Anda di halaman 1dari 21

Pemasaran syariah

HARGA DALAM ISLAM

DOSEN PENGAJAR :
Dr. Teuku Meldi Kusuma, S.E.,M.M

Disusun Oleh

KELOMPOK 3 :
Rosa Yulia Ulziati (190602037)
Rosa Selviana Putri ( 190602038)
Eka Fitri ( 190602043)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah Swt, karena telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pengajar bapak
DR. TEUKU MELDI KUSUMA,S.E.,M.M. dan teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan materi dan pengajaran sehingga makalah ini bisa saya susun dengan baik dan rapi.
Makalah ini memuat tentang“HARGA DALAM ISLAM”. Tema yang akan dibahas di
makalah ini sengaja dipilih oleh dosen pengajar kami untuk kami pelajari lebih dalam. Butuh
waktu yang cukup panjang untuk mendalami materi ini sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan
teman-teman dan para pembaca.
Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa dengan
mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami meminta maaf bila mana
terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak lupa saya juga berharap
adanya masukan serta kritikan yang membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Banda Aceh, 01 DESEMBER 2021

Penyusun

Kelompok 3
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian harga
b. Ruang lingkup dalam teori harga
c. Penetapan harga
d. Tujuan penentuan harga
e. Metode penetapan harga
f. Penetapan harga menurut pandangan islam

BAB III PENUTUP KESIMPULAN


a. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu ekonomi, kita sering mendengar kata harga dan ruang lingkupnya. Dalam hal
ini, kaitannya adalah bagaimana nilai yang menjadi transaksi antara penjual kepada pembeli
sebagai penggantian barang atau jasa yang ditukar tersebut. Perekonomian adalah salah satu saka
guru kehidupan negara. Kuat dan lemahnya sistem perekonomian suatu negara itu salah satu
ditentukan dengan penetapan harga sehingga terjadi kestabilan harga. Namun tidak mudah untuk
menciptakan perekonomian dengan harga yang stabil karena kadang tingkat permintaan lebih
tinggi dari penawaran begitu pun sebaliknya.
Interaksi antara pemerintah, produsen, dan konsumen sangat diperlukan guna mencapai
tujuan perekonomian yang kuat. Dengan kata lain, penentuan harga tidak dapat dimonopoli oleh
sepihak saja melainkan terjadi kesepakatan dalam penentuan harga. Hal tersebut guna
meminimalkan terjadi kecurangan atau pun kerugian di salah satu pihak. Pemerintah mempunyai
tanggung jawab dan ikut andil dalam penentuan harga karena menjadi penentu dari harga barang
yang telah diatur dalam undang-undang seperti UU APBN.
Dalam islam telah diatur mengenai cara bermuamalah bagi seorang muslim. Dalam jual
beli kaitannya dengan penentuan harga, islam memperbolehkan jual beli dan melarang riba. Hal
tersebut tertuang dalam surat Al-Baqarah : 275 yang artinya:
“.......Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba.......”.
Penetapan harga menurut pandangan islam, tidak boleh ada unsur riba di dalamnya. Bagi
pedagang tidak boleh meraup keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menaikkan harga.
Pedagang hanya boleh meraup untung yang sewajarnya saja sebagai pengganti atas jasanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Harga ?
2. Bagaimanakah Ruang Lingkup dalam Teori Harga ?
3. Bagaimana Penetapan harga ?
4. Bagaimana Tujuan penentuan harga ?
5. Bagaimana Metode penetapan harga?
6. Bagaiamana Penetapan harga menurut pandangan islam?
7. Bagaimanakah penetapan harga menurut pandangan islam ?

C. Tujuan
1. Ingin mengetahui Apakah yang dimaksud dengan Harga ?
2. Ingin mengetahui Ruang Lingkup dalam Teori Harga ?
3. Ingin mengetahui Penetapan harga ?
4. Ingin mengetahui Tujuan penentuan harga ?
5. Ingin mengetahui Metode penetapan harga?
6. Ingin mengetahui Penetapan harga menurut pandangan islam?
7. Ingin mengetahui penetapan harga menurut pandangan islam ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HARGA
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, harga adalah nilai barang yang ditentukan atau
dirupakan dengan uang. Dalam arti lain, harga adalah jumlah uang atau alat tukar lain yang
senilai, yang harus dibayarkan untuk produk atau jasa, pada waktu tertentu dan di pasar tertentu.
Harga juga dimaksudkan adalah tinggi rendahnya nilai sesuatu barang atau jasa yang dapat
diukur dengan uang. Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran
suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P =
produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang atau jasa
yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu
perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
Ridwan Iskandar Sudayat menyatakan bahwa harga suatu barang adalah tingkat
pertukaran barang itu dengan barang lain. Sebagaimana telah kita ketahui, salah satu tugas pokok
ekonomi adalah menjelaskan alasan barang-barang mempunyai harga serta alasan barang yang
mahal dan murah. Sebagai contoh, gaji dan upah adalah harga jasa bagi seseorang yang bekerja.
Bunga adalah harga meminjam atau menggunakan uang di Bank. Pajak adalah harga jasa
pemerintah bagi warga negaranya. Bentuk atau sebutan harga lain adalah uang sewa, tiket, tol,
honorarium, SPP, dan sebagainya.
Ahli ekonomi telah menyusun teori harga umum yang dapat dipakai untuk menganalisis
semua problem yang menyangkut harga barang konsumsi, tingkat rupiah, tingkat devisa, harga
pasar modal, dan sebagainya, yang menggambarkan prinsip umum penentuan harga.
Harga terbentuk dan kompetensi produk untuk memenuhi tujuan dua pihak, yaitu produsen dan
konsumen. Produsen memandang harga sebagai nilai barang yang mampu memberikan manfaat
keuntungan di atas biaya produksinya (atau tujuan lain, misalnya keuntungan). Konsumen
memandang harga sebagai nilai barang yang mampu memberikan manfaat atas pemenuhan
kebutuhan dan keinginannya (misalkan hemat, prestise, syarat pembayaran, dan sebagainya).
Perhatikan bagan di bawah ini.
Dalam pasar persaingan sempurna, harga terbentuk dari kesepakatan produsen dan
konsumen. Akan tetapi, pada kenyataannya kondisi ini jarang terjadi. Salah satu pihak lain
(umumnya produsen) dapat mendominasi pembentukan harga atau pihak lain di luar produsen
dan konsumen (misalnya pemerintah, pesaing, pemasok, distributor, asosiasi, dan sebagainya)
turut berperan dalam pembentukan harga tersebut. Tingkat harga dalam sebuah perekonomian
secara keseluruhan dapat diketahui melalui dua cara. Selama ini kita mengartikan tingkat harga
sebagai hanya dari sekeranjang atau himpunan barang dan jasa. Jika tingkat-tingkat harga
mengalami kenaikan, masyarakat harus membayar lebih untuk mendapatkan berbagai barang dan
jasa yang mereka inginkan. Selain itu, kita dapat menggunakan tingkat harga untuk menentukan
nilai uang. Naiknya tingkat harga berarti menurunnya nilai uang karena setiap nilai rupiah yang
Anda punya sekarang hanya dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa dalam jumlah yang
lebih sedikit daripada sebelumnya.

B. RUANG LINGKUP TEORI HARGA


Dalam teori harga ada beberapa hal yang harus dipelajari untuk memahami secara
keseluruhan, yaitu di antaranya:
1. Fungsi Harga
Secara umum, harga dapat berfungsi sebagai berikut:
a. Sumber pendapatan atau keuntungan perusahaan untuk mencapai tujuan produsen.
b. Pengendali tingkat permintaan dan penawaran.
c. Memengaruhi program pemasaran dan fungsi bisnis lainnya bagi perusahaan.
2. Faktor Penentu Harga
Penentuan harga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi:
a. Tujuan pemasaran (biaya, penguasaan pasar, dan usaha)
b. Strategi marketing-mix (aspek harga dan non harga)
c. Organisasi (struktur, skala, dan tipe).
Sedangkan Faktor eksternal meliputi:
a. Elastisitas permintaan dan kondisi persaingan pasar.
b. Harga pesaing dan reaksi pesaing terhadap perubahan harga;
c. Lingkungan eksternal lain, yaitu lingkungan mikro (pemasok, penyalur, asosiasi, dan
masyarakat) dan lingkungan makro (pemerintah, cadangan sumber daya, keadaan sosial).
3. Batas Penentu Harga
Perubahan harga buka tanpa batas, melainkan terbatasi oleh permintaan (customer
demand), biaya (cost), dan persaingan (competition). Posisi atau tingkat harga akan bergerak
berfluktuasi dalam ruang gerak persaingan mengikuti kekuatan pesaing yang lebih besar. Akan
tetapi, perubahannya tidak melebihi batas harga tertinggi dari permintaan pasar (batas atas)
ataupun tidak lebih rendah dari biaya yang ditanggung produsen (batas bawah).
4. Tahap Penentuan Harga
Khusus untuk produk baru, penentuan harga melalui prosedur berikut:
a. Memilih tujuan dan orientasi harga.
b. Memperkirakan permintaan produk dan perilakunya.
c. Memperkirakan biaya dan perilakunya.
d. Melakukan analisis perilaku pesaing;
e. Menetukan strategi harga;
f. Menyesuaikan harga akhir.
5. Tujuan Harga
Secara umum, penentuan harga mempertimbangkan batasan-batasan berikut:
a. Biaya bertujuan untuk mengendalikan keuntungan atau hanya untuk menutup menutup
biaya;
b. Permintaan pasar bertujuan untuk mengendalikan (memperluas ataupun
mempertahankan) penjualan atau market-share.
c. Persaingan harga akan bertujuan untuk mengendalikan (mengatasi atau menghindari)
persaingan.
6. Strategi Harga
a. Strategi Harga Berorientasi Pada Biaya
Strategi harga yang berorientasi pada biaya didasarkan pada perhitungan biaya (tetap atau
variabel) dan penentuan target keuntungan yang diinginkan (target pengembalian investasi)
untuk dapat menetapkan harga. Penentuan harga dilakukan berdasarkan hal-hal berikut.
 Tingkat keuntungan tertentu, yaitu:
1. Harga ditentukan menurut perhitungan biaya target keuntungan yang diharapkan.
2. Besarnya keuntungan merupakan persentase dari biaya (cost-plus), harga Perolehan
(mark-up), atau harga jualnya.
3. Melalui perilaku biaya (tetap ataupun variabel) dapat diperhitungkan tingkat atau volume
penjualan impas (break-even point).
Berdasarkan tingkat tersebut, dapat ditargetkan keuntungan.
 Tingkat pengembalian investasi, yaitu selain target keuntungan, tingkat
pengembalian investasi (ROI) juga diperhitungkan untuk menghitung harga.
 Keuntungan maksimum, merupakan target perusahaan yang akan dicapai melalui
penetapan harga jual produk. Teori ekonomi menyatakan bahwa tingkat
keuntungan maksimum dicapai pada keadaan marginal pendapatan sama dengan
marginal biaya.
Metode yang dipergunakan untuk mencapai target tersebut adalah dengan:
1. Clos plus pricing, yaitu penetapan harga dengan menambahkan sejumlah (presentase)
tertentu dari harga jual atau biaya sebagai keuntungannya.
2. Mark-up pricing, yaitu penetapan harga jual dengan menambahkan sejumlah (presentase)
tertentu dari harga jual atau harga perolehan barang dagangannya.
3. Break even analysis, yaitu penetapan harga dengan mempertimbangkan tingkat kuantitas
penjualan perusahaan, yaitu penerimaan sama dengan pengeluaran biayanya (biaya tetap
dan variabel). Dengan memahami batas impas tersebut, harga dapat ditetapkan di atasnya
agar memperoleh keuntungan.
4. Maximum profit, yaitu penetapan harga bertujuan mencari keuntungan maksimal.
Keuntungan maksimal dicapai pada tingkat marginal pendapatan (MR) sama dengan
marginal biaya (MC).

b. Strategi Harga Berorientasi Pada Permintaan


Penetapan harga yang berorientasi pada permintaan akan mempertimbangkan kondisi
permintaan pasar. Harga akan diserap apabila ada permintaan. Dengan kata lain, harga dapat
ditetapkan sesuai menurut tingkat permintaannya. Dengan demikian, perusahaan perlu
memahami tingkat permintaan terhadap barang yang terbentuk.
Dengan mempertimbangkan permintaan pasar, strategi harga dapat diarahkan untuk
mencapai tingkat atau penumbuhan penjualan (market-share), mencakup:
 Diskriminasi harga
Di pasar yang heterogen, tingkat permintaan masing-masing kelompok (segmen) pasar
tidak sama. Oleh karena itu, penetapan harga dapat mengikuti perbedaan yang ada di pasar atau
produsen sengaja menciptakan perbedaan tersebut untuk membedakan harga.
Harga untuk produk yang sama dapat dibedakan menurut pelanggan, bentuk produk, tempat, dan
waktu.
 Perceived value pricing
Pada dasarnya, pembeli lebih memperhatikan manfaat yang akan diterima dari barangnya
(bersifat psikologis) dari pada melihat besaran harga. Oleh karena itu, produsen menciptakan
harapan akan manfaat tersebut agar pembeli lebih memperhatikannya (dengan mengabaikan
besaran harga). Berdasarkan kenyataan ini, harga dapat ditetapkan menurut manfaat yang akan
diterima (expected perceived value) bagi pembeli.
c. Strategi Harga Berorientasi Pada Persaingan
Harga dapat bertahan di pasar persaingan apabila produsen memerhatikan harga-harga
pesaingnya (price competition), terutama price leadernya. Produsen dapat menentukan harga
yang sama, di atas atau dibawah harga pesaingnya (going rate pricing). Adapun pada penawaran
pekerjaan secara lelang, harga ditetapkan dengan memperkirakan harga pesaingnya.
d. Kebijakan Harga Akhir
Harga yang sudah ditetapkan adakalanya perlu disesuaikan karena perubahan yang terjadi
di lingkungan pasar. Untuk melakukan antisipasi perubahan tersebut, perlu dilakukan kebijakan
harga. Penyesuaian harga (administered pricing) mempertimbangkan fleksibilitas, siklus produk,
potongan harga (diskon), jarak geografis antara penjual dan pembeli, product mix, dan harga
psikologis konsumen.
e. Metode Penetapan Harga
Menurut Ridwan Iskandar Sudayat, ada beberapa metode yang dapat digunakan sebagai
rancangan dan variasi dalam penetapan harga, yaitu sebagai berikut.
 Harga didasarkan pada biaya total ditambah laba yang diinginkan (cost plus pricing
method). Metode harga ini adalah metode yang paling sederhana, yaitu penjualan atau
produsen menetapkan harga jual untuk satu barang yang besarnya sama dengan jumlah
biaya per unit ditambah jumlah untuk laba yang diinginkan (margin) pada tiap-tiap unit
tersebut. Formulanya menjadi:

Cost Plus Pricing Method = Biaya Total + Laba = Harga Jual

 Harga yang berdasarkan keseimbangan antara permintaan dan suplai. Metode penetapan
harga yang lain adalah metode menentukan harga terbaik untuk mencabai laba optimal
melalui keseimbangan antara biaya dan permintaan pasar. Metode ini paling cocok bagi
perusahaan yang tujuan penetapan hargannya adalah memperoleh keuntungan maksimal.
 Dalam menentukan harga dan mendayagunakannya, ada beberapa pemahaman tentang
konsep-konsep istilah yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Biaya tetap total (total fixed cost)
2. Biaya variabel (variabel cost)
3. Biaya total (total cost)
4. Biaya marginal (marginal cost)

a. Penetapan harga yang ditetapkan atas kekuatan pasar, yaitu metode penetapan harga yang
berorientasi pada kekuatan pasar bahwa harga akan menentukan harga jual setelah harga
belinya ditambah (kelebihan harga diatas harga belinya). Formulanya menjadi:

HARGA BELI + MARK UP = HARGA JUAL

b. Penetapan harga atas dasar kekuatan pasar. Penetapan harga berorientasi pda kekuatan
pasar, yaitu harga jual ditetapkan sama dengan harga jual pesaing, di atas harga pesaing
atau dibawah harga pesaing.
1. Penetapan harga dengan harga saingan. Penetapan harga seperti ini lebih menguntungka
jika di pakai pada saat harga dalam persaingan itu tinggi. Pada umumnya, penetapan
harga ini diberlakukan oleh penjual untuk barang-barang standar.
2. Penetapan harga dibawah harga saingan. Penetapan harga seperti ini digunakan oleh para
pengecer atau produsen yang tidak mengetahui adanya praktik-praktik demikian.
Pengecer pada dasarnya melihat bahwa nama baik produsen ikut membawa nama baik
pengecer.
3. Penetapan harga di atas harga saingan. Penetapan harga ini hanya sesuai digunakan oleh
perusahaan yang sudah memiliki reputasi atau perusahan yang menghasilkan barang-
barang prestise. Hal ini dilatarbelakangi pertimbangan bahwa konsumen sering kurang
memperhatikan harga dalam pembeliannya Karena lebih mengutamakan kualitas / faktor
pretise yang akan diperolehnya dari barang tersebut.

7. Peran Pemerintah dalam Penentuan Harga


Peran Pemerintah dalam menentukan harga dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Intervensi Langsung
 Penentuan Harga Maksimum (Ceilling Price)
Cara ini dilakukan pemerintah dengan menentukan harga tertinggi yang berlaku di pasar
yang tingginya berada di bawah harga pasar. Adapun tujuan penentuan harga maksimum yang
dilakukan oleh pemerintah adalah untuk melindungi konsumen sehingga harganya terjangkau,
dan untuk menurunkan harga barang yang berlaku di pasar.
 Penentuan Harga Minimum (Floor Price)
Cara ini dilakukan pemerintah dengan menentukan harga terendah yang berlaku di pasar,
yang tingginya berada di atas harga pasar. Tujuan pemerintah menentukan harga minimum
adalah untuk melindungi produsen agar tidak merugi, dan untuk menaikkan harga barang yang
berlaku di pasar.
b. Intervensi Tak Langsung
 Penetapan Pajak
Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengenakan pajak
yang berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Misalnya untuk melindungi produsen dalam
negeri, pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak yang tinggi untuk barang impor. Hal tersebut
menyebabkan konsumen membeli produk dalam dalam negeri yang harganya relatif lebih murah.
 Pemberian Subsidi
Subsidi biasanya diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan penghasil barang
kebutuhan pokok. Subsidi juga diberikan kepada perusahaan yang baru berkembang untuk
menekan biaya produksi supaya mampu bersaing terhadap produk-produk impor. Kebijakan ini
ditempuh pemerintah dalam upaya pengendalian harga untuk melindungi produsen maupun
konsumen sekaligus untuk menekan laju inflasi.

C. PERANAN HARGA
Menurut Lilian Yulia Abadi, 2016, Harga memainkan peranan penting bagi
perekonomian secara makro, konsumen dan perusahaan diantaranya:
a. Bagi Perekonomian, harga sebuah produk berpengaruh dalam tingkat upah, sewa, bunga,
laba serta faktor dalam produksi seperti tenaga kerja, modal dan kewirausahaan. Tingkat
upah yang tinggi akan mendorong tenaga kerja, modal dan kewirausahaan untuk
menentukan daya tarik mereka dalam penawaran dan permintaan.
b. Bagi konsumen. Faktor harga bisa menjadi salah satu hal yang dijadikan pertimbangan
dalam pembelian produk. Mayoritas konsumen seringkali dipengaruhi oleh harga
walaupun ada faktor lain seperti citra merek,lokasi toko, layanan, nilai, fitur produk dan
kualitas produk. Harga yang tinggi biasanya mencerminkan kualitas produk yang bagus
atau produk tersebut spesial. Bagi perusahaan, harga merupakan salah satu bauran
pemasaran yang mendatangkan pendapatan.
c. Permintaan pasar atas produk dipengaruhi oleh harga yang bisa dibilang menjadi
determinan utama. Bauran pemasaran lainnya membutuhkan pengeluaran dana yang
besar seperti produk, distribusi dan promosi. Harga juga merupakan determinan dari
pengaruh persaingan yang berada di pangsa pasar perusahaan. Harga memiliki dua
peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi
dan peranan informasi:
a. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli
untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang
diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat
membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya
pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai
alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
b. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumen
mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat
dalam situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk
atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga
yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

D. TUJUAN PENETAPAN HARGA.


Pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu:
a. Tujuan Berorientasi pada Laba
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga
yang dapat menghasilkan laba paling tinggi.Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimisasi
laba.Dalam era persaingan global, kondisi yang dihadapi semakin kompleks dan semakin banyak
variabel yang berpengaruh terhadap daya saing setiap perusahaan, sehingga tidak mungkin suatu
rusahaan dapat mengetahui secara pasti tingkat harga yang dapat menghasilkan laba maksimum.
Oleh karena itu ada pula perusahaan yang menggunakan pendekatan target laba, yakni tingkat
laba yang sesuai atau pantas sebagai sasaran laba. Ada dua jenis target laba yang biasa
digunakan, yaitu target marjin dan target ROI Return On Investment).
b. Tujuan Berorientasi pada Volume
Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan harganya
berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah
volume pricing objective.Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume
penjualan atau pangsa pasar. Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan -perusahaan
penerbangan.
c. Tujuan Berorientasi pada Citra
Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga.
Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra
prestisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu
(image of value), misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang
terendah di suatu wilayah tertentu. Pada hakekatnya baik penetapan harga tinggi maupun rendah
bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran produk yang
ditawarkan perusahaan.
d. Tujuan Stabilisasi Harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan
menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka.Kondisi
seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri tertentu
(misalnya minyak bumi).Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin
industri (industry leader).
e. Tujuan-tujuan lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing,
mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur
tangan pemerintah. Tujuan-tujuan penetapan harga di atas memiliki implikasi penting terhadap
strategi bersaing perusahaan. Tujuan yang ditetapkan harus konsisten dengan cara yang ditempuh
perusahaan dalam menetapkan posisi relatifnya dalam persaingan. Misalnya, pemilihan tujuan
laba mengandung makna bahwa perusahaan akan mengabaikan harga para pesaing. Pilihan ini
dapat diterapkan dalam 3 kondisi, yaitu:
a. tidak ada pesaing;
b. perusahaan beroperasi pada kapasitas produksi maksimum;
c. harga bukanlah merupakan atribut yang penting bagi pembeli.
Berbeda dengan tujuan laba, pemilihan tujuan volume dilandaskan pada stragegi
mengalahkan atau mengatasi persaingan.Sedangkan tujuan stabilisasi didasarkan pada strategi
menghadapi atau memenuhi tuntutan persaingan. Dalam tujuan volume dan stabilisasi,
perusahaan harus dapat menilai tindakan-tindakan pesaingnya. Dalam tujuan berorientasi pada
citra, perusahaan berusaha menghindari persaingan dengan jalan melakukan diferensiasi produk
atau dengan jalan melayani segmen pasar khusus.

E. METODE PENETAPAN HARGA


Di dalam menetapkan harga, terdapat berbagai macam metode.Metode mana yang
digunakan, tergantung kepada tujuan penetapan harga yang ingin dicapai.Penetapan harga
biasanya dilakukan dengan menambah persentase di atas nilai atau besarnya biaya produksi bagi
usaha manufaktur, dan di atas modal atas barang dagangan bagi usaha dagang.Sedangkan dalam
usaha jasa, penetapan harga biasanya dilakukan dengan memperhitungkan biaya yang
dikeluarkan dan pengorbanan tenaga dan waktu dalam memberikan layanan kepada pengguna
jasa.
Menurut Fandy Tjiptono, metode penetapan harga dikelompokkan menjadi empat macam
berdasarkan basisnya, yaitu berbasis permintaan, biaya, laba, dan persaingan.
a. Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan
Metode ini lebih menekankan faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan preferensi
pelanggan daripada faktorfaktor biaya, laba dan persaingan. Permintaan pelanggan sendiri
didasarkan pada berbagai pertimbangan, di antaranya yaitu; kemampuan para pelanggan untuk
membeli (daya beli), kemauan pelanggan untuk membeli, posisi suatu produk dalam gaya hidup
pelanggan, manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan, harga produk-produk
substitusi, pasar potensial bagi produk tersebut, sifat persaingan non-harga, perilaku konsumen
secara umum, segmen-segmen dalam pasar. Adapun metode penetapan harga berbasis
permintaan terdiri dari; skimming pricing, penetration pricing, prestige pricing, price lining
pricing, odd-even pricing, demand-backward pricing, danbundle pricing.
b. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya
Dalam metode ini faktor penentu harga yang utama adalah aspek penawaran atau biaya,
bukan aspek permintaan.Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang
ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biayabiaya langsung, biaya overhead,
dan laba. Termasuk dalam metode ini adalah:standard markup pricing, cost plus percentage of
cost pricing, cost plus fixed fee pricing dan experience curve pricing.
c. Metode Penetapan Harga Berbasis Laba
Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam penetapan harganya.
Upaya ini dapat dilakukan atas dasar target volume laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk
ersentase terhadap penjualan atau investasi. Termasuk dalam metode ini:target profit pricing,
target return on sales pricing dan target return on investment pricing.
d. Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan
Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan, atau laba, harga juga dapat
ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing. Metode penetapan harga
berbasis persaingan terdiri atas empat macam, yaitu customary pricing, above, at, or below
market pricing, loss leader pricing, dan sealed bid pricing.
Sementara menurut Swastha, 2010, menyatakan bahwa metode penentuan harga jual
yang berdasarkan biaya dalam bentuk yang paling sederhana, yaitu :
 Cost plus pricing method
Penentuan harga jual cost plus pricing, biaya yang digunakan sebagai dasar
penentuan,dapat didefinisikan sesuai dengan metode penentuan harga pokok produk yang
digunakan. Dalam menghitung cost plus pricing, digunakan rumus: Harga jual = Biaya
total + Margin.
 Mark up pricing method
Mark up pricing banyak digunakan oleh para pedagang. Para pedagang akan menentukan
harga jualnya dengan cara menambahkan mark up yang diinginkan pada harga beli per
satuan. Persentase yang ditetapkan berbeda untuk setiap jenis barang. Dalam menghitung
harga jual, menggunakan rumus: Harga jual = Harga beli + Mark up.
 Penentuan harga oleh produsen
Dalam metode ini, harga yang ditetapkan oleh perusahaan adalah awal dari rangkaian
harga yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain dalam saluran ditribusi.Karena
itu, penetapan harga oleh produsen memegang peranan penting dalam menentukan harga
akhir barang.Dalam menetapkan harga jualnya.
Produsen dapat berorientasi pada biaya. Proses penetapan harga dimulai dengan
menghitung biaya per unit barang yang dihasilkan, kemudian menambahkan sejumlah mark up
tertentu. Produsen menggunakan rumus yang mereka anggap cocok bagi mereka, tentunya
berdasarkan pengamatan atas produk yang dihasilkannya. Setiap produk mempunyai pola biaya
yang berbeda satu sama lainnya. Budiarto (2011), menyatakan Cost Plus Pricing adalah
penetapan harga dengan menambahkan sejumlah (presentase) tertentu dari harga jual atau biaya
sebagai keuntungannya.

F. PENETAPAN HARGA MENURUT PANDANGAN ISLAM


Setelah perpindahan (hijrah) Rasulullah SAW ke Madinah, maka beliau menjadi
pengawas pasar (muhtasib). Pada saat itu, mekanisme pasar sangat dihargai. Salah satu buktinya
yaitu Rasulullah SAW menolak untuk membuat kebijakan dalam penetapan harga, pada saat itu
harga sedang naik karena dorongan permintaan dan penawaran yang dialami. Bukti autentik
tentang hal ini adalah suatu hadis yang diriwayatkan oleh enam imam hadis (kecuali Imam
Nasa’i). Dalam hadis tersebut diriwayatkan sebagai berikut :

ّ ‫اس يا رسول هللاِ غالَ ال‬


‫ فقال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم‬.َ‫ِعر فسعّ ِْر لنا‬
ُ ‫س‬ ُ ّ‫قال الن‬
"‫مال‬
ٍ ‫دم وال‬ ْ ‫أن ألقَى هللا وليس أحد ٌ منكم يُطالبُني‬
ٍ ‫بمظلم ٍة في‬ ْ ‫الرازق و إني ألر ُجوا‬
َّ ‫ض الباسط‬ َّ " .
ُ ِ‫إن هللا هو المسعّ ُِر الخالق القاب‬

“Manusia berkata saat itu, ‘Wahai Rasulullah harga (saat itu) naik, maka tentukanlah
harga untuk kami’. Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya Allah adalah penentu harga, Ia
adalah penahan, Pencurah, serta Pemberi rezeki. Sesungguhnya aku mengharapkan dapat
menemui Tuhanku Diana salah seorang di antara kalian tidak menuntutku karena kezaliman
dalam hal darah dan harta.”
Nabi tidak menetapkan harga jual, dengan alasan bahwa dengan menetapkan harga akan
mengakibatkan kezaliman, sedangkan zalim adalah haram. Karena jika harga yang ditetapkan
terlalu mahal, maka akan menzalimi pembeli; dan jika harga yang ditetapkan terlalu rendah,
maka akan menzalimi penjual.
Hukum asal yaitu tidak ada penetapan harga (al-tas’ir), dan ini merupakan kesepakatan
para ahli fikih. Imam Hambali dan Imam Syafi’i melarang untuk menetapkan harga karena akan
menyusahkan masyarakat sedangkan Imam Maliki dan Hanafi memperbolehkan penetapan harga
untuk barang-barang sekunder.
Mekanisme penentuan harga dalam islam sesuai dengan Maqashid al-Syariah, yaitu
merealisasikan kemaslahatan dan menghindari kerusakan di antara manusia. Seandainya
Rasulullah saat itu langsung menetapkan harga, maka akan kontradiktif dengan mekanisme
pasar. Akan tetapi pada situasi tertentu, dengan dalih Maqashid al-Syariah, penentuan harga
menjadi suatu keharusan dengan alasan menegakkan kemaslahatan manusia dengan memerangi
distorsi pasar (memerangi mafsadah atau kerusakan yang terjadi di lapangan).
Dalam konsep islam, yang paling prinsip adalah harga ditentukan oleh keseimbangan
permintaan dan penawaran. Keseimbangan ini terjadi bila antara penjual dan pembeli bersikap
saling merelakan . Kerelaan ini ditentukan oleh penjual dan pembeli dan pembeli dalam
mempertahankan barang tersebut. Jadi, harga ditentukan oleh kemampuan penjual untuk
menyediakan barang yang ditawarkan kepada pembeli, dan kemampuan pembeli untuk
mendapatkan harga barang tersebut dari penjual.
Akan tetapi apabila para pedagang sudah menaikkan harga di atas batas kewajaran,
mereka itu telah berbuat zalim dan sangat membahayakan umat manusia,maka seorang penguasa
(Pemerintah) harus campur tangan dalam menangani persoalan tersebut dengan cara menetapkan
harga standar. Dengan maksud untuk melindungi hak-hak milik orang lain., mencegah terjadinya
penimbunan barang dan menghindari dari kecurangan para pedagang. Inilah yang pernah
dilakukan oleh Khalifah Umar bin Kattab.
Konsep mekanisme pasar dalam Islam dibangun atas prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Ar-Ridha, yakni segala transaksi yang dilakukan haruslah atas dasar kerelaan antara
masing-masing pihak (freedom contract). Hal ini sesuai dengan al-Qur’an Surat an- Nisa’
ayat 29 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu.”(QS: An-Nisa’: 29).
2. Berdasarkan persaingan sehat (fair competition). Mekanisme pasar akan terhambat
bekerja jika terjadi penimbunan (ihtikar) atau monopoli. Monopoli setiap barang yang
penahanannya akan membahayakan konsumen atau orang banyak.
3. Kejujuran (honesty), kejujuran merupakan pilar yang sangat penting dalam Islam, sebab
kejujuran adalah nama lain dari kebenaran itu sendiri. Islam melarang tegas melakukan
kebohongan dan penipuan dalam bentuk apapun. Sebab, nilai kebenaran ini akan
berdampak langsung kepada para pihak yang melakukan transaksi dalam perdagangan
dan masyarakat secara luas.
4. Keterbukaan (transparancy) serta keadilan (justice). Pelaksanaan prinsip ini adalah
transaksi yang dilakukan dituntut untuk berlaku benar dalam pengungkapan kehendak
dan keadaan yang sesungguhnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, harga adalah nilai barang yang ditentukan atau
dirupakan dengan uang. Dalam arti lain, harga adalah jumlah uang atau alat tukar lain yang
senilai, yang harus dibayarkan untuk produk atau jasa, pada waktu tertentu dan di pasar tertentu.
Harga juga dimaksudkan adalah tinggi rendahnya nilai sesuatu barang atau jasa yang dapat
diukur dengan uang. Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran
suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P =
produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang atau jasa
yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu
perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/314783-penetapan-harga-ditinjau-dalam-
persepekt-3c506349.pdf

http://pustakamediasyariah.blogspot.com/2015/05/makalah-pes-teori-harga-dalam-
islam.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai