1965 hingga masih eksis bertahan separuh abad
berikutnya diisi dengan berbagai catatan pencapaian. Berikut tanggal-tanggal penting
dimana Kompas melakukan perubahan-perubahan guna peningkatan Kompas sebagai
sebuah media massa bagi masyarakat dan dalam rangka penyesuaian terhadap perubahan
jaman;

5
Tanggal Peristiwa Perubahan

28JUN 1965 Kompas resmi terbit pertama kali sebanyak empat


halaman, masing-masing halaman sembilan kolom.
Terbitan pertama dicetak dengan tiras hampir 5.000
eksemplar dan beredar di Jakarta.

02OKT 1966 Kompas dilarang terbit terkait peristiwa Gerakan 30


September.

29AGU 1966 Sehubungan krisis kertas Koran, ukuran Kompas


menyusut dari sembilan kolom menjadi enam kolom,
dengan jumlah halaman tetap empat lembar. Kondisi ini
berlangsung hingga 9 September 1966.

01JAN 1971 Perubahan desain pertama, penghilangan garis batas


kolom dalam satu berita.

6
25NOV 1972 Peresmian percetakan Gramedia di Jalan Palmerah
Selatan untuk mendukung perkembangan Kompas. Tiras
Kompas menjadi sekitar 96.000 eksemplar dengan tebal
12 halaman.

26JUL 1976 Kompas menampilkan Iklan dua warna (hitam dan merah)
untuk pertama kalinya.

21JAN 1978 Kompas dilarang terbit untuk kedua kalinya. Kompas


terbit kembali 4 Februari 1978.

17SEP 1978 Kompas Minggu terbit perdana.

02NOV 1986 Jumlah halaman Kompas terus bertambah. Sejak hari ini,
seminggu sekali jumlah halaman menjadi 16 halaman.

14SEP 1995 Kompas versi internet diperkenalkan dengan nama


Kompas Online.

01SEP 1997 Kompas menerapkan cetak jarak jauh melalui percetakan


Bawen yang melayani pengiriman surat kabar untuk
pelanggan di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

28JUN 2005 Bersamaan dengan HUT ke-40, Kompas tampil dengan


desain dan ukuran baru, dari sembilan kolom menjadi
tujuh kolom. Lembar klasifikasi iklan Kompas Klasika
terbit perdana.

7
01JUL 2009 Kompas berformat e-paper pertama diluncurkan untuk
publik. Format ini menawarkan pengalaman yang berbeda
bagi pembaca sebagai gerbang transformasi ke era digital.

Bentuk-bentuk Inovasi yang telah dilakukan Kompas untuk mengikuti


perkembangan jaman:
Berawal hanya menerbitkan bentuk media massa berupa koran, Kompas
berkembang sejak tahun 1965 dengan beragam bentuk, terutama bentuk-bentuk yang
menyesuaikan tuntutan masyarakat yang semakin melek internet. Berikut bentuk
perkembangannya;
Kompas Bentuk Cetak

28 Juni 1965, Harian Kompas terbit perdana dalam bentuk cetak

8
27 Juni 2005, Kompas melakukan Redesign
Dalam melakukan perubahan, Kompas melakukan persiapan selama satu tahun
dengan menggunakan jasa konsultan Garcia Media yang dikepalai oleh Mario Garcia yang
berasal dari Amerika.

Kompas ePaper

01JUL 2009, Kompas berformat ePaper pertama diluncurkan untuk publik. Beralamat di
http://epaper.kompas.com/
KOMPAS ePaper adalah koran digital Kompas dalam bentuk elektronik yang
diproduksi oleh PT Kompas Media Nusantara yang merupakan bagian dari Kelompok
Kompas Gramedia. Inovasi dan inisiatif ini sebenarnya telah ada dari tahun 2008, akan
tetapi baru bisa diakses pada tanggal tersebut setelah melalui beberapa perbaikan dan uji
coba.

9
Isi KOMPAS ePaper ini tidak sama dengan Kompas.com. Apabila pada
Kompas.com, informasi-informasi yang diberikan berbeda dengan Kompas versi kertas
koran, maka KOMPAS ePaper memiliki isi (berita dan iklan) yang sama dengan Kompas
versi kertas koran. Perbedaan mendasarnya hanya pada mediumnya saja, tidak lagi
menggunakan kertas koran, melainkan dalam bentuk digital atau sering juga disebut dengan
epaper. Pada saat peluncurannnya, akses KOMPAS ePaper tidak memungut biaya, namun
membutuhkan plugin tambahan yaitu Microsoft Silverlight yang wajib dipasang terlebih
dahulu pada Peramban web yang digunakan.
Per 1 Mei 2011, untuk mengakses digital.kompas.com harus melakukan
pembayaran terlebih dahulu, sistem langganan berbayar ini meliputi KOMPAS Cetak,
KOMPAS Reader dan KOMPAS ePaper. Selain versi Microsoft Silverlight yang kaya fitur
dan interaktif, KOMPAS ePaper juga dapat diakses lebih mudah dan cepat melalui
Peramban web biasa tanpa Microsoft Silverlight dengan syarat fitur Javascript pada
perambah tersebut dalam status terpasang dan aktif.

Scoop

Pada tanggal 15 Maret 2013, produk ePaper Kompas tersedia dan dapat diunduh
melalui aplikasi mobile SCOOP yang tersedia di platform Android dan iOS. Untuk dapat
menikmati produk epaper Kompas di SCOOP pada berbagai platform tanpa melakukan
pembelian kembali, pengguna harus membuat akun SCOOP ID terlebih dahulu. Akun
tersebut kemudian digunakan pada berbagai platform.

10
Scoop atau 'Scoop Store' merupakan aplikasi mobile yang dikembangkan oleh
perusahaan bernama Apps-Foundry. Selain menjual produk Kompas, aplikasi ini juga
menjual produk dari penerbitan lain dalam berbagai format di luar koran seperti majalah
dan buku. Terkait dengan kontrak eksklusif Kompas dan Apps-Foundry, Kompas juga
mengeluarkan aplikasi mobile tersendiri bernama Kompas Kiosk By Scoop untuk membaca
koran dalam bentuk epaper. Pada aplikasi yang terlepas dari Scoop Store ini, produk
Kompas Pagi dan Kompas Siang bisa diakses dengan hanya membayar salah satu produk.

Kompas Editor's Choice

Kompas Editor's Choice untuk iPad adalah sebuah bentuk publikasi baru (berbeda
dari Kompas versi kertas koran) yang diproduksi oleh PT Kompas Media Nusantara yang
hanya dapat diakses melalui perangkat iPad (Apple). Aplikasi pertama dari Indonesia yang
bisa diunduh dari AppStore ini dapat menampilkan foto peristiwa dan video beresolusi
tinggi yang memang dioptimalkan untuk layar iPad.

Blackberry PlayBook

Kompas Editor's Choice untuk BlackBerry Playbook adalah publikasi baru yang
mirip dengan Kompas Editor's Choice untuk iPad, perbedaan mendasarnya adalah aplikasi

11
ini khusus ditujukan untuk pengguna tablet BlackBerry Playbook yang dapat diunduh
melalui BlackBerry AppWorld.

Jendela Indonesia

Jendela Indonesia (Window of Indonesia) adalah publikasi pada perangkat iPad


yang ditujukan untuk menampilkan sumber daya alam dan budaya Indonesia kepada
masyarakat luas termasuk dunia internasional. Aplikasi yang rutin terbit tiap sabtu ini juga
menampilkan informasi tambahan berupa peta, lokasi hotel dan berbagai informasi lainnya
yang menunjukkan potensi suatu wilayah. Konten yang ditampilkan juga tidak selalu
berasal dari Koran Kompas versi cetak, tampilan 3D dan video yang tidak mungkin
ditampilkan pada medium kertas koran dapat disimak pada aplikasi ini.

Kompas Reader 1.0

Kompas Reader 1.0 adalah koran digital Kompas versi elektronik. KOMPAS
Reader 1.0 merupakan aplikasi yang dapat dipasang pada sebuah sistem operasi (Windows,
MacOS, dan Linux). Aplikasi ini membutuhkan komponen Adobe Air agar dapat diunduh,
dipasang dan dijalankan pada salah satu sistem operasi yang disebutkan sebelumnya.
Aplikasinya sendiri bersifat gratis, namun untuk dapat mengunduh dan melakukan
sinkronisasi isi haru terlebih dahulu melakukan pembayaran (langganan). Tampilan isi
(berita dan iklan) pada aplikasi ini sama dengan versi Kompas yang dicetak di kertas koran.

12
Pengguna aplikasi ini juga dapat menikmati konten Kompas tanpa harus selalu terhubung
dengan lingkungan daring.

Kode QR (dakode) (QR Code)

Menjelang ulang tahun yang ke-44, harian Kompas meluncurkan penggunaan


teknologi QR code yang akan meningkatkan interaksi antara harian Kompas dan para
pembacanya. Harian ini yang pertama di antara surat kabar nasional yang menggunakan QR
code. Kode QR adalah sebuah kode matriks atau barcode 2 dimensi yang diciptakan
perusahaan Jepang, Denso-Wave tahun 1994. Kata QR, kependekan dari quick response,
sesuai tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi dan mendapatkan respons dengan
cepat. Kode QR pada harian Kompas berfungsi sebagai ”jembatan” penghubung antara
konten offline dan konten online. Kode ini memungkinkan audiens berinteraksi dengan
media yang ditempelinya (Koran Kompas) melalui ponsel secara efektif dan efisien. Kode
QR bertindak seolah-olah hyperlink fisik yang dapat menyimpan alamat web (URL), nomor
telepon, teks, dan SMS.
Kode ini amat populer di Jepang. Banyak perusahaan menggunakannya untuk
aktivitas pemasaran dan promosi. Hampir semua jenis ponsel di Jepang dan Korea bisa
membaca QR code. Kode ini mulai digunakan di berbagai media Eropa. Di Indonesia, kode
ini belum begitu dikenal. Karena itulah, Kompas berinisiatif memperkenalkan kepada
pembacanya.

Kompas Augmented Reality (AR)

13
Kompas adalah koran pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi
Augmented Reality (AR) pada medium kertas koran. Augmented Reality atau dalam bahasa
Indonesia disebut Realita tertambah pada koran Kompas berupa gambar yang bila ditangkap
oleh kamera pada komputer akan menampilkan informasi tambahan berupa animasi tiga
dimensi (3D) pada peramban web.

Aplikasi Teka-teki Silang Kompas (TTS Kompas) di Blackberry

Setiap hari minggu, koran Kompas menampilkan Teka-teki silang bagi para
pembacanya. Sejak bulan November 2010, Koran Kompas juga menghadirkan aplikasi
Teka-teki silang pada perangkat bergerak mobile Blackberry

Berbagai Inovasi yang dilakukan oleh Kompas: Jawaban Kompas atas 'Pergeseran'
Media Mainstream

Langkah-langkah yang diambil kompas dengan menciptakan beragam bentuk ‘surat


kabar’ yang bisa diakses dengan berbagai media merupakan terobosan baru yang menjadi

14
pionir bagi sebuah industry media yang bergerak di bidang pemberitaan (media cetak).
Menurut Analisa penulis, langkah-langkah ini tak lain tak bukan merupakan upaya kompas
agar dapat terus eksis dalam industry media, khususnya media pemberitaan / informasi
dengan menyesuaikan perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi.

Keputusan Kompas (Gramedia), termasuk koran kompas didalamnya dengan


mengembangkan aplikasi mobile Scoop bukan tanpa alasan dan pertimbangan yang matang.
Terdapat tiga alasan yang membuat Kompas Gramedia melakukan investasi di perusahaan
yang mengembangkan aplikasi mobile e-reader Scoop ini. Direktur Grup Digital Kompas
Gramedia Edi Taslim, menjelaskan, ada potensi dan peluang bisnis di tengah tren konsumsi
media cetak di perangkat media digital.
Scoop dinilai telah menjadi pemimpin dalam layanan aplikasi e-reader dan e-
publishing untuk pasar Indonesia. Hal ini terbukti dari prestasi Scoop yang menguasai pasar
dan raihan jumlah unduh yang besar di beberapa toko aplikasi online. Hingga kini aplikasi
Scoop diunduh 650 ribu kali dari perangkat mobile iOS, Android dan Windows Phone, serta
memiliki 210 ribu pengguna aktif bulanan yang mengakses dari aplikasi mobile maupun
situs web www.getscoop.com. Sebanyak 90 persen pengguna berasal dari Indonesia dengan
80 persen pendapatan dari perangkat iOS.
Alasan kedua, Scoop telah menjadi wadah digital bagi produk-produk terbitan
Kompas Gramedia, mulai dari majalah, suratkabar, hingga buku. Kerjasama strategis ini
membantu Kompas Gramedia dalam memperkuat pangsa pasar di era kemajuan teknologi
digital. Menurut Edi, pihaknya ingin meminimalkan risiko namun tetap mengikuti tren.
Alasan ketiga yang membuat Kompas Gramedia berinvestasi di perusahaan yang
menunjukkan daya saing multinasional ialah bahwa Apps Foundry akan membuat aplikasi
Scoop berbasis negara, untuk memudahkan pengguna dalam menikmati konten dalam
negeri.
Kolaborasi antara kedua belah pihak merupakan salah satu upaya yang dilakukan
Kompas untuk mengadopsi teknologi digital. dengan cara ini, diharapkan harian Kompas
bisa melayani pembaca yang selama ini belum terjangkau edisi cetak harian Kompas.

Kemudian penciptaan aplikasi Kompas editor’s choice, merupakan langkah yang


tepat dalam mensiasati derasnya 'pergeseran' mainstream media sepertihalnya media koran
di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Munculnya beragam bentuk media social seperti

15
Facebook, Twitter, Blog dan lain sebagainya perlahan telah merubah gaya membaca
masyarakat modern saat ini. Perkembangan gadget yang semakin canggih setiap harinya,
juga membuat ketergantungan masyarakat akan gadget terus meningkat. Budaya membaca
koran dipagi hari seakan mulai memudar bersamaan dengan terus hadirnya gadget dengan
teknologi terbaru yang menggantikan budaya minum the dipagi hari dengan budaya
membuka dan membaca isi gadget setelah bangun dari tidur lelap.

Dalam hal ini, kompas sadar bahwa akan tiba saatnya dimana koran akan benar-
benar ditinggalkan oleh para pembaca dan beralih membaca berita lewat media online
sepertihalnya social media dan aplikasi berita berbasis internet yang jauh lebih interaktif
dan real time. Kompas juga mengerti bahwa kebutuhan akan aplikasi berita yang interaktif
akan semakin diminati masyarakat di masa depan seiring dengan kemajuan teknologi yang
tak pernah berhenti. Koran fisik mungkin hanya tinggal kenangan di masa yang akan
datang.

Sebagai bandingan, fakta bahwa produksi koran di Amerika mengalami penurunan


yang sangat drastis semenjak diluncurkannya kanal berita online dan kehadiran iPad yang
merubah gaya baca semua orang di Amerika Serikat bahkan di seluruh dunia. Pembaca di
Amerika kini beralih untuk berlangganan koran secara digital yang dari segi biaya lebih
murah daripada berlangganan koran fisik. New York Times sebagai salah satu perusahaan
media massa terbesar di A.S juga turut mengembangkan aplikasi New York Times Editor's
Choice yang khusus dibuat untuk iPad sejak beberapa tahun yang lalu. Mereka sadar bahwa
untuk tetap mempertahankan posisinya di ranah media, mereka harus dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggannya. Mereka mengerti bahwa A.S adalah negara yang
sangat cepat dalam pengaplikasian teknologi dan sudah pasti apapun yang berhubungan
dengan teknologi, pasti akan disambut dengan antusias oleh warganya dan tentu saja semua
hal yang dianggap ketinggalan jaman, cepat atau lambat akan segera ditinggalkan termasuk
koran.

Menciptakan sebuah aplikasi untuk gadget modern dengan tampilan dan


kenyamanan membaca layaknya membaca koran fisik sungguhan, wajib dilakukan oleh
seluruh perusahaan media massa di seluruh dunia agar tidak ikut tergerus dalam derasnya
arus "pergeseran" mainstream media. Kompas dalam hal ini sudah melakukan langkah yang
tepat dengan mencoba ikut beradaptasi dengan mengubah wujud diri ke ranah teknologi

16
dengan dimana perkembangan gadget dan gaya hidup masyarakat Indonesia kini semakin
menerima kehadiran teknologi baru.

Dan aplikasi Kompas editor's choice merupakan cara yang tepat dimana pengguna
tetap bisa mendapatkan konten gratis namun tetap saja terbatas dan tidak full seperti saat
berlangganan koran digital ataupun koran fisik karena konten yang ada hanyalah pilihan
editor. Dengan melakukan hal tersebut, kompas telah membuktikan diri bahwa mereka
mampu menjadi perusahaan yang tetap bertahan ditengah serbuan media baru yang perlahan
menggeser keberadaan media mainstream. Kompas memahami bahwa dibutuhkan
kolaborasi serta strategi yang tepat untuk tetap bertahan. Kompas menciptakan aplikasi
Kompas editor's choice agar setiap orang tetap dapat menikmati konten berita interaktif dan
aktual dengan sensasi membaca koran sesungguhnya walaupun dari segi konten sangat
terbatas. Semua dilakukan demi memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat yang
semakin menyatu dengan teknologi modern. Karena cepat atau lambat kita semua akan
hidup di era yang serba digital. Kompas pun sudah menyiapkan strategi "serba digital" sejak
saat ini, yang mungkin belum terpikirkan atau belum terealisasikan oleh perusahaan media
lainnya di Indonesia. Untuk itu, kehadiran Kompas Editor's Choice adalah jawaban kompas
atas 'pergeseran' media mainstream dan sudah sepantasnya mendapatkan apresiasi.

Berikutnya, pemakaian QR code. Dimana QR Code juga bisa untuk memberikan


konten multimedia sebuah iklan. Pengiklan dapat memanfaatkan untuk memperluas product
knowledge pelanggan; dengan penjelasan tekstual atau penayangan video interaktif.
Melalui QR code, pengiklan bisa mendapat respons pembaca lewat polling.
Dampak lain yang diharapkan dari pemanfaatan QR code adalah makin
berkembangnya pembaca muda yang semakin kurang dalam membaca koran dan lebih
condong kepada kebiasaan era digital dan internat, dimana segala informasi didapatkan
melalui gadget atau perangkat digital lainnya. Pelajar SMA, misalnya, dapat meningkatkan
pengetahuan umum melalui konten-konten yang dapat diakses dengan lebih mudah,
menarik, dan lebih visual. Ini adalah satu bentuk transformasi meningkatkan pendidikan
bagi kelompok pembaca muda melalui pemanfaatan perkembangan teknologi informasi.
Banyak hal bisa dikembangkan untuk menambah pengetahuan pembaca dari suatu
informasi yang disajikan dalam ruang terbatas di koran. Selain itu, QR code juga bisa

17
ditempatkan di billboard di pinggir jalan sehingga sambil lewat, orang bisa memindainya.
QR code juga bisa ditempelkan di bus, kereta api, kartu nama, dan berbagai tempat lainnya.
Sebagai tambahan, Kompas juga memiliki ‘Kompasiana’ yang merupakan wadah
yang menarik warga media untuk dapat menjadi bagian dari jurnalisme warga dengan
mengupload beragam tulisan atau berita. Hal ini menjadi bukti bahwa Kompas melakukan
berbagai cara agar dapat terus terikat dengan masyarakat dengan terus menyesuaikan diri
dengan perkembangan jaman.
Kompas selaku media tertua dan terbesar tidak kalah dalam pertarungan ide-ide
strategis untuk menjadi media yang tangguh dan dapat bertahan di era digital / internet
bahkan industrinya terus merambah dan berkembang di media online. Kompas menjejakkan
kainya di dua pijakan yang berbeda yakni bisnis penjualan offline maupun online dengan
merevitalisasi organisasinya yang mengalami degradasi untuk kemudian mendorong
kembali pertumbuhan dengan menyelaraskan dengan lingkungannya. Revitalisasi
merupakan sebuah lompatan besar dalam sebuah industry dimana perubahan tidak hanya
mencakup perubahan bertahap, melainkan langsung menuju sasaran yang jauh berbeda
dengan kondisi awal organisasi.
Dengan terus berkembangnya era teknologi dan informasi, segala bentuk industry
tak terkecuali perusahaan media cetak seperti Kompas harus dinamis dan luwes dalam
mengikuti perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi. Perubahan konsumsi media
konvensional ke media baru dengan berbagai keunggulan membuat media online menjadi
semakin sering diakses. Masyarakat ingin segala sesuatu yang praktis dan cepat, hal inilah
yang menjadi tantangan bagi Kompas selaku pelaku industry di media dan menjawab
tantangan tersebut dengan terus mengeluarkan sejumlah inovasi baru yang sesuai dengan
perkembangan jaman.
Melalui fakta-fakta yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan industri media cetak
terutama media Kompas masih akan dapat bertahan mengingat adanya kebutuhan
pembacaan informasi yang akurat dan mendalam bagi sebagian pembaca. Selain Kompas
telah memiliki reputasi baik di mata masyarakat, Kompas juga telah meluncurkan berbagai
inovasi dengan menciptakan sejumlah aplikasi yang dapat diakses dari berbagai perangkat
yang memungkinkan masyarakat / konsumen untuk terus setia kepada Kompas. Selama
Kompas masih mampu beradaptasi dengan percepatan perubahan teknologi dengan adanya
inovasi-inovasi baru, maka kredibilitas Kompas sebagai media pelopor di Indonesia masih
akan terus bertahan.

18
Refferensi
Sucipto, A Rakhmat Hadi. (2013). Analisis Strategi Bersaing Pada Industri Media Massa
Studi Pada Harian Republika. UGM. Yogyakarta.
Nugroho, Y. (2012). Mapping media policy in indonesia. Jakarta: Centre for Innovation
Policy and Governance.
Cangara, Hafied.2002.Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta : PT. RajaGrafindo.
Denis McQuail, 1987.Mass Communication Theory (Teori Komunikasi Massa). Erlangga.
Jakarta
Nunik Maharani Hartoyo,S.Sos, Laswani, Dra., M.Si dan Henny Sri Mulyani, Dra., M.Si
.Analisis Swot terhadap Format Baru Kompas. Diakses melalui
http://drpmi.unpad.ac.id/archives/1788,/. Diakses 16 April 2017.

Gunawan, A. (2009). Menyelamatkan surat kabar. Harian Kompas, 15 Juni 2009 dalam
http://qrc.print.kompas.com/. diakses 16 April 2017.
http://globallinkmedia.blogspot.com/2009/03/menyelamatkan-suratkabar.html

http://profile.print.KOMPAS.com/profil/. diakses 16 April 2017.


Harian Kompas Kini Bisa Diunduh di Scoop.
http://tekno.kompas.com/read/2013/03/15/1727343/Harian.Kompas.Kini.Bisa.Diund
uh.di.Scoop, diakses 16 April 2017.
"Sensasi Berlangganan “Kompas” Edisi Digital".
http://teknologi.kompasiana.com/zahidayat/sensasi-berlangganan-kompas-edisi-
digital_5500bf35a333117c6f511ea6. diakses 16 April 2017.
Kompas Menjadi Lebih di Usia Ke-48.
http://nasional.kompas.com/read/2013/06/28/0133483/.Kompas.Menjadi.Lebih.di.Usi
a.Ke-48. diakses 16 April 2017.
"Scoop: Dana dari Kompas Gramedia untuk Ekspansi ke Asia".
http://tekno.kompas.com/read/2013/04/24/09492273/scoop.dana.dari.kompas.gramed
ia.untuk.ekspansi.ke.asia. diakses 16 April 2017.
Mihardja, Taufik. QR Code Kompas Perkaya Konten bagi Pembaca

QR Code Kompas Perkaya Konten bagi Pembaca.


http://tekno.kompas.com/read/2009/06/15/0850503/QR.Code.Kompas.Perkaya.Konte
n.bagi.Pembaca. diakses 16 April 2017.
http://www.wikiwand.com/id/Kompas_(surat_kabar). diakses 16 April 2017.
http://epaper1.kompas.com/kompas/books/kompas/2017/20170416kompas/#/3/

19
Tantangan Media Cetak pada Era Digital. http://www.republika.co.id/berita/koran/news-
update/14/02/09/n0ovb4-tantangan-media-cetak-pada-era-digital. diakses 16 April
2017.
Yusuf, Oik. Yuk, Coba Taklukkan TTS "Kompas" di Android dan iPhone.
http://tekno.kompas.com/read/2015/01/27/13460047/Yuk.Coba.Taklukkan.TTS.Kom
pas.di.Android.dan.iPhone. diakses 16 April 2017.
3 Alasan Kompas Gramedia Investasi di Scoop.
http://tekno.kompas.com/read/2013/04/24/08372096/3.Alasan.Kompas.Gramedia.In
vestasi.di.Scoop. diakses 16 April 2017.
http://epaper.kompas.com/kompas/. diakses 16 April 2017.

20

Anda mungkin juga menyukai