Anda di halaman 1dari 17

Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411 - 0393

Akreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA


PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE DI INDONESIA

Teddy Chandra
teddy8886@gmail.com
School of Business, Pelita Indonesia Pekan Baru

ABSTRACT

This research aims to analyze the factors affecting capital structure of property and real estate
companies in Indonesia. The dependent variable used was DER, while the independent variable
included profitability, growth opportunity, tangibility, size, dividend, liquidity, and business risk. The
samples taken were the companies listed on the property and real estate sector of Indonesia Stock
Exchange which were selected using purposive sampling. Among 47 companies listed on the property
and real estate sector in the population, 8 companies were listed after January 2010, 1 company was
delisting, and 1 company shifted to other sector. Hence, the samples used in this research were only 37
companies. The method used was linear regression. The result showed that profitability negatively
influences capital structure; size and business risk have significant positive influence to the capital
structure. On the other hand, growth opportunity, dividend, and liquidity do not have any significant
influence on capital structure.

Key word: Capital structure, profitability, growth opportunity, tangibility, size, dividend, liquidity,
business risk.

ABSTRAK

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi struktur
modal pada perusahaan properti dan real estate di Indonesia. Variabel yang digunakan adalah DER
sebagai variabel dependen dan variabel independen adalah profitability, growth opportunity,
tangibility, size, dividen, liquidity dan business risk. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah perusahaan yang terdaftar pada sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. Sampel
diseleksi dengan menggunakan purposive sampling. Dari populasi yang berjumlah 47 perusahaan
yang terdaftar pada sektor properti dan real estate ternyata terdapat 8 perusahaan yang listing setelah
Januari 2010 dan 1 perusahaan delisting serta 1 perusahaan ganti sektor. Sehingga sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 37 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah regresi
linier. Hasil penelitian ini menunjukkan profitability berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur
modal. Sedangkan tangibility berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Size dan
business risk mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Sebaliknya variabel
growth opportunity, dividen dan liquidity tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
struktur modal.

Kata kunci: Struktur modal, profitability, growth opportunity, tangibility, size, dividend, liquidity,
business risk.

PENDAHULUAN
Sejak tahun 2012 utang perusahaan di tah Indonesia. Pada tahun 2010 utang
Indonesia semakin meningkat. Peningkatan pemerintah Indonesia mencapai USD.
utang perusahaan swasta di Indonesia lebih 118.624 milyar. Sementara itu utang per-
cepat dibandingkan dengan utang pemerin- usahaan swasta hanya USD.83.789 milyar.

507
508 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 507 – 523

Namun sejak tahun 2012 terjadi pe- Heng (2011) menemukan struktur modal
ningkatan utang swasta. Utang perusahaan pada perusahaan property di Malaysia
swasta pada tahun 2012 mencapai USD. berhubungan dengan corporate performance.
126.245 milyar sedangkan utang pemerintah Penelitian serupa juga dilakukan oleh
hanya mencapai USD.126.119 milyar. Pada Rabiah, Mohd Sabri, dan Khairudin (2012)
tahun 2013, utang pemerintah terjadi pe- yang meneliti faktor yang memengaruhi
nurunan hingga mencapai USD.123.548 perusahaan property dalam memutuskan
milyar. Sementara utang perusahaan swasta kebijakan struktur modal. Hasil yang di-
sudah mencapai USD.142.561 milyar (Bank peroleh menunjukkan adanya pengaruh
Indonesia dan Ministry of Finance, 2015). yang signifikan dari profitability dan
Hal ini menunjukkan adanya dorongan yang tangibility terhadap struktur modal untuk top
sangat kuat bagi perusahaan swasta untuk five Malaysian property developers. Sedangkan
memanfaatkan utang sebagai sumber pem- variabel non debt tax shield growth opportunity
biayaan perusahaan. dan liquidity tidak menunjukkan hasil yang
Jika diamati lebih lanjut proporsi utang signifikan. Namun untuk perusahaan yang
menurut sektor, maka sektor pertanian, berada pada bottom five developers, hasil uji
peternakan, kehutanan dan perikanan, sek- penelitian mereka menunjukkan baik varia-
tor pertambangan dan penggalian, industri bel profitability, tangibility, non debt tax shield
pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, growth opportunity dan liquidity semuanya
sektor perdagangan, hotel dan restoran, menunjukkan pengaruh yang tidak signi-
sektor pengangkutan dan komunikasi, sek- fikan terhadap struktur modal.
tor keuangan, persewaan dan jasa keuangan Penelitian yang dilakukan di Indonesia
dan sektor jasa-jasa semuanya mengalami juga menunjukkan hasil yang berbeda.
pertumbuhan utang yang cukup bagus baik Penelitian yang dilakukan oleh Margaretha
sejak tahun 2010 hingga tahun 2013. Hanya dan Ramadhan (2010) menunjukkan pada
sektor bangunan dan sektor lain-lain yang industri manufaktur di Indonesia, kebijakan
mengalami penurunan penggunaan utang. struktur modal banyak dipengaruhi oleh
sektor lain-lain mempunyai utang tahun tangibility, profitability, liquidity dan growth.
2010 sebesar USD.19.084 milyar namun Sedangkan size, non debt tax shield, age dan
tahun 2013 hanya tersisa USD.14.937 milyar. investment tidak berpengaruh secara signi-
Sedangkan sektor bangunan yang merupa- fikan. Sedangkan penelitian yang dilakukan
kan bagian dari sektor property dan real oleh (Furi dan Saifudin, 2012) pada per-
estate pada tahun 2010 mempunyai utang usahaan manufaktur, mendapatkan variabel
hingga USD.13.192 milyar. Namun pada size, risiko bisnis dan rasio utang ber-
tahun 2013 utang sektor ini hanya tersisa pengaruh signifikan terhadap struktur
USD.10.766 milyar (Bank Indonesia dan modal. Variabel lainnya yaitu likuiditas,
Ministry of Finance, 2015). Untuk negara profitability, pertumbuhan penjualan dan
Indonesia yang baru melewati masa krisis struktur aktiva tidak berpengaruh secara
dan selalu mendapatkan pertumbuhan signifikan. Sementara Kesuma (2009) yang
ekonomi yang relatif stabil, penurunan meneliti perusahaan real estate di Indonesia
utang dibidang property dan real estate menemukan growth of sales, debt ratio
merupakan sesuatu yang mengejutkan. berpengaruh terhadap struktur modal.
Padahal banyak sektor lainnya yang meng- Sedangkan variabel profitability tidak ber-
alami peningkatan penggunaan utang dalam pengaruh secara signifikan terhadap struk-
pembiayaan. tur modal. Dengan melihat adanya per-
Banyak penelitian yang meneliti faktor- bedaan hasil penelitian yang diteliti baik di
faktor yang memengaruhi perusahaan da- dalam negeri maupun di luar negeri, maka
lam menentukan kebijakan struktur modal. dianggap perlu dilakukan kembali pe-
Penelitian yang dilakukan oleh San dan nelitian disektor properti dan real estate.
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Struktur Modal ... – Chandra 509

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti cost of bankruptcy. Sehingga peningkatan


kembali faktor-faktor yang memengaruhi benefit dari tax saving akibat penambahan
kebijakan struktur modal pada perusahaan utang akan berkurang karena terjadinya
sektor property dan real estate di bursa efek peningkatan cost of bankruptcy. Peningkatan
Indonesia. cost of bankruptcy yang terlalu besar akan
mengakibatkan penambahan utang sudah
TINJAUAN TEORETIS tidak layak lagi. Scott menyarankan per-
Teori Struktur Modal usahaan tetap bisa berutang, namun pe-
Penelitian mengenai kebijakan utang ningkatan utang yang sudah mencapai batas
dimulai dari penelitian yang dilakukan oleh cost of bankruptcy sama dengan benefit dari
Modigliani dan Miller pada tahun 1958. keuntungan pajak dari cost of debt, me-
Mereka berpendapat pemakaian utang bagi rupakan batas utang sudah harus di-
perusahaan tidak akan berpengaruh ter- hentikan. Dalam trade off theory, selain
hadap nilai perusahaan. Penggunaan utang mempertimbangkan cost of bankruptcy, teori
yang besar tidak akan berimbas pada nilai ini juga mempertimbangkan masalah dalam
perusahaan. Sehingga pihak manajemen hubungan antara investor, manajemen dan
perusahaan bisa menggunakan utang tanpa kreditor. Hubungan ketiga pihak ini selalu
khawatir akan menurunkan nilai perusaha- didasari saling curiga. Kecurigaan yang
an (Chandra, 2009). paling nyata terutama antara investor
Pendapat Modigliani dan Miller ter- dengan pihak manajemen. Manajemen
sebut mendapat kritikan hebat, sehingga diberi kebebasan dalam mengoperasikan
pada tahun 1963 mereka melakukan koreksi perusahaan. Namun alokasi penggunaan
atas pendapat mereka. Awalnya mereka utang yang selalu dicurigai akan digunakan
tidak memperhitungkan pajak, namun pada untuk proyek-proyek yang berisiko. Ini
koreksi tahun 1963, mereka menggunakan merupakan imbas dari perbedaan motivasi
asumsi adanya pajak. Dengan memper- antara investor sebagai pemilik perusahaan
timbangkan adanya faktor pajak pada model dan manajemen sebagai pekerja. Akibatnya
mereka, penggunaan utang bisa mem- pihak investor harus selalu memonitor
berikan pengaruh positif terhadap nilai per- perusahaan. Sebaliknya pihak manajemen
usahaan. Penggunaan utang akan berimbas akan kehilangan kebebasan dalam ber-
terjadinya penambahan biaya akibat tindak. Biaya yang timbul akibat adanya
munculnya biaya bunga. Penambahan biaya kegiatan monitoring dan kehilangan ke-
akan mengurangi laba sebelum pajak se- bebasan ini sering disebut agency cost.
hingga pajak yang akan dibayar akan Pada tahun 1984 Myers mencoba me-
berkurang. Berkurangnya pembayaran pajak ngembangkan pecking order theory yang
ini akan menimbulkan adanya tax saving, sebelumnya sudah diperkenalkan oleh
sehingga akhirnya akan meningkatkan nilai Donaldson pada tahun 1961 (Myers, 1984).
perusahaan (Chandra, 2009). Dalam pemaparannya Myers menyatakan
Usulan penelitian yang menyarankan tidak ada struktur modal yang optimal. Yang
penggunaan utang yang sebanyak-banyak- ada hanya sumber dana yang berasal dari
nya dari Modigliani dan Miller (1963) internal dan eksternal saja. Manajemen
mendapat kritikan banyak pihak. Salah satu perusahaan lebih menyukai pendanaan yang
kritikan berasal dari Scott (1977). Scott berasal dari internal dari pada dana yang
memaparkan trade off theory. Pada teori ini berasal dari eksternal. Dana internal berasal
Scott menyatakan peningkatan utang yang dari modal sendiri atau laba ditahan.
terlalu banyak akan menimbulkan pe- Sementara dana eksternal merupakan dana
ningkatan risiko yaitu financial distress. yang berbentuk utang dan penerbitan saham
Peningkatan risiko ini akan meningkatkan baru. Dalam penjelasannya pecking order
510 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 507 – 523

theory menekankan beberapa point. Pertama, kan, jika terdapat kekurangan baru di-
perusahaan lebih menyukai internal finance, tambah dengan utang.
yaitu pendanaan yang berasal dari laba Signaling theory yang dikembangkan
operasi perusahaan sendiri yang biayanya oleh Ross pada tahun 1977, merupakan teori
lebih murah dari pada utang. kedua, yang membahas tentang perubahan prilaku
perusahaan akan berusaha konsisten dalam investor dari signal yang disampaikan oleh
menetapkan dividend payout ratio untuk perusahaan. Ross berasumsi bahwa pihak
kepentingan investasi dimasa yang akan manajemen perusahaan lebih mengenal
datang. Perusahaan akan selalu meng- akan perusahaan serta mempunyai infor-
hindari perubahan secara mendadak ke- masi yang lebih komplit dibanding dengan
bijakan dividen. Ketiga, Dengan kebijakan investor. Kondisi ini bisa dimanfaatkan oleh
dividen yang ketat atau konsisten, disertai pihak manajemen perusahaan untuk mem-
dengan fluktuasi keuntungan dan ke- berikan gambaran prospek perusahaan yang
sempatan investasi yang sulit di prediksi semakin baik jika perusahaan berutang.
terlebih dahulu, mengakibatkan cash flow Dengan memberikan gambaran yang lebih
internal kadang-kadang terjadi kelebihan baik, penambahan utang perusahaan akan
dan kadang-kadang terjadi kekurangan. memberikan sentimen positif bagi investor
Pada saat kelebihan cash flow internal, (Chandra, 2009).
perusahaan cenderung menggunakan dana
tersebut untuk membayar utang atau meng- Struktur Modal dan Variabel Yang Mem-
investasikan pada surat berharga. pengaruhinya
Sebaliknya jika terjadi kekurangan Struktur modal
dana, perusahaan akan mengurangi saldo Dalam penelitian ini, struktur modal
kas atau menjual surat berharga yang di- diukur dengan menggunakan total debt
miliki. Keempat, Jika dibutuhkan pendanaan yang berisi long term debt dan short term
dari luar perusahaan (external finance), per- debt dibagi dengan total assets. Rasio ini
usahaan akan mencari sumber dana yang sudah pernah digunakan dalam penelitian
paling aman terlebih dahulu. Yaitu dimulai yang dilakukan oleh (Buferna dan
dari dengan utang melalui obligasi, kemudi- Hodgkinson, 2005; Hossain dan Ali, 2012;
an diikuti dengan sekuritas yang bersifat Margaretha dan Ramadhan, 2010; Milton
opsi seperti convertible bond, baru selanjutnya dan Raviv, 1991; Rajan dan Zingales, 1995).
menerbitkan saham baru sebagai solusi
terakhir. Pada teori ini, perusahaan lebih Profitability
mengutamakan penggunaan dana internal Milton dan Raviv (1991) dalam pe-
terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan nelitiannya menemukan adanya pengaruh
investasi, sementara dana eksternal akan positif dari profitability terhadap struktur
menjadi pilihan terakhir. Oleh sebab itu modal. Dalam penelitiannya Milton dan
kebijakan dividen perusahaan akan sangat Raviv menemukan bahwa perusahaan besar
ketat, terutama untuk dividen dalam bentuk yang mempunyai kemampuan keuangan
cash. Dari penjelasan teori ini terlihat bahwa yang kuat akan cenderung untuk men-
perusahaan memang cenderung menyukai dapatkan dana murah. Artinya tingkat ke-
pendanaan dari internal finance dibanding percayaan kreditur terhadap perusahaan
external finance. Itu sebabnya perusahaan akan semakin kuat. Keyakinan yang sangat
besar yang profitable cenderung bersifat kuat ini membuat kreditur bersedia mem-
konservatif. Mereka lebih menyukai meng- berikan utang dengan tingkat bunga yang
gunakan utang secara selektif. Sementara relatif rendah. Kesempatan ini dimanfaatkan
bagi perusahaan yang kurang profitable oleh perusahaan untuk mendapatkan utang
penggunaan internal finance akan diutama- sebanyak mungkin. Hasil ini juga didukung
oleh signaling theory dan trade off theory.
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Struktur Modal ... – Chandra 511

Hasil pengaruh positif ini juga ditemukan order theory, sumber dana internal me-
dalam penelitian yang dilakukan oleh (Ross, rupakan pilihan pertama sebagai sumber
1977; San dan Heng, 2011; Scott, 1977). dana investasi perusahaan. Namun bagi
Hasil penelitian yang berbeda diperoleh perusahaan yang memiliki growth opportu-
dalam penelitian yang diperoleh oleh nity yang tinggi sumber dana internal se-
(Myers, 1984). Myers yang terkenal dengan makin tidak mencukupi, sehingga kebutuh-
pecking order theory, mengatakan bahwa an akan utang akan semakin meningkat.
perusahaan yang memiliki perolehan laba Artinya semakin tinggi growth opportunity
yang besar cenderung menggunakan laba perusahaan akan mendorong perusahaan
sebagai sumber dana investasi. Penggunaan untuk berutang semakin banyak. Hal ini
laba yang merupakan sumber dana internal berarti pengaruh growth opportunity ter-
ini merupakan dana yang memiliki cost hadap utang adalah positif. Hasil penelitian
terkecil. Kekurangan dana investasi yang yang sama diperoleh dalam penelitian yang
berasal dari internal, akan ditambahkan dilakukan oleh (Hossain dan Ali, 2012;
dengan sumber dana eksternal. Utang me- Pahuja dan Sahi, 2012; Titman dan Wessels,
rupakan pilihan kedua, sedangkan pilihan 1988).
terakhir adalah penerbitan saham baru. Hal Hasil penelitian sebaliknya ditemui oleh
ini sesuai dengan prinsip dari pecking order (Akhtar dan Oliver, 2009; Bauer, 2004;
theory. Artinya pengaruh profitability ter- Buferna dan Hodgkinson, 2005; Furi dan
hadap struktur modal adalah negatif. Hasil Saifudin, 2012; Kesuma, 2009) menemukan
penelitian yang berpengaruh negatif juga adanya pengaruh negatif dari growth
ditemukan dalam penelitian yang dilakukan opportunity terhadap struktur modal. Pada
oleh (Antoniou, Guney, dan Paudyal, 2002; hasil penelitian ini dikatakan bahwa per-
Bauer, 2004; Bevan dan Danbolt, 2000; usahaan yang memiliki growth opportunity
Cekrezi, 2013; Hossain dan Ali, 2012; yang tinggi berarti memiliki sumber dana
Khrawish dan Khraiwesh, 2010; Mwangi, internal yang tinggi pula, sehingga ke-
Makau, dan Kosimbei, 2014; Rajan dan butuhan investasi dimasa depan bisa me-
Zingales, 1995; Sayılgan, Karabacak, dan manfaatkan sumber dana internal tersebut.
Kucukkocaoglu, 2006; Velnampy dan Hal ini berarti semakin tinggi growth
Niresh, 2012). opportunity suatu perusahaan akan semakin
Penelitian yang dilakukan oleh Kesuma kecil penggunaan utang.
(2009) menunjukkan tidak adanya pengaruh Pada penelitian ini cenderung meng-
yang signifikan dari profitability terhadap gunakan argumentasi adanya pengaruh
struktur modal di perusahaan real estate di positif dari growth opportunity terhadap
Indonesia. Hasil ini didukung oleh peneliti- struktur modal.
an yang dilakukan oleh Furi dan Saifudin H2 : Terdapat pengaruh positif growth
(2012) yang meneliti perusahaan manufaktur opportunity terhadap struktur modal.
di Indonesia.
Pada penelitian ini sektor properti dan Tangibility
real estate yang ada di Indonesia dihipotesis- Scott (1977) dalam trade off theory
kan memiliki pengaruh negatif sesuai menyatakan risiko kebangkrutan perusaha-
dengan pecking order theory. an perlu dipertimbangkan dalam keputusan
H1 : Terdapat pengaruh negatif profitability struktur modal. Untuk mendapatkan utang,
terhadap struktur modal. perusahaan perlu menyiapkan kolateral
yang memadai, sehingga risiko kebangkrut-
Growth Opportunity an bisa dieliminir. Hal ini berarti semakin
Dalam penelitian yang dilakukan oleh tinggi tangibility akan semakin besar utang.
Myers (1984) yang dikenal dengan pecking dengan kata lain pengaruh tangibility
512 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 507 – 523

terhadap struktur modal adalah positif. nemukan telah berlaku asymmetric infor-
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian mation theory. Pada perusahaan besar,
yang dilakukan oleh (Akhtar dan Oliver, penggunaan utang yang besar merupakan
2009; Antoniou et al., 2002; Bevan dan konotasi yang buruk. Sehingga perusahaan
Danbolt, 2002; Buferna dan Hodgkinson, lebih cenderung menggunakan modal
2005; Cekrezi, 2013; Friend dan Lang, 1988; sendiri dari pada menggunakan utang. hal
Khrawish dan Khraiwesh, 2010; Milton dan ini berarti telah terjadi pengaruh negatif dari
Raviv, 1991; Rajan dan Zingales, 1995; Shah size perusahaan terhadap struktur modal.
dan Khan, 2007). hasil penelitian ini didukung oleh (Fitriya et
Sementara dalam penelitiannya Gross- al., 2013; Pahuja dan Sahi, 2012)
man dan Hart (1982) mengusulkan ide bagi Penelitian ini cenderung menganggap
perusahaan untuk memperbesar utang bagi size akan berpengaruh positif terhadap
perusahaan yang memiliki kolateral yang struktur modal.
kecil. Hal ini berguna untuk memonitor H4 : Terdapat pengaruh positif size ter-
kegiatan manajemen. Ini berarti tangibility hadap struktur modal.
mempunyai pengaruh negatif terhadap
struktur modal. Hasil pengaruh negatif ini Dividend
juga ditemukan oleh (Bauer, 2004; Ebaid, Dalam pecking order theory yang
2009; Fitriya, Abdul, dan Muhammad, 2013; dikemukakan oleh (Myers, 1984), dikatakan
Hossain dan Ali, 2012; Sayılgan et al., 2006). kebijakan dividend berdasarkan expected
Pada penelitian ini cenderung mengambil return investment dan expected cash flow.
pengaruh negatif terhadap struktur modal. Pembagian dividend disarankan tidak besar.
H3 : Terdapat pengaruh negatif tangibility Karena sumber dana internal akan mengecil
terhadap struktur modal. jika dividen yang dibagikan besar. Sumber
dana internal yang kecil ini akan memaksa
Size perusahaan untuk memperbesar sumber
Penelitian yang dilakukan oleh (Rajan dana eksternal yaitu utang. Artinya semakin
dan Zingales, 1995) menemukan bahwa tinggi dividend dibagikan akan semakin
perusahaan besar lebih mampu melakukan besar utang. Jadi disini terdapat pengaruh
diversifikasi investasi sehingga tidak mudah positif dari dividend terhadap struktur
mengalami financial distress. Dengan kata modal. Hasil penelitian ini didukung oleh
lain semakin besar ukuran perusahaan, akan (Jiang dan Jiranyakul, 2013).
membuat fundamental keuangan perusaha- Penelitian ini juga cenderung mengikuti
an semakin kuat. Kekuatan fundamental pecking order theory yang menyatakan
keuangan perusahaan tersebut mengakibat- adanya pengaruh positif dari dividen
kan cost of fund perusahaan akan semakin terhadap struktur modal.
murah. Cost of fund yang murah ini akan H5 : Terdapat pengaruh positif dividend
mendorong perusahaan memperbesar terhadap struktur modal.
utang. Hal ini berarti adanya pengaruh
positif dari size terhadap struktur modal. Liquidity
penelitian ini didukung oleh penelitian yang Dalam trade off theory yang dikemuka-
dilakukan oleh (Antoniou et al., 2002; Bauer, kan oleh (Scott, 1977) menyatakan adanya
2004; Cekrezi, 2013; Furi dan Saifudin, 2012; pengaruh positif dari liquidity terhadap
Karadeniz, Kandır, Iskenderoglu, dan Onal, struktur modal. Scott menyatakan besarnya
2011; Khrawish dan Khraiwesh, 2010; liquidity perusahaan merefleksikan adanya
Maxwell dan Kehinde, 2012; Titman dan kemampuan yang lebih besar dalam men-
Wessels, 1988). dapatkan utang. penelitian ini didukung
Hasil penelitian sebaliknya ditemukan oleh (Pahuja dan Sahi, 2012).
oleh (Fama dan Jensen, 1983). Mereka me-
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Struktur Modal ... – Chandra 513

Sebaliknya menurut pecking order pengaruh negatif business terhadap struktur


theory (Myers, 1984) menyatakan perusaha- modal.
an yang memiliki tingkat likuiditas yang H7 : Terdapat pengaruh negatif business
tinggi akan mengurangi penggunaan utang. risk terhadap struktur modal.
Perusahaan yang memiliki current assets
yang besar cenderung memiliki sumber dana METODE PENELITIAN
internal yang besar. Sumber dana internal Populasi and Sampel
yang besar ini akan dijadikan sebagai Populasi yang digunakan dalam pe-
sumber pembiayaan perusahaan. Sehingga nelitian ini adalah semua perusahaan
perusahaan yang memiliki liquidity yang property dan real estate yang terdaftar di
besar akan mengurangi utang. atau dengan Bursa Efek Indonesia. Adapun perusahaan
kata lain terdapat pengaruh negatif dari properti dan real estate yang terdaftar di
liquidity terhadap struktur modal. hasil bursa efek Indonesia ada 47 perusahaan.
penelitian ini didukung oleh penelitian Pemilihan sampel penelitian dilakukan
(Cekrezi, 2013; Deesomsak, Paudyal, dan berdasarkan metode purposive sampling.
Pescetto, 2004; Friend dan Lang, 1988; Adapun kriteria yang digunakan disini ada
Hossain dan Ali, 2012). beberapa. Pertama, perusahaan telah ter-
Sementara itu penelitian yang dilaku- daftar di sektor property dan real estate sejak
kan oleh (Furi dan Saifudin, 2012) menemu- tanggal Januari 2010. Kedua, perusahaan
kan tidak adanya pengaruh yang signifikan tetap listing sampai Desember 2013. Ketiga,
dari liquidity terhadap struktur modal. perusahaan tidak pernah dilakukan suspend
Penelitian ini juga cenderung mengikuti maupun delisting atau keluar dari sektor
pecking order theory yang menyatakan property dan real estate selama Januari 2010
adanya pengaruh negatif dari liquidity sampai Desember 2013. Keempat, perusaha-
terhadap struktur modal. an memiliki laporan keuangan per 31
H6 : Terdapat pengaruh negatif liquidity Desember setiap tahunnya.
terhadap struktur modal. Dari populasi yang berjumlah 47 per-
usahaan ternyata terdapat 8 perusahaan
Business Risk yang listing setelah Januari 2010 dan 1 per-
Dalam trade off theory menyatakan usahaan delisting serta 1 perusahaan ganti
perusahaan yang memiliki utang yang besar sektor. Sehingga sampel yang digunakan
cenderung memiliki volatilitas pendapatan dalam penelitian ini adalah 37 perusahaan.
yang tinggi. Tingkat volatilitas yang tinggi
akan meningkatkan business risk perusaha- Teknik Pengumpulan Data
an. Peningkatan business risk perusahaan ini Dalam penelitian ini, data yang di-
akan mengakibatkan meningkatnya cost of gunakan adalah data sekunder. Data sekun-
fund. Peningkatan cost of fund ini akan der tersebut diperoleh dari berbagai sumber
mendorong perusahaan untuk mengurangi seperti www.idx.co.id, dan www.bi.go.id.
penggunaan utang. Hal ini berarti per- Semua data baik variabel dependen (struk-
usahaan yang memiliki business risk yang tur modal) maupun variabel independen
tinggi akan menurunkan penggunaan utang. (profitability, growth opportunity, tangibility,
Artinya terdapat pengaruh negatif dari size, dividend, liquidity dan business risk)
business risk terhadap struktur modal. diperoleh dari laporan keuangan perusaha-
penelitian ini didukung oleh penelitian yang an (balance sheet dan income statement) tahun
dilakukan oleh (Furi dan Saifudin, 2012; 2010 sampai tahun 2013.
Scott, 1977).
Penelitian ini cenderung menganut Variabel dan Definisi Operasional
trade off theory yang menyatakan adanya Variabel
514 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 507 – 523

Variabel Dependen Size


Variabel dependen pada penelitian ini Size merupakan gambaran akan besar
adalah struktur modal. Struktur modal kecilnya ukuran perusahaan. Dalam pe-
merupakan bauran dari utang dengan total nelitian ini size diukur dengan Ln dari
aktiva. Adapun rumus yang digunakan penjualan. Rumus ini pernah digunakan
dalam penelitian ini adalah debt to assets oleh (Furi dan Saifudin, 2012; Rajan dan
ratio (DAR). Rumus ini telah digunakan Zingales, 1995).
dalam penelitian (Cekrezi, 2013; Chandra, = ( )
2009; Margaretha dan Ramadhan, 2010;
Mwangi et al., 2014). Dividend
Dividend merupakan bagian dari laba
= yang dibagikan kepada pemegang saham.
Disini dividend diukur dengan besarnya
Variabel Independen dividen dibagi earning pershare.
Profitability ℎ
Profitability memberikan gambaran =

akan firm performace. Dalam penelitian ini
variabel profitability diukur dengan meng- Liquidity
gunakan return on assets (ROA). Rumus ini Liquidity merupakan kemampuan per-
sudah pernah digunakan dalam penelitian usahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
(Cekrezi, 2013; Kesuma, 2009; Margaretha pendek. Variabel ini diukur dengan total
dan Ramadhan, 2010; Mwangi et al., 2014). current assets dibagi current liabilities.
Rumus ini pernah digunakan oleh (Ozkan,
=
2001).

Growth Opportunity =
Growth opportunity merupakan
gambaran peluang pertumbuhan perusaha- Business Risk
an dimasa yang akan datang. Variabel ini Business Risk merupakan volatilitas
diukur dengan menggunakan persentase laba yang dihadapi oleh perusahaan. Ukuran
perubahan total assets. Rumus ini sudah business risk adalah NOPAT atau EBIT (1-T)
pernah digunakan dalam penelitian (Buferna dibagi dengan capital. Rumus ini diperoleh
dan Hodgkinson, 2005; Hossain dan Ali, dari (Brigham dan Daves, 2004; Furi dan
2012). Saifudin, 2012)
=% ℎ
=
Tangibility
Tangibility merupakan gambaran Teknik Analisis Data
besarnya fixed assets yang bisa digunakan Penelitian ini menggunakan regresi
sebagai jaminan dalam memperoleh utang. linier. Model analisis yang digunakan adalah
tangibility diukur dengan menggunakan sebagai berikut:
total fixed assets dibagi dengan total assets. SM = a + b1 Prof + b2 GO + b3 Tang + b4 Size +
Rumus ini sudah pernah digunakan oleh b5 Div + b6 Liq+ b7 BR + ε
(Friend dan Lang, 1988; Hossain dan Ali, dimana:
2012; Margaretha dan Ramadhan, 2010; Shah SM = Struktur modal (Debt to Assets
dan Khan, 2007). Ratio)
a = intercept
= b1..b6 = Koefisien regresi setiap variabel
independen.
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Struktur Modal ... – Chandra 515

Prof = Profitability (Return on Assets) kerugian. Dari jumlah tersebut hanya 1 per-
GO = Growth Opportunity usahaan yang jumlah kerugiannya mengecil.
Tang = Tangibility Sementara 4 perusahaan lainnya mengalami
Size = Size peningkatan kerugiannya. Memang imbas
Div = Dividend krisis tahun 2008 pada sektor properti lebih
Liq = Liquidity dirasakan dibanding sektor lainnya. Walau-
BR = Business Risk pun pada tahun 2012 dan 2013 terjadi pe-
ε = Error Term. ningkatan profitability secara rata-rata, na-
Sebelum digunakan analisis regresi ini akan mun pada tahun 2013 masih terdapat 7 per-
dilakukan pengujian asumsi klasik berupa usahaan yang mengalami kerugian. Ini me-
uji normalitas, autokorelasi, multikoliniritas nunjukkan bahwa adanya tingkat variasi
dan heteroskedastisitas. yang relatif tinggi untuk variabel profita-
bility ini.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Variabel growth opportunity perusaha-
Analisis Deskriptif an properti secara umum mengalami
Variabel yang digunakan dalam pe- peningkatan. Namun seperti juga profita-
nelitian ini ada 7 variabel independen dan 1 bility, pada tahun 2011 variabel growth
variabel dependen. Hasil analisis descriptive opportunity juga mengalami penurunan.
setiap variabel adalah pada table 1. Walaupun terdapat peningkatan growth
Secara umum struktur modal perusaha- opportunity di tahun 2012 dan 2013, namun
an properti dan real estate mengalami pe- perusahaan yang mengalami penurunan
ningkatan setiap tahunnya. Walaupun ter- juga cukup banyak yaitu ada 16 perusahaan
dapat beberapa perusahaan yang mengalami dari 37 perusahaan. Artinya penurunan
penurunan, namun jumlah penurunan ter- growth opportunity cukup besar, walaupun
sebut tidak terlalu besar. Akibatnya secara secara rata-rata tetap naik pada tahun 2012
rata-rata terlihat adanya peningkatan. dan 2013.
Dengan melihat perkembangan profita- Variabel tangibility juga mempunyai
bility perusahaan properti dan real estate, kecenderungan menurun. Pada tahun 2012
terlihat bahwa pada tahun 2011 profitability dan 2013 terjadi penurunan rata-rata jumlah
mengalami penurunan 0.0426 dibanding fixed asset perusahaan properti. Walaupun
0.0477 ditahun 2010. Pada tahun 2011 te pada tahun 2011 terjadi peningkatan rata-
dapat 5 perusahaan yang mengalami rata tangibility dibanding tahun 2010, namun

Tabel 1
Descriptive Statistics (Means)

Variable 2010 2011 2012 2013


DAR 0.3851 0.3825 0.3904 0.3986
Profitability 0.0477 0.0426 0.0480 0.0655
Growth Opportunities 0.2052 0.1901 0.3237 0.5471
Tangibility 0.1542 0.1641 0.1461 0.1452
Size 12.2440 12.7167 13.0643 13.3222
Dividend 0.0741 0.1237 0.1134 0.0889
Liquidity 228.6020 44.7237 3808.5851 29.4542
Business Risk 0.0413 0.0475 0.0483 0.0649
Sumber : Data Olahan.
516 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 507 – 523

pada tahun 2011 tersebut terdapat 18 per- Liquidity perusahaan properti sangat
usahaan dari 37 perusahaan yang me- bervariasi. Walaupun hanya pada tahun
ngalami penurunan. Hanya saja penurunan 2011 dan 2013 terdapat penurunan liquidity,
yang dialami tidak terlalu besar. namun variasi yang terjadi sangat besar.
Jika dilihat dari firm size, ternyata Liquidity tertinggi pada tahun 2010 men-
secara rata-rata terjadi peningkatan yang capai 2759.21 bahkan pada tahun 2012
cukup berarti setiap tahunnya. Kendati ada 9 terdapat liquidity sebesar 139184.8. Hal ini
perusahaan yang mengalami penurunan menunjukkan adanya variasi data yang
pada tahun 2011, namun penurunan yang sangat besar, sehingga sangat sulit dikatakan
terjadi tidak terlalu berarti. Begitu juga adanya peningkatan atau penurunan liqui-
penurunan pada tahun 2012 hanya 7 dity perusahaan. Namun pada tahun 2011
perusahaan, sementara pada tahun 2013 terdapat 3 perusahaan saja yang mengalami
penurunan firm size hanya dialami oleh 4 peningkatan liquidity, sementara 1 per-
perusahaan dari 37 perusahaan. Hal ini usahaan tetap dan sisanya sebanyak 33
menunjukkan memang firm size perusahaan perusahaan mengalami penurunan. Hal
properti cenderung meningkat. sebaliknya terjadi pada tahun 2012, dimana
Mengingat banyaknya perusahaan yang hanya terdapat 17 perusahaan dari 37 per-
mengalami kerugian dan tingkat profita- usahaan yang mengalami penurunan liqui-
bility yang tidak terlalu bagus, hal ini me- dity.
nyebabkan perusahaan banyak yang tidak Business risk perusahaan properti
membagikan dividen. Bahkan terdapat 18 cenderung mengalami peningkatan setiap
perusahaan yang tidak pernah membayar tahunnya. Kendati terdapat beberapa
dividen sama sekali selama 4 tahun pe- perusahaan yang mengalami penurunan,
nelitian. Sementara sisanya tidak membayar- namun secara umum semua tetap me-
kan dividen secara rutin. Hanya 7 perusaha- ngalami peningkatan yang cukup berarti.
an saja yang rutin membayar dividen setiap
tahunnya. Hasil Analisis Regresi
Hasil analisis regresi bisa dilihat dari tabel 2.

Gambar 1
Uji Normalitas
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Struktur Modal ... – Chandra 517

Dari hasil uji normalitas pada gambar 1 Hasil determinasi model ini menunjuk-
terlihat bahwa sebaran data masih berada kan nilai 0.288. Artinya perubahan-perubah-
pada garis diagonal. Ini menunjukkan bah- an yang terjadi pada variabel struktur modal
wa distribusi data mengikuti distribusi bisa dijelaskan oleh variabel profitability,
normal. Hasil ini diperkuat dengan uji growth opportunity, tangibility, size, divi-
Kolmogorov smirnov pada tabel 2 dengan dend, liquidity dan business risk secara
nilai sig. sebesar 0.522. sehingga bisa di- bersama-sama sebesar 28.8%, sedangkan
simpulkan model regresi yang dibuat telah sisanya yaitu 71.2% harus dijelaskan oleh
memenuhi asumsi normalitas. faktor lain.
Hasil uji autokorelasi dengan meng- Hasil uji F statistic menunjukkan koefi-
gunakan Durbin Watson test menunjukkan sien sebesar 9.486 dan Sig. 0.000. Hal ini
koefisien sebesar 1.906. hasil ini lebih besar menunjukkan bahwa variabel profitability,
dari pada DU (1.831) dan lebih kecil dari growth opportunity, tangibility, size, divi-
pada 4-DU (4 - 1.831) sehingga bisa dikata- dend, liquidity dan business risk secara
kan model ini bebas autokorelasi. Sementara bersama-sama berpengaruh secara signi-
uji multikolinieritas diuji dengan mengguna- fikan terhadap variabel struktur modal.
kan coefficient variance inflation factor (VIF). Namun secara partial hanya variabel tangibi-
Koefisien VIF yang baik adalah dibawah 10. lity, size dan business risk saja yang ber-
Dari tabel 2 terlihat nilai VIF untuk semua pengaruh secara signifikan 5%, dan profita-
variabel dibawah 10, sehingga bisa dikata- bility berpengaruh secara signifikan sebesar
kan semua variabel independen bebas dari 10%. Sedangkan variabel growth opportu-
multikolinieritas. Uji asumsi terakhir adalah nity, dividend dan liquidity tidak berpe-
uji heteroskedastisitas. Uji heteroskedasti- ngaruh secara signifikan.
sitas dilakukan dengan menggunakan uji
glejser. Dari hasil perhitungan diperoleh Pembahasan
nilai sig. Untuk masing-masing variabel Profitability
lebih besar dari 0,05. Hasil ini menunjukkan Profitability dihipotesiskan berpe
bahwa asumsi heteroskedastisitas telah ter- ngaruh negatif terhadap struktur modal.
penuhi.

Tabel 2
Hasil Regression

Variable Beta t-value Sig. Uji Glejser VIF


Coefficients (Sig.)
Profitability -0.269 -1.938 0.055 0.785 3.969
Growth Opportunities -0.086 -1.213 0.227 0.262 1.036
Tangibility -0.206 -2.907 0.004 0.139 1.037
Size 0.439 5.496 0.000 0.303 1.315
Dividend 0.074 1.001 0.318 0.159 1.119
Liquidity 0.054 0.770 0.443 0.134 1.032
Business Risk 0.320 2.329 0.021 0.774 3.895
Durbin Watson 1.906
Adj R-Square 0.288
F-Statistic 9.486
Sig.(F-Statistic) 0.000
Sig.(Kolmogorov S.) 0.522
518 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 507 – 523

Dari hasil pengujian, ditemukan bahwa adanya pengaruh negatif dari growth
profitability tidak punya pengaruh negatif opportunity terhadap struktur modal. Hasil
yang signifikan terhadap struktur modal pengaruh negatif ini sesuai dengan peneliti-
dengan tingkat signifikansi 5%. Namun an yang dilakukan oleh (Akhtar dan Oliver,
berpengaruh signifikan terhadap struktur 2009; Bauer, 2004; Buferna dan Hodgkinson,
modal dengan tingkat signifikansi sebesar 2005; Furi dan Saifudin, 2012; Kesuma, 2009).
10%. Hasil temuan ini sesuai dengan pecking Pada penelitian mereka ditemukan per-
order theory. Penelitian ini juga mendukung usahaan yang memiliki growth opportunity
penelitian yang dilakukan oleh (Antoniou et yang tinggi berarti memiliki sumber dana
al., 2002; Bauer, 2004; Bevan dan Danbolt, internal yang tinggi sehingga sumber inves-
2000; Cekrezi, 2013; Hossain dan Ali, 2012; tasi bisa dipenuhi dengan sumber dana
Khrawish dan Khraiwesh, 2010; Mwangi et internal. Sehingga kebutuhan utang menjadi
al., 2014; Myers, 1984; Rajan dan Zingales, berkurang. Namun dalam penelitian ini
1995; Sayılgan et al., 2006; Velnampy dan diperoleh fakta bahwa pengaruh negatif
Niresh, 2012). Pada pecking order theory tersebut disebabkan adanya kecenderungan
dikatakan bahwa kebutuhan dana akan penurunan rasio growth opportunity dan
dipenuhi dengan dana internal terlebih peningkatan utang perusahaan. Secara rata-
dahulu, kekurangannya akan ditutupi de- rata penurunan rasio growth opportunity
ngan utang. pilihan sumber dana eksternal terjadi ditahun 2011. Walaupun tahun 2012
adalah pilihan terakhir. Pada penelitian ini dan 2013 secara rata-rata mengalami ke-
terlihat bahwa struktur modal cenderung naikan, namun jumlah emiten yang me-
mengalami peningkatan setiap tahunnya. ngalami penurunan juga mencapai 16 emiten
Namun laba perusahaan properti tidak dari 37 emiten baik ditahun 2012 maupun
begitu menggembirakan. Walaupun secara tahun 2013. Ketidaktegasan kenaikan atau
rata-rata terdapat peningkatan dan hanya penurunan rasio ini mengakibatkan terjadi
mengalami penurunan pada tahun 2011, pengaruh yang tidak signifikan.
namun jika dilihat lebih dalam terlihat Pengaruh negatif disini bisa diartikan
banyaknya perusahaan yang mengalami emiten pada sektor properti tidak akan
penurunan laba. Penurunan laba dan adanya mengurangi utang kendati sebagian emiten
perusahaan yang mengalami kerugian di mengalami penurunan growth opportunity.
sektor properti ini merupakan imbas dari Hal ini berarti prospek dimasa depan tidak
krisis yang dialami pada tahun 2008. Dengan menjadi pertimbangan dalam pengambilan
kondisi laba yang kurang, maka kebutuhan keputusan struktur modal.
dana pada perusahaan tidak bisa ditutupi
sepenuhnya dengan dana internal. Ke- Tangibility
kurangan dana tersebut dipenuhi dengan Tangibility mempunyai pengaruh nega-
dana eksternal yaitu utang. Itu sebabnya tif signifikan terhadap struktur modal. Hasil
kendati terjadi penurunan laba perusahaan, ini sesuai dengan hasil penelitian yang
namun struktur modal tetap meningkat, dilakukan (Bauer, 2004; Ebaid, 2009; Fitriya
sehingga hasilnya negatif signifikan. et al., 2013; Hossain dan Ali, 2012; Sayılgan et
al., 2006). Dalam penelitian ini memang
Growth Opportunity terlihat adanya penurunan rasio tangibility
Growth opportunity dihipotesiskan terutama pada tahun 2012 dan 2013. Jika
akan berpengaruh positif terhadap struktur ditelusuri lebih mendalam, rumus FA/TA
modal. Dari hasil uji hipotesis, ternyata yang berarti perbandingan antara fixed assets
growth opportunity tidak mempunyai pe- dan total assets. Dari data yang diperoleh
ngaruh positif yang signifikan terhadap ternyata rata-rata fixed assets dari emiten
struktur modal. Kendati tidak mempunyai properti tetap mengalami peningkatan
pengaruh yang signifikan, namun terlihat setiap tahunnya kecuali tahun 2012. Namun
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Struktur Modal ... – Chandra 519

peningkatan fixed assets tersebut dibarengi modal. kendati pengaruhnya positif, namun
dengan peningkatan total assets yang lebih hasilnya tidak signifikan. Hasil pengaruh
besar, sehingga dari rasio terlihat adanya positif ini mengikuti kecenderungan pecking
penurunan rasio tangibility. Hal ini berarti order theory. Dalam pecking order theory
peningkatan utang perusahaan tetap di- perusahaan lebih mengutamakan meng-
barengi dengan peningkatan fixed assets. gunakan sumber dana internal dibanding
Hanya saja peningkatan pertumbuhan utang dengan sumber dana eksternal. Untuk me-
lebih besar dibanding dengan pertumbuhan menuhi kebutuhan dana internal tersebut,
fixed assets. Dalam artian adanya tingkat perusahaan akan berusaha untuk me-
kepercayaan yang tinggi dari para kreditur ngurangi pengeluaran dividen. Pembagian
dalam memberikan utang kepada perusaha- dividen yang besar akan memaksa per-
an. Sementara dari sisi perusahaan sendiri, usahaan untuk memperbesar penggunaan
pihak manajemen perusahaan seakan di- utang. Dalam penelitian ini terlihat per-
dorong untuk mengambil utang sebagai usahaan cenderung mengurangi pembayar-
sumber pembiayaan perusahaan. Sesuai de- an dividen khususnya pada tahun 2012 dan
ngan hasil penelitian sebelumnya, dorongan 2013. Namun dalam kenyataannya banyak
tersebut untuk mengurangi efek dari agency perusahaan yang mengalami kerugian dan
theory. tidak membayar dividen selama tahun
pengamatan. Terdapat 18 perusahaan yang
Size tidak pernah membayar dividen selama
Size perusahaan merupakan variabel tahun pengamatan. Hanya 7 perusahaan saja
yang paling dominan pengaruhnya terhadap yang membayar dividen secara rutin bahkan
struktur modal. Bentuk pengaruh size dari perusahaan yang membayar dividen
terhadap struktur modal adalah positif. tersebut, cenderung meningkat. Artinya
Hasil ini berarti sama dengan penelitian kendati perusahaan banyak yang tidak
yang dilakukan oleh (Antoniou et al., 2002; membayar dividen, namun dana untuk
Bauer, 2004; Cekrezi, 2013; Furi dan Saifudin, operasi perusahaan tidak cukup dibiayai
2012; Karadeniz et al., 2011; Khrawish dan dari sumber dana internal. Akibatnya peng-
Khraiwesh, 2010; Maxwell dan Kehinde, gunaan utang tetap meningkat. Hal ini
2012; Rajan dan Zingales, 1995; Titman dan sesuai dengan prinsip pecking order theory.
Wessels, 1988). Dalam penelitian mereka Namun karena banyaknya data perusahaan
diperoleh fakta bahwa perusahaan besar yang tidak membayar dividen tersebut
cenderung mendapat kepercayaan yang mengakibatkan hasil uji hipotesis menjadi
lebih besar dari kreditur untuk mendapat- tidak signifikan.
kan pinjaman. Kepercayaan tersebut juga
dibarengi dengan rendahnya cost of fund. Liquidity
Hal ini mengakibatkan perusahaan lebih Liquidity tidak mempunyai pengaruh
cenderung membiayai operasinya dengan negatif yang signifikan terhadap struktur
utang yang dianggap lebih murah. Pada modal. Kendati pengaruhnya positif, namun
perusahaan properti di Indonesia ternyata hasil uji hipotesis tidak signifikan. Hasil ini
memang memiliki kecenderungan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan
sama dengan penelitian sebelumnya. Hal ini oleh (Furi dan Saifudin, 2012) yang mem-
terlihat, peningkatan size perusahaan di- peroleh hasil tidak signifikan. Dari data di-
barengi dengan peningkatan struktur modal. peroleh adanya penurunan rata-rata liqui-
dity di tahun 2011 dan 2013. Namun jika
Dividend dilihat dari penyebaran data rasio liquidity,
Dividen tidak memiliki pengaruh terlihat variasi data yang sangat besar.
positif yang signifikan terhadap struktur Liquidity tertinggi pada tahun 2010
520 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 507 – 523

mencapai 2759.209, bahkan pada tahun 2012 assets secara memadai. Kreditur hanya
mencapai 139184.8. Variasi data yang besar melihat size perusahaan yang besar sebagai
ini mengakibatkan pengaruh liquidity ter- bentuk kepercayaan untuk memberikan
hadap struktur modal menjadi tidak utang. Akibatnya risiko kebangkrutan per-
signifikan. usahaan menjadi meningkat. Peningkatan
risiko kebangkrutan ini menjadi lebih besar
Business Risk setelah terlihat adanya peningkatan business
Business risk tidak mempunyai pe- risk perusahaan. Peningkatan business risk
ngaruh negatif yang signifikan terhadap ini sebagai gambaran besarnya volatilitas
struktur modal. Dari hasil uji ternyata pendapatan perusahaan yang ada di sektor
business risk berpengaruh positif terhadap properti ini.
struktur modal. hasil ini tidak sesuai dengan Peningkatan risiko kebangkrutan se-
penelitian yang dilakukan oleh (Furi dan bagai imbas dari peningkatan struktur mo-
Saifudin, 2012). Artinya kendati terdapat dal sesuai dengan trade off theory. Dengan
peningkatan rata-rata dari business risk per- meningkatnya risiko kebangkrutan akan
usahaan property, namun utang perusahaan mengakibatkan meningkatnya kemungkin-
tetap terjadi peningkatan. Hal ini berarti an kredit macet pada perusahaan sektor
penurunan profitability perusahaan properti properti. Untuk itu disarankan kepada per-
mengakibatkan meningkatnya business risk usahaan sektor properti dan real estate agar
perusahaan. Peningkatan business risk per- bisa mengendalikan risiko kebangkrutan
usahaan tersebut tidak mengurangi per- dengan mengurangi utang. Mengingat
usahaan untuk menambah utang. Peningkat- kondisi perekonomian Indonesia dan pros-
an utang ini akan meningkatkan risiko pek pasar properti yang masih belum
kebangkrutan. menjanjikan, ada baiknya perusahaan me-
nahan diri untuk melakukan pengembangan
SIMPULAN DAN SARAN besar-besaran. Bagi investor pasar modal
Penelitian ini bertujuan menguji faktor- sebaiknya perlu meneliti lebih mendalam
faktor yang memengaruhi keputusan struk- perusahaan properti dan real estate yang
tur modal perusahaan sektor properti dan akan menjadi target investasi. Sesuaikan
real estate di Indonesia. Dari hasil uji hipo- dengan karakteristik investor dan tujuan
tesis ternyata hanya variabel profitability, investasi.
tangibility dan size saja yang mempunyai Hasil ini menggambarkan kondisi per-
pengaruh yang signifikan. Khusus variabel usahaan sektor properti dan real estate
profitability signifikan pada tingkat signifi secara umum. Namun jika diteliti satu
kansi 10%. Sedangkan variabel growth persatu ternyata terdapat perbedaan yang
opportunity, dividen liquidity dan business sangat menyolok antara perusahaan properti
risk tidak menunjukkan adanya pengaruh dan real estate yang masuk dalam kategori
yang signifikan terhadap struktur modal. blue chip dan tidak. Perusahaan yang
Pada penelitian ini ditemukan per- tergolong blue chip cenderung mempunyai
usahaan properti di Indonesia cenderung fundamental keuangan yang bagus. Semen-
menganut pecking order theory. Hal ini tara perusahaan yang tidak tergolong per-
terbukti dari hasil uji profitability berpe- usahaan blue chip cenderung mempunyai
ngaruh negatif signifikan. Artinya penurun- fundamental keuangan yang kurang bagus
an laba perusahaan, mengakibatkan sumber bahkan ada yang jelek. Perbedaan kinerja
dana internal perusahaan menjadi ber- keuangan ini mengakibatkan hasil ini men-
kurang sehingga kebutuhan dana dipenuhi jadi tidak bisa menggambarkan kondisi yang
dengan utang. Namun peningkatan utang sebenarnya. Oleh sebab itu disarankan pada
ini tidak sepenuhnya didukung dengan peneliti berikutnya untuk memisahkan per-
peningkatan tangibility, dalam hal ini fixed usahaan berdasarkan kelompok perusahaan
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Struktur Modal ... – Chandra 521

yang memiliki kinerja yang bagus dan tidak, ract_id=233551 Diakses tanggal 12 April
disamping mempunyai kelompok sektor 2013.
yang sama. Brigham, E. F., dan P. R. Daves. 2004.
Mengingat nilai determinasi penelitian Intermediate Financial Management
ini hanya 28.8%, jadi masih ada 71.2% (8th ed.). Ohio: South Westen, Thomson
perubahan struktur modal harus dijelaskan Corporation. www. swlearning.com
oleh faktor-faktor lain. Oleh sebab itu Diakses tanggal 8 Maret 2013.
disarankan kepada penelitian lain agar bisa Buferna, F., dan L. Hodgkinso,. 2005.
meneliti kembali kebijakan struktur modal Determinants of capital structure
di sektor properti dan real estate dengan evidence from Libya. Research Paper
menambah variabel lain khususnya yang Series (Vol. 2005/08). Liverpool. m
terkait dengan faktor eksternal perusahaan http://www.researchgate.net/profile/
seperti kondisi makro ekonomi. Iynn_Hodgkinson/publication/238498
700_Determinants_of_Capital_Structur
DAFTAR PUSTAKA e_Evidence_from_Libya/links/00b4952
Akhtar, S., dan B. Oliver. 2009. Determinants eb6ae2791ce000000.pdf. Diakses tanggal
of Capital Structure for Japanese Multi- 9 Februari 2014.
national and Domestic Corporations. Cekrezi, A. 2013. Impact of Firm Level
International Review of Finance 9(1-2): 1– Factors on Capital. European Journal of
28. http://doi.org/10.1111/j.1468-2443. Sustainable Development 2(4): 135–148.
2009.01083.x Diakses tanggal 2 Februari Chandra, T. 2009. The Effects of Environment
2014. Risk, Capital Structure, and Corporate
Antoniou, A., Y. Guney, , dan K. Paudyal, Strategy on Assets Productivity,
2002. The Determinants of Corporate Financial Performance and Corporate
Capital Structure: Evidence from European Value: a Study on Go Public Companies
Countries (No. 1.2) (Vol. 1.2). http:// Registered at Jakarta Stock Exchange.
webkuliah.unimedia.ac.id/ebook/files The International Journal of Accounting
/determinant-europe.pdf and Business Society 17(1): 35–53.
Bank Indonesia, dan Ministry of Finance. http://ijabs.ub.ac.id/index.php/ijabs/
2015. External Debt Statistics of Indonesia. article/view/120/123. Diakses tanggal
Jakarta: Ministry of Finance and Bank 6 Maret 2014.
Indonesia. Jakarta. Deesomsak, R., K. Paudyal, dan G. Pescetto.
Bauer, P. 2004. Determinants of capital 2004. The determinants of capital
structure, Empirical Evidence from the structure: evidence from the Asia Pacific
Czech Republic. Czech Journal of region. Journal of Multinational Finance
Economics and Finance 54: 1–21. Management 14(4-5): 387–405. http://
Bevan, A. a, dan J. Danbolt. 2002. Capital doi.org/10.1016/j.mulfin.2004.03.001.
Structure and its Determinants in the Diakses tanggal 6 Maret 2013.
United Kingdom: A Decompositional Ebaid, I. E.-S. 2009. The impact of capital-
Analysis (No. 2000/2). Applied structure choice on firm performance:
Financial Economics (Vol. 3). Glasgow. empirical evidence from Egypt. The
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abst Journal of Risk Finance 2(1): 5-40.
ract_id=233550 Diakses tanggal 13 Maret Fama, E. F., dan M. C. Jensen. 1983. Agancy
2014. Problems and Residual Claims. Journal
Bevan, A. a., dan Danbolt, J. 2000. Dynamics of Law dan Economics, XXVI (June 1983),
in the determinants of capital structure 1–29. Retrieved from http://papers.
in the UK (No. 2000/9). Glasgow. ssrn.com/sol3/paper.taf?ABSTRACT_I
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abst D=94032. Diakses tanggal 10 April 2014.
522 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 507 – 523

Fitriya, F., Abdul, B., dan Muhammad, I. Perusahaan Real Estate yang Go Public
2013. The Determinants of Capital di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Structure: An Empirical Study of New Manajemen Dan Kewirausahaan 11(1): 38–
Zealand-Listed Firms. Asian Journal of 45. Retrieved from http://puslit2.petra.
Finance dan Accounting 5(2): 1. http:// ac.id/ejournal/index.php/man/article
doi.org/10.5296/ajfa.v5i2.3740. Diakses /view/17743. Diakses tanggal 4 April
tanggal 12 Januari 2014. 2014.
Friend, I., dan H. P. Lang. 1988. An empirical Khrawish, H. A., dan A. H. A. Khraiwesh,.
test of the impact of managerial self 2010. The Determinants of the Capital
interest on corporate capital structure. Structure: Evidence from Jordanian
Journal of Finance 43(2): 271–281. Industrial Companies. Journal Of King
Furi, V. R., dan Saifudin. 2012. Faktor – Abdulaziz University: Economics dan
Faktor yang Mempengaruhi Struktur Administration 24(1): 173–196. http://
Modal ( Studi Empiris Pada Perusahaan doi.org/ 10.4197/Eco.24-1.5. Diakses
Manufaktur yang Terdaftar di BEI tanggal 10 Maret 2013.
Tahun 2009 - 2010 ). JURAKSI 1(2): 49– Margaretha, F., dan A. R. Ramadhan. (2010).
62. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Grossman, S. J., dan Hart, O. D. 1982. Struktur Modal pada Industri
Corporate Financial Structure and Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Managerial Incentives I. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi 12(2): 119–
Hossain, F., dan A. Ali. 2012. Impact of Firm 130.
Specific Factors on Capital Structure Maxwell, O., dan F. Kehinde, 2012.
Decision : An Empirical Study of Determinants of Corporate Capital
Bangladeshi Companies. International Structure in Nigeria. International Journal
Journal of Business Research and of Economics and Management Sciences,
Management (IJBRM) 3(4): 163–182. 1(10): 81–96.
Jiang, J., dan K. Jiranyakul. (2013). Capital Milton, H., dan A. Raviv. 1991. The Theory of
Structure, Cost of Debt and Dividend Capital Structure. Journal of Finance,
Payout of Firms in New York and 46(1), 297–355. http://doi.org/10.2307/
Shanghai Stock Exchanges. International 2328697. Diakses tanggal 9 Mare 2014.
Journal of Economics dan Financial Issues Mwangi, L. W., M. S. Makau, dan Kosimbei,
(IJEFI) 3(1): 113–121. Retrieved from G. 2014. Relationship between Capital
http://ezproxy.lib.monash.edu.au/logi Structure and Performance of Non-
n?url=http://search.ebscohost.com/lo Financial Companies Listed In the
gin.aspx?direct=truedandb=bthdanAN Nairobi Securities Exchange , Kenya.
=86875660dansite=ehost livedanscope= Global Journal of Contemporary Reseach in
site. Diakses taggal 4 Januari 2014. Accounting, Auditing and Business Ethics
Karadeniz, E., S. Y. Kandır., O. Iskenderoglu, 1(2): 72–90.
dan Y. B. Onal. (2011). Firm Size and Myers, S. C. 1984. Capital Structure Puzzle.
Capital Structure Decisions: Evidence NBER Working Paper, (1393).
From Turkish Lodging Companies. Ozkan, A. 2001. Determinants of Capital
International Journal of Economics and Structure and Adjustment to Long Run
Financial Issues 1(1): 1–11. Retrieved Target: Evidence From UK Company
from http://www.econjournals.com/ Panel Data. Journal of Business Finance
index.php/ijefi/article/view/3. dan Accounting 28(1-2): 175–198. http://
Diakses tangggal 3 Februari 2013. doi.org/10.1111/1468-5957.00370.
Kesuma, A. 2009. Analisis Faktor yang Diakses tanggal 8 Januari 2014.
Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pahuja, A., dan A. Sahi. 2012. Factors
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Affecting Capital Structure Decisions:
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Struktur Modal ... – Chandra 523

Empirical Evidence From Selected Management and Financial Innovations


Indian Firms. International Journal of 3(3): 125–139. Retrieved from http://
Marketing, Financial Services dan www.baskent.edu.tr/~gurayk/kisiselc
Management Reseach 1(3). apstrpaper.pdf. Diakses tanggal 2
Rabiah, A. W., Mohd Sabri, M. A., dan Februari 2013.
Khairudin, Y. (2012). Determinants of Scott, H. 1977. Bankruptcy, Secured Debt,
Capital Structure of Malaysian Property and Optimal Capital Structure. The
Developers. Middle-East Journal of Journal of Finance 32(1): 1–19. Retrieved
Scientific Research 11(8): 1013–1021. from http://www.jstor.org/stable/
Rajan, R. G., dan L. Zingales. 1995. What Do 2326898. Diakses tanggal 3 April 2014.
We Know about Capital Structure? Shah, A., dan S. Khan. 2007. Determinants of
Some Evidence from International Data. Capital Structure: Evidence from
The Journal of Finance 50(5): 1421–1460. Pakistani Panel Data. International
Ross, S. a. 1977. The Determination of Review of Business Research Papers 3(4):
Financial Structure: The Incentive 265–282. http://doi.org/10.1016/
Signalling Approach. Bell Journal of S0929-1199(00)00020-1. Diakses tanggal
Economics 8(1): 23–40. http://www. 5 Maret 2013.
jstor.org/stable/3003485. Diakses tang- Titman, S., dan R. Wessels. 1988. The
gal 5 Maret 2013. Determinants of Capital Structure
San, O. T., dan T. B. Heng. 2011. Capital Choice. Journal of Finance 43(1): 1–19.
Structure and Corporate Performance of http://doi.org/10.1111/j.1540-6261.
Malaysian Construction Sector. Centre 1988.tb02585.x Diakses tanggal 12 Mei
for Promoting Ideas 1(2): 28–36. 2013.
Sayılgan, G., H. Karabacak, dan G. Kucuk- Velnampy, T., dan J. A. Niresh. 2012. The
kocaoglu. 2006. The Firm-Specific Relationship between Capital Structure
Determinants of Corporate Capital dan Profitability. Global Journal of
Structure: Evidence from Turkish Panel Management and Business Research 12(13).
Data The Firm-Specific Determinants of
Corporate Capital Structure: Evidence
from Turkish Panel Data. Investment

Anda mungkin juga menyukai