Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PRAKTIKUM PENETAPAN HARGA

“BATASAN HARGA TERHADAP SUATU PRODUK/JASA”

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. Syifa Zahrani (2100512033)


2. Viony Triana Putri (2100512001)
3. Silvia Intania (2100512009)
4. Rica Amelinda (2100512037)
5. Nabila Callista (2100512019)

Dosen Pengampu : Nadya Ade Wiranda, S.E, M.M.

PROGRAM STUDI D3 MANAJEMEN PEMASARAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillah senantiasa kami


ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada kami guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Praktikum Penetapan Harga dengan
judul “Batasan harga terhadap suatu produk/jasa” oleh dosen pengampu Ibu Nadya
Ade Wiranda, S.E, M.M. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari. Dan
harapannya, semoga makalah ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu kami sangat berharap perbaikan, kritik, dan segala bentuk saran yang sifatnya
membangun agar kami dapat memperbaikinya di masa yang akan datang.
Demikian dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua
sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.

Padang, 2 September 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1

1.3 Tujuan Masalah.............................................................................................1

Bab II Pembahasan................................................................................................5

2.1 Pengertian Harga...........................................................................................5

2.2 Pentingnya Harga..........................................................................................5

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga..........................................6

2.4 Penetapan Harga............................................................................................8

2.5 Seni dan ilmu penetapan harga....................................................................14

Bab III Penutup....................................................................................................19

3.1 Kesimpulan..................................................................................................19

Daftar Pustaka......................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan
sebuah produk atau jasa. Dalam kehidupan bisnis, harga merupakan salah satu faktor
penting yang mempengaruhi pemasaran suatu produk. Tinggi rendahnya harga selalu
menjadi perhatian utama para konsumen saat mereka mencari suatu produk. Sehingga
harga yang ditawarkan menjadi bahan pertimbangan khusus, sebelum mereka
memutuskan untuk membeli barang maupun menggunakan suatu jasa.
Selanjutnya dikemukakan oleh Nawawi dalam bauran pemasaran, harga merupakan
salah satu faktor penting yang mempengaruhi pemasaran suatu produk. Tinggi
rendahnya harga selalu menjadi perhatian utama para konsumen saat mereka mencari
suatu produk, sehingga harga yang ditawarkan menjadi bahan pertimbangan khusus,
sebelum mereka memutuskan untuk membeli barang maupun menggunakan suatu
jasa. Dari kebiasaan para konsumen, strategi penetapan harga sangat berpengaruh
terhadap penjualan maupun pemasaran produk yang ditawarkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengapa penetapan harga sangat penting bagi kesehatan perusahaan?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga?
3. Bagaimana langkah-langkah dari penetapan harga?
4. Bagaimana metode-metode penetapan harga?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui pentingnya penetapan harga bagi perusahaan.


2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga.
3. Mengetahui langkah-langkah dari penetapan harga.
4. Mengetahui metode-metode penetapan harga.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Harga


Harga adalah suatu nilai yang harus di keluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan
barang atau jasa yang memiliki nilai guna beserta pelayanannya. Harga dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia berarti nilai suatu barang yang dirupakan dengan uang.

2.2 Pentingnya Harga

Pentingnya menetapkan harga yang tepat tidak dapat diremehkan. Penetapan


harga secara langsung mempengaruhi keuntungan perusahaan. Bahkan bagi lembaga
nirlaba, keputusan penetapan harga mempengaruhi sumber daya perusahaan dan
kemampuannya untuk melayani konstituennya. Bagi semua orang yang terlibat,
dampak kesalahan penetapan harga sangatlah besar. Entah harganya terlalu tinggi
atau terlalu rendah, kesalahan penetapan harga akan menghancurkan keuntungan.

Ketika harga barang dan jasa terlalu tinggi, banyak pelanggan akan menolak
membelinya. Perusahaan tidak hanya akan menyerahkan pangsa pasarnya kepada
para pesaingnya, namun juga akan menganggap dirinya tidak relevan lagi bagi
banyak pelanggan potensial. Dengan sedikitnya barang yang terjual, daya tarik pasar
menjadi hilang dan investor potensial maupun investor aktual kecewa dengan
ekspektasi keuntungan finansial dari perusahaan. Perusahaan pada akhirnya akan
menurunkan harga dalam upaya mendapatkan kembali perhatian pasar, meskipun
mungkin sudah terlambat. Sentimen konsumen dapat berubah menjadi negatif, yang
berpotensi menimbulkan tantangan hubungan masyarakat dan konsekuensi peraturan.

Ketika harga barang dan jasa terlalu rendah, perusahaan akan kehilangan
peluang penting untuk memperoleh keuntungan sebanding dengan nilai yang
diciptakannya bagi pelanggan. Meskipun harga sering kali ditetapkan rendah untuk
meningkatkan volume, perusahaan sering kali menyadari bahwa volumenya
sebenarnya tidak ada. Terlebih lagi, memasuki pasar dengan harga yang sangat
rendah akan menghasilkan ekspektasi harga yang salah untuk kategori produk
tersebut. Perusahaan-perusahaan yang berusaha untuk pulih dari kesalahan tersebut

5
akan menghadapi tantangan berupa ekspektasi pelanggan terhadap produk yang
diberi harga rendah. Dalam skenario terburuk, biaya tidak dapat ditanggung dan
perusahaan menjadi bangkrut.

2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Harga


1. Keadaan Perekonomian
Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku
dipasaran. Kenaikan harga-harga barang, khususnya kenaikan harga barang-barang
mewah, barang impor dan barang-barang yang dibuat dengan bahan atau
komponen dari luar negeri.

2. Penawaran dan Permintaan


Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga
tertentu. Pada umumnya tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan
jumlah yang diminta lebih besar. Hubungan antara harga dengan permintaan dapat
digambarkan dalam bentuk kurve, disebut kurve permintaan.
Penawaran merupakan kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah yang
ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. Pada umumnya harga
yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar. Hubungan
antara harga dengan jumlah yang ditawarkan dapat digambarkan dalam bentuk
kurve, disebut kurve penawaran. Menurut teori ekonomi, harga akan ditentukan
pada suatu titik pertemuan antara kurve permintaan dan kurve penawaran.

3. Elastisitas Permintaan
Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan
pasar. Selain mempengaruhi penentuan harga, sifat permintaan pasar ini juga
mempengaruhi volume yang dapat dijual. Untuk beberapa jenis barang, harga dan
volume penjualan ini berbanding terbalik, artinya jika terjadi kenaikan harga maka
penjualan akan menurun dan sebaliknya.

· Inelastis
Jika permintaan itu bersifat inelastis, maka perubahan harga akan mengakibatkan
perubahan yang lebih kecil pada volume penjualannya.

6
· Elastis
Apabila permintaan itu bersifat elastis, maka perubahan harga akan menyebabkan
terjadinya perubahan volume penjualan dalam perbandingan yang lebih besar.

· Unitary Elasticity
Apabila permintaan itu bersifat unitary elasticity, maka perubahan harga akan
menyebabkan perubahan jumlah yang dijual dalam proporsi yang sama. Dengan
kata lain, penurunan harga sebesar 10% akan mengakibatkan naiknya volume
penjualan sebesar 10%.

4. Persaingan
Harga jual beberapa barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada.
Barang-barang dari hasil pertanian dijual dalam keadaan persaingan murni (pure
competition). Dalam persaingan ini penjual yang berjumlah banyak aktif
menghadapi pembeli yang berjumlah banyak pula. Sehingga dengan banyaknya
jumlah penjual dan pembeli menyulitkan penjual perorangan untuk menjual
dengan harga lebih tinggi. Macam persaingan yang lain :

· Persaingan tidak sempurna


Untuk barang-barang yang dihasilkan dari pabrik (barang-barang manufaktur)
dengan merk tertentu kadang-kadang mengalami kesulitan dalam pemasarannya.
Hal ini dapat disebabkan karena harganya lebih tinggi dari barang sejenis dengan
merk lain. Keadaan pasar seperti mi disebut persaingan tidak sempurna (imperfect
competition), di mana barang tersebut telah dibedakan dengan memberikan merk.

· Oligopoli
Dalam keadaan oligopoli beberapa penjual menguasai pasar, sehingga harga yang
ditetapkan dapat lebih tinggi daripada kalau dalam persaingan sempurna

· Monopo!i
Dalam keadaan monopoli jumlah penjual yang ada di pasar hanya satu, sehingga
penentuan harga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti :
- permintaan barang bersangkutan
- harga barang-barang substitusi/pengganti

7
5. Biaya
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang
tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. sebaliknya, apabila suatu
tingkat harga melebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi maupun
biaya non operasi, akan rnenghasilkan keuntungan.

6. Tujuan Perusahaan
Penetapan harga suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang akan
dicapai. Setiap perusahaan tidak selaiu mempunyai tujuan yang sama dengan
perusahaan lainnya. Tujuan-tujuan yang hendak dicapai tersebut antara lain :
* Laba maksimum
* Volume penjualan tertentu
* Penguasaan pasar
* Kembalinya modal yang tertanam dalain jangka waktu tertentu.

7. Pengawasan Pemerintah
Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor penting dalam penentuan harga.
Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk : penentuan
harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain
yang mendorong atau mencegah usaha-usaha ke arah monopoli.

2.4 Penetapan Harga


1. Tujuan Penetapan Harga
Pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu:
1. Tujuan Berorientasi pada Laba
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih
harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah
maksimisasi laba. Dalam era persaingan global, kondisi yang dihadapi semakin
kompleks dan semakin banyak variabel yang berpengaruh terhadap daya saing setiap
perusahaan, sehingga tidak mungkin suatu perusahaan dapat mengetahui secara pasti
tingkat harga yang dapat menghasilkan laba maksimum. Oleh karena itu ada pula
perusahaan yang menggunakan pendekatan target laba, yakni tingkat laba yang
sesuai atau pantas sebagai sasaran laba. Ada dua jenis target laba yang biasa
digunakan, yaitu target marjin dan target ROI (Return On Investment).

8
2. Tujuan Berorientasi pada Volume
Tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau biasa dikenal dengan istilah
volume pricing objective. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai
target volume penjualan atau pangsa pasar. Tujuan ini banyak diterapkan oleh
perusahaan-perusahaan penerbangan.
3. Tujuan Berorientasi pada Citra
Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga.
Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan
citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra
nilai tertentu (image of value), misalnya dengan memberikan jaminan bahwa
harganya merupakan harga yang terendah di suatu wilayah tertentu. Pada hakekatnya
baik penetapan harga tinggi maupun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi
konsumen terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan.
4. Tujuan Stabilisasi Harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan
menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka.
Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam
industri-industri tertentu (misalnya minyak bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan
dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara
harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader).

2. Langkah-langkah Penetapan Harga


1) Tujuan Penetapan Harga
Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran
perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi laba, mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan
kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung
jawab sosial, dan lain-lain. Masalah tujuan penetapan harga telah dibahas terdahulu.
2) Estimasi Permintaan dan Elastisitas Harga
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya,
apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli,
atau monopoli. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah elastisitas permintaan,
yakni “how responsive demand will be to a change in price” (Kotler & Armstrong,
1996, h. 350). Permintaan menentukan batas atas dari rentang harga yang

9
dimungkinkan bagi suatu produk. Permintaan akan menurun drastis bila harga terlalu
tinggi. Biasanya terjadi hubungan yang terbalik antara harga dan jumlah permintaan,
sehingga kurva permintaan bersifat negatif atau slope menurun. Namun produk
tertentu yang dipandang bergengsi atau produk yang sulit dinilai kualitasnya secara
objektif, bisa menghasilkan kurva permintaan yang positif. Ada pula pelanggan yang
menggunakan harga sebagai indikator dari status atau kualitas produk tersebut,
sehingga terdorong untuk membeli lebih banyak pada saat harga meningkat.
3) Biaya dan Hubungannya dengan Volume Penjualan
Permintaan menentukan batas atas dari kisaran harga yang layak dan dapat
ditawarkan oleh perusahaan atas produknya, sedangkan biaya menentukan batas
bawahnya. Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus
ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Harga suatu produk haruslah
menutupi biaya untuk produksi dan pemasaran barang tersebut, paling tidak untuk
jangka panjang, sebagaimana halnya pendapatan yang layak diterima oleh
perusahaan atas investasi yang telah dilakukan dan resiko yang harus ditanggungnya.
Ada dua jenis biaya yang umumnya digunakan di perusahaan, yakni:
 Biaya tetap (fixed costs) yang sifatnya tetap untuk jangka pendek, tanpa
dipengaruhi oleh volume produksi atau pendapatan dari penjualan. Tercakup di
dalamnya adalah bunga, sewa, gaji eksekutif, dan departemen fungsional (seperti
pembelian dan R & D) yang dibutuhkan untuk mendukung produk yang dihasilkan
oleh perusahaan. Karena biaya tetap secara keseluruhan tetap jumlahnya tanpa
tergantung pada volume, maka biaya tetap per unit produk akan menurun apabila
perusahaan memproduksi dan menjual lebih banyak produk tersebut dalam suatu
periode tertentu
 Biaya variabel (variable costs) bervariasi secara keseluruhan terkait dengan
taraf produksi, namun biaya per unit tetap sama tanpa tergantung pada jumlah
produksi. Tercakup di dalamnya adalah biaya bahan baku, kemasan, dan tenaga
buruh yang diperlukan untuk memproduksi setiap unit produk.

Dalam hubungannya dengan volume penjualan, ada dua hal yang harus
diperhitungkan untuk penetapan harga, yakni skala ekonomis (economies of scale)
dan kurva belajar (learning/experience curve). Dalam jangka pendek, skala
ekonomis diperoleh dari penggunaan kapasitas yang ada secara maksimal, sedangkan
dalam jangka panjang perusahaan mendapatkannya dengan membangun fasilitas
yang lebih besar dan lebih efisien. Kurva belajar menghasilkan penurunan biaya
1
0
produksi dan biaya pemasaran per unit sejalan dengan semakin banyaknya
pengalaman yang diperoleh. Cara kerja yang lebih efisien dan akumulasi usaha
pemasaran telah dapat dirasakan hasilnya, yang terkait dengan daur hidup produk.

3. Metode Penetapan Harga


Secara garis besar metode penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi
empat kategori utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasisi
biaya, berbasis laba, dan berbasis persaingan.
1. Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan
Adalah suatu metode yang menekankan pada faktor-faktor yang mempengaruhi
selera dan preferansi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba, dan
persaingan. Permintaan pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan,
diantaranya yaitu:
 Kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli).
 Kemauan pelanggan untuk membeli.
 Posisi suatu produk dalam gaya hidup pelanggan, yakni menyangkut apakah produk
tersebut merupakan simbol status atau hanya produk yang digunakan sehari-hari.
 Manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan.
 Harga produk-produk substitusi.
 Pasar potensial bagi produk tersebut.
 Sifat persaingan non harga.
 Perilaku konsumen secara umum.
 Segmen-segmen dalam pasar.
Paling sedikit terdapat tujuh metode penetapan harga yang termasuk dalam metode
penetapan harga berbasis permintaan, yaitu:
a. Skimming Pricing
Strategi ini diterapkan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi bagi suatu produk
baru atau inovasi dalam tahap perkenalan, kemudian menurunkan harga tersebut pada
saat persaingan mulai ketat. Strategi ini baru bisa berjalan baik jika konsumen tidak
sensitif terhadap harga, tetapi lebih menekankan pertimbanganpertimbangan kualitas,
inovasi, dan kemampuan produk tersebut dalam memuaskan kebutuhan.
b. Penetrasion Pricing
Perusahaan berusaha memperkenalkan suatu produk baru dengan harga rendah
dengan harapan akan dapat memperoleh volume penjualan yang besar dalam waktu
1
1
relatif singkat. Tujuan dari strategi ini untuk mencapai skala ekonomis dan
mengurangi biaya per unit. Pada saat bersamaan strategi penetrasi juga dapat
mengurangi minat dan kemampuan pesaing karena harga yang rendah menyebabkan
marjin yang diperoleh setiap peusahaan menjadi terbatas.
c. Prestige Pricing
Merupakan strategi menetapkan tingkat harga yang tinggi sehingga konsumen yang
sangat peduli dengan statusnya akan tertarik dengan produk tersebut, dan kemudian
membelinya. Sedangkan apabila harga diturunkan sampai tingkat tertentu, maka
permintaan terhadap barang atau jasa tersebut akan turun. Produk-produk yang sering
dikaitkan dengan prestige pricing antara lain adalah permata, berlian, mobil mewah,
dan sebagainya.
d. Price Lining
Lebih banyak digunakan pada tingkat pengecer. Di sini, penjual menentukan
beberapa tingkatan harga pada semua barang yang dijual. Sebagai contoh: sebuah
toko yang menjual berbagai macam sepatu dengan model, ukuran dan kualitas yang
berbeda, menentukan 3 tingkatan harga yaitu Rp. 30.000, -; Rp. 50.000,-; dan Rp.
100.000, -. Hal ini akan memudahkan dalam pengambilan keputusan bagi konsumen
untuk membeli dengan harga yang sesuai kemampuan keuangan mereka.
e. Old-Even Pricing
Metode penetapan harga ini sering digunakan untuk penjualan barang pada tingkat
pengecer. Dalam metode ini, harga yang ditetapkan dengan angka ganjil atau harga
yang besarnya mendekati jumlah genap tertentu. Misalnya harga Rp. 2.975 bagi
sekelompok konsumen tertentu masih beranggapan harga tersebut masih berada
dalam kisaran harga Rp 2.000-an.
f. Demand-Backward Pricing
Adalah penetapan harga dimana melalui proses berjalan ke belakang, maksudnya
perusahaan memperkirakan suatu tingkat harga yang bersedia dibayar konsumen,
kemudian perusahaan menentukan margin yang harus dibayarkan
kepada wholesaler dan retailer. Setelah itu baru harga jualnya dapat ditentukan.
g. Bundle Pricing
Merupakan strategi pemasaran dua atau lebih produk dalam satu harga paket. Metode
ini didasarkan pada pandangan bahwa konsumen lebih menghargai nilai suatu paket
tertentu secara keseluruhan daripada nilai masing-masing item secara individual.
Misalnya travel agency, menawarkan paket liburan yang mencakup transportasi,

1
2
akomodasi, dan konsumsi. Metode ini memberikan manfat besar bagi pembeli dan
penjual. Pembeli dapat menghemat biaya total, sedangkan penjual dapat menekan
biaya pemasarannya.
2. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya
Faktor penentu harga yang utama adalah aspek penawaran atau biaya bukan
aspek permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang
ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung,
biaya overhead, dan laba. Metode penetapan harga berbasis biaya terdiri dari:
a. Standard Markup Pricing
Merupakan penetapan harga yang ditentukan dengan jalan menambahkan
persentase (markup) tertentu dari biaya pada semua item dalam suatu kelas produk.
Persentase markup besarnya bervariasi tergantung pada jenis produk yang dijual.
Biasanya produk yang tingkat perputarannya tinggi dikenakan markup yang lebih
kecil daripada produk yang tingkat perputarannya rendah.
b. Cost Plus Persentage of Cost Pricing
Merupakan penetapan harga yang ditentukan dengan jalan menambahkan persentase
tertentu terhadap biaya produksi atau kontruksi. Metode ini seringkali digunakan
untuk menentukan harga satu item atau hanya beberapa item. Misalnya suatu
perusahaan arsitektur menetapkan tarif sebesar 15% dari biaya konstruksi sebuah
rumah. Jadi, bila biaya konstruksi sebuah rumah senilai Rp 100 juta dan fee arsitek
sebesar 15% dari biaya konstruksi (Rp 15 juta), maka harga akhirnya sebesar Rp 115
juta.
c. Cost Plust Fixed Fee Pricing
Metode ini banyak diterapkan dalam produk-produk yang sifatnya sangat teknikal,
seperti mobil, pesawat, atau satelit. Dalam strategi ini, pemasok atau produsen akan
mendapat ganti atas semua biaya yang dikeluarkan, seberapapun besarnya. Tetapi
produsen atau pemasok tersebut hanya memperoleh fee tertentu sebagai laba yang
besarnya tergantung pada biaya final proyek tersebut yang disepakati bersama.
3. Metode Penetapan Harga Berbasis Laba
Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam mpenetapan
harganya. Upaya ini dapat dilakukan atas dasar target volumelaba spesifik atau
dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau investasi. Metode
penetapan harga berbasis laba ini terdiri dari target profit pricing, target return on
sales pricing, dan target return on investment pricing.

1
3
4. Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan
Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan, atau laba, harga juga dapat
ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing. Metode
penetapan harga berbasis persaingan terdiri dari customary pricing; above, at, or
below market pricing; loss leader pricing; dan sealed bid pricing.

2.5 Seni Dan Ilmu Penetapan Harga


Jelasnya, penetapan harga adalah bidang kuantitatif yang mempunyai dampak
langsung terhadap profitabilitas. Namun, seperti yang terungkap dalam eksperimen
negosiasi, penetapan harga juga merupakan bidang kualitatif di mana tindakan
perusahaan mempengaruhi harga yang dapat dicapai. Penetapan harga yang baik
memerlukan hubungan yang erat antara wawasan kuantitatif dan kualitatif.
Ilmu penetapan harga mengacu pada tindakan mengumpulkan informasi,
melakukan analisis kuantitatif, dan mengungkap pemahaman akurat tentang kisaran
harga yang kemungkinan besar akan memberikan hasil positif. Data penetapan harga,
seperti kumpulan informasi lainnya yang memengaruhi keputusan eksekutif, jarang
sekali jelas. Tidak hanya akan terdapat ketidakpastian pada data yang mendasarinya,
namun struktur harga, titik harga, dan diskon harga yang sesuai akan bervariasi
seiring waktu, geografi, dan situasi pelanggan. Waktu dan anggaran yang dibutuhkan
untuk menghilangkan seluruh ketidakpastian berada di luar batas kesabaran dan
sumber daya hampir setiap perusahaan.
Oleh karena itu, harga harus ditetapkan dengan ketidakpastian. Meskipun ada
ketidakpastian, pendekatan kuantitatif dapat digunakan untuk memperbaiki
keputusan penetapan harga, mencegah kesalahan besar, dan mengungkap peluang
baru.
Berikut tujuan utama yang dapat diraih oleh perusahaan melalui penetapan
harga yaitu (Kotler, 1994):
1. Bertahan hidup
Perusahaan memutuskan bahwa bertahan hidup akan dijadikan
sebagai tujuan utamanya, bila menghadapi kapasitas yang berlebihan,
persaingan yang gencar atu perubahan keinginan konsumen. Agar
pabrik bisa terus berproduksi serta persediaan terus berputar, maka
perusahaan harus memasang harga jual yang rendah dengan harapan
bahwa pasar akan peka terhadap harga.

1
4
2. Maksimalisasi laba jangka pendek
Kebanyakan perusahaan menentukan tingkat harga yang
nantinya akan menghasilkan keuntungan setinggi mungkin. Mereka
memperkirakan bahwa permintaan dan biaya ada hubungannya
dengan tingkat harga, dan kemudian memutuskan satu tingkat harga
tertentu yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan maksimal,
arus kas sebanyak mungkin dan tingkat ROI setinggi-tingginya.
3. Memaksimumkan pendapatan jangka pendek
Apabila fungsi biaya sulit diperkirakan karena adanya biaya-
biaya gabungan dan biaya tidak langsung, maka tujuan
memaksimumkan pendapatan hanya memerlukan perkiraan fungsi
permintaan saja. Banyak manajer yakin bahwa memaksimumkn
pendapatan jangka pendek pada gilirannya akan memaksimumkan
laba dan pertumbuhan pangsa pasar.
3. Pertumbuhan penjualan maksimum
Beberapa perusahaan lainnya berupaya meraih pertumbuhan
penjualan sebesar- besarnya. Mereka yakin bahwa dengan
meningkatnya volume penjualan akan menurunkan biaya per unit dan
pada gilirannya akan menghasilkan laba setinggi-tingginya dalam
jangka pendek.
4. Menyaring pasar secara maksimum
Banyak perusahaan lebih suka menetapkan harga yang tinggi
untuk "menyaring" pasar. Penyaringan pasar merupakan sasaran yang
masuk akal dalam kondisi-kondisi berikut: (1) pembeli dalam jumlah
cukup besar mempunyai permintaan jangka pendek yang tinggi, (2)
biaya produksi per unit dalam memproduksi dalam jumlah kecil tidak
begitu jauh lebih tinggi sampai harga yang mungkin ditetapkan berada
di luar jangkauan semua segmen pasar, (3) tingginya harga awal
mengurangi kemungkinan munculnya banyak pesaing, (4) tingginya
harga mendukung citra produk sebagai sebuah produk unggul.
Terdapat sejumlah metode penetapan harga yang dapat digunakan oleh
perusahaan diantaranya adalah (Rismiati dan Suratno, 2001):
1. Metode cost plus pricing
Pada metode ini, produsen/ penjual akan menetapkan harga

1
5
jual untuk satu unit barang dari biaya produksi satu unit barang
ditambahkan suatu jumlah tertentu untuk menutup laba yang
diinginkan. Laba yang diinginkan dalam konsep ini disebut margin.
HARGA JUAL = BIAYA TOTAL + MARGIN
2. Metode harga mark up (mark up pricing method)
Penetapan harga dengan metode ini sebenarnya hampir sama
dengan metode cost plus pricing, perbedaannya metode ini lebih
cocok digunakan untuk para pedagang atau penjual, sedangkan
metode cost plus pricing cocok digunakan untuk produsen.
Berdasarkan metode ini, penjual atau pedagang menentukan harga
jualnya dengan cara menambahkan harga beli produk dengan
sejumlah mark up.
HARGA JUAL = HARGA BELI + MARK UP. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa mark up merupakan kelebihan harga jual di
atas harga belinya. Dalam menentukan besarnya mark up tersebut,
perlu diperhitungkan biaya-biaya lain seperti biaya penjualan, biaya
penelitian dan lain sebagainya karena biaya-biaya tersebut masuk
dalam mark up.
3. Metode harga break even (break even pricing)
Penetapan dengan metode ini artinya harga jual produk adalah
sama besarnya dengan biaya yang dikeluarkan untuk membuat
produk. Suatu keadaan dikatakan break even jika penghasilan yang
diterima adalah sama dengan total biaya yang dikeluarkan.
Berdasarkan metode ini, perusahaan dikatakan memperoleh laba jika
jumlah penjualannya bisa melebihi di atas titik break even.
4. Penetapan harga dalam hubungannya dengan pasar
Atas dasar metode ini, harga ditetapkan tidak berdasarkan
biaya produksi tetapi justru harga yang menentukan biaya bagi
perusahaan. Harga atas suatu produk ditentukan berdasarkan harga
produk sejenis dari para pesaing di pasar. Perusahaan dapat
menetapkan harga sama dengan perusahaan pesaingnya, lebih rendah
atau mungkin lebih tinggi dari perusahaan pesaingnya. Setelah harga
ditetapkan, perusahaan mulai memikirkan bagaimana harus membuat
produk dengan batasan harga jual yang telah ditetapkan. Dengan

1
6
demikian bagaimana kualifikasi produk ditentukan berdasarkan
kualitas produk pesaingnya dan berapa biaya produksinya ditentukan
berdasarkan kualifikasi produk tersebut yang diinginkan.

Contoh penerapan “STRATEGI HARGA PADA PERUSAHAAN KECAP BLEKOK


DI CILACAP”

Berkaitan dengan harga jual kecap, perusahaan perlu menetapkan harga jual produknya
secara adil dalam arti perusahaan tidak dirugikan namun di sisi lain konsumen memperoleh
kepuasan atas produk yang dibeli sesuai dengan harga yang mereka bayar untuk
mendapatkan produk tersebut. Hal ini mengingat bahwa salah satu pertimbangan konsumen
dalam membeli suatu produk adalah faktor harga.
Dalam menetapkan harga jual, Perusahaan Kecap Blekok Cilacap mempertimbangkan faktor
biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi kecap tersebut. Adapun
metode penetapan harga yang digunakan oleh Perusahaan Kecap Blekok Cilacap adalah
metode cost plus pricing method. Pada metode ini, Perusahaan Kecap Blekok Cilacap akan
menetapkan harga jual untuk satu unit produk kecap dari biaya produksi per unit produk
ditambah prosentase tertentu dari biaya produksinya. Penetapan harga dengan cara cost plus
pricing dipilih oleh Perusahaan Kecap Blekok Cilacap dengan pertimbangan bahwa
perusahaan lebih mengetahui dengan pasti mengenai biaya produksi daripada permintaan.
Dengan mengaitkan harga pada biaya produksi, Perusahaan Kecap Blekok Cilacap
menyederhanakan proses penetapan harga jual mereka sendiri, karena tidak perlu sering
mengadakan penyesuaian terhadap perubahan permintaan. Adapun harga jual produk Kecap
Blekok Cilacap per saat penelitian ini dilakukan adalah: Kecap Blekok botol besar ukuran
600 ml Rp 11.000/botol, Kecap Blekok botol kecil ukuran 275 ml Rp 5.600/botol.
Dalam menetapkan besarnya harga jual produk, Perusahaan Kecap Blekok Cilacap tidak
mengacu atau tidak terpengaruh pada harga jual yang ditetapkan pesaing karena perusahaan
lebih berfokus pada bagaimana menghasilkan kecap yang berkualitas tinggi guna
memuaskan keinginan konsumen. Perusahaan berkeyakinan bahwa jika perusahaan mampu
menghasilkan produk kecap berkualitas tinggi maka konsumen tentu tidak akan berkeberatan
membayar harga yang ditetapkan oleh perusahaan untuk mendapatkan produk kecap
tersebut. Jika dikaitkan dengan manfaat yang diterima konsumen, menurut perusahaan
bahwa harga yang ditetapkan sudah sebanding dengan manfaat yang diterima konsumen. Hal
ini ditunjukkan dengan mayoritas masyarakat Cilacap yang menyukai kecap Blekok, meski

1
7
di pasaran juga beredar kecap merek lainnya.
Masih berkaitan dengan penetapan harga jual, Perusahaan Kecap Blekok Cilacap juga
memberlakukan diskriminasi harga jual kepada konsumen. Adapun bentuk diskriminasi
harga yang dilakukan adalah jika konsumen membeli kecap Blekok hingga satu dosin maka
harga jual yang diberlakukan adalah harga dosin, namun jika konsumen membeli kecap
Blekok kurang dari satu dosin maka harga jual yang diberlakukan adalah harga eceran per
botol. Bentuk diskriminasi harga jual lainnya adalah, jika konsumen membeli kecap Blekok
dengan menyertakan botol kosong (hanya membeli isi ulangnya saja) maka botol yang
dibawa konsumen akan dihargai Rp 400 – Rp 500 / botol. Dengan demikian harga jual kecap
yang diberikan perusahaan kepada konsumen sudah dipotong harga botol kosong tersebut.
menurut informasi dari pimpinan perusahaan bahwa rata-rata pendapatan bersih yang dapat
dicapai oleh Perusahaan Kecap Blekok Cilacap adalah sebesar Rp 58.200.000 per bulan atau
Rp 1.940.000 per hari. Besarnya pendapatan bersih tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

Penjualan :
- Penjuaalan per hari 25 dozin x @Rp 108.000 / dozin = Rp 2.700.000
Biaya :
- BBM Solar per hari = Rp 30.000
- Gaji 5 orang karyawan per hari = Rp 261.000
- Uang makan 5 orang karyawan per hari = Rp 35.000
- Alokasi dana untuk pembelian kedelai per hari = Rp 434.000 +
Total biaya per hari = Rp 760.000
Pendapatan bersih per hari (penjualan-biaya) = Rp 1.940.000
Pendapatan bersih per bulan (Rp 1.940.000 x 30 hari) = Rp 58.200.000

1
8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah mempelajari materi diatas, dapat disimpulkan bahwa penetapan harga


merupakan tantangan strategis yang berdampak langsung pada profitabilitas. Hal ini
memerlukan informasi yang luas dan perspektif yang tepat, serta kemampuan untuk
menyeimbangkan agenda-agenda yang bersaing. Ilmu penetapan harga mengacu pada
tindakan mengumpulkan informasi, melakukan analisis kuantitatif, dan mengungkapkan
pemahaman akurat tentang kisaran harga yang mungkin memberikan hasil positif.

1
9
DAFTAR PUSTAKA

Boyd, Harper W., Jr. & Orville C. Walker, Jr. 1992. Marketing Management: A Strategic Approach.
Illinois: Richard D. Irwin, Inc.
J.Smith, Tim. 2012. Pricing Strategy : Setting Price Levels, Managing Price Discount, 8
Estabilishing Price Structures. Nelson Education: USA South Western Cengage
Learning
Wijaya, H., & Sirine, H. (2016). Strategi segmenting, targeting, positioning serta strategi
harga pada perusahaan Kecap Blekok di Cilacap. Asian Journal of Innovation and
Entrepreneurship (AJIE), 1(03), 175-190.

2
0

Anda mungkin juga menyukai