Anda di halaman 1dari 29

TUGAS MANDIRI

EKONOMI MIKRO
MAKALAH

Nama: Yuliani Rinesa


NPM: 180810082
Dosen:Dian Puspita Novianti,SE.MSE
Program studi: akuntansi

ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA


UNIVERSITAS PUTRA BATAM
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas limpahan rahmat dan karunia-NYA sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik walaupun masih terdapat kekurangan namun diharapkan dapat diperbaiki
kedepannya.

Makalah ini disusun menurut kaidah keilmuan dan ditulis berdasarkan kaidah Bahasa
Indonesia di bawah pengawasan atau pengarahan dosen pengampu untuk memenuhi kriteria-
kriteria kualitas yang telah ditetapkan sesuai keilmuannya masing-masing.Makalah ini dibuat
sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan suatu mata kuliah di Universitas Putera Batam
(UPB). Dalam upaya mendokumentasikan seluruh Tugas Mandiri mahasiswa.

Makalah telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.untuk itu kami menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkntribusi dalam pembuatan makalah ini

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya.

Batam,13 Oktober 2018

Yuliani Rinesa
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................4

A. LATAR BELAKANG................................................................................4

B. TUJUAN.......................................................................................................4

BAB 11 ISI......................................................................................................................5

1.PENAWARAN...............................................................................................5

2.UTILITI DAN PERILAKU KONSUMEN...............................................7

3.BIAYA PRODUKSI......................................................................................12

4.KEUNTUNGAN PERUSAHAAN PADA PASAR MONOPOLI.............19

BAB 111 PENUTUP

A.KESIMPULAN............................................................................................26

B.SARAN.........................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................27
BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Ilmu ekonomi mikro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang
penawaran,utiliti dan perilaku konsumen,biaya produksi,keuntungan perusahaan pada pasar
monopoli, serta kita dapat mengetahui cara menyelidiki untuk mengambil sebuah keputusan
dalam penawaran dan permintaan atas barang dan jasa.

B.TUJUAN
Makalah ini di buat dengan tujuan utama untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah bahwa
ekonomi mikro yang di berikan oleh dosen saya Ibu Dian Puspita Novianti ,SE.MSE. Dan tujuan
berikutnya adalah sebagai bahan baca yang saya harapkan bermanfaat dan dapat menambah wawasan
para pembaca makalah ini.
BAB 11

ISI

1.penawaran

A. Penawaran`
Hukum penawaran adalah makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang
yang ditawarkan oleh para penjual dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang, makin sedikit
jumlah barang yang ditawarkan. .
Kurva penawaran adalah garis yang menghubungkan titik-titik pada tingkat harga dengan
jumlah barang/jasa yang ditawarkan. Kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas
yang menunjukkan bahwa jika harga barang tinggi, para penjual atau produsen akan menjual
dalam jumlah yang lebih banyak.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran


A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran
1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan.
Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk
lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk
sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan
pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2. Tujuan Perusahaan.
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual
produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan
ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah
dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat
konsumen.
3. Pajak.
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan
lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap.
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang
beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran
pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan.
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan
memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika
harga naik akibat berbagai faktor.

Harga Pasar
A. Pengertian Harga
Istilah harga biasa digunakan dalam kegiatan tukar menukar. Untuk menyatakan harga
sesuatu barang digunakan satuan uang. Dengan demikian Pengertian Harga adalah nilai suatu
barang yang dinyatakan dalam satuan uang. Tidak setiap barang memiliki harga, hanya barang
ekonomi sajalah yang memiliki harga sebab untuk memperolehnya memerlukan pengorbanan
yang menyebabkan adanya penawaran adalah faktor kelangkaan atau kejarangan. Sehingga barang
itu memiliki harga karena barang itu di satu pihak berguna dan di pihak lain barang itu jumlahnya
terbatas atau langka. Sesuai dengan istilahnya, disebut hanya keseimbangan sebab pada harga
tersebut akan terjadi keseimbangan antara jumlah barang yang diminta (dibeli) dengan barang
yang ditawarkan
B. Harga Keseimbangan
Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibriumadalah harga yang
terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan
kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan
penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika
keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi
patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Untuk menentukan keadaan keseimbangan pasar kita dapat menggabungkan tabel
permintaan dan tabel penawaran menjadi tabel permintaan dan penawaran. Keadaan keseimbangan
pasar dapat ditentukan dengan menggabungkan kurve permintaan dan kurve penawaran menjadi
kurve permintaan dan penawaran. Keadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara matematik,
yaitu dengan memecahkan persamaan permintaan dan persamaan penawaran secara serentak atau
simultan.
2.UTILITI DAN PERILAKU KONSUMEN

A. Teori Perilaku Konsumen

Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan:
Pendekatan Nilai guna (utiliti) cardinal dan pendekatan nilai guna ordinal. Dalam
pendekatan nilai guna cardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif. Dalam pendekatan nilai guna
ordinal, Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan
barang-barang tidak dikuantifikasi. Tingkah laku seorang konsumen untuk memilih
barang-barang yang akan memaksimumkan kepuasannya ditunjukkan dengan
bantuan Kurva kepuasan sama yaitu kurva yang menggambarkan gabungan barang
yang akan memberikan nilai guna (kepuasan) yang sama.
B. Teori Nilai Guna (utility)

Nilai guna barang atu jasa adalah kemampuan barang dan jasa tersebut dalam
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu, maka ada kalanya
suatu barang dan jasa meningkat atau berkulang nilai gunanya bagi konsumen
tergantung dari kondisi yang dihadapi konsumen. Misalnya nilai guna karena waktu (time
utilty), nilai guna karena tempat (place utility), dan sebagainya.
Didalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari
mengkonsumsikan barang-barang dinamakan nilai guna atau utility. Kalau kepuasan itu
semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya. Nilai guna dibedakan
diantara dua pengertian: nilai guna total dan nilai guna marjinal. Nilai guna total dapat
diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan
sejumlah barang tertentu. Sedangkan nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau
pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan)
penggunaan satu unit barang tertentu.

Hipotesis Utama Teori Nilai Guna


Hipotesis utama teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai Hukum nilai guna
marjinal yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang diperoleh
seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila
orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya ke atas barang tersebut. Pada
akhirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif yaitu apabila konsumsi ke atas
barang tersebut ditambah satu unit lagi, maka nilai guna total akan menjadi semakin
sedikit. Pada hakikatnya hipotesis tersebut menjelaskan bahwa pertambahan yang terus-
menerus dalam megkonsumsi suatu barang tidak secara terus-menerus menambah
kepuasan yang dinikmati orang yang mengkonsumsikannya.
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat
kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada
Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan
yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai
kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Tabel: Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marjinal dalam Angka

Jumlah buah mangga yang dimakan Nilai guna total Nilai guna marginal

0 0 -

1 30 30

2 50 20

3 65 15

4 75 10

5 83 8

6 87 4
7 89 2

8 90 1

9 89 -1

10 85 -4

11 78 -7

C. Jenis-jenis Nilai Guna

a. Nilai Guna Objektif


Adalah nilai guna yang sesuai denagan kemampuan barang dan jasa dalam memuaskan
kebutuhan, tanpa dipengaruhi oleh persepsi atau selera dari konsumen.
b. Nilai Guna Subjektif
Adalah nilai guna yang dipengaruhi oleh anggapan atau persepsi konsumen dalam
mengkonsumsi barang dan jasa yang dikonsumsinya.
c. Nilai Guna Total
Adalah nilai guna dari total atau akumulasi kemampuan barang dan jasa yang
dikonsumsinya. Nilai guna total merupakan nilai secara keseluruhan yang didapat
konsumen dalam mengkonsumsi barang dan jasa.
d. Nilai Guna Marjinal
Nilai guna marginal adalah tambahan nilai guna karena tambahan satu unit konsumsi
barang dan jasa. Informasi mengenai nilai guna marginal ini dapat dijadikan dasar untuk
menentungkan tingkat konsumsi yang menghasilkan kepuasan maksimum. Nialai guna
semakin lama semakin berkurang, sehingga bila tambahan konsumsi ditentukan, maka
nilai guna marginal akan menjadi negatif.
1. Nilai Guna Kardinal
Tinggi rendahnya nilai guna suatu barang tergantung pada subjek yang memberikan
penilaian. Contoh: Penggunaan Dayung
Asumsi nilai guna kardinal:
– Daya guna diukur dalam satuan uang
– Daya guna marginal dari uang tetap
– Addivitas
– Daya guna bersifat independen
– Period
2. Nilai Guna Ordinal

Merupkan nilai guna yang tidak dapat diukur atau dihitung besarnya tetapi dapat
diurutkan menggunakan pendekatan nilai relatif yaitu melalui order atau rangking. Dalam
menganalisis tingkat kepuasan masing-masing individu sehubungan dengan
mengkonsumsi 2 macam barang dalam rangka memaksimalkan kepuasannya, dapat
digunakan suatu kurva tak beda (indifference curve).

D. Cara Memaksimumkan Nilai Guna


Kerumitan yang ditimbulkan untuk menentukan susunan atau komposisi dan
jumlah barang yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum bersumber dari
perbedaan harga-harga berbagai barang. Kalau harga barang adalah bersamaan, nilai
guna akan mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap
barang adalah sama.

E. Syarat Pemaksimuman Nilai Guna

Dalam keadaan dimana harga-harga berbagai macam barang adalah berbeda.


Syarat yang harus dipenuhi agar barang-barang yang dikonsumsikan akan memberikan
nilai guna yang maksimum adalah: Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit
tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama
besarnya.
F. Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan

Dengan menggunakan teori nilai guna dapat diterangkan sebabnya kurva


permintaan bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang menggambarkan bahwa
semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak permintaan ke atasnya. Ada 2
faktor yang menyebabkan permintaan keatas suatu barang berubah apabila harga
barang itu mengalami perubahan: Efek penggantian dan Efek pendapatan.
1. Efek Penggantian

Perubahan suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari barang
yang mengalami perubahan harga tersebut. Kalau harga mengalami kenaikan, nilai guna
marjinal per rupiah yang diwujudkan oleh barang tersebut menjadi semakin rendah.
Misal, harga barang A bertambah tinggi, maka sebagai akibatnya sekarang MU barang
A/PA menjadi lebih kecil dari semula. Kalau harga barang-barang lainnya tidak mengalami
perubahan lagi maka perbandingan diantara nilai guna marjinal barang-barang itu
dengan harganya (atau nilai guna marjinal per rupiah dan barang-barang itu) tidak
mengalami perubahan. Dengan demikian, untuk barang B misalnya, MU barang
B/PB yang sekarang adalah sama dengan sebelumnya. Berarti sesudah harga barang A
naik, keadaan yang berikut berlaku:

Dalam keadan seperti diatas, nilai guna akan menjadi bertambah banyak (maka
kepuasan konsumen akan menjadi bertambah tinggi) sekiranya konsumen itu membeli
lebih banyak barang B dan mengurangi pembelian barang A. kedaan diatas menunjukkan
bahwa kalau harga naik, permintaan terhadap barang yang mengalami kenaikan harga
tersebut akan menjadi semakin sedikit.
Dengan cara yang sama sekarang tidak susah untuk menunjukkan bahwa
penurunan harga menyebabkan permintaan ke atas barang yang mengalami penurunan
harga itu akan menjadi bertambah banyak. Penurunan harga menyebabkan barang itu
mewujudkan nilai guna marjinal per rupiah yang lebih tinggi daripada nilai guna marjinal
per rupiah dari barang-barang lainnya yang tak berubah harganya. Maka, karena
membeli barang tersebut akan memaksimumkan nilai guna, permintaan ke atas barang
tersebut menjadi bertambah banyak apabila harganya bertambah rendah.

2. Efek Pendapatan

Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga


menyebabkan pendapatan riil menjadi semakin sedikit. Dengan perkataan lain,
kemampuan pendapatan yang diterima untuk membeli barang-barang menjadi
bertambah kecil dari sebelumnya. Maka kenaikan harga menyebabkan konsumen
mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya, termasuk barang yang mengalami
kenaikan harga. Penurunan harga suatu barang menyebabkan pendapatan riil
bertambah, dan ini akan mendorong konsumen menambah jumlah barang yang
dibelinya. Akibat dari perubahan harga kepada pendapatan ini, yang disebut efek
pendapatan, lebih memperkuat lagi efek panggantian didalam mewujudkan kurva
permintaan yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah.

G. Surplus Konsumen

Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan
yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi,
dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti
perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang didalam mengkonsumsikan
sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang
tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada pembayaran yang dibuat.
Contoh: Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu
buah yang cukup besar apabila harganya Rp.1500. Sesampainya dipasar ia mendapati
bahwa mangga yang diinginkannya hanya berharga Rp.1000. jadi, ia dapat memperoleh
mangga yang diinginkannya dengan harga Rp.500 lebih murah daripada harga yang
bersedia dibayarkannya. Nilai Rp.500 ini dinamakan Surplus Konsumen.
Contoh Tabel Konsumen yang Menikmati Mangga

Jumlah konsumsi Harga yang Surplus konsumen Jumlah surplus


mangga /minggu bersedia dibayar jika harga mangga konsumen
konsumen Rp 700/buah

Mangga pertama 1700 1000 1000

Mangga kedua 1500 800 1800

Mangga ketiga 1300 600 2400

Mangga keempat 1100 400 2800

Mangga kelima 900 200 3000

Mangga keenam 700 0 3000

Mangga ketujuh 500

Mangga kedelapan 300


3.BIAYA PRODUKSI

A. Pengertian Biaya Produksi

Biaya dalam pengertian Produksi ialah semua “beban” yang harus ditanggung oleh produsen

untuk menghasilkan suatu produksi. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan

oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan

digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.Untuk

menghasilkan barang atau jasa diperlukan faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja,

modal, dan keahlian pengusaha. Semua faktor-faktor produksi yang dipakai adalah merupakan

pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga

pokok barang. Input yang digunakan untuk memproduksi output tersebut sering disebut biaya

oportunis. Biaya oportunis sendiri merupakan biaya suatu faktor produksi yang memiliki nilai

maksimum yang menghasilkan output dalam suatu penggunaan alternatif.

Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:

a. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi

b. Bahan-bahan pembantu atau penolong

c. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.

d. Penyusutan peralatan produksi

e. Uang modal, sewa

f. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya

keamanan dan asuransi

g. Biaya pemasaran seperti biaya iklan

h. Pajak
Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Biaya Eksplisit

Biaya Eksplisit ialah biaya yang nyata-nyata dikeluarkan dalam memperoleh faktor

produksi (nilai dan semua input yang dibeli untuk produksi). Pembayarannya berupa uang untuk

mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan.

Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung, dll.

2. Biaya Implisit

Biaya implisit disebut juga imputed cost (ongkos tersembunyi), ialah taksiran biaya atas faktor

produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan dan ikut digunakan dalam proses produksi yang

dimiliki oleh perusahaan.

Contoh: Penggunaan gedung milik perusahaan sendiri.

B. Produksi, Produktivitas, dan Biaya

Keputusan tingkat produksi senantiasa berkaitan dengan tingkat produktivitas factor – factor

produksi yang digunakan. Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama

dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Dengan kata lain, produktivitas dan biaya

mempunyai hubungan terbalik. Jika produktivitas makin tinggi, biaya produksi akan semakin

rendah. Begitu juga sebaliknya.

Perilaku biaya juga berhubungan dengan periode produksi. Dalam jangka pendek ada factor

produksi tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya tidak tergantung

pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang, karena semua factor produksi adalah variable, biaya

juga variable. Artinga, besarnya biaya produksi dapat disesuaikan dengan tingkat produksi.

Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktivitas disbanding

dalam jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang mampu menekan biaya produksi,
sehingga setiap tahun biaya produksiper unit makin rendah. Pola pergerakan biaya rata-rata ini

berkaitan dengan karakter fungsi produksijangka panjang. Untuk perusahaan yang ber”skala hasil

menarik” (Increasing return to scale atau IRS), penambahan tingkat produksi justru menurunkan

biaya produksi. Sebaliknya dengan perusahaan yang ber”skala hasil menurun” (decreasing return

to scale atau DRS).

C. Biaya Produksi Jangka Pendek

Biaya produksi jangka pendek adalah jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah

faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses prooduksi. Dalam biaya produksi jangka

pendek ditinjau dari hubungannnya dengan produksi, maka dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

Dalam hubungannya dengan tujuan biaya:

a. Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu

proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya bahan baku langsung dan

tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu juga dengan supervise, listrik, dan biaya

overhead lainnya yang dapat langsung ditelusuri pada departemen tertentu.

b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara langsung

pada suatu proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan Air

Conditioning pada suatu fasilitas.

Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan:

1. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost / TFC)

Biaya Tetap Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan tidak

berproduksi. Biaya tetap merupakan biaya setiap unit waktu untuk pembelian input tetap. Misalnya
: gaji pegawai, biaya pembuatan gedung, pembelian mesin-mesin, sewa tanah dan lain-lain. Biaya

tetap dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya

total. Penurunan rumus tersebut, adalah:

TC = FC + VC FC = TC – VC

Keterangan: TC = Biaya Total (Total Cost)

FC = Biaya Tetap (Fixed Cost)


VC = Biaya Variabel (Variable Cost)

a). Kurva Fixed Cost


Cos

Output
Biaya tetap (FC) adalah biaya yang besarnya tidak berubah seiring dengan berubahnya jumlah
produksi (Q). Berapapun jumlah produksi apakah mengalami kenaikan atau penurunan, maka
jumlah biaya (P) yang dikeluarkan adalah tetap.

B. Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost / VC)


Biaya Variabel Total adalah biaya yang dikeluarkan apabila berproduksi dan besar kecilnya
tergantung pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi. Semakin banyak barang yang
diproduksi biaya variabelnya semakin besar, begitu juga sebaliknya. Biaya variabel rata-rata dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
VC = TC – FC

b). Kurva Variabel Cost


Cost

Output

Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besarnya berubah searah dengan berubahnya jumlah
produksi. Itulah sebabnya kurva VC ini mengarah ke kanan atas.

C. Biaya Total (Total Cost / TC)


Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang
terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Dengan kata lain, biaya total adalah jumlah biaya tetap
dan biaya variabel.
Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TC = FC + VC
Biaya variabel merupakan unsur biaya total karena biaya total memiliki sifat yang juga dimiliki
oleh biaya variabel, yaitu bahwa besarnya biaya total itu berubah-ubah seiring dengan berubah-
ubahnya jumlah output yang dihasilkan.
c). Kurva Biaya Total

Cost
Output

Note: bentuk kurva TC adalah kurva semakin curam seiring kenaikan jumlah yang diproduksi.

Biaya Total (TC) adalah penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Kurva TC memiliki bentuk
yang persis sama dengan bentuk kurva Variabel Cost (VC), serta antara keduanya terpisah oleh
suatu jarak vertikal yang selalu sama.

D. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost / AFC)


Biaya Tetap Rata-Rata adalah hasil bagi antara biaya tetap total dan jumlah barang yang
dihasilkan. Rumus :
AFC = FC / Q

Ket: FC = Biaya Tetap Total


Q = Kuantitas

d). Kurva Average Fixed Cost

Cost
Output
Note: kurva AFC akan selalu menurun karena biaya tetap semakin tersebar dengan jumlah output
yang semakin banyak

E. Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variabel Cost / AVC)


Biaya variabel rata-rata adalah biaya variable satuan unit produksi.
Rumusnya:
AVC = VC/Q

keterangan: VC = Biaya Variabel Total


Q = Kuantitas

e). Kurva Average Variabel Cost


Cost
Output

Note: kurva AVC akan naik seiring dengan jumlah outpur yang diproduksi

F. Biaya Total Rata-Rata (Average Cost / AC)


Average Cost adalah biaya total rata-rata yang dapat dihitung dari Total Cost dibagi banyaknya
jumlah barang tertentu (Q). Nilainya dihitung menggunakan rumus di bawah ini:
AC = TC /Q atau (VC+FC)/Q
AC = AVC + AFC
2.3.Biaya Produksi Jangka Panjang
Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang akan
digunakan. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan dengan biaya tetap dan biaya
berubah. Dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel. Karena itu biaya yang relevan dalam
jangka panjang adalah biaya total, biaya variabel, biaya rata-rata dan biaya marjinal. Perubahan
biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel dan sama dengan biaya marjinal.
Cara meminimumkan biaya dalam jangka panjang dapat memperluas kapasitas produksinya, ia
harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plan size) yang akan meminimumkan biaya produksi
dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik dapat digambarkan kurva biaya rata-rata. (AC). Sehingga
analisis mengenai bagaimana produsen menganalisis kegiatan produksinya dalam usaha
meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang
berbeda-beda.

Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan yaitu tingkat produksi yang akan
dicapaiserta sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.

a) Biaya Rata-Rata Jangka Panjang (Long-run Average Cos t/ LAC)


Biaya total rata-rata jangka panjang adalah biaya total dibagi jumlah output.

LAC = LTC/Q

Keterangan : LAC = Biaya rata-rata jangka panjang


Q = Jumlah output

b) Biaya Marginal Jangka Panjang (Long-run Marginal Cost/LMC)


Biaya marginal jangka panjang adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu
unit. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel. Biaya marginal jangka
panjang dapat dihitung dengan rumus:

LMC = ∂LTC / ∂Q

Keterangan: LMC = Biaya marginal jangka panjang


∂LTC = Perubahan biaya total jangka panjang
∂Q = Perubahan output.

c) Biaya Total Jangka Panjang (Long-run Total Cost/LTC)


Biaya total jangka panjang adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh output dan
semuanya bersifat variabel. Biaya total jagka panjang dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

LTC = LVC

Keterangan: LTC = Biaya total jangka panjang


LVC = Biaya Variabel jangka panjang

4.keuntungan perusahaan pada pasar monopoli


Pengertian Pasar Monopoli
Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah suatu
bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar
ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai "monopolis". Sebagai penentu harga (price-
maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan
jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal
harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu
keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan
menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk
tersebut atau lebih buruk lagi mencarinya di pasar gelap (black market).
Konsep Pasar Monopoli, pasar monopoli timbul akibat adanya praktek monopoli, yaitu
pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu pelaku usaha/penjual yang mengakibatkan dikuasainya
produksi dan atau pemasaran atas barang dan jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan
usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum.
Berarti yang dimaksud dengan pasar monopoli adalah suatu bentuk hubungan antara
permintaan dan penawaran yang dikuasai oleh satu pelaku ekonomi terhadap permintaan seluruh
konsumen. Di dalam pasal 1 angka 1 UU Antimonopoli, monopoli didefinisikan suatu penguasaan
atas produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku
usaha atau satu kelompok usaha.
Walaupun di pasar monopoli penjual tidak memiliki saingan, belum tentu ia dapat
memperoleh keuntungan yang besar, hal ini mungkin saja terjadi bila biaya produksi berada di atas
harga pasar.
Sehingga kurva permintaan yang ada di monopoli sama dengan kurva permintaan pasar.
Di mana pada kurva permintaan pasar, kurva penerimaan rata-rata (AR) dan kurva penerimaan
marginal (MR) dapat ditentukan. Bagi perusahaan monopolis, kurva penerimaan marginal (MR)
lebih rendah dari harga, karena penjual harus menurunkan harga dengan tujuan barangnya dapat
terjual.

B. Ciri Pasar Monopoli


Pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran
yang ditandai oleh adanya satu penjual/produsen dipasar berhadapan dengan permintaan seluruh
pembeli atau konsumen.
Ciri-ciri dari pasar monopoli:
1. produsen memiliki kekuatan menetukan harga
2. Hanya terdiri dari satu penjual yang mendominasi pasar, sehingga barang atau jasa yang dicari
hanya dapat ditemukan di pasar monopoli. Contoh jenis pasar ini juga terdapat di Indonesia, namun
hanya diijinkan untuk BUMN saja. Yaitu penyedia layanan listrik yang hanya dikelola oleh PLN
, air dikelola oleh PDAM, serta gas dan minyak yang dikelola oleh Pertamina. Hal ini sesuai
dengan pasal 33 ayat 1 dan 2 UUD 1945 mengenai cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan menguasai hajat hidup orang banyak.
3. Jenis barang yang diperdagangkan di pasar monopoli tidak memilki pengganti yang mirip dan
barang tersebut hanya satu-satunya sehingga pembeli tidak memilki banyak pilihan dalam
membeli suatu barang atau produk.
4. Terdapat hambatan bagi perusahaan baru yang ingin masuk ke dalam pasar monopoli. Hambatan
ini yang menjadi faktor kuat terbentuknya pasar monopoli karena sulitnya perusahaan lain menjadi
pesaing. Hambatan dapat berupa intervensi dari pemerintah melalui undang-undang, modal yang
cukup besar sehingga perusahaan dengan kondisi finansial yang kurang memadai tidak sanggup
mendanai jual-beli atau bisa juga membutuhkan jenis teknologi yang sangat tinggi sehingga barang
sulit ditiru oleh perusahaan lain.
5. Pengetahuan pembeli atau konsumen terhadap kondisi pasar terbatas. Hal ini dikarenakan
perusahaan yang bermain di pasar monopoli menutup diri terhadap sumber daya produknya,
kualitas, dan lain-lain sehingga konsumen hanya menerima produk yang sudah tersedia di pasar
tanpa bisa bertanya-tanya lebih lanjut mengenai produk tersebut.
6. Harga yang berlaku ditentukan oleh perusahaan dominan. Karena tidak memilki pesaing dan
hanya menjadi satu-satunya pilihan bagi konsumen untuk membeli produk tersebut, maka
perusahaan yang mendominasi pasar monopoli bebas menentukan harganya sendiri dan seringkali
harga yang di tetapkan tersebut tinggi.

C. Faktor Timbulnya Pasar Monopoli


Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan wujudnya pasar (perusahaan)
monopoli. Ketiga faktor tersebut adalah:
1. Perusahaan Monopoli Memiliki Suatu Sumber Daya yang Unik dan Tidak Dimiliki oleh
Perusahaan Lain.
Salah satu sumber penting dari adanya monopoli adalah pemilikan suatau sumber daya yang unik
(istimewa) yang tidak dimiliki oleh orang atau perusahaan lain. Perusahaan air minum di suatu
kota adalah salah satu contoh lain dari kekuasaan monopoli yang memiliki sumber daya yang unik.
2. Perusahaan Monopoli pada Umumnya Dapat Menikmati Skala Ekonomi (Economies of Scale)
hingga ke Tingkat Produksi yang Sangat Tinggi.
Di dalam abad ini perkembangan teknologi berlaku sangat pesat sekali. Di berbagai kegiatan
ekonomi tingkat teknologi adalah sedemikian modernnya sehingga produksi yang efisien hanya
dapat dilakukan apabila jumlah produksinya sangat besar dan meliputi hampir seluruh produksi
yang diperlukan di dalam pasar.
Keadaan seperti ini berarti suatu perusahaan hanya akan menikmati skala ekonomi yang
maksimum apabila tingkat produksinya adalah sangat besar jumlahnya.
Pada waktu perusahaan mencapai keadaan di mana biaya produksi mencapai keadaan di mana
biaya produksi mencapai minimum, jumlah produksi adalah hampir menyamai jumlah permintaan
yang wujud dalam pasar. Dengan demikian, sebagai akibat dari skala ekonomi yang demikian
sifatnya, perusahaan dapat menurunkan harga barangnya apabila produksi semakin tinggi. Pada
tingkat produksi yang sangat tinggi, harga adalah sedemikian rendahnya sehingga perusahaan-
perusahaan baru tidak akan sanggup bersaing dengan perusahaan yang terlebih dahulu
berkembang. Keadaan ini mewujudkan pasar monopoli.
Suatu industri yang skala ekonominya mempunyai sifat seperti yang diterangkan di atas adalah
perusahaan yang dikatakan merupakan monopoli alamiah atau
natural monopoly . Monopoli alamiah pada umumnya dijumpai dalam perusahaan jasa umum
(utilities) seperti perusahaan listrik, perusahaan air minum, perusahaan telepon, dan prusahaan
amgkutan kereta api.
3. Monopoli Wujud dan Berkembang Melalui Undang-undang yaitu Pemerintah Memberi Hak
Monopoli Kepada Perusahaan Tersebut
ditetapkannya Undang-undang (Monopoli Undang-undang). Atas pertimbangan pemerintah,
makapemerintah dapat memberikan hak pada sutau perusahaan Di dalam undang-undang
pemerintah yang mengatur kegiatan perusahaan-parusahaan terdapat beberapa peraturan yang
akan mewujudkan kekuasaan monopoli. Peraturan-peraturan yang seperti itu adalah :
1. Peraturan paten dan hak cipta
Perkembangan ekonomi yang pesat terutama menimbulkan oleh perkembangan teknologi. Untuk
mengembangkan teknologi kadang-kadang diperlukan waktu bertahun-tahun dan biaya yang
sangat besar. Oleh sebab itu kegiatan dan pengeluaran untuk mengembangkan teknologi tidak akan
dilakukan perusahaan apabila hasil jerih payah mereka dengan mudah dicontoh atau dijiplak oleh
perusahaan lain.
Agar usaha mengembangkan teknologi dengan tujuan untuk menciptakan barang baru akan
memberi keuntungan kepada perusahaan, haruslah pemerintah melarang dan menghukum kegiatan
menjiplak tersebut. Hak cipta atau copy rights merupakan bentuk lain dari hak paten yaitu
merupakan suatu jaminan hukum untuk menghindari penjiplakan.
2. Hak usaha eksklusif
Apabila skala ekonomi hanya diperoleh setelah perusahaan itu mencapai tingkat produksi sangat
tinggi, kepentingan khalayak ramai akan dimaksimumkan apabila perusahaan diberi kesempatan
untuk menikmati skala ekonomi itu, dan pada waktu yang sama diharuskan menjual produksinya
dengan harga rendah.
Untuk menciptakan keadaan seperti ini secara serentak pemerintah harus menjalankan dua langkah
:
1. Memberikan hak monopoli kepada suatu perusahaan dalam suatu keadaan tertentu.
2. Menentukan harga atau tarif yang rendah ke atas barang atau jasa yang diproduksikan. Contoh
perusahaan ini adalah perusahaan air minum, pembangkit listrik dan angkutan kereta api.
Tanpa adanya hak eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan monopoli akan
timbul halangan untuk menikmati skala ekonomi secara maksimum. Sebagai akibatnya setiapa
perusahaan akan menetapakan harga / tarif yang tinggi ke atas barang / jasa yang dihasilkannya.
Untuk menghindari agar perusahaanh tidak mengambil tindakan yang seperti itu pemerintah, di
samping memberikan hak monopoli akan menetapkan harga / tarif penjualan dari barang / jasa
yang disediakan perusahaan tersebut.

D. Kebijakan Pemerintah Anti monopoli


Kebijakan pemerintah yang diberlakukan untuk mengatasi anti monopoli,
diantaranya:
1. Membatasi ruang gerak monopolis dengan adanya campur tangan pemerintah dan penentuan harga
maupun produksi.
2. Melakukan regulasi ekonomi terhadap monopoli bila kemunculannya tidak dapat dihindari lagi.
3. Kebijakan anti-trust yang berupaya mencegah monopolisasi atau penyalahgunaan antikompetitif,
dengan mendirikan perusahaan tandingan yang mampu menyaingi monopolis.
4. Pengenaan pajak
5. Selain itu masalah larangan monopoli yang diatur dalam pasal 7 UU No. 5/1984 tentang
perindustrian, dalam pasal tersebut pada intinya memberikan instruksi kepada pemerintah untuk:
1. mewujudkan perkembangan industri yang lebih baik, secara sehat dan berhasil guna
2. mengembangkan persaingan yang baik dan sehat serta mencegah persaingan yang tidak jujur.
3. mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perorangan dalam bentuk
monopoli yang merugikan masyarakat.
Di dalam UU Antimonopoli ada ketentuan yang menggunakan kata-kata “dilarang” tetapi tidak
otomatis dijatuhi hukuman, karena ada perbuatan melawan hukum yang dilakukan pelaku usaha
yang bersifat rule of reason . Artinya, perlu penelitian lebih jauh apakah tindakan pelaku usaha
tertentu dapat mengakibatkan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat pada pasar
yang bersangkutan. Contoh: perusahaan A dan B melakukan merjer, dengan tujuan meningkatkan
kemampuan perusahaan berupa kemampuan keuangan, meningkatkan pangsa pasar maupun
meningkatkan sinergi dan meningkatkan pelayanan terhadap konsumen. Perusahaan hasil merjer
ini tidak dapat dilarang, jika perusahaan hasil merjer tidak mengakibatkan praktek monopoli atau
persaingan usaha tidak sehat pada pasar yang bersangkutan.

E. Kelemahan dan Kelebihan Pasar monopoli


Berikut beberapa kelebihan dan kelemahan pasar monopoli .
➢ Kelemahan-kelemahan yang dapat ditimbulkan oleh pasar monopoli
1. Perusahaan yang menguasai pasar monopoli akan memperoleh keuntungan besar karena dapat
memasang harga tinggi tanpa takut kehilangan pembeli. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut
merupakan pemain satu-satunya sehingga menimbulkan ketidak-adilan bagi perusahaan lain yang
tidak bisa bersaing di dalamnya. Hal ini juga dapat merugikan bagi konsumen karena konsumen
tidak mempunyai banyak pilihan produk dengan harga variatif karena hanya satu perusahaan yang
menyediakan produk tersebut.
Sebagai contoh, listrik di Indonesia dikelola oleh PLN. Masyarakat tidak mengetahui apakah Tarif
dasar Listrik (TDL) sesungguhnya sesuai dengan harga pasar atau lebih tinggi dari harga pasar
karena tidak ada perusahaan pesaing yang menyediakan produk yang sama.
2. Jumlah penawaran suatu produk ditentukan sepenuhnya oleh perusahaan yang bermain di pasar
monopoli, sehingga sewaktu-waktu penawaran atas produk tersebut seimbang dengan permintaan
pasar, dan bisa saja sewaktu-waktu penawaran juga dapat berkurang di bawah permintaan
konsumen sehingga menimbulkan kelangkaan. Contoh seperti ini sering terjadi pada pertamina
saat pasokan bahan bakar minyak bersubsidi terganggu, maka terjadi kelangkaan dan pembeli tidak
dapat mencari produk yang sama di perusahaan lain. Kelangkaan akibat tingginya permintaan ini
akhirnya menyebabkan harga produk yang tersisa di pasaran menjadi meningkat diatas harga pasar
saat kondisi normal.
3. Perusahaan monopolis dapat mengeksploitasi sumber daya produksi secara besar-besaran karena
mereka sendiri yang memiliki hak untuk menggunakan sumber daya tersebut untuk menghasilkan
produk yang dijual. Sebagai contoh Freeport merupakan perusahaan pertambangan emas miliki
Amerika Serikat dan terbesar di Indonesia. Seluruh tambang emas yang ada di Papua di eksploitasi
secara besar-besaran oleh Freeport tanpa ada gangguan dari perusahaan lain karena sudah
mempunyai izin resmi pertambangan dari pemerintah Indonesia.
4. Menghambat pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan karena ketiadaan kompetisi antar
perusahaan menyebabkan pemilik perusahaan yang bermain di pasar monopoli tidak perlu
bersusah payah menurunkan biaya produksi, mengembangkan inovasi atas produknya atau
meningkatkan kualitas layanan sehingga pertumbuhan ekonomi tidak berjalan secara maksimal.
➢ Kelebihan pasar monopoli
1. Terjadi kestabilan ekonomi. Pada kondisi tertentu, pemilik perusahaan monopolis dapat
menstabilkan ekonomi dengan memonitoring pasar. Seperti yang dilakukan perusahaan De Beer
sebagai pelaku utama pasar berlian. Perusahaan ini memonitor pasar berlian dengan cara mencegah
penurunan nilai asset konsumen dan membantu kestabilan pembangunan usaha konsumennya.
2. Jika pasar monopoli dikuasai oleh perusahaan negara, maka pemerintah dapat lebih mudah
melakukan kontrol terhadap kepentingan masyarakat.

F. Ketiadaan Kurva Penawaran Dalam Monopoli


Didalam perusahaan monopoli atau perusahaan besar lainnya yang kurva permintaan
keatas hasil produksinya, bersifat menurun dari atas ke kanan bawah, kurva penwarannya tidak
dapat ditunjukkan karena tidak terdapat sifat hubungan yang tepat diantara harga dan jumlah yang
ditawarkan/produksi oleh perusahaan tersebut
BAB 111
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Ekonomi mikro tidak terlepas dari perilaku konsumen dan perusahaan serta
penentuan penentuan harga pasar. Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar, yaitu
ketika pasar gagal memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi
teoritis yang di butuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna.

B.SARAN
Dalam menyusun makalah ini,penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi makalah
ini belum sempurna dan masih kurang baik mengenai materi maupun cara
penulisannya.oleh karena itu,penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membaca makalalah ini
DAFTAR PUSTAKA

Dedy, Simanora. 2013. Ekonomi penawaran-hukum-faktor yang mempengaruhi


Sukirno,Sadono. 2010. Mikro ekonomi Teori pengantar. Edisi ketiga. Jakarta: Rajawali
Pers.
S., Bambang dan G. Kartasapoetra. 1992. Kalkulasi dan Pengendalian Biaya Produksi.
Jakarta: Rineka Cipta
http://www.kitapunya.net/2015/08/pengertian-ciri-ciri-dan-contoh-pasar- monopoli-html

Anda mungkin juga menyukai