Oleh Kelompok 1
Dosen Pembimbing :
Zulkifli, SKM,M.Si
JURUSAN GIZI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas Studi Perilaku Konsumen (SPK). Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan
pengikutnya yang selalu memegang teguh seluruh ajaran-Nya.
Dalam penulisan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Maka dari itu, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami menerima kritik dan saran yang membangun agar pembuatan makalah kami
dapat lebih baik lagi dimasa yang mendatang.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan menjdi salah satu sumber
informasi yang layak diketahui terutama bagi pembaca yang benar-benar membutuhkan
nya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II Pembahasan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat, ditandai
dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Keadaan
tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan
kelangsungan hidup, mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal serta
berusaha memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi perusahaan pesaing.
Seorang pemasar dituntut mampu menciptakan strategi pemasaran yang tepat dalam
rangka persaingannya dengan perusahaan lain. Pemasar juga harus menciptakan produk
yang mampu mengkarakteristikkan diri agar konsumen mengenal produk-produk yang
dipasarkan oleh perusahaan tersebut. Untuk mengantarkan identitas perusahaan agar
mudah dikenal konsumen, merek menjadi hal yang sangat penting.
Konsumen tergolong asset berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka,
suatu bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan
terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu biasanya
mereka hanya bisa membuat rekomendasi dari teman dan relasinya.
Menimbang dan memahami konsumen dimulai dengan tiga elemen manusia, yakni;
Kognisi, Afeksi dan perilaku manusia. Jika konsumen sudah jauh dari bisnis yang
dijalankan pemasar, menjadi pertanda bisnis yang sedang dijalankan dan dikembangkan
akan berujung pada kegagalan. Setidaknya terdapat 3 (tiga) hal yang wajib diketahui
oleh pemasar atas konsumennya, yaitu : Mengetahui apa yang dibutuhkan konsumen,
mengetahui apa seleranya, bagaimana konsumen mengambil keputusan
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan elemen Perilaku Konsumen?
2. Apakah yang dimaksud dengan Afeksi?
3. Apakah yang dimaksud dengan Kognisi?
4. Bagaimana hubungan antara Afeksi dan kognisi?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan elemen Perilaku Konsumen
2. Memahami apa yang dimaksud dengan Afeksi
3. Memahami apa yang dimaksud dengan Kognisi
4. Mengetahui hubungan antara Afeksi dan Kognis
BAB II
PEMBAHASAN
Di dalam Peter dan Olson (2010,p21) Elemen utama dalam kerangka kerja
konseptual perilaku konsumen ada empat, yaitu (1) Afektif (affect) dan Kognitif
(cognition), (2) perilaku (behavior), (3) lingkungan, dan (4) strategi pemasaran
(marketing strategy). Keempat elemen tersebut digambarkan dalam satu lingkaran
Elemen Afektif dan Kognitif merupakan dua tipe tanggapan internal psikologis pada
diri konsumen terhadap rangsangan lingkungan dan kejadian yang berlangsung.
Kognitif merupakan proses mental dan psikologis serta struktur pengetahuan yang
dilibatkan dalam tanggapan seseorang terhadap lingkungannya. Hal tersebut termasuk
pengetahuan yang didapat dari pengalaman dan pengetahuan yang telah tertanam dalam
memori. Proses psikologi yang termasuk dalam aspek kognitif diantaranya perhatian
dan pemahaman terhadap aspek lingkungan, mengingat kejadian masa lalu,
pembentukan evaluasi, dan pembuatan keputusan pembelian. Aspek kognitif bisa terjadi
melalui proses berpikir sadar ataupun dapat terjadi secara tidak sadar dan otomatis.
B. Afeksi Konsumen
Afeksi yaitu merujuk pada perasaan konsumen terhadap suatu stimuli atau
kejadian, misalnya apakah konsumen menyukai sebuah produk atau tidak. Afeksi
mengacu pada tanggapan perasaan sedangkan kognisi lebih pada tanggapan mental atau
pemikiran. Lebih jelasnya afeksi adalah keberadaan seseorang atau sesuatu yang
dirasakan seseorang (senang, marah, bosan). Orang dapat mengalami empat jenis
tanggapan afektif : emosi, perasaan tertentu, suasana hati dan evaluasi.
Merupakan perasaan atau emosi kita terhadap objek tertentu. Biasanya diungkapkan
dalam bentuk rasa suka atau rasa tidak suka. Umumnya keyakinan konsumen akan suatu
produk melekat erat dengan perasaannya. Emosi yang melekat pada keyakinan
konsumen sangat ditentukan oleh situasi dan kondisi internal individunya. Perasaan dan
reaksi emosional kepada suatu objek menunjukkan komponen afektsi dari sikap.
Konsumen yang menyukai suatu produk merupakan hasil dari emosi atau evaluasi
afeksi dari suatu produk. Evaluasi ini terbentuk tanpa adanya informasi kognisi atau
kepercayaan tentang produk tersebut. Atau merupakan hasil evaluasi dari penampilan
produk pada setiap atributnya. Tanggapan afeksi beragam, misal penilaian positif atau
negatif dan rasa senang atau tidak senang.
Sikap (attitude) sebagai evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh
seseorang. Evaluasi merupakan tanggapan pengaruh pada tingkat intensitas dan gerakan
yang relatif rendah. Evaluasi dapat diciptakan oleh sistem afektif maupun kognitif (Paul
Peter dan Olson, 1996:133).
b. Karakteristik sikap
a) Sikap Memiliki Obyek
Di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan obyek, obyek
tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk,
merek, iklan, harga , kemasan, penggunaan, media, dan sebagainya.
b) Konsistensi Sikap
Sikap gambaran perasaan dari seseorang konsumen dan perasaan tersebut akan
direfleksikan oleh perilakunya. Karena itu sikap mempunyai konsistensi dengan
perilaku. Perilaku seseorang konsumen merupakan gambaran dari sikapnya.
Seseorang mungkin menyukai makanan rendang (sikap positif) atau tidak menyukai
minuman alkohol (sikap negatif) atau bahkan ia tidak memiliki sikap- sikap netral).
Sikap yang memiliki dimensi positif , negatif dan netral disebut sebagai karakteristik
valance dari sikap.
d) Intensitas Sikap
Sikap seseorang konsumen terhadap suatu merek akan bervariasi tingkatannya, ada
yang sangat menyukainya atau bahkan ada yang sangat begitu menyukainya atau
bahkan ada yang begitu sangat tidak menyukainya. Ketika konsumen menyatakan
derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas
sikapnya. Intensitas sikap disebut sebagai karakteristik extremity dari sikap.
Resistensi adalah seberapa besar sikap konsumen bisa berubah. Pemasar penting
mengetahui sikap konsumen agar bisa menerapkan strategi pemasaran yang tepat.
Pemasaran ofensif bisa diterapkan untuk mengubah sikap konsumen yang sangat
resisten terhadap suatu produk.
Persistensi adalah analisis sikap yang menggambarkan bahwa siakp akan berubah
dengan berlalunya waktu. Misalnya seseorang tidak menyukai produk kue Biskuat Bolu
(sikap negative), seiring dengan berjalannya waktu mungkin dia akan berubah sikap
menyukai produk Biskuat Bolu.
g) Keyakinan Sikap (confidence)
Sikap seorang terhadap suatu obyek seringkali muncul dalam konteks situasi. Ini
artinya situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek. Misalnya
seseorang tidak suka makan Biskuat bolu pada siang hari, tetapi suka makan Biskuat
Bolu pada pagi hari.
Pengalaman Pribadi
Pengaruh Keluarga Dan Teman-Teman
Direct Marketing
Media Masa
Karakteristik individu
Perubahan sikap mempunyai esensi yang sama dengan pembentukan sikap. Namun,
karena sudah ada sikap sebelumnya, maka proses transisi kepada sikap baru, lebih baik
digunakan istilah perubahan sikap. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sikap
sama dengan pembentukan sikap. Sikap konsumen dapat berubah akibat dari strategi
produsen untuk memenangkan pasar persaingan. Strategi mengubah sikap konsumen,
antara lain dengan cara :
1. Fungsi Utilarian.
Mengungkapkan manfaat dari produk atau menghindari resiko dari produk.
Contoh : iklan produk lampu hemat listrik, lebih ekonomis dan tahan 6000 jam.
Contoh : susu sustalac : solusi agar terhindar dari rasa takut tua
4. Fungsi pengetahuan.
Konsumen diberi tambahan pengetahuan agar menyukai produk.
2. Gaya Hidup
Menurut Kasali (1998), gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang
menghabiskan waktu dan uangnya. Sama juga pendapat Solomon (1999), “life style
refers to pattern of consumption reflecting a person’s choices of he or she spend time
and money”. Demikian pula Mowen dan Miror (1998), mengungkapkan hal yang
senada bahwa “lifestyle denotes how people live, how they spend their money and how
they allocate their time”.
3. Kepribadian
Tidak ada dua manusia yang persis sama dalam sifat atau kepribadiannya, masing-
masing memiliki karakteristik yang unik yang berbeda satu sama lain. Inilah yang
disebut sebagai kepribadian manusia. Memahami kepribadian konsumen adalah penting
bagi pemasar. Karena kepribadian bisa terkait dengan perilaku konsumen. Perbedaan
dalam kepribadian konsumen akan mempengaruhi perilakunya dalam memilih atau
membeli produk, karena konsumen akan membeli barang yang sesuai dengan
kepribadiannya.
Pengertian Kepribadian
Karakteristik :
E. Teori kepribadian
Ada tiga teori kepribadian yang utama yaitu :
1. Teori Freud
Teori ini menyatakan bahwa kebutuhan yang tidak disadari (unconscious needs)
atau dorongan dari dalam diri manusia, seperti dorongan seks dan kebutuhan biologis
adalah inti dari motivasi Bab 4. Afeksi Konsumen dan kepribadian. Menurut Freud,
kepribadian manusia terdiri atas 3 unsur yang saling berinteraksi yaitu : Id, Superego,
dan Ego.
Id, adalah aspek biologis dalam diri manusia yang ada sejak lahir, yang mendorong
munculnya kebutuhan fisiologis seperti rasa lapar, haus, nafsu seks. Id menggambarkan
naluri manusia yang secara biologis membutuhkan makanan, minuman dan seks. Unsur
Id akan melakukan prinsip kepuasan tanpa memperhatikan konsukuensi dari
perilakunya.
Superego, adalah aspek psikologis pada diri manusia yang menggambarkan sifat
manusia untuk tunduk dan patuh kepada norma-norma sosial, etika dan nilai-nilai
masyarakat. Superego adalah kecenderungan sifat manusia yang selalu ingin berbuat
baik sesuai dengan norma dan etika yang ada di masyarakat, sehingga dapat menekan
nafsu biologis (Id) pada diri manusia.
Ego merupakan unsure yang bisa disadari dan dikontrol oleh manusia, dan menjadi
penengah antara Id dan Superego. Dimana ego berusaha menyeimbangkan apa yang
ingin dipenuhi oleh Id dan apa yang dituntut oleh Seperego. Contohnya : (Id) dari lahir
manusia membutuhkan makanan enak, produsen bila menuruti Superego-nya yaitu akan
memproduksi makanan yang tidak memperhatikan kesehatan (fat, non halal) namun ada
sisi baik dari produsen sehingga lebih memperhatikan konsumen agar terhindar dari
penyakit dll (Ego)
2. Teori Neo-Freud
Teori ini berbeda dengan teori Freud yang menekankan dominannya peran insting
dan seks atau faktor biologis dalam pembentukan kepribadian manusia. Teori Neo-
Freud disebut sebagai teori sosial psikologi yang menekankan bahwa manusia berusaha
untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dan masyarakat membantu
individu dalam memenuhi kebutuhan dan tujuannya. Teori Neo-Freud menyatakan
bahwa hubungan sosial adalah faktor dominan dalam pembentukan dan pengembangan
kepribadian manusia. Para tokoh teori sosial psikologi adalah Alfred Adler, Karen
Horney, Harry Stack Sullivan dan Fromm.
F. Model Sikap
G. Kognisi Konsumen
Kognisi yaitu mengacu pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya
konsumen dari suatu produk. Komponen ini terdiri dari kepercayaan konsumen dan
pengetahuan tentang objek. Pengetahuan tentang objek dapat diperoleh dari pengalaman
dan pengetahuan yang tertanam dalam memori. Aspek kognisi biasa terjadi melalui
proses berpikir sadar ataupun dapat terjadi secara tidak sadar. Kepercayaan tentang
atribut suatu produk biasanya dievaluasi secara alami. Samakin positif kepercayaan
terhadap suatu merek dan semakin positif setiap kepercayaan, maka keseluruhan
komponen kognisi akan terdukung, yang pada akhirnya akan mendukung keseluruhan
dari sikap ini. Dalam komponen kognisi terdiri dari keyakinan dan pengetahuan
konsumen tentang produk. Keyakinan dan pengetahuan tentang produk ini berbeda
antara satu konsumen dengan konsumen yang lain.
Kognisi biasanya melibatkan pikiran, ditandai dengan pemilihan atau seleksi dari
informasi kualitas, kuantitas, harga, kebutuhan, dan dapat terjadi melalui proses berpikir
sadar maupun tidak sadar serta secara otomatis langsung tertarik untuk membeli.
Menurut Gerald Zaltman dan Melanie Wallendorf (1979), motif-motif kognitif
menekankan pada proses informasi seseorang. Macam-macam motif kognitif :
Sistem afektif dan kognitif melibatkan bagian otak yang berbeda keduanya sangat
berkaitan pada jalur jaringan syaraf. Reaksi afektif konsumen pada lingkungan dapat
memengaruhi kognisi mereka selama pengambilan keputusan. Contohnya jika anda
berbelanja ketika suasana hati sedang baik, anda cenderung menghabiskan uang lebih
banyak daripada ketika suasana hati anda sedang buruk.
Baik afeksi dan kognisi sangat dibutuhkan untuk memahami perilaku konsumen.
Sebagai contoh, citra merek terhadap komponen afektif dan kognitif. Citra merek terdiri
dari pengetahuan dan kepercayaan (kognitif) terhadap ciri merek, konsukuensi
penggunaan merek, dan situasi pemanfaatan yang tepat, disamping evaluasi, perasaan,
dan emosi (tanggapan afektif) sehubungan dengan suatu merek. Pemasar harus
memahami dampak tanggapan pengaruh dan kognitif terhadap strategi pemasaran
seperti disain produk, iklan, dan tata letak toko. Untuk beberapa tujuan pemasaran,
tanggapan afektif konsumen lebih penting; pada kasus lainnya, kognisi adalah kuncinya
DAFTAR PUSTAKA
https://erlanggaandis.files.wordpress.com/2016/09/perilaku-konsumen-79-103.pdf
(diakses pada tanggal 17 februari 2018)
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=roda%20analisis%20perilaku%20konsumen
%20&source=web&cd=7&ved=0CEYQFjAG&url=http%3A%2F%2Fdwiretno.lecture.
ub.ac.id%2Ffiles%2F2009%2F10%2Fmodul-PK-
2.docx&ei=cEG1VLHJMIqxuASR8IHgAw&usg=AFQjCNGrjKeF8QQ35nqLQyCrqK
Fw9XSSLQ (diakses pada tanggal 17 februari 2018)
Pertanyaan
Jawaban :
2. Salah satu model kepribadian menurut Horney yaitu aggressive. Apakah yang
dimaksud dengan aggressive tersebut?
A. Adanya sifat ketergantungan seseorang kepada orang lain seperti ingin
disayang
B. Adanya motivasi untuk memperoleh kekuasaan dan keinginan untuk
dipuja
C. Keinginan untuk bebas dan mandiri
D. Sifat seseorang untuk tunduk dan patuh kepada norma-norma sosial, etika
dan
nilai-nilai masyarakat
E. Sifat / karakteristik yang membedakan antara satu individu dengan individu
lain
yang bersifat permanent dan konsisten.
3. Yang temasuk ke dalam elemen utama dalam kerangka kerja konseptual perilak
konsumen adalah :
A. Afektif dan konsumen
B. Cognition dan afektif
C. Behaviour dan harga pasar
D. Marketing strategy dan produsen
E. Cognition dan proses produksi
4. Elemen utama yang mempengaruhi perilaku konsumen yang mana semuanya
tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling mempengaruhi
yaitu....kecuali
A. Afeksi
B. Kebudayaan
C. Strategi pemasaran
D. Lingkungan
E. Kognisi
5. Indomie merupakan salah satu merek dagang mie instan yang sering di beli oleh
Dewi dibandingkan dengan merk yang lain. Karna menurut Dewi, Indomie
memiliki varian rasa yang banyak, rasa yang enak dan harga yang bersahabat.
Tindakan tersebut merupakan gambaran dari elemen perilaku konsumen dari
segi ?
A. Afektif
B. Kognitif
C. Distributif
D. Afektif dan kognitif
E. Merk
A. Sikap,kepribadian,gaya hidup
B. Pengetahuan,sikap,tindakan
C. Sikap,tindakan,keterampilan
D. Emosi,keyakinan,pengalaman
E. Pengalaman, preferenci, budaya
8. Adi ingin membeli ayam goreng tepung di KFC. Sebelumnya adi pernah melihat
di iklan ayam goreng tepung yang akan di beli adi terlihat renyah, kriuk dan
krenyes. Dengan begitu adi tertarik untuk membelinya. Prilaku konsumen
apakah yang adi gunakan dalam mengambil keputusan untuk membeli produk
tersebut ?
A. Kognisi
B. Afektif
C. Kognisi dan afektif
D. Kebudayaan
E. Lingkungan
9. Penggunaan pemikiran logis yang terjadi pada saat konsumen akan melakukan
pembelian pada suatu produk disebut...
A. Afeksi
B. Kognisi
C. Reaktif
D. Afeksi dan Kognisi
E. Semua benar
10. “Pada prinsip-prinsip pemasaran, sikap merupakan evaluasi, perasaan, dan
kecenderungan seseorang yang secara konsisten menyukai atau tidak menyukai
suatu objek atau gagasan” adalah pengertian sikap menurut...
A. Kotler dan Amstrong
B. Mowen dan Minor
C. Paul Peter dan Olson
D. Lamb and Hair
E. Mc Daniel