Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN BIOPORI

DISUSUN OLEH :
RIFQI ABDUL AZIZ
DEDE UMAR SAEFUL

SMAN 1 LEMBANG
2013/2014
A. Pengertian Biopori
Biopori adalah liang atau terowongan-terowongan kecil di dalam tanah yang
terbentuk akibat aktivitas perakaran tanaman dan berbagai fauna tanah, seperti
cacing, rayap, semut, dan lain-lain. Biopori yang terbentuk akan terisi udara, dan
akan menjadi tempat lewatnya air di dalam tanah sehingga memperlancar peresapan
air ke dalam perkembangan akar tanaman serta populasi dan aktivitas fauna tanah.
Teknologi biopori disebut pula mulsa vertikal, karena teknologi ini mengandalkan
jasa fauna tanah seperti cacing dan rayap untuk membentuk pori-pori alami di dalam
tanah. Adanya sampah organik menyebabkan air bisa terserap dan struktur tanah
diperbaiki. Peningkatan jumlah biopori dapat dilakukan dengan membuat lubang
vertikal ke dalam tanah, kemudian diisi dengan bahan oganik. Bahan organik yang
dimasukkan ke dalam lubang tersebut dapat berupa sampah organik rumah tangga,
daun-daun, potongan rumput, atau vegetasi lainnya.

B. ALAT DAN BAHAN


Dengan menggunakan alat yang sederhana kita bisa membuat lubang biopori di
sekitar rumah atau sekolah kita, idealnya jarak antar lubang adalah sekitar 3 meter
namun hal tersebut tergantung kebutuhan dan juga lokasinya, alat dan bahan yang
dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1. Alat pembuat lubang, ada yang berbentuk screw dan juga ada yang berbentuk
garpu (seperti supit kepiting)
2. Pipa paralon Ø 3”, panjang 30 cm beserta tutupnya yang sudah dilubangi
3. Linggis

C. LOKASI PEMBUATAN
Lubang biopori sebaiknya dibuat di tempat-tempat dimana air akan terkumpul
pada saat hujan. Air hujan diarahkan sedemikian rupa sehingga mengalir ke lubang
resapan biopori yang dibuat. Sebagai kompensasi terhadap pengerasan atau bidang
kedap yang berupa bangunan, halaman yang diperkeras, jalan beraspal, atau bentuk-
bentuk penutupan permukaan tanah lainnya, lubang resapan biopori tidak hanya
dibuat satu buah, melainkan dibuat banyak. Lubang resapan biopori dapat dibuat pada
:
1. Halaman rumah:
Pembuatan lubang resapan biopori di halaman selain memperhatikan
unsur artistik atau keindahan, sebaiknya juga memperhatikan unsur
keamanan. Meskipun hanya berdiameter kecil (10 cm) tetapi dapat
menyebabkan kecelakaan, terutama bagi anak-anak. Lubang resapan biopori
dapat dibuat di pinggir halaman dimana air hujan dapat mengalir ke lubang
yang dibuat. Pembuatan lubang resapan biopori di halaman disesuaikan
dengan kontur tanah.
2. Taman kota:
Pembuatan lubang biopori dapat juga dilakukan di taman. Lubang resapan
biopori dibuat sesuai dengan kontur taman atau bisa pula dibuat di sekeliling
pohon. Pembuatan lubang resapan biopori mengelilingi pohon juga dapat
berfungsi sebagai pupuk organik bagi tanaman sekaligus meningkatkan
ketersediaan cadangan air sehingga akan menyuburkan tanaman.
3. Saluran pembuangan air:
Lubang resapan biopori juga dapat dibuat pada saluran pembuangan air,
sehingga saluran pembuangan air juga berfungsi menjadi tempat peresapan
air. Pembuatan lubang resapan biopori sebaiknya disesuaikan dengan kontur
tanah yang ada atau pada dasar alur-alur yang sengaja dibuat untuk
mengumpulkan serta mengarahkan air masuk ke dalam lubang biopori.
Pembuatan lubang resapan biopori pada dasar alur tersebut juga cenderung
lebih aman karena pada umumnya manusia tidak suka berjalan melewati
daerah alur, sehingga dapat menghindari kaki terperosok ke dalam lubang.

D. CARA MEMBUAT
1. Gali tanah dengan linggis kedalaman 30 cm, hal ini dimaksud untuk
mempermudah alat pembuat lubang bekerja
2. Teruskan membuat lubang dengan pelubang biopori hingga kedalaman 80 –
100 cm, dengan menggunakan alat pengebor biopori.

3. Masukkan pipa paralon sampai tepi pipa rata dengan permukaan tanah, pipa
berfungsi sebagai penahan tanah disekitar lubang agar tidak longsor dan
Perkuat mulut lubang dengan semen sekitar 2-3 cm dan setebal 2cm
disekelilingnya.
4. Masukkan daun-daun kering, sampah basah ke dalam lubang sampai penuh,
hal ini dimaksud agar sampah terurai oleh cacing dan menjadi kompos

5. Tutupi lubang dengan tutup paralon, jika tidak ada tutup paralon maka bisa
diganti dengan roster/angin-angin.
E. CARA PEMELIHARAAN
Cara memilihara biopori sangat mudah :
1 Pemeriksa tutup biopori apakah lubangnya tersumbat sampah atau tidak
2 Untuk memanen kompos yang ada di lubang biopori kita perlu waktu antara 2
– 3 minggu, setelah dipanen komposnya maka lubang harus kita isi lagi
dengan sampah daun kering/basah.

F. MANFAAT BIOPORI
1. Meningkatkan daya peresapan air dan cadangan air tanah.
Pembuatan lubang resapan biopori akan memperluas bidang permukaan
peresapan air seluas permukaan dinding lubang. Suatu permukaan tanah
berbentuk lingkaran dengan diameter 10 cm yang semula mempunyai bidang
permukaan resapan 79 cm2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan
kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 0,3 m2. Terjadi
pertambahan luas bidang peresapan sampai 40 kali. Permukaan tanah
berbentuk lingkaran dengan diameter 100 cm yang semula mempunyai bidang
permukaan bidang resapannya menjadi 3,14 m2. Terjadi pertambahan luas
bidang peresapan 4 kali.
Diameter lubang yang kecil akan mempunyai pertambahan luas bidang
peresapan yang lebih besar sehingga lubang resapan biopori dibuat dengan
diameter kecil. Lubang resapan biopori yang dibuat dengan diameter kecil
akan mengurangi beban resapan, sehingga laju peresapan air dapat
dipertahankan. Beban resapan adalah volume air yang masuk ke dalam lubang
dibagi luas permukaan resapan (dinding dan dasar lubang).
Peningkatan diameter lubang meningkatkan beban resapan dan
mengurangi pertambahan luas bidang resapan. Kombinasi antara luas bidang
resapan dan adanya biopori secara bersama-sama akan meningkatkan
kemampuan tanah dalam meresapkan air. Peresapan air hujan ini selain dapat
mencegah banjir juga dapat meningkatkan cadangan air tanah.
2. Mengubah Sampah Organik menjadi Kompos
Setiap rumah tangga akan menghasilkan sampah organik yang berupa
sampah dapur atau sampah tanaman pekarangan yang dapat dimasukkan ke
dalam lubang resapan biopori. Sampah organik ini merupakan sumber energi
dan unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh biota tanah untuk melakukan
kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekomposisi
ini dikenal sebagai kompos. Melalui proses dekomposisi, lubang resapan
biopori akan berfungsi sekaligus sebagai tempat pembuatan kompos. Kompos
yang dihasilkan dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk berbagai jenis tanaman.

3. Mengurangi emisi CO2 dan Metan


Sampah organik yang berupa rumput, daun-daun kering dan ranting-
ranting sisa tanaman kaya akan sumber karbon. Pembakaran sampah organik
akan meningkatkan emisi gas-gas seperti CO2 dan metan yang merupakan
salah satu penyusun gas rumah kaca. Disinyalir peningkatan emisi gas
tersebut ke atmosfir merupakan salah satu penyebab utama adanya pemanasan
global yang ramai dibicarakan saat ini. Pembuangan sampah organik ke dalam
lubang resapan biopori dapat memfungsikan tanah kembali sebagai
penyimpan karbon, sehingga dapat mengurangi emisi karbon ke atmosfir.
Karbon yang tersimpan di dalam tanah dalam bentuk humus tidak akan
mudah diemisikan, bahkan dapat memelihara kesuburan tanah.

4. Mengatasi penyebab penyakit yang ditimbulkan oleh adanya genangan air.


Permukaan tanah terbuka yang terkena sinar matahari akan ditumbuhi
lumut yang dapat menyumbat pori, apalagi di daerah pemukiman yang banyak
dipenuhi bangunan. Hal ini akan mengakibatkan air tidak dapat meresap ke
dalam tanah. Air yang tidak meresap ke dalam tanah akan menimbulkan
genangan air.
Adanya genangan air yang terus menerus ini merupakan habitat yang baik
bagi berkembang biaknya berbagai jenis nyamuk yang dapat menjadi
pembawa penyakit, seperti malaria dan demam berdarah dengue. Pembuatan
lubang resapan biopori dapat meresapkan genangan air tersebut, sehingga
mengurangi tempat berkembang biaknya nyamuk.

Anda mungkin juga menyukai