Anda di halaman 1dari 16

CORPORATE BRANDING DAN CORPORATE REPUTATION

Dosen pengampuh: Suriyani Musi, S. Sos., M. Ikom.

Oleh:

Nabila Nurul Amalia Rahman

(50700118030)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2020
PEMBAHASAN

A. Corporate branding
Segala sesuatu bisa mendapatkan branding, tidak hanya sebuah barang,
layanan, produk, bahkan kota sekalipun. Sama halnya dengan perusahaan, Branding
perusahaan adalah cara untuk mempromosikan perusahaan tertentu dengan iklan atau
desain khusus. Branding bukan hanya untuk masalah bagaimana produk perusahaan
dipilih dan dibeli masyarakat, melainkan lebih kepada bagaimana konsumen bisa
puas. Dengan demikian, para pelanggan akan setia dengan melihat perusahaan
tersebut sebagai satu-satunya yang mampu memberikan solusi kepada mereka.
Branding adalah konsistensi, dan konstan dalam melakukan yang sangat luas, seperti:

- Mampu menyampaikan pesan dengan jelas, yaitu visi dan misi perusahaan;
- Mampu membangun perusahaan di muka publik;
- Mampu menghubungkan target perusahaan dengan konsumen secara
emosional; dan
- Mampu menggerakkan atau memotivasi konsumen untuk menciptakan
kesetiaan pelanggan1

Corporate branding didefinisikan sebagai merek yang merepresentasikan


perusahaan dimana nilai-nilai korporat diperluas kebelbagai macam kategori
produk/jasa (De Chernatory, 2003). Corporate branding menyangkut tentang
keselarasan antara nilai-nilai inti dari merek perusahaan, nilai tambah ( added
value), dan nilai-nilai organisasi. Corporate branding merupakan penerapan dari
penggunaan nama perusahaan sebagai suatu merek produk, nama perusahaan ini
dapat menciptakan sebuah persepsi yang kemudian menjadi aset perusahaan dalam
menggambarkan kemampuannya untuk menciptakan produk-produk atau jasa
yang berkualitas dan inovatif bagi konsumen yang mana digunakan sebagai

1
Akmal Musyadat Cholil, 1001 Branding Ideas, (Yogyakarta:Quadrant November 2018), h. .2
penjamin dari kualitas sebuah produk atau jasa yang ditawarkan oleh suatu
organisasi atau perusahaan.2
Branding mempunyai tujuan dan makna yang lebih luas yang merupakan
bagian dari strategi perusahaan untuk sampai kebenak orang atau khalayak mengenai
suatu perusahaan. Branding dan positioning perusahaan dapat sampai ke benak
konsumen dibuat dengan identitas brand yang kuat. Layanan pelanggan dan
pengalaman klien juga merupakan bagian dari sebuah brand.3
Dalam ekonomi global, brand punya kontribusi besar bagi nilai sebuah
perusahaan. Peran brand sebagai sumber laba semakin meningkat. Saat ini,
perusahaan tidak lagi sekadar memproduksi barang tetapi juga berupaya memasarkan
aspirasi, citra, dan gaya hidup.
Inilah yang membedakan antara produk dan brand. Produk adalah sesuatu
yang dibuat di pabrik, namun yang sesungguhnya dibeli oleh pelanggan adalah
brandnya. Brand bukan hanya apa yang tercetak di dalam produk atau kemasannya,
tetapi termasuk apa yang ada di benak konsumen dan bagaimana konsumen
mengasosiasikannya.4

Merek dapat memberi sinyal tingkat kualitas tertentu yang dapat


meningkatkan kepercayaan pelanggan. Dengan demikian, merek dapat melibatkan
pelanggan secara emosional. Ditambah lagi, pembeli yang puas dapat dengan mudah
memilih merek tersebut kembali. loyalitas merek ini tentunya sangat menguntungkan
karena memberikan kepastian dan mempertahankan permintaan barang (demand)
bagi perusahaan serta menciptakan hambatan masuk yang mempersulit bagi
kompetitor untuk memasuki pasar tersebut (high entry barrier). Di samping itu,

2
Farid & Syarifah Faridha “Pengaruh Corporate Branding Terhadap Keputusan Pembelian Dengan
Ekuitas Merek Sebagai Variabel Mediasi Pada Rumah Sakit Ibu Dan Anak Kota Banda Aceh”, Jurnal
Manajemen Dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017, h. 138.
file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/9351-23022-1-PB.pdf
3
Akmal Musyadat Cholil, Op. Cit, h. 3
4
A. B. Susanto & Himawan Wijarnako, Power Branding (Jakarta: Kuantum Bisnis & Menejemen,
2004), h. 5.
dengan tumbuhnya loyalitas, pelanggan bersedia membayar lebih untuk membeli
merek tersebut.5

Kapankah perusahaan membutuhkan branding


Tiga alasan di bawah ini kiranya akan memberikan gambaran yaitu:
- Ketika Anda ingin mempermudah pelanggan memperoleh produk Anda.
Branding akan membuat produk Anda bisa lebih mudah diakses oleh
pelanggan. Identitas yang lebih benderang memproduksi sebuah impresi dan
persepsi perusahaan/ produk yang lebih baik dan mudah diingat. Sebuah de-
sain produk yang baik akan meningkatkan loyalitas pelanggan.
- Ketika Anda ingin mempermudah sales Anda untuk menjual produk Anda.
Dengan brand yang dicipta secara baik, penjualan atau promosi produk Anda,
entah itu profit maupun non-profit, akan berjalan lebih baik dan efisien.
Dengan poin-poin yang dinyatakan secara lugas dan pasti, sales Anda akan
menjadi lebih mudah menawarkan. Ketika Anda ingin membangun brand
equity. Brand equity adalah nilai komersial yang dibentuk dari persepsi
konsumen terhadap nama suatu produk (brand), ketimbang produk atau
layanan- nya sendiri. Brand equity merupakan hasil langsung6

Cara Menciptakan Branding


Ada beberapa cara untuk mencaiptakan brand yaitu bayangkan brand adalah
manusia, bagaimna penampilannya, bagaimna cara dia berkomunikasi inilah yang
akan membedakan brand suatu perusahaan dengan brand yang lain yang mirip satu
sama lain. Kemudian temukan siapa target perusahaan, agar masyarakat mudah
mengidentifikasi produk. Dan branding itu bukan sekedar menentukan logo, warna,
tagline tapi juga menyampaikan visi atau value melalui produk yang dijual.

5
Wirania Swasty”Branding Memahami Dan Merancang Strategi Merek” (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2016), h. 11.
6
Tim Wesfix, Branding Itu Dipraktekin, ( Jakarta : PT. Gratindo, Apri 2017), h. 80.
Brand merupakan sarana bagi perusahaan untuk mengembangkan dan
memelihara loyalitas pelanggan. Brand yang kuat akan menghasilkan harga yang
menarik dan menjadi penghalang bagi masuknya pesaing.
Makna Brand dalam konteks masa kini bukanlah sekadar nama Brand tetapi
sudah berkembang lebih jauh. Knapp (2000) membedakan antara nama Brand, Brand,
dan Brand sejati. Knapp menyatakan bahwa dalam pikiran konsumen terdapat tiga
sifat fundamental yang membedakan suatu Brand sejati yaitu: internalisasi kesan-
kesan, posisi khusus dalam benak konsumen, serta manfaat emosional dan fungsional
yang dirasakan. Pada akhirnya Brand bukanlah apa yang dibuat di pabrik, tercetak
pada kemasan atau apa yang diiklankan oleh pemasar. Brand adalah apa yang ada di
dalam pikiran konsumen. Benak konsumen setiap hari dibanjiri oleh informasi yang
memengaruhi kesan dan bersifat dinamis. Selain harus terus memonitor kesan yang
dimilikinya, merek juga harus terus memonitor kesan yang dimilikinya, Brand juga
harus menempati 'ruang' dalam benak konsumen.
Duncan dan Morriarty (1997) menyatakan bahwa diperlukan konsistensi
strategis (strategic consistency) dalam komunikasi pemasaran. Konsistensi strategis
harus tercermin dalam setiap sisi organisasi sehingga konsumen dapat menangkap
kesan dari semua aspek perusahaan secara menyeluruh, mulai dari identitas visual,
produk dan kemasan serta perilaku yang ditampilkan oleh anggota perusahaan secara
bulat. Perlunya konsistensi bukan hanya dalam hal komunikasi tetapi juga kualitas
produk dan layanan. Jadi, agar sebuah Brand dapat bersaing, haruslah didukung
secara lintas fungsional oleh seluruh anggota perusahaan. Dengan demikian Brand
bukan hanya sekadar citra tetapi telah menjadi cermin dari perubahan internal dan
eksternal perusahaan. Konsistensi diperlukan agar Brand menjadi spesifik dan
mempunyai daya pembeda dalam benak konsumen, sehingga pesaing tidak
mempunyai kesempatan untuk menempati posisi Brand tersebut di dalam benak
konsumen. Cara untuk menunjukkan perbedaan antara nama Brand, Brand, dan
merek sejati adalah dengan melihatnya pada suatu kesatuan yang membandingkan
tingkat kekhususannya. Dalam produk komoditas tidak ada perbedaan yang
signifikan kecuali harga. Nama Brand dikenal oleh konsumen tetapi kekhususannya
di benak konsumen hanya sedikit. Brand di dalam benak konsumen memiliki tingkat
kekhususan yang relatif tinggi, sedangkan pada merek sejati kekhususan itu sudah
sangat tinggi.

B. Corporate Reputation
Membangun reputasi tidak selesai dengan memberikan identitas, usia sebuah
perusahaan tidak tergantung pada tampilan-tampilan dasar tersebut. Tugas yang lebih
berat yakni bagaimana menghidupi perusahaan tersebut.

Reputasi perusahaan diperoleh dengan mempertimbangkan jumlah total citra yang


telah diakumulasi individu selama periode waktu yang membantu individu tersebut
membentuk opini tentang suatu perusahaan.

Reputasi adalah bagian penting dari mendefinisikan kata brand. Ketika


seseorang berinteraksi dengan brand Anda, pengalaman dari pelanggan ini
merupakan modal yang sangat besar untuk reputasi perusahaan. Sebab ini berkaitan
dengan loyalitas pelanggan, pelanggan yang mendapatkan pengalaman yang baik dari
brand suata perusahaan akan menghasilkan simpulan yang menguntungkan.
Untuk mengukur kualitas pengalaman pengguna suatu Brand, Anda bisa
memeriksanya dengan beberapa indikator berikut ini.
- proposition. Seberapa jelas tawaran dan janji yang diberikan oleh brand Anda
pada para pengguna? Apakah keuntungan ini sungguh-sungguh dicapai dan
dipahami oleh mereka?
- people. Apakah reaksi-reaksi dan tanggapan dari para pelanggan terhadap
Brand Anda sesuai dengan apa yang Anda harapkan?
- Process. Apakah proses layanan dari merek Anda menciptakan nilai bagi
pelanggan, dan memenuhi janji merek Anda?
- Product. Apakah produk Anda telah terdiferensiasi dengan baik, dan tepat
sasaran?
Reputasi suatu perusahaan secara khas sangat berpengaruh terhadap penjualan
bagi perusahaan itu sendiri. Reputasi perusahaan sangat berpengaruh ketika
konsumen ingin mencari distributor barang atau jasa. Reputási suatu perusahaan
terpengaruh dari bebarapa pendapat khalayak perusahaan.
Pengelolaan atau manajemen reputasi yang berkelanjutan harus dilakukan. Itu
karena reputasi bukanlah sesuatu yang tetap, adakalanya naik dan adakalanya turun.
Yang harus dipertahankan dan dipelihara perusahaan adalah bahwa reputasinya
tidak turun atau bahkan jika ada penurunan tidak sampai berdampak buruk pada
perusahaan. Karena banyak pameo yang muncul bahwa membangun reputasi
bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan waktu bertahun-tahun, tetapi untuk
menghancurkannya cukup menjentikkan jari tangan saja. Oleh karena itu, organisasi
sebaiknya perlu mengelola/memanage reputasi yang sedang dibangun atau yang telah
dimiliki7
hal yang paling mendasar dan perlu mendapat perhatian adalah bagaimana
agar CEO menyadari pentingnya rencana dan program komunikasi terpadu dengan
menempatkan PR pada posisi strategis didalam manajemen yang nantinya dapat
mempengaruhi keputusan yang diambil khalayak. Sebab hingga saat ini masih
banyak CEO yang melupakan peran dan startegi PR, dan baru mengingat fungsi dan
manfaat keberadaan PR pada saat sudah terjadi krisis, dan reputasi sedang dalam
masa pertaruhan.
Proses membangun, mempertahankan dan meningkatkan reputasi lebih
panjang daripada membangun, mempertahankan dan meningkatkan image dan brand.
Oleh karena itu reputasi lebih mapan dan stabil daripada image dan brand.
Tidak jarang perusahaan menggunakan reputasi perusahaan sebagai cara
memprediksi tindakan pesaing. Sebagai tambahan, ada komitmen tinggi dari

7
Farid Hamid & Heri Budianto, ILMU KOMUNIKASI: Sekarang dan Tantangan Masa
Depan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 149
penyedia layanan jasa untuk layanan yang diberikan kepada konsumen sehingga
perusahaan dapat memberikan layanan terbaik, kemampuan penyedia layanan jasa
itulah yang dapat membangun hubungan yang erat dengan konsumen dan perusahaan
dapat menyediakan layanan yang sesuai untuk berbagai konsumen.
Charles S. Fombrun merumuskan reputasi sebagai corporate reputation, yang
didefinisikan sebagai represent the “net” affective or emotional reaction-good or bad,
weak or strong – of customers, investors, employees, and the general public to the
company’s name. Dengan demikian, reputasi adalah sebuah reaksi emosional yang
mencul ketika stakeholder perusahaan mendengar nama perusahaan, atau ketika
harus mendefinisikan perusahaan8
1. Komponen Reputasi
a. Core value (nilai-nilai dasar),
b. Values (nilai-nilai),
c. Identity (identitas),
d. Projection (proyeksi),
e. Image (citra),
f. Reputation (reputasi).
2. Pembentuk Reputasi Perusahaan
a. Kemampuan perusahaan untuk mengelola kesan.
b. Kemampuan perusahaan untuk membangun hubungan yang kuat dengan
konstituen (publik) kunci.
c. Rumor tidak langsung terhadap perusahaan menarik perhatian para pengamat,
contohnya adalah para analis dan reporter.
3. Mempertahankan Reputasi
a. Program Pemantauan (monitoring) Internal yang bertujuan untuk
b. mengamankan kepatuhan pada prinsip-prinsip perusahaan.

8
Astri Yogatama, dkk, Public Relations Sebuah Pengantar, (Pasuruan: CV. Qiara
Media, 2021), h. 62.
c. Program Hubungan Eksternal yang mengelola tatap muka dengan publik
kunci/ utama perusahaan.
KESIMPULAN

Corporate branding didefinisikan sebagai merek yang merepresentasikan


perusahaan dimana nilai-nilai korporat diperluas kebelbagai macam kategori
produk/jasa (De Chernatory, 2003). Corporate branding menyangkut tentang
keselarasan antara nilai-nilai inti dari merek perusahaan, nilai tambah ( added
value), dan nilai-nilai organisasi. Corporate branding merupakan penerapan dari
penggunaan nama perusahaan sebagai suatu merek produk, nama perusahaan ini
dapat menciptakan sebuah persepsi yang kemudian menjadi aset perusahaan dalam
menggambarkan kemampuannya untuk menciptakan produk-produk atau jasa
yang berkualitas dan inovatif bagi konsumen yang mana digunakan sebagai
penjamin dari kualitas sebuah produk atau jasa yang ditawarkan oleh suatu
organisasi atau perusahaan.
Reputasi diperoleh dengan mempertimbangkan jumlah total citra yang telah
diakumulasi individu selama periode waktu yang membantu individu tersebut
membentuk opini tentang suatu organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Cholil, Akmal Musyadat. 1001 Branding Ideas. Yogyakarta: Quadrant, November


2018.

Farid & Syarifah Faridha “Pengaruh Corporate Branding Terhadap Keputusan


Pembelian Dengan Ekuitas Merek Sebagai Variabel Mediasi Pada Rumah
Sakit Ibu Dan Anak Kota Banda Aceh”, Jurnal Manajemen Dan Inovasi, Vol 8,
No.2, Juni 2017, h. 138. file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/9351-
23022-1-PB.pdf. (24 September 2021).

Hamid, Farid & Heri Budianto. ILMU KOMUNIKASI: Sekarang dan Tantangan
Masa Depan. Jakarta: Kencana, 2011.
Susanto, A. B. & Himawan Wijarnako. Power Branding. Jakarta: Kuantum Bisnis &
Menejemen, 2004.

Swasty, Wirania. Branding Memahami Dan Merancang Strategi Merek. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya, 2016.

Wesfix, Tim. Branding Itu Dipraktekin. Jakarta: PT. Grasindo, April 2017.

Yogatama, Astri dkk. Public Relations Sebuah Pengantar. Pasuruan: CV. Qiara
Media, 2021.
Page 1

Plagiarism Scan Report

Report Title cek plagiasi studi kasus pr 3

Generated Date 24-Sep-2021

Total Words 799

Total Characters 6014

Report Generated By Plagiarismchecker.co

Excluded URL None

Plagiarised Unique Total Words Ratio Spelling Mistake Grammar Mistake

6% 94% 99.97% 597 Error 0 Error

Content Checked For Plagiarism

A. corporate branding segala sesuatu bisa mendapatkan branding, bukan hanya barang, layanan, produk, bahkan kota. sama

dengan perusahaan, branding perusahaan adalah cara mempromosikan perusahaan tertentu dengan iklan atau desain khusus.
Branding bukan hanya tentang bagaimana produk perusahaan dipilih dan dibeli oleh masyarakat, tetapi bagaimana konsumen

dipuaskan. Beginilah cara pelanggan tetap setia dengan melihat perusahaan sebagai satu-satunya perusahaan yang mampu
menawarkan solusi kepada mereka. Branding adalah konsistensi dan konstan dalam melakukan hal-hal yang sangat luas, seperti: -

Dapat menyampaikan pesan dengan jelas yaitu visi dan misi perusahaan; - Mampu membangun perusahaan di depan umum; -

Mampu menghubungkan perusahaan target secara emosional dengan konsumen; dan - Dapat menggerakkan atau memotivasi

konsumen untuk menciptakan loyalitas pelanggan Corporate branding dide nisikan sebagai merek yang ditujukan untuk
Perusahaan di mana nilai-nilai perusahaan diperluas ke kategori produk / layanan yang berbeda Corporate branding menyangkut

keselarasan antara nilai-nilai inti dari merek perusahaan, nilai tambah dan nilai-nilai organisasi. Corporate branding adalah aplikasi

penggunaan nama perusahaan sebagai merek produk, nama perusahaan ini dapat menciptakan persepsi yang kemudian menjadi

nilai perusahaan dengan menggambarkan kemampuannya untuk menciptakan produk atau layanan yang berkualitas tinggi dan

inovatif bagi konsumen yang digunakan sebagai penjamin Kualitas sebuah produk. atau jasa yang ditawarkan oleh suatu
organisasi atau perusahaan. Branding memiliki tujuan dan makna yang lebih luas yang merupakan bagian dari strategi perusahaan

untuk menjangkau pikiran orang atau khalayak tentang suatu perusahaan. Branding dan positioning perusahaan dapat menjangkau

benak konsumen dengan identitas merek yang kuat. Layanan pelanggan dan pengalaman pelanggan juga merupakan bagian dari

sebuah merek. Dalam ekonomi global, merek memberikan kontribusi besar terhadap nilai perusahaan. Peran merek sebagai
sumber keuntungan semakin meningkat. Saat ini, perusahaan tidak lagi hanya memproduksi barang, tetapi juga berusaha

memasarkan citra dan gaya hidupnya. Inilah yang membedakan sebuah produk dan sebuah merek. Produk adalah sesuatu yang

dibuat di pabrik, tetapi yang benar-benar dibeli pelanggan adalah mereknya. Sebuah merek bukan hanya apa yang tercetak pada

produk atau kemasannya, tetapi juga mencakup apa yang dipikirkan konsumen dan bagaimana mereka mengasosiasikannya.
Page 2
Merek dapat berarti tingkat kualitas tertentu yang dapat membangun kepercayaan pelanggan. Ini adalah bagaimana merek dapat

menangani pelanggan secara emosional. Pembeli yang puas dapat dengan mudah membeli kembali merek tersebut. Loyalitas
merek tentu sangat menguntungkan karena memberikan keamanan dan menjaga permintaan barang (demand) bagi perusahaan

dan menciptakan entry barrier yang mempersulit pesaing untuk memasuki pasar (high entry barrier). Juga, ketika loyalitas

meningkat, pelanggan bersedia membayar lebih untuk membeli merek tersebut. Kapan perusahaan membutuhkan branding? Ada

tiga alasan untuk menggambarkan hal ini, yaitu: - Jika Anda ingin memudahkan pelanggan Anda mengakses produk Anda.
Branding akan membuat produk Anda lebih mudah diakses oleh pelanggan. Identitas yang lebih ringan menciptakan kesan dan

persepsi yang lebih baik dan lebih berkesan terhadap perusahaan/produk. Desain produk yang baik meningkatkan loyalitas

pelanggan. - Jika Anda ingin memudahkan penjual Anda untuk menjual produk Anda. Dengan merek yang dibuat dengan baik,

penjualan atau promosi produk Anda, baik yang berorientasi pro t maupun nonpro t, berjalan lebih baik dan lebih e sien. Dengan

poin-poin yang disebutkan dengan jelas dan jelas, akan lebih mudah bagi Anda untuk menawarkan penjualan Anda. Jika Anda ingin
membangun ekuitas merek. Nilai merek adalah nilai komersial yang dihasilkan dari persepsi nama suatu produk (merek) oleh

konsumen dan bukan produk atau jasa itu sendiri. Ekuitas merek adalah akibat langsung Ada beberapa cara untuk menciptakan

sebuah merek, yaitu dengan membayangkan bahwa merek itu adalah seseorang, seperti apa rupa, bagaimana berkomunikasi, inilah

yang membedakan merek suatu perusahaan dengan merek lain yang sejenis. Kemudian cari tahu siapa target perusahaannya

sehingga orang bisa dengan mudah mengidenti kasi produknya. Dan branding tidak hanya menentukan logo, warna, slogan, tetapi

juga menyampaikan visi atau nilai produk yang dijual. Merek merupakan sarana bagi perusahaan untuk mengembangkan dan

mempertahankan loyalitas pelanggan. Merek yang kuat akan mencapai harga yang menarik dan menjadi barrier to entry bagi
pesaing. Arti merek dalam konteks saat ini bukan hanya sekedar nama merek, tetapi terus berkembang. Knapp membedakan

antara nama merek, merek dan merek nyata. Knapp mencatat bahwa ada tiga karakteristik dasar dalam kesadaran konsumen yang

mencirikan merek nyata, yaitu: internalisasi kesan, posisi khusus dalam kesadaran konsumen dan manfaat emosional dan

fungsional yang dirasakan. Pada akhirnya, merek bukanlah apa yang dibuat pabrik, dicetak pada kemasan, atau dipromosikan oleh

pemasar. Merek adalah apa yang ada di benak konsumen. Kepala konsumen dibanjiri setiap hari dengan informasi yang

memengaruhi tayangan dan bersifat dinamis. Selain selalu memantau kesan yang dibuatnya, merek juga harus memantau kesan

yang dibuatnya, merek juga harus memiliki “tempat” di benak konsumen. Duncan dan Morriarty menyatakan bahwa konsistensi

strategis diperlukan dalam komunikasi pemasaran. Konsistensi strategis perlu tercermin di semua sisi organisasi sehingga

konsumen dapat menangkap kesan semua aspek perusahaan secara keseluruhan, mulai dari identitas visual, produk dan kemasan
hingga perilaku anggota perusahaan secara keseluruhan. Konsistensi diperlukan tidak hanya dalam komunikasi, tetapi juga dalam

kualitas produk dan layanan. Agar suatu merek dapat bersaing, maka harus didukung lintas fungsi oleh seluruh anggota

perusahaan.

4% Mengenal Brand Management bagi Perusahaan - Kumparan


Jun 21, 2021 — ... yang mana digunakan sebagai penjamin dari kualitas sebuah produk atau jasa yang ditawarkan oleh suatu organisasi atau perusaha
an.

https://kumparan.com/irdina-anggie/mengenal-brand-management-bagi-perusahaan-1vzEH8lOPRn

2% BAB 2 - Universitas Indonesia

melainkan merek adalah apa yang ada di benak konsumen. Merek sejati akan memberikan nilai atau ekuitas merek yang positif bagi konsumen. 2.2 Per
an Merek.

http://lontar.ui.ac.id/ le? le=digital/128333-T%2026605-Analisis%20ekuitas-Tinjauan%20literatur.pdf


Page 1

Plagiarism Scan Report

Report Title cek plagiasi studi kasus pr 3

Generated Date 24-Sep-2021

Total Words 689

Total Characters 5410

Report Generated By Plagiarismchecker.co

Excluded URL None

Plagiarised Unique Total Words Ratio Spelling Mistake Grammar Mistake

14% 86% 99.98% 462 Error 0 Error

Content Checked For Plagiarism

Membangun reputasi tidak selesai dengan memberikan identitas, usia sebuah perusahaan tidak tergantung pada tampilan-

tampilan dasar tersebut. Tugas yang lebih berat yakni bagaimana menghidupi perusahaan tersebut. Reputasi perusahaan diperoleh
dengan mempertimbangkan jumlah total citra yang telah diakumulasi individu selama periode waktu yang membantu individu

tersebut membentuk opini tentang suatu perusahaan. Reputasi adalah bagian penting dari mende nisikan kata brand. Ketika
seseorang berinteraksi dengan brand Anda, pengalaman dari pelanggan ini merupakan modal yang sangat besar untuk reputasi

perusahaan. Sebab ini berkaitan dengan loyalitas pelanggan, pelanggan yang mendapatkan pengalaman yang baik dari brand suata

perusahaan akan menghasilkan simpulan yang menguntungkan. Untuk mengukur kualitas pengalaman pengguna suatu Brand,

Anda bisa memeriksanya dengan beberapa indikator berikut ini. - proposition. Seberapa jelas tawaran dan janji yang diberikan oleh
brand Anda pada para pengguna? Apakah keuntungan ini sungguh-sungguh dicapai dan dipahami oleh mereka? - people. Apakah

reaksi-reaksi dan tanggapan dari para pelanggan terhadap Brand Anda sesuai dengan apa yang Anda harapkan? - Process. Apakah

proses layanan dari merek Anda menciptakan nilai bagi pelanggan, dan memenuhi janji merek Anda? - Product. Apakah produk

Anda telah terdiferensiasi dengan baik, dan tepat sasaran? Reputasi suatu perusahaan secara khas sangat berpengaruh terhadap

penjualan bagi perusahaan itu sendiri. Reputasi perusahaan sangat berpengaruh ketika konsumen ingin mencari distributor barang
atau jasa. Reputási suatu perusahaan terpengaruh dari bebarapa pendapat khalayak perusahaan. Pengelolaan atau manajemen

reputasi yang berkelanjutan harus dilakukan. Itu karena reputasi bukanlah sesuatu yang tetap, adakalanya naik dan adakalanya

turun. Yang harus dipertahankan dan dipelihara perusahaan adalah bahwa reputasinya tidak turun atau bahkan jika ada penurunan

tidak sampai berdampak buruk pada perusahaan. Karena banyak pameo yang muncul bahwa membangun reputasi bukanlah hal
yang mudah dan membutuhkan waktu bertahun-tahun, tetapi untuk menghancurkannya cukup menjentikkan jari tangan saja. Oleh

karena itu, organisasi sebaiknya perlu mengelola/memanage reputasi yang sedang dibangun atau yang telah dimiliki hal yang

paling mendasar dan perlu mendapat perhatian adalah bagaimana agar CEO menyadari pentingnya rencana dan program

komunikasi terpadu dengan menempatkan PR pada posisi strategis didalam manajemen yang nantinya dapat mempengaruhi
Page 2
keputusan yang diambil khalayak. Sebab hingga saat ini masih banyak CEO yang melupakan peran dan startegi PR, dan baru

mengingat fungsi dan manfaat keberadaan PR pada saat sudah terjadi krisis, dan reputasi sedang dalam masa pertaruhan. Proses
membangun, mempertahankan dan meningkatkan reputasi lebih panjang daripada membangun, mempertahankan dan

meningkatkan image dan brand. Oleh karena itu reputasi lebih mapan dan stabil daripada image dan brand. Tidak jarang

perusahaan menggunakan reputasi perusahaan sebagai cara memprediksi tindakan pesaing. Sebagai tambahan, ada komitmen

tinggi dari penyedia layanan jasa untuk layanan yang diberikan kepada konsumen sehingga perusahaan dapat memberikan layanan
terbaik, kemampuan penyedia layanan jasa itulah yang dapat membangun hubungan yang erat dengan konsumen dan perusahaan

dapat menyediakan layanan yang sesuai untuk berbagai konsumen. Charles S. Fombrun mende nisikan reputasi sebagai reputasi

perusahaan yang dide nisikan sebagai respons afektif atau emosional "bersih" - baik atau buruk, lemah atau kuat - oleh pelanggan,

investor, karyawan, dan publik atas nama perusahaan. Jadi reputasi adalah reaksi emosional yang muncul ketika pemangku

kepentingan perusahaan mendengar nama perusahaan atau perlu mende nisikan perusahaan 1. Komponen reputasi A. Nilai inti
(core values), B. Nilai (values), C. Identitas (identitas), D. proyeksi (proyeksi), e. Gambar (gambar), F. Reputasi. 2. Membangun

reputasi perusahaan A. Kemampuan perusahaan dalam mengelola tayangan. B. Kemampuan perusahaan untuk membangun

hubungan yang kuat dengan khalayak kunci (publik). C. Rumor terhadap perusahaan yang menarik perhatian pengamat, seperti

analis dan reporter, tidak mereda. 3. Jaga reputasi A. Program pemantauan internal ditujukan untuk B. Kepatuhan terhadap prinsip-

prinsip perusahaan. C. External Relationship Program yang mengelola pertemuan tatap muka dengan orang-orang penting di

perusahaan. KESIMPULAN Corporate branding dide nisikan sebagai merek yang mewakili di mana nilai-nilai perusahaan diperluas

ke kategori produk / layanan yang berbeda (De Chernatory, 2003). Corporate branding menyangkut keselarasan antara nilai-nilai inti
dari merek perusahaan, nilai tambah dan nilai-nilai organisasi. Corporate branding adalah penggunaan nama perusahaan sebagai

merek produk. Nama perusahaan tersebut dapat menimbulkan persepsi yang kemudian menjadi modal perusahaan dengan

menggambarkan kemampuannya untuk menghasilkan yuan dalam bentuk tunai, kemampuannya untuk mengembangkan produk

atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. Organisasi atau perusahaan. Reputasi diperoleh dengan mempertimbangkan

jumlah total citra yang dikumpulkan seseorang selama periode waktu tertentu yang akan membantu orang tersebut membentuk

opini tentang suatu organisasi.

3% Viky Ferdiansyah

 · Tetapi juga mencakup banyak aspek lain yang bukan bagian dari sisi desain yang ketat dari bisnis. Ini mungkin termasuk konten kalian, mempunyai p
esan dan bercerita. Layanan pelanggan dan pengalaman klien juga merupakan bagian dari sebuah brand. Reputasi adalah bagian penting dari mende
nisikan kata Brand.

https://vikyferdiansyah.blogspot.com/

3% Manajemen pencitraan - slideshare.net

 · 15 Terkait hal ini, maka hal yang paling mendasar dan perlu mendapat perhatian adalah bagaimana agar CEO menyadari pentingnya rencana dan pro
gram komunikasi terpadu dengan menempatkan PR pada posisi strategis didalam manajemen yang nantinya dapat mempengaruhi keputusan yang dia
mbilkhalayak.

https://www.slideshare.net/AyuHunaeni/manajemen-pencitraan

3% (DOC) Reputasi dan Kepemimpinan | Zulmi Savitri - Academia ...


Reputasi dan Kepemimpinan Bagi sebuah perusahaan reputasi adalah faktor yang sangat penting untuk menjaga kelangsungan bisnis dan loyalitas kon
sumen.

https://www.academia.edu/12130981/Reputasi_dan_Kepemimpinan
Page 3
6% REPUTASI DALAM KERANGKA KERJA PUBLIC RELATIONS - E …

Oleh karena itu reputasi lebih mapan dan stabil daripada image dan brand. Image (citra) terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi y
ang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasik
an gambaran kita tentang lingkungan.

https://www.e-jurnal.com/2014/05/reputasi-dalam-kerangka-kerja-public.html

Anda mungkin juga menyukai