1
Makalah Social Complexity (Kompleksitas Sosial) dan Social Chaos (Kesemrawutan Sosial)
dalamnya akan ada keteraturan. Keteraturan tersebut membuktikan kekuasaan dan
keesaan-Nya. Seperti kutipan di awal surat As-Sajdah ayat 5, “Dia mengatur
urusan dari langit ke bumi.” Kehidupan yang kompleks berada diantara kondisi
chaos dan kosmos. Adanya keteratuan (kosmos) dalam kesemrawutan menjadi
harapan untuk kita mengatasi kesemrawutan tersebut.
Sebagai contoh, media sosial memungkinkan setiap individu berhubungan
dengan ratusan dan sampai ribuan orang setiap harinya. Dengan penyebaran
informasi yang cepat saat ini memungkinkan kita mengetahui keadaan orang di
ujung dunia lain hanya dalam beberapa detik. Hal ini menimbulkan efek terhadap
kita. Misal 10 years Challenge yang sempat viral di media sosial. Tantangan ini
meminta kita menyandingkan foto pada tahun 2009 dan tahun 2019. Seperti
tantangan-tantangan sebelumnya, tantangan ini dimulai dari satu orang atau grup,
kemudian orang lain mengikuti, awalnya satu orang melakukan, lalu diikuti oleh
pengikut media sosialnya, lalu diikuti oleh pengikut dari pengikutnya, terus
hingga sampai ke kita, lalu dalam hitungan hari atau bahkan lebih cepat dari itu,
hanya hitungan jam jutaan orang sudah mengikuti challenge tersebut. Akan
muncul juga komentar yang pro dan kontra terkait challenge ini dan akan terjadi
keributan di sosial media baik dalam feed instagram maupun komentar yang
menyertainya. Tapi jika kita tunggu dan analisis lagi, challenge ini akan sama
dengan challenge sebelumnya, ribut diawal tapi lama-kelamaan akan menurun
hingga akhirnya lambat laun akan terhenti.
Hal ini sesuai dengan teori chaos, kita tidak bisa memprediksi kapan
challenge akan muncul. Tapi kita bisa memprediksi pola penyebaran dan waktu
kapan challenge tersebut akan hilang. Pola penyebaran dan waktu inilah kosmos
dari situasi chaos yang disebabkan challenge di sosial media.
Kesemrawutan dalam tatanan komunikasi sosial di Indonesia pun akan
beragam. Terutama dari penggunaan sosial media yang semakin marak. Data
pengguna alat komunikasi di Indonesia yang diambil dari katadata.co.id (26
Februari 2019) menunjukkan diagram sebagai berikut.
2
Makalah Social Complexity (Kompleksitas Sosial) dan Social Chaos (Kesemrawutan Sosial)
Gambar 1 Data Pengguna Telepon, internet, Media Sosial Indonesia Menurut
Wearesosial (2019)
Dari data pengguna media sosial mobile atau orang yang mengakses media
sosial yang dimana pun dia berada ada 48,5% atau hampir setengah penduduk
Indonesia. Dan pengguna telepon genggam sebanyak 132,6%. Artinya ada
sebagian orang Indonesia menggunakan lebih dari satu telepon genggam. Hal ini
menandakan bahwa begitu pesat dan terbukanya penduduk Indonesia untuk
mengakses informasi.
Belum lagi informasi yang semakin banyak dan penyebaran berita hoax
yang meningkat karena kemudahan membuat konten dan men-share. Hal ini
membuat kita sulit mempercayai berita-berita yang disebar dari media sosial yang
kita lihat setiap hari. Hal ini dapat dilihat dari menurunnya tingkat kepercayaan
publik terhadap berita di sosial media.
Gambar 2 Tingkat kepercayaan publik terhadap Media Sosial/Mesin Pencari dan Jurnalis
(dari situs katadata.co.id - 26 Februari 2019)
3
Makalah Social Complexity (Kompleksitas Sosial) dan Social Chaos (Kesemrawutan Sosial)
Dari kompleks dan rumitnya arus informasi saat ini perlu adanya
kemampuan untuk melihat perubahan, mempelajari kesemrawutan dan
kompleksitas yang terjadi dan menemukan keteraturan (kosmos) yang menjadi
harapan kita untuk mengurai kesemrawutan tersebut.
Pada materi paradigma globalisasi dan unsur-unsurnya, dijelaskan adanya
pergeseran paradigma prapositivisme, positivisme, dan postpositivisme.
Pergeseran tersebut merupakan respon manusia terhadap perubahan yang terjadi
dengan beradaptasi dengan keadaan yang terus berubah juga dengan proses
berpikir untuk merespon secara kreatif. (Sanusi, 2017)
Menurut Sanusi (2017) ada tiga respon manusia terhadap kompleksitas dan
kesemrawutan. Yang pertama, mengikuti arus perubahan meski tidak tahu kemana
arus membawanya. Kedua, melawan arus perubahan, namun akan diperlukan
kemampuan dan kekuatan untuk bisa menghadapinya termasuk menyediakan
alternatif. Ketiga, diam saja untuk melihat lebih dulu mana yang paling banyak
diikuti dan akhirnya mengikuti yang terbanyak diikuti.
Apapun pilihan kita, setiap manusia memiliki nilai yang harus dijaga. Bisa
nilai pribadi, kelompok maupun manusia seluruh global. Selama tidak merubah
nilai dasar agama, nilai tersebut dapat disesuai kembali dengan perubahan zaman.
4
Makalah Social Complexity (Kompleksitas Sosial) dan Social Chaos (Kesemrawutan Sosial)
DAFTAR PUSTAKA
Badan Bahasa, Kemendikbud (updated 12 April 2018) Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Aplikasi Android Versi 0.2.1 Beta: Google Play
Fleener, M. Jayne, Doll, William E, Trueit, Donna, St. Julien, John (2005) Chaos,
complexity, curriculum, and culture: a conversation. New York: Google Book
MobiSystem (updated 07 Januari 2019) Oxford Dictonary of English : Free. Aplikasi
Android Versi 10.0410: Google Play
Peurach, Donald J. (2011) Seeing Complexity in Public Education. New York: Oxford
University Press. Inc
Sanusi, Ahmad. (2017) Managemen Pendidikan mengurai benang kusut, mencari jalan
keluar. Bandung: Nuansa Cendikia
Situngkir, Hokki (2011) Makalah Menuju Wawasan Kompleksitas dan memahami Narasi
Kompleksitas Negeri. Jakarta: Freedom Institute
(https://issuu.com/freedominstitute/docs/makalah-hokky-kompleksitas dilihat
pada 26 Februari 2019)
5
Makalah Social Complexity (Kompleksitas Sosial) dan Social Chaos (Kesemrawutan Sosial)