Teori ekologi media berupusat pada prinsip-prinsip bahwa masyarakat tidak dapat melarikan diri dari pengaruh teknologi. Teori memusatkan pada banyak jenis media dan memandang media sebagai sebuah lingkungan. Media membentuk dan mengorganisasikan sebuah budaya. Ekologi media adalah kajian mengenai lingkungan media, ide bahwa teknologi dan teknik, mode (cara penyampaian), infromasi, dan kode komunikasi memainkan peran utama dalam kehidupan manusia. Menurut Harold Innis, media mempunyai kekuatan membentuk opini masyarakat. Orang menggunakan media untuk memperoleh kekuasaan politik dan ekonomi bahkan mengubah susunan sosial dari sebuah masyarakat. Media komunikasi memiliki bias yang terdapat dalam diri mereka untuk mengendalikan aliran ide dalam masyarakat. Untuk memahami teori ini, kita perlu mengetahui 3 asumsi yang mendasari teori ekologi media. Pertama, media melingkupi setiap tindakan di dalam masyarakat. Berangkat dari asumsi ini, kita menyadari bahwa kita tidak dapat melarikan diri dari media. Media- media ini mentransformasikan masyarakat kita, baik melalui permainan yang kita mainkan, radio yang kita dengarkan, televisi yang kita tonton. Pada saat yang bersamaan, media bergantung pada masyarakat untuk pertukaran dan evolusi. Kedua, media memperbaiki persepsi kita dan mengorganisasikan pengalaman kita. Media cukup kuat dalam mengorganisasikan pandangan kita mengenai dunia. Ketiga, media menyatukan seluruh dunia. McLuhan menggunakan istilah Global Village untuk mendeskripsikan bagaimana meda mengikat dunia menjadi sebuah sitem politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang besar. Media elektronik secara khusus memiliki kemampuan untuk menjembatani budaya-budaya yang tidak akan pernah berkomunikasi sebelum adanya koneksi ini, sehingga seolah-olah dunia mengerut tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dalam hal ini saya memposisikan diri sebagai seorang remaja yang sering menggunakan sosial media untuk berinteraksi dengan teman-teman, baik sekolah maupun luar sekolah. Namun, ada saat saya jenuh berinteraksi dengan teman-teman yang sudah saya kenal. Oleh sebab itu, saya mencoba chat room X yang dapat digunakan di belahan dunia mana pun. Dari chat room tersebut, saya berkenalan dengan Harry yang berasal dari Kota London. Kami saling bertukar cerita tentang Jakarta dan London, membicarakan sekolah, teman, dan pengalaman kami masing-masing. Saya menyadari bahwa media dapat menyatukan dunia, seperti saya di Jakarta dan Harry di London. Kami saling bertukar e-mail agar berinteraksi lebih mudah, bahkan bertukar nomor telepon. Hampir seminggu berkomunikasi, saya mulai tertarik dengan Harry begitu pula dengan Harry. Namun, berita yang sedang hangat ditayangkan di televisi adalah aksi-aksi kejahatan yang terjadi karena hubungan melalui dunia maya. Hal tersebut membuat saya takut untuk melanjutkan hubungan dengan Harry. Dari berita-berita tentang aksi kejahatan tersebut, media memperbaiki persepsi dan mengorganisasikan pengalaman. Dalam perkembangannya, media saat ini telah memasuki era elektronik. Namun, sebelum memasuki era ini, media memiliki sejarah yang panjang, yaitu era tribal, era melek huruf, dan era cetak. Pada era tribal, komunikasi masih bersifat tradisional melalui komunikasi lisan untuk menyampaikan pesan dan pendengaran merupakan indera yang sangat penting dalam menerima pesan. Selanjutnya pada era melek huruf, komunikasi sudah menggunakan tulisan dan mata menjadi indera yang dominan. Pada era ini, dibutuhkan kemampuan menyampaikan pesan dengan menulis dan menerima pesan dengan membaca. Berbeda halnya dengan dua era sebelumnya, era cetak jauh lebih modern. Informasi menggunakan kata-kata tercetak merupakan hal yang biasa. Yang terakhir era elektronik atau era yang saat ini sedang kita jalani. Pada era elektronik komunikasi sudah menggunakan media elektronik yang tidak hanya menggunakan indera penglihatan dan pendengaran saja, dan memungkinkan seluruh orang di belahan dunia mana pun terhubung dalam satu waktu. Satu hal yang perlu kita ketahui dalam teori ini adalah bahwa medium adalah pesan. Frase tersebut merujuk pada kekuatan dan pengaruh meium terhadap masyarakat, bukan isi pesannya. Medium mampu mengubah bagaimana kita berpikir mengenai orang lain, diri kita sendiri, dan dunia di sekeliling kita. Dari seluruh uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa ekologi media adalah lingkungan media yang saling mempengaruhi, media akan mempengaruhi sekelilingnya melalui pesan yang disampaikannya, begitu juga orang-orang di sekelilingnya akan mempengaruhi media.