Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN MANAJERIAL

“TERORI PERMINTAAN”

Oleh :

1. I Putu Ryan Purwa Adi Pratama (21011096)

2. Komang Ovi Arinda Yanthi( 21011100)

3. Luh Putri Swandewi (21011101)

4. Nyoman Padma Novariani (21011097)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SATYA DHARMA

School Of Economis With Spiritual Insight


1
KATAPENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan
hidayah-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Permintaan”. Tidak
lupa sayamenyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pengampu yang telah
memberikanbimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan
makalahini. Rasaterima kasihjuga sayaucapkan ke pada teman-teman yang telah
memberikankontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga
makalah ini dapatselesai pada waktu yang telah ditentukan. Meskipun saya sudah
mengumpulkan sayamenyadari bahwa di dalam makalah yang telah saya susun masih
terdapat banyakkesalahan serta kekurangan. Sehingga saya mengharapkan saran serta
masukan dari parapembaca demi tersusunnya makalah lain yang lebih baik lagi. Akhir
kata, saya berharapmakalahini dapat memberikan banyak manfaat.

Singaraja, 18 September2022

Penyusun

2
DAFTARISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4

C. TujuanPenulisan..............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5

A. Pengertianbadan hokumusaha.........................................................................................5

B. Jenis-jenisbadan hokum..................................................................................................7

C. Jenis-jenisizin usaha.......................................................................................................15

BABIIIPENUTUP...............................................................................................................20

Kesimpulan..........................................................................................................................20

DAFTARPUSTAKA...........................................................................................................21

3
BAB
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Pengetahuan tentang ilmu ekonomi semakin penting dewasa ini karena begitu
kompleksnya kegiatan ekonomi yang dijalankan saat ini sehingga menuntut para
pelaku ekonomi untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang ilmu ekonomi
salah satunya yaitu tentang ekonomi manajerial yang dapat membantu para pelaku-
pelaku tersebut untuk mengambil keputusan.
Salah satu inti pokok yang dibahas dalam ekonomi manjerial yaitu analisis
permintaan yang dimana didalamnya menjabarkan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan hingga elastisitas permintaan. Analisis permintaan sangat
penting untuk membantu pelaku ekonomi khususnya dalam dunia usaha untuk
membuat keputusan yang tepat agar memberikan laba yang paling optimal. Dan oleh
Karena itu, dalam makalah ini akan membahas tentang Analisis Permintaan secara
terperinci.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Permintaan terhadap suatu komoditi ?
2. Bagaimana Elastisitas Permintaan terhadap Harga ?
3. Bagaimana Elastisitas Permintaan terhadap Pendapatan ?
4. Bagaimana Elastisitas Permintaan silang terhadap Harga?
5. Bagaimana Penggunaan Elastisitas dalam Pengambilan keputusan manajerial ?
6. Bagaimana Konvergensi Selera Secara Internasional?
7. Bagaimana penggunaan Electronic Commerce ?
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Permintaan terhadap suatu komoditi
2. Mengetahui Elastisitas Permintaan terhadap Harga
3. Mengetahui Elastisitas Permintaan terhadap Pendapatan
4. Mengetahui Elastisitas Permintaan silang terhadap Harga
5. Mengetahui Penggunaan Elastisitas dalam Pengambilan keputusan manajerial
6. Mengetahui Konvergensi Selera Secara Internasional
7. Mengetahui tentang Electronic Commerce

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Permintaan Terhadap Suatu Komoditas
Bagian dari permintaan total pasar atau industry terhadap suatu produk yang dihadapi
oleh perusahaan tertentu, bergantung pada jumlah perusahaan didalam industry dan
pada struktur atau bentuk organisasipasar dari industry tersebut.
Permintaan Individual terhadap suatu Komoditas
Dalam ekonomi manajerial kita sangat tertarik pada permintaan terhadap suatu
komoditas yang dihadapai oleh suatu perusahaan. Ini bergantung pada ukuran dari total
permintaan pasar atau industry terhadap komoditas tersebut, yang lebih lanjut
merupakan jumlah dari seluruh permintaan konsumen individual terhadap komoditas
tersebut didalam suatu pasar.
Permintaan akan suatu komoditas timbul karena keinginan konsumen dan
kemampuannya untuk membeli suatu komoditas. Teori permintaan konsumen
mempostulatkan bahwa jumlah komoditas yang diminta merupakan suatu fungsi dari
atau bergantung pada harga komoditas tersebut, pendapatan konsumen, harga
komoditas yang berhubungan (komplementer atau subtitusi), dan atau selera konsumen.
Dalam bentuk fungsi dapat ditulis:

Qdx = f(Py, I, PY, T)

Dimana: Qd = kuantitas komoditas X yang diminta oleh individu per periode waktu

Px = harga per unit komodita X Py = harga komoditas yang


berhubungan (subtitusi atau
I = pendapatan konsumen
komplementer)

T = selera konsumen

Bahkan para manajer yang paling kuno sekalipun mampu mengobservasi bahwa jika
perusahaan meningkatkan harga suatu komoditas, penjualan secara umun akan
menurun. Mereka juga tahu bahwa perusahaan kemungkinan menjual lebih banyak unit
komoditasnya dengan adanya penurunan harga. Maka dari itu, mereka lalu berharap
adanya hubungan terbalik antara kuantitas yang diminta dengan harganya. Yaitu pada
saat harga meningkat, kuantitas barang yang dibeli menurun, dan pada saat harga
5
menurun kuantitas barang yang dibeli meningkat. Pada sisi lain, saat pendapatan
konsumen meningkat, mereka biasanya akan membeli komoditas umum (sepatu, steak,
film, hiburan pendidikan, mobil, rumah,dll). Ini dikenal sebagai barang-barang normal.
Namun demikian, ada juga beberapa barang dan jasa yang tidak akan banyak dibeli oleh
konsumen pada saat pendapatannya meningkat.

Kuantitas komoditas yang diminta oleh individual juga bergantung pada harga dari
berbagai komoditas yang berhubungan. Individu akan membeli lebih banyak suatu
komoditas tertentu jika harga komoditas subtitusinya meningkat atau harga dari
komoditas komplementernya menurun. Maka untuk meringkas semuanya, teori
permintaan konsumen mempostulatkan bahwa kuantitas komoditas yang diminta per
satuan waktu dengan harganya saja (terlepas dari kekuatan lainnya yang mempengaruhi
permintaan). Ini dapat dipenuhi dengan menganggap, untuk saat ini, bahwa pendapatan
konsumen, harga komoditas yang berhubungan, dan selera tidak berubah. Hubungan
terbalik antara harga dengan jumlah komoditas yang diminta per satuan waktu disebut
sebagai skedul permintaan individual untuk komoditas tersebut, dan plot
datanya(dengan harga di sumbu vertical dan kuantitas komoditas yang diminta di
sumbu horizontal) memperlihatkatkan kurva permintaan individual.

Sebagai contoh, pada table 3-1 memberikan skedul permintaan hipotesis yang sangat
sederhana, dan figure 3-1 memberikan kurva permintaan individual yang berhubungan
(dx). komoditas X dapat dianggap, sebagai contoh yaitu humbugger.
Table 1-1 skedul permintaan individual untuk komoditas X
Harga komoditas X per unit $2 $1 $0,5
Kuantitas X yang diminta pada suatu periode waktu (Qdx) 1 3 4,5
Tabel dan figurnya bahwa pada harga mencapai $2 per unit, individu membeli unit
komoditas per satuan waktu. Pada Px = $1, individu membeli 3 unit X, dan saat
Px=$0,50, Qdx= 4,5. Perlu dicatat bahwa kuva permintaan individual, d x pada gambar
diatas, mempunyai kemiringan yang negative, menunjukkan bahwa individu membeli
lebih banyak komoditas tersebut per satuan waktu pada saat harganya lebih rendah
(dengan menganggap pendapatan, harga komoditas lain yang berhubungan, dan selera
konstan). Hubungan yang terbalik antara harga komoditas dengan kuantitas komoditas
yang diminta per satuan waktu, mengacu pada hukum permintaan(law of demand).
Dari Permintaan Individual menjadi Permintaan Pasar
Kurva permintaan pasar untuk suatu komoditas secara sederhana merupakan
6
penjumlahan secara horizontal dari kurva-kurva permintaan semua konsumen dalam
suatu pasar. Sebagai contoh, dalam bagian atas pada kurva, kurva permintaan pasar
untuk komoditas X diperoleh dengan menjumlahkan kurva permintaan individual 1 (d 1)
dengan individual 2 (d2) secara horizontal, dengan asumsi bahwa hanya mereka berdua
konsumen dari pasar tersebut. Maka, pada P x = 51, kuantitas permintaan pasar sebanyak
5 unit komoditas X merupakan jumlah dari 3 unit komoditas X yang diminta oleh
individu 1 dan 2 unit komoditas X yang diminta oleh individu 2. Jika terdapat 100
individu dalam suatu pasar, dengan masing-masing sebuah kurva permintaan dx. kurva
permintaan untuk komoditas X menjadi Dx. Dxmempunyai bentuk yang sama dengan dx,
tetapi skalanya secara horixontal mengacu kepada ratusan unit dari komoditas X.
Kurva permintaan pasar untuk suatu komoditas menunjukkan berbagai kuantitas yang
diminta dari suatu komoditas disuatu pasar per satuan periode waktu tertentu (QD x)
pada berbagai tingkat alternative harga dari komoditas tersebut, dengan menganggap
hal-hal lainnyakonstan. Kurva permintaan pasar untuk suatu komoditas mempunyai
kemiringan yang negative, menunjukkan bahwa antara harga dan kuantitas yang
diminta mempunyai hubungan yang terbalik. Yaitu, kuantitas komoditas yang diminta
akan meningkat pada saat harga turun dan sebaliknya. Hal-hal yang dianggap konstan
dalam penggambaran kurva permintaan pasar dalah: jumlah konsumen dalam pasar (N),
pendapatan konsumen (I), harga komoditas(subtitusi atau komplementer) yang
berhubungan (Py), dan selera (T). perubahan dalam salah satu hal tersebut akan
menyebabkan kurva permintaan pasar suatu komoditas akan bergeserkearah yang sama
(dan sebagai akibatnya) dengan kurva permintaan individual. Sehinga kita dapat
menuliskan fungsi permintaan pasar untuk komoditas X sebagai berikut:

QDX = F(Px, N, I, Py, T)

Permintaan yang Dihadapi oleh Perusahaan


Jika suatu perusahaan merupakan satu-satunya produsen dari suatu komoditas dan tidak
terdapat barang yang menjadi subtitusinnya(perusahaan monopolis), maka perusahaan
tersebut merupkan atau mewakili industry dan menghadapi permintaan industry atau
permintaan pasar terhadap komoditasnya. Monopoli merupakan suatu hal yang jarang
didalam dunia nyata. Pada ekstrem yang sebaliknya, terdapat bentuk organisasi pasar
yang disebagai persaingan sempurna. Disini terdapat banyak perusahaan yang

7
menghasilkan produk yang homogea(identik), dan setiap perusahaannya terlalu kecil
untuk mempengaruhi harga dengan usahanya sendiri.
Dalam oligopoly hanya terdapat sedikit perusahaan dalam industry, memproduksi
barang yang homogen atau terstandarisasi (semen, baja, dan kimia) atau barang yang
heterogen atau terdiferensiasi (rokok, mobil, dan minuman ringan). Karakteristik utama
dari oligopoly adalah ketergantungan yang muncul diantara sesame perusahaan.
Jenis organisasi pasar yang sangat umum lainnya adalah persaingan monopolistic.
Disini banyak perusahaan yang menjual produk heterogen atau terdiferensiasi.
Permintaan akan produk suatu perusahaan juga bergantung pada tipe barang yang dijual
oleh perusahaan tersebut. Jika perusahaan menjual barang-barang tahan lama seperti
mobil yang berguna tidak hanya sepanjang tahun yang bersangkutan tetapi juga
ditahun-tahun mendatang, atau barang yang dapat disimpan, perusahaan biasanya
menghadapi permintaan yang lebih bergejolak atau tidak stabil bila dibandingkan
dengan perusahaan-perusahaan lain yang menjual barang tidak tahan lama. Kita dapat
membuat bentuk linear dari fungsi permintaan yang dihadapi oleh suatu perusahaan
sebagai:
Qx = a0 + a1PX + a2N+ a3I + a4PY + a5Y +…….

B. Elastisitas Permintaan Terhadap Harga

Elastisitas harga permintaan (price elasticity of demand) atau sering disebut dengan


elastisitas harga, adalah persentase perubahan jumlah barang diminta yang diakibatkan
oleh persentase perubahan harga barang itu sendiri, atau perubahan proporsional jumlah
barang yang diminta dibagi dengan perubahan proporsional dari harga. Selama jumlah
yang diminta berhubungan terbalik dengan harga maka koefisien elastisitas harga akan
selalu bertanda negatif. Agar nilai negatif dapat dihindarkan, maka tanda negatif
seringkali dimasukkan dalam rumus elastisitas.

Apabila perubahan jumlah yang diminta diwakili oleh ΔQ, dan perubahan harga
diwakili oleh ΔP, sedangkan P dan Q adalah harga awal maka rumus elastisitas dapat
ditulis sebagai berikut :

ed = (ΔQ/Q) : (ΔP/P) Atau ed = (ΔQ/ΔP) . (P/Q)

Interpretasi dari nilai koefisien elastisitas adalah sebagai berikut, koefisien elastisitas
harga suatu jenis barang (misalnya komputer) adalah 5.

8
ArtinyaPenurunan/kenaikan harga komputer sebesar 1 persen akan menyebabkan
jumlah komputer yang diminta akan meningkat/menurun sebesar 5 persen. Jadi,
perubahan harga akan mengakibatkan perubahan yang lebih lebih besar pada jumlah
yang diminta. Contoh lain misalnya, koefisien elastisitas makanan adalah 0,2. Artinya
apabila terjadi penurunan/kenaikan harga sayuran sebesar 1 persen maka permintaan
akan naik/turun sebesar 0,2 persen. Jadi persentase perubahan harga akan
mengakibatkan persentase perubahan jumlah yang diminta lebih kecil dari perubahan
harga. Untuk barang-barang industri yang tahan lama (misalnya mobil, televisi,
komputer, dan barang-barang elektronik lainnya) umumnya permintaannya adalah
elastis, sedangkan untuk barang-barang yang tidak tahan lama (umumnya komoditas
pertanian) permintaannya adalah inelastis

Terminologi untuk nilai elastisitas adalah sebagai berikut:

Nilai elastisitas Terminologi Nilai Elastisitas

e > 1 Elastis (elastic)

e < 1 Inelastis (inelastic)

e = 1 Uniti (unitary elasticity)

e = 0 Inelastis sempurna (perfect inelastic)

e = ∞ Elastis sempurna (perfect elastic)

Pengukuran Elastisitas harga Permintaan

Perhatikan gambar kurva permintaan berikut :

9
Elastisitas harga berdasarkan gambar di atas dapat dihitung sebagai berikut:

Contoh 1:

eA-B =  - {(QB – QA)/ (PA – PB)} . (PA/QA)


  = - {(40-20)/(6-8)} . (8/20)
  = - (-20/2) . (8/20)
  = 4 → karena e > 1 maka permintaannya dikatakan elastis
eC-D = - {(QD – QC)/ (PD – PC)} . (PD/QD)
  = - {(80-60)/(2-4)} . (2/80)
  =  - (-20/2) . (2/80)
  = 0,25 → oleh karena e<1 maka permintaannya dikatakan inelastis

Nilai elastisitas akan berbeda kalau kita bergerak dari titik B ke titik A, atau dari titik D
ke titik C, hasil yang berbeda ini disebabkan menggunakan dasar yang berbeda. Maka
untuk mengatasi perbedaan nilai ini digunakan rata-rata kedua harga [(P A + PB)/2] dan
rata-rata kedua jumlah [(QA + QB)/2]

Sehingga diperoleh rumus elastisitas titik tengah A ke B sebagai berikut:

eA-B = (ΔQ/ΔP) . ((PA + PB)/2)) / ((QA + QB)/2)) atau = ΔQ/ΔP) . ((PA + PB) / (QA + QB))

Dengan menerapkan rumus di atas, maka pergerakan dari A ke B atau sebaliknya dari B
ke A dapat dihitung nilai elastisitasnya, yaitu sebesar

EB-A = -(-20/2) . ((8 +6)/(20 + 40)) = 2,33

Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur

Koefisien elastisitas harga diantara dua titik pada suatu kurva permintaan disebut
elastisitas busur (arc elasticity), dengan contoh-contoh sebelumnya kita telah
menemukan elastisitas busur. Seperti contoh di atas elastisitas dari titik A ke titik B,
atau dari titik B ke C, atau sebaliknya dari titik C ke D dinamakan elastisitas busur.
Sedangkan elastisitas titik (point elasticity) adalah elastisitas pada titik tertentu pada
kurva permintaan. Perlu diingat bahwa koefisien elastisitas sepanjang kurva permintaan
adalah berbeda pada setiap titik. Semakin turun harga suatu barang maka respon
terhadap jumlah yang diminta semakin turun, dengan demikian permintaan semakin

10
inelastis.

Gambar berikut merupakan modifikasi pada gambar sebelumnya, tetapi kurva


permintaan yang dihadapbi adalah berbentuk non linear

Gambar 2. Kurva Permintaan Non Linier

Elastisitas di titik A dapat dihitung sebagai berikut:

eA =  (ΔQ/ΔP).(P/Q)
  =  (NM/NA) . (NA/ON)
  = NM/ON

berdasarkan angka-angka dalam kurva maka nilai elastisitas di titik A adalah

e =  80/20
  =  4

 Koefisien elastisitas pada suatu kurva permintaan non linear dapat dihitung dengan
membuat garis singgung pada titik yang akan dihitung koefisien elastisitasnya. Pada
kurva permintaan yang berbentuk linear, koefisien elastisitas pada titik tengah adalah
satu (unitary), sedangkan bagian atas titik tengah, elastisitas besar dari satu (elastis),
sedangkan bagian bawah titik tengah, elastisitas adalah kurang dari satu (inelastis).
Keadaan ini digambarkan sebagai berikut :

11
 

Hubungan Elastisitas dan total penerimaan

Hubungan antara elastisitas dan penerimaan total (total revenue, TR) dapat dijelaskan
dengan hubungan dua kurva di atas. Gambar atas (a) merupakan kurva permintaan
yang berbentuk linier, sedangkan gambar bawah (b) merupakan kurva penerimaan total
(TR).

Pada tingkat harga di atas P0 dan kuantitas disebelah kiri Q0, koefisien elastisitas lebih
besar dari satu atau permintaannya elastis. Sedangkan pada tingkat harga ddi bawah P0 ,
dan kuantitas di sebelah kanan Q0 , koefisien lebih kecil dari satu, atau permintaannya
adalah inelastis. Sedangkan pada titik tengah koefisien elastisitas sama dengan satu
atau permintaannya unitary

Hubungan elastisitas dengan kurva penerimaan total dapat dijelaskan sebagai berikut,
apabila elastisitas permintaannya adalah elastis (e>1), apabila harga turun maka TR
akan naik, demikian sebaliknya kalau harga naik maka maka TR akan turun.
Sedangkan kalau permintaannya inelastis (e<1), apabila harga turun maka TR akan
turun dan bila harga naik maka TR akan naik. Sedangkan apabila
permintaannya unitary elastic (e=1) maka TR mencapai maksimum

Dalam bentuk tabel dapat diringkas sebagai berikut


12
Koefisien Harga (P) Penerimaan Total
Elastisitas (e) (TR)

>1 Turun Naik

Naik Turun

<1 Turun Turun

Naik Naik

=1 konstan Maksimum
Hubungan Antara Elastisitas Harga dengan AR, MR dan TR
Kita bisa memperjelas hubungan antara elastisitas harga dengan TR yang dibahas di
muka dan menekankan arti pentingnya dalam analisis permintaan dengan menganalisis
Gambar 5.6 dan Tabel 5.2. Gambar 5.6(a) merupakan penggambaran kembali kurva
permintaan yang telah ditunjukkan dalam Gambar 5.5, dengan penambahan kurva MR-
nya.
Kurva permintaan yang ditunjukkan dalam Gambar 5.6 tersebut mempunyai bentuk
umum sebagai berikut:
P=a-bQ
di mana a adalah titik potong (intercept) dan b adalah koefisien slope. Oleh karena itu
TR bisa ditunjukkan sebagai:
TR = P.Q
= (a - bQ)Q
=aQ - bQ2
dan MR bisa diperoleh dengan menurunkan TR pada Q:
MR = ΔTR / ΔQ
Hubungan antara elastisitas harga dengan AR, MR dan TR

13
Hubungan antara permintaan (average revenue = AR) dengan MR akan menjadi jelas
jika kita membandingkan persamaan 5.8 dengan 5.9. Masing masing persamaan
tersebut mempunyai titik potong yang sama. Hal ini berarti bahwa kedua kurva tersebut
dimulai dari titik yang sama pada sumbu vertikal (P). Namun demikian, kurva MR
tersebut berslope negatif dua kali lebih curam daripada slope kurva permintaan itu. Hal
ini menunjukkan bahwa kurva MR tersebut akan memotong sumbu horisontal pada
1/2Qx, jika kurva permintaan itu memotong sumbu horisontal di Qy. Dari Gambar
5.6(a), kita juga bisa melihat bahwa MR adalah positif pada kisaran yang hubungan
yang erat sekali antara elastisitas harga dengan AR dan MR. elastis, nol pada Σp =-1,
dan negatif pada kisaran yang inelastis. Jadi, ada Seperti ditunjukkan dalam Gambar
5.6(b), elastisitas harga berkaitan erat sekali dengan TR. TR akan meningkat jika harga
turun pada kisaran tingkat harga baru (yang lebih rendah) tersebut lebih besar daripada
yang elastis (di mana MR>0), karena kenaikan kuantitas yang diminta pada penerimaan
per unit yang diterima pada tingkat harga yang lebih rendah itu. TR mencapai puncak
(maksimum) pada titik elastisitas uniter (di mana MR =0), karena kenaikan kuantitas
yang disebabkan oleh penurunan harga tersebut secara tepat bisa menutup penerimaan

14
per unit yang lebih rendah. Akhimya, TR akan menurun jika harga turun pada kisaran
inelastis (di mana MR<0), karena kuantitas yang diminta terus meningkat pada saat
harga turun, tetapi kenaikan kuantitas tersebut secara relatif lebih kecil dari persentase
penurunan harga, dan oleh karena itu kenaikan tersebut tidak cukup untuk menutup
penurunan penerimaan dari setiap unit yang terjual.

Contoh angka-angka dalam Tabel 5.2 menggambarkan hubungan hubungan yang


dijelaskan di muka. Hal ini bisa dilihat bahwa untuk 1 unit sampai 5 unit output,
permintaannya bersifat elastis (le pl> 1), yang berarti bahwa penurunan harga akan
meningkatkan TR. Misalnya, penurunan harga dari Rp80,00 menjadi Rp70,00 akan
menaikkan output dari 3 menjadi 4 unit. MR akan positif pada kisaran output tersebut
dan TR meningkat dari Rp240,00 menjadi Rp280,00. Untuk tingkat output di atas 6
unit (P < Rp50,00), permintaan bersifat inelastis (le pl< 1). Di sini, penurunan harga
akan menurunkan TR, karena kenaikan kuantitas yang diminta tidak cukup besar untuk
menutup harga per unit yang lebih rendah tersebut. Pada saat TR menurun, jika output
diperbesar maka MR pasti negatif. Misalnya, turunnya harga dari Rp30,00 menjadi
Rp20,00 akan mengakibatkan penurunan TR dari Rp240,00 menjadi Rp180,00,
meskipun output naik dari 8 menjadi 9 unit. Pada keadaan tersebut MR sama dengan
Rp-60,00
Faktor-faktor Penentu Elastisitas Harga
Elastisitas permintaan terhadap harga pada suatu komoditi sangat bergantung dari
ketersediaan substitusi untuk komoditi yang diminta untuk memberikan responnya
terhadap perubahan harga.
Permintaan Industri Mengapa elastisitas harga dari suatu produk lebih tinggi da produk
lainnya? Secara umum, ada 3 alasan untuk membedakan elastisitas harga yaitu:

15
1. Seberapa jauh sesuatu barang dianggap sebagai kebutuhan pokok,
2. Ketersediaan barang-barang pengganti (substitusi), dan
3. Proporsi pendapatan yang dibelanjakan untuk suatu produk ter tentu.
Barang-barang kebutuhan pokok, seperti garam dan air minum, akan dibeli dalam
jumlah yang relatif konstan pada tingkat harga berapapun. Tentu saja selama pada
tingkat harga yang wajar. Untuk barang-barang seperti itu tidak ada substitutnya yang
bisa menggantikan secara sempurna. Barang-barang lain, misalnya jeruk, walaupun
diinginkan tetapi menghadapi persaingan yang lebih tingg dan oleh karena itu
permintaan akan jeruk akan lebih dipengaruhi oleh harga. Sama juga halnya,
permintaan akan barang-barang yang berharga tinggi (barang mewah) yang
membutuhkan porsi pendapatan yang relatif besar dari pendapatan para pembeli, secara
relatif akan lebi peka terhadap harga. Pada sisi lain, permintaan akan produk-produ
yang tidak begitu mahal, tidak akan begitu peka terhadap harga Persentase pendapatan
yang kecil yang dibelanjakan untuk barang barang ini menunjukkan bahwa harga
barang-barang ini tidak pe terlampau dirisaukan. Dengan demikian, elastisitas
permintaan, secara tipikal, akan lebih tinggi untuk barang-barang yang mahal (superior)
daripada barang-barang yang relatif murah. Oleh karena itu, elastisitas harga
permintaan akan mobil lebih tinggi daripada elastisitas harga permintaan akan bannya.

C. Elastisitas Permintaan Terhadap Pendapatan

Elastisitas pendapatan permintaan (income elasticity of demand), atau sering


disebut elastisitas pendapatan adalah perbandingan perubahan jumlah yang
diminta akibat adanya perubahan pendapatan, atau perubahan proporsional
jumlah yang diminta dibagi dengan perubahan proporsional dari pendapatan.
Koefisien elastisitas pendapatan disimbolkan dengan Ei.

Seperti telah disinggung dibagian awal, dalam kasus yang sederhana, fungsi
permintaan dapat ditulis dengan : Q = f (P, I), di mana Q adalah jumlah yang
diminta, P adalah harga, dan I adalah pendapatan. Dengan mengasumsikan P
adalah konstan, maka berdasarkan fungsi permintaan tersebut jumlah yang
diminta dipengaruhi secara langsung oleh pendapatan. Secara matematis,
elastisitas pendapatan dapat diformulasikan sebagai berikut:

Ei = (ΔQ/Q) : (ΔI/I) = (ΔQ/ΔI).(I/Q)

Berdasarkan besarnya nilai elastisitas pendapatan, komoditi dapat


diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu barang bermutu rendah (inferior
goods) apabila elastisitas pendapatannya negatif (ey<0), dan barang normal
16
(normal goods) apabila elstisitas pendapatannya positif (ey>0). Sedangkan
untuk barang normal itu sendiri terdiri dari barang kebutuhan pokok
(necessities) apabila elastisitas pendapatan antara nol dan satu (0<ey<1), dan
barang luks (luxuries) apabila elastisitas pendapatan lebih besar dari satu
(ey>1) . Apabila elastisitas pendapatan antara nol dan satu, maka jumlah
barang yang diminta tidak responsif terhadap perubahan pendapatan, maka
jenis barang ini termasuk barang kebutuhan pokok. Sedangkan komoditi yang
mempunyai elastisitas pendapatan lebih dari satu digolongkan sebagai barang
luks.

Perbedaan barang bermutu rendah, barang kebutuhan pokok dan barang


mewah adalah relatif sifatnya, tergantung pendapatan, lokasi dan sebagainya.
Misalnya suatu jenis barang mungkin menjadi barang mewah pada tingkat
pendapatan rendah, menjadi barang kebutuhan pokok pada tingkat pendapatan
menengah, dan menjadi barang bermutu rendah pada tingkat pendapatan
tinggi. Contohnya adalah pesawat televisi, bagi masyarakat perkotaan pesawat
televisi merupakan barang kebutuhan pokok, sedangkan bagi masyarakat
pedesaan adalah termasuk barang mewah, di mana belum tentu setiap orang
memilikinya. Elastisitas pendapatan untuk barang kebutuhan pokok seperti
makanan dan jasa kesehatan terlihat jauh lebih rendah dari barang mewah
(mobil). Berarti jika pendapatan naik maka permintaan untuk barang mewah
meningkat lebih cepat dari permintaan barang kebutuhan pokok. Hal yang
perlu mendapatkan perhatian adalah hampir semua elastisitas harga lebih
rendah dari elastisitas pendapatan. Perubahan harga tidak membawa pengaruh
bergitu berarti terhadap jumlah barang yang dibeli

D. Elastisitas Permintaan Silang Terhadap Harga


Permintaan akan suatu komoditas juga bergantung pada harga dari komoditas yang
berhubungan (substusi atau komplementer). Sebagai contoh, jika harga teh meningkat,
permintaan akan kopi meningkat (bergeser ke kanan, dan lebih banyak kopi yang
dimintauntuk setiap tingkat harganya) karena konsumen menukar teh dengan kopi
untuk di konsumsinya. Pada saat lain jika harga gula meningkat (barang komplementer
dari kopi), maka permintaan akan kopi akan menurun (bergeser ke kiri sehingga jumlah
kopi yang diminta berkurang untuk setiap tingkat harganya) karena harga secangkir
kopi dengan gula sekarang menjadi lebih tinggi.
Kita dapat mengukur kepekaan perubahan dari permintaan akan komoditas X terhadap
perubahan harga dari komoditas Y dengan menggunakan elastisitas permintaan
silang terhadap harga __ EXY (cros-price elasticity of demand). Ini diberikan oleh
persentase perubahan dalam permintaan komoditas X dibagi dengan persentase
perubahan dalam harga komoditas Y, dengan memegang konstan semua variabel
lainnya dalam fungsi permintaan, termasuk variabel pendapatan dan harga komoditas
X. Sama seperti elastisitas terhadap pendapatan dan elestisitas terhadap harga, kita juga
mempunya elastisitas permintaan silang terhadap harga secara titik dan busur.
Elastisitas permintaan silang titik terhadap harga ( point cross-price elasticity og
demand) di rumuskan:
∆ Qx /Q x ∆ Q x P y
E XY = = .
∆ Py / Py ∆ P y Qx

17
Oleh karena itu, rumus untuk elastisitas permintaan silang titik terhadap harga dapat di
tulis ulang sebagai :
P
E XY =a 4 . y
Qx
Sama halnya dengan elastisitas permintaan titik terhadap harga dan pendapatan,
elastisitas permintaan silang titik dari harga juga memberikan hasil yang berbeda
tergantung dari apakah harga dari komoditas yang berhubungan (Py) naik atau turun.
Untuk menghindari ini, kita biasanya mengukur elstisitas permintaan silang busur
terhadap harga (arc cross-price elasticity of demand) dengan rumus:
∆ Q X ( PY + P Y ) /2 Q X −Q X PY + PY
E XY = . =
2 1 2 1 2 1

∆ PY ( Q X + Q X ) / 2 P Y −P Y Q X +Q X
2 1 2 1
2 1

Elastisitas permintaan silang terhadap harga merupakan konsep yang sangat penting
dalam pengambilan keputusan manajerial. Perusahaan sering menggunakan konsep ini
untuk mengukur efek dari perubahan harga suatuproduk yang mereka jual terhadap
permintaan dari produk lain yang berhubungan dan juga di jual oleh prusahaan
tersebut.

E. Penggunaan Elastisitas Dalam Pengambilan Keputusan Manajerial


Analisa dari kekuatan atau variabel – variabel yang memengaruhi permintaan dan
estimasi yang dapat dipercaya terhadap dampaknya secara kuantitas terhadap penjualan
adalah sangat penting bagi perusahaan untuk membuat keputusan produksi yang terbaik
dan rencananya untuk pertumbuhan.
Perusahaan dapat memperkirakan elastisitas permintaan terhadap semua kekuatan yang
mempengaruhi permintaan komoditas yang mereka jual. Perusahaan memerlukan
estimasi terhadap berbagai elastisitas untuk menentukan bagi proses oprasionalnya dan
jalan yang paling positif untuk merespon berbagai kebijakan perusahaan pesaing.
Elasitisitas dari penjualan perusahaan terhadap variabel – variabel yang berada diluar
kontrol perusahaan juga sangat penting bagi perusahaan agar merespon kebijakan
perusahaan pesaing secara efektif dan merencanakan strategi perkembangan yang
terbaik.

18
BAB
IIIPENUT
UP
A.Kesimpulan

Untuk memulai suatu usaha pada umumnya dimulai dari Aspek Hukum,
walaupunbanyak pula yang melakukannya dari aspek lain. Di dalam melakukan suatu
usaha makaperlu diperhatikan berbagai dokumen yang bisa sesuai dengan badan Hukum
yang berlaku,dokumen yang perlu diteliti keabsahan, kesempurnaan dan keasliannya
meliputi badanhukum, izin-izin yang dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang
mendukungkegiatanusahatersebut.kegagalandalampenelitianaspekiniakanberakibattidakse
mpurnanya hasil penelitian, dengan kata lain apabila ada dokumen yang tidak sah
atautidaksempurnapasti akan menimbulkan masalahdikemudian hari.

Tujuan dari aspekhukum ini adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan


dankeaslian dari dokumen-dokumen yang diteliti.penelitian keabsahan dapat dilakukan
sesuaidengan lembaga yag mengeluarkan dan yang mengesahkan dokumen yang
bersangkutan,penelitian ini sangat penting mengingat sebelum usaha tersebut
dijalankan,maka segalaprosedur yangberkaitan dengan izin-izin atau berbagai persyaratan
harus terlebih dahulusudahterpenuhi.

19
DAFTARPUSTAKA

Dr.DediPurwanaE.S.,M.Bus&Drs.NurdinHidayar,M.M.,M.Si.2016.

StudiKelayakanBisnis. Depok: Rajawali Pers

HuseinUmar,StudiKelayakanBisnis, (Jakarta:PTGramediaPustakaUtama,2003)

...........BusinesAnIntroduction,(GoogleBook)

Kasmir,StudiKelayakanBisnis,(Jakarta:Kencana,2012),Edisisrevisi

20

Anda mungkin juga menyukai