Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH IKLAN ONLINE SHOP DI INSTAGRAM TERHADAP MINAT BELI


SEPATU VANS

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Subhan Afifi, S.Sos., M.Si.

DISUSUN OLEH :
Syifanissa Alifia Cahyandini (19321176)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2019
Latar Belakang

Perkembangan zaman di era globalisasi saat ini kian modern. Aktifitas komunikasi

telah sampai pada titik yang tak terbayangkan pada dekade sebelumnya. Dengan bantuan

teknologi, komunikasi antar manusia yang terpisah oleh jarak ribuan kilometer dapat

dilakukan tanpa adanya perbedaan waktu. Bukan hanya mengirim teks, suara, dan video call,

kini membagi konten audio visual pun menjadi sangat mudah. Teknologi ini pada akhirnya

membawa efek pada cara kita berkomunikasi, bahkan bersosialisi dalam masyarakat.

Banyak yang mengatakan zaman ini adalah zaman millenial, karena teknologi serta

informasi sudah sangat canggih. Media sosial adalah salah satu contoh perkembangan

teknologi informasi yang sudah sangat pesat itu, tak terkecuali di Indonesia.

Media sosial di Indonesia berkembang sangat pesat mengikuti kemajuan dan

kemudahan akses internet. Terlebih lagi karena infrastruktur internet yang ada di Indonesia

ini telah dibangun secara signifikan, seperti misalnya akses wifi, jaringan fiber dan lain

sebagainya. Kini internet tak hanya dapat diakses dengan menggunakan komputer, tapi

dengan mudah dapat diakses menggunakan smartphone. Cara pengaksesan internet yang

semakin mudah inilah yang membuat penggunanya kian meroket dalam waktu singkat. Kini

internet bukan hanya digunakan oleh orang-orang berpendidikan tinggi atau pekerja kantoran

yang melek teknologi, tapi juga merambah dan meluas pada berbagai lapisan masyarakat.

Kakek-nenek, usia paruh baya, mahasiswa sampai anak TK, karyawan, pengusaha, buruh

pabrik, petani, pengangguran, kaya, pas-pasan, dan siapa saja dapat mengakses internet

asalkan memiliki smartphone dan kuota. Apalagi zaman sekarang makin banyak saja

smartphone dan tablet berharga murah di pasaran dan proses pembelian kartu perdana di

Indonesia terbilang sangat mudah dibandingkan dengan negara-negara lain. Situasi seperti ini

sungguh merupakan lonjakan luar biasa.


Kemajuan teknologi media sosial terlihat dari jumlah user dan unduhan media sosial

seperti facebook, twitter, youtube, instagram, path, whatsapp, line, telegram, dan lain

sebagainya. Satu individu dapat memiliki beberapa akun media sosial dari platform berbeda,

bahkan tak jarang satu individu itu membuat banyak akun pada satu platform saja dengan

tujuan spesifikasi pemanfaatan. Bahkan disinyalir, satu individu dapat memiliki sebelas akun

media sosial.

Tak dapat dipungkiri, media sosial telah menjadi bagian dari gaya hidup umat

manusia zaman kini, sampai pada akhirnya para pengguna ini serupa masyarakat saja hingga

lahirlah istilah netizen. Dan netizen di Indonesia, jumlahnya tak main-main, sesuai dengan

jumlah penduduknya yang besar.

Berdasarkan laporan riset “Digital Around The World 2019” yang dilakukan oleh

perusahaan media sosial asal Inggris We are Social bersama Hootsuite, ternyata pengguna

media sosial di Indonesia sudah mencapai 150 juta orang atau 56% dari jumlah populasi

penduduk Indonesia (268,2 juta jiwa). Terjadi peningkatan sebanyak 20 juta pengguna

dibandingkan riset tahun sebelumnya. Diketahui pula bahwa orang-orang Indonesia

menghabiskan waktunya 3 jam 26 menit per hari untuk bermedia sosial dengan bermacam

tujuan. Tentu saja ini adalah jumlah yang sangat besar dan dapat menjadi kekuatan luar biasa,

yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan ekonomi, politik, sosial, maupun budaya. Sudah

terbukti dalam beberapa kasus, kekuatan media sosial telah menjadi faktor penting dalam

keberhasilan sebuah gerakan yang melibatkan netizen yang pada akhirnya dapat meluas

menjadi gerakan massa.

Laporan itu menyebutkan pula bahwa generasi milenial yang usianya berada pada

kisaran 18 – 34 tahun (sering disebut generasi Y dan generasi Z) mendominasi penggunaan

media sosial. Dan sekitar 62 juta (seperempat penduduk Indonesia) adalah pengguna media
sosial Instagram. Dalam peta media sosial dunia, penggguna Instagram di Indonesia

menempati urutan ke-4 terbanyak.

Jadi jelas, Instagram telah menjadi salah satu media sosial terpopuler bagi generasi

milenial di Indonesia saat ini. Hal ini tentu tak terlepas dari karakteristik Instagram yang

dianggap dapat mengakomodir kebutuhan mereka.

Instagram adalah media sosial yang dirilis pertama kali pada 6 Oktober 2010 oleh

perusahaan Burbn, Inc., yaitu sebuah perusahaan berbasis start up, sebagai buah gagasan dari

dua orang lulusan Stanford University Amerika Serikat: Kevin Systrom dan Mike Krieger.

Pada awalnya Burbn mengembangkan aplikasi berbasis lokasi yang dipadukan dengan

mobile fotografi. Namun dalam proses selanjutnya, Burbn memutuskan untuk fokus pada

aplikasi berbagi foto dan video yang dilengkapi dengan fitur likes dan comments agar tidak

mirip dengan Foursquare, aplikasi yang telah populer lebih dahulu. Kini pengguna aktifnya

di seluruh dunia adalah lebih dari 1 milyar. Ini sebuah pencapaian luar biasa untuk media

sosial yang usinya baru mau memasuki 10 tahun.

Istilah Instagram sendiri berasal penggabungan kata insta dan gram. Kata “insta”

diambil dari kata instan, yang terinspirasi dari cara kerja kamera polaroid yang menghasilkan

foto instan dengan ukuran persegi. Sedangkan kata “gram” diambil dari kata “telegram” yang

dapat diartikan sebagai mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cara yang cepat.

Berdasarkan dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengertian Instagram

adalah sebuah aplikasi yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan internet. Hal ini

membuat instagram dapat mengirimkan foto atau informasi secara mudah dan diterima

dengan cepat. Aplikasi ini dapat memungkinkan user untuk menggunggah foto ataupun video

ke dalam feed dan foto tersebut dapat diedit dengan menggunakan filter serta dapat diatur
dengan tag dan informasi lokasi. Unggahan tersebut dapat dibagikan secara publik atau dapat

juga di bagikan dengan orang-orang yang telah menjadi pengikut (followers) (Pahlevi, 2019).

Dengan karakteristik Instagram yang demikan, ditambah dengan kepopulerannya bagi

pengguna dan jangkauannya yang luas, maka platform ini dapat dimaksimalkan

kemanfaatannya. Tidak melulu hanya untuk memajang dan mengirim foto dan video aktifitas

sehari-hari atau istimewa dari pengguna kepada followers, tapi juga dapat ditingkatkan untuk

tujuan-tujuan lain, salah satunya adalah tujuan pemasaran produk.

Dalam beberapa tahun terakhir, para owner online shop memasarkan produk mereka

melalui Instagram dengan tujuan agar produk yang mereka pasarkan dapat terlihat oleh

pengguna dan memungkinkan terjadinya pembelian. Dengan menggunakan gambar atau

video dengan kualitas baik juga ditambah dengan teks yang menarik tentunya akan dapat

menarik calon pembeli. Penggunaan hashtag yang populer dan relevan dengan produk juga

akan membuat produk mudah untuk ditemukan. Oleh sebab itu Instagram dapat disebut

sebagai media promosi yang efektif dan juga efisien. Karena dengan biaya relatif murah,

promosi itu dapat menjangkau calon konsumen yang segmentasi usianya cukup jelas, dalam

hal ini adalah followers mereka sendiri.

Salah satu produk yang menggunakan Instagram sebagai media promosi adalah

sepatu merek Vans yang saat ini sangat di gandrungi oleh kalangan remaja. Kegandrungan itu

terjadi karena terpengaruh oleh postingan foto-foto para selebgram yang bergaya memakai

sepatu Vans (baik sepatu milik sendiri maaupun hasil endorse), selain oleh iklan-iklan

langsung dari berbagai macam online shop yang menawarkan produk sepatu tersebut. Para

remaja memang memiliki kecenderungan untuk meniru penampilaan idolanya atau mengikuti

trend seperti teman-temannya agar dianggap keren dan kekinian.


Perusahan Vans adalah perusahaan sepatu yang berasal dari Amerika tepatnya di

Broadway. Paul Van Doren dan tiga temannya membuka sebuah toko, pertama kali di buat

pada 16 Maret 1966. Toko tersebut menjual produksi sepatu rumahan unik hasil karya

mereka sendiri. Mereka memproduksi sekaligus memasarkan sepatunya secara swadaya. Di

akhir 1970-an, perusahaan ini telah memiliki 70 toko di California. Sepuluh tahun kemudian,

Vans telah berubah menjadi perusahaan yang besar. Sepatu yang diproduksi pun

berkembang. Mereka tidak hanya memproduksi sepatu untuk olahraga skateboarding saja,

tetapi juga untuk wakeboarding, cross motor, dan berselancar. Meskipun penjualannya

mencapai angka yang cukup baik, pada kenyataannya Vans tidak berhasil mengatasi

permasalahan keuangan internal mereka. Pada 1983, Vans tidak dapat mengatasi hutang

mereka sehingga perusahaan itu terpaksa bangkrut. Kebangkrutan Vans tidak berlangsung

lama, lima tahun kemudian, tepatnya tahun 1988, Vans menjual beberapa sahamnya kepada

perusahaan investment banking. Semenjak itu Vans kembali menghentak dunia fashion.

Dalam perluasan pasar, perussahaan Vans membidik pasar Asia sebagai sasaran yaitu dengan

mendirikan pabrik di China dan di Indonesia serta Vietnam untuk Asia bagian tenggara yaitu

pada tahun 2010 dalam menjalankan usaha pelaku usaha memanfaatkan keuntungan nama

merek Vans dalam menampung pelanggan dengan mengikat melalui akun media sosial sesuai

dengan perkembangan media sosial yang semakin maju (Sanjaya, 2015).

Di Indonesia sepatu Vans sudah sangat populer di kalangan masyarakat terutama

remaja yang ingin tampil fashionable. Saat ini instagram menjadi tempat mempromosikan

atau memasarkan produk sepatu Vans yang sangat efektif dan efisien karena sudah memiliki

banyak pengguna. Sudah terdapat banyak online shop yang menjual produk sepatu Vans

original seperti folkstore, seijacompany, vaststore, etaks.store, motionsk8shop, oaktreesyk

dan masih banyak lagi. Harga sepatu yang ditawarkan juga beragam dan juga sesuai dengan
kualitasnya, harganya yaitu kisaran 600 ribu – 2 jutaan tergantung model dan bahan sepatu

yang akan dibeli.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini mengangkat atau merumuskan
masalah:

1. Apakah iklan online shop di Instagram mempengaruhi minat beli sepatu merek Vans?

2. Bagaimana cara online shop mengiklankan produknya?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan online shop di
Instagram terhadap minat beli sepatu merek Vans.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu membuktikan bahwa iklan online shop di


Instagram mampu meningkatkan minat beli sepatu merek Vans.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemasar sebagai masukan


objektif yang berkaitan dengan pengaruh media sosial Instagram terhadap minat
beli sepatu vans. Pemasar juga diharapkan dapat mempelajari cara dan gaya dalam
pembuatan konten iklan menarik yang disukai remaja. Selain itu, diharapkan pula
dapat bermanfaat bagi pembeli untuk menambah pengetahuan atau wawasan
terhadap pengaruh iklan online shop terhadap minat beli sepatu vans.

Tinjauan Pustaka

a. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian I Achmad Jamaludin, Zainul Arifin dan Kadarismasn Hidayat

(2015).

Penelitian terdahulu pertama dilakukan oleh Achmad Jamaludin, Zainul

Arifin dan Kadarismasn Hidayat dengan mengambil judul “Pengaruh

Promosi Online dan Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian

(Survei Pada Pelanggan Aryka Shop di Kota Malang)”. Jurnal

Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 21 No. 1 April 2015. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh promosi online dan persepsi harga

terhadap keputusan pembelian. Jenis penelitian yang dilakukan adalah

explanatory research atau penelitian penjelasan dengan menggunakan uji

hipotesis dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik

Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik judgmental sampling. Analisis data yang digunakan

adalah statistik deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Hasil dari

penelitian ini menunjukan bahwa variabel bebas promosi online dan

persepsi harga sangat berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu

keputusan pembelian. Dan juga secara parsial yang dapat dilihat dari hasil

uji t yang menunjukan bahwa variabel promosi online mempunyai tingkat

signifikansi 0,000 < 0,05. Sedangkan variabel persepsi harga mempunyai


tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Berdasarkan perhitungan

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa promosi online dan persepsi

harga memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap keputusan

pembelian. Kemudian, analisis deskriptif juga menunjukkan jika

melakukan promosi online dengan baik, akan bisa meningkatkan minat

seseorang untuk melakukan pembelian dan juga dapat menciptakan

persepsi harga terhadap produk yang di tawarkan

2. Penelitian II Istiqomah, Zainul Hidayat dan Ainun Jariah (2019).

Penelitian terdahulu kedua dilakukan oleh Istiqomah, Zainul Hidayat dan

Ainun Jariah dengan mengambil judul “Analisis Pengaruh Kepercayaan,

Iklan dan Persepsi Resiko Terhadap Keputusan Pembelian di Situs Shopee

di Kota Lumajang”. Volume 2, July 2019. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh kepercayaan, iklan dan persepsi risiko

terhadap keputusan pembelian di situs Shopee di Kota Lumajangbaik

secara parsial maupun simultan. Jenis penelitian yang digunakan adalah

deskkriptif dengan pendekataan asosiatif kausal. Penelitian ini dilakukan

dengan jumlah responden sebanyak 60 konsumen. Teknik purposive

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam

penelitian ini. Pengujian hipotesis dilakukan dengn uji regresi linier

berganda. melalui program SPSS 21 for windows. Hasil penelitian

menunjukan secara parsial variabel kepercayaan, iklan, persepsi risiko

berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian di situs

Shopee di Kota Lumajang. Dan secara simultan kepercayaan, iklan dan

persepsi risiko berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian di


situs Shopee di Kota Lumajang, dengan koefisien determinasi (R Square)

diperoleh nilai sebesar 0,113 yang menunjukan bahwa 77% keputusan

pembelian dapat dijelaskan oleh kepercayaan, iklan dan persepsi risiko

sedangkan sisanya 23% keputusan dipengaruhi oleh variabel-variabel

lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Penelitian III Sofia Miranda (2017).

Penelitian terdahulu ketiga dilakukan oleh Sofia Miranda dengan

mengambil judul “Pengaruh Instagram Sebagai Media Online Shopping

Fashion Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Riau”. JOM FISIP Vol. 4 No.1 – Februari

2017. Instagram sebagai media sosial saat ini fungsinya tidak lagi hanya

sebagai media fasilitasi penggunanya untuk menampilkan diri dan

bersosialisasi di dunia maya. Sekarang media sosial telah digunakan untuk

memperdagangkan beberapa produk ke konsumen, yang dikenal sebagai

toko online. Toko online Instagram kini muncul seiring perkembangan

mode yang diperbarui dan meningkatnya kebutuhan. Bisa mendorong

perilaku konsumtif ketika individu yang terkena paparan ke toko online di

Instagram dan tidak bisa mengendalikan keinginan berlebihan. Penelitian

ini dimulai pada Teori Stimulus-Respon. Dalam penelitian ini Toko Online

di Instagram adalah stimulus disediakan oleh media untuk siswa sehingga

respon siswa membeli terus menerus. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh Instagram sebagai media belanja online mode

menuju perilaku konsumtif di antara para siswa Ilmu Politik dan Sosial

Fakultas Sains di Universitas Riau. Metode yang digunakan dalam


penelitian ini adalah metode penjelasan kuantitatif, data Teknik

pengumpulan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Jumlah sampel

untuk ini penelitian adalah 96 responden. Pengambilan sampel

menggunakan Accidental Sampling. Dalam penelitian ini, sederhana

regresi linier dengan program SPSS 23 digunakan untuk menganalisis

data. Berdasarkan hasilnya, Instagram sebagai media fashion belanja

online indikator (Partisipasi, Keterbukaan, Percakapan, Komunitas,

Interkoneksi) dipengaruhi perilaku konsumtif (Impulsive Buying,

Prodigality, Irrational Buying) di antara para mahasiswa Fakultas Ilmu

Politik dan Ilmu Sosial di Universitas Riau. Dulu diperoleh bahwa nilai

koefisien regresi adalah Y = 0,998 + 0,341 X 0,000 dengan signifikansi

tingkat kurang dari α = 0,05. Artinya ada pengaruh Instagram sebagai

online media belanja fashion terhadap perilaku konsumen di kalangan

mahasiswa Ilmu Politik dan Fakultas Ilmu Sosial di Universitas Riau

adalah 38,4% dan dalam kategori berpengaruh lemah, sedangkan sisanya

61,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti penelitian ini.

b. Kerangka Teori

Iklan

Iklan adalah pesan atau berita untuk membujuk dan mendorong orang agar

tertarik pada barang atau pun jasa yang ditawarkan, iklan biasa dipromosikan melalui

media periklanan seperti, televisi, radio, koran, majalah, internet dan lainnya. Fungsi

iklan adalah untuk memberikan informasi, membujuk, mengingatkan serta

memberikan nilai tambah (Salamadian, 2018).


Iklan mengandung pemberitahuan kepada masyarakat yang bersifat

mempengaruhi pembaca agar melakukan apa yang dikehendaki. Iklan tidak hanya

terbatas pada produk, melainkan juga pada informasi, ajakan atau seruan untuk

melakukan suatu hal. Contohnya seperti ajakan untuk menanam pohon atau menjauhi

narkoba.

Terdapat berbagai macam jenis iklan yaitu jenis iklan berdasarkan sifatnya,

jenis iklan berdasarkan media yang digunakan dan jenis iklan berdasarkan isinya.

Online Shop

Online shop atau biasa disebut bisnis online adalah suatu proses pembelian

barang atau jasa dari penjual yang menawarkan barang atau jasa

melalui internet dimana antara penjual dan pembeli tidak pernah bertemu atau

melakukan kontak secara fisik, dimana barang yang diperjualbelikan ditawarkan

melalui display dengan gambar yang ada di suatu website atau toko online. Kemudian

pembeli dapat memilih barang yang diinginkan untuk kemudian melakukan

pembayaran kepada penjual melalui rekening bank yang bersangkutan. Setelah proses

pembayaran di terima, kewajiban penjual adalah mengirim barang pesanan pembeli

ke alamat tujuan (Hestanto, 2017).

Minat Beli Konsumen

Minat beli adalah keinginan atau kecenderungan dari dalam diri konsumen

untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian suatu produk, jasa

atau merek tertentu.


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen, diantaranya

yaitu :

 Faktor kualitas, yaitu atribut produk yang dipertimbangkan dilihat dari segi manfaat

fisiknya.

 Faktor brand/merek, yaitu atribut yang memberikan manfaat non material, yaitu

kepuasan emosional.

 Faktor kemasan, yaitu atribut produk berupa pembungkus dari pada produk utamanya.

 Faktor harga, yaitu pengorbanan riel dan material yang diberikan oleh konsumen

untuk memperoleh atau memiliki suatu produk.

 Faktor ketersediaan barang, yaitu sampai sejauh mana sikap konsumen terhadap

ketersediaan produk yang ada.

 Faktor acuan, yaitu pengaruh dari luar yang ikut memberikan rangsangan bagi

konsumen dalam memilih produk, sehingga bias juga digunakan sebagai media

promosi.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan telaah penelitian sebelumnya maka hipotesis yang diajukan pada

penelitian ini yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara promosi online melalui media

instagram terhadap minat beli sepatu vans.


Definisi Konseptual dan Operasional

1. Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan suatu konsep yang bersifat abstraksi yang

dapat diungkapkan dengan kata-kata dengan singkat, padat dan jelas sehingga

memudahkan pemahaman di lapangan.

Maka, definisi konseptual yang berhasil dirumuskan pada penelitian ini

adalah:

Pengaruh media sosial Instagram adalah kekuatan yang dimiliki media sosial dalam

membentuk pemahaman, sikap, dan perilaku audiens (followers) untuk mengikuti

atau melakukan isi pesan yang dibuat oleh users.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang memuat penjelasan lebih rinci

yang terdiri dari sekumpulan instruksi mengenai cara mengukur variable yang telah

didefinisikan secara konseptual.

Maka, definisi operasional yang berhasil disimpulkan dalam penelitian ini

adalah:

- Users (pengiklan sepatu Vans) membuat konten iklan yang sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan followers.

- Users (pengiklan sepatu Vans) menyiarkan konten iklan selama rentang waktu

tertentu dengan jumlah penayangan tertentu.

- Followers memahami dan menyetujui isi konten.


- Followers melakukan tindakan yang diinstruksikan oleh konten yaitu pembelian

sepatu Vans.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam judul “Pengaruh Iklan Online Shop di Instagram

Terhadap Minat Beli Sepatu Merek Vans” adalah penelitian kuantitatif, dimana penelitian

yang lebih menuju kepada aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena sosial.

Sementara itu jenis atau tipe riset yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.

Jadwal Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada rentang waktu bulan September 2019

sampai dengan bulan Desember 2019. Adapun jawal kegiatan pokok adalah sebagai berikut :

Waktu : Bulan ke
...
No Kegiatan 1 2 3 4

Persiapan
- Pengarahan & pembekalan penulisan
proposal √
- Pembagian pembimbing √
- Pengajuan judul √
- Konsultasi judul √ √
1.- Penyusunan proposal √

Pelaksanaan
- Penyerhan proposal √
- Penyerahan insteumen penelitian √
- Penerbitan SK judul & pembimbing √
- Pelaksanaan penelitian √ √ √
2.
Daftar Pustaka

Hestanto. 2017. “Teori Online Shop Menurut Beberapa Ahli”.


https://www.hestanto.web.id/online-shop/, diakses tanggal 17 Desember 2019.

Istiqomah, Hidayat, dan Jariah. 2019. “Analisis Pengaruh Kepercayaan, Iklan dan
Persepsi Resiko Terhadap Keputusan Pembelian di Situs Shopee di Kota Lumajang”. Volume
2, July 2019.

Jamaludin, Arifin, dan Hidayat. 2015. “Pengaruh Promosi Online dan Persepsi Harga
Terhadap Keputusan Pembelian (Survei Pada Pelanggan Aryka Shop di Kota Malang)”.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 21 No. 1 April 2015.

Miranda Sofia. “Pengaruh Instagram Sebagai Media Online Shopping Fashion


Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Riau”. JOM FISIP Vol.4 No.1 - Februari 2017.

Pahlevi. 2019. “Pengertian Sejarah Adalah dan Sejarah Instagram”.


https://www.pahlevi.net/pengertian-instagram/, diakses tanggal 17 Desember 2019.

Salamadian. 2018. “Pengertian Iklan : Ciri, Tujuan, Unsur, Jenis-Jenis Iklan &
Contohnya”. https://salamadian.com/pengertian-jenis-macam-iklan/, diaksestanggal 17
Desember 2019.

Sanjaya. 2015. Pengaruh Promosi Pada Media Sosial Instagram Terhadap Keputusan
Pembelian Sepatu Merek Vans di Bandar Lampung. Skripsi. Lampung : Universitas
Lampung.

We Are Social. 2019. “Global Digital Report in 2019”.


https://wearesocial.com/global-digital-report-2019/, diakses tanggal 5 Januari 2020.

Anda mungkin juga menyukai