Anda di halaman 1dari 18

1

ANALISIS TRANSAKSI PEMBAYARAN NONTUNAI MELALUI E-WALLET: PERSPEKTIF


DARI MODIFIKASI MODEL UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF
TECHNOLOGY 2

Oleh:
Mazaya Faridhal
Dosen Pembimbing:
Drs. Imam Subekti, Ak., M.Si., Ph.D.

ABSTRAK
Penggunaan sistem e-wallet telah meningkat akhir-akhir ini, ternyata masih mempunyai kelemahan dalam sisi
keamanan. Penelitian ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi niat perilaku pelanggan dan penggunaan yang
sebenarnya dari e-wallet. Untuk melakukannya, perspektif dari model Unified Theory of Acceptance and Use of
Technology 2 (UTAUT2) digunakan. Total 366 responden adalah Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya, Malang yang memiliki pengalaman dalam melakukan pembayaran melalui e-wallet. Data
dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling-Partial Least Square (SEM-PLS). Temuan penelitian ini
menunjukkan bahwa kebiasaan, persepsi kepercayaan, ekspektasi kinerja, kondisi yang memfasilitasi, nilai harga,
pengaruh sosial, dan motivasi hedonis berpengaruh positif terhadap niat perilaku untuk menggunakan e-wallet.
Selain itu, kebiasaan, niat perilaku, dan kondisi yang memfasilitasi ditemukan berpengaruh positif terhadap
penggunaan e-wallet yang sebenarnya. Variabel usia, gender, dan pengalaman ditemukan tidak memiliki efek
moderasi pada niat perilaku dan perilaku penggunaan e-wallet. Implikasi penelitian ini adalah untuk memahami
faktor yang mempengaruhi minat pengguna terhadap e-wallet melalui teori UTAUT2 dan persepsi kepercayaan
yang sesuai dengan fenomena kelemahan sistem keamanan dari e-wallet. Maka dari itu, organisasi dapat
menentukan apa yang lebih dihargai oleh pelanggan ketika memutuskan untuk mengadopsi sistem e-wallet.

Kata Kunci: Transaksi Nontunai, E-wallet, Unified Theory of Acceptance and Use of Technology.

ABSTRACT

The use of e-wallet system is currently increasing in Indonesia, although security weakness such as balance lost and
transaction failure was found. This research examines factors influencing customers’ intention to use and their
actual use of e-wallet. Using The Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology 2 (UTAUT2). The
respondents of this quantitative research are 366 students o Faclty of Economics and Business of Universitas
Brawijaya, who have the experience of using e-wallet in makng payments. The data was analyzed using Structural
Equation Modeling-Partial Least Squares (SEM-PLS). This research finds that habit, perceived trust, performance
expectancy, facilitating conditions, price value, social influence, and hedonic motivation have positive influences on
the behavioral intention to use e-wallet. Furthermore, habit, behavioral intention, and facilitating conditions have
positive influences on the actual use of e-wallet. In addition, age, gender, and experience variables do not moderate
the effect of behavioral intention on the behavior of using e-wallet. This research helps understand factors
influencing the users of e-wallet based on UTAUT2 model and perceived trust regarding the security systems
weaknesses of e-wallet. Therefore, organizations are able to determine what is more valued by customers’ when
deciding to use e-wallet.

Keywords: Non-Cash Transaction, E-wallet, Unified Theory of Acceptance and Use of Technology.
2

PENDAHULUAN mengacuhkan pentingnya membuat mobile-


technology-based sebagai alternatif dari solusi bisnis
Penggunaan e-wallet dapat diakses dengan (Kuganathan & Wikramanayake, 2014). Salah satu
mudah melalui internet, hal tersebut dapat dari layanan alternatif tersebut dikenal dengan e-
menciptakan dampak positif dan juga menimbulkan wallet. E-wallet didefinisikan sebagai kemudahan
dampak negatif dalam penggunaan layanan uang dalam berbelanja tanpa perlu membawa uang dalam
elektronik. Beberapa kasus dari penggunaan e-wallet bentuk fisik (nontunai) dan dapat disalurkan pada saat
mulai bermunculan, salah satunya datang dari melakukan kegiatan lain (Megadewandanu, Suyoto, &
pengguna Go-pay (uang elektronik dari Go-jek). Pranowo, 2016). Sedangkan menurut Kuganathan &
Pengguna layanan telah menjadi korban dari peretasan Wikramanayake (2014) e-wallet adalah layanan
data dan merugi sebesar nominal Go-pay yang ia pembayaran yang dioperasikan dibawah regulasi
miliki dalam saldo Go-pay miliknya. Peretasan data keuangan dan dilakukan melalui perangkat mobile.
pelanggan yang terkait informasi mengenai nama, Pada studi ini, peneliti menggunakan Unified
alamat email, nomor telepon dan kredit uang Theory of Acceptance and Use of Technology 2
elektronik berhasil dicuri dari server Go-jek oleh para (UTAUT2) dan Persepsi Kepercayaan karena
pelaku tindak kriminal siber untuk mengambil saldo kombinasi dari teori tersebut dapat memberikan bukti
pada akun yang diretas (Deliusno, 2016). Kasus empiris dalam pengujian teori UTAUT2 dengan
tersebut merupakan bentuk dari metoda penipuan tambahan variabel persepsi kepercayaan terhadap
phishing, mencuri informasi penting dengan penerimaan teknologi yang sesuai dengan fenomena
mengambil alih akun korban untuk maksud tertentu. yang diangkat dalam penelitian ini. UTAUT2
Masalah lain datang dari pengguna OVO (uang merupakan hasil pengembangan dari teori sebelumnya
elektronik dari PT. Visionet Internasional) yang yaitu UTAUT yang pertama kali diperkenalkan oleh
mengeluhkan bahwa pengiriman uang dari rekening Venkatesh et al. (2003), model ini memiliki empat
bank ke saldo OVO tidak sampai tujuan (Wilson, konstruk sebagai faktor penentu dalam penerimaan
2018). Selain itu kasus lainnya berasal dari keluhan teknologi dan perilaku pengguna yaitu Performance
pelanggan atas hilangnya saldo OVO yang tak pernah Expectancy (Ekspektasi Kinerja), Effort Expectancy
digunakan (Tim CNN Indonesia, 2018). (Ekspektasi Usaha), Social Influence (Pengaruh Sosial)
Sistem e-payment seharusnya bebas dari dan Facilitating Conditions (Kondisi yang
pelanggaran keamanan karena kunci dari keberhasilan Memfasilitasi) (Megadewandanu, Suyoto, & Pranowo,
sistem e-payment adalah faktor keamanan, apabila 2016). Pada UTAUT2, terdapat penambahan tiga
keamanan dapat dijamin maka konsumen akan variabel penentu yaitu Hedonic Motivation (Motivasi
meningkatkan kepercayaan untuk menggunakan sistem Hedonis), Price Value (Nilai Harga), Habit
e-payment ini. Menurut Linck et al. (2006) jika segala (Kebiasaan) (Venkatesh, 2012).
bentuk kecurangan dapat dikurangi maka konsumen Peneliti memodifikasi teori UTAUT2 dengan
akan merasa lebih yakin dan percaya untuk melakukan persepsi kepercayaan. Niat dalam menggunakan
pembayaran elektronik. teknologi juga dipengaruhi oleh persepsi kepercayaan
Maraknya kelemahan dari sistem pembayaran yang datang dari pengguna. Hal ini merupakan wujud
elektronik ternyata tidak mengurangi pemakaian dari model orientasi kepercayaan yang berkembang
layanan tersebut dalam masyarakat. Berdasarkan data pesat saat e-commerce muncul pertama kali pada tahun
dari Bank Indonesia, jumlah transaksi uang elektronik 1999 (Keen et al., 1999). Peneliti menggunakan
yang terjadi dari tahun 2016 ke 2017 meningkat variabel kepercayaan karena merupakan turunan dari
sebanyak 260,186,581 kali transaksi atau 38% lebih konstruk kontrol perilaku persepsi pada model Theory
banyak dari tahun sebelumnya. Menurut data yang of Planned Behavior (TPB).
diperoleh dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Dengan memercayai sesuatu, perasaan takut
Indonesia (APJII) terhadap survei pengguna internet dan curiga yang dirasakan seseorang akan berkurang.
Indonesia pada tahun 2017, total pengguna internet Kepercayaan dianggap sebagai hal yang menonjol
yang menyadari bahwa data mereka dapat dicuri dalam sebuah interaksi sosial dan ekonomi, dimana
sebanyak 65,98% (idEA, 2017). Dapat diketahui sering dikaitkan dengan ketidakpastian dan risiko.
bahwa, walaupun tingkat kesadaran dari masyarakat Pada penelitian sebelumnya, kepercayaan telah
terhadap pencurian data semakin tinggi, penggunaan diyakini menjadi faktor utama dalam menentukan niat
dari uang elektronik tidak mengalami penurunan. pengguna dalam mengadaptasi teknologi (Chong et al.,
Kompleksitas yang semakin tinggi dari 2003; Shing, 2009; Zhang et al., 2012; Chong, 2013).
kebutuhan konsumen dan biaya yang semakin tinggi Walaupun terdapat banyak penelitian terdahulu
dalam menghubungkan konsumen melalui metoda yang membahas mengenai penggunaan e-money dan e-
tradisional telah membuat bisnis tidak dapat commerce dengan teori lain (Khatimah & Halim,
3

2014; Junadi & Sfenrianto, 2015; Oliveira et al., 2016; dalam transaksi pembayaran. Uang elektronik
Morosan & DeFranco, 2016; Aalwan et al., 2017), merupakan salah satu alat pembayaran yang dapat
penelitian spesifik mengenai pengadopsian variabel digunakan dalam bertransaksi tanpa memerlukan
kepercayaan ke dalam UTAUT2 berdasarkan adanya uang dalam bentuk fisik. E-money adalah
fenomena masih cukup sulit ditemukan. Oleh karena produk nilai tersimpan atau kartu yang disiapkan di
itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti mana terdapat jumlah uang sebagai saldo dalam kartu
empiris dalam menguji teori kepercayaan sebagai elektronik tersebut (BIS, 1996).
sebuah faktor penentu dalam teori UTAUT2. b. Dompet Elektronik
Fokus penelitian ini terletak pada permasalahan Uang elektronik memiliki dua jenis media
mengapa individu mau menerima atau tidak menerima penyimpanan yaitu penyimpanan berbasis server dan
penggunaan sistem e-wallet. Alasan diambilnya studi chip. Uang elektronik berbasis chip, berbentuk kartu
ini karena terdapat fenomena yang menunjukkan yang sudah tanamkan chip di dalamnya. Sedangkan,
kelemahan dalam sistem pembayaran e-wallet. bentuk uang elektronik berbasis server adalah uang
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor- elektronik yang dalam proses penggunaannya
faktor apa saja yang berpengaruh terhadap niat membutuhkan koneksi terlebih dahulu dengan server
menggunakan sistem e-wallet. Sehingga perusahaan penerbit, bentuk ini sering disebut dengan electronic
penyedia layanan e-wallet dapat menentukan apa yang wallet (e-wallet).
lebih dihargai oleh pengguna ketika memutuskan E-wallet didefinisikan sebagai mata uang
untuk mengadopsi layanan tersebut. Tidak hanya itu, digital, dimana terdapat kemudahan dalam berbelanja
penelitian ini dapat menjadi acuan bagi perusahaan tanpa perlu membawa uang dalam bentuk fisik
penyedia layanan e-wallet dan badan kebijakan untuk (nontunai) dan dapat disalurkan pada saat melakukan
mengembangkan dan meningkatkan sistem keamanan kegiatan lain (Megadewandanu, Suyoto, & Pranowo,
dalam e-wallet agar pengguna dapat lebih percaya dan 2016).
yakin saat menggunakan sistem pembayaran ini. Sedangkan menurut Kuganathan &
Wikramanayake (2014) e-wallet atau yang sering
TELAAH PUSTAKA disebut dengan mobile wallet adalah layanan
DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS pembayaran yang dioperasikan dibawah regulasi
Financial Technology keuangan dan dilakukan melalui perangkat mobile. E-
Financial technology atau yang sering disebut wallet dikatakan sebagai jenis terbaru dari m-
dengan fintechs, menunjukkan kombinasi layanan commerce yang memungkinkan pengguna untuk
keuangan dengan hal baru dalam teknologi. Suatu melakukan transaksi, belanja online, pemesanan dan
teknologi yang berkaitan dengan membangun sistem untuk berbagi layanan yang tersedia (Sharma et al.,
yang menciptakan, menilai dan memproses produk 2018).
keuangan seperti obligasi, saham, kontrak dan uang
merupakan definisi dari financial technology Unified Theory of Acceptance and Use of
(Freedman, 2006). Sedangkan definisi lainnya adalah, Technology (UTAUT)
industri yang bergerak dengan sangat cepat dan UTAUT pertama kali diperkenalkan oleh
dinamis dimana terdapat banyak model bisnis yang Venkatesh (2003), teori ini menggunakan berbagai
berbeda (Dorfleitner et al., 2017). Dapat disimpulkan, model dari teori penerimaan pengguna yang ada, dan
financial technology adalah model layanan keuangan menawarkan model komprehensif yang paling tersedia
baru yang dikembangkan melalui inovasi dari pada saat itu. UTAUT telah teruji secara empiris dan
teknologi informasi. terbukti lebih kuat apabila dibandingkan dengan model
Perusahaan dalam industri fintechs hampir lainnya (Venkatesh et al., 2003). UTAUT adalah
sebagian besar memiliki persamaan, menurut model yang menjelaskan lebih banyak mengenai
Dorfleitner et al. (2017), perusahaan dalam industri penerimaan individu dan penggunaan dari teknologi
fintechs dapat dibagi menjadi empat segment utama informasi. Berdasarkan Venkatesh et al. (2003),
sesuai dengan model bisnis yang berbeda-beda, yaitu: UTAUT adalah hasil pengembangan dari
1. Pembiayaan; 2. Manajemen Aset; 3. Pembayaran; 4. delapan teori terdahulu yang sudah digunakan dalam
Fintechs lainnya. berbagai penelitian yang membahas mengenai perilaku
a. Uang Elektronik penggunaan sistem informasi, yaitu Theory of
Uang elektronik atau yang sering dikenal Reasoned Action (TRA), Technology Acceptance
dengan nama lain seperti electronic money (e-money) Model (TAM), Motivational Model (MM), Theory of
dan mobile money (m-money) termasuk dalam Planned Behavior (TPB), kombinasi teori dari TAM
financial technology segmen pembayaran, karena e- dan TPB (C-TAM-TPB), Model of Personal Computer
money digunakan sebagai layanan yang berkaitan Utilization (MPCU), Innovation Diffusion Theory
4

(IDT), dan Social Cognitive Theory (SCT). Model ini psikologi sosial (Pavlou & Fyganson, 2006). Kontrol
memiliki empat konstruk sebagai faktor penentu dalam perilaku persepsi harusnya dianggap sebagai kontrol
penerimaan teknologi dan perilaku pengguna yaitu yang dirasakan atas kinerja sebuah perilaku (Ajzen,
Performance Expectancy (Ekspektasi Kinerja), Effort 1991). Peneliti menggunakan pemahaman kontrol
Expectancy (Ekspektasi Usaha), Social Influence perilaku persepsi dari TPB dalam mengadaptasi
(Pengaruh Sosial), dan Facilitating Conditions konstruk persepsi kepercayaan. Dengan mempercayai
(Kondisi yang Memfasilitasi) (Venkatesh, 2003). sesuatu, perasaan takut dan curiga yang dirasakan
Unified Theory of Acceptance and Use of seseorang akan berkurang. Persepsi kepercayaan
Technology 2 (UTAUT2) didefinisikan sebagai keyakinan subjektif bahwa
Unified Theory of Acceptance and Use of sebuah pihak akan memenuhi kewajibannya sesuai
Technology 2 (UTAUT2) merupakan model yang dengan ekspektasi dari pihak yang mempercayai (Lu et
dikembangkan dari model sebelumnya yaitu UTAUT. a.l, 2011).
UTAUT pertama kali diperkenalkan oleh Venkatesh, Kepercayaan telah menjadi elemen penting
Morris, Davis, dan Davis (2003) untuk menjelaskan dalam memengaruhi perilaku pengguna dan telah
niat pengguna untuk menggunakan sistem informasi ditemukan memiliki pengaruh tinggi dalam lingkungan
dan perilaku penggunaan selanjutnya dalam konteks yang tidak pasti, dalam konteks transaksi internet.
organisasi. Pembaharuan pada model UTAUT Sebuah model hasil dari integrasi antara kepercayaan
dikembangkan kembali oleh Venkatesh, Thong, dan dan teori TAM terbukti memengaruhi niat pengguna
Xu pada tahun 2012. dalam melakukan pembelian barang online secara
Pada UTAUT, model ini menggagas empat berkelanjutan (Gefen, 2003).
buah konstruk dalam menentukan niat perilaku Kepercayaan dijelaskan sebagai hal yang
pengguna yaitu Performance Expectancy (Ekspektasi paling menonjol dalam interaksi sosial dan ekonomis
Kinerja), Effort Expectancy (Ekspektasi Usaha), Social dimana ketidakpastian sering muncul. Penelitian
Influence (Pengaruh Sosial) dan Facilitating terdahulu mengatakan bahwa gagasan mengenai
Conditions (Kondisi yang Memfasilitasi) (Venkatesh kepercayaan diyakini menjadi hal utama dalam
et al., 2003). Namun pada UTAUT2, terdapat transaksi jual beli (Stewart, Pavlou, & Ward, 2002).
penambahan tiga konstruk baru yaitu Hedonic Lemahnya kepercayaan telah diyakini sebagai alasan
Motivation (Motivasi Hedonis), Price Value (Nilai utama mengapa pengguna tidak menggunakan e-
Harga), Habit (Kebiasaan) (Venkatesh et al., 2012). commerce (Keen, 1999).
Motivasi hedonis merupakan hasil pengembangan dari Kepercayaan dalam teknologi sama halnya
konsep teori sebelumnya yaitu Perceived Enjoyment dengan kepercayaan pada manusia, dimana terdapat
yang digagas oleh Van der Heijden (2004) dan Thong kemauan pada individu untuk bergantung pada
et al., (2006). Kemudian Nilai harga merupakan hasil teknologi dengan segala konsekuensi yang dapat
pengembangan dari konsep teori sebelumnya yaitu terjadi (McKnight et al., 2009). Berdasarkan penelitian
Perceived Value atau Perceived Benefits yang terdahulu, kepercayaan telah dibuktikan merupakan
dikembangkan oleh Dodds et al. (1991). Sedangkan variabel yang berguna dan juga utama dalam
Kebiasaan merupakan hasil pengembangan dari memahami perilaku individu (McKnight et al., 2009).
konsep konstruk Experience yang dikembangan oleh Kepercayaan dapat memengaruhi seseorang dalam
Kim & Malhotra (2005) dan Venkatesh et al. (2003). berperilaku secara positif (Chauhan, 2015). Oleh
Sehingga Oleh karena itu, UTAUT2 memiliki tujuh karena itu peneliti menggunakan persepsi kepercayaan
buah konstruk yaitu ekspektasi kinerja, ekspektasi sebagai variabel independen yang menentukan niat
usaha, pengaruh sosial, kondisi yang memfasilitasi, perilaku dalam menggunakan e-wallet.
motivasi hedonis, nilai harga, dan kebiasaan. Pada
UTAUT2, perbedaan individu seperti, usia, jenis Kerangka Teoritis
kelamin, dan pengalaman digunakan sebagai variabel Kerangka teoritis didefinisikan sebagai model
moderasi dalam memengaruhi konstruk terhadap niat konseptual mengenai bagaimana teori berhubungan
perilaku dan penggunaan teknologi. dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
Persepsi Kepercayaan sebagai masalah yang penting (Sugiyono, 2014).
Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan Berdasarkan teori yang digunakan maka dibuatlah
pengembangan dari teori sebelumnya, Theory of kerangka teoritis, sebagai berikut:
Reasoned Action (TRA) (Ajzen, 1991). Perbedaan
antara TRA dan TPB terletak pada penambahan
variabel, kontrol perilaku persepsi (perceived
behavioral control). Kontrol perilaku persepsi adalah
topik yang telah diperdebatkan dalam literatur
5

Gambar 1. Kerangka Teoritis usaha diukur dengan persepsi kemudahan dalam


menyelesaikan transaksi pada e-wallet seperti
kemudahan belajar cara menggunakan dan di mana
konsumen dapat percaya bahwa menggunakan sistem
e-wallet itu mudah.
Ekspektasi usaha mempunyai hubungan yang
signifikan dengan minat memanfaatkan teknologi
informasi hanya selama periode pelatihan tetapi
kemudian menjadi signifikan dalam periode
implementasi (Venkatesh et al., 2003). Ekspektasi
usaha juga ditemukan memiliki pengaruh signifikan
terhadap minat perilaku dalam penerapan e-wallet
(Megadewandanu, Suyoto, & Pranowo, 2016; Tang et
al., 2014). Berdasarkan hal tersebut maka peneliti
Pengembangan Hipotesis bertujuan untuk menguji pengaruh Ekspektasi usaha
Hipotesis diturunkan dari teori yang menjadi terhadap niat perilaku pelanggan dalam menggunakan
dasar model konseptual penelitian dan sering bersifat e-wallet, dengan hipotesis kedua dirumuskan sebagai
relasional. Dengan menguji hipotesis dan berikut:
mengkonfirmasi hubungan dugaan, solusi dapat H2: Ekspektasi Usaha memiliki pengaruh positif
ditemukan untuk memperbaiki masalah yang dihadapi terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan e-wallet.
(Sekaran & Bougie, 2013). Pada studi ini peneliti c. Pengaruh Sosial
menembangkan beberapa hipotesis sebagai berikut: Pengaruh sosial atau social influence didefinisikan
a. Ekspektasi Kinerja sebagai tingkat di mana konsumen memandang bahwa
Ekspektasi kinerja atau performance expectancy orang lain yang penting (seperti keluarga dan teman)
didefinisikan sejauh mana penggunaan teknologi akan percaya bahwa mereka harus menggunakan teknologi
memberikan manfaat bagi konsumen dalam tertentu (Venkatesh et al., 2012). Pengaruh sosial
melakukan aktivitas tertentu (Venkatesh et al., 2012). memiliki dampak pada perilaku individu melalui tiga
Ekspektasi kinerja merupakan variabel yang penting mekanisme, yaitu kepatuhan, internalisasi dan
dalam menentukan niat perilaku, baik dalam model identifikasi (Venkatesh dan Davis, 2000). Selain itu,
UTAUT dan UTAUT2. Venkatesh (2012) pengaruh sosial dianggap setara dengan konstruk
berargumentasi bahwa Ekspektasi kinerja adalah norma subjektif dalam TRA dan TPB, di mana
determinan yang paling berpengaruh terhadap konstruk tersebut merupakan faktor penting yang
penggunaan teknologi. Konstruk ini setara dengan memengaruhi adopsi suatu sistem (Venkatesh et al.,
persepsi kegunaan atau perceived usefulness pada teori 2003).
TAM (Venkatesh et al., 2003). Penelitian terdahulu Variabel social influence ditemukan memiliki
mengungkapkan bahwa performance expectancy pengaruh signifikan positif terhadap minat perilaku
berpengaruh signifikan positif terhadap minat perilaku penerapan e-wallet (Madan & Yadav, 2016;
penerapan e-wallet (Shin, 2009; Tang et al., 2014; Megadewandanu, Suyoto, & Pranowo, 2016).
Madan & Yadav, 2016). Berdasarkan hal tersebut Penelitian terdahulu menemukan bahwa keluarga,
maka peneliti bertujuan untuk menguji pengaruh teman, kumpulan teman dan komunitas virtual di
Ekspektasi kinerja terhadap niat perilaku (behavioral sosial media memiliki pengaruh terhadap perilaku
intention) pelanggan dalam menggunakan e-wallet, seseorang. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti
dengan hipotesis pertama dirumuskan sebagai berikut: bertujuan untuk menguji pengaruh sosial terhadap niat
H1: Ekspektasi Kinerja memiliki pengaruh positif perilaku pelanggan dalam menggunakan e-wallet,
terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan e-wallet. dengan hipotesis ketiga dirumuskan sebagai berikut:
b. Ekspektasi Usaha H3: Pengaruh Sosial memiliki pengaruh positif
Ekspektasi usaha atau effort expectancy terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan e-wallet.
didefinisikan sebagai tingkat kemudahan yang terkait d. Kondisi yang Memfasilitasi
dengan penggunaan sistem (Venkatesh et al., 2003). Kondisi yang memfasilitasi atau facilitating
Ekspektasi telah menjadi faktor utama pada beberapa condition merujuk pada persepsi konsumen tentang
penelitian terdahulu yang membahas tentang sumber daya dan dukungan yang tersedia untuk
penerimaan teknologi. Ekspektasi usaha setara dengan melakukan perilaku (Venkatesh et al., 2003). Menurut
tiga konstruk dari model sebelumnya yaitu: perceived UTAUT, harapan kinerja, harapan usaha, dan
ease of use (TAM / TAM2), complexity (MPCU), dan pengaruh sosial memengaruhi niat perilaku untuk
ease of use (IDT) (Venkatesh et al., 2003). Ekspektasi menggunakan teknologi, sementara niat perilaku dan
6

kondisi memfasilitasi menentukan penggunaan Berdasarkan hal tersebut maka peneliti bertujuan
teknologi. Kondisi fasilitasi menggambarkan untuk menguji motivasi hedonis terhadap niat perilaku
ketersediaan dan keberadaan sumber daya untuk pelanggan dalam menggunakan e-wallet, dengan
menggunakan teknologi, seperti komputer dan hipotesis kelima dirumuskan sebagai berikut:
jaringan. Ini melibatkan tiga konsep serupa dari H5: Motivasi Hedonis memiliki pengaruh positif
kontrol perilaku yang dirasakan (perceived behavioral terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan e-wallet.
control) (TPB), kondisi fasilitasi (facilitating f. Nilai Harga
condition) (MPCU), dan kesesuaian (compatibility) Nilai harga atau price value didefinisikan sebagai
(IDT) (Venkatesh et al., 2012). Menurut penelitian persepsi seseorang tentang biaya yang ia habiskan
terdahulu yang membahas mengenai penerimaan untuk menggunakan sistem agar bisa merasakan
teknologi lainnya, facilitating conditions berpengaruh manfaat dari sistem tersebut (Dodds et al., 1991). Nilai
positif terhadap perilaku penggunaan penerapan harga merupakan hasil pengembangan dari konsep
layanan e-wallet (Tang et al. 2014; Madan & Yadav, teori sebelumnya yaitu Perceived Value atau Perceived
2016; Chopdar & Sivakumar, 2018; Jannah, 2018). Benefits yang dikembangkan oleh Dodds et al. (1991).
Kondisi yang memfasilitasi adalah hal yang penting Struktur biaya dan harga mungkin memiliki dampak
bagi consumer dalam melakukan transaksi signifikan pada penggunaan teknologi konsumen.
menggunakan e-wallet. Tidak semua pengguna Sebagai contoh, ada bukti bahwa popularitas layanan
memiliki perangkat atau fasilitas yang dapat pesan singkat (SMS) di Cina terjadi karena SMS
mendukung pengguna dalam menggunakan e-wallet. memiliki harga yang relatif lebih rendah dibandingkan
Oleh karena itu, jika sumber daya dan pendukung dengan jenis aplikasi internet seluler lain (Chan et al.
lainnya tersedia untuk pengguna, mereka akan lebih 2008). Nilai harga yang positif terjadi ketika manfaat
tertarik dalam menggunakan sistem e-wallet. menggunakan teknologi dianggap lebih besar daripada
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti bertujuan untuk biaya yang dikeluarkan dan nilai harga tersebut
menguji kondisi yang memfasilitasi terhadap niat memiliki dampak positif pada niat perilaku pengguna
perilaku pelanggan dalam menggunakan e-wallet, dan (Venkatesh et al., 2012).
menguji kondisi yang memfasilitasi terhadap Penelitian terdahulu menemukan bahwa nilai harga
penggunaan aktual e-wallet, dengan hipotesis keempat memiliki pengaruh positif terhadap niat perilaku
dirumuskan sebagai berikut: pengguna dalam menggunakan e-wallet (Chopdar &
H4a: Kondisi yang Memfasilitasi memiliki pengaruh Sivakumar, 2018). Berdasarkan hal tersebut maka
positif terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan e- peneliti bertujuan untuk menguji nilai harga terhadap
wallet. niat perilaku pelanggan dalam menggunakan e-wallet,
H4b: Kondisi yang Memfasilitasi memiliki pengaruh dengan hipotesis keenam dirumuskan sebagai berikut:
positif terhadap Perilaku Penggunaan e-wallet. H6: Nilai Harga memiliki pengaruh positif terhadap
e. Motivasi Hedonis Niat Perilaku dalam menggunakan e-wallet.
Motivasi hedonis atau hedonic motivation g. Kebiasaan
didefinisikan sebagai kesenangan atau kebahagiaan Kebiasaan atau habit telah didefinisikan sebagai
yang diperoleh dari menggunakan teknologi, dan telah sejauh mana orang cenderung melakukan sesuatu
terbukti memiliki peran penting dalam menentukan secara otomatis sebagai bentuk dari pembelajaran dan
penerimaan dan penggunaan teknologi (Brown & pengalaman sebelumnya dalam penggunaan teknologi
Venkatesh 2005). Motivasi hedonis merupakan hasil (Limayem et al., 2007; Venkatesh et al., 2012).
pengembangan dari konsep teori sebelumnya yaitu Kebiasaan merupakan hasil pengembangan dari
Perceived Enjoyment yang digagas oleh Van der konsep konstruk Experience yang dikembangan oleh
Heijden (2004) dan Thong et al., (2006). Dalam Kim & Malhotra (2005) dan Venkatesh et al. (2003).
penelitian sebelumnya, motivasi hedonis atau yang Kebiasaan konsumen telah dianggap sebagai penentu
dikenal dengan persepsi kenikmatan telah ditemukan dalam penggunaan teknologi. Seiring dengan
menjadi konstruk penting dalam menentukan pengalaman yang meningkat dalam menggunakan
penerimaan teknologi dan penggunaan secara langsung teknologi, pengguna mulai menggunakan teknologi
(Brown & Venkatesh 2005; Tang et al., 2014; Madan dengan biasa (Venkatesh et al., 2012). Ketika
& Yadav, 2016). Selanjutnya, Venkatesh et al. (2012) kebiasaan itu muncul, orang-orang cenderung lebih
menyatakan bahwa orang tidak hanya peduli dengan mengandalkan kebiasaan dibandingkan dengan
kinerja dari penggunaan sebuah teknologi tetapi juga informasi eksternal dan strategi pilihan lain (Gefen,
perasaannya yang tercipta dari penggunaan sebuah 2003). Kebiasaan dapat menentukan niat perilaku
teknologi, oleh karena itu motivasi hedonis adalah pengguna dalam menggunakan teknologi (Venkatesh
faktor terkuat kedua yang mempengaruhi niat perilaku et al., 2012).
terhadap penggunaan teknologi.
7

Kebiasaan ditemukan berpengaruh positif terhadap H8: Persepsi Kepercayaan memiliki pengaruh positif
pemakaian e-wallet (Megadewandanu et al., 2016; terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan e-wallet.
Chopdar & Sivakumar, 2018; Jannah, 2018). i. Niat Perilaku
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti bertujuan untuk Niat perilaku atau behavioral intention dalam
menguji kebiasaan terhadap niat perilaku pelanggan menggunakan teknologi telah menjadi konsep utama
dalam menggunakan e-wallet, dan menguji kebiasaan pada teori TRA, TPB, TAM, dan UTAUT. Niat
terhadap penggunaan aktual e-wallet, dengan hipotesis dijelaskan sebagai probabilitas subjektif seseorang
ketujuh dirumuskan sebagai berikut: dalam melakukan sesuatu (Ajzen, 1995). Selain itu
H7a: Kebiasaan memiliki pengaruh positif terhadap niat juga dianggap sebagai indikator untuk mengetahui
Niat Perilaku dalam menggunakan e-wallet. seberapa jauh orang bersedia untuk melakukan sebuah
H7b: Kebiasaan memiliki pengaruh positif terhadap perilaku dan seberapa banyak usaha yang mereka
Perilaku Penggunaan e-wallet. lakukan untuk melakukan perilaku tersebut (Ajzen,
h. Persepsi Kepercayan 1991). Niat dalam menggunakan sebuah sistem dapat
Persepsi kepercayaan dijelaskan sebagai keyakinan menjelaskan tentang penerimaan teknologi secara luas.
pada diri pengguna dalam mengadaptasi teknologi Niat berperilaku dapat diartikan sebagai tolak ukur
berdasarkan harapan bahwa teknologi tersebut dapat intensitas dari niat individu dalam melakukan sebuah
memberikan suatu hal yang berguna kepada pengguna perilaku yang spesifik (Madan & Yadav, 2016).
(Mayer et al., 1995). Sedangkan definisi lainnya, Penelitian terdahulu menemukan bahwa niat
kepercayaan adalah keyakinan subjektif bahwa sebuah penggunaan memengaruhi perilaku dalam
pihak akan memenuhi kewajibannya sesuai dengan menggunakan teknologi (Shin, 2009; Jannah, 2018).
Ekspektasi dari pihak yang mempercayai (Lu et a.l, Berdasarkan hal tersebut maka peneliti bertujuan
2011). Dalam transaksi online kepercayaan harus untuk menguji niat perilaku terhadap perilaku
mampu membuat pengguna yakin bahwa dengan penggunaan (use behavior) e-wallet, dengan hipotesis
menggunakan layanannya tersebut dapat menjaga kesembilan dirumuskan sebagai berikut:
keamanannya dalam bertransaksi. Konsep dari H9: Niat perilaku memiliki pengaruh positif terhadap
kepercayaan merupakan kombinasi dari risiko dan Perilaku Penggunaan e-wallet.
harapan, dimana harapan yang tinggi selalu diiringi j. Pengaruh Usia pada Variabel
oleh adanya risiko. Lemahnya kepercayaan telah Pada penelitian ini usia akan digunakan untuk
diyakini sebagai alasan utama mengapa pengguna memperkuat hubungan antara variabel dan niat
tidak menggunakan e-commerce (Keen, 1999). perilaku pengguna dalam mengadaptasi e-wallet.
Pada penelitian terdahulu, kepercayaan terbukti Peneliti menggunakan usia sebagai variabel moderasi
dianggap dapat memengaruhi niat dalam penggunaan untuk mengetahui apakah terdapat reaksi yang berbeda
secara langsung, kepercayaan memberikan pengaruh antara mahasiswa yang lebih mudah dan mahasiswa
positif terhadap niat penggunaan (Shin, 2009; Madan yang lebih tua dalam penelitian. Variabel usia
& Yadav, 2016). Sebuah model hasil dari integrasi ditemukan memberikan pengaruh moderasi terhadap
antara kepercayaan dan teori TAM terbukti beberapa variabel independen dengan variabel
memengaruhi niat pengguna dalam melakukan dependen pada UTAUT2 (Venkatesh et al., 2012).
pembelian barang online secara berkelanjutan (Gefen, Hipotesis H10a-H10h dirumuskan sebagai berikut:
2003). H10a: Usia memperkuat pengaruh Eskpektasi Kinerja
Kepercayaan dan persepsi dari teori penerimaan terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan e-wallet.
teknologi (persepsi kegunaan dan persepsi H10b: Usia memperkuat pengaruh Ekspektasi Usaha
kemudahan) telah dipastikan menjadi keutamaan terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan e-wallet.
dalam memprediksi penerapan teknologi e-commerce
H10c: Usia memperkuat pengaruh Pengaruh Sosial
(Pavlou & Fygenson, 2006). Kepercayaan dapat
terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan e-wallet.
memengaruhi seseorang dalam berperilaku secara
positif (Chauhan, 2015). Oleh karena itu, peneliti H10d: Usia memperkuat pengaruh Kondisi yang
mengembangkan hipotesis bahwa persepsi Memfasilitasi terhadap Niat Perilaku dalam
kepercayaan dapat memberikan pengaruh positif menggunakan e-wallet.
dalam meningkatkan niat perilaku dalam H10e: Usia memperkuat pengaruh Motivasi Hedonis
menggunakan e-wallet. Berdasarkan hal tersebut maka terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan e-wallet.
peneliti bertujuan untuk menguji persepsi kepercayaan H10f: Usia memperkuat pengaruh Nilai Harga terhadap
terhadap niat perilaku dalam menggunakan e-wallet, Niat Perilaku dalam menggunakan e-wallet.
dengan hipotesis kedelapan dirumuskan sebagai H10g: Usia memperkuat pengaruh Kebiasaan terhadap
berikut: Niat Perilaku dalam menggunakan e-wallet.
8

H10h: Usia memperkuat pengaruh Kebiasaan terhadap H12b: Pengalaman memperkuat pengaruh Pengaruh
Perilaku Penggunaan dalam menggunakan e-wallet. Sosial terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan e-
k. Pengaruh Gender pada Variabel wallet.
Pada penelitian ini gender akan digunakan untuk H12c: Pengalaman memperkuat pengaruh Kondisi yang
memperkuat hubungan antara variabel dan niat Memfasilitasi terhadap Perilaku Penggunaan dalam
perilaku pengguna dalam mengadaptasi e-wallet. menggunakan e-wallet.
Peneliti menggunakan gender sebagai variabel H12d: Pengalaman memperkuat pengaruh Motivasi
moderasi untuk mengetahui apakah terdapat reaksi Hedonis terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan
yang berbeda antara mahasiswa yang bergender pria e-wallet.
dan mahasiswa yang bergender wanita dalam
H12e: Pengalaman memperkuat pengaruh Kebiasaan
penelitian. Variabel gender ditemukan memberikan
terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan e-wallet.
pengaruh moderasi terhadap beberapa variabel
independen dengan variabel dependen pada UTAUT2. H12f: Pengalaman memperkuat pengaruh Kebiasaan
(Venkatesh et al., 2012). Hipotesis H11a-H11i terhadap Perilaku Penggunaan dalam menggunakan e-
dirumuskan sebagai berikut: wallet.
METODA PENELITIAN
H11a: Gender memperkuat pengaruh Eskpektasi
Peneliti memilih Mahasiswa Aktif Strata Satu
Kinerja terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan e-
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas
wallet.
Brawijaya (UB) yaitu sebanyak 3.931 orang.
H11b: Gender memperkuat pengaruh Ekspektasi Usaha Pemilihan mahasiswa FEB UB didasari oleh alasan
terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan e-wallet. utama karena mahasiswa mewakili generasi pertama
H11c: Gender memperkuat pengaruh Pengaruh Sosial yang bertumbuh bersama dengan teknologi, mereka
terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan e-wallet. menghabiskan kehidupannya dikelilingi oleh
H11d: Gender memperkuat pengaruh Kondisi yang penggunaan komputer, telepon genggam dan teknologi
Memfasilitasi terhadap Niat Perilaku dalam lainnya (Prensky, 2001). Pada tahun 2017, sebanyak
menggunakan e-wallet. 79,23% mahasiswa tingkat S1 tercatat menjadi
H11e: Gender memperkuat pengaruh Kondisi yang pengguna internet (idEA, 2017).
Memfasilitasi terhadap Perilaku Penggunaan dalam Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
menggunakan e-wallet. sampel nonprobabilitas (non-probability sampling).
H11f: Gender memperkuat pengaruh Motivasi Hedonis Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan e-wallet. menggunakan sampel nonprobabilitas dalam metoda
pengambilan sampel berdasarkan kemudahan
H11g: Gender memperkuat pengaruh Nilai Harga
(convenience sampling). Metoda untuk menentukan
terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan e-wallet.
ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini
H11h: Gender memperkuat pengaruh Kebiasaan adalah metoda Slovin. Dalam penelitian ini, peneliti
terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan e-wallet. menggunakan batas toleransi kesalahan (e) dalam
H11i: Gender memperkuat pengaruh Kebiasaan penelitian ini yaitu 5%. Berdasarkan hasil perhitungan
terhadap Perilaku Penggunaan dalam menggunakan e- sampel, maka jumlah sampel yang digunakan dalam
wallet. penelitian ini adalah mahasiswa aktif Strata Satu FEB
l. Pengaruh Pengalaman pada Variabel UB angkatan 2015, 2016, 2017, dan 2018 sebanyak
Pada penelitian ini pengalaman akan digunakan 363 responden.
untuk memperkuat hubungan antara variabel dan niat Jenis penelitian yang digunakan dalam
perilaku pengguna dalam mengadaptasi e-wallet. penelitian ini adalah kuantitatif, karena jenis penelitian
Peneliti menggunakan pengalaman sebagai variabel kuantitatif dapat memberikan hasil yang lebih akurat,
moderasi untuk mengetahui apakah terdapat reaksi jelas, dan detail karena menggunakan angka-angka
yang berbeda antara mahasiswa yang sudah lama sebagai hasil penelitian. Data primer adalah jenis data
menggunakan e-wallet dan mahasiswa masih baru yang digunakan dalam penelitian ini. Informasi yang
menggunakan e-wallet. Variabel pengalaman didapatkan secara langsung oleh peneliti yang
ditemukan memberikan pengaruh moderasi terhadap mempunyai tujuan spesifik yang berguna dalam
beberapa variabel independen dengan variabel penelitian disebut sebagai data primer (Sekaran &
dependen pada UTAUT2. (Venkatesh et al., 2012). Bougie, 2017). Metoda survei adalah jenis
Hipotesis H12a-H12f dirumuskan sebagai berikut: pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
H12a: Pengalaman memperkuat pengaruh Ekspektasi ini, hal ini dipilih karena metoda survei adalah metoda
Usaha terhadap Niat Perilaku dalam menggunakan e- pengumpulan data yang paling dominan digunakan
wallet. dalam penelitian kuantitatif. Alat yang dapat
9

membantu dalam proses pengumpulan data primer kecil dari nilai cross loadings. Hal ini menunjukan
yaitu kuesioner. bahwa indikator-indikator tersebut valid.
Metoda Analisis Data Reliabilitas dapat diukur melalui nilai
Peneliti mengolah data penelitian ini Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability. Suatu
menggunakan Structural Equation Modelling-Partial indikator dikatakan lolos uji reliabilitas jika memiliki
Least Square (SEM-PLS). Peneliti memilih nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6 (>0,6) dan
menggunakan SEM-PLS karena tujuan dari penelitian Composite Reliability lebih dari 0,7 (>0,7). Pada
ini bersifat eksploratoris atau perluasan dari teori yang pengujian reliabilitas tidak ditemukan adanya nilai
sudah ada sebelumnya (Hair, 2013). Selain itu, karena Cronbach’s Alpha dan Composite Reliablity yang
model struktural dalam penelitian ini relatif kompleks lebih kecil dari 0,6 dan 0,7. Hal ini menunjukan bahwa
atau banyak terdapat konstruk dan banyak indikator, indikator-indikator tersebut reliabel.
maka peneliti menggunakan SEM-PLS. Adapun Evaluasi Model Struktural
keunggulan dalam menggunakan SEM-PLS yaitu Pengujian inner model atau model struktural
informasi yang dihasilkan efisien dan mudah dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk
diinterpretasikan terutama pada model yang kompleks nilai signifikansi dan R-squared dari model penelitian.
atau hipotesis model, dapat digunakan pada data set Model Struktural dievaluasi menggunakan R-squared
yang kecil, tidak mensyaratkan asumsi normalitas, untuk variabel dependen, sedangkan nilai jalur
linearitas, dan heteroskedatisitas, serta dapat koefisien atau nilai T digunakan untuk melihat
digunakan pada indikator yang bersifat reflektif dan signifikansi antara variabel independen dalam model
formatif terhadap variabel latennya (Abdillah & struktural untuk pengujian hipotesis.
Hartono, 2015). PLS banyak diminati karena tidak R-Squared
membutuhkan data yang berdistribusi normal. Serta, R-squared digunakan untuk evaluasi model struktural.
penggunaan ukuran sampel besar (>250) dalam SEM- Pada teorinya penelitian ini menggunakan variabel
PLS dapat meningkatkan ketepatan dan konsistensi terikat yang dipengaruhi oleh variabel lainnya Berikut
hasil estimasi. disajikan hasil R-squared dari variabel penelitian pada
ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN Tabel 1.
Evaluasi Model Pengukuran Tabel. 1. Hasil Nilai R-Squared
Evaluasi model pengukuran dilakukan dengan
proses iterasi algoritma, seperti validitas konvergen, Variabel R Squared
validitas diskriminan, reliabilitas komposit, dan ITU 0.7151
cronbach’s alpha sebagai penentu dari model UB 0.5424
pengukuran. Validitas konvergen bertujuan untuk
mengetahui validitas setiap hubungan antara indikator Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai R-
dengan variabel latennya. Pengujian dalam validitas squared ITU (Z) sebesar 0,7151, dapat diartikan
konvergen diuji berdasarkan factor loading, AVE, dan bahwa ITU dipengaruhi oleh variabel PE, EE, SI, FC,
communality. Suatu instrumen dikatakan telah lolos uji HM, PV, HT, & PT, serta interaksi dengan usia,
validitas konvergen jika memiliki nilai Factor gender serta pengalaman sebesar 71,51% sedangkan
Loadings lebih dari 0,7 (>0,7) serta Average Variance sisanya sebesar 28,49% dipengaruhi oleh variabel lain
Extracted (AVE) dan Communality lebih dari 0,5 di luar dari yang diteliti. Selain itu, nilai R-squared UB
(>0,5) (Abdillah & Hartono, 2015). Pada pengujian sebesar 0,5424 menunjukkan bahwa variabel UB
validitas konvergen tidak ditemukan adanya nilai dipengaruhi oleh variabel FC, HT, dan ITU sebesar
factor loading dari variabel lebih kecil dari 0,7. Hal ini 54,24% sedangkan sisanya 45,76% dipengaruhi oleh
menunjukan bahwa indikator-indikator tersebut valid. variabel lain di luar yang diteliti.
Discriminant Validity adalah untuk Pengujian Hasil Hipotesis
membuktikan bahwa konstruk laten memprediksi Nilai T (T-value) atau path coefficients digunakan
ukuran pada blok mereka lebih baik daripada ukuran untuk menunjukkan tingkat signifikansi dalam
pada blok lainnya. Parameter validitas diskriminan pengajuan hipotesis. Penelitian ini menggunakan
dinilai berdasarkan nilai akar AVE yang lebih besar hipotesis satu ekor (one-tailed). Untuk pengujian
dari Korelasi Variabel Laten (Akar AVE > Korelasi hipotesis pada alpha 5% (lima persen) dan power 80%
Variabel Laten) serta nilai Outer Loadings yang lebih (delapan puluh persen) jika nilai path coefficients yang
besar dibanding nilai Cross Loadings dalam satu ditunjukkan oleh nilai statistik T (T-statistics) lebih
variabel yang sama (Outer Loadings > Cross dari 1,64 (> 1,64), hipotesis alternatif dapat dinyatakan
Loadings). Pada pengujian validitas diskriminan tidak didukung (Abdillah & Hartono, 2015). Berikut nilai
ditemukan adanya nilai outer loadings yang lebih path coefficients menggunakan pengujian bootsrap
dari PLS disajikan pada Tabel 2.
10

Tabel 2. Hasil Path Coefficient (Mean, STDEV, & T- > UB Signifikan


Values) HT * Exp - Tidak
-0.0789 0.0610 1.2928
> ITU Signifikan
Standa
T HT *
Origin rd Tidak
Statistic Gender -> -0.0086 0.0510 0.1682
al Deviati Keterang Signifikan
s ITU
Sample on an
(|O/STE HT *
(O) (STDE Tidak
RR|) Gender -> 0.0089 0.0487 0.1831
V) Signifikan
UB
PE -> ITU 0.1125 0.0483 2.3301 Signifikan
PE * Age -> Tidak
Tidak -0.0119 0.0421 0.2830
EE -> ITU 0.0377 0.0553 0.6808 ITU Signifikan
Signifikan PE *
SI -> ITU 0.1099 0.0422 2.6064 Signifikan Tidak
Gender -> -0.0132 0.0558 0.2358
Signifikan
FC -> ITU 0.1547 0.0467 3.3087 Signifikan ITU
PV * Age -> Tidak
HM -> ITU 0.1478 0.0533 2.7742 Signifikan 0.0539 0.0445 1.2110
ITU Signifikan
PV -> ITU 0.1072 0.0542 1.9793 Signifikan PV *
Tidak
HT -> ITU 0.2674 0.0487 5.4931 Signifikan Gender -> 0.0374 0.0635 0.5896
Signifikan
ITU
PT -> ITU 0.1235 0.0530 2.3275 Signifikan
SI * Age -> Tidak
Tidak -0.0160 0.0580 0.2765
Age -> ITU -0.0359 0.0357 1.0065 ITU Signifikan
Signifikan SI * Gender Tidak
Tidak 0.0505 0.0501 1.0078
Exp -> ITU -0.0174 0.0339 0.5143 -> ITU Signifikan
Signifikan SI * Exp -> Tidak
Gender -> Tidak 0.0248 0.0727 0.3416
-0.0177 0.0312 0.5692 ITU Signifikan
ITU Signifikan
ITU -> UB 0.2043 0.0547 3.7316 Signifikan
FC -> UB 0.0933 0.0543 1.7168 Signifikan
HT -> UB 0.5148 0.1278 4.0274 Signifikan
Berdasarkan hasil tersebut ditemukan bahwa
Age -> UB -0.1536 0.0457 3.3600 Signifikan
H1, H3, H4a, H4b, H5, H6, H7a, H7b, H8, dan H9
Tidak
Exp -> UB 0.2021 0.2002 1.0097
Signifikan diterima karena memiliki nilai statistik T lebih besar
Gender -> dari 1,64 (> 1,6). Sedangka H2, H10a-H10h, H11a-H11i,
-0.0749 0.0391 1.9175 Signifikan
UB dan H12a-H12f ditolak karena memiliki nilai statistik T
EE * Age -> Tidak
0.0863 0.0540 1.5967
Signifikan
lebih kecil dari 1,64 (< 1,64).
ITU
EE * Exp -> Tidak
-0.0702 0.0491 1.4307 Diskusi Hasil Penelitian
ITU Signifikan
EE *
Tidak
Pengaruh Ekspektasi Kinerja terhadap Niat
Gender -> 0.0169 0.0565 0.2985 Perilaku Pengguna untuk Melakukan Pembayaran
Signifikan
ITU dengan E-wallet
FC * Age -> Tidak
ITU
0.1154 0.0785 1.4708
Signifikan Hasil menunjukkan bahwa ekspektasi kinerja
FC * Age -> Tidak memiliki pengaruh positif terhadap niat perilaku
0.0747 0.0616 1.2114 pengguna untuk melakukan pembayaran dengan e-
UB Signifikan
FC * Exp ->
0.0603 0.0561 1.0745
Tidak wallet, H1 diterima, hal ini telah sesuai dengan model
UB Signifikan UTAUT2 yang dikembangkan oleh Venkatesh et al.
FC * (2012). Hasil ini konsisten dengan penelitian Madan &
Tidak
Gender -> -0.0050 0.0491 0.1009
Signifikan Yadav (2016) di India, yang menunjukkan bahwa
ITU
FC * terdapat hubungan positif yang signifikan antara
Tidak
Gender -> -0.0160 0.0497 0.3229
Signifikan
Ekspektasi Kinerja dan Niat Perilaku pengguna e-
UB wallet. Hasil ini juga sesuai dengan hasil dari
HM * Age - Tidak penelitian Tang et al. (2014) yang menunjukkan bahwa
0.0204 0.0638 0.3194
> ITU Signifikan
HM * Exp - Tidak
Ekspektasi Kinerja berpengaruh positif terhadap Niat
0.1286 0.0825 1.5600 Perilaku pada gen Y dalam mengadaptasi mobile
> ITU Signifikan
HM * wallet.
Tidak
Gender -> 0.0031 0.0643 0.0476
Signifikan Pengaruh Ekspektasi Usaha terhadap Niat
ITU Perilaku Pengguna untuk Melakukan Pembayaran
HT * Age -> dengan E-wallet.
-0.1076 0.0650 1.6569 Signifikan
ITU
HT * Age -> Tidak Hasil menunjukkan bahwa ekspektasi usaha
0.0226 0.0789 0.2864 tidak memiliki pengaruh terhadap niat perilaku
UB Signifikan
HT * Exp - -0.1594 0.2589 0.6158 Tidak pengguna untuk melakukan pembayaran dengan e-
11

wallet, H2 ditolak, hal ini berlawanan dengan model perilaku pengguna untuk melakukan pembayaran
UTAUT2 yang dikembangkan oleh Venkatesh et al. dengan e-wallet, H4a diterima, hal ini telah sesuai
(2012). Meskipun begitu, hasil ini konsisten dengan dengan model UTAUT2 yang dikembangkan oleh
penelitian terdahulu mengenai penerimaan mobile Venkatesh et al. (2012). Selain itu, hasil menunjukkan
wallet, Ekspektasi Usaha ditemukan tidak memiliki bahwa kondisi yang memfasilitasi memiliki pengaruh
pengaruh positif terhadap Niat Perilaku pengguna di positif terhadap perilaku penggunaan untuk melakukan
India dalam mengadaptasi mobile wallet (Madan & pembayaran dengan e-wallet, H4b diterima, hal ini
Yadav, 2016). Hasil ini juga sesuai dengan hasil telah sesuai dengan model UTAUT2 yang
penelitian Jannah (2018) yang menunjukkan bahwa dikembangkan oleh Venkatesh et al. (2012). Untuk
Ekspektasi Usaha tidak mempunyai pengaruh positif hasil dari Kondisi yang Memfasilitasi dengan Niat
terhadap Niat Perilaku individu dalam melakukan Perilaku, hasil ini sesuai dengan penelitian penerimaan
pembelian tiket pesawat secara online melalui e-wallet oleh Madan & Yadav (2016) yang
Traveloka. menyatakan bahwa Kondisi yang Memfasilitasi
Ekspektasi usaha ditemukan tidak berpengaruh memiliki pengaruh positif terhadap Niat Perilaku
secara signifikan dalam penggunaan e-wallet, satu individu dalam mengadaptasi e-wallet. Hasil ini juga
penjelasan untuk hal tersebut adalah bahwa pengguna didukung oleh penelitian sebelumnya yang meneliti
e-wallet pada zaman ini sudah cukup akrab dengan tentang pembelian tiket pesawat online melalui
perangkat dan aplikasi e-wallet, sehingga pengguna Traveloka yang menunjukkan bahwa Kondisi yang
tidak merasa bahwa ekspektasi usaha menjadi suatu Memfasilitasi mempengaruhi Niat Perilaku individu
yang dapat dipermasalahkan dalam penggunaan e- secara positif (Jannah, 2018). Penelitian sebelumnya
wallet, karena pengguna tidak menemukan bahwa e- juga mengatakan bahwa Kondisi yang Memfasilitasi
wallet sulit untuk digunakan (Chong et al., 2011). mempunyai pengaruh positif terhadap Niat Perilaku
Selain itu aplikasi e-wallet telah memberikan tampilan individu dalam menggunakan aplikasi belanja online
yang ramah dan menarik sehingga mudah dioperasikan di India (Chopdar & Sivakumar, 2018).
oleh pengguna. Ada kecenderungan tertentu jika Pengaruh Motivasi Hedonis Memiliki terhadap
sebuah teknologi termasuk teknologi yang relatif Niat Perilaku Pengguna untuk Melakukan
mudah atau tidak rumit, variabel ekspektasi usaha akan Pembayaran dengan E-wallet
nampak lemah atau tidak memiliki kekuatan dalam Hasil menunjukkan bahwa motivasi hedonis
mempengaruhi penggunaan teknologi (Subramanian, memiliki pengaruh positif terhadap niat perilaku
1994; Chen, 2011). pengguna untuk melakukan pembayaran dengan e-
Pengaruh Pengaruh Sosial terhadap Niat Perilaku wallet, H5 diterima, hal ini telah sesuai dengan model
Pengguna untuk Melakukan Pembayaran dengan UTAUT2 yang dikembangkan oleh Venkatesh et al.
E-wallet. (2012). Hasil ini konsisten dengan hasil dari penelitian
Hasil menunjukkan bahwa pengaruh sosial Tang et al. (2014) yang menunjukkan bahwa Motivasi
memiliki pengaruh positif terhadap niat perilaku Hedonis berpengaruh positif terhadap Niat Perilaku
pengguna untuk melakukan pembayaran dengan e- pada gen Y di Malaysia dalam mengadaptasi mobile
wallet, H3 diterima, hal ini telah sesuai dengan model wallet. Motivasi Hedonis didukung karena ketertarikan
UTAUT2 yang dikembangkan oleh Venkatesh et al. gen Y terhadap hiburan, kebahagiaan, dan kenyamanan
(2012). Hasil ini konsisten dengan penelitian mengenai yang dapat ditemukan saat mahasiswa menggunakan e-
penerimaan e-wallet di India yang membuktikan wallet (Tang et al., 2014). Hasil ini juga sesuai dengan
bahwa pengaruh sosial ditemukan memiliki pengaruh penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa
positif terhadap Niat Perilaku seseorang (Madan & Motivasi Hedonis memiliki pengaruh positif terhadap
Yadav, 2016). Selain itu hasil ini juga sesuai dengan Niat Perilaku individu dalam mengadaptasi e-wallet di
hasil penelitian terdahulu, yang menyatakan bahwa India (Madan & Yadav, 2016). Hasil ini juga sesuai
Pengaruh Sosial memiliki pengaruh terhadap Niat dengan penelitian mengenai niat pengguna untuk
Perilaku pengguna e-wallet di Indonesia melakukan pembayaran tiket pesawat secara online
(Megadewandanu et al., 2016). melalui traveloka di Indonesia, yang mengatakan
Pengaruh Kondisi yang Memfasilitasi terhadap bahwa Motivasi Hedonis mempengaruhi Niat Perilaku
Niat Perilaku Pengguna untuk Melakukan pengguna secara positif (Jannah, 2018).
Pembayaran dengan E-wallet dan Pengaruh Pengaruh Nilai Harga terhadap Niat Perilaku
Kondisi yang Memfasilitasi terhadap Perilaku Pengguna untuk Melakukan Pembayaran dengan
Penggunaan untuk Melakukan Pembayaran E-wallet
dengan E-wallet. Hasil menunjukkan bahwa nilai harga memiliki
Hasil menunjukkan bahwa kondisi yang pengaruh positif terhadap niat perilaku pengguna
memfasilitasi memiliki pengaruh positif terhadap niat untuk melakukan pembayaran dengan e-wallet, H6
12

diterima, hal ini telah sesuai dengan model UTAUT2 menyatakan bahwa terdapat hasil yang signifikan
yang dikembangkan oleh Venkatesh et al. (2012). antara Persepsi Kepercayaan dan Niat Perilaku
Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian terdahulu pengguna dalam mengadaptasi mobile wallet. Hasil ini
mengenai penggunaan aplikasi belanja online di India, juga sesuai dengan penelitian terdahulu yang
menyatakan bahwa Nilai Harga mempengaruhi Niat menunjukkan bahwa Persepsi Kepercayaan
Perilaku individu secara positif (Chopdar & mempunyai pengaruh terhadap Niat Perilaku individu
Sivakumar, 2018). Hasil ini juga sesuai dengan dalam menggunakan m-money pada kalangan
penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa Nilai menengah ke bawah di India (Chauhan, 2015).
Harga mempengaruhi Niat Perilaku individu dalam Pengaruh Niat Perilaku terhadap Perilaku
menggunakan mobile wallet di India (Madan & Yadav, Penggunaan untuk Melakukan Pembayaran
2016). Hasil ini juga sesuai dengan penelitian dengan E-wallet
mengenai niat pengguna untuk melakukan pembayaran Hasil menunjukkan bahwa niat perilaku
tiket pesawat secara online melalui traveloka di memiliki pengaruh positif terhadap perilaku
Indonesia, yang mengatakan bahwa Nilai Harga penggunaan secara berkelanjutan untuk melakukan
mempengaruhi Niat Perilaku pengguna secara positif pembayaran dengan e-wallet, H9 diterima, hal ini telah
(Jannah, 2018). sesuai dengan model UTAUT2 yang dikembangkan
Pengaruh Kebiasaan terhadap Niat Perilaku oleh Venkatesh et al. (2012). Hal ini sesuai dengan
Pengguna untuk Melakukan Pembayaran dengan banyak penelitian terdahulu mengenai penerimaan
E-wallet dan Pengaruh Kebiasaan terhadap teknologi yang menyatakan bahwa Niat Perilaku
Perilaku Penggunaan untuk Melakukan mempunyai pengaruh positif terhadap Perilaku
Pembayaran dengan E-wallet Penggunaan Berkelanjutan individu dalam
Hasil menunjukkan bahwa kebiasaan memiliki mengadaptasi mobile wallet (Shin, 2009). Hasil ini
pengaruh positif terhadap niat perilaku pengguna juga sesuai dengan penelitian mengenai pembelian
untuk melakukan pembayaran dengan e-wallet, H7a tiket pesawat secara online menggunakan Traveloka di
diterima, dan Kebiasaan memiliki pengaruh positif Indonesia yang menyatakan bahwa Niat Perilaku
terhadap perilaku penggunaan untuk melakukan mempengaruhi Perilaku Penggunaan oleh individu
pembayaran dengan e-wallet, H7b diterima, hal ini (Jannah, 2018). Hasil ini konsisten dengan hasil
telah sesuai dengan model UTAUT2 yang penelitian terdahulu mengenai penggunaan aplikasi
dikembangkan oleh Venkatesh et al. (2012). Penelitian belanja online di India, menyatakan bahwa Nilai
ini menunjukkan bahwa kebiasaan merupakan Perilaku mempengaruhi Perilaku Penggunaan secara
prediktor terkuat yang mempengaruhi Niat Perilaku Berkelanjutan individu secara positif (Chopdar &
dan Perilaku Penggunaan dari layanan e-wallet. Hasil Sivakumar, 2018).
ini konsisten dengan hasil penelitian terdahulu Usia, Gender, & Pengalaman sebagai Variabel
mengenai penggunaan aplikasi belanja online di India, Moderasi yang Memperkuat Hubungan Variabel
menyatakan bahwa Kebiasaan mempengaruhi Niat Penelitian menggunakan usia, gender, dan
Perilaku individu secara positif (Chopdar & pengalaman sebagai variabel moderasi untuk
Sivakumar, 2018). Hasil ini juga sesuai dengan memperkuat hubungan antara variabel. Meskipun
penelitian mengenai niat pengguna untuk melakukan begitu, hasil menunjukkan bahwa H10a-H10h, H11a-
pembayaran tiket pesawat secara online melalui H11i, dan H12a-H12f ditolak. Studi sebelumnya yang
Traveloka di Indonesia, yang mengatakan bahwa menganalisis faktor individu dalam menggunakan e-
Kebiasaan mempengaruhi Niat Perilaku pengguna health menyatakan bahwa usia dan gender tidak
secara positif (Jannah, 2018). Penelitian sebelumnya memoderasi pengaruh konstruk pada variabel
juga mendukung hasil dari penelitian ini, yang dependen mereka, yaitu ekspektasi kinerja, ekspektasi
menyatakan bahwa Kebiasaan memberikan pengaruh usaha, pengaruh sosial, motivasi hedonis, nilai harga
positif terhadap Niat Perilaku individu dalam dan kebiasaan (Goulao & Oliveira , 2017).
mengadaptasi e-wallet di India (Megadewandanu et Hasil ini didukung oleh penelitian terdahulu
al., 2016). milik Venkatesh & Zhang (2010) yang menemukan
Pengaruh Persepsi Kepercayaan terhadap Niat adanya perbedaan hasil empiris dari penelitian yang
Perilaku Pengguna untuk Melakukan Pembayaran mereka lakukan di Amerika Serikat dan Cina. Mereka
dengan E-wallet menemukan hasil empiris di Amerika Serikat
Hasil menunjukkan bahwa persepsi konsisten dengan hasil dari penelitian terdahulu
kepercayaan memiliki pengaruh positif terhadap niat Venkatesh et al. (2003), tapi hasil penelitian di Cina
perilaku pengguna untuk melakukan pembayaran ditemukan bahwa usia, gender, dan pengalaman tidak
dengan e-wallet, H8 diterima, hasil ini konsisten berpengaruh signifikan dalam memperkuat hubungan
dengan hasil penelitian oleh Shin (2009) yang antara variabel, meskipun Venkatesh & Zhang (2010)
13

telah menggunakan model penelitian dan pengukuran terhadap Perilaku Penggunaan atau Penggunaan
yang sama, mereka menemukan perbedaan dari hasil Berkelanjutan dari pembayaran melalui e-wallet.
empiris antara Amerika Serikat dan Cina. Penelitian ini menggunakan Unified Theory of
Penulis memiliki argumen yang sama dengan Acceptance and Usage of Technology 2 (UTAUT2)
penelitian sebelumnya, yaitu Kinanti dan Baridwan untuk menguji Niat Perilaku dan Perilaku Penggunaan
(2012) dan Venkatesh dan Zhang (2010) yang dalam melakukan pembayaran menggunakan e-wallet.
menganggap penolakan hampir semua variabel Model penelitian ini diuji pada mahasiswa Fakultas
dimoderasi oleh usia terhadap niat pembelian e-wallet Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang telah
terjadi karena perbedaan budaya antara masing-masing melakukan pembayaran melalui e-wallet sebelumnya.
daerah. Indonesia memiliki budaya yang sama dengan Temuan penting dalam penelitian ini adalah
Cina yaitu budaya kolektivis. Indonesia penganut dari semua konstruk yang telah diuji, Kebiasaan,
budaya kolektivis yang kuat (Rademakers, 1998), Persepsi Kepercayaan, Ekspektasi Kinerja, dan
dimana dapat diketahui kolektivisme adalah budaya Kondisi yang Memfasilitasi merupakan konstruk yang
yang lebih mengutamakan kepentingan kelompok paling berpengaruh terhadap Niat Perilaku dalam
dibandingkan dengan kepentingan individual, oleh melakukan pembayaran melalui e-wallet. Adapun
karena itu budaya kolektivis lebih mudah terpengaruh susunan konstruk dari yang paling kuat sampai ke
oleh lingkungan sosial dibandingkan budaya yang paling lemah mempengaruhi Niat Perilaku adalah
individualis. Kebiasaan, Persepsi Kepercayaan, Ekspektasi Kinerja,
Penelitian terdahulu menggunakan beberapa Kondisi yang Memfasilitasi, Nilai Harga, Pengaruh
pengukuran dari aspek yang penting untuk Sosial, dan Motivasi Hedonis. Hanya satu konstruk
mengidentifikasi budaya (Triandis, 1986). Terdapat yaitu Ekspektasi Usaha yang tidak memiliki pengaruh
beberapa faktor etika yang digunakan dalam mengukur signifikan terhadap Niat Perilaku. Selain itu,
budaya kolektivisme dan budaya individualisme: 1. Kebiasaan, Niat Perilaku, dan Kondisi yang
Kemandirian terhadap kepuasan hati (self-reliance Memfasilitasi terbukti mempunyai pengaruh kuat
with hedonism); 2. Pemisahan terhadap golongan terhadap Perilaku Penggunaan atau Penggunaan
sendiri (separation from ingroups); 3. Integritas Berkelanjutan dalam melakukan pembayaran melalui
Keluarga (family integrity); 4. Saling ketergantungan e-wallet. Pada penelitian ini teori UTAUT2 berhasil
dan keramahtamahan (interdependence and membuktikan bahwa variabel independen dalam
sociability) (Triandis, 1986). Berdasarkan penelitian penelitian ini dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap
tersebut, secara berurutan Indonesia dan Belanda variabel niat perilaku sebesar 71,51% dan variabel niat
ditemukan memiliki jumlah skor tertinggi dan terendah perilaku sebagai variabel mediasi dalam penelitian ini
dibandingkan delapan negara lainnya (Amerika dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel
Serikat, Belanda, Prancis, India, Yunani, Hong Kong, perilaku penggunaan sebesar 54,24%.
Cile, Kosta Rika). Hasil dari skor tersebut Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat peneliti
menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang simpulkan bahwa layanan e-wallet adalah layanan
paling tidak individuali dan Belanda adalah negara yang memberikan banyak kegunaan, dapat dipercaya,
yang paling individualis. aman, mudah untuk dikuasai, nyaman digunakan, dan
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan menawarkan harga yang masuk akal. Meskipun begitu,
Indonesia adalah negara yang memiliki budaya kemudahan dalam mengakses layanan e-wallet tidak
kolektivis yang kuat cenderung kurang memperdulikan menentukan keputusan konsumen dalam menggunakan
nilai-nilai dalam diri individu seperti perbedaan usia, layanan e-wallet. Sama halnya dengan variabel
gender, dan pengalaman. Oleh karena itu penulis moderasi usia, gender, dan pengalaman yang tidak
menyimpulkan bahwa alasan tersebut yang membuat berpengaruh dalam memperkuat hubungan antara
variabel usia, gender, dan pengalaman tidak variabel independen dengan variabel mediasi dan
berpengaruh dalam memperkuat hubungan antara variabel dependen.
variabel. Keterbatasan Penelitian
PENGALAMAN Penelitian ini belum bisa membuktikan peran
Simpulan Penelitian variabel usia, gender, dan pengalaman sebagai
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemoderasi variabel ekspektasi kinerja, ekspektasi
Ekspektasi Kinerja, Ekspektasi Usaha, Pengaruh usaha, pengaruh sosial, kondisi yang memfasilitasi,
Sosial, Kondisi yang Memfasilitasi, Motivasi Hedonis, dan kebiasaan terhadap niat perilaku dan perilaku
Nilai Harga, Kebiasaan, dan Persepsi Kepercayaan penggunaan e-wallet. Keterbatasan lainnya berasal dari
terhadap Niat Perilaku pengguna dalam melakukan populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
pembayaran melalui e-wallet, serta pengaruh Niat Mahasiswa S1, dimana populasi tidak memiliki
Perilaku, Kondisi yang Memfasilitasi, dan Kebiasaan rentang usia yang cukup luas, sehingga
14

memungkinkan keterbatasan dalam memberikan hasil pembayaran melalui e-wallet. Hal ini bertujuan agar
yang representatif terhadap konstruk yang tidak transaksi pembayaran online dapat berjalan dengan
didukung seperti ekspektasi usaha, usia, gender, dan maksimal dan agar bisa lebih dimanfaatkan oleh
pengalaman. masyarakat sebagai alternatif konvensional.
Saran Penelitian
Perihal keterbatasan penelitian mengenai DAFTAR PUSTAKA
variabel moderasi usia, gender, dan pengalaman yang
terbukti tidak berpengaruh dalam memperkuat Abdillah, W. & Hartono, J. (2015). Partial Least
hubungan antara variabel independen dengan variabel Square (PLS): Alternatif Structural Equation
mediasi dan variabel dependen dapat menjadi masukan Modelling (SEM) dalam Penelitian Bisnis.
untuk penelitian yang akan datang agar dapat Yogyakarta: C.V. Andi Offset.
diperoleh model dengan kriteria kuat dengan Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior.
menambahkan dan memperluas variabel yang akan Organizational Behavior and Human Decision
diteliti ataupun mencoba untuk menambahkan variabel Processes. 50. 179-211.
moderasi lain yaitu tingkat pendidikan. Penambahan Al-Jabri, I. M. & Sohail, M. S. (2012). Mobile
variabel prediktor yang mempengaruhi niat perilaku Banking Adoption: Application Of Diffusion
juga dapat meningkatkan nilai R-squared. Kemudian Of Innovation Theory. Journal of Electronic
penelitian di masa depan juga diharapkan untuk Commerce Research. 13(4).
menggunakan populasi yang lebih memiliki rentang Al-Somali, S., Gholami & Clegg, B. (2008). Internet
usia lebih luas, agar lebih mewakilkan populasi banking acceptance on the context of
pengguna e-wallet. developing countries: An extension of the
Penelitian ini juga dapat memberikan technology acceptance model.
masukan untuk penelitian di masa depan. Penelitian ini Alharbi, S. & Drew, S. (2014). Using the technology
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi niat acceptance model in understanding academics
perilaku untuk melakukan pembayaran melalui e- behavioural intentions to use learning
wallet pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis management systems. International Journal of
Universitas Brawijaya di Malang, oleh karena itu Advances Computer Science and Applications.
disarankan untuk memperdalam model penelitian yang 5(1). 143-155.
dimaksud dan hasil yang berasal dari konteks budaya Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitan Suatu
lain. Selain itu, peneliti dapat meneliti penerimaan dari Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
teknologi yang sama di berbagai negara untuk Bank Indonesia. (2014). Peraturan Bank Indonesia
menjelaskan peran dari faktor budaya yang ada pada Nomor: 11/12/PBI/2009 Tentang Uang
negara tersebut dalam penerimaan teknologi. Tidak Elektronik. Report. Jakarta: Bank Indonesia.
hanya itu, membahas mengenai perbedaan dari Bank for International Settlemets. 1996. Implications
pengguna dan bukan pengguna dari teknologi tertentu for Central Banks of the Development of
juga menarik. Akan lebih bermanfaat bila penelitian Electronic Money. Basle: Bank for
selanjutnya melakukan wawancara dengan pengguna International Settlements.
e-wallet, agar dapat mengembangkan faktor-faktor lain Brown, S. A. & Venkatesh, V. (2005). Model of
yang dapat memengaruhi penerimaan mereka terhadap Adoption of Technology in Households: A
teknologi. Baseline Model Test and Extension
Selain itu, penelitian ini diharapkan untuk Incorporating Household Life Cycle.
dapat digunakan sebagai salah satu masukan bagi Management Information System Quarterly.
manajemen dan analis sistem e-wallet agar 29(3). 399-426.
memperhatikan Kebiasaan, Persepsi Kepercayaan, Chan, K. Y., Gong, M., Xu, Y., and Thong, J. Y. L.
Ekspektasi Kinerja, Kondisi yang Memfasilitasi, Nilai 2008. Examining User Acceptance of SMS: An
Harga, Pengaruh Sosial, dan Motivasi Hedonis dalam Empirical Study in China and Hong Kong.
menerapkan dan mengembangkan sistem informasi Proceedings of 12th Pacific Asia Conference
berbasis e-wallet. Hasil menunjukkan bahwa on Information System.
Kebiasaan, Persepsi Kepercayaan, Ekspektasi Kinerja, Chen, J. L. (2011). The effects of education
dan Kondisi yang Memfasilitasi merupakan konstruk compatibility and technological expectancy on
yang paling berpengaruh terhadap Niat Perilaku dalam e-learning acceptance. Computers &
melakukan pembayaran melalui e-wallet. Selain itu, Education. 57(2). 1501-1511.
Kebiasaan dan Niat Perilaku terbukti mempunyai Chauhan, S. (2015). Acceptance of mobile by poor
pengaruh kuat terhadap Perilaku Penggunaan atau citizens of India: Integrating trust into the
Penggunaan Berkelanjutan dalam melakukan technology acceptance model. Info. 17. 58-68.
15

Chong, A. Y. L., Chan, F. T. S., & Ooi, K. B. (2011). and future research directions. Third World
Predicting consumer decisions to adopt Mobile Quarterly. 30(7). 1237-1258.
Commerce: Cross country empirical Fishbein, M. & Ajzen, I. (1975). Belief, attitude,
examination between China and Malaysia. intention, and behavior: An introduction to
Decision Support Systems, 53(1), 34–43. theory and research. United States of America:
Chopdar, P. Kr. & Sivakumar V. J. (2018) Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Understanding continuance usage of mobile Freedman, R. S. Introduction to Financial
shopping applications in India: the role of Technology. Amerika Serikat: Elsevier Science
espoused cultural values and perceived risk. Publishing Co Inc.
Behaviour & Information Technology. 1-23. Gefen, D., Karahanna, E., & Straub, D. W. (2003).
Compeau, D. R., and Higgins, C. A. (1995). Trust and TAM in Online Shopping: An
Application of Social Cognitive Theory to Integrated Model. Management Information
Training for Computer Skills. Information System Quarterly. 27(1). 51-90.
Systems Research. 6(2). 118-143. Goulão, A. P., & Oliveira, T. A. (2014). E-health
Compeau, D. R., Higgins, C. A., and Huff, S. (1999). Individual Adoption: Empirical Model Based
Social Cognitive Theory and Individual on UTAUT2 (Master's thesis, New University
Reactions to Computing Technology: A of Lisboa). NIMS - Dissertações De Mestrado
Longitudinal Study. MIS Quarterly. 23(2). 145- Em Gestão Da Informação,147.
158. Hair, J., Black, W. C., Babin, B. J., Anderson, R. E.,
Corbitt, B. J., Thanasankit, T., & Yi, H. (2003). Trust & Tatham, R. L. (2006). Multivariate data
and e-commerce: a study of consumer analysis . Edisi 6.
perceptions. Electronic Commerce Research Hair, J., Hult, T., Ringle, C., & Sartstedt, M. (2013).
and Application. 2. 203-215. A primer on Partial Least Squares Structural
Dodds, W. B., Monroe, K. B., and Grewal, D. (1991). Equation Modeling (PLS-SEM). Los Angeles:
Effects of Price, Brand, and Store Information Sage.
on Buyers. Journal of Marketing Research. Hertzog, M. A. (2008). Consideratons in Determining
28(3). 307-319, 1991. Sample Size for Pilot Studies. Research in
Doney, P. M. & Cannon, J. P. (1997). An exaniation Nursing & Health. 31.180-191.
of the nature of trust in buyer-seller Jannah, S. K. (2018). Study of Online Purchasing
relationship. Journal of Marketing. 61(4). 35- Airline Tickets on Traveloka: A Perspective of
51 The Unified Theory of Acceptance and Use of
Davis, F. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Technology (UTAUT2) Model. Skripsi.
Ease of Use, and User Acceptance of Junadi & Sfenrianto. (2015). A Model of Factors
Information Technology. Management Influencing Consumer’s Intention To Use E-
Information System Quarterly. 13(3). 319-339. Payment System in Indonesia. International
Davis, F. D., Bagozzi, R. P., and Warshaw, P. R. Conference on Computer Science and
(1989) User Acceptance of Computer Computational Intelligence (ICCSCI 2015). 59.
Technology: A Comparison of Two 214-20.
Theoretical Models. Management Science. Keen, P. G. W. (1999). Electronic Commerce
35(8). 982-1002. Relationships: Trust by Design. Englewood
Davis, F. D., Bagozzi, R. P., and Warshaw, P. R. Cliffs, NJ: Prentince-Hall.
(1992). Extrinsic and Intrinsic Motivation to Khatimah, H. & Halim, F. (2014). Consumer’s
Use Computers in the Workplace. Journal of Intention to Use e-Money in Indonesia Based
Applied Social Psychology. 22(14). 1111- on Unified Theory of Acceptance and Use of
1132. Technology (UTAUT). American-Eurasian
Dennehy, D. & Sammon, D. Trends in mobile Journal of Sustainable Agriculture. 8(12). 34-
payment research: A literature review. Journal 40.
of Innovation Management. 3(1). 49-61. Kim, J. & Lee, J. E. R. (2011). The facebook paths to
Dorfleitner, G., Hornuf, L., Schmitt, M. & Weber, M. happiness: Effects of the number of facebook
(2016). The FinTech Market in Germany. Final friends and self-presentation on subjective
Report October. well-being. Cyberpsychology Behavior and
Duncombe, R & Boateng, R. (2009). Mobile Phones Social Networking. 14(6). 359-364.
and Financial Service in Developing Countries: Kim, S. S., and Malhotra, N. K. (2005). A
a review of concepts, method, issues, evidence Longitudinal Model of Continued IS Use: An
Integrative View of Four Mechanisms
16

Underlying Post-Adoption Phenomena. innovation. Information system research. 2(3).


Management Science. 51(5). 741-755. 192-222.
Kinanti, F., & Baridwan, Z. (2012). Analisis Pavlou, P. A. (2003). Consumer Acceptance of
Determinan Sistem Informasi E-ticketing Electronic Commerce: Integrating Trust and
Pendekatan Extended Theory of Planned Risk with the Technology Acceptance Model.
Behaviour. Journal Universitas Brawijaya, Jl. International Journal of Electronic Commerce.
MT. Haryono 165, Malang. 7(3). 101-134.
Kuganathan, K. V. & Wikramanayake, G. N. (2014). Pavlou, P. A. (2001). Integrating Trust in electronic
Next Generation Smart Transaction Touch commerce with the technology acceptance
Points. International Conference on Advances model: model development and validation.
in ICT for Emerging Regions (ICTer). 96-102. Proceedings of the Seventh Americas
Lim, W. & Ting, D. (2010). E-shopping: An analysis Conferences in Information System. 816-822.
of the technology acceptance model. Journal of Pavlou, P. A. & Fygenson, M. (2006). Understanding
Modern Applied Science. 6(4). and predicting electronic commerce adoption:
Limayem, M., Hirt, S. G., & Cheung, C. M. (2007). An extension of the theory of planned
How Habit Limits The Predictive Power of behavior. Management Information System
Intention: The Case of Information System Quarterly 30. 115-143.
Continuance. MIS Quarterly,31, 4th ser., 705- Rademakers, M. F. L. (1998). Market Organization in
737. Indonesia: Javanese and Chinese Family
Linck, K., Pousttchi, K., & Wiedemann. (2006). Business in the Jamu Industry. Organizations
Security Issues in Mobile Payment from the Studies. 19(6). 1005-1027.
Customer Viewpoint. Proceedings of the 14th Rogers, E. M. (1995). Diffusion of Innovations.
European Conference on Information System London: The Free Press.
(ECIS 2006). 1-11. Rousseau, D., Sitkin, S., Burt, R., & Camerer, C.
Lu, B., Fan, W., & Zhou, M. (2016). Social presence, (1998). Not So Different After All: A Cross-
trust, and social commerce purchase intention: Discipline View of Trust. Academy of
An empirical research. Computers in Human Management Review. 23 (3). 393-404.
Behavior. 56. 225-237. Rustiana. (2006). Studi Model Penerimaan Teknologi
Lu, Yaobin., Yang, S., Chau, P. Y. K., & Cao, Y. (Technology Acceptance Model Novice
(2011). Dynamics between the trust transfer Accountant). Kinerja. 10(1).
process and intention to use mobile payment Salam, A. F., Iyer, L., Palvia, P., & Singh, R. (2005).
services: A cross-environment perspective. Trust in E-Commerce. Communication of The
Information & Management. 48. 393-403. Ach. 48(2). 73-77.
Madan, K. & Yadav, R. (2016). Behavioural Santoso, S. (2011). Structural Equation Modeling
intentions to adopt mobile wallets: a (SEM) Konsep dan Aplikasi dengan AMOS 18.
developing country’s perspective. Journal of Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kompas
Indian Business Research. 8. 1-23. Gramedia.
Masrom, M. (2004). Technology acceptance model Sekaran, U. & Bougie, R. (2013). Research Methods
and e-learning. 12th international conference for Business. Inggris: John Wiley & Sons Ltd.
on education, Sultan Hassanal Bolkiah Sekaran, U. & Bougie, R. (2017). Metoda Penelitian
Institute of Education Universiti Brunei untuk Bisnis (edisi 6). Jakarta: Salemba Empat.
Darussalam, 1-10. Sharma, S.K., Gaur,. A., Saddikuti, V., Rastogi, A,
Mayer, R. C. et al. (1995). An integrative model of 2017. Structural Equation Model (Sem) Neural
organizational trust. Academy of Management Network (Nn) Model for Predicting Quality
Review. 20(3). 709-734. Determinants of E-Learning Management
Megadewandanu, S., Suyoto, & Pranowo. (2016). Systems Behav. Inf. Technol. 36 (10), 1053-
Exploring Mobile Wallet Adoption in 1066.
Indonesia Using UTAUT2 An Approach from Sholihin, M. & Ratmono, D (2013). Analisis sem-pls
Consumer Perspective. 2nd International dengan warppls 3.0 untuk hubungan nonlinier
Conference on Science and Technology- dalam penelitian sosial dan bisnis. Yogyakarta:
Computer. 1-6. Andi Offset.
Moore, G. & Benbasat, I. (1991). Development of an Stewart, D. W., Palout, P. A., & Ward, S. (2002).
instrument to measure the perception of Media Influences on marketing
adopting an information technology communications. Media Effects: Advances in
Theory and Research. 353-396.
17

Subramanian, G. H. (1994). A replication of Trihutama, R. P. (2018). Pengaruh Perceived Ease of


perceived usefulness and perceived ease of use Use, Perceived Usefulness, dan Trust terhadap
measurement. Decision Sciences. 25(5/6). 863- Behavioral Inention to Use (Studi Pada
874. Pengguna Go-Pay Layanan Go-Jek). Jurnal
Sugiyono. (2014). Metoda Penelitian Bisnis. Ilmiah Mahasiswa.
Bandung: CV. Alfabeta. van der Heijden, H. (2004). User Acceptance of
Sugiyono. (2017). Metoda penelitian: Kuantitatif, Hedonic Information Systems. MIS Quarterly.
kualitatif dan R&D. Bandun: CV. Alfabeta. 28(4). 695-704.
Sujianto, A. E. (2009). Aplikasi Statistik dengan SPSS Venkatesh, V., Morris, M. G., Davis, G. B., & Davis,
16.0. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya. F. D. (2003). User Acceptance of Information
Sutanto, Ghozali, I., & Handayani, Rr. S. (2018). Technology: Toward A Unified View.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penerimaan Management Information System Quarterly.
dan Penggunaan Sistem Informasi Pengelolaan 27(3). 425-478.
Keuangan Daerah (SKPD) dalam Persepektif Venkatesh, V., & Zhang, X. (2010). Unified Theory
The Unified Theory Of Acceptance And Use Of of Acceptance and Use of Technology: U.S Vs.
Technology 2 (UTAUT 2) di Kabupaten China. Journal of Global Information
Semarang. Jurnal Akuntansi dan Auditing. 15 Technology Management,13(1), 5-27.
(1). 37-68. Venkatesh, V., Thong, J. Y. L., & Xu, X. (2012).
Tang et al. (2014). Examining key determinants of Consumer Acceptance and Use of Information
mobile wallet adoption intention in Malaysia: Technology: Extending the Unified Theory of
an empirical study using the unified theory of Acceptance and Use of Technology.
acceptance and use of technology 2 model. Int. Management Information System Quarterly.
J. Modelling in Operations Management. 4. 6(1). 157-178.
248-265. APJII (2018). INFOGRAFIS PENETRASI &
Taylor, S., and Todd, P. A. (1995). Assessing IT PERILAKU PENGGUNA INTERNET
Usage: The Role of Prior Experience. MIS INDONESIA. Diakses 1 November, 2018, dari
Quarterly. 19(2). 561-570. apjii.or.id/survei2017.
Thakur, S. & Srivastava, M. (2014). Adption Deliusno. (2016). Akun Go-Jek Diduga Dibobol,
readiness, personal innovativeness, perceived Kredit Go-Pay Ludes Dipakai Orang Lain.
risk, and usage intention across customer Diakses dari website KOMPAS.com:
groups for mbile payment services in India. https://tekno.kompas.com/read/2016/07/24/115
Internet Research. 24(3). 369-392. 10047/akun.go-jek.diduga.dibobol.kredit.go-
Thompson, R. L., Higgins, C. A., and Howell, J. M. pay.ludes.dipakai.orang.lain.
(1991). Personal Computing: Toward a We are Social. (2019). Indonesian Digital Report
Conceptual Model of Utilization. MIS 2019. Diakses dari website
Quarterly. 15(1). 124-143. https://andi.link/wp-
Thong J. Y. L., Hong, S. J., and Tam, K. Y. (2006). content/uploads/2019/02/Hootsuite-We-are-
The Effects of Post-Adoption Beliefs on the Social-Indonesian-Digital-Report-2019-
Expectation–Confirmation Model for dikompresi.pdf.
Information Technology Continuance. Tim CNN Indonesia. (2018). Netizen Keluhkan Saldo
International Journal of Human-Computer OVO di Grab Lenyap Saat Jam Sibuk. Diakses
Studies. 64(9). 799-810. dari website CNN Indonesia:
Tim Inisiatif 2006. (2006). Working Paper Bank https://cnnindonesia.com/teknologi/201810121
Indonesia: Upaya Meningkatkan Penggunaan 82212-185-338057/netizen-keluhkan-saldo-
Alat Pembayaran Non Tunai Melalui ovo-di-grab-lenyap-saat-jam-sibuk.
Pengembangan E-Money. Grand Desain Wilson. (2018). Transfer OVO ke Rekening Bank
Upaya Peningkatan Penggunaan Pembayaran dana tidak Sampai Tujuan. Diakses dari
Non-Tunai. 1-48. website DetikNews:
Triandis, H. C. (1986). The Measurement of the Etic https://news.detik.com/suara-pembaca/d-
Aspects of Individualism and Collectivism 3940048/transfer-ovo-ke-rekening-bank-dana-
Across Cultures. Australian Journal of tidak-sampai-tujuan.
Psychology. 38(3). 257-267.
Triandis, H. C. (1993). Collectivism and
Individualism as Cultural Syndromes. Cross-
Cultural Research. 27 (3-4). 155-180.
18

Anda mungkin juga menyukai