Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PTK COMMUNICATION PRIVACY

MANAGEMENT THEORY [CPM]

[Teori Manajemen/Pengelolaan Privasi Komunikasi]


Pendahuluan
Teori CPM dikenalkan oleh Sandra Petronio, seorang peneliti dan
profesor komunikasi dari University-Purdue University Indianapolis.
Petronio melihat teori CPM ini sebagai cara bagaimana orang
mengatur rahasia pribadinya. Petronio ingin kita berpikir tentang
garis batasan privasi yang melingkupi informasi yang kita miliki
tanpa diketahui orang lain.
Secara sederhana, teori CPM ini menguraikan bagaimana seseorang
(individu) berpikir dan berkomunikasi, lalu memutuskan apakah ia
akan

menyembunyikan/

menyimpan

atau

justru

mengungkap

sebuah informasi privat.


Menurut teori ini, berbagai informasi pribadi yang kita miliki, tidak
selalu

atau

selamanya

kita

pegang

sendiri.

Terkadang

kita

merasakan dorongan untuk menceritakannya ke orang lain.


Lalu pertanyaannya, informasi seperti apa yang masuk kategori
privasi? Bagaimana kita menetapkan garis batasan [boundaries]
antara informasi privat dan informasi publik? Kepada siapa saja kita
mau

menceritakannya,

dan

seberapa

banyak?

Apabila

kita

menceritakan informasi itu ke orang lain, sejauh apa kita ingin orang
itu

memegang

amanat

dengan

menyimpan

informasi

privasi

tersebut? Lalu, akan seperti apa reaksi kita bila amanat itu
dilanggar? Inilah pertanyaan awal yang diajukan Petronio ketika
meneliti fenomena pengungkapan informasi privasi.

Ada 5 (lima) asumsi dasar dari teori CPM menurut Petronio:


1. Informasi Privat [private information]
Merujuk pada cara tradisional untuk

berpikir

mengenai

pembukaan [disclosure]: ini merupakan pengungkapan informasi


privat. Petronio melihat, bahwa berfokus pada isi dari pembukaan
[disclosure] memungkinkan kita untuk menguraikan konsepkonsep

mengenai

privasi

dan

keintiman

dan

mempelajari

bagaimana mereka saling berhubungan. Pendapat Petronio,


keintiman

[intimacy]

dan

pembukaan

pribadi

[private

disclosure] merupakan hal yang berbeda; keintiman adalah


perasaan atau keadaan mengetahui seseorang secara mendalam
dari segi fisik, psikologi, emosional dan perilaku, karena orang ini
penting dalam kehidupan seseorang. Sementara pembukaan
pribadi,

sebaliknya,

tertarik

dengan

proses

bercerita

dan

merefleksikan isi dari informasi privat mengenai orang lain dan


kita.

Orang mengontrol informasi privat dengan menggunakan


aturannya sendiri
Pilihan dan peraturan manusia didasarkan pada pertimbangan
akan orang lain dan juga akan konsep diri
2. Batasan Privat [private boundaries]
Dalam teori CPM, terdapat garis batasan antara bersikap publik
dan bersikap privat. Orang menyimpan informasi privat untuk diri
sendiri, dan membuka beberapa informasi privat kepada orang
lain.
Ketika informasi privat dibagikan ke beberapa orang lain, batasan
itu disebut batasan

kolektif [collective boundary].

Jika

disimpan untuk diri sendiri saja, batasannya disebut batasan


personal [personal boundary].

Ketika seseorang diberitahu mengenai rahasia seseorang,


maka orang itu menjadi pemilik bersama [co-owner] dari
informasi privat tersebut
Batasan-batasan itu bervariasi. Ada yang mudah ditembus, ada
yang sulit. Selain itu, batasan juga bisa berubah terkait dengan
waktu.
Bila dulu menjadi batasan yang sulit ditembus, mungkin sepuluh
tahun kemudian bisa menjadi batasan yang mudah ditembus.

3. Kepemilikan dan Kontrol atas Informasi Privat

Orang

percaya

bahwa

mereka

punya

hak

untuk

mengontrol informasi privat mereka


Manusia adalah pembuat keputusan
Sebagai pemilik informasi, seorang individu percaya bahwa ia
harus ada dalam posisi untuk mengontrol siapa saja yang boleh
mengakses informasi itu.
Contoh:

seseorang

merasa

kehilangan

kontrol

atas

akses

terhadap ruang privatnya, apabila ia dikirimi e-mail spam; atau


ditelpon sales-person sebuah bank yang menawarkan produk
kredit, tanpa ia pernah memberitahu nomor teleponnya.
Petronio lebih mengacu pada istilah membuka informasi privat
(disclosure of private information) daripada keterbukaan diri
(self-disclosure).
Ada empat alasan mengapa Petronio menggunakan istilah
disclosure of private information, yakni:
o Banyak informasi privat yang kita beritahukan pada orang
lain, tidak selalu informasi tentang diri kita sendiri.
o Alasan kedua, Petronio menghindari label self-disclosure
adalah karena ini sering diasosiasikan sebagai relasi

keintiman antar dua pihak semata. Petronio juga melihat


bahwa tiap orang punya banyak alasan. motif untuk
membuka informasi privat ke pihak lain.
Contohnya: untuk melepaskan beban,

menghindari

kesalahan, membuat impresi, mengambil control atas


pihak lain, atau justru hanya sebagai ekspresi kesenangan
belaka.
o Istilah disclosure of private information berkonotasi lebih
netral dibanding self-disclosure. Membuka/ mengungkap
informasi privat bisa saja berbuah positif, (selain tentu saja
negatif).
o Istilah disclosure of private information menguraikan isi
informasi, dan bagaimana orang kepercayaan (seperti coowner) menyikapi informasi yang sudah tidak terlalu
rahasia ini.

4. Sistem Manajemen Berdasarkan Aturan


Asumsi keempat dari teori CPM ini adalah kerangka untuk
memahami keputusan yang dibuat orang mengenai informasi
privat.
Ada 3 (tiga) proses dalam manajemen aturan ini:
Karakteristik aturan privasi
Teori CPM menyebutkan

ada

(lima)

faktor

yang

memengaruhi kita dalam mengembangkan aturan pribadi


kita sendiri, yakni:
Budaya
Gender
Motivasi
Konteks
Rasio antara risiko-keuntungan
Koordinasi Batasan [boundary coordination]
Proses ini merujuk pada bagaimana kita

mengelola

informasi yang dimiliki bersama dengan co-owner.

Petronio mengamati bahwa orang mengatur informasi


privat melalui aturan-aturan yang mengurangi pertalian
batasan, hak kepemilikan batasan dan daya tembus
batasan (2002).
Hak kepemilikan batasan [Batasan Kepemilikan] Siapa
yang harus memutuskan?
Merujuk pada hak-hak

dan

keistimewaan

yang

diberikan kepada pemilik bersama [co-owner] dari


sebuah informasi privat. Agar batasan kepemilikan
bisa diberlakukan akurat, aturannya harus jelas.
Misal: ketika kita menceritakan informasi privat
kepada orang kepercayaan [co-owner], maka kita
barangkali perlu mengingatkan padanya agar benarbenar

memegang

amanat

dengan

menyimpan

informasi tersebut rapat-rapat.


Pertalian Batasan [Batasan Keterkaitan] Siapa lagi
yang boleh tahu?
Merujuk pada hubungan yang membentuk aliansi
batasan antarindividu.
Misal: seorang dokter membangun pertalian dengan
pasien karena profesi dokter sangat memprioritaskan
kerahasiaan pasien.
Batasan Daya Tembus Seberapa banyak informasi
dapat tersebar?
Merujuk pada seberapa banyak informasi dapat
melalui batasan yang ada.
Turbulensi Batasan [boundary turbulence]
Turbulensi atau guncangan ini muncul ketika aturan-aturan
koordinasi batasan tidak jelas/ kabur, atau ketika harapan
orang untuk manajemen privasi berkonflik antara satu dan
lainnya.
Misalnya: co-owner membocorkan rahasia dengan sengaja
untuk keuntungan pribadi; atau co-owner membocorkan
informasi privat karena sedang mabuk.

Ketika pemilik bersama suatu informasi privasi [co-owner]


tidak memegang teguh dan menyimpan rahasia itu, maka
hubungan kedua belah pihak bisa terganggu dan menjadi
guncang
Contoh kasus lain: saat seseorang membuka informasi
pribadi kepada keluarganya bahwa ia terkena HIV, tetapi
keluarganya malah diam saja tidak merespon apapun.
Kondisi ini membuat si pembuka informasi itu mengalami
guncangan/ turbulensi batasan.

5. Dialektika Manajemen
Asumsi yang kelima, dialektika manajemen privasi, berfokus
pada

ketegangan-ketegangan

mengungkapkan

informasi

antara

keinginan

untuk

privat dan

keinginan

untuk

menutupinya. Tesis dasar dari teori ini didasarkan pada kesatuan


dialektika, yang merujuk pada ketegangan-ketegangan yang
dialami oleh orang sebagai akibat dari oposisi dan kontradiksi.

Kritik
Sejumlah kritikus mengkritik pengistilahan CPM sebagai teori
dialektik. Salah satu pengkritik adalah Baxter & Montgomery (1996),
yang membedakan pendekatan monologis, dualistik dan dialektik.
Menggunakan pembedaan ini, Baxter & Montgomery berargumen
bahwa CPM sebenarnya menggunakan pendekatan dualistik, karena
teori ini memperlakukan privasi [privat information] dan pembukaan
[self-disclosure] sebagai hal yang independen satu sama lain,
bukannya sebagai interaksi dinamis yang merupakan karakteristik
dari dialektika. Namun Petronio berargumen bahwa CPM tidak

berfokus

pada

keseimbangan

psikologis

melainkan

mengenai

koordinasi dengan orang lain yang tidak mendorong terjadinya


keseimbangan optimal antara privasi dan pembukaan.

Kesimpulan
Teori CPM bisa digunakan oleh siapa saja yang memiliki informasi
privat.

Sebab, teori ini menawarkan penjelasan untuk proses

koordinasi pembukaan dan penutupan [revealing dan concealing]


yang dilakukan tiap individu secara terus-menerus dalam hubungan
mereka dengan orang lain. Selain itu, CPM dapat memberi masukan
saat proses koordinasi menjadi semakin rumit. CPM juga dibutuhkan
untuk memberi pemahaman berbagai gangguan akibat kemajuan
teknologi, yang membuat banyak hal yang kita anggap privat,
masuk ke wilayah publik.
Pustaka:
West, Richard & Turner, Lynn H., Teori KomunikasiAnalisis dan
Aplikasi, third edition, McGraw-Hill
EM Griffin, A First Look at Communication Theory, eight edition,
McGraw-Hill
http://www.slideshare.net/frozfaizz/artikel-cpm?related=1

Anda mungkin juga menyukai