Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“Kepemimpinan Dalam Menejemen Dakkwah”

Diajukan Sebagai Bahan Diskusi


Dalam Mata Kuliah Komunikasi
Dosen Pengampu
Hanna Aulia S.I.Kom.,M.A

Di susun oleh :

Eka Putri Hermawati (2270233004)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR

Oktober 2023

1
SIMBOLIKA, 4 (1): 32-41.

PENDAHULUAN dibubuhkan di sana, seperti pada masyarakat


Komunikasi massa merupakan sumber dan budaya seperti apa, atau pada kondisi
kajian potensial yang memiliki bidang bahasan kapan, dan seterusnya.
yang cukup luas dan mendalam, dan juga
didukung oleh teori yang lumayan banyak
PEMBAHASAN
jumlahnya. Hal ini bisa dipahami sebab ilmu
Jika diurai secara bahasa (etimologi)
komunikasi yang kita kenal sekarang ini,
agenda setting diambil dari Bahasa Inggris
merupakan proses evaluasi panjang dari ilmu
yang terdiri dari dua suku kata, yakni agenda
komunikasi massa, yang awalnya hanya
dan setting. Di dalam Kamus Besar Bahasa
dikenal sebagai ilmu media massa atau ilmu
Indonesia (KBBI) kata agenda diartikan dalam
pers yang juga merupakan hasil elaborasi dari
2 (dua) pengertian, yaitu: 1) buku catatan
ilmu publisistik (ilmu persurat-kabaran) yang
yang bertanggal untuk satu tahun: acara rapat
berpusat di Jerman dan ilmu Jurnalistik yang
itu telah dicatat dalam agenda; 2) acara (yang
berbasis di AS (Arifin, 2006: 10). Baru
akan dibicarakan dalam rapat), hal itu
dinamakan ilmu komunikasi pasca Perang
tercantum juga dalam agenda rapat. Adapun
Dunia II oleh para ilmuan Barat, tujuan
kata mengagendakan, sebagai kata kerja
utamanya adalah untuk mencover semua
(verb) berarti memasukkan dalam acara
bidang kajian dalam komunikasi yang semakin
(rapat dan seminar)
luas dan berkembang.
(http://blogilmukomunikasi.blogspot.co.id/20
Komunikasi massa sendiri kerap
13/12/teori-agenda-setting-komunikasi.html,
didefinisikan sebagai komunikasi melalui
04.15).
media massa (modern) pada awalnya hanya
Kata Setting atau yang dipadankan ke
mencakup media cetak (surat kabar, majalah
dalam Bahasa Indonesia dalam bentuk kata
atau tabloid) dan media elektronik (TV dan
kerja (verb) dalam istilah “mengeset” diartikan
radio), baru belakangan termasuk kajian
sebagai pekerjaan menata, mengatur (tentang
multimedia yang juga sering disebut media dot
rambut, susunan huruf dalam mesin cetak, dan
com (internet). Pada era ini, kajian komunikasi
sebagainya): sudah menjadi kebiasaannya, ia
massa berkembang menjadi semakin luas,
mengeset rambut setiap pergi ke pesta,
selain mencakup tiga jenis media (media
adapun orang yang mengerjakan pekerjaan
cetak, media elektronik, dan multimedia),
mengeset dikatakan sebagai seorang
peran dan proses komunikasi massa, juga efek
“pengeset”. Sementara itu, jika kata mengeset
media bagi masyarakat dan budaya, sehingga
diubah menjadi kata “pengesetan” artinya
semakin banyak dijadikan sebagai objek studi
menjadi “pengaturan”
(Mc Quail, 1987: 3)
(http://adiprakosa.blogspot.co.id/2013/01/te
Dalam tinjauan komunikasi massa,
ori-agenda-setting_1823.html, 03.15).
paling tidak teori-teori yang muncul dapat
Berdasarkan pengertian secara
dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang,
etimologi di atas, maka pengertian agenda
yaitu teori-teori awal komunikasi massa,
setting dapat dipahami sebagai pengaturan
pengaruh komunikasi massa terhadap
atau penyusunan agenda/acara/kegiatan. Hal
individu, pengaruh komunikasi massa
ini sesuai dengan istilah yang dikemukakan
terhadap masyarakat dan budaya, dan audiens
oleh beberapa ahli komunikasi Indonesia
pengaruhnya terhadap komunikasi massa
sebagai penentuan atau penyusunan agenda.
(Liliweri, 2011: 884-892).
Lihat misalnya terjemahan dari pendapat
Teori Agenda Setting misalnya, masih
Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss dalam
saja sangat relevan hingga saat ini sekalipun
Hamdan, 2009: 415). Lihat juga Nuruddin,
dengan catatan-catatan tertentu harus
2007: 195).

2
Elfi Yanti Ritonga, Teori Agenda Setting dalam Ilmu Komunikasi

Tentu saja yang dipahami dalam menentukan agenda terhadap masalah yang
keterkaitannya dengan pembahasan ini adalah dipandang penting (Kholil, 2007: 36).
peran media massa dalam penyusunan Berdasarkan pengertian-pengertia di
agenda/acara/kegiatan seseorang. atas, dapat dikemukakan bahwa agenda
Adapun pengertian agenda setting dalam setting theory membicarakan tentang peran
istilah komunikasi adalah: a) Maxwell E. besar media massa dalam menentukan agenda
McCombs dan Donald L. Shaw percaya bahwa orang-orang yang terkena informasi tersebut.
media massa memiliki kemampuan untuk Masyarakat menjadi terbiasakan dengan
mentransfer hal yang menonjol yang dimiliki berita-berita yang disampaikan media,
sebuah berita dari news agenda mereka sehingga menjadi bahan pembicaraan dalam
kepada public agenda. Pada saatnya, media pergaulan sehari-hari. Berita atau informasi
massa mampu membuat apa yang penting yang disampaikan media tersebut bukan saja
menurutnya, menjadi penting pula bagi hanya sebagai ilmu atau pengetahuan bagi
masyarakat. (Nuruddin, 2007: 195). b) masyarakat, tetapi bahkan bisa mengubah
Menurut Bernard C. Cohen agenda setting gaya hidup, perilaku, ataupun sikap
theory adalah teori yang menyatakan bahwa masyarakat.
media massa berlaku merupakan pusat Agenda setting theory (teori penyusunan
penentuan kebenaran dengan kemampuan agenda) mulai dirintis sejak tahun 1968,
media massa untuk mentransfer dua elemen ketika berlangsungnya penelitian tentang
yaitu kesadaran dan informasi ke dalam kampanye pemilihan presiden Amerika
agenda publik dengan mengarahkan Serikat. Penelitian ini berhasil menemukan
kesadaran publik serta perhatiannya kepada hubungan yang tinggi antara penekanan berita
isu-isu yang dianggap penting oleh media dengan bagaimana berita itu dinilai
massa. Dikemukakannya bahwa “pers tingkatannya oleh pemilih yang kemudian
mungkin tidak berhasil banyak waktu dalam menjadi hipotesis teori agenda setting.
menceritakan orang-orang yang berfikir, Meningkatkatnya nilai penting topik tersebut
tetapi berhasil mengalihkan para pemirsa bagi khalayak (Nuruddin, 2007: 195).
dalam berpikir tentang apa”. (Baran dan Hasil penelitian inilah yang kemudian
Dennis, 2007: 13), c) Stephan W. Littlejohn menjadi fenomena utama bagi Maxwell
dan Karen A. Foss mengemukakan bahwa McComb dan Donald L.Shaw dalam
agenda setting theory adalah teori yang melahirkan teori agenda setting pada tahun
menyatakan bahwa media membentuk 1972 (Lubis, 2007: 106). Yang dipublikasikan
gambaran atau isu yang penting dalam pertama kali dengan judul “The Agenda Setting
pikiran. Hal ini terjadi karena media harus Function of the Mass Media” Public Opinion
selektif dalam melaporkan berita. Saluran Quarterly No. 37 (Bungin, 2006: 279).
berita sebagai penjaga gerbang informasi Sebagai ilmuwan yang pertama sekali
membuat pilihan tentang apa yang harus menguji teori ini, Maxwell McComb dan
dilaporkan dan bagaimana melaporkannya. Donald L Shaw kemudian menjadi tokoh
Apa yang masyarakat ketahui pada waktu utama dibalik teori ini, yang empat tahun
tertentu merupakan hasil dari penjagaan setelah penelitiannya (1968-1972) baru
gerbang oleh media (Littlejohn & Foss, 2009: mengumumkan ke publik, bahwa risetnya itu
416). d) Syukur Kholil mengutip pendapat menguatkan hipotesis hingga keduanya
Samsudin A. Rahim mengemukakan bahwa sepakat menamakan teori tersebut sebagai
agenda setting adalah peran media massa yang agenda setting theories.
mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi Penelitian menjelang pemilu Presiden
pendapat dan perilaku masyarakat dengan Amerika Serikat Tahun 1968 itu juga sekaligus

3
SIMBOLIKA, 4 (1): 32-41.

menjadi latar belakang sejarah kelahiran teori tergantung bukan hanya pada visi mereka
agenda setting. Meskipun, jauh sebelumnya pribadi tetapi juga peta yang diberikan media
sudah ada gagasan/pandangan para ilmuan massa kepada mereka (Stanley dan Dennis,
yang cenderung sama dengan fungsi teori 2007: 347).
agenda setting, sebagai hasil observasi Teori agenda setting merupakan salah
pengaruh media terhadap khalayak. Hanya satu dari sekian banyak teori tentang efek
saja saat itu belum sampai memproklamirkan media massa bagi khalayak, baik yang
teori seperti teori agenda setting. termasuk kategori teori klasik seperti teori
Aplikasi teori agenda setting pertama stimulus respon yang dikemukakan oleh
sekali pada penelitian perubahan sikap Hovland, et al (1953) dan teori SOR (Stimulus
pemilih dalam kampanye pemilu Presiden AS Organisme Response) yang dikemukakan
tahun 1968, memberikan hasil penelitian Melvin DeFleur (1970) sebagai modifikasi dari
berbalik dengan teori efek media terbatas (the teori Stimulus Response sebelumnya, maupun
limited media effect theories) sebelumnya. yang masuk kategori teori kontemporer
Dengan kata lain teori agenda setting seperti teori Difusi Inovasi, teori Uses and
menganggap media memiliki kekuatan untuk Gratification, teori Defendensi Efek
menarik perhatian dan mempengaruhi Komunikasi massa, teori Spiral of Silance, teori
khalayak terhadap suatu isu. Fungsi teori ini Uses and Effects, teori Spiral of Silence, teori
berlangsung karena media sangat selektif Uses and Effect, teori The Limited Media Effects,
dalam menyiarkan berita, yang menarik bagi The Bullet Theory atau teori Jarum
publik baik dilihat dari aspek nilai berita Hipodermik, dan lain-lain.
(news value) maupun nilai jual (sell value). Kehadiran teori Agenda Setting, telah
Sehingga model agenda setting ini membantah banyak teori sebelumnya seperti
mengasumsikan adanya hubungan positif teori peluru (the bullet theory) yang
antara penilaian yang diberikan media pada dikemukakan Wilbur Shramm (1950-an), yang
suatu persoalan dengan perhatian khalayak berasumsi efek media massa sangat luar biasa,
pada persoalan yang sama (Rahmat, 1993: karena khalayak bersifat pasif dan tidak
68). berdaya, meskipun teori ini telah dibantah
Berdasarkan teori agenda setting, sendiri oleh Schramm pada tahun 1970
pemberitaan positif dan negatif media massa dengan meminta supaya teori peluru ajaib itu
terhadap para kandidat selama massa dianggap tidak ada, sebab ternyata khalayak
kampanye akan sangat menentukan nasib media massa tidak pasif (Lubis, 2007: 124).
kandidat dalam pemilu. Dengan demikian Teori lain yang dibantah oleh teori agenda
muncullah anggapan bahwa “menguasai setting adalah teori media terbatas (the limited
media berarti menguasai publik” atau media effects) yang mengemukakan media
“menguasai media berarti menguasai massa massa hanya memiliki pengaruh sedikit
(politik)”. Jauh sebelum teori agenda setting terhadap khalayak.
diperkenalkan oleh McCombs dan Shaw, Suatu studi yang dilakukan pada orang-
Bernard Cohen telah mengemukakan “pers orang yang menonton dan tidak menonton
lebih penting daripada sekedar penyedia perdebatan calon-calon presiden Amerika
informasi dan opini, barangkali mereka Serikat pada tahun 1976, peneliti dapat
(media) tidak terlalu sukses dalam menyuruh menunjukkan perbedaan dalam penentuan
apa yang dipikirkan seseorang tetapi mereka agenda di kalangan segmen-segmen khalayak
sukses dalam menyuruh orang apa yang yang spesifik. Di samping itu, Becker dan
seharusnya dipikir. Dunia akan terlihat McLeod et al. (1979) ditunjukkan pula bahwa
berbeda menurut orang yang berbeda pula, waktu memainkan peranan penting dalam

4
Elfi Yanti Ritonga, Teori Agenda Setting dalam Ilmu Komunikasi

proses tersebut. Sebagai perbandingan, suatu fakta yang harus dipercayai oleh masyarakat;
studi agenda setting surat kabar dan televisi di c) Menentukan penyelesaian terhadap suatu
Barquisimeto, Venezuela oleh Chaffee dan masalah ; d) Menentukan tumpuan perhatian
Izcaray (1975) menunjukkan tiadanya efek terhadap suatu masalah; e) Menentukan apa
yang diharapkan. Penggunaan media massa yang perlu diketahui dan dilakukan
oleh responden kedua peneliti ini tidak masyarakat (Kholil, 2007: 36).
mengarah pada meningkatnya salience untuk Stephen W. Littlejohn mengatakan,
isu-isu yang menerima liputan media yang agenda setting beroperasi dalam tiga bagian
besar. Di sini tampak bahwa posisi sosial sebagai berikut: a) Agenda media itu sendiri
ekonomi responden memainkan peranan harus diformat. Proses ini akan memunculkan
dalam menentukan kepentingan relatif masalah bagaimana agenda media itu terjadi
beberapa isu publik (Sendjaja, 1993: 26). pada waktu pertama kali; b) Agenda media
Studi-studi ini menunjukkan bahwa dalam banyak hal memengaruhi atau
agenda setting oleh media massa dapat terjadi berinteraksi dengan agenda publik atau
dalam beberapa kondisi. Akan tetapi, kondisi kepentingan isu tertentu bagi publik.
yang berlaku di negara industri dan di negara Pernyataan ini memunculkan pertanyaan,
sedang berkembang mungkin berbeda. Riset seberapa besar kekuatan media mampu
tentang agenda setting oleh media di negara- memengaruhi agenda publik dan bagaimana
negara Dunia Ketiga masih perlu dilakukan, publik itu melakukannya; c) Agenda publik
karena kebanyakan studi tentang agenda memengaruhu atau berinteraksi ke dalam
setting yang ada telah dilakukan di Eropa dan agenda kebijakan. Agenda kebijakan adalah
Amerika Serikat. pembuatan kebijakan publik yang dianggap
Di Indonesia, contoh fungsi agenda penting bagi individu (Littlejohn & Foss, 2007:
setting dalam pemberitaan media dan 416-417).
membawa pengaruh signifikan terhadap Aplikasi teori agenda setting dalam
khalayak cukup banyak terjadi. Di Aceh penelitian Chapel Hill, adalah sebuah
misalnya, media mengcover penumpasan penelitian sistematis pertama hipotesis
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sebelum penentuan agenda dilakukan oleh McCombs
Agustus 2005 atau perundingan GAM-RI dan Shaw (1972). Pada dasarnya kedua pakar
setelah MoU Helsinki. Demikian juga berita komunikasi ini tertarik untuk meneliti
seputar pemberantasan korupse, makelar pendapat para pemilih menyangkut isu-isu
kasus (markus), makelar pajak, maupun yang dianggap penting sebagai hasil bentukan
agenda lainnya berhasil mempengaruhi publik pemberitaan mengenai isu-isu tersebut.
kita (Nuruddin, 2007: 196). Mereka meneliti penentuan agenda dalam
Dua asumsi dasar yang paling mendasari kampanye presiden tahun 1968 dan membuat
penelitian tentang penentuan agenda setting hipotesis bahwa media massa menentukan
adalah : 1) masyarakat pers dan mass media agenda untuk setiap kampanye politik yang
tidak mencerminkan kenyataan, mereka memengaruhi proyeksi sikap terhadap isu-isu
menyaring dan membentuk isu, 2) konsentrasi politik.
media massa hanya pada beberapa masalah Peneliti tersebut mewawancarai sampel
masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang terdiri dari 100 responden dan secara
yang lebih penting daripada isu-isu lain simultan melaksnaakan analisis isi media
(Littlejohn & Foss, 2007: 416). massa yang dapat diperoleh para pemilih ini
Adapun agenda yang dapat ditentukan dari lima surat kabar, dua majalah, dan dua
oleh media massa adalah: a) Apa yang harus tayangan berita malam jaringan televisi. Para
dipikirkan oleh masyarakat; b) Menentukan peneliti ini mewawancarai seratus pemilih

5
SIMBOLIKA, 4 (1): 32-41.

terdaftar yang belum memilih satu pun melalui penelitian mereka (Tamburak, 2013:
kandidat. Mereka melaksanakan penelitian 32).
mereka dengan berfokus pada pemilih yang Penelitian Charlotte adalah sebuah
masih ragu-ragu di Chapel Hill, North Carolina, penelitian yang dibiarkan terbuka oleh
karena pemilih “Ragu-ragu” seharusnya paling penelitian agenda yang asli yang dilakukan
mudah terpengaruh dengan dampak oleh McCombs dan Shaw (1972) adalah
penentuan agenda setting. pertanyaan mengenai urutan kausalitas.
Para responden diminta untuk Penelitian Chapil Hill yang asli menemukan
menyebutkan masalah-masalah utama di hubungan yang kuat antara media dengan
negara tersebut yang mereka lihat. Respons- agenda publik selama kampanye pemilihan
respons ini diberi kode menjadi 15 kategori tahun 1968, tetapi penelitian itu tak
yang menggambarkan isu-isu utama dan juga menunjukkan mana yang memengaruhi yang
jenis-jenis kampanye berita lain. Isi media mana. Agenda media mungkin memengaruhi
berita yang berhubungan dengan pemilihan agenda publik, sebagaimana yang dinyatakan
juga disortir ke dalam 15 kategori ini oleh hipotesis, tetapi agenda publik juga
berdasarkan jumlahnya. Isi media berita juga memengaruhi agenda media.
dibagi menjadi kategori “utama” dan “ringan”. Sebagai langkah berikut mereka dalam
Setiap responden diberikan sejumlah mempelajari penentuan agenda, McCombs dan
pertanyaan yang menggarisbawahi isu utama Shaw merencanakan penelitian tambahan
yang muncul ketika mereka melihatnya, tidak yang berfokus pada kampanye pemilihan
peduli apa yang akan dikatakan kandidat pasa presiden tahun 1972. Penelitian ini ditetapkan
saat itu. Lalu mereka kemudian di Charlotte, North Carolina. Penelitian ini
membandingkan hasilnya dengan periodisasi menggunakan sampel yang lebih besar
waktu dan ruang menurut berbagai isu yang daripada penelitian Chapel Hill dan penelitian
dihasilkan konten pada berita televisi, surat ini merupakan desain panel, dengan
kabar dan majalah, dan halaman editorial yang responden yang sama yang diwawancarai di
tersedia bagi para pemilih wilayah tempat beberapa titik selama kampanye. Salah satu
penelitian itu dilakukan. Hasil penelitian tujuan spesifik penelitian ini adalah
mereka selama bulan September dan Oktober memperoleh bukti mengenai arah kausalitas
pada pemilihan presiden tahun 1968 penentuan agenda (Severin & James, 2011: h.
kemudian menemukan beberapa fakta yang 266-268).
mendukung berlangsungnya agenda setting Sampel diambil dari pemilih yang sama
media (Tamburak, 2013: 30-31). secara random yang waktu pelaksanaan pada
Hasilnya kemudian ditulis Maxwell E. bulan Oktober ketika puncak kampanye dan
McCombs dan Donald Shaw dalam Baran bulan Nopember 1972 ketika pemilu digelar.
bahwa media terlihat memberikan dampak Agar dapat melihat hubungan kausalitas para
yang cukup banyak terhadap subjek penelitian peneliti itu fokus pada dua periode, bulan Juni
mengenai apa yang mereka anggap isu utama dan Oktober.
dalam pemilihan. Dengan adanya penelitian Dalam penelitian Charlotte kesimpulan
awal agenda setting di Chapel Hill yang hasil penelitian dibuat dalam bentuk tabel di
dilakukan oleh McCombs dan D. Shaw, maka mana kategori isu penting diurutkan dari yang
perspektif penentuan agenda media tidak paling penting hingga yang kurang penting. Isu
hanya sebatas wacana yang berputar-putar di perang Vietnam: (1) dianggap paling penting
tengah lingkup aktivitas media selama ini, tapi sehingga menempati peringkat pertama,
yang paling penting mendapatkan pengakuan disusul isu kerusuhan rasial, (2) kerusuhan
karena dapat dibuktikan secara empiris kampus (3),… dan seterusnya. Nilai penting

6
Elfi Yanti Ritonga, Teori Agenda Setting dalam Ilmu Komunikasi

sebuah isu dalam penelitian ini berdasarkan pada paruh waktu kedua (2) dengan agenda
banyaknya jumlah artikel yang dimuat dan pemilih pada paruh waktu pertama (1)?.
banyaknya liputan yang dilakukan terhadap Hasilnya menunjukkan isu-isu kepentingan
isu tersebut, sebagai contoh: isu perang yang disajikan surat kabar Charlotte pada
Vietnam memiliki artikel berita dan liputan bulan Juni sebagai agenda media paruh
berita paling banyak. pertama (1) memiliki korelasi kausalitas
Hasil penelitian tersebut menunjukkan dengan agenda pemilih pada paruh kedua (2)
peringkat yang diberikan oleh surat kabar di bulan Oktober. Hasil penilitian bukan hanya
terhadap isu perang Vietnam sama dengan membuktikan adanya hubungan, namun juga
peringkat yang diberikan oleh responden menggambarkan adanya hubungan tersebut
yaitu peringkat pertama, demikian juga secara jelas bahwa agenda media massa
dengan isu kerusuhan pada peringkat kedua. memiliki pengaruh dalam membentuk agenda
Namun, hasil terhadap isu lain cukup variatif, publik (Tamburak, 2013: 35).
ada beberapa isu yang mengalami pergeseran Di Indonesia, teori agenda setting kerap
seperti isu kerusuhan kampus yang tadinya digunakan (diuji) dalam penelitian-penelitian
berada pada peringkat ketiga (media massa) untuk mengukur popularitas para kandidat
turun peringkat pentingnya menjadi peringkat Presiden tiap kali menjelang pemilu presiden,
keempat (responden), digantikan oleh isu sejak tahun 2014 yang lalu. Lembaga survei
kejahatan menjadi peringkat ketiga (menurut seperti Lingkaran Survei Indonesia (LSI)
responden) yang sebelumnya berada pada selalu mempublikasikan hasil poolingnya yang
peringkat keenam (liputan media massa). mengejutkan, sebab mengalami perbedaan
Hasilnya, bahwa untuk setiap periode signifikan antara pooling pertama dengan
tersebut peneliti mendapati tingkat agenda pooling berikutnya selama masa kampanye
media yang beragam dan diambil berdasarkan (khususnya pemberitaan media), ini berarti
analisis isu surat kabar Charlotte dan tayangan hipotesis fungsi agenda setting kembali teruji
berita malam di jaringan televisi CBS dan NBC (Hamdani, 2011: 223).
yakni, berkaitan dengan isu-isu kepentingan Selain itu juga, kasus pidato Anies
seperti ditunjukkan tabel di atas. Data untuk Baswedan setelah dilantik sebagai Gubernur
masa dua periode penelitian tersebut DKI Jakarta baru-baru ini menjadi kontroversi
kemudian diuji dengan teknik cross-lagged. yang tengah ramai diperbincangkan di media
Penelitian menunjukkan hasil bahwa isu-isu sosial karena mencantumkan kata-kata
yang berpengaruh dari media hanya pada isu- pribumi. Hal yang menjadi heboh di media
isu yang disajikan berita surat kabar saja sosial adalah bagian pernyatan Anies yang
(Tamburak, 2013: 34). berbunyi “ dulu kita semua pribumi ditindas
Dari perbandingan teknik uji cross- dan dikalahkan. Kini telah merdeka, kini
lagged tersebut, yang penting diperhatikan saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
adalah garis diagonal (persilangan) yang Jangan sampai Jakarta ini seperti yang
menunjukkan adanya indikasi korelasi dituliskan pepatah Madura. Itik telor, ayam
kausalitas pada periode tertentu di bulan Juni singerimi. Itik yang bertelor, ayam yang
dan Oktober oleh pemilih terhadap isu-isu mengerami.
kepentingan yang disajikan berita dalam surat Itu bunyi teks pidato yang dipegang
kabar Charlotte. Pertanyaannya, korelasi Anies, yang disampaikan langsung Anies agak
manakah yang lebih besar?. Apakah korelasi berbeda, ada sedikit penambahan kata-kata
antara agenda surat kabar pada paruh waktu menjadi berbunyi dan Jakarta ini satu dari
pertama (1) dengan agenda pemilih paruh sedikit kota di Indonesia yang merasakan
waktu kedua (2) ataukah agenda surat kabar kolonialisme dari dekat. Selama ratus tahun, di

7
SIMBOLIKA, 4 (1): 32-41.

tempat lain penjajahan mungkin tersa jauh. berpengaruh terhadap agenda masyarakat.
Tapi di Jakarta, bagi orang Jakarta Jika dihubungkan dengan limited effect
kolonialisme itu di depan mata. Dirasakan theories, pengaruh media atas publik tidak
sehari-hari, karena itu bila kita merdeka janji- sebesar yang diperkirakan. Ada halangan yang
janji harus dilunaskan. Dulu kita semua, menghambat peran media atas publik, seperti
pribumi ditindas dan dikalahkan. Kini telah tingkat intelektualitas, pendidikan agama,
merdeka, kini saatnya kita jadi tuan rumah di norma keluarga dan sebagainya.
negeri sendiri. Jangan sampai Jakarta ini Banyak kritik dilontarkan, yang
seperti yang dituliskan dalam pepatah Madura mempertanyakan dimanakah perbedaan
(Aghilfath 2017-10-17T11:57:27+07:00). substansial antara efek media dimasa lalu
Dari kasus ini kita melihat bagaimana dengan aplikasi pendekatan agenda setting
proses agenda setting berjalan, bahwa media dalam menjelsakan sifat danderajad efek
massa mengarahkan “apa yang harus media terhadap audiens. Dalam model
dipikirkan” oleh publik melalui penonjolan tersebut, realita yang mengarah pada
isu-isu (priming), dan membingkai (framing) hubungan timbal balik antara agenda media
pesan-pesan media. Mengapa hal ini disebut dan agenda publik kurang mendapatkan
sebagai agenda setting, karena persoalan ini perhatian. Seringkali terlupakan bahwa
diangkat oleh media massa maka isunya framing dan priming agenda media, dan
menjadi nasional. tingkat kemenonjolan (salience) isu/kejadian
Kritik terhadap teori agenda setting ini pada agenda publik, merupakan proses tidak
adalah bahwa opini yang muncul di antara berujung dan tidak berpangkal. Kurang
peneliti media adalah bahwa media tidak perhatian terhadap proses baik dalam bentuk
selalu memiliki pengaruh kuat dalam agenda agenda media maupun menjelaskan mengapa
masyarakat. Kekuasaan media bergantung isu-isu tertentu, yang disiarkan oleh media
pada faktor-faktor, seperti kredibilitas media tertentu mempunyai pengaruh, bagi audiens
terhadap isu-isu tertentu pada saat-saat tertentu (Nuruddin, 2007: 198).
tertentu, tingkat pertentangan bukti yang Respon terhadap kenyataan tersebut
dirasakan oleh individu anggota masyarakat, adalah terjadinya perubahan orientasi dalam
tingkat dimana individu berbagi nilai media studi agenda bahwa agenda setting bukan
pada waktu-waktu tertentu, dan kebutuhan hanya suatu gejala melainkan sebuah proses
masyarakat Littlejohn dan Foss, Teori, h. 417. yang berlangsung terus menerus (on going
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan process). Berdasarkan perspektif ini,
sebelumnya bahwa terdapat dua agenda yang pemenuhan (coverage variabel dalam studi
menentukan berpengaruh atau tidaknya suatu agenda setting menjadi sangat luas, karena
media kepada khalayak, yaitu agenda media melibatkan faktor-faktor yang merupakan
dan agenda publik itu sendiri. bagian dari proses terbentuknya agenda
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, media dan agenda publik dan sekaligus bisa
maka kritik terhadap teori agenda setting ini digunakan untuk menjelaskan mengapa efek
sendiri sejalan dengan perkembangan zaman media sangat besar, kecil, atau tidak ada sama
dan fenomena masyarakat, sudah sekali.
bermunculan. Adalah McChomb dan Shaw Kekuatan teori agenda setting adalah: 1)
yang awalnya juga sebagai penggagas Khalayak bukan saja belajar tentang isu-isu
munculnya teori agenda setting memberikan masyarakat dan hal-hal lain melalui media,
kritik dengan menggambarkan bahwa mereka juga belajar sejauhmana pentingnya
manusia adalah pasif sehingga dalam suatu isu atau topik dari penegasan yang
mengendalikan lingkungannya agenda media diberikan oleh media massa. Misalnya, dalam

8
Elfi Yanti Ritonga, Teori Agenda Setting dalam Ilmu Komunikasi

merenungkan apa yang diucapkan kandidat tegas dinyatakan Allah dalam firman-Nya Q.S
selama kampanye, media massa tampaknya Al-Hujarat: 6.
menentukan isu-isu yang penting. Dengan kata ‫َ يا أَ ُّي َ ها ن آ َمنُوا جا َ ء ُك ْم َفاسق ِ بنَ َب ٍإ َفتَ َب‬
lain, media menentukan “acara”(agenda) ‫ج‬ ‫َّينُوا أَ ْن‬ ‫ِإ ْ ن‬ ‫اَّل ِذي‬
‫تُصيبُوا ْ و ًما ِ ب َهال‬
‫ٍة‬
kampanye. 2) Dampak media massa, .‫َ فتُص ِبحوا َ على ما ف َع ْلتُ ْم نا ِد ِمين‬
kemampuan untuk menimbulkan perubahan Artinya: “Hai orang-orang yang
kognitif di antara individu-individu, telah beriman, jika datang kepadamu orang fasik
dijuluki sebagai fungsi agenda setting dari
membawa suatu berita, maka periksalah
komunikasi massa. Di sinilah terletak dari efek
dengan teliti agar kamu tidak menimpakan
komunikasi yang terpenting, kemampuan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
media untuk menstruktur dunia buat kita.
Tapi yang jelas agenda setting telah
mengetahui keadaannya yang menyebabkan
membangkitkan kembali minat peneliti pada kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
efek komunikasi massa (Ritonga, 2011: 612). (Departemen Agama RI, 2005: 516).
Adapun kelemahan teori agenda setting
adalah 1) Mayoritas berita yang ditayangkan SIMPULAN
hanya menguntungkan si pemilik modal. Teori agenda setting pertama kali
Sebagai contoh, jika kita melihat beberapa dikemukakan oleh Walter Lippman pada
acara media massa seperti TV ONE dan Metro konsep “The World Outside and The Picture in
TV, kesan-kesan masa kampanye pilpres 2014 Our Head” yang sebelumnya telah menjadi
masih cukup terasa, sehingga masyarakat juga bahan pertimbangan oleh Bernard Cohen
sangat terpengaruh dengan keadaan tersebut. dalam konsep “The mass media may not be
Masyarakat secara otomatis ada keengganan successful in telling us what to think, but they
untuk menonton saluran yang mereka anggap are stunningly successful in telling us what to
tidak berpihak dengan keinginan mereka, think about”. Penelitian empiris ini dilakukan
begitu juga dengan media cetak. 2) Selain dari Maxwel E. McCombs dan Donald L. Shaw
itu teori agenda setting ini juga berperan ketika mereka meneliti pemilihan presiden
bagaikan pengadilan. Karena teori ini tahun 1972. Mereka mengatakan, walaupun
menganggap bahwa apa yang mereka para ilmuan yang meneliti perilaku manusia
beritakan itu adalah sebuah kebenaran belum menemukan kekuatan media seperti
padahal belum tentu seperti itu, sebab dalam yang disinyalir oleh pandangan masyarakat
proses kerja teori ini tidak ada istilah yang konvensional, belakangan ini mereka
konfirmasi, yang ada hanya mendengarkan menemukan cukup bukti bahwa para
dari sepihak. Padahal seyogyanya dalam penyunting dan penyiar memainkan peranan
menyampaikan sebuah informasi media harus yang penting dalam membentuk realitas sosial
bersikap netral sehingga tidak terjadi kita. Itu terjadi ketika mereka melaksanakan
kesalahan dalam menentukan keputusan atau tugas kesehariaan mereka dalam menonjolkan
pun kebijakan. berita. Khalayak bukan saja belajar tentang
Bila kita melihat dengan kacamata Islam, isu-isu masyarakat dan hal-hal lain melalui
merupakan suatu keharusan bagi setiap media, mereka juga belajar sejauh mana
individu maupun masyarakat untuk pentingnya suatu isu atau topik dari
melakukan konfirmasi terhadap informasi penegasan yang diberikan oleh media massa.
yang mereka terima, terlebih bila si Dua asumsi dasar yang paling mendasari
komunikator seorang yang kredibilitasnya penelitian tentang penentuan agenda setting
masih dipertanyakan (fasik). Hal ini secara adalah : 1) masyarakat pers dan mass media
tidak mencerminkan kenyataan, mereka
9
SIMBOLIKA, 4 (1): 32-41.

menyaring dan membentuk isu, 2) konsentrasi Stanley J.B., dan K. Dennis D., (2007), Teori
media massa hanya pada beberapa masalah Komunikasi Massa (terj) Jakarta: Salemba
masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu Humanika.
yang lebih penting daripada isu-isu lain. Teori Littlejohn, S.W. dan Karen A.F., (2009), oleh
Mohammad Yusuf Hamdan, Theories of
agenda setting ini banyak dipakai dalam
Human Communications, 9 th ed Teori
penelitian oleh para peneliti yang ingin Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika.
mengukur pengaruh media bagi khalayak. Tamburak, A., (2013), Agenda Setting Media
Kritik terhadap teori agenda setting ini sendiri Massa. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
sejalan dengan perkembangan zaman dan cet. 2.
Severin, W.J., & James W.T.,Jr., (2011), Teori
fenomena masyarakat, sudah bermunculan. Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan
Adalah McChomb dan Shaw yang awalnya juga Di Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana,
sebagai penggagas munculnya teori agenda cet. 5.
setting memberikan kritik dengan Ritonga, H.J., (2011). Teori Agenda Setting. Jurnal
Akademika Volume II Nomor 6, Medan:
menggambarkan bahwa manusia adalah pasif
LPPI-SHA
sehingga dalam mengendalikan aghilfath 2017-10-17T11:57:27+07:00.
lingkungannya agenda media berpengaruh http://blogilmukomunikasi.blogspot.co.id/2013/12
terhadap agenda masyarakat. Jika /teori-agenda-setting-
dihubungkan dengan limited effect theories, komunikasi.html,04.15
http://adiprakosa.blogspot.co.id/2013/01/teori-
pengaruh media atas publik tidak sebesar
agenda-setting_1823.html, 03.15
yang diperkirakan. Ada halangan yang
menghambat peran media atas publik, seperti
tingkat intelektualitas, pendidikan agama,
norma keluarga dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, A., (2006), Ilmu Komunikasi; Sebuah
Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bungin, B., (2006), Sosiologi Komunikasi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Departemen Agama RI, (2005), Alquran dan
Terjemahnya. Bandung: CV. Penerbit J-
ART.
Hamdani. (2011), Teori Agenda Setting. Teori
Komunikasi Massa. Medan: Cita Pustaka
Media Perintis.
Kholil, S.. (2007), Komunikasi Islami. Bandung:
Citapustaka Media.
Liliweri, A., (2011), Komunikasi: Serba Ada Serba
Makna. Jakartta: Kencana.
Lubis, S., (2007), Teori-teori Komunikasi (sebuah
konsepsi, Analisa dan Aplikasi) Medan.
Nuruddin. (2007), Pengantar Komunikasi Massa.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Quail, Mc D., (1987), Teori Komunikasi Massa.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rahmat, J., (1993), Psikologi Komunikasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sendjaja, S.D., (1993), Teori Komunikasi. Jakarta:
UT.

10

Anda mungkin juga menyukai