Anda di halaman 1dari 10

ESTIMASI DAN PRAKIRAAN PERMINTAAN PAPER Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Manajerial

Oleh: Kutut Prastyo Dhanang Tri Harsono Abdullah Ahadish S.M. (105020200111079) (105020200111096) (105020200111099)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN Maret 2012

ESTIMASI DAN PRAKIRAAN PERMINTAAN Estimasi permintaan pasar tidaklah sama artinya dengan peramalan permintaan pasar. Estimasi permintaan pasar ditujukan untuk menentukan nilai sekarang dari koefesien pada fungsi permintaan pasar. Sementara peramalan permintaan pasar ditujukan untuk mendapatkan nilainilai permintaan pasar di waktu yang akan datang. A. METODE- METODE PENGESTIMASIAN PERMINTAAN PASAR Pada setiap pengestimasian kita akan temukan tahap pengumpulan data. Berdasarkan cara pengumpulan data ini pengestimasian permintaan pasar dibedakan menjadi dua kelompok :
1. Metode Langsung (Direct Method), dan 2. Metode Tidak Langsung (Indirect Method)

1. Metode Langsung Metode langsung adalah metode metode pengestimasian di mana pada pengumpulan datanya mengikutkan konsumen secara langsung. Metode di sini merupakan pendekatan penelitian pemasaran. Metode metode yang termasuk dalam metode langsung yaitu :
a) Survei Konsumen (consumer surveys)/ Wawancara (interview) b) Klinik Konsumen (consumer clinics) /Simulasi situasi pasar (simulated market

situation)
c) Eksperimen pasar (market experiments)

Metode metode di atas secara mendalam dipelajari dalam buku atau kuliah riset pemasaran. Namun kita di sini akan membahasnya secara sederhana. a) Survei Konsumen (consumer surveys) Suatu metode yang digunakan untuk mengetahui sikap dan persepsi para pelanggan dengan cara wawancara secara langsung atau dengan questioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Kelemahan dari metode ini ialah biaya relative mahal dan survei kurang realistik.

Karena kelemahan tersebut maka banyak perusahan yang menambahkan dengan metode penelitian observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan oleh salesman pada suatu area. b) Klinik Konsumen (consumer clinics) Ini merupakan ekperimen laboratorium di mana sejumlah partisipan diberikan sejumlah uang tertentu dan diminta untuk membelanjakannya dalam suatu toko simulasi dan melihat bagaimana mereka memberikan reaksi terhadap suatu produk. Kelemahan dari metode ini ialah : Hasilnya dipertanyakan karena partisipan tahu bahwa mereka dalam Biaya juga relative mahal

simulasi dan sedang diobservasi, sehingga terkadang mereka berlaku tidak normal.

c) Eksperimen Pasar (market experiment) Suatu cara untuk membuat estimasi permintaan dengan melakukan uji coba pada segmen pasar tertentu. Uji coba ini dilakukan dengan memberikan perlakuan tertentu terhadap factor-faktor yang mempengaruhi permintaan. Kelebihannya ialah dapat dilakukan dengan skala besar untuk lebih meyakinkan mengenai keabsahan dari hasilnya dan bahwa konsumen tidak sadar bahwa mereka merupakan bagian dari eksperimen. Namun ada pula kekurangannya, yaitu dalam rangka menjaga biaya tetap rendah, eksperimen biasanya tetap dalam skala yang terbatas dan waktu yang relative singkat, sehingga gambarannya untuk jangka panjang perku dipertanyakan. 2. Metode Tidak Langsung Metode tidak langsung adalah metode metode pengestimasian di mana pada pengumpulan datanya tidak mengikutkan konsumen secara langsung. Data-data yang dikumpulkan merupakan data-data sekunder. Salah satu metode yang termasuk dalam kelompok ini adalah metode regresi.

B. PENGESTIMASIAN PERMINTAAN PASAR DENGAN REGRESI Metode regresi adalah metode estimasi yang menghubungkan suatu variable (variable tak bebas) dengan variable-variabel lain yang mempengaruhinya (variable bebas). Sementara kita ketahui bahwa fungsi permintaan pasar adalah hubungan antara jumlah komoditi yang diminta dengan berbagai factor yang mempengaruhinya. Dengan demikian jelaslah mengapa metode yang sering digunakan dalam metode tidak langsung ialah metode regresi. Dalam metode ini, jumlah komoditi yang diminta merupakan variable tak bebas atau variable yang dijelaskan, sementara factor-faktor yang mempengaruhi seperti harga komoditi, pendapatan konsumen, dll, adalah variable bebas atau variable yang menjelaskan. Seperti telah kita uraikan di muka estimasi permintaan pasar ditujukan untuk menetapkan nilai sekarang dari koefesien fungsi permintaan pasar, sehingga metode regresi inipun nantinya akan kita tujukan untuk memetapkan berapa nilai koefesien tersebut, sekaligus menarik kesimpulan pola hubungan antara variable bebas dan variabrl tak bebas berdasarkan nilai-nilai koefesien tersebut. Adapun tahap-tahap dari pengestimasian metode regresi ini, yaitu : 1. Tahap penyusunan model 2. Tahap mengumpulkan data 3. Tahap penentuan nilai koefesien model 4. Tahap analisis model

Gambar 1 : Tahap-tahap pengestimasian Metode Regresi


Teori Ekonomi Tahap 1

Penyusunan Model Spesifikasi Menentukan bentuk hubungan antar variable atas dasar teori ekonomi

Tahap 2 Tahap 3

Pengumpulan Data Pengestimasian Menetapkan nilai koefesien dari model

Tahap 4

Analisis Model Analisis signifikansi Analisis pelanggaran asumsi

Hasil analisis : Model regresi tidak reliable


Penerapan

Hasil analisis : Model regresi reliable

Tujuan utama pengestimasian adalah untuk mendapatkan bentuk fungsi permintaan yang bisa dipercaya (reliable) untuk keperluan pengambilan keputusan. 1) Tahap Menyusun Model Ada dua tahapan dalam menyusun model : 1.
2.

Spesifikasi Variabel : Menentukan variable-variable apa saja yang kita perkirakan merupakan variable bebas (variable yang mempengaruhi jumlah permintaan pasar). Menentukan bentuk hubungan antarvariable (bentuk persamaannya).

Bentuk hubungan antarvariabel (bentuk persamaannya) ada beberapa macam, antara lain : A. Persamaan Regresi Linear 1. Regresi linear sederhana, dengan bentuk umum persamaan Y = a + bX 2. Regresi linear berganda, dengan bentuk umm persamaan Y = a + bX1 + cX2 + dX3 + + mXn B. Persamaan Regresi Non Linear 1. Persamaan potensial, dengan bentuk umum persamaan Y = a + bX + cX2 + + mXn 2. Persamaan expotensial, dengan bentuk umum persamaan Y = a + bx Persamaan regresi non linear dapat juga dinyatakan dalam bentuk lagarimatik seperti : Log Y = a + b Log X Log Y = a + b Log X + c (Log X)2 Atau dalam bentuk semi logaritmik, seperti : Log Y = a + b Log X Log Y = a + bX + cX2 Pengetahuan kita akan hubungan antarvariabel bebas dan variable tak bebas yaitu antara jumlah komoditi yang diminta dengan factor-faktor yang mempengaruhinya akan sangat membantu dalam kita menetapkan bentuk persamaan di atas.

2) Tahap pengumpulan data

Data yang kita kumpulkan di sini adalah data yang sesuai dengan variabel-variabel yang telah kita spesifikasikan pada tahap pertama di atas. Seperti yang telah kita jelaskan di muka,

metode regresi merupakan metode tidak langsung di mana dalam pengumpulan data konsumen tidak dilibatkan secara langsung, sehingga data yang kita peroleh adalah data sekunder. Ada dua bentuk data sekunder yang dapat kita peroleh, yaitu : 1. Data Time Series Yaitu data yang telah dicatat selama periode waktu tertentu. Misal, data perkembangan tingkat harga mobil A mulai dari tahun 1979 sampai tahun 1989. 2. Data Cross Section Yaitu data dari sumber yang berbeda yang dicatat pada waktu tertentu yang bersamaan. Misal data tingkat harga mobil A di kota X, Y, Z, dst, yang kita catat pada tahun 1989.

3) Tahap penentuan nilai koefesien model Nilai koerfesien ini dapat kita tentukan setelah kita memperoleh data seperti tahap di atas. Penentuan nilai koefesien ini dapat kita lakukan dengan cara manual menggunakan rumus-rumus statistik ataupun dengan cara bantuan komputer. Misalkan dari data yang kita miliki di atas dengan bantuan komputer didapatkan koefesien model sebagai berikut : Qx = -8000,631 + 2,4495 M + 5,5060 Py + 0,2651 Ix Nilai-nilai koefesien pada model permintaan di atas menunjukkan bahwa permintaan akan mobil akan bernilai -8000,631 bila pendapatan konsumen, harga mobil Y, dan pengeluaran iklan mobil X adalah nol. Bila harga mobil Y dan pengeluaran iklan kita asumsikan tetap, maka setiap kenaikan pendapatan konsumen sebesar Rp 1.000,00 akan menyebabkan peningkatan jumlah mobil X yang diminta sebesar 2,4495 unit. Pendapatan konsumen dan pengeluaran iklan kita asumsikan tetap, maka setiap kenaikan pendapatan konsumen sebesar Rp 1.000,00 akan menyebabkan peningkatan jumlah mobil X yang diminta sebesar 5,5060 unit. Bila harga mobil Y dan pendapatan kita asumsikan tetap, maka setiap kenaikan pendapatan konsumen sebesar Rp 1.000,00 akan menyebabkan peningkatan jumlah mobil X yang diminta sebesar 0,2651 unit. 4) Tahap analisis model

Rumusan model permintaan akan mobil X di atas belum dapat kita terima sebagai model fungsi permintaan yang bisa dipercaya (reliable), sehingga kita harus menganalisis terlebih dahulu. Analisis atas model regresi ini meliputi analisis signifikansi dan analisis pelanggaran asumsi. a) Analisis Signifikansi Yaitu pengujian apakah variable-variabel bebas baik secara bersama-sama ataupun secara individual betul-betul mampu (significant) menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada variabel tak bebas. Analisis signifikansi untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individual betul-betul mampu menjelaskan perubahan yang yang terjadi pada variabel tak bebas dilakukan dengan menggunakan uji statistic t. Sedangkan analisis signifikansi untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama betul-betul mampu menjelaskan perubahan yang yang terjadi pada variabel tak bebas dilakukan dengan menggunakan uji statistik F dan koefesien determinan R2. b) Analisis Pelanggaran Asumsi Yaitu analisis yang ditujukan untuk mengetahui apakah model regresi yang kita dapatkan tidak melanggar asumsi-asumsi dari suatu model regresi. Tiga asumsi model regresi, yaitu : 1. Asumsi tidak adanya auto korelasi Hubungan antara nilai suatu variabel dengan nilai variabel yang sama tetapi terjadi pada periode yang sebelumnya. Analisi apakah model yang kita hasilkan melanggar asumsi nonauto korelasi atau tidak dilakukan dengan cara visual melalui grafik time series residuals atau dengan uji statistic Durbin Watson. Pelanggaran asumsi nonauto korelasi dapat diatasi dengan car memasukkan variabel yang diperkirakan telah menyebabkan pola residuals yang begitu sistemastis. 2. Asumsi Homoscedasticity

Yaitu adanya kerandoman deviasi standar nilai variabel tak bebas pada setiap nilai variabel tak bebas. Bila deviasi standar ini tidk random tapi menunjukkan hubungan yang sistematis dengan besarnya satu atau lebih variabel bebas, maka ini berarti asumsi homoscedasticity terlanggar, atau dengan kata lain pada model regresi terdapat heterocedasticity. Pelanggaran asumsi homoscedasticity akan mempengaruhi standar error koefesien sehingga pada akhirnya menyebabkan kesalahan pada pengujian signifikansi, yaiutu pada pengujian statistic t. Jika kita melihat grafik nilai residuals grafiknya secara teratur membengkak atau mengecil dengan bertambah besarnya nilai variabel bebas maka ini berarti terjadi heteroscedasticity, homoscedasticity terlanggar. Pelanggaran asumsi ini dapat kita atasi dengan cara : Melihat kembali komposisi variabel bebas Merubah bentuk persamaan hubungan fungsional

- Dan atau menggunakan teknik derajat terkecil tertimbang (weighted least squaression technique) 3. Asumsi non-multikolinearity Maksudnya adalah dalam suatu model regresi variabel bebas tidak saling berhubungan secara signifikan satu sama lainnya. Bila dua atau lebih variabel bebas dalam model regresi ternyata saling berhubungan secara signifikan maka kemampuan menjelaskan dari variabel bebas terhadap variabel tak bebas menjadi berkurang. Pelanggaran asumsi non-multikolinearity ini dapat diketahui dengan melakukan tes korelasi antarvariabel bebas. Bila ternya terdapat pelanggaran asumsi ini, maka salah satu variabel bebas yang saling berhubungan tersebut harus dihilangkan.

Penggunaan Model Hasil Estimasi

Bila hasil dari semua analisis menunjukkan bahwa model regresi fungsi permintaan yang kita dapatkan adalah dapat dipercaya (reliable), maka dengan demikian fungsi permintaan tersebut siap untuk kita gunakan sebagai bahan pengambilan keputusan. SUMBER Salvatore, Dominick. 2001. Managerial Economics dalam Perekonomian Global. Alih Bahasa: Ichsan Setyo Budi; Editor: Palupi Wuriarti. Jakarta: Salemba Empat. Wiratmo, Masykur. 1992. Ekonomi Manajerial. Yogyakarta: Media Widya Mandala.

Anda mungkin juga menyukai