Anda di halaman 1dari 79

KONSEP PEMBUATAN BUKU SAJAK FOTOGRAFI

“JEJAK KAKI DI JALAN PANJANG”

NON SKRIPSI

Diajukan oleh :

Nama : Mulia Megantari


NIM : 1511.019.0107
Konsentrasi : Mass Communication

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar


Sarjana Ilmu Komunikasi

JAKARTA
2019
ABSTRAK

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI


THE LONDON SCHOOL OF PUBLIC RELATIONS – JAKARTA
PROGRAM SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Nama : Mulia Megantari


NIM : 15110.019.0107
Judul : Konsep Pembuatan Buku Sajak Fotografi “Jejak
Kaki di Jalan Panjang”
Jumlah Halaman : 74 Halaman, 2 Lampiran
Referensi : 12 buku, 3 jurnal, 5 situs

Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa


dewasa. Pada masa ini Remaja mengalami pencarian jati diri untuk
menentukan konsep diri bagi mereka. Dalam pencarian jati diri, remaja
seringkali mengalami permasalahan, seperti permasalahan dengan orang
tuanya, dengan teman mereka, dengan kekasihnya, atau bahkan
permasalahan yang sudah ditingkat yang lebih rumit seperti depresi. Buku
sajak fotografi menjadi salah satu cara kreatif menyampaikan sebuah
motivasi melalui media massa. Buku sajak fotografi merupakan kumpulan
sajak yang divisualisasikan melalui sebuah fotgrafi. Buku sajak dengan
fotografi ini menyampaikan kesan kuat dari pesan yang ingin disampaikan
penulis.

Kata kunci: Buku sajak fotografi, motivasi, keluarga, persahabatan, cinta.

i
ABSTRACT

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI


THE LONDON SCHOOL OF PUBLIC RELATIONS – JAKARTA
BACHELOR DEGREE IN COMMUNICATION

Name : Mulia Megantari


NIM : 15110.019.0107
Thesis Title : The Concept of Making Poems Photography Book
“Jejak Kaki di Jalan Panjang”
Total Pages : 74 Pages, 2 Appendixes
References : 12 books, 3 journals, 5 websites

Youth are the transition from childhood to adulthood. At this time


teenagers have to find themself. In self-discovery, teenagers often have
problems, such as problems with their parents, with their friends, with their
lover, or even problems that are more complicated such as depression. The
Poetry book Photography is one of the creative ways of delivering a
motivation through mass media. A photography poem is a collection of
poems visualized through a photography. This rhyme-photography book
conveys a strong impression of the message the author wants to convey.

Keywords: Poems photography book, motivation, family, friendship, love.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia, rahmat, dan dukungan yang diberikan-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan nonskripsi ini.
Nonskripsi dengan judul Konsep Pembuatan Buku Sajak Fotografi
“Jejak Kaki di Jalan Panjang” ini merupakan prasyarat guna meraih gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi bidang studi Mass Communication pada Sekolah
Tinggi Ilmu Komunikasi, The London School of Public Relations, Jakarta.
Selama proses penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat
bantuan, dukungan, bimbingan, saran, petunjuk serta dorongan baik secara
moril maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR (UK)., Ketua STIKOM The
London School of Public Relations – Jakarta.
2. Mr. Mikhael Yulius Cobis, M.Si, Dean Mass Communication dan
Digital Media Communication & Advertising Studies, Performing Arts
Communication, dan Entrepreneur Business Commnication STIKOM
The London School of Public Relations – Jakarta
3. Ibu DR. Artini, M.Si., Dosen Pembimbing yang bersedia meluangkan
waktu dan kesabarannya untuk memberikan bimbingan yang sangat
berarti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh staf akademik STIKOM – LSPR yang telah membantu dalam
memprmudah perizinan untuk perancangan ini.
5. Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan Namanya satu persatu atas
segala bantuannya kepada penulis.

Akhir kata penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam


penyusunan nonskripsi ini. Untuk itu penulis mohon maaf dan pengertian
sebesar-besarnya apabila terdapat kekeliruan, kesalahan ataupun segala

iii
kekurangan dalam penulisan nonskripsi ini, baik yang disadari maupun yang
tidak disadari.
Besar harapan penulis agar nonskripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan pihak-pihak lainnya.

Jakarta, 30 Juli 2019

Mulia Megantari

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL Halaman

TANDA PERSETUJUAN NON SKRIPSI

TANDA PENGESAHAN NON SKRIPSI

ABSTRAK....................................................................................................i

ABSTRACT.................................................................................................ii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………v

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...…viii

DAFTAR TABEL………………………………………………………………..ix

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Masalah Perencanaan .................................................................. 8

1.3 Tujuan Perencanaan ..................................................................... 9

1.4 Manfaat Perencanaan ................................................................... 9

1.4.1 Manfaat Akademis ........................................................................ 9

1.4.2 Manfaat Praktisi ............................................................................ 9

1.5 Sistematika Penulisan .................................................................... 9

BAB II KERANGKA KONSEP

2.1 Karya Sebelumnya .................................................................... 11

v
2.2 Teori Friendship ........................................................................ 13

2.3 Teori Love ................................................................................. 16

2.4 Teori Family .............................................................................. 18

2.5 Konsep Buku............................................................................. 20

2.6 Konsep Ragam-ragam Naskah ................................................. 23

2.7 Konsep Fotografi ....................................................................... 26

BAB III LANGKAH-LANGKAH KARYA

3.1 Langkah Menulis Sajak Fotografi ............................................. 29

3.2 Target Audience ....................................................................... 32

3.3 Menerbitkan Buku .................................................................... 33

3.4 Estimasi Biaya ......................................................................... 34

BAB IV APLIKASI

4.1 Menulis Sajak Fotografi............................................................ 36

4.2 Penulisan Isi Sajak ................................................................... 46

4.3 Perlengkapan Editing Buku ...................................................... 52

4.4 Pemilihan Bahan Mencetak buku ............................................. 57

4.5 Evaluasi ................................................................................... 58

BAB V SIMPULAN KARYA

5.1 Implikasi ................................................................................... 58

5.2 Rekomendasi ........................................................................... 59

vi
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 60

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Cover Lover Her Wild……………………………………………….11

Gambar 2. Cover Enigma………………………………………………………..12

Gambar 3. Bagian Pertama Berjudul Keluarga.............................................35

Gambar 4. Bagian Kedua Berjudul Sahabat.................................................37

Gambar 5. Bagian Ketiga Berjudul Cinta......................................................38

Gambar 6. Contoh Penggunaan Majas Personifikasi...................................42

Gambar 7. Contoh Penggunaan Majas Hiperbola........................................43

Gambar 8. Contoh Penggunaan Majas Sinisme...........................................43

Gambar 9. Contoh Teknik Street Photography.............................................44

Gambar 10. Contoh Teknik Landscape........................................................44

Gambar 11. Contoh Teknik Foto Portrait......................................................45

Gambar 12. Contoh Teknik Foto Portrait Close Up......................................45

Gambar 13. Contoh Pertama Pengeditan Warna.........................................53

Gambar 14. Contoh Kedua Pengeditan Warna............................................54

Gambar 15. Tata Layout Buku Sajak Fotografi............................................57

viii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Estimasi Biaya…………………………………………………….........34

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pernyataan

Lampiran 2 Riwayat Hidup

Lampiran 3 Bukti Evaluasi Pembaca

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

dewasa. Pada masa ini, remaja akan memiliki tahap pencarian jati diri untuk

menentukan konsep diri bagi mereka. Dalam pencarian jati diri, remaja

seringkali mengalami permasalahan, seperti permasalahan dengan orang

tuanya, dengan teman mereka, dengan kekasihnya, atau bahkan

permasalahan yang sudah ditingkat yang lebih rumit seperti depresi. Menurut

Barker (2010, p. 375) remaja juga bisa disebut sebagai generasi moratorium,

generasi yang mengembangkan peran mereka di luar lingkungan keluarga.

Generasi ini memiliki tangung jawab yang tidak terstruktur, antara menjadi

anak-anak, atau harus menjadi dewasa. Beberapa remaja akan lebih suka

meninggalkan rumah, lalu bergabung dengan teman mereka mencari arti

kedewasaan itu sendiri. Rentang usia remaja menurut Hurlock (1997, p.108)

terbagi menjadi dua fase. Remaja awal 13-16/17 tahun) dan remaja akhir

(16/17 – 18 tahun). Di Indonesia, seseorang dikatakan remaja jika mereka

sedang menempuh pendidikan di bangku SMP (Sekolah Menengah

Pertema) dan SMA (Sekolah Menengah Atas).

World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa masa remaja

akan terbagi dalam tiga aspek, yaitu perubahan secara sisi biologis (fisik),

psikologis dan aspek ekonomi. Aspek Biologis merupakan perubahan

1
2

secara fisik mulai menunjukkan kematangan seksual (pubertas). Aspek

psikologis merupakan perubahan yang secara individu mengalami

perkembangan dalam pola identifikasi dari anak menuju dewasa. Aspek

ekonomi perubahan pada mereka yang mengalami peralihan dari

sebelumnya bergantung menjadi keadaan yang cenderung lebih mandiri.

Hurlock (1997, p.110) membahas teori dari Eduard Spranger, seorang

filosofer asal Jerman yang menggeluti ilmu psikologi remaja menyatakan

tentang tanda masa remaja dalam tiga tindakan utama. Tindakan pertama

adalah penemuan jati diri. Tahap ini remaja menentukan akan menjadi sosok

seperti apa, bagaimana karakter mereka, memilih apa yang mereka sukai.

Tindakan kedua, pengembangan pedoman kehidupan. Tahap ini remaja

akan menyeleksi dan mencari tahu kebenaran mengenai ajaran yang

keluarga mereka berikan di rumah, lalu mengembangkannya menjadi

pedoman hidup remaja. Tahap terakhir, melibatkan diri pada kegiatan

bermasyarakat. Mereka yang sedang mencari tahu jati diri mereka, akan

lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah untuk bersosialisasi dan

mengumpulkan kenalan yang bisa menolong mereka di saat sulit nanti.

Fenomena kenakalan remaja kerap kali terjadi, contohnya adalah

kasus pesta miras para remaja di gedung Sekolah Dasar. Kasus ini terjadi

pada tanggal 29 September 2018 di Kendaga Kecamatan Banjarmangu,

Banjarnegara, Jawa Tengah. Gedung sekolah yang berfungsi sebagai

tempat untuk kegiatan belajar mengajar beralih fungsi ketika malam hari.

(Ridlo, 2018, September 26)


3

Fenomena selanjutnya Tim Penanganan Gangguan Khusus

(Pegasus) Polrestabes Medan menggerebek ruko yang biasa dipakai remaja

untuk pesta narkoba dan seks anak di bawah umur. Tempat ini berlokasi di

Cafe Ice Cream Garden Komplek MMTC Jalan Selamet Ketaren Desa

Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli serdang. (Yasri, 2018,

Agustus 13)

Ini yang membuat masa remaja penting dalam kehidupan manusia,

karena pada masa inilah mereka akan mencari jati diri mereka. Jati diri

tersebut yang akan membentuk karakter, pikiran, dan juga budaya dalam diri

remaja. Karena masih dalam tahap pencarian jati diri, mereka memerlukan

sebuah contoh, atau seorang panutan yang karakternya akan mereka tiru.

Peran yang memegang penting jati diri mereka adalah keluarga, teman, dan

ada kemungkinan seseorang yang mereka cintai.

Tempat seorang remaja tumbuh dan berkembang paling utama

adalah keluarga sekaligus tempat remaja mendapatkan pendidikan dan juga

karakter seorang remaja selain juga dipengaruhi dengan faktor eksternal

yakni masyarakat dan sekolah sehingga akhirnya terbentuk psikologi remaja.

Salah satu peran orang tua adalah memberikan motivasi kepada

anaknya, mengarahkan mereka kepada hal yang baik, membimbing cita-cita

mereka agar remaja tidak salah arah menentukan pilihannya. Ini adalah

tahap awal remaja mendapatkan panutan atau motivasi. Namun banyak

faktor yang mempengaruhi seorang remaja memilih jati dirinya, termasuk

faktor lingkungan. Pergaulan remaja itu sendiri akan berpengaruh besar


4

pada jati diri mereka. Karena remaja lebih menghabiskan banyak waktu

mereka bersama teman dibandingkan waktu mereka di rumah.

Lingkungan pergaulan yang baik akan membawa pengaruh yang baik

bagi remaja, sedangkan lingkungan yang buruk maka akan berpengaruh

buruk juga. KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) mencatat ada 904

kasus kejahatan anak pantauan media online. Kehajatan sebagai korban

maupun sebagai pelaku. (KPAI, 2016)

Sementara itu data UNICEF tahun 2016 menunjukkan bahwa

kekerasan pada sesama remaja di Indonesia diperkirakan mencapai 50

persen. Sedangkan dilansir dari data Kementerian Kesehatan RI 2017,

terdapat 3,8 persen pelajar dan mahasiswa yang menyatakan pernah

menyalahgunakan narkotika dan obat berbahaya. (Iro, 2018, Maret 14)

Selain kekerasan dalam permasalahan remaja, saat ini remaja di

Indonesia tidak takut untuk melepas keperawanannya di umur 19 tahun,

mereka melakukannya ketika mereka memiliki pacar. Hal ini diketahui

melalui survei yang dilakukan oleh Durex’s Face of Global Sex. Survei

tersebut menjelaskan bahwa para remaja kita umumnya sudah tidak

perawan di usia 19 tahun. Mereka membandingkan suvei dengan negara

ASEAN lainnya seperti, Singapura dan Malaysia. Menurut informasi yang

mereka dapatkan, remaja di negara tersebut melepas keperawanannya di

usia 22 dan 23 tahun. Tidak diketahui alasannya remaja di Indonesia sudah

berai melepas keperawanan dalam usia semuda itu. Tapi, kuat dugaan kalau

hal ini terjadi karena pergaulan yang sudah sedemikian bebas. (Rizal, n.d)
5

Dalam hal ini dibutuhkannya arahan dan motivasi untuk remaja, agar

bisa mengurangi dampak lingkungan yang buruk bagi remaja yang sedang

mencari jati diri mereka. Motivasi dan arahan bisa datang dari pendidikan

dalam keluarga, pendidikan di Sekolah, atau kampanye intitusi-intitusi

tertentu. Dalam perencanaan buku sajak fotografi ini, perancang ingin

menjadi salah satu media yang digunakan oleh KPAI untuk menyampaikan

motivasi dan arahan bagi remaja di Indonesia. Judul yang diangkat oleh

perancang adalah Jejak Kaki di Jalan Panjang. Konten yang diangkat

adalah perjalanan kisah hidup manusia yang lahir dan tumbuh dari didikan

keluarganya, lalu pencarian jati diri dalam lingkungan mereka, hingga

akhirnya mereka tumbuh menjadi manusia yang dewasa. Dalam sajak akan

menunjukan sebuah proses bagaimana manusia itu tumbuh dan cara

mengatasi permasalahan yang manusia sering alami berdasarkan masalah

yang diangkat oleh KPAI, khususnya tahapan manusia menjadi seorang

remaja.

Buku sajak dan fotografi dipilih sebagai media meanstream perancang

untuk memberikan motivasi bagi remaja dikarenakan pembelian buku fiksi

meningkat sebanyak 12% di tahun 2018 dari tahun 2017. (Data Internal

Kompas Gramedia, 2018) hal ini diduga karena banyaknya produksi buku

fiksi yang memanfaatkan ilustrasi atau fotograsi dalam konten buku penulis.

Buku sajak fotografi merupakan kumpulan sajak yang divisualisasikan

melalui sebuah fotgrafi. Buku sajak dengan fotografi ini menyampaikan

kesan kuat dari pesan yang ingin disampaikan penulis. karya seperti ini mulai
6

marak ketika Dosen dari Universitas Gajah Mada mengeluarkan karya buku

sajak fotografi berjudul “Kepundan Kasih.” Mereka adalah Profoser Dr. Novi

Indrastutu dosen di sastra Indonesia Universitas Gajah Mada, beliau terkenal

sebagai penyair berkolaborasi dengan Profesor Dr. Harno Dwi Pramono,

dosen kimia di universitas yang sama untuk memberikan sentuhan foto dari

kameranya.

Buku sajak fotografi ‘Kepundan Kasih’ karya kolaborasi Novi Indrastuti

dan Harno Depe merupakan karya kolaborasi mereka yang ketiga, dan

mereka ingin terus berkarya dalam kepenulisan sajak dan juga fotografi.

Foto-foto dalam buku puisi-fotografi ‘Kepundan Kasih’ diambil Harno Depe

dalam tahun yang berbeda serta pengambilan di lokasi yang berlainan.

Selain itu ada beberapa buku sajak fotografi terkenal lainnya seperti “I Wrote

This for You” yang merupakan karya fotografi dari fotografer bernama Jon

Ellis dan berkolaborasi dengan S. Thomas selaku penulis sajak. Foto-foto itu

membuat sajak yang ditulis sang penyair terlihat menjadi lebih hidup jika

dibaca. (Yudono, 2018, September 14)

Perancang memilih media buku untuk langsung mengenai target

audience yang ditujukan untuk remaja, mengingat pembelian buku fiksi yang

meningkat 12% adalah hasil dari pembeliaan buku oleh remaja. Buku sajak

fotografi sedang digemari oleh banyak kalangan remaja melihat dari

banyaknya followers dari penulis yang dijadikan refrensi oleh perancang

seperti, Amanda memiliki 37,5k followers dan Atticus memiliki 890k followers.

Selain itu sajak yang akan ditulis merupakan sajak popular, yang berbeda
7

dengan sajak sastra, penulisan sajak ini akan lebih memudahkan remaja

untuk memahami maksud yang perancang tulis dalam buku tersebut. Karya

sajak popular yang terkenal di kalangan remaja lainnya ada buku karya

Naela Ali dengan judul “Stories for Rainy Days.” Buku tersebut cukup banyak

diminati oleh remaja jika dilihat dari berhasil menerbitkan volume III dari satu

judul tersebut, juga dilihat dari jumlah followers pada akun

@storiesforrainydays mencapai 27,5k dengan rata-rata remaja yang

mengikuti akun tersebut. Bahkan buku sajak baru yang baru akan terbit pada

tanggal 27 Oktober 2018 sudah terjual 500 buku edisi terbatas dalam pre-

order pertama (akun Instagram @nkcthi, 2018, Oktober 07).

Mengingat daya baca remaja pada saat ini terbilang rendah,

perancang memilih puisi yang memiliki teks singkat untuk dibaca. Selain itu

puisi memiliki daya tarik tersendiri dalam menyampaikan sebuah pesan.

Terbukti pada masa Orde Baru, para pemuda Indonesia banyak membentuk

komunitas untuk membahas puisi dari banyak penyair untuk membentuk

Reformasi yang berjalan pada masa ini. Berdasarkan artikel “13 Peran

Fotografi Sebagai Media Komunikasi” (2018) peran fotografi menjadi elemen

terpenting dalam proses komunikasi karena saat ini remaja lebih tertarik

dengan visual. Fotografi menjadi media yang mempengaruhi komunikasi

dalam kehidupan masyarakat. Adanya fotografi ini dapat membangun

komunikasi yang efektif. Hampir semua kalangan remaja membaca buku

fiksi, termasuk kalangan remaja yang memiliki latar belakang buruk. Karena

setiap remaja memiliki sisi romantis yang mereka bisa dapatkan dalam buku
8

fiksi. Contohnya adalah buku Dilan dan Dear Nathan yang juga diambil dari

kisah nyata. Ada banyak jenis buku motivasi yang dijual oleh Gramedia,

namun jarang sekali diminati oleh kalangan remaja, maka perancang

memiliki konsep memotivasi para remaja melalui sajak popular. Perancang

tidak hanya membuat sajak dan menyatukannya menjadi sebuah buku, tetapi

akan ada sentuhan fotografi pada setiap sajak, sebagai penguat visual untuk

sajak itu sendiri.

Perancang mengharapkan konsep pembuatan buku sajak fotografi ini

bisa menjadi salah satu media KPAI/ pemerintahan untuk bisa

menyampaikan sebuah motivasi untuk remaja, melihat dari peminatan

remaja dari buku fiksi yang meningkat, serta disajikan dengan sentuhan

fotografi untuk memperkuat pesan motivasi didalamnya. Perancang juga

berharap konsep buku ini benar akan dijadikan sebuah buku yang

bermanfaat bagi remaja yang hilang arah ketika meghadapi masalah mereka

terutama dalam lingkungan keluarga, persahabatan, dan cinta yang mereka

sedang hadapi.

1.2. Masalah Perencanaan

Konsep buku sajak fotografi “Jejak Kaki di Jalan Panjang” dapat

menjadi media untuk memotivasi remaja di Indonesia.


9

1.3. Tujuan Perencanaan

Untuk memotivasi remaja terkait jatidiri mereka melalui buku sajak

fotografi “Jejak Kaki di Jalan Panjang.”

1.4. Manfaat Perencanaan

1.4.1. Manfaat Akademis

1. Memberikan portofolio berupa buku sajak fotografi yang diakui oleh

akademis.

2. Menjadi salah satu tambahan koleksi buku yang bisa di resensi oleh

masyarakat.

3. Menjadi sumber inspirasi bagi mahasiswa untuk memotivasi remaja

melalui media buku.

1.4.2. Manfaat Praktisi

1. Memberikan inspirasi bagi penulis di Indonesia untuk memotivasi

remaja melalui karyanya.

2. Memberikan satu karya yang bisa dijual oleh penerbit.

3. Menjadi media KPAI untuk memotivasi anak remaja.

1.5. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam penulisan bagian ini akan diisi dengan latar belakang

masalah, perencanaan, manfaat bagi perencanaan.


10

BAB II KERANGKA KONSEP

Dalam kerangka konsep, perancang menuliskan beberapa

karya sebelumnya dan juga beberapa teori yang digunakan

dalam perencanaan buku sajak fotografi ini.

BAB III LANGKAH-LANGKAH KARYA

Dalam penulisan bab ini, perancang menuliskan tentang

langkah-langkah menulis buku hingga menerbitkan buku sajak

fotografi.

BAB IV KONSEP KARYA

Dalam penulisan bab ini, perancang akan menuliskan tentang

proses pembuatan buku dengan rinci.

BAB V SIMPULAN

Dalam bab ini perancang akan menyimpulkan konsep karya,

dan manfaat buku ini untuk dijadikan implementasi pemerintah,

atau suatu organisasi.


11

BAB II

KERANGKA KONSEP

2.1. Karya Sebelumnya

Buku sajak fotografi karya Atticus berjudul Love Her Wild. Buku ini

memiliki tebal 230 halaman sudah di terbitkan oleh Atticus Publishing tahun

2017. Karya ini mendapatkan nominasi Goodreads Choice Awards menjadi

pesaing bagi penyair Rupi Kaur. Melihat hal tersebut, PT. Gramedia Pustaka

Utama menerbitkan buku ini di Indonesia pada tahun 2018. Buku ini berkisah

tentang momen-momen terkecil, terpenting dalam hidup seperti awal kisah

cinta, berkendara pada malam hari, dan jiwa perempuan yang terkekang.

Atticus memilih menulis mengenai saat-saat terindah dan terpedih dalam

hidup dan cinta dalam beberapa kalimat pendek, memastikan kata-katanya

terpatri dalam pikiran pembaca dan membangkitkan jiwa petualangan

seseorang.

Gambar 1. Cover Love Her Wild, dari Amazon, 2017.

11
12

Buku sajak fotografi karya Amanda Margareth berjudul Enigma.

Amanda lebih menuliskan tentang sebuah pribadi yang berbicara mengenai

dirinya, cinta, kerinduan, dan keluarga. Buku ini memiliki tebal 176 halaman,

dan berhasil diterbitkan oleh PT. Bukune Kreatif Cipta pada tahun 2018.

Gambar 2. Cover Enigma, bukune.com, 2018

Perbedaan dalam kedua buku tersebut ialah pemilihan filter pada

fotografi dalam setiap sajak. Atticus lebih memilih menggunakan foto hitam

dan putih, lalu menggunakan beberapa teknik pengeditan pada Photoshop.

Dalam buku Amanda foto yang diambil hanya mengalami pengeditan dalam

warna fotonya. Amanda memilih nuansa retro di setiap fotonya. Sajak yang

ditulis oleh kedua penulis adalah sajak berbahasa Inggris. Keduanya

memiliki tema penulisan besar yang berbeda, Atticus lebih menekan pada

tema romantis, tema bagaimana dia jatuh cinta pada sosok perempuan dan

juga berambisi pada petualangan-petualangan baru, sedangkan Amanda

menekankan pada kehidupan dirinya sebagai seorang individu dalam

kehidupan ini.
13

2.2. Teori Friendship

Menurut Devito (2009, p. 247) persahabatan adalah hubungan

interpersonal antara dua orang yang saling bergantung dan saling produktif,

hubungan yang memiliki keuntungan pada dua sisi. Tahap pertama dalam

persahabatan ialah terjadinya sebuah interaksi dalam kedua pihak.

Hubungan persahabatan memiliki 3 tipe utama yaitu reciprocity, receptivity,

dan association.

1. Friendship of Reciprocity.

Hubungan persahabatan ini adalah tipe yang ideal, ditandai oleh

karakter yang setia, pengorbanan diri, saling mengasihi, dan

bermurah hati. Persahaban jenis ini memiliki timbal balik yang

seimbang. Individu akan memberi dan juga menerima manfaat dan

penghargaan dari hubungan ini.

2. Friendship of receptivity.

Hubungan persahabatan ini sangat kontras dan tidak seimbang dalam

hal memberi dan menerima. ada peran individu yang akan memberi,

dan ada juga yang menerima. tetapi hubungan ini masih terbilang

positif dikarenakan ada kalanya individu memiliki kebutuhan dan

pendapatan materi yang berbeda. Contoh hubungan persahabatan ini

bisa dicontohkan dalam hubungan guru dan murid atau hubungan

dokter dan pasien.


14

3. Friendship of Association.

Hubungan persahabatan yang terjalin saat kamu bergabung dalam

suatu organisasi. Seperti persahabatan di sekolah, tempat kerja,

atau komunitas yang anda ikuti di suatu tempat. Belum adanya rasa

loyal yang begitu mendalan, karena persahabatan hanya terjain saat

anda sedang berada di dalam organisasi tersebut.

Devito (2009, p.151) juga memberi penjelasan tentang jenis

kebutuhan persahabatan yang terjalin antara individu. Kebutuhan Utility,

berteman karena ada suatu kebutuhan yang anda perlukan dan bisa anda

daptakan jika berteman. Biasanya persahabatan seperti ini menginginkan

tujuan untuk memiliki kelas sosial yang lebih baik, atau pekerjaan yang lebih

baik. Kebutuhan kedua adalah Affirmation, berteman karena hubungan

persahabatan ini memberikan apresiasi yang baik untuk anda. Individu akan

melihat karakter yang dimiliki temannya, apakah dia baik? Atau apakah dia

memiliki selera humor yang baik. Kebutuhan ketiga yaitu Ego Suport,

memiliki teman juga berfungsi sebagai pemotivasi yang baik, pemberi saran

ketika kita bertanya sesuatu seperti apakah kita memiliki kompeten yang

baik? Atau apakah kita pantas mendapatkan penghargaan? Kebutuhan

keempat disebut Stimulation, seorang teman bisa memberikan kamu banyak

ide baru atau cara pandang baru untuk menambah pengalaman yang kamu

punya. Ide tersebut bisa berupa informasi tentang budaya, agama, atau

kenalan yang teman anda miliki. Kebutuhan terakhir yaitu Security, berteman
15

untuk bisa menjadi diri sendiri, sehingga anda tidak memiliki rasa takut untuk

mendengarkan komentar dari mereka, merasa aman dan dihargai.

Dalam hal komunikasi, persahabatan mempunyai beberapa asumsi

baik yaitu, persahabatan yang kasual, atau persahabatan yang bersiafat

sementara. Asusmsi tersebut adalah Contact, Involvement, dan Close and

Intimate. Contact adalah kontak merupakan komunikasi kesan pertama

individu terhadapad individu lainnya. Kontak merupakan komunikasi pertama

yang terjadi diantara individu, dimana komunikasi ini menentukan akan

kelanjutan persahabatan itu sendiri. Maka banyak sekali individu yang akan

menunjukan sifat positif mereka untuk disukai oleh lawan bicara mereka.

Namun dalam tahap ini masih belum adanya interaksi yang intens dan

blemum terbentukannya sebuah peran dari masing-masing individu, maka

tahap ini interaksi tersebut belum bisa dikatakan sebagai hubungan.

Involvement adalah tahap kedua dari sebuah persahabatan adalah tahap

bekerja sama dalam satu team. Maka tahap ini sudah mulai terjalinnya

sebuah hubungan, karena masing-masing individu memiliki peran dalam

team. Tahap ini anda mulai memahami cara berfikir mereka dalam sebuah

team, dan juga memiliki percaya diri yang kuat untuk berbicara dengan

teman anda. Tahap ini juga disebut tahap pengembangan, dimana anda

mulai menjaga relasi anda dengan mereka. Close and Intimate adalah

tahap ketiga ini, anda akan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan

teman anda, bahkan anda mempercayakan mereka untuk mendengar keluh

kesah dari masalah yang anda punya. Dalam tahap ini, anda akan saling
16

berbagi keuntungan dengan mereka, seperti berbagi prespektif, empati, dan

juga materi.

2.3. Teori Love

Devito (2009, p. 252) mengemukakan bahwa cinta adalah sebuah

perasaan yang ditandai dengan kedekatan, kepedulian, intim yang ingin

dijaga dan dikembangkan. Hubungan interpersonal berkembang, dan juga

dijaga, tetapi bisa juga hancur karena kurangnya komunikasi. Sebaliknya,

hubungan interpersonal juga bisa terawat dengan baik dengan adanya cara

berkomunikasi yang baik.

Menurut Devito (2009, p. 253) hubungan cinta memiliki beberapa tipe yaitu

Eros, Ludus, Storge, Pragma, Mania, dan Agape. Eros merupakan cinta

yang sangat mempedulikan fisik. Karakteristik dalam cinta ini adalah sexual,

menggairahkan, menyenangkan, opimistik. Mereka yang memiliki tipe cinta

seperti ini sangat sensitive dengan fisik. Mereka percaya bahwa

kesempurnaan dalam cinta, bisa didapatkan dalam bentuk fisik. Sedangkan

Ludus merupakan tipe cinta yang menganggap berpacaran itu adalah

sebuah kompetisi atau permainan. Karakter dari jenis cinta ini adalah tidak

pengertian, penuh rahasia, tidak jujur, egois, dan bahaya. Mereka yang

memiliki cinta jenis ini cenderung bermain-main dalam hubungan mereka.

Bahkan mereka akan mencari pasangan baru, jika pasangan yang

dimilikinya sekarang sudah tidak menyenangkan lagi. Tipe pasangan Storge

merupakan tipe cinta yang biasa disebut “Cinta Keluarga.” Cinta jenis ini
17

ditemukan dalam sebuah hubungan keluarga. Cinta jenis ini memiliki

karakter seperti jujur, setia, dewasa, perhatian, mencintai, dan pengertian.

Cinta storge berfungsi untuk menjaga relasi dengan seseorang yang selama

ini mau berbagi hal-hal yang mereka sukai, dan juga menjalani kegiatan

bersama-sama.

Selanjutnya tipe pasangan Pragma merupakan jenis cinta yang

sangat rasional. Mereka melihat kepribadian pasangannya secara

menyeluruh. Mereka percaya kepribadian individu dan latar belakang

keluarga akan membentuk hubungan yang stabil. Tipe cinta ini memiliki jenis

cinta seperti berorientasi kepada hubungan serius seperti keluarga,

terencana, berhati-hati, pekerja keras, dan menjaga komitmen. Cinta jenis ini

biasanya terjalin saat pasangan sudah memutuskan untuk hidup bersama.

Tipe pasangan Mania merupakan jenis cinta yang sangat ingin memiliki

pasangannya. Cinta yang memiliki karakter seperti pencemburu, posesif,

obsesif, penuh emosi, dan ketergantungan. Pasangan yang memiliki jenis

cinta seperti sangat mengekang seseorang yang dicintainya. Mereka

memiliki tingkat kecemburuan yang tinggi, biasanya disebut cinta yang belum

dewasa dan dialami oleh remaja. Terakhir, tipe cinta Agape, merupakan jenis

cinta yang sangat tulus, dan tidak mengharapkan imbalan, atau balasan.

Cinta ini biasa digunakan untuk istilah Tuhan yang menyayangi manuisa atau

hambaNya. Dalam pelajaran agama, cinta ini adalah cinta sang Budha

terhadap manusia, atau cinta Yesus kepada umatNya. Cinta ini memiliki

karakteristik berkomitmen, memberi, pengorbanan diri, peduli, dan ketulusan.


18

Dalam buku Interpersonal Communication milik Devito, Tipe-tipe cinta

memiliki 3 tahapan utama. Tahapan pertama adalah cinta Eros, Mania, and

Ludus (atraksi awal). Tahapan kedua adalah Storge (sebagai hubungan yang

berkembang). Tahapan ketiga adalah Pragma (sebagai ikatan hubungan

berkembang)

2.4. Teori Family

Keluarga merupakan hubungan awal setiap individu. Seseorang akan

berinteraksi dan mendapatkan peran pertama mereka dari hubungan yang

disebut keluarga. Setiap keluarga juga memiliki bentuk hubungan yang

berbeda. Menurut Devito (2009, p. 261-264) keluarga adalah hubungan yang

setiap anggota memilliki peran masing-masing dan terbagi dengan adanya

kesepakatan bersama. Perlunya pengakuan pertanggung jawaban sangat

penting bagi pasangan, karena mereka memiliki kewajiban dan tanggung

jawab masing-masing. Seperti seorang ayah yang memiliki peran mencari

nafkah, seorang ibu yang memberi dukungan emosional. Bagian ini

pasangan membagi tugas atau peran dalam keluarganya. Membagikan kisah

masa lalu dan masa depan mereka berbagi pengalaman untuk masa depan

yang lebih baik. Interaksi ini membuat kita jadi tahu dan mengerti satu sama

lain sehingga keluarga bisa lebih baik untuk mencintai anggota lainnya.

Keluarga juga memiliki jenis-jenis seperti, pasangan tradisional,

pasangan mandiri, dan pasangan terpisah. Pasangan tradisional

membagikan arti hidup bagi kepercayaan mereka masing-masing. Mereka


19

berpikir hubungan keluarga adalah dua insan yang dipersatukan menjadi

satu pasangan daripada dua individu yang dipisahkan. Ciri- ciri pasangan

tradisional adalah mereka saling menyatakan bagaimana mereka mencintai

dan saling mempedulikan satu sama lain, mereka makan di saat yang

bersamaan, dan perempuan harus menggunakan nama belakang suaminya

ketika menikah.

Pasangan mandiri adalah pasangan yang lebih mengurusi urusannya

sendiri. Ciri- ciri pasangan mandiri adalah hubungan pernikahan atau

hubungan dekat seharusnya tidak ada kendala atau larangan dalam

kebebasan bagi diri sendiri. Mereka mempunyai ruangan sendiri untuk

bekerja. Ciri-ciri pasangan terpisah adalah berpikir masalah akan selesai bila

tidak diargumentasikan. Hubungan ini memiliki karakteristik menutupi

perasaan mereka agar tidak menyakiti perasaan pasangan mereka.

Komunikasi dalam keluarga sangatlah penting bagi kedudukan

anggota keluarga. Namun Devito (2009, p. 264) menuliskan teori keluarga

setara yang berisi tentang peran pasangan dalam kedudukan yang setara.

Pasangan saling terbuka pada pemikiran dan opini mereka. Ada beberapa

jenis komunikasi dalam keluarga diantaranya:

1. The Equality Pattern.

Keluarga ini merawat kesetaraan hubungan, namun masing-masing

memiliki kekuasaan yang berbeda dalam memilih keputusan.


20

2. Balance Spiit Patern.

Pada keluarga ini, satu pasangan mendominasi. Satu pihak

dipandang seperti seorang ahli daripada pihak satunya. Dalam

keluarga ini satu pihak lebih atau kurang memegang control dalam

sebuah hubungan.

3. The Monopoly Pattern.

Dalam keluarga ini, satu pihak dianggap sebagai penguasa. Pihak ini

lebih menggurui daripada berkomunikasi. Jarang sekali mereka

menerima pendapat dan salah satu dari mereka selalu memiliki hak

untuk memutuskan keputusan akhir.

2.5. Konsep Buku

Buku merupakan salah satu bentuk dari komunikasi masaa. Salah

satu media massa yang sampai saat ini bertahan sebagai bahan refrensi.

Menurut Wahyuni (2014, p. 47) komunikasi massa memiliki beberapa jenis

media massa seperti buku, koran, majalah, film, radio, dan televisi.

Perancang membuat perencanaan pembuatan buku sajak fotografi, pada

perancangan ini, saya akan membahas secara menyeluruh tentang buku

sebagai salah satu bagian dari komunikasi massa.

Menurut Vivian (2008, p. 40-45) buku adalah wahana utama untuk

mengajarkan nilai-nilai sosial kepada generasi baru dan sarana utama

generai baru untuk memahami pelajaran dari generasi lama. Produksi buku

massal, yang pertama kali dilakukan pada pertengahan tahun 1400, telah
21

mengubah sejarah manusia dengan mempercepat pertukaran ide dan

informasi antarmanusia. Buku bertahan sebagai gudang penyimpan

kebudayaan.

Industri buku di Indonesia dapat bertahan hingga sekarang, karena

dianggap salah satu sumber informasi yang kredible atau diakui

kebenarannya. Selain karena harus melewati beberapa prosedur untuk terbit,

para peneliti harus menggunakan media buku untuk melaporkan hasil

penelitiannya. Buku banyak mempengaruhi cara komunikasi dan berfikir kita,

karena buku mengandung isu-isu baru yang membuat pembaca semakin

kritis menanggapi suatu peristiwa. Dalam industri buku, Vivian membagi

penerbit menjadi dua, istilah penerbit besar dan penerbit kecil. Penerbit

besar memiliki keperluan global dan meluas dalam hal menyampaikan

informasi. Sedangkan penerbit kecil memiliki kepentingan pribadi, namun

ada beberapa yang meraih keuntungan besar.

Penerbitan buku juga mengalami konsolidasi, dengan penggabungan

perusahaan, akuisisi, dan pembelian Bahkan di Indonesia Kompas Gramedia

memiliki 6 penerbit buku dalam grup perusahaannya, diantara lain Grasindo,

Gramedia Pustaka Utama, BIP, Elex Media Komputindo, M&C, dan

Kepustakaan Popular Gramedia. Kompas Gramedia termasuk dalam

kategori penerbit besar yang ada di Indonesia.

Gramedia memegang penjulan buku terbanyak di Indonesia,

dikarenakan perusahaan tersebut memiliki toko buku terbesar dan tersebar

di seluruh provinsi Indonesia. Sejak tahun 1970 hingga tahun 2018, Kompas
22

Gramedia memiliki 117 toko buku yang tersebar di seluruh Indonesia

termasuk Jayapura.

Vivian (2008, p. 49) menggolongkan buku menjadi dua kategori utama

yaitu textbook dan tradebook. Trade Books, buku kategori tradebook memiliki

isi dengan tema-tema menarik untuk pembaca umum, termasuk fiksi dan

nonfiksi. Buku jenis ini memiliki daya pikat kuat pada pembaca, sehingga tak

jarang buku jenis ini menjadi best seller di toko selama berminggu-minggu

atau berbulan-bulan. Contoh trade books dalam Komunikasi Massa John

Vivian, adalah The Hobbit karya J.R.R. Tolkien telah terjual hampir 40 juta

eksemplar sejak diterbitkan pada tahun 1937. Untuk mempertahankan

penjualan buku jenis ini biasanya penulis harus senantiasa mengeluarkan

karya baru untuk mengikat kepopulerannya.

Teks dan Refrensi adalah kategori buku umum, walaupun tidak selalu

menempati posisi best seller di toko, buku refrensi atau akademik akan hidup

lebih lama dan menghasilkan pemasukan yang stabil. Publik akan selalu

mencari buku ini untuk kepentingan akademis, maka secara penjualan, buku

ini memiliki daya jual yang stabil. Buku teks dan refrensi memiliki 3 jenis

utama yaitu buku Profesional dan Refrensi, contohnya seperti kamus, atlas,

dan refrensi seperti ensiklopedia. Jenis kedua adalah College Textbook,

yaitu buku ajar perguruan tinggi. Buku ini menempati penjualan buku

terbesar, karena bersifat wajib dan silabus. Jenis buku ketiga adalah El-Hi

Book (buku SD-SMA). Buku ini juga bersifat wajib di Indonesia, tetapi

penjualannya tidak tinggi seperti buku ajar perguruan tinggi, buku yang
23

diwajibkan mereka beli biasanya sudah terdapat dalam sekolah mereka, dan

pihak sekolah jarang menyarankan untuk membeli buku ajar lain di luar

pembelian dari sekolah.

2.6. Konsep Ragam-ragam Naskah

Menurut Erneste (2009, p. 135-136) buku tidak terlepas dari naskah

yang merupakan isi atau pesan yang ingin disampaikan penulis untuk

pembacanya. Pembeda buku fiksi dan non fiksi adalah tidak adanya unsur

seperti sistematika bab, rumus-rumus, tabel-tabel, angka-angka statistik,

lampiran, daftar pustaka dan indeks. Dalam penyuntingan naskah fiksi perlu

diperhatikan apakah kalimat ini benar atau salah, apakah kalimat tersebut

bisa dimengerti pembaca atau tidak, tidak boleh adanya unsur SARA dan

pornografi.

Naskah sastra digolongkan sebagai naskah fiksi, namun tidak semua

fiksi bisa di kategorikan sebagai naskah sastra. Naskah sastra perlu

dibicarakan secara khusus. Pada prinsipnya naskah sastra dapat kita bagi

menjadi 3 yaitu prosa, puisi, dan drama. Novel, novelet dan cerpen masuk

kedalam prosa. Dalam pembuatannya, penulis naskah sastra akan

memberikan kata-kata dan kalimat-kalimat yang tidak bisa langsung

dipahami.

Menurut Agni (2008, p. 04) puisi adalah seni tertulis di mana bahasa

digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti

semantiknya. Penekanan pada segi estetik pada suatu Bahasa, dan


24

penggunaan rima yang membedakan prosa dengan puisi. Dalam menulis

puisi, para penulis lama biasa menggunakan sajak untuk mendapatkan

keestetikaan lebih pada karyanya. Sajak ialah persamaan bunyi yang

terdapat pada kalimat atau perkataan di awal, tengah atau akhir perkataan.

Walaupun sajak bukan menjadi syarat khusus bagi puisi, namun pengaruh

penggunaan saja akan berpengaruh pada estetika pesan yang akan

disampaikan penulis.

Menurut Erneste (2009, p. 137) puisi merupakan salah satu bentuk

karya dari ketiga jenis sastra. Karya sastra terdiri dari prosa, puisi, dan

drama. Puisi mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan

yang merangsang imajinasi, pancaindera dalam susunan berirama. Imelda

Olivia (2014, p. 30-36) membuat penggolongan puisi menurut Aminudin

tahun 1991, beliau membagi puisi berdasarkan isi yaitu, puisi epik, puisi lirik,

puisi naratif, puisi dramatik, puisi didatik, puisi satirik, romansa, elegi, dan

ode. Puisi dramatik adalah puisi yang menggambarkan perilaku seseorang

melalui dialog atau monolog. Penulis biasanya menuliskan puisi dengan

kata-kata bertanya pada diri sendiri atau berdialog dengan pembaca.

Sedangkan puisi romansa adalah puisi yang menceritakan kisah kehidupan

kasih sayang. Biasanya puisi romansa dinikmati oleh kalangan remaja. Puisi

elegi merupakan puisi yang isinya mengenai ratapan atau kesedihan luka

mendalam. Puisi jenis ini akan menceritakan secara langsung makna

kesedihan dari penulis.


25

Menurut Imelda Olivia (2014 p. 42-45), puisi memiliki unsur-unsur

yang menjadi sebuah kerangka saat menuliskannya. Unsur yang pertama

adalah unsur Intrinsik, unsur yang membangun puisi dari dalam, biasanya

disebut hakikat puisi atau struktur fisik sebuah puisi. Struktur ini teridiri dari

beberapa struktur seperti diksi, citraan (citra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasaan, rabaan, dan gerak), lalu ada kata-kata konkret atau kosa

kata, Bahasa yang bermajas, memiliki irama atau ritme, baris, bait, dan

tipografi. Diksi adalah pilihan kata yang dipilih penyair untuk menciptakan ciri

dalam puisi yang ditulis. Citraan adalah makna kata dalam puisi. Tipografi

merupakan tata wajah puisi hal ini menampilkan aspek artistic visual dan

menciptakan nuansa makna tertentu. Unsur kedua dalam kerangka puisi

adalah struktur bathin atau isi. Struktur ini merupakan perwujudan dari isi

sebuah puisi seperti tema, rasa, nada, dan amanat. Unsur yang ketiga

adalah unsur Ekstrinsik, merupakan unsur luar dari sebuah puisi meliputi;

pengarang, proses kreatif, latar belakang, kehidupan, situasi, lingkungan

sosial, dan peristiwa.

Memahami lapis makna puisi juga penting dalam menuliskan sebuah

puisi. Hal ini merupakan unsur pembangun yang dibicarakan penyair dalam

setiap sajaknya. Pertama, memahami tema puisi. Tema yang diambil

merupakan jiwa dari puisi itu sendiri. Menentukan hal ini bisa berfungsi untuk

konsistensi menulis. Kedua memahami nada dan suasana puisi. Nada

mengungkap sikap penyair terhadap pembaca. Dari sikap itu lah pembaca

akan mengetahui rasa dari puisi tersebut. Unsur ketiga adalah amanat puisi.
26

Hal ini penting karena pembaca harus menangkap pesan yang disampaikan

oleh penyair, keterlibatan perasaan seperti sedih, bahagia, terharu dan

kagum harus disampaikan dengan jelas.

2.7. Konsep Fotografi

Para jurnalis menggunakan fotografi untuk memperkuat isi dari berita

yang disampaikan. Fotografi akan memperkuat sebuah isi sebuah karya.

Menurut Langford (2010, p. 01) fotografi dianggap sebagai bukti, identifikasi,

semacam diagram yang terjadi dengan menggunakan kamera sebagai visual

buku catatan. Definisi fotografi adalah pengambilan bentuk gambar dengan

cara menangkap cahaya, biasanya dengan menggunakan lensa.

Menurut Permana dan Parapaga (2017, p. 52-53) penataan objek

dalam gambar sangat penting untuk memberikan kesan statis, dan diam atau

sesuatu yang lebih menarik. Untuk menciptakan kesan, fotografer harus

menentukan point of interest ketika hendak mengambil gambar. Komposisi

memiliki elemen atau unsur, yang pertama adalah garis, ini merupakan unsur

terpenting dalam foto. Tanpa ada garis, tidak akan ada bentuk, tanpa ada

bentuk, tidak akan ada wujud, dan tanpa ada garis serta bentuk tidak akan

ada wujud.

Garis bisa berbentuk lurus, melingkar, atau melengkung. Garis bisa di

golongkan sebagai garis horizontal, garis vertikal, garis diagonal, dan garis

lengkung. Garis itu sendiri akan membuat kesan yang berbeda dalam objek

gambar yang diambil. Kedua adalah bentuk. Bentuk merupakan tatanan dua
27

dimensional, mulai dari titik, garis lurus, poligon, dan garis lengkung terbuka,

lengkung tertutup, dan lingkaran. Ketiga adalah tekstur, hal ini memberikan

kesan mengenai keadaan permukaan suatu benda. Bisa halus, kasar,

beraturan, tidak beraturan, tajam, atau lembut. Tekstur akan terlihat dari

keadaan cahaya, cahaya yang paling baik untuk foto adalah cahaya matahari

pagi atau sore.Keempat ada patern atau Pola, merupakan tatanan dari

kelompok sejenis yang diulang untuk mengisi bagian tertentu dalam bingkai

foto. Unsur kelima adalah Warna dapat memberikan kesan elegan dan

dinamis dari gambar yang diambil. Maka pentingnya untuk memperhatikan

warna pada objek agar foto dapat terlihat artistik. Unsur komposisi terakhir

adalahFraming. Framing merupakan salah satu teknik komposisi foto yang

populer. Foto seolah diberikan bingkai menggunakan objek-objek yang ada

di sekitar.

Permana dan Parapaga (2017, p. 76-80) membagi sembilan prinsip

teknik fotografi. Prinsip teknik Rule of Third membagi foto menjadi 9 bagian

yang sama, dengan dua garis horizontal dan dua garis vertikal dengan ruang

yang sama. Terdapat 4 titik yang menjadi mata yang berfungsi untuk

penempatan point of interest pada sebuah gambar. Prinsip teknik Field of

View, hal ini merupakan prespektif visual yang tampak oleh indera

penglihatan. Jenis komposisi dalam teknik ini berupa close up, medium shot,

full shot, dan long shot. Prinsip teknik Slow Speed/ Bluring, teknik ini

memberikan kesan bergerak, dramatis, dan juga artistik pada objek. Gambar

akan diambil dengan Shutter Speed yang rendah. Prinsip teknik Freezing
28

sebuah teknik yang membekukan objek yang bergerak, teknik ini biasa

digunakan untuk mengambil gambar objek yang bergerak cepat. Berikutnya

prinsip teknik Panning, teknik ini menciptakan kesan gerak dengan membuat

blur background sedangkan objek utama terlihat tajam. Teknik ini merupakan

kebalikan dari teknik bluring.

Selanjutnya teknik yang mungkin digunakan pada saat menggunakan

tripod diantaranya teknik Zooming. Teknik ini memberikan kesan latar

belakang yang menunjuk pada objek utama. Secara garis mata orang akan

langsung menuju pada objek. Kedua, teknik siluet, teknik yang menutupi

cahaya sehingga diterangi oleh cahaya dari belakang secara total, dan

menghasilkan bentuk berupa cahaya hitam di depan cahaya. Ketiga teknik

Double Exposure, teknik ini memberikan efek sebuah foto dengan dua objek

yang sama. Biasanya teknik ini digunakan untuk pengambilan gambar di

tempat gelap.

Teknik ini merupakan prinsip memotret yang paling sering digunakan

fotografer seperti teknik memotret Potret. Wajah akan menjadi objek fotografi

yang paling baik untuk foto jurnalistik, dokumentasi maupun artistik. Secara

sederhana foto potrait dapat menonjolkan karakter manusia.

Teknik memotret Landscape, teknik ini memamerkan keindahan alam,

atau keadaan sekitar dengan menampilkan detail dan efek-efek untuk

memperindah foto tersebut. Teknik Street Fotography, merupakan foto

dengan objek yang berada di ruang publik, kejadian yang diabadikan alami

dan terdapat disekitar kita.


BAB III

LANGKAH-LANGKAH KARYA

3.1. Langkah Menulis Sajak Fotografi

Perancang akan memulai dari menuliskan sajak terlebih dahulu,

karena akan mempermudah konsep pegambilan foto jika sudah menentukan

temanya dari sajak. Menurut Imelda Olivia Wisang (2014, p. 64) kreativitas

menulis sajak terbagi dalam 12 langkah, namun perancang merangkumnya

menjadi 10 yaitu, menentukan tema, mencari inspirasi, menentukan nada

dan suasana puisi, menentukan amanat, membuat judul, berimajinasi,

mengendapkan puisi, dan menggunakan majas, penyuntingan naskah dan

pengambilan foto.

Pertama, menentukan tema. Tema adalah pokok pemikiran penyair

dalam melihat fenomena yang akan ia tulis. Setelah melihat fenomena

tersebut, penyair akan mengungkapkan gagasan yang ingin ditulis.

Perancang ingin menulis sajak dengan tema jati diri remaja melalui

hubungan keluarga, persahabatan, dan kisah romansa di lingkungan remaja.

Kedua, setelah menentukan tema mencari inspirasi menulis di

suasana dan situasi yang tepat. Sewaktu penyair ingin mencari inspirasi ada

baiknya jika keadaan hati penyair bisa sejalan dengan sajak yang ia ingin

tulis agar dapat menulis dengan rasa.

Ketiga, menentukan nada dan suasana puisi. Penyair menentukan

cara menyampaikan pesan untuk pembacanya dengan tepat, sehingga

29
30

pembaca bisa mengerti feeling yang diberikan melalui puisi tersebut. Untuk

menentukan nada dan suasana, perancang akan membagi dua fokus

pembahasan pada tema besar. Bagian pertama berisikan cerita konflik

remaja dalam hubungan mereka, sedangkan pembahasan kedua berisi

motivasi atau nasehat yang akan penulis sampaikan. Bagian Keluarga terdiri

dari dua pemahasan yaitu Tragedi dan Pulang. Sahabat terdiri dari Adegan

dan Keberanian. Lalu Cinta terdiri dari Kehilangan dan Bertahan.

Keempat, menentukan amanat dalam puisi untuk pembaca. Tujuan

utama dari kepenulisan adalah mendapatkan suatu amanat untuk berubah

atau untuk paham dengan apa yang sedang terjadi di lingkungan pembaca

saat ini. Sajak akan dituliskan dalam bahasa indonesia, sehinga perancang

berharap amanat bisa tersampaikan kepada remaja Indonesia dengan baik.

Gaya penulisan sajak dalam buku ini perancang akan menambahkan

sentuhan fotografi setiap sajaknya, dan penggunaan tipografi untuk

beberapa puisi sehingga akan memperkuat penyampaian pesan kepada

pembaca.

Kelima, menentukan judul. Judul adalah pintu masuk sebuah puisi.

Sebuah pintu untuk pembaca membuat keputusan membaca puisi tersebut

atau tidak. Ada baiknya bila penulis bisa mengambil judul yang menarik

perhatian pembacanya. Untuk perencanaan ini perancang memberi nama

Jejak Kaki di Jalan Panjang pada karya ini. Buku tersebut akan ditulis

berdasarkan kronologi hubungan, berangkat dari keluarga, persahabatan

dan berakhir di hubungan cinta remaja. Perancang memberi judul ini dengan
31

tujuan, memberitahu remaja bahwa jalan mereka masih panjang untuk

berhenti berharap pada cita-cita ketika menghadapi masalah. Mereka perlu

bangkit untuk meraihnya selagi jalan kehidupan masih panjang.

Keenam, menggunakan imajinasi. Penggunaan imajinasi merupakan

cara penulis melihat fenomena setelah mengetahui gagasan yang ingin

ditulis. Ketika sudah mendapatkan imajinasi, mulai menulis sajak dengan

keberanian, kejujuran, serta kemauan yang kuat untuk mendapatkan hasil

sajak yang maksimal. Perancang memilih sajak jenis dramatik, romansa, dan

elegi. Hal tersebut disebabkan oleh penulis ingin berdialog dengan pembaca

melalui sajak, selain itu Elegi dan Romansa adalah jenis puisi yang cocok

untuk tema hubungan dalam individu.

Ketujuh, mulai mengendapkan. Merenungkan setelah menulis sajak

selesai, apakah puisi tersebut sudah tepat penulisannya? Apakah amanat

tersampaikan dengan baik? Tahap ini juga berfungsi sebagai jeda

memperindah keestetikan kata yang digunakan. Penulis bisa mendapat

kalimat baru bahkan inspirasi menulis puisi baru

Kedelapan, pemanfaatan majas. Majas atau gaya bahasa merupakan

sarana puitik dalam menulis puisi menjadi indah, menarik dan berkesan.

Majas bisa berupa personifikasi, hiperbola, sindiran, metafora, dan

sebagainya (Olivia, 2014 p.68). Saat sudah menentukan majas yang akan

digunakan, menambah kreativitas dalam menggunakan tipografi.

Pemanfaatan tipografi bisa menambah keestetikan wajah puisi.


32

Kesembilan, langkah terakhir dalam kepenulisan adalah menyunting

naskah. Penyuntingan naskah adalah menambah atau mengurangi kata

dalam puisinya. Memeriksa kembali kata perkata yang sudah ditulis dan di

desain, menelusuri ada kata yang kurang atau salah.

Kesepuluh, mengumpulkan foto. Teknik utama yang digunakan untuk

buku sajak fotograi ini adalah Street Photography, foto Potret, dan

Landscape. Alasannya karena dalam tahap eksekusi perancang akan

memotret street sekitar Yogyakarta untuk memotret agian family. Banyak

keluarga yang meluangkan waktu untuk liburan ke kota istimewa tersebut.

Foto Potert akan dilakukan di Ancol dengan menggunakan model.

Perancang memilih Ancol sebagai tempat foto dengan alasan keestetikan

alam pada sore hari. Foto tema Cinta diambil menggunakan model dan

dieksekusi di cafe atau di Kebun Raya Bogor.

3.2. Target Audience

Sejak awal telah perancang jelaskan bahwa buku sajak ini

didedikasikan untuk remaja. Seseorang akan di katakan remaja saat mereka

berumur 14-17 tahun. Perancang merencanakan buku ini untuk dibaca oleh

remaja di Indonesia khususnya Jakarta karena menurut KPAI laporan

kekerasan pada remaja rata-rata berada di wilayah kota-kota besar seperti

Jakarta.
33

3.3. Menerbitkan Buku

Penerbit yang dipilih perancang adalah Grasindo, karena perancang

mengetahui secara langsung bagaimana proses penerimaan naskah buku.

Ada beberapa tahap-tahap yang harus diikuti penulis dalam hal menerbitkan

buku melalui Grasindo. Pengiriman naskah bisa dalam bentuk buku sudah

jadi. Lalu penulis bisa mengirimkannya melalui email ke

redaksi@gradinso.id, dan menyertakan jenis buku yang tertera dalam

subject email. Ada beberapa lampiran yang harus disertakan saat kamu

mengirimkan naskah yaitu,

1. Sinopsis

Sinopsis tidak boleh lebih dari dua halaman dan sinopsis tersebut

harus sudah merangkum isi naskah secara keseluruhan agar penerbit

dapat menangkap garis besar naskah.

2. Proposal

Penulis harus membuat proposal singkat singkat yang menjelaskan

alasan dari Penerbit Grasindo untuk menerbitkan naskahnya.

Proposal yang kamu tulis harus kurang dari dua halaman.

3. Data Diri

Cantumkan data diri penulis. Data diri dapat berupa latar belakang,

kompetensi yang penulis miliki, maupun keterlibatanmu dalam suatu

keanggotaan atau organisasi tertentu


34

Penerbit Grasindo akan me-review naskahnya selama kurang lebih

dua bulan, jika dalam kurun waktu dua bulan sejak pengiriman kamu belum

menerima feedback apapun dari penerbit, kamu dapat mengirimkan naskah

tersebut ke penerbit lain. Naskah yang tidak diterima tidak akan disimpan

oleh Penerbit Grasindo. (Gramedia, 2017)

3.4 Estimasi Biaya

Table 1. Estimasi Biaya


No. Kebutuhan Biaya yang diperlukan

1. Desainer cover dan penataan layout Rp. 1.000.000

2. Model Rp. 300.000

Biaya cetak 1000 buku melalui


3. Rp 50.000.000
penerbit

Total biaya Rp 51.300.000

Sumber: Penerbit Grasindo 2019


BAB IV

APLIKASI

4.1. Menulis Sajak Fotografi

Langkah pertama adalah penentuan tema. Tema yang diambil oleh

pengarang ialah motivasi untuk remaja dalam menemukan jati diri dan

bangkit dari keterpurukan untuk meraih mimpi mereka. Buku sajak fotografi

ini terdiri dari tiga topik besar yaitu Keluarga, Sahabat, dan Cinta.

Gambar 3. bagian pertama berjudul Keluarga.

Topik pertama, penulis membahas tentang Keluarga. Pengertian

keluarga yang ingin disampaikan adalah sebuah rumah tempat anggota

keluarga pulang atau kembali setelah selesai dari rutinitas. Keluarga memiliki

dua fokus pembahasan berjudul Tragedi dan Pulang. Fokus pembahasan

pertama berjudul Tragedi. Tragedi berisi kumpulan cerita tentang komunikasi

yang terjadi dalam hubungan remaja dengan orang tuanya. Orang tua sering

35
kali ragu dengan cita-cita yang sudah dipilih sang anak, karena mereka

memiliki rancangan masa depan untuk anak mereka. Sehingga remaja

merasa tertekan menghadapi target-target yang orang tua mereka berikan.

Selain itu, Tragedi juga bercerita tentang beberapa remaja yang kehilangan

orang tuanya saat masih muda dan kehilangan harapan untuk melanjutkan

hidup mereka. Secara garis besar Tragedi berkisah tentang konflik yang

banyak terjadi pada hubungan orang tua dan anak. Fokus pembahasan

kedua berjudul Pulang. Pulang berkisah tentang kesadaran para remaja

bahwa keputusan orang tua untu mereka tidak sepenuhnya salah. Hal ini

bisa memberi motivasi pembaca bahwa target yang orang tua berikan, tidak

memiliki maksud untuk menjerumuskan mereka. Pulang juga membahas

tentang remaja yang mulai bangkit dari tragedi yang mereka alami dan

memberi nasehat untuk pembaca agar segera kembali menemui orang tua

mereka di rumah.

Topik kedua bercerita tentang Sahabat. Seperti topik keluarga, bagian

sahabat juga diawali dengan pengertian tentang sahabat. Penulis

menjabarkan Sahabat adalah seseorang yang dipercaya tidak akan pergi

meninggalkan kita. Topik sahabat juga memiliki dua fokus pembahasan yaitu

Adegan dan Keberanian.


37

Gambar 4. bagian kedua berjudul Sahabat

Adegan membahas konflik persahabatan seperti, seorang sahabat

yang pergi karena mendapatkan teman baru, atau seorang sahabat yang

pergi karena memprioritaskan kekasihnya. Pemilihan konflik ini sesuai

dengan hasil bertanya secara singkat kepada remaja di kalangan SMA.

Selain itu Adegan juga bercerita tentang bullying sebagai salah satu masalah

persahabatan ini. Bulliying masih kerap terjadi di beberapa sekolah

menengah atas di Indonesia, hal ini disebabkan oleh perbedaan latar

belakang keluarga, keyakinan, harta benda dan juga gaya berbusana yang

digunakan mereka saat sedang berada di sekolah. Muliani dan Pereira

(2018, p.5) mengatakan Bullying terjadi karena adanya persahabatan,

selama ada pertemanan, potensi bullying juga ada. Menurut data tahun

2014-2017, 40 % peristiwa bunuh diri anak-anak di Indonesia disebabkan

oleh bullying. Jenis bullying yang kebanyakan terjadi adalah cyber bullying.

Fokus pembahasan kedua berjudul Keberanian. Kebenarian membahas


38

tentang motivasi bahwa setelah melalui konflik bersama sahabat, remaja

diajak untuk memiliki keberanian meminta maaf dan juga mengampuni.

Meminta maaf merupakan salah satu cara menyelesaikan konflik

dengan win win solution. Devito mengadaptasi teori Blake and Mouton’s

(2009, p.280) menjelaskan ada lima cara penyelesaian konflik yaitu avoiding,

accommodating, collaborating, dan compromising. Meminta maaf termasuk

penyelesaian konflik dengan cara collaborating yaitu kedua belah pihak

bertemu dan membicarakan masalah mereka dari prespektif masing-masing

pihak lalu mengupayakan bisa saling mengerti satu sama lain dan

menemukan jalan keluar yang terbaik untuk kedua pihak.

Gambar 5. bagian ketiga berjudul Cinta

Topik ketiga membahas tentang Cinta. Arti cinta yang ingin

disampaikan adalah sebagai sebuah rasa yang dapat membuat diri remaja

mengorbankan apa pun untuk merasakannya. Bagian Cinta, perancang juga

memiliki dua fokus pembahasan yaitu Kehilangan dan Bertahan. Kehilangan


39

menceritakan tentang pengorbanan yang remaja lakukan tidak menjamin

kesetian kekasih mereka. Kehilangan juga menceritakan tentang

pengorbanan seorang wanita yang merelakan “mahkotanya” direnggut oleh

kekasihnya. Mereka mengaku sudah melakukan hubungan badan di umur

mereka yang tergolong dini. Pembahasan kedua berjudul Bertahan,

membahas tentang nasehat cara berpacaran yang sehat untuk para remaja.

Buku ini diberikan kesimpulan pada bagian akhir, bahwa remaja tidak

boleh terus menerus merasa terpuruk dengan masalah yang mereka hadapi.

Ada mimpi yang menunggu untuk diwujudkan, masih ada banyak

kesempatan yang bisa mereka ambil jika mereka mau bangkit. Konflik bisa

mengakibatkan trauma dan kesedihan yang berkepanjangan, sehingga

mereka bisa mengalami depresi dan memiliki pemikiran untuk mengakhiri

hidup mereka.

Langkah kedua adalah mencari inspirasi menulis. Penulis melakukan

beberapa wawancara singkat dengan anak SMA berumur 15 tahun, dan satu

remaja berumur 20 tahun. Wawancara singkat ini berbicara tentang kesulitan

remaja dalam hubungan keluarga, pertemanan dan juga cinta yang sedang

dialami saat ini. Hasil wawancara tersebut tidak hanya mendapatkan cerita

dari pengalaman narasumber tersebut, tetapi juga pengalaman teman-teman

mereka di sekolah. Beberapa puisi yang ditulis merupakan hasil pengamatan

dari sosial media. Bagian ini merupakan hal yang paling sulit dikarenakan

penulis harus bisa memposisikan diri sebagai remaja yang sedang


40

menghadapi masalah agar bisa menyampaikan rasa pada puisi dengan

tepat.

Langkah ketiga menentukan nada dan suasana puisi. Bagian ini

membahas sebuah cara menyampaikan pesan untuk pembacanya. Cara

penulis menyampaikan pesan adalah dengan memberikan dua focus

pembahasan pada masing-masing tema besar. Pembahasan pertama

membahas masalah yang remaja hadapi, hal ini diharapkan pembaca bisa

menemukan dirinya dalam puisi. Selain itu pembaca merasa dirinya

terwakilkan setelah membaca bagian konflik. Ketika sudah pembaca sudah

merasa diirinya ada dalam puisi tersebut, maka nasehat atau motivasi

terdapat pada pembahasan bagian dua. Pembahasan konflik remaja diberi

judul Tragedi, Adegan, dan Kehilangan. Sedangkan pembahasan motivasi

antara lain Pulang, Keberanian, dan Bertahan.

Langkah kelima adalah menentukan judul. Judul dari buku sajak

fotografi ini adalah Jejak Kaki di Jalan Panjang. Buku ini menjabarkan

kisah-kisah perjalanan panjang remaja dalam hidup mereka melalui sebuah

hubungan. Perancang menjadikan judul fokus pembahasan sebagai

perwakilan judul puisi-puisi yang ditulis. Alasan penulis memberikan fokus

pembahasan adalah untuk mempertegas pesan yang ingin disampaikan

kepada pembaca, selain itu kegunaannya adalah menyamakan rasa atau

nada yang digunakan dalam puisi.

Langkah keenam, menggunakan imajinasi. Pada langkah kedua,

penulis membahas tentang memposisikan diri sebagai remaja. Ketika sudah


41

bisa memposisikan diri, penulis mencoba merasakan dan mengetahui

gagasan yang tepat untuk bisa menyampaikan pesan yang tunggal dan jelas.

Menulis sajak membutuhkan keberanian, kejujuran, serta kemauan yang

kuat untuk bisa menghasilkan sajak yang dapat mewakili pembaca.

Langkah ketujuh, mengendapkan puisi. Perancang menulis satu-

persatu tema besar yang dipilih. Penulisan bagian Keluarga memakan waktu

satu bulan pengerjaan. Ada beberapa puisi yang diubah setelah masa

pengendapan selama dua minggu. Puisi dengan tema sahabat ditulis selama

satu minggu, dan dua minggu masa pengendapan. Pengerjaan puisi Cinta

membutuhkan waktu satu minggu untuk ditulis, dan dua minggu masa

pengendapan. Dari ketiga tema besar yang mengalami banyak perubahan

setelah masa pengendapan adalah Keluarga dan Sahabat.

Langkah kedelapan, pemanfaatan majas. Dalam pembuatan buku

sajak fotografi Jejak Kaki di Jalan Panjang perancang banyak menggunakan

majas personifikasi, hiperbola, dan sinisme. Menurut Imelda (2014, p.25-27)

majas personifikasi merupakan majas yang membuat suatu benda memiliki

kemampuan seperti mahluk hidup. Majas hiperbola merupakan majas yang

memiliki makna melebih-lebihkan suatu perumpamaan. Majas sinisme

adalah majas yang mengungkapkan sindirian secara langsung dan lugas.

Berikut contoh puisi yang menggunakan majas personifikasi,

hiperbola, dan majas sinisme.


42

Gambar 6. contoh penggunaan majas personifikasi pada kata ditelan ombak

Gambar 7. contoh penggunaan majas hiperbola pada kata monster.


43

Gambar 8. contoh penggunaan majas sinisme pada kata bayangan

Langkah kesembilan, penyuntingan naskah. Langkah ini merupakan

langkah terakhir pada tahap kepenulisan. Penyuntingan naskah adalah tahap

menambah atau mengurangi kata dalam puisi. Tahap ini juga dilakukan

untuk memperbaiki kesalahan ketik pada penulisan puisi. Penulis sudah

melakukan dua kali pengecekan naskah. Pemeriksaan ini dilakukan dengan

cara mencetak naskah.

Langkah kesepuluh, mengumpulkan foto. Teknik fotografi yang

diambil pada pembuatan buku sajak ini adalah teknik foto street, foto

landscape, dan juga portrait. Menurut Permana dan Parapaga (2017, p.93)

street fotografi merupakan jenis foto dokumenter yang menghadirkan objek

dalam situasi jujur di tempat umum. Teknik foto street perancang gunakan

khusus untuk chapter keluarga, karena perancang ingin memberi kesan

nyata pada kondisi keluarga yang berada di Kota Yogyakarta.


44

Gambar 9. contoh teknik street photography

Selain teknik foto street perancang juga menggunakan teknik foto

landscape atau juga disebut foto pemandangan alam sekitar.

Gambar 10. contoh teknik foto landscape


45

Teknik foto terakhir yang digunakan penulis adalah foto portrait,

merupakan teknik mengambil gambar wajah. Biasanya foto portrait

digunakan untuk menyampaikan karakter seseorang apa adanya. Penulis

memiliki 2 gaya mengambil gambar portrait yaitu foto keseluruhan badan dan

juga foto close up. Pengambilan gambar portrait, penulis memakai model

sebagai objek utama foto.

Gambar 11. contoh teknik foto portrait

Gambar 12. contoh teknik foto portrait close up


46

4.2. Penulisan Isi Sajak

Bagian pertama : Keluarga

Keluarga : Sebuah rumah menunggu kata pulang.

Tragedi

Puisi pertama:
setiap hari kulangkahkan kaki ini
meskipun badan ini sudah mencapai batas
hanya untuk membuatmu bangga
menahan setiap asa

berharap aku bisa membuatmu bangkit dari keterpurukan


menjadi sayap kuat untuk setiap langkah kerjamu
tapi ayah, mengapa kau suka mematahkan sayapku?

Puisi kedua:
bukan tentang apa yang akan aku hadapi tanpa kamu.
tapi tentang apa yang harus aku selesaikan tanpa
adanya kamu ibu.

Puisi ketiga:
saat semua ayah menguatkan putrinya,
mengapa kau menjadi kelemahan terbesarku.
aku juga ingin seperti mereka
memiliki sosok cinta pertama mereka di dalam rumah.

tapi di mana engkau sekarang?


apa kau tidak merindukanku?
apa kau masih menganggapku ada?
apa kau tersesat dan tak bisa pulang?

setiap hari pintu rumah sunyi


setiap hari aku memantaskan diri menjadi putrimu
berharap bisa melihat sepatumu di teras rumah
berharap ayah mengingat kata pulang.

Pulang
Puisi pertama:
tragedi bukan sebuah akhir cerita.
tidak ada yang menginginkan sebuah tragedi
47

tapi dia datang begitu saja tanpa diundang.


bisa membuat jiwa terhempas dari raga
bahkan membuatmu tidak mau bernafas lagi.

tapi kawan lihatlah matahari terbenam itu.


matahari yang sama akan terbit kembali besok pagi.
tragedi hari ini bukan akhir dari jalan panjang yang kau tempuh.
bukan akhir dari mimpi yang sudah kamu rajut.

kita masih bisa mengubahnya, jika mau tetap melangkah.


tidak harus sepuluh langkah.
satu langkah hari ini,
dua langkah esok hari

sampai kamu bisa melihat matahari terbit kembali


dalam hidupmu.
kamu tidak berjalan sendiri, aku bersamamu.

Puisi kedua:
hujan badai sudah berhenti
waktunya kembali melangkahkan kaki
meninggalkan tragedi.

aku ingat perjuangan orang tuaku semasa hidupnya


mimpiku adalah hal terutama
bahagiaku adalah cita-cita mereka

rumah akan tetap menjadi rumah


dengan ada atau tidaknya mereka
tempat segala kata pulang itu tumpah
aku tak mau mengisi rumah ini dengan ratapan.

Puisi ketiga:
terjatuh,
terjatuh lagi
sekarang juga jatuh.

ternyata meraih mimpi tidak semudah orang-orang bicarakan.


berapa banyak tangis di malam hari?
berapa banyak keringat di siang hari?
melangkahkan kaki dari rumah tanpa dukungan mereka,
ternyata tak sebahagia yang terfikirkan.
apa ini waktunya untuk kembali?
rumah, aku pulang.
48

Bagian kedua : Sahabat

Sahabat : seseorang yang dipercaya tidak akan pernah

pergi meninggalkan kita.

Adegan

Puisi pertama:
seorang sahabat itu seperti bintang
walaupun jaraknya terbentang jutaan kilometer
kau masih melihatnya bersinar
pada gelap malam yang kelam sekalipun

dia siap menemanimu setiap peraduan malam


diam di sana sampai air matamu keruh
walaupun tidak mengerti rasanya menjadi kamu
dia tetap tinggal hingga mataharimu bersinar lagi

Puisi kedua:
hari itu aku sedang berjalan di tengah keramaian
lalu berhenti melihatmu sedang membaca
buku yang sedang kau baca adalah buku favoritku

aku tertawa, memberanikan diri untuk menyapa


tak kusangka pertemuan itu
bisa membuatku memiliki sahabat sepertimu.

sampai akhirnya banyak buku yang kita bicarakan


menghayal menjadi salah satu tokoh dalam cerita
aku rasa pecinta buku tidak akan pernah bisa menghianati

seorang sahabat.

Puisi tentang bullying:


apakah sebuah kesalahan aku dilahirkan berbeda?
setiap hujan turun, aku berseru bertanya padanya
Bagaimana rasanya mendarat di bumi?

hampa?
tidak mungkin.
49

kau tidak datang sendiri


ada angin berhembus menyapamu
aku tidak punya seseorang menyapa
mereka bilang aku aneh,
sambil menatapku penuh benci
aku bahkan tidak tahu alasan di balik tatapan itu

Keberanian
Puisi pertama:
bertanya-tanya tentang sebuah alasan
seseorang bisa mengalami kehilangan.
jawabannya mungkin adalah ketakutan

ketakutan pintar sekali bersembunyi dalam hati manusia


mengaku sebagai rasa sayang.

lalu, salahkah merasa takut?

sahabat, tidak salah merasa takut


tapi ketakutan itu bisa mengubahmu menjadi monster
berpikiran sempit, dan mengekang segala sesuatu

padahal kutahu maksudmu tidak begitu,


tapi dia yang kamu sayang, bisa pergi
dan kamu akan kehilangan.

Puisi kedua:
awalnya diriku kecewa dengan keadaan
melihatmu pergi tanpa sadar,
aku selalu ada di masa tersulitmu.

tapi sekarang, mungkin aku yang harus sadar


aku mungkin juga mengecewakan
aku mungkin bukan teman yang baik untukmu

maka kumaafkan kepergianmu


kecewa ini akan menjadi memori
lalu hilang seiring waktu melangkah

semoga mereka yang kamu butuhkan


semoga mereka bisa menjadi tempat terbaik,
menyimpan semua dukamu.

Puisi ketiga:
50

memberanikan diri melangkah ke arahmu


meruntuhkan dinding bernama gengsi
hanya untuk datang meminta maaf padamu

di sana kau tersenyum sambil berkata


sudah memaafkanku.
seseorang memang tak akan pernah pergi

mereka akan selalu menunggu kita kembali


menjelaskan semua kata yang salah arti
tangannya selalu siap menjabatmu kembali.

Bagian ketiga : Cinta

Cinta : sebuah rasa yang mampu membuatmu

melakukan berbagai hal secara ajaib, seperti

menangis sambil tertawa, berani jatuh dan

terluka, mengorbankan segalanya namun kau

bahagia.

Kehilangan

Puisi pertama:
kadang aku lupa,
bahwa setiap ada perjumpaan,
juga ada kata selamat tinggal.

dan aku juga lupa,


bahwa kata selamat tinggal
adalah satu pengorbanan dariku
untuk membuatmu bahagia.

Puisi kedua:
tidak baik menganggap seseorang itu bagian dari seluruh hidupmu,
apalagi orang itu hanya memiliki satu bagian untuk kamu.

Puisi ketiga:
mata ini memiliki kantung,
dia selalu terjaga untuk menunggu seseorang,
51

yang tidak tahu kapan ia akan kembali.

kantung mata ini pernah terpengaruh gravitasi


lalu terpejam untuk beberapa saat.
tapi ia ingin seseorang hadir ketika mata ini terbuka.

Bertahan

Puisi pertama:
jaga dia yang mau menerjang setiap ombak bersamamu,
Karena cinta ibarat samudera
kau tidak tahu seberapa dalam
kau tidak tahu seberapa besar badai akan mengamuk

namun dia yang tetap tinggal,


sanggup menjagamu agar tidak tenggelam
sanggup memberikan rasa aman
walaupun dia sendiri takut dan tidak percaya diri.

Puisi kedua:
kita bisa menyimpan rasa sebanyak yang kita mau.
memendamnya dalam-dalam,
hingga tidak ada ruang untuk bernapas.

kita bisa memberikan hidup kita untuk seseorang.


menjadikan dia yang paling utama dari segala rencana.

kita bisa membuat dunia untuk seseorang,


yang jauh lebih indah dari kepunyaan kita sendiri.

tapi satu pesanku,


jangan terluka.

Bagian terakhir dari penulis:

Kawanku,

Aku ingin kau tahu, dirimu masih memiliki jalan panjang untuk dilalui.

Berat bagimu melalui tragedi, adegan, dan juga kehilangan. Tapi kamu tidak

berjalan sendiri. Puisi yang kutulis ini semoga bisa mewakili perasaanmu dan
52

membuatmu bangkit. Karena sajak demi sajak kudapat dari mereka yang

sama sepertimu. Semoga kamu tidak merasa sendirian.

Banyak hal di depan sana yang masih belum kamu lihat, jika kamu berhenti

sampai di sini, kamu tidak akan pernah melihatnya. Saat ini kamu bisa

mengalami tragedi, tapi kamu masih ada harapan untuk pulang. Saat ini

mungkin kamu lelah dengan adegan yang sedang terjadi, tetapi hanya

keberanian modal utama untuk meminta maaf dan mengampuni. Dan juga

kamu yang sedang merasa kehilangan, aku yakin masih ada seseorang yang

akan mampu bertahan di sampingmu ketika badai sedang mengamuk. Kamu

hanya belum bertemu dengannya.

Banyak rintangan yang akan kamu hadapi nantinya, tapi setiap badai

pasti berlalu, kamu bisa melihat siang berganti malam, begitu pula hidup

yang sedang kau jejaki. Menyerah memang terlihat mudah, namun apa kamu

akan merelakan semua usahamu hanya karena “terlihat mudah”?

Kamu hanya perlu melewati masa-masa sulitmu, lalu bertemu dengan masa

indahmu nanti. Bertahan untuk mimpi dan harapanmu, karena jerih payahmu

berharga dan layak mendapatkan hasilnya.

4.3. Perlengkapan Editing Buku

Pada bagian ini penulis menjelaskan tentang proses pengambilan foto

hingga proses pengeditan. Pengambilan foto dilakukan ketika proses


53

penulisan sudah selesai, alasanya karena ada target pengambilan gambar

yang harus diketahui terlebih dahulu sebelum melakukan street photography.

Pengambilan foto untuk tema Keluarga sebagian besar dieksekusi di

Kota Yogyakarta pada bulan Januari. Kamera yang digunakan pada saat foto

adalah kamera Canon Mirrorless M10 dengan lensa kit 15mm-45mm dan

lensa tele 55mm-200mm. Lensa kit memiliki kekuatan mengambil gambar

dengan sudut yang luas, sedangkan lensa tele berfungsi pada saat

mengambil gambar dengan objek yang jauh. Lensa ini memiliki aperture

yang kecil sehingga menambah efek blurry pada background objek foto.

Setelah pengambilan gambar, perancang melakukan pengeditan

warna foto menggunakan aplikasi Adobe Lightroom di smartphone. Berikut

merupakan contoh pengeditan warna:

Gambar 13. contoh pertama pengeditan warna pada foto


54

Gambar 14. contoh kedua pengeditan warna pada foto

Setelah pengambilan foto selesai, penulis memberikan naskah

kepada desainer di bulan Maret untuk proses editing. Proses editing

dilakukan sebanyak dua kali. Pengerjaan yang pertama adalah

penggabungan sajak dengan foto, lalu pengerjaan kedua adalah

pemeriksaan kesalahan ketik pada sajak. Berikut contoh tata layout pada

buku sajak fotografi Jejak Kaki di Jalan Panjang.


55
56
57

Gambar 15. tata layout buku sajak fotografi Jejak kaki di jalan Panjang

4.4. Pemilihan Bahan Mencetak Buku

Pada bagian ini perancang akan menjelaskan bahan-bahan yang

diperlukan saat mencetak buku, lalu akan menjelaskan secara rinci pemilihan

bahan kertas untuk mencetak buku. Untuk sidang uji karya perancang

mencetak sebanyak 10 buku terlebih dahulu di percetakan Gundaling

Cibinong. Pemilian kertas sebagai berikut:

1. Untuk bagian isi buku akan menggunakan jenis kertas HVS 100 gsm

ukuran A5 custom (14 x 20 cm) sebanyak 200 halaman

2. Untuk bagian cover pemilihan jenis kertas Art Carton ketebalan 260

gsm dan dilaminasi dov.


58

4.5. Evaluasi

Buku sajak fotografi ini telah dibaca oleh tiga orang yang merupakan

target audience buku ini. Berikut ulasan kelebihan dan kekurangan buku

Jejak Kaki di Jalan Panjang menurut mereka:

1. Mozaika Asterisha Andine

Kelebihan buku ini adalah penggunaan Bahasa yang mudah

dimengerti anak remaja, serta topik yang diangkat itu rata-rata dialami

oleh anak-anak seumuran kami. Lalu saya juga suka alur plot yang

ada di dalam puisi. Kekurangannya adalah penggunaan diksi dalam

puisi. Karya ini terlihat seperti buku jurnal yang menceritakan kisah

anak-anak remaja.

2. Lulu Jeanita

Bahasa yang digunakan penulis sangat mudah dimengerti, jadi tidak

pusing untuk memahami maksud dari puisi tersebut. Foto yang ada di

dalam buku ini sudah menggambarkan suasana puisi yang ingin

disampaikan.

3. Sara Octhafiani

Font yang digunakan dalam buku sajak ini tidak ada variasi, kertas

yang digunakan terlalu tebal sehingga berat untuk dibawa berpergian.

Tapi saya suka puisinya karena mudah dimengerti oleh orang awam

seperti saya, karena langsung tahu pesan apa yang ingin disampaikan

penulis.
BAB V

SIMPULAN KARYA

5.1. Implikasi

Karya ini memiliki tujuan untuk memotivasi diri remaja terkait jatidiri

mereka, agar tidak menyerah dengan cita-cita, meski mengalami berbagai

masalah dalam hubungan dengan keluarga, sahabat, dan juga kekasih

mereka. Puisi fotografi juga merupakan media penyampaian pesan yang

dirangkum dalam sebuah buku.

Buku sajak fotografi Jejak Kaki di Jalan Panjang bisa digunakan

sebagai alternatif pemerintah untuk memberikan motivasi sekaligus

meningkatkan budaya literasi membaca kepada remaja. Saat ini sudah ada

beberapa sekolah yang mewajibkan murid untuk membaca buku selain

pelajaran 15 menit sebelum masuk kegiatan belajar mengajar. Puisi popular

bisa menjadi salah satu awalan untuk membuat remaja gemar membaca,

karena remaja tidak perlu membaca banyak teks, dan bacaan dapat mewakili

perasaan mereka. Buku ini dapat menggambarkan situasi hubungan remaja

dengan keluarganya, pergaulan, dan juga cara remaja menjalin hubungan

dengan kekasihnya. Bacaan ini juga dapat mewakili pembaca mengetahui

cara untuk menyelesaikan masalah mereka dalam ruang lingkup hubungan.

59
60

5.2. Rekomendasi

Buku ini direkomendasikan untuk pembaca yang berumur 14-17

tahun. Buku ini berisi puisi popular menggunakan bahasa yang ringan dan

mudah dipahami oleh remaja. Penulis merekomendasikan buku sajak

fotografi Jejajak Kaki di Jalan panjang untuk menjadi teman dalam

perjalanan hidup remaja, bukan hanya sebagai motivasi, tetapi juga mewakili

perasaan pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA

Agni, B. (2008). Sastra Indonesia Lengkap. Jakarta: Hi-Fest Publishing.

Atticus. (2018). Love Her Wild. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Barker, C. and Jane, E. A (2016). Cultural studies: Theory and Practice 5th
Edition. Singapore: SAGE Publications, Inc.

Devito, J. (2009). Interpersonal Communication. Unites States: Pearson


Education, Inc.

Eneste, P. (2009). Buku Pintar Penyuntingan Naskah Edisi Kedua (Revisi).


Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Gramedia Blog. (13
September 2017). Cara Mengirim Naskah Buku ke Penerbit di
Gramedia. Diperoleh dari https://www.gramedia.com/blog/ akses: 8
November 2018 jam14:32

Hurlock, E. (1997). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Iro, F. K. (14 Maret 2018). Kekerasan Remaja Indonesia Mencapai 50


Persen. Diperoleh dari http://fk.ugm.ac.id/

Permana, E. and Parapaga, E. (2017) Amazing DSLR & Mirrorless: Buku


Pintar Mengupas Teknik-teknik Fotografi Digital Pakai Kamera
DSLR & Mirror Less. Yogyakarta: Cemerlang Publishing Kelompok
Penerbit C-Klik Media.

Langfords, M., Fox, A. & Smith, R. S. (2010). Longford’s Basic


Photography: The Guide for Serious Photographers. Oxford: Focal
Press Publications.

Kartika, D., Damajanti, M. N. & Cahyadi, J. (2014). Perancangan Buku


tentang Semangat Juang Orang Tua Pasien Kanker Anak. Diperoleh
dari Google Schoolar: http://download.portalgaruda.org/article.

Kompas Gramedia. Data Internal Kompas Gramedia (2018). Jakarta:


Kompas Gramedia Publishing.

KPAI. Data Kasus Anak Pemantauan Media Online. (2016). Diperoleh dari
http://bankdata.kpai.go.id/tabulasi-data/ akses: Rabu, 10 Oktober
2018 jam: 19:31

Margareth, A. (2018). Enigma. Jakarta: PT Bukune Kreatif Cipta.

61
62

Muliani, Hanlie., Pereira, Robert. (2018) Why Children Bully?. Jakarta:


Grasindo

Olivia, I. (2014). Memahami Puisi Dari Apresiasi Menuju Kajian.


Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Pakar Komunikasi. (24 April 2018). 13 Peran Fotografi sebagai Media


Komunikasi. Diperoleh dari https://pakarkomunikasi.com/peran
fotografi-sebagai-media-komunikasi akses: Minggu, 03 Februari 2019
jam: 15:20

Raehna, H., Swasty, W., & Aditia. P. (2015). E-Proceeding of Art & Design:
Vol.2, No.3. Diperoleh dari Google Scholar:
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/files/104051/jurn_epr
oc

Ridlo, M. (26 September 2018). Pesta Miras ABG di Gedung SD Bikin


Resah. Diperoleh dari
https://www.liputan6.com/regional/read/3652905/ akses: Jumat, 19
Oktober 2018 jam 15:58

Rizal. (2016). Fakta-Fakta Edan Tentang Pergaulan Remaja Indonesia


yang Bakal Membuatmu Mengelus Dada. Diperoleh dari
https://www.boombastis.com/ akses: Senin, 22 Oktober 2018 jam
13:58

Vivian, J. (2008). Teori Komunikasi Massa Edisi Kedelapan. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Wahyuni, I. N. (2014). Komunikasi Massa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yudono, J. (14 September 2018). Diskusi Buku Puisi-Fotografi Kepundan


Kasih. Diperoleh dari
https://entertainment.kompas.com/read/2018/09/14/093929410/
akses: Jumat, 05 Oktober 2018 pukul: 14:00

Yusri, M. A. (13 Agustus 2018). Gerebek Ruko Tempat Pesta Narkoba


dan Seks ABG, 56 Remaja Ditangkap. Diperoleh dari
https://daerah.sindonews.com/read/1330002/191/ akses: Jumat, 19
Oktober 2018 jam 16:00
Lampiran Bukti Evaluasi Pembaca
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mulia Megantari


NIM : 15110190107
Konsentrasi : Mass Communication

Dengan ini menyatakan bahwa data-data yang terjadi dalam skripsi


saya yang berjudul: Konsep Pembuatan Buku Sajak Fotografi “Jejak Kaki
di Jalan Panjang” Adalah MURNI hasil penelitian saya pribadi.
Bilamana di kemudian hari terbukti bahwa data dan judul tersebut
merupakan hal jiplakan/plagiat dari karya tulis orang lain maka sesuai
dengan kode etik ilmiah, saya menyatakan bersedia untuk diberikan sanksi
seberat-beratnya termasuk PENCOPOTAN/PEMBATALAN gelar akademik
saya oleh pihak Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi The London School of
Public Relations - Jakarta.
Demikian surat pernyataan ini agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Jakarta 30 Juli 2019


Yang membuat pernyataan

Materai 6000

Mulia Megantari
RIWAYAT HIDUP

Mulia Megantari lahir di Jakarta pada tanggal


3 November 1997, merupakan mahasiswa
tingkat akhir di Sekolah Tinggi Ilmu
Komunikasi The London London School of
Public Relations - Jakarta. Lulus dari SMA
Kesatuan Bogor.
Semasa kuliah di LSPR, Megan aktif di
berbagai club kampus, salah satunya adalah
London School Radio dan LSPR NEWS.
Megan pernah menjabat sebagai Creative
Division di masa kepengurusan Kabinet
SoLaSi. Pada akhir tahun 2018, Megan bekerja sebagai pemegang akun
sosial media Fiksi Grasindo selama 6 Bulan. Semua pengalaman dari
kampus memberikan kesan tersendiri dan membuat Megan semakin percaya
diri untuk bekerja di lapangan nanti.

Anda mungkin juga menyukai