Anda di halaman 1dari 2

Teori Ekologi Media

Gabriela Fernanda S. (1306385280)



Teori ekologi media berupusat pada prinsip-prinsip bahwa masyarakat tidak dapat
melarikan diri dari pengaruh teknologi. Teori memusatkan pada banyak jenis media dan
memandang media sebagai sebuah lingkungan. Media membentuk dan mengorganisasikan
sebuah budaya. Ekologi media adalah kajian mengenai lingkungan media, ide bahwa
teknologi dan teknik, mode (cara penyampaian), infromasi, dan kode komunikasi memainkan
peran utama dalam kehidupan manusia.
Menurut Harold Innis, media mempunyai kekuatan membentuk opini masyarakat.
Orang menggunakan media untuk memperoleh kekuasaan politik dan ekonomi bahkan
mengubah susunan sosial dari sebuah masyarakat. Media komunikasi memiliki bias yang
terdapat dalam diri mereka untuk mengendalikan aliran ide dalam masyarakat.
Untuk memahami teori ini, kita perlu mengetahui 3 asumsi yang mendasari teori
ekologi media. Pertama, media melingkupi setiap tindakan di dalam masyarakat. Berangkat
dari asumsi ini, kita menyadari bahwa kita tidak dapat melarikan diri dari media. Media-
media ini mentransformasikan masyarakat kita, baik melalui permainan yang kita mainkan,
radio yang kita dengarkan, televisi yang kita tonton. Pada saat yang bersamaan, media
bergantung pada masyarakat untuk pertukaran dan evolusi. Kedua, media memperbaiki
persepsi kita dan mengorganisasikan pengalaman kita. Media cukup kuat dalam
mengorganisasikan pandangan kita mengenai dunia. Ketiga, media menyatukan seluruh
dunia. McLuhan menggunakan istilah Global Village untuk mendeskripsikan bagaimana
meda mengikat dunia menjadi sebuah sitem politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang besar.
Media elektronik secara khusus memiliki kemampuan untuk menjembatani budaya-budaya
yang tidak akan pernah berkomunikasi sebelum adanya koneksi ini, sehingga seolah-olah
dunia mengerut tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Dalam hal ini saya memposisikan diri sebagai seorang remaja yang sering
menggunakan sosial media untuk berinteraksi dengan teman-teman, baik sekolah maupun
luar sekolah. Namun, ada saat saya jenuh berinteraksi dengan teman-teman yang sudah saya
kenal. Oleh sebab itu, saya mencoba chat room X yang dapat digunakan di belahan dunia
mana pun. Dari chat room tersebut, saya berkenalan dengan Harry yang berasal dari Kota
London. Kami saling bertukar cerita tentang Jakarta dan London, membicarakan sekolah,
teman, dan pengalaman kami masing-masing. Saya menyadari bahwa media dapat
menyatukan dunia, seperti saya di Jakarta dan Harry di London. Kami saling bertukar e-mail
agar berinteraksi lebih mudah, bahkan bertukar nomor telepon. Hampir seminggu
berkomunikasi, saya mulai tertarik dengan Harry begitu pula dengan Harry. Namun, berita
yang sedang hangat ditayangkan di televisi adalah aksi-aksi kejahatan yang terjadi karena
hubungan melalui dunia maya. Hal tersebut membuat saya takut untuk melanjutkan hubungan
dengan Harry. Dari berita-berita tentang aksi kejahatan tersebut, media memperbaiki persepsi
dan mengorganisasikan pengalaman.
Dalam perkembangannya, media saat ini telah memasuki era elektronik. Namun,
sebelum memasuki era ini, media memiliki sejarah yang panjang, yaitu era tribal, era melek
huruf, dan era cetak. Pada era tribal, komunikasi masih bersifat tradisional melalui
komunikasi lisan untuk menyampaikan pesan dan pendengaran merupakan indera yang
sangat penting dalam menerima pesan. Selanjutnya pada era melek huruf, komunikasi sudah
menggunakan tulisan dan mata menjadi indera yang dominan. Pada era ini, dibutuhkan
kemampuan menyampaikan pesan dengan menulis dan menerima pesan dengan membaca.
Berbeda halnya dengan dua era sebelumnya, era cetak jauh lebih modern. Informasi
menggunakan kata-kata tercetak merupakan hal yang biasa. Yang terakhir era elektronik atau
era yang saat ini sedang kita jalani. Pada era elektronik komunikasi sudah menggunakan
media elektronik yang tidak hanya menggunakan indera penglihatan dan pendengaran saja,
dan memungkinkan seluruh orang di belahan dunia mana pun terhubung dalam satu waktu.
Satu hal yang perlu kita ketahui dalam teori ini adalah bahwa medium adalah pesan.
Frase tersebut merujuk pada kekuatan dan pengaruh meium terhadap masyarakat, bukan isi
pesannya. Medium mampu mengubah bagaimana kita berpikir mengenai orang lain, diri kita
sendiri, dan dunia di sekeliling kita. Dari seluruh uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa
ekologi media adalah lingkungan media yang saling mempengaruhi, media akan
mempengaruhi sekelilingnya melalui pesan yang disampaikannya, begitu juga orang-orang di
sekelilingnya akan mempengaruhi media.

Anda mungkin juga menyukai