DOSEN PENGAJAR :
Dr. Teuku Meldi Kusuma, S.E.,M.M
Disusun Oleh
KELOMPOK 3 :
Rosa Yulia Ulziati (190602037)
Rosa Selviana Putri ( 190602038)
Eka Fitri ( 190602043)
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah Swt, karena telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pengajar bapak
DR. TEUKU MELDI KUSUMA,S.E.,M.M. dan teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan materi dan pengajaran sehingga makalah ini bisa saya susun dengan baik dan rapi.
Makalah ini memuat tentang“HARGA DALAM ISLAM”. Tema yang akan dibahas di
makalah ini sengaja dipilih oleh dosen pengajar kami untuk kami pelajari lebih dalam. Butuh
waktu yang cukup panjang untuk mendalami materi ini sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan
teman-teman dan para pembaca.
Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa dengan
mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami meminta maaf bila mana
terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak lupa saya juga berharap
adanya masukan serta kritikan yang membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
Penyusun
Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian harga
b. Ruang lingkup dalam teori harga
c. Penetapan harga
d. Tujuan penentuan harga
e. Metode penetapan harga
f. Penetapan harga menurut pandangan islam
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu ekonomi, kita sering mendengar kata harga dan ruang lingkupnya. Dalam hal
ini, kaitannya adalah bagaimana nilai yang menjadi transaksi antara penjual kepada pembeli
sebagai penggantian barang atau jasa yang ditukar tersebut. Perekonomian adalah salah satu saka
guru kehidupan negara. Kuat dan lemahnya sistem perekonomian suatu negara itu salah satu
ditentukan dengan penetapan harga sehingga terjadi kestabilan harga. Namun tidak mudah untuk
menciptakan perekonomian dengan harga yang stabil karena kadang tingkat permintaan lebih
tinggi dari penawaran begitu pun sebaliknya.
Interaksi antara pemerintah, produsen, dan konsumen sangat diperlukan guna mencapai
tujuan perekonomian yang kuat. Dengan kata lain, penentuan harga tidak dapat dimonopoli oleh
sepihak saja melainkan terjadi kesepakatan dalam penentuan harga. Hal tersebut guna
meminimalkan terjadi kecurangan atau pun kerugian di salah satu pihak. Pemerintah mempunyai
tanggung jawab dan ikut andil dalam penentuan harga karena menjadi penentu dari harga barang
yang telah diatur dalam undang-undang seperti UU APBN.
Dalam islam telah diatur mengenai cara bermuamalah bagi seorang muslim. Dalam jual
beli kaitannya dengan penentuan harga, islam memperbolehkan jual beli dan melarang riba. Hal
tersebut tertuang dalam surat Al-Baqarah : 275 yang artinya:
“.......Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba.......”.
Penetapan harga menurut pandangan islam, tidak boleh ada unsur riba di dalamnya. Bagi
pedagang tidak boleh meraup keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menaikkan harga.
Pedagang hanya boleh meraup untung yang sewajarnya saja sebagai pengganti atas jasanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Harga ?
2. Bagaimanakah Ruang Lingkup dalam Teori Harga ?
3. Bagaimana Penetapan harga ?
4. Bagaimana Tujuan penentuan harga ?
5. Bagaimana Metode penetapan harga?
6. Bagaiamana Penetapan harga menurut pandangan islam?
7. Bagaimanakah penetapan harga menurut pandangan islam ?
C. Tujuan
1. Ingin mengetahui Apakah yang dimaksud dengan Harga ?
2. Ingin mengetahui Ruang Lingkup dalam Teori Harga ?
3. Ingin mengetahui Penetapan harga ?
4. Ingin mengetahui Tujuan penentuan harga ?
5. Ingin mengetahui Metode penetapan harga?
6. Ingin mengetahui Penetapan harga menurut pandangan islam?
7. Ingin mengetahui penetapan harga menurut pandangan islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HARGA
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, harga adalah nilai barang yang ditentukan atau
dirupakan dengan uang. Dalam arti lain, harga adalah jumlah uang atau alat tukar lain yang
senilai, yang harus dibayarkan untuk produk atau jasa, pada waktu tertentu dan di pasar tertentu.
Harga juga dimaksudkan adalah tinggi rendahnya nilai sesuatu barang atau jasa yang dapat
diukur dengan uang. Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran
suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P =
produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang atau jasa
yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu
perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
Ridwan Iskandar Sudayat menyatakan bahwa harga suatu barang adalah tingkat
pertukaran barang itu dengan barang lain. Sebagaimana telah kita ketahui, salah satu tugas pokok
ekonomi adalah menjelaskan alasan barang-barang mempunyai harga serta alasan barang yang
mahal dan murah. Sebagai contoh, gaji dan upah adalah harga jasa bagi seseorang yang bekerja.
Bunga adalah harga meminjam atau menggunakan uang di Bank. Pajak adalah harga jasa
pemerintah bagi warga negaranya. Bentuk atau sebutan harga lain adalah uang sewa, tiket, tol,
honorarium, SPP, dan sebagainya.
Ahli ekonomi telah menyusun teori harga umum yang dapat dipakai untuk menganalisis
semua problem yang menyangkut harga barang konsumsi, tingkat rupiah, tingkat devisa, harga
pasar modal, dan sebagainya, yang menggambarkan prinsip umum penentuan harga.
Harga terbentuk dan kompetensi produk untuk memenuhi tujuan dua pihak, yaitu produsen dan
konsumen. Produsen memandang harga sebagai nilai barang yang mampu memberikan manfaat
keuntungan di atas biaya produksinya (atau tujuan lain, misalnya keuntungan). Konsumen
memandang harga sebagai nilai barang yang mampu memberikan manfaat atas pemenuhan
kebutuhan dan keinginannya (misalkan hemat, prestise, syarat pembayaran, dan sebagainya).
Perhatikan bagan di bawah ini.
Dalam pasar persaingan sempurna, harga terbentuk dari kesepakatan produsen dan
konsumen. Akan tetapi, pada kenyataannya kondisi ini jarang terjadi. Salah satu pihak lain
(umumnya produsen) dapat mendominasi pembentukan harga atau pihak lain di luar produsen
dan konsumen (misalnya pemerintah, pesaing, pemasok, distributor, asosiasi, dan sebagainya)
turut berperan dalam pembentukan harga tersebut. Tingkat harga dalam sebuah perekonomian
secara keseluruhan dapat diketahui melalui dua cara. Selama ini kita mengartikan tingkat harga
sebagai hanya dari sekeranjang atau himpunan barang dan jasa. Jika tingkat-tingkat harga
mengalami kenaikan, masyarakat harus membayar lebih untuk mendapatkan berbagai barang dan
jasa yang mereka inginkan. Selain itu, kita dapat menggunakan tingkat harga untuk menentukan
nilai uang. Naiknya tingkat harga berarti menurunnya nilai uang karena setiap nilai rupiah yang
Anda punya sekarang hanya dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa dalam jumlah yang
lebih sedikit daripada sebelumnya.
Harga yang berdasarkan keseimbangan antara permintaan dan suplai. Metode penetapan
harga yang lain adalah metode menentukan harga terbaik untuk mencabai laba optimal
melalui keseimbangan antara biaya dan permintaan pasar. Metode ini paling cocok bagi
perusahaan yang tujuan penetapan hargannya adalah memperoleh keuntungan maksimal.
Dalam menentukan harga dan mendayagunakannya, ada beberapa pemahaman tentang
konsep-konsep istilah yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Biaya tetap total (total fixed cost)
2. Biaya variabel (variabel cost)
3. Biaya total (total cost)
4. Biaya marginal (marginal cost)
a. Penetapan harga yang ditetapkan atas kekuatan pasar, yaitu metode penetapan harga yang
berorientasi pada kekuatan pasar bahwa harga akan menentukan harga jual setelah harga
belinya ditambah (kelebihan harga diatas harga belinya). Formulanya menjadi:
b. Penetapan harga atas dasar kekuatan pasar. Penetapan harga berorientasi pda kekuatan
pasar, yaitu harga jual ditetapkan sama dengan harga jual pesaing, di atas harga pesaing
atau dibawah harga pesaing.
1. Penetapan harga dengan harga saingan. Penetapan harga seperti ini lebih menguntungka
jika di pakai pada saat harga dalam persaingan itu tinggi. Pada umumnya, penetapan
harga ini diberlakukan oleh penjual untuk barang-barang standar.
2. Penetapan harga dibawah harga saingan. Penetapan harga seperti ini digunakan oleh para
pengecer atau produsen yang tidak mengetahui adanya praktik-praktik demikian.
Pengecer pada dasarnya melihat bahwa nama baik produsen ikut membawa nama baik
pengecer.
3. Penetapan harga di atas harga saingan. Penetapan harga ini hanya sesuai digunakan oleh
perusahaan yang sudah memiliki reputasi atau perusahan yang menghasilkan barang-
barang prestise. Hal ini dilatarbelakangi pertimbangan bahwa konsumen sering kurang
memperhatikan harga dalam pembeliannya Karena lebih mengutamakan kualitas / faktor
pretise yang akan diperolehnya dari barang tersebut.
C. PERANAN HARGA
Menurut Lilian Yulia Abadi, 2016, Harga memainkan peranan penting bagi
perekonomian secara makro, konsumen dan perusahaan diantaranya:
a. Bagi Perekonomian, harga sebuah produk berpengaruh dalam tingkat upah, sewa, bunga,
laba serta faktor dalam produksi seperti tenaga kerja, modal dan kewirausahaan. Tingkat
upah yang tinggi akan mendorong tenaga kerja, modal dan kewirausahaan untuk
menentukan daya tarik mereka dalam penawaran dan permintaan.
b. Bagi konsumen. Faktor harga bisa menjadi salah satu hal yang dijadikan pertimbangan
dalam pembelian produk. Mayoritas konsumen seringkali dipengaruhi oleh harga
walaupun ada faktor lain seperti citra merek,lokasi toko, layanan, nilai, fitur produk dan
kualitas produk. Harga yang tinggi biasanya mencerminkan kualitas produk yang bagus
atau produk tersebut spesial. Bagi perusahaan, harga merupakan salah satu bauran
pemasaran yang mendatangkan pendapatan.
c. Permintaan pasar atas produk dipengaruhi oleh harga yang bisa dibilang menjadi
determinan utama. Bauran pemasaran lainnya membutuhkan pengeluaran dana yang
besar seperti produk, distribusi dan promosi. Harga juga merupakan determinan dari
pengaruh persaingan yang berada di pangsa pasar perusahaan. Harga memiliki dua
peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi
dan peranan informasi:
a. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli
untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang
diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat
membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya
pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai
alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
b. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumen
mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat
dalam situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk
atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga
yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.
“Manusia berkata saat itu, ‘Wahai Rasulullah harga (saat itu) naik, maka tentukanlah
harga untuk kami’. Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya Allah adalah penentu harga, Ia
adalah penahan, Pencurah, serta Pemberi rezeki. Sesungguhnya aku mengharapkan dapat
menemui Tuhanku Diana salah seorang di antara kalian tidak menuntutku karena kezaliman
dalam hal darah dan harta.”
Nabi tidak menetapkan harga jual, dengan alasan bahwa dengan menetapkan harga akan
mengakibatkan kezaliman, sedangkan zalim adalah haram. Karena jika harga yang ditetapkan
terlalu mahal, maka akan menzalimi pembeli; dan jika harga yang ditetapkan terlalu rendah,
maka akan menzalimi penjual.
Hukum asal yaitu tidak ada penetapan harga (al-tas’ir), dan ini merupakan kesepakatan
para ahli fikih. Imam Hambali dan Imam Syafi’i melarang untuk menetapkan harga karena akan
menyusahkan masyarakat sedangkan Imam Maliki dan Hanafi memperbolehkan penetapan harga
untuk barang-barang sekunder.
Mekanisme penentuan harga dalam islam sesuai dengan Maqashid al-Syariah, yaitu
merealisasikan kemaslahatan dan menghindari kerusakan di antara manusia. Seandainya
Rasulullah saat itu langsung menetapkan harga, maka akan kontradiktif dengan mekanisme
pasar. Akan tetapi pada situasi tertentu, dengan dalih Maqashid al-Syariah, penentuan harga
menjadi suatu keharusan dengan alasan menegakkan kemaslahatan manusia dengan memerangi
distorsi pasar (memerangi mafsadah atau kerusakan yang terjadi di lapangan).
Dalam konsep islam, yang paling prinsip adalah harga ditentukan oleh keseimbangan
permintaan dan penawaran. Keseimbangan ini terjadi bila antara penjual dan pembeli bersikap
saling merelakan . Kerelaan ini ditentukan oleh penjual dan pembeli dan pembeli dalam
mempertahankan barang tersebut. Jadi, harga ditentukan oleh kemampuan penjual untuk
menyediakan barang yang ditawarkan kepada pembeli, dan kemampuan pembeli untuk
mendapatkan harga barang tersebut dari penjual.
Akan tetapi apabila para pedagang sudah menaikkan harga di atas batas kewajaran,
mereka itu telah berbuat zalim dan sangat membahayakan umat manusia,maka seorang penguasa
(Pemerintah) harus campur tangan dalam menangani persoalan tersebut dengan cara menetapkan
harga standar. Dengan maksud untuk melindungi hak-hak milik orang lain., mencegah terjadinya
penimbunan barang dan menghindari dari kecurangan para pedagang. Inilah yang pernah
dilakukan oleh Khalifah Umar bin Kattab.
Konsep mekanisme pasar dalam Islam dibangun atas prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Ar-Ridha, yakni segala transaksi yang dilakukan haruslah atas dasar kerelaan antara
masing-masing pihak (freedom contract). Hal ini sesuai dengan al-Qur’an Surat an- Nisa’
ayat 29 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu.”(QS: An-Nisa’: 29).
2. Berdasarkan persaingan sehat (fair competition). Mekanisme pasar akan terhambat
bekerja jika terjadi penimbunan (ihtikar) atau monopoli. Monopoli setiap barang yang
penahanannya akan membahayakan konsumen atau orang banyak.
3. Kejujuran (honesty), kejujuran merupakan pilar yang sangat penting dalam Islam, sebab
kejujuran adalah nama lain dari kebenaran itu sendiri. Islam melarang tegas melakukan
kebohongan dan penipuan dalam bentuk apapun. Sebab, nilai kebenaran ini akan
berdampak langsung kepada para pihak yang melakukan transaksi dalam perdagangan
dan masyarakat secara luas.
4. Keterbukaan (transparancy) serta keadilan (justice). Pelaksanaan prinsip ini adalah
transaksi yang dilakukan dituntut untuk berlaku benar dalam pengungkapan kehendak
dan keadaan yang sesungguhnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, harga adalah nilai barang yang ditentukan atau
dirupakan dengan uang. Dalam arti lain, harga adalah jumlah uang atau alat tukar lain yang
senilai, yang harus dibayarkan untuk produk atau jasa, pada waktu tertentu dan di pasar tertentu.
Harga juga dimaksudkan adalah tinggi rendahnya nilai sesuatu barang atau jasa yang dapat
diukur dengan uang. Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran
suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P =
produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang atau jasa
yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu
perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/314783-penetapan-harga-ditinjau-dalam-
persepekt-3c506349.pdf
http://pustakamediasyariah.blogspot.com/2015/05/makalah-pes-teori-harga-dalam-
islam.html?m=1