Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL MANAJEMEN PEMASARAN

“ANALISIS HARGA, LOKASI, DAN FASILITAS TERHADAP KEPUTUSAN


PEMBELIAN (STUDI KASUS PADA TOKO PONSEL DI DAERAH SUROPATI KOTA
BATU)”

Dosen Pengampu:
Syaifuddin Fahmi. S. Sos. SE. MM

Disusun oleh :
Afriliya Dian Pertiwi (180110020)
Kelas B Tahun 2018

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KERTANEGARAMALANG


SK MENDIKBUD RI No. 0214/0/1981, Tanggal 4 Juli 1981
TERAKREDITASI, BAN PT Nomor : 211/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2014, Tanggal 19 Juli
2014
Kampus : Jl. Cengger Ayam I/5 Telp./Fax. (0341) 492504 Malang – Jawa Timur
Email : administrasi@stiekma.ac.id Website : www.stiekma.ac.id
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Handphone merupakan alat komunikasi yang sangat canggih. Di era

globalisasi Handphone menjadi sangat penting untuk memperlancar hubungan

dengan orang tua ataupun orang lain untuk kepentingan seseorang yang mendadak

ataupun tidak. Sekarang pun dari anak-anak hingga orang tua mempunyai

Handphone pribadi. Dahulu Handphone adalah barang mewah tetapi saat ini,

Handphone bukan lagi menjadi barang yang mewah bagi setiap orang.

Sebelum perkembangan hanphone, orang menggunakan radio dua arah

seperti walkie walkie untuk berkomunikasi. Gagasan di balik radio dua arah

memunculkan ide penemuan handphone. Sejarah handphone bermula pada tahun

1908, dengan dikeluarkannya US patent 887.357 untuk telepon nirkabel yang

diciptakan oleh Nathan B. Stubblefield. Kemudian pada tahun 1947 mulailah

dirancangnya BTS. Penemuan ini mengambil tampilan baru dan bentuk selama tahun

1960-an. Perangkat telepon genggam seperti yang kita gunakan saat ini, mulailah

sejak tahun 1973.

Setelah lama berselang dan berkembangnya handphone, maka inovasi- inovasi baru

muncul dan mulai dicoba. Besarnya minat pasar smartphone di Indonesia menjadi

daya tarik tersendiri bagi para vendor ponsel dunia. Indonesia adalah surga bagi

prosusen asing, Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan bahlam China terus

membombardir produk-produk teranyarnya. Belasan bahkan puluhan merek,

berjajar di sudut-sudut took pusat belanja handphone.


Selain harganya murah, modek dengan tampilan menarik juga tekhnologinya

bersaing. Sementara, jika 10 tahun lalu orang beranggapan bahwa produk China

kurang berkualitas, hasil tiruan alias menjiplak tetapi kini perlahan mulai mengikis.

Terbukti, ponsel cerdas keluaran China nyaris menyamai produk-produk unggulan

Eropa lainnya.

Salah satu produk besutan China adalah Oppo, Oppo bisa dibilang pemain

baru di Indonesia yang memiliki keunggulan dari segi desain dengan mengincar pasar

menengah.

Seiring berkembangnya produk handphone di Indonesia membuat banyak

perusahaan-perusahaan yang memproduksi handphone, berani bersaing dengan

harga agar dapat mempertahankan penjualan produk mereka. Dalam kisaran harga

yang ditentukan oleh permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan harus

memperhitungkan biaya, harga, dan kemungkinan reaksi harga pesaing. Perusahaan

harus mempertimbangkan harga pesaing terdekat.

Harga menurut Philip Kotler adalah : “price is the amount of money charged

for a product or service. More broadly, price is the sum of all the value that

consumers exchange for the benefits of having or using the product or service”.

Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara

lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk

mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa.

Sedangkan Stanton mendefinisikan harga: “Price is the amount of money and or

goods needed to acquire some combination of another goods and its companying

services”. Pengertian di atas mengandung arti bahwa harga adalah sejumlah uang

dan atau barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang yang
lain yang disertai dengan pemberian jasa. Harga merupakan elemen dari bauran

pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu

tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga

merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan.

Lokasi berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategic, seperti fleksibilitas

competitive positioning, manajemen permintaan, dan fokus strategik (Fitzsimmons &

Fitzsimmons, 1994). Fleksibilitas sebuah lokasi merupakan ukuran sejauh mana

sebuah jasa mampu bereaksi terhadap situasi perekonomian yang berubah.

Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap

aspek-aspek sifatnya kapital intensif, karena itu penyedia jasa harus benar-benar

mempertimbangkan, menyeleksi dan memilih lokasi yang responsif terhadap

kemungkinan perubahan ekonomi, demografis, budaya, persaingan dan peraturan di

masa mendatang. Competitive positioning adalah metode-metode yang digunakan

agar perusahaan dapat mengembangkan posisi relatifnya dibandingkan para

pesaing. Dan begitu pula dengan Manajemen permintaan merupakan kemampuan

penyedia jasa untuk mengendalikan kuantitas, kualitas dan timing permintaan.

Keputusan Pembelian Konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2000)

mendefinisikan keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua pilihan

altr=ernatif atau lebih. Seorang konsumen yang hendak memilih harus memiliki

pilihan alternatif.

Schiffman dan Kanuk (2000) mengemukakan empat macam perspektif model

manusia (model of man). Model manusia yang dimaksud adalah suatu model tingkah

laku keputusan dari seorang individu berdasarkan empat perspektif, yaitu manusia

ekonomi (economic man) manusia yang dipandang sebagai seorang individu yang
memutuskan secara rasional. Manusia pasif (passive man) yaitu manusia sebagia

individu yang mementingkan diri sendiri dan menenrima berbagai macam promosi

yang ditawarkan pemasar. Manusia kognitif (cognitive man) menggambarkan

konsumen sebagai individu yang berfikir untuk memecahkan masalah (a thinking

problem solver), dan begitu pula Manusia emosional (emotional man) yaitu

konsumen sebagai individu yang memiliki perasaan mendalam dan emosi yang

memengaruhi pembelian atau kepemilikan barang-barang tertentu.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk

melakukan penelian dengan judul : ANALISIS HARGA, LOKASI DAN FASILITAS

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI KASUS PADA TOKO PONSEL DI DAERAH

SUROPATI KOTA BATU)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Toko

Ponsel di daerah Suropati Kota Batu?

2. Apakah lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Toko

Ponsel di daerah Suropati Kota Batu?

3. Apakah fasilitas berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Toko

Ponsel di daerah Suropati Kota Batu?

4. Apakah harga, lokasi dan fasilitas berpengaruh terhadap keputusan

pembelian pada Toko Ponsel di daerah Suropati Kota Batu?


C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat dikemukakan tujuan penelitian

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian

pada Toko Ponsel di daerah Suropati Kota Batu?

2. Untuk mengetahui lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian

pada Toko Ponsel di daerah Suropati Kota Batu?

3. Untuk mengetahui fasilitas berpengaruh terhadap keputusan

pembelian pada Toko Ponsel di daerah Suropati Kota Batu?

4. Untuk mengetahui apakah harga, lokasi dan fasilitas berpengaruh

terhadap keputusan pembelian pada Toko Ponsel di daerah Suropati

Kota Batu?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebeagai berikut :

a) Bahan informasi bagi Toko Ponsel di Daerah Suropati Kota Batu hasil

penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan

masukan dalam penentuan strategis.

b) Bagi peneliti berikutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan

acuan bagi peneliti selanjutnya atau hal-hal lain yang berkaitan

dengan penelitian ini.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta

kontrol program-program yang telah direncanakan dalam hubungannya dengan

pertukaran-pertukaran yang diinginkan terhadap konsumen yang dituju untuk

memperoleh keuntungan pribadi maupun bersama. Lupiyoadi (2006:6). Adapun

proses manajemen pemasaran dapat dibagi dalam beberapa lagkah kegiatan yang

dikatakan oleh Angipora (2002 : 14) adalah sebagai berikut :

a. Menganalisa Kesempatan Pasar

b. Memilih Pasar Sasaran (Target Market)

c. Mengembangkan Marketing Mix, dan

d. Mengelolah Usaha Pemasaran.

B. Pemasaran Jasa

Hariadi (2005:130) mengemukakan bahwa ciri-ciri penting suatu perusahaan

jasa yang membedakan dengan perusahaan industri barang dan akan mempengaruhi

strategi bisnis yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Produknya tidak berwujud atau intangibility sehingga tidak dapat dilihat, tidak

dapat dicoba atau dicicipi dan tidak dapat dirasakan. Oleh karena itu, pembeli

atau konsumen hanya melihat bukti dari mutu jasa atau service quality.

2. Tidak dapat dipisahkan atau inseparability. Terdapat interaksi langsung antara

produsen dengan konsumen. Dalam hal ini, jasa memerlukan kehadiran pemberi
jasa dan pengguna jasa. Dengan demikian, pembeli jasa merupakan bagian

langsung dari proses produksi sehgingga jika terjadi ketidaknyamanan dalam

proses produksi maka akan dirasakan langsung oleh pembeli.

3. Hasil jasa berbeda-beda antara satu dengan lainnya, yang dikenal sebagai

variability atau heterogenety. Oleh karena itu, mutu atau kualitas jasa yang

dihasilkan bervariasi tergantung pada siapa yang memberikan dan menyajikan

jada tersebut.

4. Tidak dpat dapat disimpan atau perishability. Oleh karena itu, jasa yang dihasilkan

harus segera dikonsumsi sehingga kapasitas yang tersedia dapat dimanfaatkan

sebab jasa yang tidak terpakai atau dikonsumsi menjadi hilang karena tidak dapat

disimpan.

5. Kepemilikan. Pengiriman barang, penerbangan, pendidikan, dan hotel adalah

usaha jasa di mana peralatan yang digunakan tidak dimiliki oleh konsumen, tetapi

masih tetap dimiliki oleh pemberi jasa.

C. Bauran Pemasaran

Sumarni dan Soeprihanto (2010:274) menjelaskan bahwa Marketing mix

adalah kombinasi dari variable atau kegiatan yang merupakan inti dari system

pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Dengan kata lain marketing

mix adalah kumpulan dari variable yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk

dapat mempengaruhi tanggapan konsumen.


D. Harga

Gitosudarmo (2008:228) mengemukakan bahwa harga adalah sejumlah uang

yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah barang beserta jasa-jasa tertentu

atau kombinasi dari keduanya. Harga ditentukan oleh banyaknya permintaan dan

penawaran.Secara mendasar terdapat 4 (empat) tujuan utama dari penetapan harga

yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan yang dikemukakan oleh Angipora

(2002:271-272) antara lain:

1. Mendapatkan laba maksimal

2. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian

penjualan bersih

3. Mencegah atau mengurangi persaingan

4. Mempertahankan atau memperbaiki market share.

E. Lokasi

Lokasi adalah tempat perusahaanberoperasi atau tempsat perusahaan

melakukan kegiatan untuk menghasilkanbarang dan jasa yang mementingkan segi

ekonominya. Tjiptono (2002:92). Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan

dalam menentukan pertimbangan-pertimbangan yang cermat dalam menentukan

lokasi menurut Kotler (2009:84) meliputi faktor:

a. Akses, misalnya lokasi yang mudah dilalui atau mudah dijangkau sarana

transportasi umum.

b. Visibilitas, misalnya lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.

c. Tempat parkir yang luas dan aman.


d. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk peluasan usaha di

kemudian hari.

e. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

F. Fasilitas

Moekijat (2001:155) menjelaskan bahwa secara sederhana yang dimaksud

dengan fasilitas adalah suatu sarana fisikyang dapat memproses suatu

masukan(input) menuju keluaran (output) yangdiinginkan. Sedangkan Sulastiyono

(2006) mengatakan bahwa fasilitas adalah penyediaan perlengkapan – perlengkapan

fisik untuk memberikan kemudahan kepada para tamu dalam melaksanakan

aktivitas-aktivitasnya

atau kegiatan – kegiatannya, sehingga kebutuhan - kebutuhan tamu dapat

terpenuhi.

G. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian menurut Nugroho (2003:38) adalah proses

pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua

atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Proses keputusan

pembelian yang spesifik yang ditulis oleh Kotler dan Armstrong (2008:179) terdiri

dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi,

evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.


H. Kerangka Pemikiran

H4

H1

HARGA (X1)

H2 KEPUTUSAN
LOKASI (X2) KONSUMEN (Y)

FASILITAS (X3) H3

I. Hipotesis

1. H.1 harga (X1) memiliki pengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y)

2. H.2 lokasi (X2) memilki pengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y)

3. H.3 fasilitas (X3) memiliki pengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y)

4. H.4 Harga (X1) , lokasi (X2) dan Fasilitas (X3) secara bersama-sama memiliki

pengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y)


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif dimana

penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang

menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Dengan penelitian

ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,

meramalkan dan mengontrol suatu gejala (Sugiyono 2009).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Oktober-Desember 2021 dan penelitian ini

mengambil tempat pada Toko Indonesia Ponsel Jalan Suropati Kota Batu.

C. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini akan ditentukan populasi berdasarkan data jumlah

pembeli / user Toko Indonesia Ponsel Suropati Kota Batu yaitu jumlah pembeli 3

bulan terakhir dari bulan Oktober, November, dan Desember 2021 yang berjumlah

720 orang. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan perhitungan rumus

slovin yaitu sebanyak 206 responden.

D. Metode Analisis

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda pada dasarnya merupakan perluasan dari

regresi linear sederhana, yaitu menambah jumlah variable bebas yang

sebelumnya hanya satu menjadi dua atau lebih variable bebas. Contohnya
adalah penelitian tentang pengaruh motivasi, perilaku pemimpin dan

kesempatan pengembangan karier terhadap kinerja pegawai. Dalam hal ini,

ada tiga variable bebas dan satu variable terikat. Dengan demikian, regresi

linear berganda dinyatakan dalam persamaan matematika sebagai berikut.

Y = a + b1 X1 + b2 X2 +b3X3+ e

Dimana

Y` = Keputusan Pembelian

X1 = Harga

X2 = Lokasi

X3 = Fasilitas

a = konstanta

b1, b2, b3 = koefisien regresi

e = variabel pengganggu

2. Uji Satistik F (Uji Serentak)

Uji F adalah uji untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variael

bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Atau untuk

menguji apakah model regresi yang kita buat baik/signifikan atau tidak

baik/non signifikan.
3. Uji T (Uji Parsial)

Uji T adalah yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing

variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini

dapat dilakukan dengan mambandingkan t hitung dengan t table atau dengan

melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung.

4. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data kita memiliki

distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik

inferensial). Cara yang biasa dipakai untuk menghitung masalah ini adalah Chi

Square. Tapi karena tes ini memiliki kelemahan, maka yang kita pakai adalah

Kolmogorov-Smirnov. Kedua tes dinamakan masuk dalam kategori Goodness

Of Fit Tes.

5. Uji Reabilitas

Uji Reabilitas adalah data untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

6. Uji Validitas Isi

Uji Validitas Isi adalah untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Menurut


Malhotra (2012: 318), validitas merupakan instrumen dalam kuesioner dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, bukan kesalahan

sistematik. Sehingga indikator-indikator tersebut dapat mencerminkan

karakteristik dari variabel yang digunakan dalam penelitian.

Anda mungkin juga menyukai