PT Marimas Putera Kencana merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi
makanan dan minuman (Food and Beverage) dengan produk utama adalah minuman serbuk. Perusahaan
yang didirikan oleh Harjanto Kusuma Halim, MSc ini, pada mulanya berbentuk usaha kecil yang
berpusatkan di rumah (home industry) yang dikelola dengan sistem manajemen keluarga dan saat ini telah
berkembang menjadi perusahaan berskala nasional dengan distribusi produk meliputi seluruh wilayah
Indonesia dan Luar Negeri. Seiring berjalannya waktu, perusahaan home industry ini berkembang menjadi
bentuk Perseroan Terbatas (PT) yang dikenal dengan nama PT. Ulam Tiba Halim yang kemudian
mengalami perubahan nama menjadi PT. Marimas Putera Kencana pada tanggal 14 Desember 2001.
Salah satu produk utama yang dihasilkan adalah minuman serbuk dengan rasa buah tropis
dengan merek MARIMAS yang merupakan produk dengan varian rasa terbanyak di Indonesia. Produksi
pertama marimas dilakukan pada bulan Oktober 1995 di Semarang dengan varian rasa jeruk segar dan
saat ini telah berkembang menjadi 28 rasa. Untuk peningkatan dan mengendalikan konsistensi mutu PT
Marimas Putera Kencana menerapkan Quality Managament System ISO 9001 : 2000 yang telah
disertifikasi oleh Badan Sertifikasi dari Australia. Semua produk PT Marimas Putera Kencana telah
mendapatkan Sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia dan terdaftar pada Badan Pengawas Obat dan
Makanan. Kantor pusat PT Marimas Putera Kencana berlokasi di Kawasan Industri Candi Gatot Subroto
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Pada mulanya PT Marimas Putera Kencana ini terletak di Jalan
Senjoyo kemudian mengalami perkembangan. Saat ini PT Marimas Putera Kencana memiliki beberapa
lokasi perusahaan yaitu: 1. Kantor pusat yang terletak di Jalan Gatot Subroto blok D/ Unit Produksi 1 (UP
1) terletak di Jalan Gatot Subroto blok 1/ Unit Produksi 2 (UP2) terletak di Jalan Gatot Subroto blok I/1-2.9
Produk
Produk pertama yang dihasilkan PT. Marimas Putera Kencana adalah minuman serbuk rasa buah
tropis khas Indonesia dengan merk “Marimas” rasa jeruk pada tanggal 19 Oktober 1995. Perusahaan
selalu melakukan inovasi rasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen, hingga saat ini minuman serbuk
Marimas telah berkembang menjadi 28 varian rasa meliputi jeruk, jeniper (jeruk nipis peras), gula asem,
buah sirsak, stroberi, jerman (jeruk manis), buah melon, cocopandan, framboze, mangga, ASO (Australian
Sweet Orange), jambu biji, anggur, kelapa muda, blueberry, jeruk Pontianak, mangga arumanis, jeruk
nipis, buah naga, cincau, grape candy, semangka, mangga Bangkok, nangka, nanas, teh gula batu, dan teh
cincau, anggur merah.
Menggunakan media sebagai perantaranya, tidak Tidak menggunakan media perantara sehingga
ada interaksi langsung dengan audiens. konsumen yang disasar tidak menyadari bahwa
kegiatan tersebut adalah bagian dari promosi
TV, Radio, billboard, brosur, flyer, atau lewat Events, sponsorship, penjualan langsung (direct
media-media lainnya selling), souvenir
Promotional Mix
A. Periklanan (advertising) merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal yang digunakan oleh
perusahaan barang atau jasa. Dalam pemasaran jasa, periklanan berperan untuk membangun kesadaran
terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang
ditawarkan, membujuk calon konsumen, dan membedakan diri dari perusahaan satu dengan perusahaan
yang lain yang mendukung positioning jasa (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006). Menurut Morissan (2007),
iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal karena daya jangkauannya luas. Iklan juga
menjadi instrumen promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang
atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas.
Adapun alasan pemasang iklan memilih iklan di media massa untuk mempromosikan barang atau
jasanya adalah :
1. Iklan di media massa dinilai efisien dari segi biaya untuk mencapai audien dalam jumlah besar
2. Iklan di media massa dapat digunakan untuk menciptakan citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu
perusahaan atau merek.
Keuntungan lain dari iklan melalui media massa adalah kemampuannya menarik perhatian
konsumen terutama produk yang iklannya popular atau sangat dikenal masyarakat. Sifat dan tujuan iklan
setiap perusahaan berbeda-beda. Suatu perusahaan bisa saja beriklan untuk mendapatkan respon atau
aksi segera melalui iklan media massa, sedangkan perusahaan lain mungkin bertujuan untuk lebih
mengembangkan kesadaran atau ingin membentuk suatu citra positif dalam jangka panjang bagi barang
atau jasa yang dihasilkan.
Menurut Alma (2005), pemilihan media advertising yang digunakan akan tergantung kepada:
Daerah yang akan dituju
Konsumen yang diharapkan
Appeal (daya tarik) yang digunakan oleh media-media tersebut
Fasilitas yang diberikan oleh media-media tersebut dalam hal biaya.
B. Promosi penjualan (sales promotion) yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan
mencoba atau pembelian produk dan jasa. Promosi penjualan terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang
mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya pembelian
dalam waktu yang singkat. Promosi penjualan diarahkan baik untuk perdagangan (kepada pedagang besar
atau pengecer) maupun kepada konsumen. Promosi penjualan yang berorientasi perdagangan
memberikan berbagai jenis bonus untuk meningkatkan respon dari pedagang besar dan pengecer.
Promosi penjualan yang berorientasai konsumen menggunakan kupon, premium, contoh gratis,
kontes/undian, potongan harga setelah pembelian, dan lainlain (Shimp, 2003).
Tujuan digunakan sales promotion menurut Alma (2005) ;
1. Menarik para pembeli baru
2. Memberi hadiah/penghargaan kepada konsumen/pelanggan lama.
3. Meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama.
4. Menghindarkan konsumen berpindah ke merek lain.
5. Mempopulerkan merek/meningkatkan loyalitas.
6. Meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka memperluas “market share” jangka
panjang.
Menurut Morissan (2007), perusahaan memilih menggunakan promosi penjualan adalah :
Jika konsumen tidak memiliki loyalitas pada suatu produk tertentu dan konsumen lebih peka
kepada insentif yang ditawarkan suatu merek.
Terdapat kecenderungan pedagang memiliki posisi yang lebih kuat dibandingkan produsen
sehingga mereka dapat lebih menuntut produsen untuk memberikan lebih banyak promosi
penjualan dan insentif lainnya kepada pedagang.
C. Publikasi/humas, yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi
citra perusahaan atau produk individual yang dihasilkan. Menurut William Schoell dalam Alma (2005),
Public relation adalah kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk membangun citra (image) yang baik
terhadap perusahaan, menjaga kepercayaan dari para pemegang saham. Salah satu kegiatan yang
dilakukan oleh humas adalah publisitas. Publisitas merupakan kegiatan menempatkan berita mengenai
seseorang, organisasi atau perusahaan di media massa (Morissan, 2007).
Publisitas menggambarkan komunikasi massa namun tidak juga seperti iklan, perusahaan sponsor
tidak mengeluarkan biaya untuk waktu dan ruang beriklan. Publisitas biasanya dilakukan dalam bentuk
berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan. Bentuk-bentuk ini dimuat
dalam media cetak atau televisi secara gratis karena perwakilan media menganggap informasi tersebut
penting dan layak disampaikan kepada khalayak mereka. Dengan demikian publisitas tidak dibiayai oleh
perusahaan yang mendapatkan manfaatnya. (Shimp, 2003).
D. Penjualan perseorangan (personal selling) adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual
dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk
pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya
(Hurriyati, 2008). Adapun pengertian penjualan perseorangan menurut Shimp (2003) adalah bentuk
komunikasi antar individu dimana tenaga penjual/wiraniaga menginformasikan, mendidik, dan
melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan. Menurut
Morissan (2007), komunikasi yang bersifat personal dan individual dalam penjualan pribadi
memungkinkan pihak penjual menyesuaikan pesan berdasarkan kebutuhan khusus calon pembeli.
Penjualan pribadi memungkinkan terjadinya umpan balik secara langsung dan lebih tepat karena dampak
dari presentasi penjualan yang dilakukan dapat dinilai dari reaksi calon pembeli atau pelanggan.
E. Pemasaran Langsung (direct marketing) yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk
mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu. Pemasaran langsung yang dapat dilakukan
dengan menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain. Menurut Shimp (2003),
pemasaran langsung adalah suatu sistem interaktif yang menggunakan satu atau lebih media periklanan
untuk menghasilkan suatu respon yang dapat diukur atau transaksi di segala lokasi. Pertama, interaktif
yang dimaksud adalah pemasaran meliputi komunikasi yang dipersonalisasi antara pemasar dan calon
pembeli. Kedua, pemasaran langsung tidak terbatas hanya pada surat langsung tetapi meliputi satu atau
lebih media (misalnya pengiriman surat langsung dengan tindak lanjut melalui telepon). Ketiga,
dibandingkan dengan media tidak langsung melalui iklan televisi, pemasaran melalui media seperti surat
langsung lebih memungkinkan untuk dapat mengukur respon dari khalayaknya.
Pemasaran langsung lebih mudah untuk diukur karena respon terhadap pemasaran langsung
pertama : Lebih cepat daripada respon terhadap periklanan media massa, kedua : dapat ditelusuri para
pelanggan khusus yang merespon terhadap usaha pemasaran. Tujuan pemasar melakukan pemasaran
langsung adalah untuk membina hubungan dengan pelanggan agar dapat mengukur respon pelanggan
dengan segera. Pemasaran langsung dilakukan dengan menggunakan periklanan respon langsung, surat
langsung (termasuk katalog), telemarketing, dan penjualan langsung. Periklanan respon langsung
menggunakan beberapa media untuk menyampaikan pesan-pesan yang mendorong para pembeli untuk
membeli secara langsung dari pemasang iklan. Surat langsung merupakan media periklanan langsung yang
paling penting tetapi jelas bukan satu-satunya media periklanan langsung. Periklanan respon langsung
juga menggunakan televisi, majalah, dan media lain dengan maksud menciptakan tindakan langsung dari
para pelanggan.
F. Pemasaran Interaktif, Menurut Morissan (2007) seiring dengan perubahan dan revolusioner sejarah
pemasaran yang mencakup periklanan dan promosi, maka perubahan tersebut didukung oleh kemajuan
teknologi komunikasi yang memungkinkan dilakukannya komunikasi secara interaktif melalui media
massa. Dalam hal ini, yang utama adalah internet, khususnya melalui fasilitas yang dikenal dengan World
Wide Web (www). Media interaktif memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik yang
memungkinkan pengguna dapat berpartisipasi dan memodifikasi bentuk dan isi informasi pada saat itu
juga (real time).
Media interaktif juga memungkinkan pengguna melakukan berbagai fungsi seperti menerima dan
mengubah informasi dan gambar, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan tentu saja
melakukan pembelian. Internet saat ini sudah menjadi media iklan yang menarik, sehingga dapat
dikatakan internet merupakan media yang bahkan dapat digunakan untuk melaksanakan seluruh elemen
bauran promosi. Selain digunakan untuk beriklan, internet juga dapat digunakan untuk melakukan
kegiatan promosi bentuk lainnya seperti promosi penjualan dengan kupon, kontes dan undian online.
Praktisi pemasaran juga menggunakan internet untuk melakukan pemasaran langsung, penjualan
personal serta kegiatan hubungan masyarakat secara lebih efektif dan efisien. Selain berfungsi sebagai
media promosi, internet juga dipandang sebagai instrumen komunikasi pemasaran yang bersifat mandiri.
Karena sifatnya yang interaktif, internet menjadi cara yang efektif untuk berkomunikasi dengan
konsumen.
G. Adapun bentuk lain dari bauran promosi yaitu informasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang
merupakan salah satu ciri khusus bisnis jasa. Pelanggan sangat dekat dengan penyampaian jasa,
pelanggan seringkali memperhatikan dengan teliti penyerahan jasa dan kemudian mem,knceritakan
pengalamannya pada pelanggan potensial lainnya, sehingga informasi dari mulut ke mulut ini sangat besar
pengaruhnya dan dampaknya terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktivitas komunikasi
lainnya (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006).
Positioning
Positioning adalah sesuatu yang anda lakukan terhadap pikiran calon konsumen, yakni
menempatkan produk itu pada pikiran calon konsumen, Kotler menyatakan positioning adalah tindakan
merancang produk dan bauran pemasaran.agar dapat tercipta kesan tertentu di ingatan konsumen.
Sedangkan Kotler dan Amstrong menjelaskan posisi pasar adalah pengaturan sebuah produk agar
mendapatkan tempat yang jelas dapat dibedakan serta lebih diharapkan ketimbang produk pesaing dalam
benak konsumen sasaran.
Meningkatkan Volume
Strategi promosi penjualan sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan tujuan jangka pendek
bisnis anda. Bisa anda lakukan untuk menghabiskan stok lama, mengurangi stok yang ada di gudang atau
untuk memenuhi stok yang ada di tingkat pengecer sebelum pesaing anda memperkenalkan produknya.
Strategi promosi penjualan juga bisa membuat “pembeli marjinal” datang membeli produk anda.
Pembeli marjinal adalah mereka yang membeli hanya ketika suatu produk atau jasa sedang dalam masa
“promosi”. Biasaya pembeli marjinal ini tidak disukai oleh perusahaan. Tapi anda jangan khawatir,
strategi promosi penjualan dapat menggiring pembeli marjinal menjadi pembeli setia, asal produk anda
mengena di hati mereka.
Strategi promosi penjualan juga bisa membuat pembeli potensial anda datang untuk menggunakan
produk atau jasa anda. Pembeli potensial adalah orang yang tidak pernah menggunakan produk atau
jasa anda atau hanya pernah menggunakan produk atau jasa sejenis dari pesaing anda. Mereka tidak
akan pernah membeli produk anda dalam jumlah besar sebelum tahu bahwa mereka menyukai produk
atau jasa anda. Dan poin pentingnya, pembeli potensial adalah sumber utama untuk meningkatkan
volume penjualan anda. Strategi promosi penjualannya bisa anda lakukan dengan cara:
1. Memberikan sampel gratis atau kupon untuk mencoba sehingga calon pembeli dapat mencoba
produk atau jasa anda.
2. Memberikan manfaat tambahan sehingga produk atau jasa anda tampak superior dibandingkan
produk sejenis.
3. Memberikan manfaat finansial jangka pendek. Bisa dengan cara memberikan angsuran
pembelian tanpa bunga, tentunya dengan memperhatikan situasi dan kondisi usaha anda.
Kupon di dalam produk yang berisi potongan harga bagi pembelian selanjutnya.
Menggunakan cara “beli tiga gratis satu”.
Atau menggunakan cara “10 kupon gratis satu”.
Meningkatkan Loyalitas
Promosi loyalitas berbeda dengan strategi promosi penjualan seperti pemberian diskon langsung.
Promosi loyalitas lebih ke memberikan daya tarik berupa manfaat jangka panjang kepada konsumen.
Contohnya adalah anda memberikan sebuah kupon berisi manfaat tertentu. Bagi siapa saja yang
mendapatkan kupon tersebut berhak menjadi anggota klub yang di dalamnya berisi fasilitas-fasilitas yang
anda berikan secara khusus.
Memperluas Kegunaan
Pada saat kegunaan awal sebuah produk atau jasa mulai menghilang, anda harus segera memperluas
kegunaan produk atau jasa anda. Contohnya seperti yang pernah teman saya lakukan. Dia berusaha
memperluas kegunaan taksi motornya. Dia merubah layanan jasa yang tadinya hanya mengantar
penumpang menjadi layanan antar jemput anak sekolah. Bahkan terakhir dia menambah layanannya,
yaitu paket wisata keliling objek wisata di Jogja. Selain contoh tadi, anda juga bisa gunakan cara joint
promotion dengan perusahaan lainnya. Kalau yang satu ini sering disebut daya ungkit bisnis atau leverage.
Contohnya adalah pemberian kupon dari agen travel perjalanan outbond untuk peminjaman peralatan
arung jeram misalnya.
Menciptakan Ketertarikan
Kadang tujuan ini dianggap sebagai tujuan strategi promosi produk yang kurang jelas. Saya sendiri
tidak tahu dimana kurang jelasnya. Tapi saya pikir ada manfaatnya kalau anda mempunyai tujuan strategi
promosi produk seperti ini. Pernahkan anda bosan dalam sebuah rutinitas tahunan? Membeli produk atau
jasa juga sama halnya. Mereka dapat bosan dengan produk atau jasa yang itu-itu saja. Cara agar konsumen
anda tidak bosan adalah dengan menciptakan ketertarikan. Anda bisa melakukan strategi promosi produk
dengan sebuah cara yang sama sekali baru untuk melakukan sesuatu, dan orang-orang senang
melakukannya.
Menciptakan Kesadaran
Beberapa strategi promosi produk sangat efektif untuk membuat orang menyadari akan suatu
produk. Kalau anda punya, gunakan tim penjualan untuk mempromosikan produk atau jasa anda. Kalau
contoh strategi promosi produknya adalah anda bisa melakukannya promosi gabungan dengan produk
atau jasa lain yang sudah dikenal di pasar tertentu. Jangan khawatir dengan cara itu. Anda tidak akan
kehilangan pelanggan hanya dengan “berbagi” promosi bersama. Asal tidak dengan produk atau jasa
kategori sejenis
Produk atau jasa anda butuh dukungan dari perantara. Yang dimaksud perantara disini adalah
pedagang grosir, distributor, agen, pengecer atau makelar. Bahkan pelanggan-pun bisa disebut perantara
jika mereka ikut merekomendasikan produk anda karena puas. Anda harus membuat langkah-langkah
efektif promosi penjualan kepada para perantara anda. Contoh strategi promosi produknya adalah :
1. Program “member get member” yang memberikan uang bagi pelanggan apabila membawa
konsumen lain.
2. Memberikan penawaran harga yang bisa membuat marjin distributor, agen, pengecer atau sales
anda lebih tinggi.
Mungkin anda agak aneh dengan strategi promosi produk yang kesepuluh ini. Kalimatnya memang
terdengar janggal. Tapi untuk menjaga keotentikan dari sumber sehingga saya juga tidak salah dalam
memberikannya kepada anda, saya tetap gunakan kalimat orisinal tersebut. Tapi penjelasan logisnya
adalah seperti ini, diskriminasi di antara sesama pengguna memungkinkan usaha anda mengembangkan
paket khusus dari produk, harga, distribusi dan promosi untuk kategori yang berbeda. Kalau anda masih
bingung, contohnya seperti ini:
Anda memberikan harga khusus bagi mereka yang melakukan pemesanan lebih awal atau melalui
tempat tertentu seperti datang langsung ke toko anda, pemesanan khusus melalui web atau yang
lainnya.
Kelompok tertentu anda beri harga khusus yang tidak anda berikan kepada kelompok lainnya.
Contohnya adalah anda memberikan harga khusus kepada anak-anak, namun harga itu tidak berlaku
bagi orang tua dan dewasa, seperti yang dilakukan armada bus dalam kota.
Menurut Ravianto dalam Masruri (2014:186), efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang
dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa
apabila sesuatu pekerjaan dapat diselessaikan dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya maupun
mutunya, maka dapat dikatakan efektif.
Berbicara tentang efektivitas, pemasaran tradisional dapat menjangkau basis konsumen yang
luas karena kita secara langsung dapat bertemu dengan mereka, siapa pun dan di mana pun. Kita juga
dapat menerima umpan balik yang cepat mengenai produk yang kita tawarkan. Berkebalikan dengan
pemasaran tradisional, pemasaran digital efektif dalam menjangkau khalayak yang lebih spesifik.
Pemasaran digital lebih memungkinkan untuk memasarkan produk hanya kepada orang-orang yang
cenderung tertarik dengan produk tersebut. Dalam hal menjangkau pasar dengan cakupan yang lebih
luas, pemasaran digital lebih efektif apabila dibandingkan dengan sistem pemasaran tradisional. Kita
hanya perlu memanfaatkan platform daring, seperti situs web dan media sosial, untuk memasarkan
produk tanpa memerlukan banyak waktu dan biaya.
Efektivitas merupakan atribut yang diinginkan dalam setiap perusahaan. Dalam kesempatan
ini maka efektivitas dipandang dari sudut pencapaian sasaran atau tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya. Berdasarkan definisinya efektivitas dapat diartikan sebagai tindakan yang tepat pada
sasaran atau mempunyai efek yang tepat Untuk mencapai efektivitas, ada tiga bentuk pendekatan yang
umum digunakan yaitu :
1. Pendekatan Sasaran
Dengan mengukur keberhasilan perusahaan dalam mencapai tingkatan output yang
direncanakan. Dengan demikian pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana perusahaan berhasil
merealisasikan sasaran yang hendak dicapainya. Sasaran yang hendak diperhatikan dalam
pengukuran efektivitas dengan pendekatan ini adalah sasaran sebenarnya. Pengukuran efektivitas
dengan menggunakan saran yang sebenarnya akan memberikan hasil yang lebih realistis daripada
pengukuran efektivitas secara resmi.
2. Pendekatan Sumber
Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan perusahaan dalam mendapatkan
berbagai macam sumber yang dibutuhkannya dan juga memelihara keadaan system perusahaan agar
bisa menjadi efektif. Pendekatan ini didasarkan pada teori mengenai keterbukaan system perusahaan
mempunyai hubungan yang merata dengan lingkungannya, karena dari lingkungan diperoleh
sumber-sumber yang merupakan input bagi perusahaan dan output yang dihasilkan juga
dilemparkan oleh perusahaan kepada lingkungannya. Sementara itu, sumber sumber yang terdapat
pada lingkungan seringkali bersifat langka maupun yang nilainya tinggi.
3. Pendekatan Proses
Menurut Kotler dan Armstrong yang diterjemahkan oleh Bakuwon (2001:202) “Keputusan
membeli merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh konsumen setelah melakukan evaluasi
terhadap seluruh alternatif yang ada sehingga timbul keinginan untuk membeli.”
Keputusan merupakan bagian/salah satu elemen penting dari prilaku konsumen disamping
kegiatan fisik yang melibatkan konsumen dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-
barang serta jasa ekonomis.Perspektif pemecahan masalah mencakup semua jenis prilaku pemenuhan
kebutuhan dan jajaran luas dari faktor-faktor yang memotivasi dan mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen.
Ketika membuat keputusan untuk membeli suatu produk, konsumen melewati tahap-tahap
sebagai berikut :
a. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli
merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan
umum seseorang seperti lapar, haus, saat mencapai titik tertentu dapat menjadi sebuah dorongan.
Kebutuhan juga dapat ditimbulkan oleh rangsangan eksternal seperti ketika seseorang melihat iklan
mobil dan ingin membelinya. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat
mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu jenis produk. Pemasar
kemudian dapat membangkitkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.
b. Pencarian informasi
Saat seseorang mulai menyadari kebutuhannya, maka pilihan produk dan merk harus diidentifikasi
untuk memenuhi kebutuhanya. Dalam mencari berbagai alternatif pilihan untuk memuaskan kebutuhan,
seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti beberapa banyak biaya waktu, berapa banyak
informasi dari masa lalu dan sumber-sumber lain yang sudah dimiliki oleh konsumen. Yang menjadi
minat utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan
pengaruh relative dari tiap sumber tersebut terhadap kepuasan pembelian selanjutnya. Secara umum
konsumen mendapatkan informasi tentang suatu produk dari sumber komersial yaitu sumber yang
didominasi oleh pemasar.
c. Pengavaluasian Alternatif
Jika semua alternatif yang wajar telah diidentifikasikan, konsumen harus mengevaluasinya satu per
satu sebagai persiapan untuk mengadakan pembelian. Kriteria evaluasi yang dipakai konsumen
mencakup pengalaman masa lalu dan sikap terhadap aneka merk. Konsumen juga mendengarkan
tanggapan-tanggapan keluarga dan kelompok lain. Beberapa konsep dasar akan dapat membantu
pemasar dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu
kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari suatu produk. Ketiga, konsumen
memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam
memberikan manfaat yang dicari untuk memuaskan kebutuhan.
d. Keputusan pembelian
Setelah mencari dan mengevaluasi berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan, konsumen pada
titik tertentu harus memutuskan antara membeli atau tidak membeli, jika keputusan yang diambil
adalah membeli, konsumen harus membuat rangkaian keputusan yang menyangkut merek, harga,
tempat penjualan, warna, dan lain-lain.
e. Perilaku setelah membeli
Saat membeli suatu produk, bagi seorang konsumen akan mengalami tingkat kepuasan dan
ketidakpuasan tertentu. Perasaan konsumen setelah melakukan pembelian dapat mempengaruhi
pembelian ulang dan juga ditambah dengan apa yang dikatakan oleh konsumen kepada teman atau
kerabat tentang produk tersebut. Biasanya konsumen akan mengalami kecemasan purnabeli,kecemasan
ini disebut disonansi kognitif purnabeli yang terjadi karena setiap alternatif yang dihadapi konsumen
memiliki kelebihan dan kekurangan.
Untuk menjangkau konsumen, perusahaan sudah barang tentu menerapkan banyak strategi
pemasaran bisnis, mulai dari pemasaran tradisional (konvensional) sampai dengan strategi pemasaran
yang sekarang menjadi tren di era teknologi informasi ini, yaitu pemasaran digital (digital marketing).
Pemasaran tradisional dapat dikatakan masih menjadi sistem pemasaran yang diandalkan oleh banyak
perusahaan karena bagaimanapun pemasaran tradisional adalah sistem pemasaran yang sudah ada
sejak lama, jauh sebelum era teknologi informasi semasif sekarang. Kita juga tidak bisa memungkiri
bahwa perkembangan teknologi informasi yang sedemikian pesatnya kini juga berdampak pada tingkat
kesadaran (awareness) masyarakat terhadap banyak hal, termasuk terhadap produk yang ada di pasar.
Dengan demikian, perusahaan pun harus turut mengembangkan sistem pemasaran yang ada, yang salah
satunya adalah dengan digital marketing
Dalam sistem pemasaran tradisional, media promosi yang digunakan umumnya berupa
brosur, flier, koran dan katalog serta termasuk iklan di media cetak. Selain itu, modal utama yang harus
kita miliki dalam sistem pemasaran tradisional adalah kemampuan komunikasi dan persuasi yang baik
karena kita diharuskan untuk menemui target pasar/konsumen secara langsung untuk menawarkan
produk.
Dalam sistem digital marketing, media yang digunakan secara umum dibagi menjadi dua, yaitu
media promosi digital berbasis internet (daring) dan noninternet (luring). Contoh channel digital
berbasis internet adalah pay per click, internet advertising, dan media sosial seperti instagram,
tokopedia,shopee sedangkan channel digital noninternet, antara lain, adalah SMS, MMS, televisi, dan
papan iklan digital.
Di era teknologi informasi seperti sekarang ini, pengandalan sistem pemasaran tradisional saja
kurang cukup untuk mendongkrak penjualan produk. Biaya yang dikeluarkan juga cukup besar, misalnya
untuk mencetak brosur dan katalog dan biaya perjalanan untuk door to door. Selain itu, sistem
pemasaran tradisional pun menghabiskan tenaga dan waktu yang lebih banyak.
Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas pemasaran diantaranya yaitu ;
1. Mendeteksi sarana komunikasi yang efektif dan memangkas biaya dari sarana komunikasi yang
kurang efektif (mengurangi biaya).
2. Sarana promosi harus baik dan tepat dan DIIMBANGI oleh pesan promosi yang juga KUAT.
3. Tidak memiliki guidance percakapan yang benar antara pembeli dan penjual.
4. Mengetahui “timing” pembeli: kapan mereka membutuhkan produk yang kita jual.
5. Kekompakan tim. Hindakan persaingan intern yang menghancurkan antar pihak terkait seperti
pemasaran dan penjualan.
3.3 Analisis dan Pembahasan