Anda di halaman 1dari 2

Teori Kritis: The Frankfurt School

Frankfurt School awalnya berasal dari pemikiran dari mazhab Frankfurt. Mengapa
disebut mazhab? Karena teori ini lahir di Frankfurt, Jerman pada tahun 1970an.
Oleh sebab itu teori ini disebut sebagai Frankfurt School of Thought. Pemikiran ini
tertiang dalam lembaga The Institute for Social Research yang didirikan oleh
Felix Weil pada tahun 1921. Teori Frankfurt muncul untuk membahas lebih jauh
mengenai kehidupan modern sosial dan politik yang belum dibahas oleh
marxisme. Dimana Frankfurt school menggunakan metode pertanyaan yang
terus menerus dilontarkan (immanent critique)1. Teori ini menggabungkan antara
ketertarikan Marx pada kapitalisme dengan proses karakteristik rasionalisasi dari
dunia modern (Steans & Pettiford, 2005).Tokoh-tokoh dalam teori Frankfurt
school adalah Theodor Adorno, Maz Horkheimer, Walter Benjamin, Erich Fromm,
Herbert Marcuse, Leo Lowenthal, dan Jurgen Habermas 2.

Asumsi dasar Frankfurt School (Steans and pettiford, 2005)

1 Human nature
2 Sifat manusia yang individualis diidentifikasikan secara kolektif
3 Cara manusia menilai dunia dan sistemnya mempengaruhi interpretasi
dan penjelasan akan dunia
4 Humant interest dan emansipasi seharusnya dapat dihubungkan dengan
baik oleh ilmu pengetahuan
5 Dibalik adanya perbedaan gender, ras, etnis dan kelas sosial, semua
manusia memiliki kepentingan untuk mencapai emansipasi,

Cikal bakal Frankfurt yaitu berasal dari Institut Penelitian Sosial, Frankfurt. Frankfurt School sebagai teori yang
melanjutkan pengembangan dari analisis Marx tentang kapitalisme sebagai sebuah seistem ekonomi dan sosial.
Frankfurt School mengeombinasikan antara ketertarikan Marx terhadap kapitalisme dari liberal dengan proses
karakteristik rasionalisasi dari dunia modern (Steans & Pettiford,2005).

Beberapa asumsi yang dibahas dan dianjurkan oleh hasil pemikiran para scholar critical theory yaitu tentang human
nature; Sifat individualis tiap manusia yang diidentifikasi secara kolektif; Tidak ada fakta tentang dunia dan sistemnya
karena sebenarnya cara menilai setiap manusia itu sendiri yang mempengaruhi interpretasi dan penjelasan akan dunia;
Pengetahuan seharusnya dapat menghubungkan dengan baik tentang human interest dan emansipasi; Dibalik adanya
perbedaan ras, etnis, gender dan kelas yang ada, semua manusia mempunyai interest dalam mencapai emansipasi.
Karena itulah critical theory dianggap sebagai doktrin yang bersifat universal (Steans and Pettiford, 2005).

Konsep-konsep dasar teori ini mayoritas mengadopsi dari teori Marxism. Teori ini mengkritis teori klasik yang
membedakan antara subjek dan objek penelitian jadi tak ada pembatas dan pembeda antara subjek dan objek
penelitian. Teori ini juga mengkritisi mengenai ilmu sosial yang bebas nilai, Sorensen menyebutkan dalam bukunya
bahwa tak ada pengetahuan yang benar-benar bebas nilai namun setiap teori pasti membawa kepentingan suatu aktor.

Teori ini dapat juga disebut sebagai via media antara realisme dan idealisme. Teori kritis menyetujui pendapat kaum
realis yang mengatakan bahwa politik global adalah suatu wilayah yang terbentuk secara predominan oleh berbagai
macam sistem yang egois, di sisi lain teori kritis juga setuju dengan teori liberalisme yaitu tentang kebebasan setiap
negara yang menjadikan diperlukan adanya pembiasan batasan-batasan yang dianggap tak penting sehingga dapat

1 Devetak, Richard. 2001. Critical Theory. Di dalam Scott Burchill, et al, Theories
of International Relations. Palgrave.

2 Ibid
mencapai perdamaian. Tetapi selain menyetujui kedua pendapat dua kaum tersebut teori kritis ini juga mengkritik teori
neoliberalis yang dianggap seperti memunculkan adanya konsep rule of law dan mereka juga masih mengutamakan
kebebasan, maka mereka tak dapat lepas dari kapitalisme dan eksploitasi sehingga masih ada pihak yang
mendominasi dan mengontrol pihak lainnya, hal ini menjadikan adanya aktor hegemon yang diuntungkan di dalamnya.

Linklater, Andrew, 1996. The achievements of critical theory, in; Steve Smith, Ken Booth & Marysia
Zalewski (eds.) International Theory: Positivism and Beyond, Cambridge University Press, pp. 279-300.

Linklater, Andrew. 2007. Critical Theory, in Martin Griffiths, International Relations Theory for Twenty-
First Century, Routledge, pp. 47-59

Steans, Jill and Pettiford, Lloyd & Diez, Thomas, 2005. Introduction to International Relations,
Perspectives & Themes, 2nd edition, Pearson & Longman, Chap. 4, pp. 103-128.

Kearney, Richard (ed). Routledge History of Philosophy, Continental Philosophy in the 20th Century.
New York: Routledge. 2005.

Sorensen, Georg dan Robert Jackson. 2005. Pengantar Studi Hubungan Internasional : Teori
Kritis.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Adams,Ian. 2004. Ideologi Politik Mutakhir. Qalam : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai