Anda di halaman 1dari 33

TUGAS MAKALAH KELOMPOK

“TEORI PERMINTAAN”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6

MITA (A021171012)

SURAYA AINUN LESTARI (A021171505)

AHMAD YASIR (A021171534)

EKONOMI MANAJERIAL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami


yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

makassar, 5 september 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG…………………….……………………. 4
B. RUMUSAN MASALAH…………………………….…………. 5
C. TUJUAN…………………………………………….………….. 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Permintaan Terhadap Suatu Komoditas .................................... 6


B. Elastisitas Permintaan Terhadap Harga ..................................... 10
C. Elastisitas Permintaan Terhadap Pendapatan ............................ 18
D. Elastisitas Permintaan Silang Terhadap Harga. ........................ 19
E. Penggunaan Elastisitas Dalam Pegambilan
Keputusan Manajerial................................................................ 22
F. Konvergensi Internasional Pada Selera ..................................... 24
G. Electronic Commerce ................................................................ 28

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN……………………………………………….. 29
B. DAFTAR PUSTAKA……………………………………...….. 30

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Didalam ilmu ekonomi akan membahas tentang bagaimana cara


mgengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Terkhusus di ekonomi
manajerial ini akan akan membahas masalah teori permintaan dan elastisitas
serta konvergensi maupun E-Commerce yang sedang marak terjadi. Teori
permintaan menjelaskan sifat permintaan para pembeli terhadap suatu barang,
sedangkan Elastisitas merupakan suatu indeks (bilangan) yang
menggambarkan hubungan kuantitatif antar variabel dependen dengan
variabel independen, misal anatara jumlah yang diminta dengan harga barang
tersebut.

Elastisitas memiliki manfaat untuk mengetahui tingkat”kepekaan”


variabel dependen terhadap variabel yang berstatus independen. Sebagai
misal, elastisitas dapat menunjukkan tingkat sensitivitas (kepekaan) umlah
barang yang diminta terhadap perubahan harga sebesar satu persen. Dengan
demikian seorang produsen akan dapat mengukur seberapa jauh barang
dagangannya akan berkurag (dalam %) apabila harganya dinaikkan dengan x
persen.

Bagi seorang pengusaha, elastisitas sangat bermanfaat untuk dijadikan


alat pertimbangan bagi pengambilan keputusan.misalnya pengusaha tersebut
mengetahui bahwa elastisitas permintaan atas barang dagangannya bersifat
issal. Artinya pengusaha tersebut berhadapan dengan pembeli yang issalve
terhadap perubahan harga.

Dalam makalah inilah semua pembahasan mengenai teori permintaan


dan elastisitas serta konvergensi maupun E-Commerce akan dibahas dan
dipelajari lebih dalam.

4
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasar latar belakang yang di atas, dapat tersusun beberapa rumusan


masalah sebagai berikut:

A. Jelaskan apa yang dimaksud Permintaan Terhadap Suatu Komoditas?


B. Jelaskan bagaimana Elastisitas Permintaan Terhadap Harga?
C. Jelaskan bagaimana Elastisitas Permintaan Terhadap Pendapatan?
D. Jelaskan bagaimana Elastisitas Permintaan Silang Terhadap Harga?
E. Jelaskan bagaimana Penggunaan Elastisitas Dalam Pegambilan Keputusan
Manajerial?
F. Jelaskan apa yang dimaksud Konvergensi Internasional Pada Selera?
G. Jelaskan apa itu Electronic Commerce?

C. TUJUAN

Pada Makalah Teori Permintaan ini memiliki Tujuan yaitu, antara lain:

A. Mengetahui apa yang dimaksud Permintaan Terhadap Suatu Komoditas


B. Mengetahui bagaimana Elastisitas Permintaan Terhadap Harga
C. Mengetahui bagaimana Elastisitas Permintaan Terhadap Pendapatan
D. Mengetahui bagaimana Elastisitas Permintaan Silang Terhadap Harga
E. Memahami bagaimana Penggunaan Elastisitas Dalam Pegambilan Keputusan
Manajerial
F. Memahami apa yang dimaksud Konvergensi Internasional Pada Selera
G. Memahami apa itu Electronic Commerce

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERMINTAAN TERHADAP SUATU KOMODITAS

Bagian dari permintaan total pasar atau industri terhadap suatu produk
yang dihadapi oleh perusahaan tertentu, bergantung pada jumlah perusahaan
didalam industri dan pada struktur atau bentuk organisasi pasar dari industri
tersebut.

 Permintaan Individual terhadap suatu Komoditas

Dalam ekonomi manajerial kita sangat tertarik pada permintaan


terhadap suatu komoditas yang dihadapai oleh suatu perusahaan. Ini
bergantung pada ukuran dari total permintaan pasar atau industry terhadap
komoditas tersebut, yang lebih lanjut merupakan jumlah dari seluruh
permintaan konsumen individual terhadap komoditas tersebut didalam suatu
pasar.

Permintaan akan suatu komoditas timbul karena keinginan konsumen


dan kemampuannya untuk membeli suatu komoditas. Teori permintaan
konsumen mempostulatkan bahwa jumlah komoditas yang diminta merupakan
suatu fungsi dari atau bergantung pada harga komoditas tersebut, pendapatan
konsumen, harga komoditas yang berhubungan (komplementer atau subtitusi),
dan atau selera konsumen. Dalam bentuk fungsi dapat ditulis:

Qdx = f(Py, I, PY, T)

Qd = kuantitas komoditas X yang diminta oleh individu per


periode waktu

Px = harga per unit komodita X

I = pendapatan konsumen

Py = harga komoditas yang berhubungan (subtitusi atau


Komplementer)

T = selera konsumen

6
saat pendapatan konsumen meningkat, mereka biasanya akan membeli
komoditas umum (sepatu, steak, film, hiburan pendidikan, mobil, rumah,dll).
Ini dikenal sebagai barang-barang normal. Namun demikian, ada juga
beberapa barang dan jasa yang tidak akan banyak dibeli oleh konsumen pada
saat pendapatannya meningkat.

Kuantitas komoditas yang diminta oleh individual juga bergantung


pada harga dari berbagai komoditas yang berhubungan. Individu akan
membeli lebih banyak suatu komoditas tertentu jika harga komoditas
subtitusinya meningkat atau harga dari komoditas komplementernya menurun.

Maka untuk meringkas semuanya, teori permintaan konsumen


mempostulatkan bahwa kuantitas komoditas yang diminta per satuan waktu
dengan harganya saja (terlepas dari kekuatan lainnya yang mempengaruhi
permintaan). Ini dapat dipenuhi dengan menganggap, untuk saat ini, bahwa
pendapatan konsumen, harga komoditas yang berhubungan, dan selera tidak
berubah.

Hubungan terbalik antara harga dengan jumlah komoditas yang


diminta per satuan waktu disebut sebagai skedul permintaan individual untuk
komoditas tersebut, dan plot datanya(dengan harga di sumbu vertical dan
kuantitas komoditas yang diminta di sumbu horizontal) memperlihatkatkan
kurva permintaan individual.

Skedul Permintaan Individual untuk


komiditas X
Harga komiditas X per unit (Px) 2 1 0,5
Kuantitas X yang diminta pada
suatu periode waktu (Qdx) 1 3 4,5

7
• Hubungan terbalik antara Qx dan Px
• Px naik Qx turun
• Px turun Qx naik
• Kurva Permintaan memiliki kemiringan negatif

• Dari Permintaan Individual menjadi Permintaan Pasar

Kurva permintaan pasar untuk suatu komoditas secara sederhana


merupakan penjumlahan secara horizontal dari kurva-kurva permintaan semua
konsumen dalam suatu pasar. Sebagai contoh, dalam bagian atas pada kurva,
kurva permintaan pasar untuk komoditas X diperoleh dengan menjumlahkan
kurva permintaan individual 1 (d1) dengan individual 2 (d2) secara horizontal,
dengan asumsi bahwa hanya mereka berdua konsumen dari pasar tersebut.

8
Maka, pada Px = 51, kuantitas permintaan pasar sebanyak 5 unit komoditas X
merupakan jumlah dari 3 unit komoditas X yang diminta oleh individu 1 dan 2
unit komoditas X yang diminta oleh individu 2. Jika terdapat 100 individu
dalam suatu pasar, dengan masing-masing sebuah kurva permintaan dx. kurva
permintaan untuk komoditas X menjadi Dx. Dxmempunyai bentuk yang sama
dengan dx, tetapi skalanya secara horixontal mengacu kepada ratusan unit dari
komoditas X.

Kurva permintaan pasar untuk suatu komoditas menunjukkan berbagai


kuantitas yang diminta dari suatu komoditas disuatu pasar per satuan periode
waktu tertentu (QDx) pada berbagai tingkat alternative harga dari komoditas
tersebut, dengan menganggap hal-hal lainnya konstan. kita dapat menuliskan
fungsi permintaan pasar untuk komoditas X sebagai berikut:

QDx = f (Px,N, I, Py, T)

Qdx = Kuantitas komoditas X yang diminta oleh seluruh konsumen


perperiode waktu (tahun, bulan, minggu, hari, atau satuan unit waktu yang
lainnya)
Px = Harga perunit komoditas X
N = Jumlah konsumen di pasar
I = Pendapatan Konsumen
Py = Harga komoditas yang berhubungan (substitusi atau komplementer)
T = Selera konsumen

• Permintaan yang Dihadapi oleh Perusahaan

Jika suatu perusahaan merupakan satu-satunya produsen dari suatu


komoditas dan tidak terdapat barang yang menjadi subtitusinnya(perusahaan
monopolis), maka perusahaan tersebut merupkan atau mewakili industry dan
menghadapi permintaan industry atau permintaan pasar terhadap
komoditasnya. Monopoli merupakan suatu hal yang jarang didalam dunia
nyata. Pada ekstrem yang sebaliknya, terdapat bentuk organisasi pasar yang
disebagai persaingan sempurna. Disini terdapat banyak perusahaan yang

9
menghasilkan produk yang homogea(identik), dan setiap perusahaannya
terlalu kecil untuk mempengaruhi harga dengan usahanya sendiri.

Dalam oligopoly hanya terdapat sedikit perusahaan dalam industri,


memproduksi barang yang homogen atau terstandarisasi (semen, baja, dan
kimia) atau barang yang heterogen atau terdiferensiasi (rokok, mobil, dan
minuman ringan). Karakteristik utama dari oligopoly adalah ketergantungan
yang muncul diantara sesama perusahaan.

Jenis organisasi pasar yang sangat umum lainnya adalah persaingan


monopolistic. Disini banyak perusahaan yang menjual produk heterogen atau
terdiferensiasi.

Permintaan akan produk suatu perusahaan juga bergantung pada tipe


barang yang dijual oleh perusahaan tersebut. Jika perusahaan menjual barang-
barang tahan lama seperti mobil yang berguna tidak hanya sepanjang tahun
yang bersangkutan tetapi juga ditahun-tahun mendatang, atau barang yang
dapat disimpan, perusahaan biasanya menghadapi permintaan yang lebih
bergejolak atau tidak stabil bila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan
lain yang menjual barang tidak tahan lama. Kita dapat membuat bentuk linear
dari fungsi permintaan yang dihadapi oleh suatu perusahaan sebagai:

Qx = a0 + a1PX + a2N+ a3I + a4PY + a5Y +…….

B. ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP HARGA

Kepekaan respons dari kuantitas komoditas yang diminta terhadap


perubahan harganya merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan.
Kadang, penurunan harga dapat menyebabkan peningkatan penjualan yang
cukup berarti sehingga penerimaan total meningkat. Tetapi pada waktu yang
lain, penurunan harga komoditas dapat pula menurunkan peneriman total.
Melalui dampaknya terhadap penjualan, kebijakan penentuan harga dari suatu
juga akan mempengaruhi biaya produksinya, dan kemudian profitabilitas nya.

10
• Elastisitas Permintaan Titik Terhadap Harga

Kepekaan respons perubahan kuantitas komoditas yang diminta


terhadap perubahan harganya dapat dihitung dengan kebalikan dari
kemiringan suatu kurva permintaan (dikenal dengan ∆Q / ∆P). Kerugiannya
adalah bahwa kebalikan atau inverse dari kemiringan ini (∆Q / ∆P) dinyatakan
dalam unit ukuran. Sehingga, dengan hanya mengganti harganya dari dolar ke
sen saja akan mengubah nilai ∆Q / ∆P dalam kelipatan seratus. Lebih lanjut,
dengan perbandingan perubahan kuantitas dengan perubahan harga antara
komoditas menjadi tidak berarti. Untuk menghindari hal ini, kita gunakan
elastisitas permintaan terhadap harga.

Elastisitas permintaan terhadap harga – Ep (price elasticity of demand)


merupakan persentase perubahan kuantitas komoditas yang diminta dibagi
dengan persentase perubahan harganya, dengan menjaga semua variabel yang
lainnya dalam fungsi permintaan konstan. Yaitu,

Q / Q Q P
EP   .
P / P P Q

(3-7)

di mana ∆Q dan ∆P secara berturut-turut merupakan perubahan dalam


kuantitas dan perubahan dalam harga. Perlu diingat bahwa inverse dari lereng
kurva permintaan (yaitu, ∆Q / ∆P) adalah komponen, semata-mata komponen,
rumus elastisitas dari bahwa nilai ∆Q / ∆P adalah negatif karena harga dan
kuantitasnya bergerak ke arah yang berlawanan (saat P naik, Q turun, dan
sebaliknya)

Persamaan 3-7 menunjukkan elastisitas permintaan titik terhadap


harga (point price elasticity of demand), atau elastisitas pada titik tertentu dari
suatu kurva permintaan. Sebagai contoh, untuk Dx (kurva permintaan pasar
untuk komoditas X pada Figur 3-2, diulang untuk mempermudah penjelasan)

11
dalam Figur 3-4, ∆Q / ∆P = -100/$1 di setiap titik pada Dx (karena Dx linear),
sehingga elastisitasnya terhadap harga pada titik B adalah

Q P  100 $5 5
EP  .  .  1   5
P Q $1 100 1

Ini berarti bahwa kuantitas yang diminta menurun 5 persen untuk setiap 1
persen peningkatan harganya, dengan menjaga variabel yang lainnya dalam
4
persamaan konstan. Pada titik C di Dx, EP  1   2 ; pada titik F,
2
3 2 1
EP  1   1 ; pada titik G, EP  1    ; dan pada titik H,
3 4 2

1 1
EP  1    .
5 5

Seperti ditunjukkan pada perhitungan di atas, elastisitas permintaan


terhadap harga biasanya berbeda pada tiap titik sepanjang kurva permintaan
Untuk kurva permintaan yang linear, seperti Dx pada Figur 3-4, elastisitas
harga untuk permintaan (price elasticity of demand) mempunyai nilai absolut
(│EP│) yang lebih besar daripada 1 (kurva permintaan disebut elastis di atas
titik tengah geometris dari kurva permintaan; (│EP│) - 1 pada titik tengah
geometris (pada saat Dx disebut elastis uniter) dan │EP│< 1 di bawah titik
tengah tersebut (yaitu, saat Dx disebut sebagai inelastis). Ini ditegaskan
kembali dengan mengevaluasi nilai EP dari Dx yang diperoleh di atas.

Perlu dicatat bahwa nilai ∆Q / ∆P ditunjukkan oleh α1, koefisien


estimasi dari P dalam Persamaan regresi 3-3. Oleh karena itu, rumus untuk
elastisitas permintaan titik terhadap harga dapat dituliskan sebagai

P
EP  a1. (3-8)
Q

12
di mana α1 merupakan koefisien estimasi dari P dalam regresi linear dari Q
terhadap P dan variabel penjelas lainnya. Sebagai contoh, dengan α1 = -1.606
cwt/$1 dalam Persamaan regresi 3-4, dan Qs = 8.604 cwt pada Ps = $7, EP = -
1.606 (7/8.064) = -1,39. Ini berarti bahwa 1 persen peningkatan dalam Ps
menyebabkan penurunan Qs sebesar 1,39 persen.

Elastisitas Permintaan Busur Terhadap Harga

Lebih sering daripada elastisitas permintaan titik, kita mengukur


elastisitas permintaan busur: terhadap harga (arc price elasticity of
demand) atau elastisitas permintaan terhadap harga antara dua titik dalam
suatu kurva permintaan, di dunia nyata. Namun demikian, jika kita gunakan
Rumus 3-7 untuk mengukur elastisitas permintaan busur terhadap harga, kita
akan tetap memperoleh hasil yang berbeda-beda tergantung pada apakah harga
naik atau turun. Sebagai contoh, dengan menggunakan Rumus 3-7 untuk
mengukur elastisitas busur terhadap harga untuk pergerakan dari titik C ke F
(untuk harga yang menurun) pada kurva permintaan Dx pada Figur 3-4, kita
akan memperoleh

Q P 100 $4
EP  .  .  2
P Q  $1 200

Di sisi lain, menggunakan Rumus 3-7 untuk mengukur elastisitas busur


terhadap harga untuk peningkatan harga dari titik F ke C, akan diperoleh

Q P 100 $3
EP  .  .  1
P Q  $1 300

Untuk menghindari hal ini, kita mempergunakan rata-rata dari kedua harga
dari kedua kuantitas dalam perhitungannya. Sehingga, rumus untuk elastisitas
permintaan busur terhadap harga (EP) dapat ditulis sebagai berikut

13
Q ( P2  P1 ) / 2 Q2  Q1 P2  P1
EP  .  . (3-9)
P (Q2  Q1 ) / 2 P2  P1 Q2  Q1

di mana angka kecil (subscript) 1 dan 2 mengacu kepada nilai yang asli dan
yang baru, secara berturut-turut, harga dan kuantitas, atau sebaliknya. Sebagai
contoh, menggunakan Rumus 3-9 untuk mengukur elastisitas busur terhadap
harga Dx untuk pergerakan dari titik C ke titik F, akan diperoleh

Q2  Q1 P2  P1 300  200 $3  $4 7
EP  .  .   1,4
P2  P1 Q2  Q1 $3  $4 300  200  5

Kita sekarang memperoleh-hasil yang sama untuk pergerakan yang sebaliknya


dari titik F ke titik C, yaitu:

Q2  Q1 P2  P1 200  300 $4  $3 7
EP  .  .   1,4
P2  P1 Q2  Q1 $4  $3 200  300 5

Ini berarti bahwa antara titik C dan F pada Dx, perubahan harga sebesar 1
persen mempunyai dampak, secara rata-rata, sebesar 1,4 persen dengan arah
yang berlawanan pada kuantitas komoditas X yang diminta. Perlu dicatat,
bahwa nilai EP = -1,4 untuk elastisitas permintaan busur terhadap harga
terletak di antara nilai EP = -2 dan EP = -1 yang diperoleh dari penggunaan
Rumus 3-7 untuk elastisitas permintaan titik dari permintaan.

• Elastisitas Harga, Penerimaan Total, dan Pendapatan Marginal

Ada hubungan penting antara elastisitas permintaan terhadap harga


dengan penerimaan total dan pendapatan marginal dari suatu perusahaan.
Penerimaan total (total revenue– TR) adalah sama dengan harga (F)
dikalikan kuantitas (Q), sementara pendapatan marginal (marginal revenue–

14
MR) merupakan perubahan TR untuk setiap unit perubahan penjualan atau
output (kuantitas yang diminta). Yaitu,

TR  P.Q (3-10)

MR  TR / Q (3-11)

Dengan penurunan dalam harga, penerimaan total meningkat jika


permintaannya elastis (jika │EP│> 1); TR tidak berubah jika permintaannya
elastis uniter, dan TR menurun jika permintaannya inelastis.

Alasannya, adalah karena jika permintaannya elastis, penurunan harga


akan mengakibatkan peningkatan kuantitas yang diminta secara proporsional
lebih besar, sehingga penerimaan total juga meningkat. Jika permintaannya
elastis uniter, maka penurunan harga akan mengakibatkan peningkatan
kuantitas yang diminta dalam jumlah yang sama secara proporsional, sehingga
penerimaan total tetap tidak berubah. Akhirnya, jika permintaan yang dihadapi
tidak elastis atau inelastis, maka penurunan harga akan mengakibatkan
peningkatan kuantitas yang diminta dalam jumlah yang secara proporsional
lebih kecil, sehingga penerimaan total dari perusahaan akan menurun. Karena
kurva permintaan yang linear adalah elastis untuk titik-titik di atas titik tengah,
elastis uniter pada titik tengah, dan inelastis di bawah titik tengah,
pengurangan harga akan mengakibatkan peningkatan TR terus hingga titik
tengah dari kurva permintaan (dimana penerirnaan total maksimum) dan
menurun setelahnya. MR positif selama TR meningkat: MR sama dengan nol
saat TR maksimum, dan MR negatif pada saat TR menurun.

Sebagai contoh, misalkan suatu perusahaan monopoli menghadapi


kurva permintaan pasar untuk komoditas X seperti ditunjukkan pada Figur 3-4.
Skedul permintaan pasar yang dihadapi oleh perusahaan ditunjukkan pada dua
kolom yang pertama pada Tabel 3-2. Elastisitas permintaan terhadap harga
pada tingkat harga yang berbeda diberikan pada kolom 3 dan sama dengan
yang diperoleh pada Figur 3-4 untuk kurva permintaan Dx.

15
Penerimaan total dari perusahaan diberikan di kolom 4 dan diperoleh
dengan mengalikan harga dan kuantitas. Pendapatan marginal dari perusahaan
ditulis di kolom 5 dan diperoleh dengan cara mencari perubahan dari
penerimaan total untuk setiap perubahan per unit output. Catat bahwa TR
meningkat selama │EP│> 1, maksimum ketika │EP│= 1, dan menurun saat
│EP│< 1. MR positif selama TR meningkat (selama permintaan elastis) dan
negatif pada saat TR menurun (pada saat permintaan inelastis).Hubungan
antara elastisitas permintaan harga dengan penerimaan total dan pendapatan
marginal dari suatu perusahaan diberikan pada Tabel 3-2 dan secara grafik
ditunjukkan pada Figur 3-5. Perlu diingat bahwa karena pendapatan marginal
dikatakan sebagai perubahan dalam penerimaan total untuk setiap perubahan
per unit output atau penjualan, maka nilai MR yang diberikan dalam kolom 5
pada Tabel 3-2 diplot di antara berbagai nilai output di panel bawah dalam
Figur 3-5. Perlu diingat pula bahwa kurva MR dimulai dari titik yang sama
dengan Dx pada sumbu vertikal (atau sumbu harga) dan pada setiap titik
memotong di tengah-tengah jarak antara Dx dengan sumbu harga.

Terdapat hubungan yang berguna dan sering dipakai di antara


pendapatan marginal, harga, dan elastisitas permintaan terhadap harga yang
diberikan oleh

 1 
MR  P1   (3-12)
 E P 

Sebagai contoh, dari Tabel 3-2 kita tahu bahwa pada saat P = $4, EP = -2.
Dengan asubstitusikan nilai ini ke dalam Rumus 3-12, kita memperoleh

 1   1
MR  $41    $41    2
 2  2

Nilai MR = $2 pada saat P = $4 terbukti dengan melihat panel bawah pada


Figur 3-5. Pada saat P = $3, EP = -1, dan

16
 1 
MR  $31    0
 1 

(lihat panel bawah pada Figur 3-5). Pada P = $2, EP = - ½ , dan

 1 
MR  $21    2
  0,5 

(lihat panel bawah pada Gambar 3-5).

Hubungan di atas antara EP, TR, MR, dan P berlaku untuk perusahaan
dan industri pada jenis organisasi pasar yang mana pun. Jika perusahaan
adalah pesaing sempurna dalam pasar mereka akan menghadapi kurva
permintaan yang horizontal atau elastis sempurna. Maka perubahan dalam
penerimaan total sebagai hasil penjualan setiap tambahan 1 unit produk
(pendapatan marginal) adalah sama dengan harganya. Ini dikonfirmasi dengan
menggunakan Rumus 3-12. Di mana,

 1 
MR  P1  P
 

Sebagai contoh, pada Figur 3 – 6, jika perusahaan menjual 3X, TR-nya


= $12. Jika perusahaan menjual 4X, TR = $16. Sehingga, MR = P = $4 dan
kurva permintaan serta kurva pendapatan marginal yang dihadapi oleh
perusahaan saling berhimpit. (model persaingan sempurna akan dibahas pada
Bab 8). Pada sisi yang lain, jika perusahaan menghadpi kurva permintaan
vertical (jadi, jumlah komoditas yang diminta adalah tetap tapa mempedulikan
harganya), EP = 0 sepanjang kurva permintaan. Ini sangat jarang terjadi dalam
dunia nyata

• Faktor-Faktor yang Memengaruhi Elastisitas Permintaan


Terhadap Harga

Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas permintaan terhadap harga:

1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar

17
2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen
4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan
harga/periode waktu penggunaan barang tersebut.
5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang

C. ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP PENDAPATAN

Elastisitas pendapatan adalah suatu perubahan (peningkatan /


penurunan) dari pada pendapatan consumer yang akan berpengaruh terhadap
permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perubahan tersebut diukur
dengan elastisitas pendapatan. Kecenderungan perubahan permintaan yang
disebabkan oleh perubahan pendapatan masyarakat. Jika penghasilan
konsumen meningkat maka permintaan terhadap suatu barang akan meningkat
juga. Koefisien elastisitas pendapatan dari permintaan mengukur persentase
perubahan jumlah komoditi yg dibeli per unit waktu akibat adanya persentase
perubahan tertentu dalam pendapatan konsumen.

 Jika Ei= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1


% jumlah barang yang diminta
 Jika Ei>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih
besar dari pendapatan terhadap barang.

18
 Jika pendapatan naik; jika Ei <>in Elastis), maka orang akan membelanjakan
bagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya
naik.

Maka dapat disimpulkan dari ketiga kemungkinan tersebut bahwa


naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah
positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior. Bila
kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu
barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah
negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen. Jadi,
perubahan pendapatan yang terjadi dapat berpengaruh terhadap mikro
ekonomi, yang memiliki kelemahan yaitu distribusi pendapatan yang kurang
merata. Berbedanya kesempatan yang dimiliki oleh setiap individual
membuat pendapatan masing - masing juga berbeda. Hal tersebut
mempengaruhi berbedanya pemenuhan kebutuhan masing - masing individu.
Hal ini menyebabkan kesenjangan ekonomi antara yang kaya semakin kaya
dan yang miskin semakin miskin.

D. ELASTISITAS PERMINTAAN SILANG TERHADAP HARGA

Elastisitas Silang (Cross Elasticity) atau Elastisitas permintaan silang


(cross price elasticities of demand) adalah mengukur respons persentase
perubahan jumlah barang yang diminta karena persentase perubahan harga
barang lain. Kecenderungan perubahan permintaan suatu barang disebabkan
terjadi perubahan harga barang lain. Sehingga jika terjadi perubahan harga
pada barang X, permintaan jumlah barang Y dapat mengalami perubahan.

19
RUMUS :

Elastisitas silang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang


diminta terhadap perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan
dengan barang tersebut. Hubungan tersebut dapat bersifat pengganti, dapat
pula bersifat pelengkap. Terdapat tiga macam respons prubahan permintaan
suatu barang (misal barang A) karena perubahan harga barang lain (barang B),
yaitu: positif, negatif, dan nol.

1. Elastisitas silang positif. Peningkatan harga barang A menyebabkan


peningkatan jumlah permintaan barang B. Sebagai contoh, peningkatan harga
kopi meningkatkan permintaan terhadap teh. Kopi dan teh merupakan dua
barang yang dapat saling menggantikan (barang substitutif).

2. Elastisitas silang negatif. Peningkatan harga barang A mengakibatkan


turunnya permintaan barang B. Sebagai contoh, peningkatan harga bensin
mengakibatkan penurunan permintaan terhadap kendaraan bermotor. Kedua
barang tersebut bersifat komplementer (pelengkap).

3. Elastisitas silang nol. Peningkatan harga barang A tidak akan


mengakibatkan perubahan permintaan barang B. Dalam kaus semacam ini,
kedua macam barang tidak saling berkaitan. Sebagai contoh, kenaikan harga
kopi tidak akan berpengaruh terhadap permintaan kendaraan bermotor.

Pengukuran elastisitas silang :

Elastisitas barang A = Perubahan permintaan barang A : Perubahan harga


barang B
Permintaan barang A mula-mula : Harga barang B mula-mula

20
Elastisitas silang barang X = % perubahan permintaan barang X
% perubahan harga barang Y

• Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)

Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung


pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga
barang subsitusi dan komplementer dan juga pendapatan. Para ahli ekonomi
mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang
berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross
Price Elasticity of demand) Perubahan harga suatu barang akan
mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas
silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang
X dibagi dengan persentase peru bahan harga dari barangY. Apabila hubungan
kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap
barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya
kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap
pena. Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda
elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan
mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi dan
sebaliknya. Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah
ΔQx Py

Es = ——- x ——- > 0 Substitusi

Δ Px Qx

Δ Qy Px

Es = ——- x ——- < 0 Komplementer

Δ Py Qy

21
Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan
lereng dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no
(0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain.

E. PENGGUNAAN ELASTISITAS DALAM PENGAMBILAN


KEPUTUSAN MANAJERIAL

Dalam rangka pengambilan keputusan manajerial, maka pihak


manajemen harus mengetahui besarnya respon perubahan permintaan
konsumen akibat adanya perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan tersebut. Seorang manajer dapat mengukur dan menghitung
elastisitas permintaan produk terhadap seluruh faktor yang mempengaruhi
permintaan produk tersebut. Nilai-nilai tersebut sangat penting bagi manajer
untuk penentuan kebijakan yang optimal (harga, promosi, desain dan saluran
distribusi) serta merespon tindakan perusahaan pesaing dengan lebih efektif.
sebagai contoh, jika diketahui elastisitas harga produk kurang dari satu
(inelastis), maka perusahaan akan rugi jika menurunkan harga jual, karena
total penerimaan akan turun, biaya total akan naik (karena produk yang dijual
lebih banyak dengan barang). Analisis tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan atas suatu produk dan bagaimana pengaruh dari
perubahan faktor-faktor tersebut terhadap, permintaan produk baik secara
kualitatif maupun kuantitatif sangat penting bagi seorang manajer dalam
membuat keputusan. Keputusan-keputusan itu dapat berupa operasi-operasi
perusahaan sehari-hari dan dapat juga keputusan jangka panjang yang
berhubungan perencanaan pertumbuhan perusahaan. Diantara faktor-faktor
yang dapat dikendalikan oleh perusahaan seperti harga produk itu sendiri,
desain dan kualitas produk, pengeluaran iklan serta saluran distribusi (bauran
pemasaran). Selain itu terdapat juga faktor-faktor yang diluar control
perusahaan seperti bauran pemasaran pesaing (price, product, place,
promotion), pertumbuhan pendapatan konsumen dan ekspektasi konsumen.

Pengetahuan tentang elastisitas permintaan produk terhadap faktor-


faktor di luar control perusahaan juga sangat berguna bagi manajer untuk

22
merespon penurunan harga produk pesaing. Jika tidak maka perusahaan dapat
kehilangan pangsa pasar yang besar. Nilai elastisitas silang yang sangat besar,
juga dapat digunakan sebagai rambu-rambu bagi manajer untuk tidak
menurunkan harga produk karena dapat menciptakan perang harga.
Sebagai contoh, misalkan perusahaan bernama Tasty Company
memasarkan kopi merek x dan mengestimasi regresi dari permintaan akan
kopinya sebagai berikut:

QX=1,5-3,0Px+0,8I+2,0PY-0,6PS+1,2A (3-19)

Dimana QX= penjualan kopi merek X di Amerika Serikat, jutaan pon per
tahun.

PX= Harga kopi merk x dolar per pon.

I = Pendapatan disposable perseorangan, triliyun dolar per tahun.

PY= Harga kopi pesaing, dolar per pon.

PS= Harga gula, dolar per pon.

A = Pengeluaran iklan untuk kopi merk X, ratusan ribu dolar per tahun

Misalkan pada tahun ini PX= $2, I = $2,5, PY = $1,80, PS = $0,50, dan A = $1.
Memasukkan nilai-nilai ini terhadap persamaan 3-19 akan menghasilkan:

QX = 1,5 – 3(2) + 0,8(2,5) + 2(1,80) – 0,6(0,50) + 1,2(1) = 2.

Sehingga, pada tahun ini perusahaan akan menjual 2 juta pon kopi merek X.
Perusahaan dapat menggunakan informasi diatas untuk menemukan elastisitas
permintaan dari kopi merk X terhadap harganya, pendapatan, harga kopi
pesaing, harga gula, dan periklanan. Sehingga,

2
EP = -3(2) = -3

2,5
Ei = 0,8( 2 ) = 1

1,8
EXY = 2( 2 ) = 1,8

0,50
EXS = -0,6( ) = -0,15
2

23
1
EA = 1,2(2) = 0,6

F. KONVERGENSI INTERNASIONAL PADA SELERA

Konvergensi yang sangat cepat pada selera mulai terjadi. Selera di


seluruh Amerika Serikat mempengaruhi selera di dunia, dan selera dunia
secara kuat turut mempengaruhi selera Amerika Serikat. Coca-cola dan
McDonald’s hanya dua di antara produk Amerika yang paling jelas sudah
menjadi kebutuhan rumah tangga di seluruh dunia. Kita hampir menemukan
produk-produk dari negara tertentu di berbagai negara. Dengan komunikasi
yang makin pesat dan perjalanan yang lebih sering, konvergensi dunia dalam
hal selera sudah semakin dipercepat. Sebagai dampaknya, perusahaan harus
lebih berpikir dalam kerangka produksi dan pemasaran global agar tetap dapat
bersaing di dunia yang semakin sempit ini. Bahkan perusahaan kecil harus
terus khawatir bahwa berbagai produk baru yang global tidak akan
menghapuskan alur produk mereka dalam semalam.

Disini, perbedaan harga yang kecil saja dapat menimbulkan pergeseran


yang besar serta merta penjualan dari domestik ke sumber luar negeri atau
sebaliknya. Sesungguhnya pasar untuk produk sama sangat labil sehingga
pemerintah seringkali harus melakukan proteksi terhadap industri-industri
tersebut dari persaingan dengan luar negeri. Bahkan untuk produk
terdiferensiasi. Kemampuan subtitusi antara produk domestik dan luar negeri
adalah sangat tinggi dan terus meningkat. Maka, perubahan dalam harga dari
komoditi subtitusi atau komplementer atau selera di dalam atau di luar negeri
akan secara signifikan mempengaruhi permintaan akan ekspor dan impor.

G. ELECTRONIC COMMERCE

Perdagangan elektronik (bahasa Inggris: electronic commerce atau e-


commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan
jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan
komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik,

24
pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem
pengumpulan data otomatis.

Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-commerce ini sebagai


aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan
transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply
chain management), pemasaran elektronik (e-marketing), atau pemasaran
online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction
processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.

E-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-


business lebih luas, tidak hanya sekadar perniagaan tetapi mencakup juga
pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll.
Selain teknologi jaringan www, e-commerce juga memerlukan teknologi
basisdata atau pangkalan data (databases), surat elektronik (e-mail), dan
bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman
barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.

• Sejarah dan Perkembangan

E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat


pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di
suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan
elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 miliar pada 2003.
Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan
ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan
mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.

Istilah "perdagangan elektronik" telah berubah sejalan dengan waktu.


Awalnya, perdagangan elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial,
seperti penggunaan EDI untuk mengirim dokumen komersial seperti pesanan
pembelian atau invoice secara elektronik.

Kemudian dia berkembang menjadi suatu aktivitas yang mempunyai


istilah yang lebih tepat "perdagangan web" — pembelian barang dan jasa

25
melalui World Wide Web melalui server aman (HTTPS), protokol server
khusus yang menggunakan enkripsi untuk merahasiakan data penting
pelanggan.

Pada awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994,


banyak jurnalis memperkirakan bahwa e-commerce akan menjadi sebuah
sektor ekonomi baru. Namun, baru sekitar empat tahun kemudian protokol
aman seperti HTTPS memasuki tahap matang dan banyak digunakan. Antara
1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa mengembangkan situs web
perdagangan ini.

• Model E-Commerce

Indonesia

1. Iklan Baris, merupakan salah satu bentuk e-commerce yang tergolong


sederhana, bisa dianggap sebagai evolusi dari iklan baris yang biasanya
ditemui di koran-koran ke dalam dunia online. Penjual yang menggunakan
social media atau forum untuk beriklan, biasanya tidak bisa langsung
menyelesaikan transaksi pada website yang bersangkutan. Namun penjual dan
pembeli harus berkomunikasi secara langsung untuk bertransaksi. Contoh
iklan baris: OLX.co.id (sebelumnya Tokobagus), Berniaga, dan FJB-Kaskus.
2. Retail, merupakan jenis e-commerce yang di mana semua proses jual-beli
dilakukan melalui sistem yang sudah diterapkan oleh situs retail yang
bersangkutan. Oleh karena itu, kegiatan jual-beli di retail relatif aman, namun
biasanya pilihan produk yang tersedia tidak terlalu banyak, atau hanya fokus
ke satu-dua kategori produk. Contoh retail: Berrybenzka, Zalora, dan Lazada.
3. Marketplace, bisa dianggap sebagai penyedia jasa mall online, namun yang
berjualan bukan penyedia website, melainkan anggota-anggota yang
mendaftar untuk berjualan di website marketplace yang bersangkutan.
Marketplace umumnya menyediakan lapisan keamanan tambahan untuk setiap
transaksi yang terjadi, seperti sistem pembayaran escrow atau lebih umum
dikenal sebagai rekening bersama. Jadi setiap terjadi transaksi di dalam sistem

26
marketplace tersebut, pihak marketplace akan menjadi pihak ketiga yang
menerima pembayaran dan menjaganya hingga produk sudah dikirimkan oleh
penjual dan diterima oleh pembeli. Setelah proses pengiriman selesai, barulah
uang pembayaran diteruskan ke pihak penjual.

• Aplikasi Bisnis

Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-commerce adalah:

 E-mail dan Messaging


 Content Management Systems
 Dokumen, spreadsheet, database
 Akunting dan sistem keuangan
 Informasi pengiriman dan pemesanan
 Pelaporan informasi dari klien dan enterprise
 Sistem pembayaran domestik dan internasional
 Newsgroup
 On-line Shopping
 Conferencing
 Online Banking/internet Banking
 Product Digital/Non Digital
 Online SEO
 Perusahaan Terkenal

Perusahaan yang terkenal dalam bidang ini antara lain: eBay,


Amazon.com, dan PayPal. Bidang perdagangan elektronik di Indonesia sendiri
mulai menggeliat sejak hadirnya usaha rintisan yang bergerak di bidang
perdagangan elektronik seperti elevenia, Lazada, bukalapak, tokopedia.

 Kecocokan Barang

Ada beberapa barang yang cocok dijual secara elektronik seperti


barang elektronik kecil, musik, peranti lunak, fotografi, dll. Barang yang tidak
cocok seperti barang yang memiliki rasio harga dan berat yang rendah,
barang-barang yang perlu dibaui, dipegang, dicicip, dan lain-lain.

27
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Permintaan akan suatu komoditas timbul karena keinginan konsumen


dan kemampuannya untuk membeli suatu komoditas. Teori permintaan
konsumen mempostulatkan bahwa jumlah komoditas yang diminta merupakan
suatu fungsi dari atau bergantung pada harga komoditas tersebut, pendapatan
konsumen, harga komoditas yang berhubungan (komplementer atau subtitusi),
dan atau selera konsumen. Kepekaan respons dari kuantitas komoditas yang
diminta terhadap perubahan harganya merupakan faktor yang sangat penting
bagi perusahaan. Kadang, penurunan harga dapat menyebabkan peningkatan
penjualan yang cukup berarti sehingga penerimaan total meningkat. Tetapi
pada waktu yang lain, penurunan harga komoditas dapat pula menurunkan
peneriman total. Melalui dampaknya terhadap penjualan, kebijakan penentuan
harga dari suatu juga akan mempengaruhi biaya produksinya, dan kemudian
profitabilitasnya.

Itulah mengapa Analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi


permintaan atas suatu produk dan bagaimana pengaruh dari perubahan faktor-
faktor tersebut terhadap, permintaan produk baik secara kualitatif maupun
kuantitatif sangat penting bagi seorang manajer dalam membuat keputusan.
Keputusan-keputusan itu dapat berupa operasi-operasi perusahaan sehari-hari
dan dapat juga keputusan jangka panjang yang berhubungan perencanaan
pertumbuhan perusahaan. Diantara faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh
perusahaan seperti harga produk itu sendiri, desain dan kualitas produk,
pengeluaran iklan serta saluran distribusi (bauran pemasaran). Selain itu
terdapat juga faktor-faktor yang diluar control perusahaan seperti bauran
pemasaran pesaing (price, product, place, promotion), pertumbuhan
pendapatan konsumen dan ekspektasi konsumen.

28
DAFTAR PUSTAKA

Salvatore, Dominick, Managerial Economics : Ekonomi Manajerial


dalam perekonomian global edisi kelima, Salemba Empat, Jakarta, 2005.

29
PERTANYAAN

1.Apa maksud dari permintaan akan elastis jika mempunyai banyak substitusi?

= Permintaan akan elastis jika mempunyai banyak substitusi maksudnya disini ialah

semakin banyak barang substitusi semakin elastis barang tersebut. Barang dan jasa

yang tidak memiliki substitusi biasanya tergolong inelastis. Permintaan terhadap

antibiotik, misalnya, dikatakan sebagai permintaan inelastis karena tidak ada barang

lain yang dapat menggantikannya. Daripada mati terinfeksi bakteri, pasien biasanya

lebih memilih untuk membeli obat ini berapapun biayanya.

Jadi dengan adanya substitusi dapat mensejahterahkan masyarakat akan barang

pokok yang diluar jangkauannya.

2.Bagaimanakah penggunaan Teori Elastisitas dalam ekonomi manajerial?

= Elastisitas permintaan memeberikan informasi penting terhadap manajer tentang

bagaimana penerimaan total akan terpengaruh melalui perubahan harga produk.

Konsep penting yang berkaitan dengan keputusan penetapan harga dan output

adalah penerimaan marjinal.

Penerimaan marjinal (MR) sering dikaitkan dengan elastisitas permintaan , karena

penerimaan marjinal melibatkan perubahan dalam penerimaan total (TR) yang

disebabkan oleh pergerakan sepanjang suatu kurva permintaan.

Analisis penerimaan marjinal (MR) dapat dibuat suatu hubungan yang mengikuti

konsep umum dalam ekonomi manajerial,sebagai berikut :

30
• Penerimaan marjinal (MR) harus lebih kecil daripada harga (P) untuk

semua unit produk yang terjual setelah unit pertama,sebab harga harus

dibuat lebih rendah agar mampu menjual lebih banyak unit produk itu. Dalam

grafik ditunjukkan melalui kurva penerimaan marjinal (MR) yang

kedudukannya lebih rendah daripada kurva permintaan ( ).

• Apabila penerimaan marjinal (MR) positif, penerimaan total akan

meningkat sejalan dengan peningkatan kuantitas produk yang terjual, dan

elastisitas permintaan adalah elastik. Apabila penerimaan marjinal (MR)

negatif, penerimaan total akan menurun meskipun terjadi peningkatan

kuantitas produk yang terjual, dan elastisitas permintaan adalah inelastik.

Apabila penerimaan marjinal (MR) nol, penerimaan total akan maksimum ,

dan elastis permintaan adalah elastik unitary.

• Untuk setiap kurva permintaan.linear maupun nonliniear, apabila

elastisitas permintaan elastik, > 1, maka penerimaan marjinal (MR) akan

positif. Apabila elastis permintaan inelastik, < 1, maka penerimaan marjinal

(MR) akan negatif. Apabila elastis permintaan elastik unitery, =1, maka

penerimaan marjinal (MR) akan nol. Dengan demikian bentuk hubungan ini

dapat dituliskan secara matematik sebagai berikut :

3.Bagaimana penggunaan elastisitas dalam pengambilan keputusan?

= Analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan atas suatu produk

dan bagaimana pengaruh dari perubahan faktor-faktor tersebut terhadap,

permintaan produk baik secara kualitatif maupun kuantitatif sangat penting bagi

31
seorang manajer dalam membuat keputusan. Keputusan-keputusan itu dapat

berupa operasi-operasi perusahaan sehari-hari dan dapat juga keputusan jangka

panjang yang berhubungan perencanaan pertumbuhan perusahaan. Diantara faktor-

faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan seperti harga produk itu sendiri,

desain dan kualitas produk, pengeluaran iklan serta saluran distribusi (bauran

pemasaran). Selain itu terdapat juga faktor-faktor yang diluar control perusahaan

seperti bauran pemasaran pesaing (price, product, place, promotion), pertumbuhan

pendapatan konsumen dan ekspektasi konsumen.

Seorang manajer dapat mengukur dan menghitung elastisitas permintaan produk

terhadap seluruh faktor yang mempengaruhi permintaan produk tersebut. Nilai-nilai

tersebut sangat penting bagi manajer untuk penentuan kebijakan yang optimal

(harga, promosi, desain dan saluran distribusi) serta merespon tindakan perusahaan

pesaing dengan lebih efektif. sebagai contoh, jika diketahui elastisitas harga produk

kurang dari satu (inelastis), maka perusahaan akan rugi jika menurunkan harga jual,

karena total penerimaan akan turun, biaya total akan naik (karena produk yang dijual

lebih banyak dengan barang).

Pengetahuan tentang elastisitas permintaan produk terhadap faktor-faktor di luar

control perusahaan juga sangat berguna bagi manajer untuk merespon penurunan

harga produk pesaing. Jika tidak maka perusahaan dapat kehilangan pangsa pasar

yang besar. Nilai elastisitas silang yang sangat besar, juga dapat digunakan sebagai

rambu-rambu bagi manajer untuk tidak menurunkan harga produk karena dapat

menciptakan perang harga.

32
4.Apa yang terjadi jika pesaing kita tiba-tiba menurunkan harga barang disaat harga

barang yang biasanya masih bisa dijangkau oleh konsumen ?

= Hal itu tentu sangat berpengaruh ke kita , karena dalam mind set konsumen ,

mereka mencari barang yang berkualitas dan murah , hal ini mengakibatkan barang

kita bakal kurang diminati oleh konsumen karena factor harga yang berbeda dengan

pesaing di mana harga barang pesaing kita lebih murah sehingga barang mereka laku

. Tapi hal tersebut pasti sudah di pikirkan baik-baik ,apa yang terjadi jika kita

menurunkan harga , menaikkan harga , menaikkan stok barang berlebihan dll.

5. Bagaimana Pengaruh Preferensi Internasional terhadap Permintaan Pasar ?

= Tentu dalam hal selera ,contohnya saja di Indonesia banyak barang barang luar

negeri sangat diminati oleh para pribumi, karena hal kualitas dan merek barang

tersebut . Di Indonesia jarang produk-produknya bisa disukai oleh masyarakatnya .

33

Anda mungkin juga menyukai