EKONOMI MIKRO
MAKALAH
Puji syukur atas limpahan rahmat dan karunia-NYA sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik walaupun masih terdapat kekurangan namun diharapkan dapat diperbaiki
kedepannya.
Makalah ini disusun menurut kaidah keilmuan dan ditulis berdasarkan kaidah Bahasa
Indonesia di bawah pengawasan atau pengarahan dosen pengampu untuk memenuhi kriteria-
kriteria kualitas yang telah ditetapkan sesuai keilmuannya masing-masing.Makalah ini dibuat
sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan suatu mata kuliah di Universitas Putera Batam
(UPB). Dalam upaya mendokumentasikan seluruh Tugas Mandiri mahasiswa.
Makalah telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.untuk itu kami menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkntribusi dalam pembuatan makalah ini
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya.
Yuliani Rinesa
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................4
A. LATAR BELAKANG................................................................................4
B. TUJUAN.......................................................................................................4
BAB 11 ISI......................................................................................................................5
1.PENAWARAN...............................................................................................5
3.BIAYA PRODUKSI......................................................................................12
A.KESIMPULAN............................................................................................26
B.SARAN.........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................27
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Ilmu ekonomi mikro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang
penawaran,utiliti dan perilaku konsumen,biaya produksi,keuntungan perusahaan pada pasar
monopoli, serta kita dapat mengetahui cara menyelidiki untuk mengambil sebuah keputusan
dalam penawaran dan permintaan atas barang dan jasa.
B.TUJUAN
Makalah ini di buat dengan tujuan utama untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah bahwa
ekonomi mikro yang di berikan oleh dosen saya Ibu Dian Puspita Novianti ,SE.MSE. Dan tujuan
berikutnya adalah sebagai bahan baca yang saya harapkan bermanfaat dan dapat menambah wawasan
para pembaca makalah ini.
BAB 11
ISI
1.penawaran
A. Penawaran`
Hukum penawaran adalah makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang
yang ditawarkan oleh para penjual dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang, makin sedikit
jumlah barang yang ditawarkan. .
Kurva penawaran adalah garis yang menghubungkan titik-titik pada tingkat harga dengan
jumlah barang/jasa yang ditawarkan. Kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas
yang menunjukkan bahwa jika harga barang tinggi, para penjual atau produsen akan menjual
dalam jumlah yang lebih banyak.
Harga Pasar
A. Pengertian Harga
Istilah harga biasa digunakan dalam kegiatan tukar menukar. Untuk menyatakan harga
sesuatu barang digunakan satuan uang. Dengan demikian Pengertian Harga adalah nilai suatu
barang yang dinyatakan dalam satuan uang. Tidak setiap barang memiliki harga, hanya barang
ekonomi sajalah yang memiliki harga sebab untuk memperolehnya memerlukan pengorbanan
yang menyebabkan adanya penawaran adalah faktor kelangkaan atau kejarangan. Sehingga barang
itu memiliki harga karena barang itu di satu pihak berguna dan di pihak lain barang itu jumlahnya
terbatas atau langka. Sesuai dengan istilahnya, disebut hanya keseimbangan sebab pada harga
tersebut akan terjadi keseimbangan antara jumlah barang yang diminta (dibeli) dengan barang
yang ditawarkan
B. Harga Keseimbangan
Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibriumadalah harga yang
terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan
kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan
penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika
keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi
patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Untuk menentukan keadaan keseimbangan pasar kita dapat menggabungkan tabel
permintaan dan tabel penawaran menjadi tabel permintaan dan penawaran. Keadaan keseimbangan
pasar dapat ditentukan dengan menggabungkan kurve permintaan dan kurve penawaran menjadi
kurve permintaan dan penawaran. Keadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara matematik,
yaitu dengan memecahkan persamaan permintaan dan persamaan penawaran secara serentak atau
simultan.
2.UTILITI DAN PERILAKU KONSUMEN
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan:
Pendekatan Nilai guna (utiliti) cardinal dan pendekatan nilai guna ordinal. Dalam
pendekatan nilai guna cardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif. Dalam pendekatan nilai guna
ordinal, Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan
barang-barang tidak dikuantifikasi. Tingkah laku seorang konsumen untuk memilih
barang-barang yang akan memaksimumkan kepuasannya ditunjukkan dengan
bantuan Kurva kepuasan sama yaitu kurva yang menggambarkan gabungan barang
yang akan memberikan nilai guna (kepuasan) yang sama.
B. Teori Nilai Guna (utility)
Nilai guna barang atu jasa adalah kemampuan barang dan jasa tersebut dalam
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu, maka ada kalanya
suatu barang dan jasa meningkat atau berkulang nilai gunanya bagi konsumen
tergantung dari kondisi yang dihadapi konsumen. Misalnya nilai guna karena waktu (time
utilty), nilai guna karena tempat (place utility), dan sebagainya.
Didalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari
mengkonsumsikan barang-barang dinamakan nilai guna atau utility. Kalau kepuasan itu
semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya. Nilai guna dibedakan
diantara dua pengertian: nilai guna total dan nilai guna marjinal. Nilai guna total dapat
diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan
sejumlah barang tertentu. Sedangkan nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau
pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan)
penggunaan satu unit barang tertentu.
Jumlah buah mangga yang dimakan Nilai guna total Nilai guna marginal
0 0 -
1 30 30
2 50 20
3 65 15
4 75 10
5 83 8
6 87 4
7 89 2
8 90 1
9 89 -1
10 85 -4
11 78 -7
Merupkan nilai guna yang tidak dapat diukur atau dihitung besarnya tetapi dapat
diurutkan menggunakan pendekatan nilai relatif yaitu melalui order atau rangking. Dalam
menganalisis tingkat kepuasan masing-masing individu sehubungan dengan
mengkonsumsi 2 macam barang dalam rangka memaksimalkan kepuasannya, dapat
digunakan suatu kurva tak beda (indifference curve).
Perubahan suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari barang
yang mengalami perubahan harga tersebut. Kalau harga mengalami kenaikan, nilai guna
marjinal per rupiah yang diwujudkan oleh barang tersebut menjadi semakin rendah.
Misal, harga barang A bertambah tinggi, maka sebagai akibatnya sekarang MU barang
A/PA menjadi lebih kecil dari semula. Kalau harga barang-barang lainnya tidak mengalami
perubahan lagi maka perbandingan diantara nilai guna marjinal barang-barang itu
dengan harganya (atau nilai guna marjinal per rupiah dan barang-barang itu) tidak
mengalami perubahan. Dengan demikian, untuk barang B misalnya, MU barang
B/PB yang sekarang adalah sama dengan sebelumnya. Berarti sesudah harga barang A
naik, keadaan yang berikut berlaku:
Dalam keadan seperti diatas, nilai guna akan menjadi bertambah banyak (maka
kepuasan konsumen akan menjadi bertambah tinggi) sekiranya konsumen itu membeli
lebih banyak barang B dan mengurangi pembelian barang A. kedaan diatas menunjukkan
bahwa kalau harga naik, permintaan terhadap barang yang mengalami kenaikan harga
tersebut akan menjadi semakin sedikit.
Dengan cara yang sama sekarang tidak susah untuk menunjukkan bahwa
penurunan harga menyebabkan permintaan ke atas barang yang mengalami penurunan
harga itu akan menjadi bertambah banyak. Penurunan harga menyebabkan barang itu
mewujudkan nilai guna marjinal per rupiah yang lebih tinggi daripada nilai guna marjinal
per rupiah dari barang-barang lainnya yang tak berubah harganya. Maka, karena
membeli barang tersebut akan memaksimumkan nilai guna, permintaan ke atas barang
tersebut menjadi bertambah banyak apabila harganya bertambah rendah.
2. Efek Pendapatan
G. Surplus Konsumen
Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan
yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi,
dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti
perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang didalam mengkonsumsikan
sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang
tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada pembayaran yang dibuat.
Contoh: Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu
buah yang cukup besar apabila harganya Rp.1500. Sesampainya dipasar ia mendapati
bahwa mangga yang diinginkannya hanya berharga Rp.1000. jadi, ia dapat memperoleh
mangga yang diinginkannya dengan harga Rp.500 lebih murah daripada harga yang
bersedia dibayarkannya. Nilai Rp.500 ini dinamakan Surplus Konsumen.
Contoh Tabel Konsumen yang Menikmati Mangga
Biaya dalam pengertian Produksi ialah semua “beban” yang harus ditanggung oleh produsen
untuk menghasilkan suatu produksi. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan
oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan
menghasilkan barang atau jasa diperlukan faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja,
modal, dan keahlian pengusaha. Semua faktor-faktor produksi yang dipakai adalah merupakan
pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga
pokok barang. Input yang digunakan untuk memproduksi output tersebut sering disebut biaya
oportunis. Biaya oportunis sendiri merupakan biaya suatu faktor produksi yang memiliki nilai
f. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya
h. Pajak
Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Biaya Eksplisit
Biaya Eksplisit ialah biaya yang nyata-nyata dikeluarkan dalam memperoleh faktor
produksi (nilai dan semua input yang dibeli untuk produksi). Pembayarannya berupa uang untuk
2. Biaya Implisit
Biaya implisit disebut juga imputed cost (ongkos tersembunyi), ialah taksiran biaya atas faktor
produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan dan ikut digunakan dalam proses produksi yang
Keputusan tingkat produksi senantiasa berkaitan dengan tingkat produktivitas factor – factor
produksi yang digunakan. Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama
dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Dengan kata lain, produktivitas dan biaya
mempunyai hubungan terbalik. Jika produktivitas makin tinggi, biaya produksi akan semakin
Perilaku biaya juga berhubungan dengan periode produksi. Dalam jangka pendek ada factor
produksi tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya tidak tergantung
pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang, karena semua factor produksi adalah variable, biaya
juga variable. Artinga, besarnya biaya produksi dapat disesuaikan dengan tingkat produksi.
Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktivitas disbanding
dalam jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang mampu menekan biaya produksi,
sehingga setiap tahun biaya produksiper unit makin rendah. Pola pergerakan biaya rata-rata ini
berkaitan dengan karakter fungsi produksijangka panjang. Untuk perusahaan yang ber”skala hasil
menarik” (Increasing return to scale atau IRS), penambahan tingkat produksi justru menurunkan
biaya produksi. Sebaliknya dengan perusahaan yang ber”skala hasil menurun” (decreasing return
Biaya produksi jangka pendek adalah jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah
faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses prooduksi. Dalam biaya produksi jangka
pendek ditinjau dari hubungannnya dengan produksi, maka dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu
proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya bahan baku langsung dan
tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu juga dengan supervise, listrik, dan biaya
Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara langsung
pada suatu proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan Air
Biaya Tetap Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan tidak
berproduksi. Biaya tetap merupakan biaya setiap unit waktu untuk pembelian input tetap. Misalnya
: gaji pegawai, biaya pembuatan gedung, pembelian mesin-mesin, sewa tanah dan lain-lain. Biaya
tetap dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya
TC = FC + VC FC = TC – VC
Output
Biaya tetap (FC) adalah biaya yang besarnya tidak berubah seiring dengan berubahnya jumlah
produksi (Q). Berapapun jumlah produksi apakah mengalami kenaikan atau penurunan, maka
jumlah biaya (P) yang dikeluarkan adalah tetap.
Output
Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besarnya berubah searah dengan berubahnya jumlah
produksi. Itulah sebabnya kurva VC ini mengarah ke kanan atas.
TC = FC + VC
Biaya variabel merupakan unsur biaya total karena biaya total memiliki sifat yang juga dimiliki
oleh biaya variabel, yaitu bahwa besarnya biaya total itu berubah-ubah seiring dengan berubah-
ubahnya jumlah output yang dihasilkan.
c). Kurva Biaya Total
Cost
Output
Note: bentuk kurva TC adalah kurva semakin curam seiring kenaikan jumlah yang diproduksi.
Biaya Total (TC) adalah penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Kurva TC memiliki bentuk
yang persis sama dengan bentuk kurva Variabel Cost (VC), serta antara keduanya terpisah oleh
suatu jarak vertikal yang selalu sama.
Cost
Output
Note: kurva AFC akan selalu menurun karena biaya tetap semakin tersebar dengan jumlah output
yang semakin banyak
Note: kurva AVC akan naik seiring dengan jumlah outpur yang diproduksi
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan yaitu tingkat produksi yang akan
dicapaiserta sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.
LAC = LTC/Q
LMC = ∂LTC / ∂Q
LTC = LVC
B.SARAN
Dalam menyusun makalah ini,penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi makalah
ini belum sempurna dan masih kurang baik mengenai materi maupun cara
penulisannya.oleh karena itu,penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membaca makalalah ini
DAFTAR PUSTAKA