Anda di halaman 1dari 5

Sekurangnya terdapat 4 model kepemimpinan politik, yaitu: (1) Negarawan, (2)

Demagog, (3) Politisi Biasa, dan (4) Citizen-Leader. [1] Negarawan adalah seorang
pemimpin politik yang memiliki visi, karisma pribadi, kebijaksanaan praktis, dan kepedulian
terhadap kepentingan umum yang kepemimpinannya itu bermanfaat bagi masyarakat.
Demagog adalah seseorang yang menggunakan keahliannya memimpin untuk memeroleh
jabatan publik dengan cara menarik rasa takut dan prasangka umum untuk kemudian
menyalahgunakan

kekuasaan

yang

ia

peroleh

tersebut

demi

keuntungan

pribadi. Politisi seorang pemegang jabatan publik yang siap untuk mengorbankan prinsipprinsip yang dimiliki sebelumnya atau mengesampingkan kebijakan yang tidak populer agar
dapat dipilih kembali. Citizen-Leader Seseorang yang mempengaruhi pemerintah secara
meyakinkan meskipun ia tidak memegang jabatan resmi pemerintahan.
Karakteristik Masing-masing Model Kepemimpinan Politik
Definisi masing-masing model kepemimpinan politik sudah diketahui. Persoalan
selanjutnya adalah, bagaimana melakukan perabaan guna mengidentifikasi seorang pemimpin
masuk ke kategori mana. Untuk itu diperlukan seperangkat indikator. Indikator ini penting
demi melakukan pengukuran karakter seorang pemimpin .
1. Karakteristik Negarawan adalah:

Mengejar kebaikan umum.

Kebijaksaan yang praktis.

Keahlian politik.

Kesempatan luar biasa.

Nasib baik.

2. Karakteristik Demagog adalah:

Ia mengeksploitasi prasangka publik.

Kerap melakukan distorsi atas kebenaran.

Mengumbar janji-janji manis untuk memeroleh kuasa politik.

Tidak canggung menggunakan metode yang dinilai kurang bermoral.

Memiliki daya tarik yang besar terhadap masyarakat banyak.

Jika negarawan secara tulus peduli akan keadilan dan kebaikan umum, maka Demagog
sekadar berpura-pura peduli dalam rangka memeroleh jabatan, yang begitu ia
mendapatkannya, tanpa ragu ia akan mengkhianatinya. Hal ini sesuai dengan
karakteristik seorang demagog, bahwa ia hanya ingin berkuasa. Setelah ia berkuasa,
segala hal yang ia janjikan di masa-masa sebelumnya akan direnegosiasi ulang.

3. Karakteristik Politisi biasa adalah:

Tidak punya visi dan bakat yang cemerlang.

Hidup cuma day-to-day, dengan upaya untuk mengatasi tekanan dan hambatan yang
dialami dalam keseharian.

Kendati ingin berbuat sesuatu yang baik, mereka selalu kesulitan menjaga isu-isu moral
dan etika secara tegas.

Mereka sulit mengatasi risiko politik.

Kendati mereka ini umumnya tidak korup, tetapi sesungguhnya mereka mudah sekali
untuk disuap.

Mereka ini tidak lebih baik atau lebih buruk dari manusia lainnya.

4. Karakteristik Citizen-Leader adalah:

Punya pengabdian unik atas masyarakat.

Punya magnet personal di dalam dirinya.

Keberaniannya di atas rata-rata, sehingga menarik orang-orang untuk menjadi


pengikutnya.

ANALISIS
Dalam gaya kepemimpinan bapak zainul majdi ini terdapat gaya kepemimpinan
politik, dengan model citizen leader. Hal ini dapat diketahui dari beberapa karakteristik
model citizen leader berikut :
Punya pengabdian unik atas masyarakat.
Menelaah sosok kepemimpinan Dr.TGH. Muhammad Zainul Majdi, M.A menjadi
Gubernur NTB sangat lah menarik perhatian banyak orang. Dalah sejarahnya tidak pernah
seorang tuan guru menjadi kepada pemerintahan di NTB. sosok Gubernur termuda ini
mengantarkan NTB meraih segudang prestasi dalam berbagai bidang. Berbagai prestasi
tersebut membuktikan bahwa kebijakan, program dan kegiatan pembangunan di Provinsi
NTB telah memberikan dampak yang nyata ditengah-tengah masyarakat. Kebijakan-kebijkan
dan program-program yang ia sodorkan kepada masyarakat dinilai berbagai kalangan terbukti
pro terhadap hajat orang banyak di NTB.
Punya magnet personal di dalam dirinya.

Gelar Tuan Guru Bajang bukanlah gelar akademis yang diraih melalui pendidikan
formal melainkan gelar yang diijazahkan langsung oleh masyarakat sendiri (pengakuan
masyarakat). Pernah kakek TGB yaitu Tuan Guru Zainuddin Abdul Majid bersyair Ijazah
termulia ijazah masyarakat.... Jadi tidak perlu saya sebutkan apakah TGB ini blusukan
seperti Jokowi atau tidak, apakah ia peduli terhadap kemanusiaan atau tidak, sudah jelas
bahwa seorang Tuan Guru dalam tradisi suku sasak adalah orangnya masyarakat, tokohnya
masyarakat, tetua masyarakat, panutan masyarakat dan pemimpin masyarakat. Tuan Guru
selalu turun dalam kehidupan masyarakat, membimbing dan mengayomi masyarakat,
membangun madrasah-madrasah hingga ke daerah-daerah pelosok NTB. Saking akrabnya
dengan masyarakat, ketika pemilihan gubernur tahun 2008, sebagian masyarakat NTB sedikit
ragu untuk memilih dengan alasan kalau TGB menjadi gubernur, berarti dia akan jarang
bertemu dengan masyarakat. Setelah diberi penjelasan, akhirnya masyarakat memilihnya.
Akhirnya TGB menang telak dengan memperoleh suara terbanyak selama dua periode.
Pembangunan pun berjalan lancar. Bandara, bendungan atau waduk, pasar, jalan, ekonomi,
pendidikan, pertanian, dan aspek-aspek lainnya. Itu semua berhasil karena kedekatannya
dengan masyarakat. Beliau selalu menghimbau masyarakat untuk membangun daerah
bersama-sama, menjadi daerah yang mandiri dan berdikari. Hal-hal tersebutlah yang menjadi
daya tarik bagi Tuan Guru Bajang Dr.TGH. Muhammad Zainul Majdi, M.A.
Keberaniannya di atas rata-rata, sehingga menarik orang-orang untuk menjadi pengikutnya.
Dare to be different adalah pasti kualitas yang ada di dalam diri seorang citizenleader. Keberanian yang ia miliki jauh di atas rata-rata orang di sekelilingnya. Keberanian
yang ia miliki menular kepada para pengikutnya sehingga perjuangan yang ia bawakan
memiliki stamina cukup untuk durasi panjang.
Keberanian itu dapat di tunjukkan oleh bapak Dr.TGH. Muhammad Zainul Majdi,
M.A. pada saat Hari Pers Nasional (HPN), dalam kesempatan itu beliau mengkritik kejijakan
bapak presiden tentang Bulog. Sikap tegas, jelas, dan konsisten Tuan Guru Bajang dalam
memperjuangkan aspirasi dan kesejahteraan warganya merupakan barang langka dalam dunia
kepemimpinan politik di Indonesia.

[1] Thomas M. Magstadt, Understanding Politics: Ideas, Institutions, and


Issues (Belmont: Wadsworth, 2010) p.307.

Anda mungkin juga menyukai