Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan ISSN : 2087-9954

Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

Penggunaan Elaboration Likelihood Model Dalam Menganalisis


Penerimaan Teknologi Informasi

Oleh:
Juanda Astarani

Abstract

This article discusses some technology acceptance models in an organization.


Thorough analysis of how technology is acceptable help managers make any
planning to implement new teachnology and make sure that new technology could
enhance organization‟s performance. Elaboration Likelihood Model (ELM) is the
one which sheds light on some behavioral factors in acceptance of information
technology. The basic tenet of ELM states that human behavior in principle can be
influenced through central route and peripheral route. The use of central route and
peripheral route could be adapted to individual condititon in an organization so as
to appropriate route selection could accomplish the goals of information
technology application.

Keywords: information technology, Elaboration Likelihood Model, acceptance


level
suatu perubahan (resistance to
1. Latar Belakang change) dalam entitas atau
organisasi, 2. Kekurangan
Saat ini kemajuan
personil yang berkualifikasi, dan
teknologi informasi yang begitu
3. Kurang baiknya perencanaan
cepat mendorong terjadinya
implementasi. (Turban, 2005).
perubahan pada berbagai bidang
kehidupan. Perubahan-perubahan Permasalahan kekurangan
yang terjadi menuntut sebuah personil yang berkualifikasi dan
entitas untuk mampu beradaptasi kurangnya perencanaan
dengan cepat terhadap perubahan implementasi dapat diselesaikan
tersebut. Permasalahan yang dengan cara yang relatif mudah,
banyak terjadi adalah tetapi permasalahan resistance to
kemampuan beradaptasi suatu change adalah permasalahan
entitas adakalanya tidak mampu yang sulit untuk diselesaikan.
menyaingi perubahan lingkungan Berkaitan dengan kekurangan
yang diakibatkan oleh perubahan personil yang berkualifikasi,
teknologi informasi. Terdapat maka perusahaan dapat
tiga permasalahan utama dalam melakukan pelatihan atau
penerapan teknologi informasi perekrutan pegawai baru, dan
baru, yaitu; 1. Penolakan atas kurang baiknya perencanaan

98
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

implementasi dapat diatasi karena adanya keengganan untuk


dengan perbaikan pola mempelajari software baru dan
perencanaan . Sedangkan software yang telah ada sudah
resistance to change memerlukan sangat mencukupi kebutuhan
solusi yang yang melibatkan penggunanya walaupun software
proses pemahaman atas perilaku tersebut adalah software bajakan.
organisasi serta individu dalam Dan kurangnya ketegasan hukum
organisasi tersebut. juga salah satu penyebab
maraknya penggunaan software
Model-model penerimaan bajakan Indonesia.
teknologi informasi adalah
model-model yang mencoba Selain itu permasalahan
menjelaskan bagaimana resistance to change juga terjadi
organisasi dan individu bersedia pada sektor pemerintah ketika
menerima dan menerapkan ingin menerapkan e-procurement.
teknologi informasi yang baru. Walau saat ini akses internet
Pemahaman atas model-model telah cukup baik, tetapi hanya
tersebut akan membantu segelintir instansi pemerintah
organisai dalam perencanaan yang telah menerapkan e-
aplikasi dan mengatasi resistance procurement. Walaupun tidak
to change yang ada dalam secara terang-terangan menolak,
organisasi. namun kelambatan penerapan e-
procurement pada sistem lelang
Salah satu permasalahan pemerintah menunjukkan adanya
teknologi informasi di Indonesia resistance to change. Jika
terkait dengan penggunaan permasalahan pada ketersediaan
software. Saat ini banyak sekali SDM, baik pemerintah atau pihak
software yang digunakan oleh yang berkerjasama dengan
individu dan organisasi baik pemerintah dapat mencari SDM
organisasi komersil dan baru yang memiliki kualifikasi
organisasi pemerintah adalah yang diperlukan. Selain itu
software bajakan. Berdasarkan aplikasi e-procurement adalah
data dari Business Software aplikasi yang mudah digunakan,
Alliance tahun 2009 menyatakan tetapi e-procurement
bahwa sebanyak 86% software mengakibatkan proses lelang
yang digunakan di Inonesia jauh lebih transaparansi dan
adalah software bajakan. mudah diawasai semua pihak.
Walaupun saat ini telah Model keterkaitan antara
ada open source software untuk teknologi informasi dengan
aplikasi perkantoran, tetapi faktor lain menjadi obyek kajian

99
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

atau penelitian yang berkembang Sedangkan tulisan ini akan


pesat pada tahun 1990-an, membahas model penelitian yang
diantaranya adalah Silver, dikembangkan oleh Anol
Markus, dan Beath (1995) Batthacherjee dan Clife Sanford
mengenai model interaksi yang mencoba untuk mengetahui
teknologi informasi; dan tentang bagaimana proses
Brynjolfsson dan Hitt (2000) pengaruh eksternal membentuk
mengenai teknologi informasi, penerimaan teknologi informasi
transformasi bisnis, dan kinerja diantara pengguna potensial,
perusahaan. Berbagai teori bagaimana sejumlah pengaruh
perilaku (behavioral theory) mempengaruhi populasi
banyak digunakan untuk pengguna secara beragam, dan
mengkaji proses adopsi teknologi bagaimana pengaruh ini akan
informasi oleh pengguna akhir terus berlanjut. Dalam
(end users), diantaranya adalah penelitiannnya (Influence
Theory of Reason Action, Theory Processes for Information
of Planned Behaviour, Task- Technology Acceptance : An
Technology Fit Theory, dan Elaboration Likelihood Model,
Technology Acceptance Model. 2006) Batthacherjee dan Sanford
Technology Acceptance Model menggunakan Elaboration
(TAM) merupakan model Likelihood Model (ELM), dengan
penelitian yang paling luas membandingkan dua alternatif
digunakan untuk meneliti adopsi proses mempengaruhi, central
teknologi informasi. Lee, Kozar, route dan peripheral route dalam
dan Larsen (2003) menjelaskan memotivasi penerimaan
bahwa dalam kurun waktu 18 teknologi informasi.
tahun terakhir TAM merupakan
model yang popular dan banyak Suatu organisasi dapat
digunakan dalam berbagai menggunakan model-model
penelitian mengenai proses pnerimaan teknologi informasi,
adopsi teknologi informasi. sehingga ketika akan menerapkan
suatu teknologi baru tingkat
Technology acceptance penerimaan (acceptance level)
model di dasari dari Theory of pengguna akan lebih tinggi.
reasoned action. Theory of Dengan semakin tingginya
reasoned action dikemukakan tingkat penerimaan pengguna,
oleh Fishbein dan Ajzen. Theory maka diharapkan tujuan
of reasoned action mencoba penerapak teknologi informasi
menjelaskan bahwa perilaku dapat tercapai.
(behavior) digerakkan oleh minat
perilaku (behavior intention).

100
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

2. Kajian Model Teoritis dan Individual yang percaya bahwa


Aplikasi Empiris Penerimaan tindakan tersebut akan
Pemakai Terhadap Teknologi membawa hasil positif akan
Informasi memiliki sikap menyukai
perilaku. Sikap positif ini akan
2.1. Model-Model Penerimaan mempengaruhi minat (intention)
Teknologi Informasi yang pada gilirannya akan
mengarahkan pada perilaku
2.1.1. Theory Of Reasoned
aktual (Peace et al. 2003).
Action (TRA)
Dalam penelitian bidang
Theory of reasoned action
TI yang menggunakan TRA,
(TRA) yang dikemukakan oleh
subjective norm dianggap
Fishbein dan Ajzen menyatakan
sebagai salah satu determinan
bahwa perilaku individual
penerimaan TI, subjective norm
digerakkan oleh minat perilaku
adalah salah satu yang terkait
(behavioral intention) dimana
dengan pengaruh eksternal.
minat perilaku adalah fungsi dari
Subjective norm (juga disebut
sikap individual terhadap
social norm atau social
perilaku (attitude toward
influence) yang didefinisikan
behavior) dan norma-norma
sebagai tingkatan yang mana
subjektif (subjective norms)
anggota jaringan sosial (e.g.
disekitarnya. Asumsi dari theory
peers, kolega, anggota keluarga,
of reasoned action adalah
atau hubungan yang lainnya)
manusia berperilaku dengan cara
mempengaruhi perilaku
yang sadar, bahwa mereka
seseorang yang lainnya untuk
mempertimbangkan informasi
menyesuaikan dengan pola
yang tersedia, dan secara
perilaku komunitasnya
implisit dan eksplisit juga
(Venkatesh and Brown, 2001)
mempertimbangkan implikasi-
dalam (Batthacherjee dan
implikasi dari tindakan yang
Sanford 2006).
dilakukan (Hartono, 2007 (b)).
Peace et al. (2003)
Dalam TRA, Individual
mendefinikan subjective norm
Attitude (sikap individual)
sebagai persepsi individual
adalah perasaan individual
tentang tekanan dari lingkungan
karena menyukai atau tidak
sosial, dan seringkali mengacu
menyukai suatu perilaku atau
pada peer norms. Ini merupakan
tindakan. Perilaku ini dibentuk
tekanan yang dirasakan
dari kepercayaan individual
indivdual dari teman, rekan,
terhadap konsekuensi dan
figur yang memiliki otoritas, dan
outcomes dari perilaku.

101
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

lainnya, untuk melakukan atau dibawah kontrol penuh


tidak melakukan suatu perilaku individual, sehingga perlu
yang dipertanyakan. ditambahkan konsep kontrol
perilaku persepsian (perceived
behavioral control).
2.1.2. Theory of Planned TPB menunjukkan bahwa
Behavior (TPB) tindakan manusia diarahkan oleh
Theory of planned tiga macam kepercayaan, yaitu :
behavior (TPB) merupakan - Kepercayaan-kepercayaan
pengembangan TRA dengan perilaku (behavioral beliefs),
menambahkan variabel yaitu kepercayaan-
perceived behavior control ke kepercayaan tentang
dalam model TRA. TPB kemungkinan terjadinya
menyatakan bahwa perilaku perilaku.
- Kepercayaan-kepercayaan
ditentukan oleh niat untuk
normatif (normative beliefs),
melakukan perilaku, yang yaitu kepercayaan-
diprediksi oleh tiga faktor yaitu; kepercayaan tentang
sikap terhadap perilaku (attitude ekspektasi-ekspektasi
towards behavior), norma normatif dari orang-orang
subjektif (subjective norm), dan lain dan motivasi untuk
kontrol perilaku persepsian menyetujui ekspektasi-
ekspektasi tersebut.
(perceived behavioral control).
- Kepercayan-kepercayaan
Pada model TPB, kontrol kontrol (control beliefs),
perilaku persepsian dapat yaitu kepercayaan-
memiliki hubungan ke niat kepercayaan tentang
perilaku, dan juga dapat keberadaan faktor-faktor
memiliki hubungan langsung yang yang akan memfasilitasi
atau merintangi kinerja dari
dengan perilaku.
perilaku dan kekuatan
Kontrol perilaku persepsian dari faktor-faktor
tersebut. Di TRA konstruk ini
persepsian (perceived
belum ada, dan ditambahkan
behavioral control ) didefiniskan di TPB sebagai kontrol
oleh Ajzen (1991) sebagai perilaku persepsian
kemudahan atau kesulitan (perceived behavioral
persepsian untuk melakukan control). (Hartono, 2007 (b))
perilaku (Hartono, 2007(b)).
Asumsi dasar teori perilaku
2.1.3. Technology Acceptance
rencanaan (theory of planned
Model (TAM)
bahavior) adalah banyak
perilaku tidak semuanya

102
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

Technology acceptance terhadap perilaku menggunakan


model (TAM) di dasari dari teknologi.
Theory of reasoned action
menjelaskan tentang variabel- 2.1.4. Elaboration Likelihood
variabel yang mempengaruhi Model (ELM)
penerimaan seseorang terhadap ELM menyatakan bahwa
suatu teknologi. TAM pertama perubahan sikap diantara
kali dikembangkan oleh Davis et individu mungkin disebabkan
al. (1989) yang menambahkan oleh dua “rute” (route)
variabel perceived usefulness mempengaruhi, yaitu central
dan perceived ease of use route dan peripheral route, yang
sebagai penentu attitude toward berbeda dalam jumlah
behavior (attitude toward using pemrosesan informasi yang
technology). Perceived bijaksana atau perluasan
usefulness dalam model TAM (elaboration) yang diinginkan
didefinisikan sebagai sejauh dari subjek individual (Petty dan
mana seseorang percaya bahwa Caioppo 1986; Petty et al. 1981)
dengan menggunakan teknologi dalam (Batthacherjee dan
akan meningkatkan kinerjanya, Sanford, 2006). Central route
sedangkan peceived ease of use merupakan rute penerimaan
didefinisikan sebagai tingkat yang memerlukan seseorang
kepercayaan seseorang bahwa untuk berpikir kritis tentang
dengan menggunakan suatu permasalahan yang berhubungan
teknologi akan bebas dari usaha dengan argumen dalam pesan
(Davis et al. 1989). informasional dan meneliti
Jika seseorang merasa manfaat relatif dan relevansi
menggunakan teknologi argumen tersebut setelah
bermanfaat bagi pekerjaannya pembentukan penilaian yang
dan dapat meningkatkan diberikan tentang perilaku yang
kinerjanya, maka akan menjadi target.
berpengaruh positif pada sikap Dalam konteks TI,
terhadap perilaku menggunakan sejumlah argumen mengacu
teknologi. Demikian juga pada manfaat potensial dari
dengan persepsi terhadap penerimaan sistem,
kemudahan penggunaan perbandingan dari alternatif
teknologi, jika seseorang merasa sistem, ketersediaan dan kualitas
suatu teknologi mudah untuk pendukung sistem, dan/atau
digunakan maka akan biaya dan pengembalian dari
berpengaruh positif pada sikap penerimaan sistem. Peripheral

103
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

route melibatkan upaya kognitif melalui central route dan


yang kurang keras, dimana peripheral route
subjek bersandar pada isyarat dioperasionalisasikan dalam
tentang perilaku target, seperti penelitian ELM menggunakan
angka pengguna sebelumnya, konstruk kualitas argumen
dukungan dari ahli TI, dan (argument quality) dan konstruk
kemungkinan atau hubungan ke isyarat sekeliling (peripheral
arah pendukung, daripada cues), seperti yang digambarkan
kualitas pendapat, dalam formasi dalam Gambar 1.
sikap. Rute perubahan sikap

Gambar 1. Elaboration Likelihood Model

Secara Sederhana dapat 2.2. Aplikasi empiris model-


dinyatakan bahwa rute central model penerimaan
melibatkan pemikiran yang pemakai terhadap
mendalam dari individu dan informasi teknologi
melakukan penilaian atas
berbagai argument yang Penelitian-penelitian
diberikan atas sesuatu, dan sebelumnya yang mempelajari
individu akan berprilaku tentang model penerimaan
terhadap sesuatu hal berdasarkan pemakai terhadap teknologi
pemikiran dan penilaian yang informasi sebagian besar
dilakukannya atas suatu hal didasari oleh dua perspektif teori
tersebut. Sedangkan rute yang dominan yaitu perpektif
peripheral lebih pada yang memusatkan pada theory of
pertimbangan individu untuk reasoned action (TRA)[Fishbein
berprilaku berdasarkan atas dan Ajzen 1975]) dan theory of
kondisi lingkungannya atau atau planned behavior (TPB [Ajzen
sekelilingnya. 1991), yang memusatkan pada
persepsi individual sebagai
penggerak utama minat

104
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

penerimaan dan perilaku. menjelaskan mengapa sejumlah


Beberapa teori yang pengaruh eksternal mungkin
dikembangkan dari kedua teori terjadi atau menjelasakan secara
ini yang berhubungan dengan lengkap proses sosiologi dari
Teknologi Informasi antara lain mempengaruhi (Batthacherjee
adalah technology acceptance dan Sanford, 2006).
model (TAM[Davis et al.
1989]), the decomposed theory Secara ringkas penelitian
of planned behavior sebelumnya mengakui pengaruh
(DTPB[Taylor dan Todd1995]), eksternal mungkin memainkan
dan unified theory of acceptance peranan poros dalam
technology (UTAUT [Venkatesh membentuk persepsi pengguna
et al. 2003]). Secara keseluruhan berkaitan dengan penerimaan TI,
teori-teori ini menyatakan bahwa tetapi tidak menyelidiki ke
minat penerimaan TI dan dalam dinamika proses
perilaku dibentuk terutama oleh mempengaruhi dikarenakan
kesadaran pengguna berkaitan keterbatasan bantuan dalam
dengan TI seperti perceived menguraikan kompleksitas pola
usefulness dan ease of use, sikap dan dampak mempengaruhi
pengguna terhadap penerimaan (Batthacherjee dan Sanford,
TI, norma sosial berkaitan 2006). Studi yang dilakukan
dengan penerimaan, dan kondisi oleh Batthacherjee dan
yang memungkinkan dan Sanford(2006) mencoba untuk
membatasi penerimaan menutupi celah dalam literatir
(Batthacherjee dan Sanford TAM/TPB dengan
2006). mengembangkan dua alterntif
alat untuk mempengaruhi,
TAM mengeluarkan dengan menjelaskan proses
variabel eksternal sebagai mempengaruhi yang mana yang
prediktor persepsi pengguna paling efektif untuk konteks
membiarkan terbukanya penggunaan yang diberikan, dan
kemungkinan pengaruh menyajikan model teoritis yang
eksternal dari sumber kedua, sederhana yang dapat melayani
seperti agen perubahan atau sebagai dasar untuk ekplorasi
manajer organisasional, lebih lanjut tentang peranan
mungkin masih memiliki pengaruh (influence) dalam
pengaruh yang kuat terhadap penerimaan TI.
penerimaan TI, sekalipun
dimediasi oleh persepsi Batthacherjee dan
pengguna. Meskipun begitu, Sanford (2006) melakukan
penelitian dasar TAM/TPB tidak penelitian tentang proses

105
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

pengaruh untuk penerimaan TI ELM adalah model teori


dengan menggunakan teori dual- dual process yang telah
process, dalam hal ini menikmati banyak penelitian
Elaboration Likelihood Model empiris dalam literatur psikologi
(ELM). Batthacherjee dan sosial (misalnya; Petty dan
Sanford (2006) mengemukakan Cacioppo 1986; Petty et al. 1981;
bahwa mereka memilih teori ini Petty et al. 1995) dan literatur
karena ; (1) berhubungan secara marketing (misalnya; Lord et al.
langsung dengan proses 1995). Bagaimanapun, sampai
mempengaruhi dan dampaknya saat ini, ELM masih jarang
pada persepsi dan perilaku digunakan dalam penelitian
manusia, dan (2) teori ini juga sistem informasi. Diantara
menjelaskan mengapa proses penerapan awal ELM di sistem
mempengaruhi yang diberikan informasi, Mark et al. (1997)
membawa pada outcome yang melakukan eksperimen untuk
berbeda diantara pengguna yang memeriksa bagaimana partisipasi
berbeda dalam setting berian pengguna dalam mendesain
yang digunakan. expert system, sebagai proksi
untuk motivasi elaboration
Teori dual-process likelihood, mempengaruhi
mengemukakan bahwa penilaian penerimaannya terhadap
sosial tidak selalu berdasar pada rekomendasi sistem.
proses usaha penilaian informasi
yang relevan, tetapi kadangkala Konsisten dengan prediksi
berdasar pada proses heuristik untuk ELM, mereka
yang kurang membutuhkan mengobservasi dua alternatif rute
usaha kognitif. Dua alternatif pengaruh : pengguna dengan
proses formasi sikap ini disebut partisipasi rendah terutama
pemrosesan informasi yang dipengaruhi dengan kredibilitas
menggunakan upaya yang lebih persepsian dari pengembang
keras versus yang menggunakan expert system (isyarat sekeliling
upaya yang kurang keras, (peripheral cues)), sementara
membentuk seluruh inti teori yang memiliki tingkat pastisipasi
dual-process. Lebih lanjut, teori tinggi dipengaruhi oleh
dual-process juga menjelaskan kerancuan (ambiguity)
kondisi dimana dua alternatif pengaturan keputusan (kualitas
proses cenderung dilibatkan argumen (argument quality)).
(Batthacherjee dan Sanford,
2006). Penelitian-penelitian yang
menggunakan elaboration
likelihood model lebih banyak

106
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

pada penelitian di bidang menurut Petty dan Cacioppo


psikologi. Emerson dan Conroy adalah “peripheral route”,
(2006) menggunakan model dengan cara pengungkapan
ELM Petty dan Cacioppo untuk mendalam, terus-menerus, dan
menjelasakan perubahan perilaku berulang ulang. Atau perubahan
akibat terjadinya suatu peristiwa tersebut melalui “central route”,
tertentu. Sebenarnya penelitian yaitu dengan dari informasi yang
ini mirip dengan penelitian di diperoleh, penerima informasi
bidang keuangan yang menguji berpikir bahwa kasus Enron dan
efisiensi pasar. Pada penelitian ImClone merupakan pelanggaran
ini Emerson dan Conroy (2006) etika.
menyelidiki perubahan perilaku
akibat terjadinya kasus Enron Sementara di bidang
dan ImClone. Emerson dan Teknologi Informasi, Dijkstra
Conroy (2006) melakukan (1999) menggunakan
peneyelidikan atas persepsi Elaboration Likelihood Model
mahasiswa dari berbagai bidang untuk menguji mengapa
studi terhadap accounting tricks pengguna (users) kadangkala
dan insider trading. Emerson dan menyetujui saran yang kurang
Conroy (2006) menemukan tepat yang diberikan expert
bahwa setelah terjadinya kasus system. Dari penelitian ini Dijktra
Enron dan ImClone terjadi menemukan bahwa users yang
penurunan tingkat penerimaan selalu setuju dengan saran yang
(acceptance) atas praktik salah yang diberikan oleh expert
akuntansi yang meragukan system cenderung memiliki
“accounting tricks” dan “insider upaya mental yang lebih rendah
trading”. Jadi hasil penelitian ini dibandingkan dengan user yang
menunjukkan bahwa akibat sekali atau lebih pernah tidak
terjadinya kasus Enron dan menyetujui saran yang kurang
ImClone orang-orang tepat yang diberikan oleh expert
menunjukkan penolakan yang system. User yang memiliki
lebih besar terhadap “accounting mental effort yang rendah dalam
tricks” dan “insider trading”. menerima suatu sistem hanya
Emerson dan Coroy mencoba berdasarkan pada saran dari
menjelsakan hal tersebut dengan expert sytem, sementara users
menggunakan Elaboration yang mental effortnya tinggi
Likelihood Model, mereka akan menerima suatu sistem
mengemukakan bahwa melaui proses kognitif yaitu
perubahan sikap dapat terjadi dengan mengevaluasi saran yang
melalui pengaruh media yang diberikan oleh expert system. Hal
ini sesuai dengan model

107
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

Elaboration Likelihood dari Petty route dalam memotivasi


dan Cacioppo yang menyatakan penerimaan TI. Proses
bahwa seseorang yang mental mempengaruhi melalui central
effortnya rendah cenderung route dioperasionalisasikan
dipengaruhi melalui oleh dengan menggunakan konstruk
kredibilitas sumber (peripheral kualitas argumen (argument
route), sedangkan yang mental quality) sementara yang melalui
effortnya tinggi cenderung peripheral route
melakukan upaya kognitif dioperasionalisasikan dengan
(central route). menggunakan konstruk source
credibility, dan dihubungkan
Batthacherjee dan Sanford dengan manfaat persepsian dan
(2006) melakukan penelitian perilaku, yang merupakan inti
yang memeriksa bagaimana penggerak persepsi penerimaan
proses pengaruh eksternal TI. Selanjutnya Batthacherjee
membentuk penerimaan dan Sanford (2006) memeriksa
teknologi informasi diantara bagaimana proses
pengguna potensial, dan mempengaruhi tersebut
bagaimana sejumlah pengaruh dimoderasi oleh keahlian TI
memiliki dampak beragam pengguna (users’ IT expertise)
diantara populasi pengguna, serta dan relevansi kerja (job
mencoba mengetahui apakah relevance) dan kestabilan
dampak tersebut bertahan terus temporal (temporal stability) dari
sepanjang waktu. Penelitian sejumlah dampak pengaruh.
Batthacherjee dan Sanford (2006)
menggunakan ELM yang Model yang dikembangkan
membandingkan dua alternatif dalam penelitian Batthacherjee
proses mempengaruhi, yaitu dan Sanford (2006) dapat dilihat
central route dan peripheral pada Gambar 2.

Gambar 2 : Model yang dikembangkan dalam penelitian Batthacherjee dan


Sanford (2006)

108
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

Penelitian Sussman dan dan # 5). Untuk memahami


Siegal (2003) juga menggunakan transfer knowledge, kita perlu
Elaboration Likelihood Model memahami setiap elemen-elemen
yang menguji bagaimana ini dan cara elemen-elemen
knowledge worker dipengaruhi tersebut berkerjasama
untuk mengadopsi nasihat yang mempengaruhi bagaimana orang
mereka terima. Sussman dan belajar dan berperilaku dalam
Siegal melihat nasihat sebagai organisasi. Agar transfer
transfer of knowledge, yang knowledge dapat terjadi,
mana dalam organisasi, pembelajaran harus terjadi dalam
knowledge di transfer diantara pikiran penerima (receipient).
individual-individual, kelompok-
kelompok, komunitas praktisi, Hal ini merefleksikan
dan organisasi lainnya. pandangan yang luas bahwa
Knowledge dilekatkan dalam knowledge melibatkan struktur
aliran komunikasi dan informasi dan proses kognitif, dan tidak
yang bergerak diantara arena bisa dilekatkan pada teks/naskah
berganda tersebut. Teoritikus atau penyajian eksplisit lainnya
memahami aliran knowledge (Nonaka 1994, Brown dan
mengandung lima elemen berikut Duguid 1991, Davenport dan
(Gupta dan Govindarajan, 1996) Prusak 1997) dalam Sussman dan
dalam Sussman dan Siegal Siegal (2003). Persepsi penerima
(2003): (1) persepsi seperti nilai knowledge dari informasi yang
dari sumber knowledge, (2) ditransfer tergantung situasi
kesediaan sumber untuk berbagi dalam tempat tertentu dan
knowledge, (3) ketersediaan dimensi waktu dari pembelajar.
saluran informasi yang kaya, (4) Sebagai contoh, isi yang diterima
kesediaan penerima (receipient) mungkin dipikirkan dengan hati-
untuk mendapatkan knowledge, hati oleh seorang penerima dan
(5) kapasitas absorpsi atau diabaikan oleh yang lainnya,
penyerapan penerima (receipient) tergantung pada pengalaman
(Cohen dan Levinthal, 1990) penerima terhadap isi
dalam Sussman dan Siegal pembelajaran, struktur dan
(2003). Sussman dan Siegal proses. Isi yang sama dapat
(2003) menkonseptualisasikan menyebabkan respon yang
elemen-elemen ini sebagai berbeda pada penerima yang
cerminan karakteristik atau berbeda (Chaiken dan Eagly
persepsi terhadap sumber (#1 dan 1976) dalam Sussman dan Siegal
#2), saluran (the channel) (#3), (2003). Hal ini menyebabkan
dan penerima (receipient) (#4 proses transfer knowledge sangat
rumit untuk diteliti secara

109
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

empiris, apalagi dalam bidang di Dalam penelitiannya,


mana peneliti sulit Sussman dan Siegal
mengendalikan dan melihat mengemukakan bahwa
proses penerimaan. Dan di dalam Elaboration Likelihood Model
organisasi, knowledge ditransfer mengabaikan peranan
diantara entitas berganda, pada Informastion Usefulness dalam
berbagai tingkatan analisis. influence process. Berdasarkan
Knowledge dapat tacit atau penelitian sebelumnya usefulness
eksplisit, prosedural atau adalah konstruk kunci (key
deklaratif, sosial, pragmatis, dan construct) mengadopsi perilaku.
samar-samar (equivocal). Secara Sussman dan Siegal
jelas, investigasi apapun yang mengkombinasikan ELM dengan
bermanfaat tentang transfer TAM, yang terlihat pada model
knowledge harus membatasi penelitiannya di bawah ini.
ruang lingkup dari fenomena
yang luas tentang knowledge.

Recipient Expertise

Receipient

Argument Quality
Information Information
Usefulness Adoption

Source Credibility

Gambar 3 : Model Penelitian yang dikembangkan Sussman dan Siegal (2003)


melalui saluran central route ataukah peripheral route.

Mengacu ke ELM, formasi sikapnya. Kemampuan


penerima informasi secara luas dan motivasi untuk perluasan di
dapat beragam dalam cakup dalam ELM dengan
kemampuan dan motivasinya konstruk elaboration likelihood.
untuk memperluas manfaat Sebagaimana yang dinyatakan
argumen-argumen utama, yang Petty dan Wegener (1999) dalam
pada gilirannya mungkin Batthacherjee dan Sanford
merintangi bagaimana proses (2006), “istilah „elaboration‟
mempengaruhi yang diberikan (perluasan) digunakan untuk
berdampak pada atau merubah menyatakan bahwa seseorang

110
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

menambahkan sesuatu dari isyarat (cue)) (Batthacherjee dan


dirinya sendiri ke informasi Sanford, 2006).
spesifik yang disediakan dalam
komunikasi melebihi arti harfiah Dengan kata lain, ELM
kode informasi yang disediakan”. menyatakan bahwa; (1) proses
mempengaruhi yang biasanya
Orang yang berada dalam dapat menyebabkan tanggapan
elaboration likelihood tinggi yang berbeda diantara individual
dinyatakan lebih suka untuk yang berbeda dalam populasi
terlibat dalam penelitian yang berian, (2) proses mempengaruhi
berhati-hati atau pemrosesan yang biasanya akan
berpikir terhadap pesan menghasilkan tanggapan yang
informasi, oleh karena itu, berbeda untuk individual yang
cenderung lebih diyakinkan sama jika eleboration
dengan kualitas argumen likelihoodnya berfluktuasi
(arguement quality) daripada dengan teknologi, waktu atau
dengan isyarat sekeliling konteks situasional, dan (3)
(peripheral cues). proses mempengaruhi yang
Kebalikannnya, orang yang berbeda mungkin menghasilkan
memiliki elaboration likelihood respon yang sama diantara
rendah dinyatakan sebagai yang populasi yang berbeda. Secara
memiliki motivasi atau singkat, elaboration likelihood
kemampuan berpikir yang memoderasi pengaruh kualitas
kurang, cenderung lebih di argumen dan isyarat sekeliling
motivasi dengan peripheral cues. (peripheral cues) pada perubahan
persepsi (Batthacherjee dan
Harus dicatat bahwa ELM Sanford, 2006).
tidak menyatakan bahwa orang-
orang yang dipengaruhi melalui ELM mendeskripsikan
central route akan memiliki elaboration likelihood dalam dua
outcome yang berbeda dengan dimensi komponen, yaitu;
yang dipengaruhi melalui motivasi (motivation) dan
peripheral route. Yang pasti dua kemampuan melakukan
individual mungkin sampai pada perluasan (ability to elaborate),
kesimpulan atau outcome yang kedua hal ini harus ada agar
sama (contohnya; menerima TI elaborasi yang ekstensif dapat
yang ada) meskipun sejumlah terjadi (Petty and Cacioppo
keputusan dihasilkan dari dua 1986) dalam (Batthacherjee dan
rute mempengeruhi yang berbeda Sanford, 2006). Peneliti
(yang berbasis argumen ELMsecara khusus
(argument) atau yang berbasis mengoperasionalisasikan

111
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

motivasi sebagai penerima Karena itu, relevansi pribadi dan


ketertarikan/hubungan pribadi keahlian awal diduga
(personal relevance) dari memoderasi dampak kualitas
informasi yang tersedia, dan arguman dan peripheral cues dari
kemampuannya sebagai keahlian perubahan persepsi. Harus dicatat
awal (prior expertise) atau bahwa elaboration likelihood
pengelamannya dengan objek bukan merupakan karakter
sikap. Jika penerima informasi pribadi, tetapi lebih kepada
memandang pesan yang pernyataan temporal yang
diberikan sebagai hal yang mungkin berflukstuasi dengan
penting dan relevan terhadap konteks situasional dan waktu,
perilaku target, mereka akan bahkan untuk individual yang
cenderung akan menanamkan sama.
upaya kognitif yang diperlukan
untuk meneliti kandungan Batthacherjee dan Sanford
informasi secara mencukupi. (2006) mengemukakan bahwa
central route dan peripheral
Secara berlawanan mereka route berbeda paling tidak dalam
yang memandang pesan tersebut tiga hal;
hanya memiliki relevansi
- Pertama, kedua rute
personal yang sedikit mungkin
memproses tipe inforrmasi
tidak bersedia untuk yang berbeda. Central route
menghabiskan waktu dan memproses argumen-
usahanya dalam menganalisa argumen yang berkaitan
pesan tersebut, tetapi malahan dengan pesan (message-
bersandar pada cue-based related arguments),
heuristic untuk membingkai sedangkan peripheral route
memproses isyarat.
persepsi mereka. Demikian juga,
- Kedua, upaya kognitif yang
tenaga ahli (experts) pada dilibatkan dalam pemrosesan
perilaku target lebih berhati-hati informasi lebih tinggi dalam
mempertimbangkan kualitas central route daripada
argumen yang disampaikan peripheral route. Central
daripada berdasar pada route memerlukan
peripheral cues yang memiliki pemahaman yang mantap
(thoughful comprehension)
potensi tidak lengkap dan tidak
terhadap argumen yang
akurat. Kebalikannnya, yang disajikan, evaluasi terhadap
bukan tenaga ahli (nonexpert) argumen tersebut, dan
mungkin memiliki pilihan yang kombinasi berganda dan
sedikit, tetapi bergantung pada kadangkala argumen yang
peripheral cues seperti bertentangan dalam
keseluruhan evaluasi
kredibilitas sumber informasi.

112
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

penilaian, sementara lain. Selain digunakan


peripheral route kerang dalam penelitian,
memerlukan hal tersebut dan elaboration likelihood
hanya memerlukan asosiasi
model juga dapat
dengan isayarat positif dan
negativ yang menonjol diaplikasikan pada tahapan
berhubungan dengan perilaku penerapan awal teknologi
objek (Petty et al. 1981). informasi. Elaboration
- Ketiga, perubahan persepsi Likelihood Model dapat
yang dipengaruhi melalui dijadikan sebagai metode
central route secara umum untuk menaikkan tingkat
lebih stabil, lebih
penerimaan teknologi
berlangsung lama (enduring),
dan lebih dapat informasi, dimana dalam
memprediksikan perilaku menerapkan teknologi
jangka panjang sejak informasi yang baru pada
didasarkan pada suatu organisasi baik privat
pertimbangan yang hati-hati atau publik memang
dan mantap terhadap seringkali akan
argumen yang relevan (Petty
mendapatkan tantangan.
dan Cacioppo 1986). Secara
kontras, perubahan yang Tantangan terutama akan
dipengaruhi melalui berasal dari individu-
peripheral route cenderung individu dalam organisasi
kurang tahan lama dan lebih yang merasa terganggu
mudah terkena pengaruh akibat penerapan teknologi
yang berlawanan, dan kurang
informasi. Definisi
dapat memprediksi perilaku
jangka panjang. terganggu disini lebih pada
dasarnya adalah adanya
suatu kondisi yang tidak
3. Kesimpulan Dan Saran mereka inginkan akibat
penerapan teknologi
3.1. Kesimpulan
informasi ini.
Sebagai suatu alat
Jika tingkat
analisis penerimaan
penerimaan teknologi
teknologi informasi,
informasi rendah, dalam
Elaboration Likelihood
sebuah organisasi maka
Model mampu untuk
akan berdampak pada tidak
mempertimbangkan faktor-
terapainya tujuan penerapan
faktor eksternal yang selama
teknologi informasi. Salah
ini kurang mendapat
satu cara untuk menaikkan
pehatian pada model-model
tingkat penerimaan
penerimaan teknologi yang
(acceptance level) adalah

113
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

dengan menggunakan dua dan hari lainnya mereka


rute penerimaan seperti bersekolah dirumah dengan
yang dikemukakan dalam menggunakan teknologi
Elaboration Likelihood informasi. Walaupun untuk
Model, yaitu central route menerapkan hal tersebut
dan peripheral route. memerlukan biaya
pembangunan infrastruktur
3.2. Saran teknologi informasi, tetapi
Elaboration dampak dari penerapan
Likelihood Model dapat teknologi informasi tersebut
dijadikan sebagai model adalah berkurangnya
yang digunakan ketika akan kemacetan, dan konsumsi
mengaplikasikan suatu bahan bakar bensin, dan
teknologi informasi yang biaya pembangunan dan
baru. Misalkan saat ini di perawatan infrastruktur
Indonesia teknologi transportasi cenderung
informasi identik dengan lebih mahal dibandingkan
teknologi komunikasi, dan infrastruktur teknologi
penggunaan teknologi informasi.
informasi lebih pada unsur Mengungkapkan
hiburan dan komunikasi dampak positif penerapan
sosial. Padahal Teknologi teknologi informasi baru
Informasi dapat menjadi (central route), serta
solusi permasalahan riil memberikan contoh
suatu masyarakat, seperti penerapan sejenis di Negara
permasalahan kemacetan di lain (peripheral route) akan
Jakarta. menaikkan tingkat
Teknologi informasi penerimaan (acceptance
dapat menjadi solusi, level) pengguna teknologi
dimana dengan teknologi informasi tersebut.
informasi maka sebagian
besar karyawan yang
pekerjaannya terkait dengan
pemrosesan data dapat
bekerja dirumah tanpa harus
ke kantor dan sebaguian
besar anak sekolah hanya
pergi ke sekolah pada hari
tertentu dalam satu minggu

114
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

DAFTAR PUSTAKA Change: Fact or Artifact?”


Journal of Consumer
Ajzen, I. “ Nature and Operation of Psychology, (4;2), 1995, pp.
Attitudes,” Annual Review of 181-202.
Psychology, (52), 2001, pp. 27-
58. Jogiyanto, H.M. (2007). Sistem
Informasi Keprilakuan.
Bodur, H.O, Brinberg. D., dan Yogyakarta: Penerbit Andi.
Coupey. E. “Belief, Affect, and
Attitude: Alternative Models of Rogers, E.M. “Diffusion of
The Determinants of Attitude,” Preventive Innovations,” in
Journal of Consumer Addiction 2002 Conference on
Psychology, (9;1), 2000, pp. Integrating Substance Abuse
17-28. Treatment and Prevention in
the Community, Eindhoven,
Davis, F. D. “Perceived Usefulness, Netherlands, September 15-17,
Perceived Ease of Use, and 2002.
User Acceptance of
Information Technology,” MIS Sanford, C. and Battacherjee, A.
Quarterly, 1989, pp.319-340. “Influence Processes for
Information Technology
Davis, F. D. “Perceived Usefulness, Acceptance: An Elaboation
Perceived Ease of Use, and Likelihood Model,” MIS
User Acceptance of Quarterly (30:4), 2006, pp.
Information Technology,” MIS 805-825.
Quarterly, 1989, pp.319-340.
Siegal, W.S. and Sussman, S. W.
Dijkstra, J.J. “User agreement with “Informational Influence in
incorrect expert system Organizations: An Integrated
advice,” Behavior & Approach to Knowledge
Information Technology (18:6), Adoption,” Information System
1999, pp. 399-411. Reseach (14:1), 2003, pp. 47-
Emerson, T. L. N. and Conroy, S. J. 65.
“Changing Ethical Attitudes: www.bsa.org/country/Research%20a
The Case of Enron and nd%20Statistics/~/media/2E18
ImClone Scandals,” Social 170AA3FA40F48C5878DD8C
Science Quarterly (87:2), 2006, 035E00.ashx
pp. 395-410

Fishbein, M. dan Middlestadt, S.


“Noncognitive Effects on
Attitude Formation and

115

Anda mungkin juga menyukai