Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

TEHNIK PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

DI SUSUN
OLEH :

KELOMPOK 5

ROSA SELVIANA PUTRI (190602038)


DHIYA UL USRA (190602072)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM AR-RANIRY

BANDA ACEH

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “TEHNIK PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA”
tepat waktu.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih setulusnya
kepada ibu ERYANI, ST.M.T yang telah membimbing kami dalam
mempelajari materi ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum


sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun serta perbaikan demi terwujudnya makalah yang
lebih baik serta penulis berharap agar makalah dapat bermanfaaat
terutama dikalangan pendidikan.

Banda Aceh, 31 mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................6
1.3 Manfaat..........................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................7
2.1     Teknik Pengumpulan Data.........................................................................................7
2.1.1   Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif...................................8
2.1.2 Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kuantitatif.................................12
2.2 Teknik Analisis Data....................................................................................................14
2.2.1 Teknik Analisa Data Kualitatif.........................................................................15
2.3 Teknik Sampling..........................................................................................................17
2.3.1 Definisi Teknik Sampling.................................................................................17
2.3.2 Desain Survei...................................................................................................18
2.3.3 Step sebelum Survei.........................................................................................18
2.3.4 Jenis Teknik Sampling......................................................................................19
2.3.4.1 Sampling Probabilitas..........................................................................20
2.3.4.2 Sampling Nonprobabilitas...................................................................24
2.4 VALIDASI...................................................................................................................26
2.4.1 Pengertian Validasi (Validasi adalah tindakan pembuktian).............................26
2.4.2 Tujuan Validasi................................................................................................27
2.4.3 Konsep Validitas..............................................................................................27
2.4.4 Contoh Validasi................................................................................................30
BAB III PENUTUP...............................................................................................................31
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................31
3.2 Saran............................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................33

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian hakikatnya merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh
pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh
berupa fakta, konsep, generalisasi, dan teori yang memungkinkan manusia
dapat memahami fenomena dan memecahkan masalah (Sagandji dan Sopiah,
2010).
Penelitian dilaksanakan melalui suatu prosedur dan alur tertentu.
Apapun jenis penelitiannya, selalu dimulai dengan adanya permasalahan, hal
tersebut merupakan suatu kesenjangan yang dirasakan oleh peneliti.
Kesenjangan tersebut dapat terjadi karena beberapa kemungkinan sebab.
Dengan kondisi yang demikian, peneliti berusaha mencari jalan keluar dengan
mengadakan penelitian berdasarkan teori yang tepat (Malamassam, 2009).
Sebelum peneliti melakukan penelitian, perlu menyusun rencana
penelitian, yang dikenal dengan usulan/ proposal penelitian. Kegunaan dari
proposal penelitian tersebut adalah sebagai pedoman rencana awal yang akan
dilakukan peneliti, baik mengenai masalah, ruang lingkup, metode penelitian
yang dipakai, populasi dan sampel penelitian, perencanaan tempat dan waktu
penelitian, instrumen penelitian, sampai pada perencanaan anggaran (jika
diperlukan).
Dalam melakukan penelitian, tidak semua penelitian dapat dilakukan
secara populasi. Banyak alasan yang mendasari hal tersebut, diantaranya
sebaran populasi yang luas, waktu yang dibutuhkan terlalu lama, keterbatasan
biaya, dll. Lebih lanjut Patton (2009) mengatakan bahwa keuntungan
menggunakan sampel antara lain: memudahkan jalannya penelitian, penelitian
lebih efisien, lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, dan lebih
efektif. Dari berbagai alasan tersebut, sangat beralasan jika penelitian
dilakukan hanya terhadap sampel saja.
Dalam menentukan sampel mana yang akan dijadikan sebagai objek
penelitian tidaklah mudah, karena sampel yang kita ambil harus dapat
mewakili semua karakteristik dari populasinya. Jika sampel yang diambil
tidak dapat mewakili semua karakteristik populasinya, maka hasil penelitian
tersebut tidak dapat dibuatkan generalisasinya. Oleh karena itu penulis akan
mendeskripsikan Tehnik Pengumpulan Data, Teknik Sampling, Analisis
Data, Validasi yang biasa digunakan dalam penelitan dan mendeskripsikan
teknik sampling serta beberapa jenis teknik sampling.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah.
1.1.1 Apa yang dimaksud dengan pengumpulan data ?
1.1.2 Apa yang dimaksud dengan tehnik sampling ?
1.1.3 Apa yang dimaksud dengan analisis data ?
1.1.4 Apa yang dimaksud dengan validasi ?

1.3 Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh.
1.1.5 Mengetahui deskripsi tehnik analisis data
1.1.6 Mengetahui deskripsi teknik sampling.
1.1.7 Mengetahui deskripsi analisa data
1.3.4 Mengetahui deskripsi validasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Teknik Pengumpulan Data

Ada dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu
kualitas instrument penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Kualitas intrumen
penelitian berkenaan dengan kualitas pengumpulan data, dan kualitas pengumpulan
data berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrument, dan kualitas
pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Oleh karena itu, instrument yang telah teruji validitas dan
reliabiltasnya, belum tentu menghasilkan data valid dan reliable, apabila instrument
tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya.
Pengumpulan data merupakan hal yang terpenting di dalam kegiatan
penelitian ilmiah, karena pada umumnya pengumpulan data pasti sangat diperlukan
kecuali untuk penelitian eksploratif, untuk menguji hipotesa yang telah
dirumuskannya..
Pengumpulan data bukanlah hal yang sepele walaupun setiap orang
memiliki kecenderungan di dalam melihat dan memandang objek yang ingin diteliti.
Karena ketika pengalaman dalam proses pengumpulan data semakin sedikit, maka
kemungkinan  untuk dipengaruhi oleh keinginan pribadi semakin besar. Oleh karena
itu pengumpulan data membutuhkan pengalaman dan keahlian yang cukup untuk
melakukannya.
Mengumpulkan data memang merupakan pekerjaan yang melelahkan dan
kadang sulit. Ketika pengumpulan data ini dilakukan oleh orang lain selain peneliti,
maka sedikit banyak akan dipengaruhi oleh orang yang melakukannya, maka jika
pengumpul data melakukan kesalahan sedikitpun dalam proses tersebut, maka ia akan
mempengaruhi data yang diberikan oleh responden, dan kesimpulannya dapat
menjadi salah. Dengan demikian pengumpulan data merupakan hal sangat penting di
dalam penelitian.
  

2.1.1   Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif

Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:


 Wawancara
          Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara
mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan
terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.         

Teknik wawancara sebagai salah satu teknik pengumpulan data ada dua
macam :
A. Wawancara tersetruktur
wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data
telah menyiapkan instrumen penlitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Di dalam wawancara terstruktur ini setiap
responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dengan
wawancara terstruktur ini pula, pengumpul data  dapat menggunakan beberapa
pewawancara sebagai pengumpul data, supaya setiap pewawancara mempunyai
ketrampilan yang sama, maka diperluakan training kepada calon pewawancara.
B. Wawancara Tidak Terstruktur
wawancara tidak terstruktur adalah wawancara  yang bebas, di mana peneliti
tidak menggunakan [edoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya
berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Dalm wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data
apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang
diceritakan oleh responden. Dan berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari
responden tersebut, maka peneliti dapat mengajukan pertanyaan berikutnya yang
lebih terarah pada suatu tujuan.
C. wawancara Semiterstruktur
wawancara semiterstruktur ini sudah termasuk dalam kategori in dept interview,
di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawncara
terstruktur. Tujuan wawancara spserti ini adalah untuk menemukan permasalahan
yang lebih terbuka, di mana pihka yang diajak wawancara dimintai pendapat, ide-
idenya. Dalam melakukan wawancara ini, peneliti perlu mendengarkan secara teliti
dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

 Observasi
Observasiatau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan
data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang
(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan
perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran
realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu
mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap
aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
Beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif,
yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak
terstruktur.
 Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian
melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti
benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
 Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa
menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau
pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam
mengamati suatu objek.
 Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara
berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah topografi, jumlah
dan durasi, intensitas atau kekuatan respon, stimulus kontrol (kondisi dimana perilaku
muncul), dan kualitas perilaku.

 Dokumen
       Dokumen adalah merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Sejumlah
besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.
Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian,
cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak
terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk
mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan
dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku
atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di
server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.
 Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti telah
menggunakan triangulasi, maka sebenarnya peneliti telah mengumpulkan data
sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan
berbagi teknik pengumpulan data dan berbagi sumber data.
Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber
yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan
data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.Dalam hal ini,
Susan Stainback(1988), menyatakan bahwa tujuan dari triangulasi bukanlah
untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada
peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.[8]

 Focus Group Discussion(FGD)


             Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang
umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna
sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk
mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat
pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari
pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang
diteliti.
2.1.2 Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif terdapat beberapa langkah untuk mengumpulkan
data dalam proses penelitian, yaitu :
1.   Interview
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.
Wawancara ini memiliki dua bentuk, yaitu wawancara terstruktur dan
wawancara tidak terstruktur. Teknik wawancara terstruktur ini mendasarkan diri pada
laporan tentang diri sendir atau self report, atau stidak-tidaknya pada pengetahuan
atau keyakinan pribadi.
2.  Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakuakn dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti
tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
rsponden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumleh respondens cukup
besar dan tersebar diwilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan tertutup
atau terbuka yang dapat diberikan kepada responden secara langsung atau melalu pos.
Adapun Prinsip-Prinsip Penulisan angket adalah sebagai berikut:
 Isi dan Tujuan Pertanyaan
 Bahasa Yang digunakan

 Tipe Dan Bentuk Pertanyaan


 Pertanyaan tidak mendua.
 Tidak menanyakan yang sudah lupa
 Pertanyaan tidak menggiring.
 Panjang Pertanyaan.
 Urutan Pertanyaan
 Prinsip Pengukuran
 Penampilan Fisik

3. Observasi
 Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai cirI yang specifi bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dengan kuesioner. Kalau
wawancara dan kuesioner selalu berbicara dengan orang, maka metode observasi
tidak terbatas pada orang tetapi juga objek-objek alam yang lain.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan
menjadi observasi partisipan maupun observasi non participant.
1.    Observasi Patisipan (observasi Berperan Serta)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari dengan orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil
melakukan penelitian, peniliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data,
dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan ini, maka data akan diperoleh dengan
lebih lengkap , tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku
yang nampak.
2.   Observasi Non Partisipan
Dalam observasi ini peneliti tidak terlibat lagsung dan hanya sebagai pengamat
independent. Peneliti mencatat, menganalisa dan selanjutnya dapat membuat
kesimpulan tentang prilaku masyarakat. Dalam observasi non participant ini peniliti
tidak akan mendapatkan data yang mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna.
Makna adalah nilai di balik prilaku yang tampak, terucapkan, dan yang tertulis.

Observasi dilihat dari segi bentuknya ada dua, yaitu :


 Observasi Tersetruktur, yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis
tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya. Ini dilakukan jika
peneliti telah tahu dengan pasti tentang variable apa yang akan diamati. Dalam
melakukan pengamatan, peneliti menggunakan instrument penelitian yang telah
teruji validitas dan reliabilitasnya.
 Observasi Tidak Tersetruktur, yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti
tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan
pengamatan peneliti tidak menggunakan instrument yang telah baku, tetapi hanya
rambu-rambu pengamatan.

Contoh Tehnik Pengumpulan Data


 Rekaman Hasil Wawancara
Umumnya peneliti akan menggunakan bantuan sebuah alat perekam ketika
mereka akan melakukan wawancara. Peneliti hanya akan mencatat poin-poin penting
saja, sehingga secara keseluruhan dari informasi wawancara ini akan disimpan dalam
rekaman. Hal ini mencegah terjadinya kekeliruan informasi.

 Lembaran Hasil Angket


Setelah angket yang dibuat disebarkan, maka selanjutnya didapatkan data yang
berupa berbagai jenis tanggapan dari responden yang telah dituliskan dalam angket
yang disebar. Tanggapan-tanggapan yang akan diberikan oleh responden di dalam
lembar angket ini yang dinamakan sebagai data dalam penelitian.

 Hasil Catatan Lapangan


Selama proses penelitian seorang peneliti akan mempunyai catatan tersendiri.
Catatan ini memiliki informasi apa yang di dapatkan selama menjalani proses
berbagai teknik mengumpulan data. Melakukan pencatatan selama dilakukan kegiatan
penelitian ini bertujuan supaya informasi penting yang telah didapatkan tidak
terlupakan.
2.2 Teknik Analisis Data
Menurut Patton, 1980 menjelaskan bahwa analisis data adalah proses
mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan
uraian dasar. Sedangkan menurut Taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data
sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan
merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk
memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi
pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih
menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut
dapat disintesiskan menjadi: Analisis data proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh
data.
Dari uraian tersebut di atas dapatlah kita menarik garis bawah analisis data
bermaksud pertama- tama mengorganisasikanm data. Data yang terkumpul banyak
sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto,
dokumen, berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data
dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode,
dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan
menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif.

2.2.1 Teknik Analisa Data Kualitatif


Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas,
yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah
dirumuskan di dalam proposal. Karena datanya kuantitatif maka teknik analisa data
menggunakan metode statistik yang sudah tersedia. Misalnya akan menguji
hidpotesis hubungan antara dua variabel, bila ditanya ordinal maka statistik yang
digunakan adalah korelasi Spearman Rank, sedangkan bila datanya interval atau ratio
maka yang digunakan adalah Korelasi Pearson Product Moment. Bila akan menguji
signifikansi komparasi data dua sampel, dan datanya interval atau ratio dugunakan t-
test dua sampelm, bila datanya nominal dugunakan Chi Kuadrat. Selanjutnya bila
akan menguji hipotesis komparatif lebih dari dua sampel, datanya interval, maka
digunakan analisis varian.
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakana teknik pengumpulan data yang bermacam-macam(triangulasi), dan
dilakukan dengan terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan dilakukan terus
menerus seperti itu maka akan mengakibatkan variasi data yang tinggi sekali. Data
yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif(walaupun tidak menolak data
kuantitatif), sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada pola yang jelasm
sehingga sering mengalami kesulitan di dalam menganalisis, seperti yang dinyatakan
oleh Miles dan Huberman(1984) seperti yang dikutip Sugiyono bahwa yang paling
sulit dan serius dalam analisis data kualitatif adalah karena metode analisis belum
dirumuskan dengan baik.
Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data
yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis, selanjutnya dicarikan
data lagi secara berulang-ulang sehingga dapat disimpulkan apakah data itu diterima
atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat
dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis
tersebut diterima, maka hipotesisi itu berkembang menjadi teori.
Ada beberapa model analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu ;
1.   Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan cara mengidentifikasi satu atau
unit data, yaitu satuan terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki
makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian. Sesudah
satuan diperoleh, langkah berikutnya adalah membuat koding, yaitu
membuat kode pada setiap satuan agar supaya tetap dapat ditelusuri data
satuannya, berasal dari sumber mana.
2.  Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data. Dan penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan
bahwa yang paling penting dalam penyajian data pada penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Dalam perakteknya tidak semudah ilustrasi yang diberikan,
karena fenomena sosial bersifat kompleks dan dinamis sehingga apa yang
ditemukan pada saat memasuki lapangan dengan setelah berlangsung
agak lama di lapangan akan mengalami perkembangan data. Dan setelah
dibuktikan ternyata hipotesis yang telah dibuat didukung oleh data di
lapangan, maka hipotesis itu terbukti dan akan menjadi teori.
3.  Conclusion Drawing/Verification
Langkah ketiga dalam anlisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal,  yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang
lebih kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah, yaitu:
a. Persiapan
b. Tabulasi
c. Penerapan data sesuai dengan pendektan penelitian
Yang dimaksud dengan data yang diterapkan dalam perhitungan
adalah data yang disesuaikan dengan jenis data, yakni diskrit, ordinal, interval,
dan ratio. Pemilihan terhadap rumus yang digunakan kadang-kadang
disesuaikan dengan jenis data, tetepi adakalanya peneliti menentukan
pendekatan atau rumus, kemudian data yang ada dirubah disesuaikan dengan
rumus yang sudah dipilih.
Ketika membicarakan jenis data, bagi peneliti yang menyukai
statistik, ada berbagai rumus yang dapat digunakan untuk mengolah data.
Apabila peneliti berkeinginan untuk menggunakan jasa komputer, sebetulnya
tinggal menyerahkan data kepada pengolah data, dan tinggal menunggu
hasilnya.

2.3 Teknik Sampling

2.3.1 Definisi Teknik Sampling


Teknik sampling adalah cara yang berkenaan dengan pengukuran
keadaan ataupun atribut dari entitas tertentu, seperti keluarga, areal, produksi,
usaha tani, guru, penyakit, dan sebagainya. Atribut serta objek yang menjadi
tujuan penelitian disebut sifat (characteristic) (Nazir, 2005). Bila memiliki
keragaman nilai, maka sifat tersebut dinamakan variabel penelitian. Jadi
dapat disimpulkan teknik sampling adalah cara-cara yang dilakukan untuk
mengambil sampel data dari suatu populasi sehingga didapatkan data yang
dapat mewakili populasi.

2.3.2 Desain Survei


Tujuan dari teknik sampling yakni untuk mengadakan estimasi dan
menguji hipotesis tentang parameter populasi dengan menggunakan
keterangan yang diperoleh dari sampel. Keterangan yang diperoleh dikuasi
dan tergantung dua hal, antara lain: jumlah unit sampling yang dimasukkan
dalam sampel dan teknik yang digunakan dalam memilih sampel. Pemilihan
hal di atas bertumpu kepada berapa banyak keterangan yang ingin diperoleh
(Nazir, 2005).
Desain sampling sangat banyak, menurut C. W. Churchman, et. al.
dibagi menjadi dua yakni desain sampling tetap dan desain sampling skuesial.
Dalam desain sampling tetap dibentuk mengikuti aturan tertentu dan tidak
berubah-ubah selama penarikan sampel berlaku, terbagi menjadi sampel tak
terbatas dan sampel dengan batasan. Sedangkan dalam desain sampling
skuesial dimulai dari penarikan sampel kecil secara random dan dianalisis
untuk menentukan perlu atau tidaknya penarikan sampel yang lebih besar,
dapat dilakukan dengan cara menarik sampel secara bertingkah dan
mengamati satu per satu anggota populasi (Nazir, 2005).

2.3.3 Step sebelum Survei


Sebelum mengumpulkan data perlu melakukan langkah berikut: (Nazir,
2005)
1) menentukan tujuan teknik, tujuan harus dijelaskan seterang mungkin
sehingga sasaran tidak meleset dan lebih mendetail apa yang akan
dikerjakan
2) menetapkan populasi yang akan diteknik, memberikan definisi sejelas
mungkin mengenai populasi tersebut
3) memilih data yang relevan, data yang dikumpulkan relevan dengan
tujuan penelitian (tidak perlu terlalu banyak karena nantinya akan
dianalisis)
4) menentukan derajat ketetapan
5) menentukan teknik mengumpulkan keterangan, teknik mengumpulkan
data harus sesuai dengan biaya serta waktu yang tersedia, sesuai dengan
tenaga serta presisi yang diinginkan (beberapa teknik mengumpulkan
data, yaitu: interview dan schedule atau questionnaire)
6) mencari frame untuk menetapkan sampel, mengambil sampel terhadap
populasi maka harus ada list, peta atau bahan lain yang digunakan sebagai
frame
7) menentukan unit sampel, pembagian populasi atas unit sampling harus
tegas dimana tiap elemen populasi harus ada dalam unit sampling
8) membuat interview guide, questionnaire atau schedule, sesuai dengan
teknik pengumpulan data dimana pertanyaan harus jelas
9) mengadakan training, suksesnya survey bergantung pada cara
interview dan supervisor melakukan tugas lapangan

2.3.4 Jenis Teknik Sampling


Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang
jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber
data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran
populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Secara umum, ada dua
jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random
sampling / probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom
samping/nonprobability sampling.

2.3.4.1 Sampling Probabilitas


Cara mengambil sampel berdasarkan probabilitas atau
peluang. Dalam semua sampling probabiitas, cara pengambilannya
dilakukan secara acak (random), artinya semua objek atau elemen
populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
Cara ini bersifat objektif.
A. Random Sampling Sederhana

Sampel acak sederhana ialah sebuah sampel yang diambil sedemikian


rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Apabila
besarnya sampel yang diinginkan itu berbeda-beda, maka besarnya
kesempatan bagi tiap satuan elementer untuk terpilihpun berbeda-beda pula.
Misalnya, besar populasi adalah N, sedang unsur dalam sampel (sample size)
adalah n, maka besar kesempatan bagi tiap satuan elementer untuk terpilih
dalam sampel adalah n/N.
Jelasnya, sampel acak sederhana itu merupakan sampel kesempatan
(probability sampling), sehingga hasilnya dapat dievaluasi secara obyektif.
Terpilihnya tetap satuan elementer ke dalam sampel itu harus benar-benar
berdasarkan faktor kebetulan, bebas dari subyektifitas si peniliti atau
subyektivitas orang lain.
Ada dua metode pengambilan sampel acak sederhana, yaitu:

1) Dengan pengundi unsur-unsur penelitian atau satuan-satuan elementer


dalam populasi. Terlebih dahulu semua penelitian (unit elementer)
disusun dalam daftar kerangka sampling (sampling frame), kemudian
dari kerangka sampling ditarik
sebagai sampel beberapa unsur atau satuan yang akan diteliti. Dalam hal
ini pengambilannya harus dengan cara undian sehingga setiap unit punya
peluang yang sama untuk dipilih. Misalnya setiap nomor unit penelitian
dalam daftar kerangka sampling ditulis dalam secarik kertas. Kertas-kertas
tersebut kemudian digulung dan dimasukkan ke dalam sebuah kotak.
Setelah dikocok, sejumlah gulungan kertas diambil sesuai dengan jumlah
sampel yang direncanakan. Nomor yang terambil menjadi unit elementer
yang terpilih sebagai sampel.
Penggunaan cara ini tidak praktis apabila populasinya besar, karena:

a. Hampir tidak mungkin untuk mengocok dengan seksama seluruh


gulungan kertas undian
b. Manusia cenderung memilih angka-angka tertentu (Singarimbun &
Effendi, 1991: 156).
2) Dengan mengundi tabel angka acak

Cara ini dipilih karena selain meringankan pekerjaan, juga


memberikan jaminan yang jauh lebih besar, bahwa setiap unit elementer
mempunyai probabilitas yang sama untuk terpilih.
Penggunakan tabel angka acak ini praktis sekali, sehingga banyak dipakai
dalam pengambilan sampel acak. Metode pengambilan sampel acak
sederhana ini dipergunakan orang pada dua keadaan, yaitu:
a. Apabila hanya diketahui nama atau identifikasi dari satuan
elementer dalam populasi yang akan diteliti.
b. Apabila tidak didapatkan metode pengambilan sampel lain yang
lebih efisien dari metode ini.

Syarat penggunaan metode sampling acak sederhana:

a. Harus tersedia daftar kerangka sampling


b. Sifat populasi harus homogen

c. Keadaan populasi tidak terlalu tersebar secara geografis

Kelebihan dari cara ini yaitu metodenya sederhana, sedangkan


kelemahannya adalah syarat yang harus dipenuhi cukup sulit.

Contohnya :
seorang peneliti memiliki daftar 100 orang populasi dan ingin memilih
10 orang untuk menjadi sampel. Pertama, semua orang dalam populasi ditandai
dengan nomor 1-100. Nomor tersebut lalu diacak. Pengacakan bisa meniru
model arisan atau sekarang bisa menggunakan aplikasi acak nomor. 10 individu
yang nomornya keluar menjadi sampel penelitiannya. Teknik ini biasanya
digunakan pada populasi yang homogen. Misal seseorang ingin meneliti
tentang proses belajar di kelas dalam satu kelas. Total muridnya berjumlah 100
orang. Peneliti tersebut bisa mewawancarai secara mendalam 10 orang sebagai
sampel.

B. Pengambilan Sampel Acak Distratifikasi

Dalam praktek sering dijumpai populasi yang tidak homogen.


Semakin heterogen suatu populasi, makin besar pula perbedaan sifat antara
lapisan tersebut. Presisi dan hasil yang dapat dicapai dengan penggunaan
suatu metode pengambilan sampel, antara lain dipengaruhi oleh derajat
keseragaman populasi yang bersangkutan.
Untuk dapat menggambarkan secara tepat mengenai sifat populasi
yang heterogen, maka populasi yang bersangkutan harus dibagi dalam lapisan
(strata) yang seragam dan harus dibagi-bagi dalam lapisan yang seragam dan
dari setiap lapisan lapisan dapat diambil sampel secara acak. Dalam sampel
berlapis, peluang untuk antara satu lapisan dengan yang lain mungkin sama,
mungkin pula berbeda.
Ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menggunakan
metode pengambilan sampel acak distratifikasi ini, yaitu:
1) Harus ada kriteria yang jelas yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk
menstratifikasi populasi ini dalam bentuk strata. Kriteria untuk pembagian
itu ialah variabel yang akan diteliti atau variabel yang menurut peneliti
mempunyai hubungan yang erat dengan variabel yang hendak diteliti
tersebut.
Contoh: tingkat penghasilan petani erat hubungannya dengan luas tanah
yang diusahakan. Jadi, dalam penelitian mengenai tingkat penghasilan
petani, populasi dapat distratifikasi dalam lapisan-lapisan menggunakan
luas tanah yang diusahakan sebagai kriteria
2) Harus ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang
dipergunakan untuk menstratifikasi
3) Harus diketahui dengan tepat jumlah satuan-satuan elementer dari tiap
lapisan dalam populasi itu.
Keuntungan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut:

a. Semua ciri-ciri yang heterogen dapat terwakili


b. Kemungkinan bagi peneliti untuk meneliti hubungan antara satu
lapisan dengan lapisan yang lain dan membandingkannya.
Contohnya :
penelitian tentang pentingnya agama dikalangan mahasiswa
Universitas Hayam Wuruk. Peneliti membuat strata, mana mahasiswa
baru, mana mahasiwa tahun kedua, mana tahun ketiga, dan mana
mahasiswa tahun akhir. Masing-masing strata atau tingkatan diambil
sampelnya secara proporsional menggunakan random sampling.
Misalnya, jumlah sampel mahasiswa baru 100 orang, jumlah sampel
mahasiswa tingkat lainnya sama atau mendekati 100 orang. Apabila
hanya 1 mahasiswa tingkat akhir yang dijadikan sampel, misalnya,
maka sampling tidak proporsional.
C. Cluster Sampling

Dalam praktek, seringkali ditemui kenyataan dimana kerangka sampel


yang digunakan untuk dasar pemilihan sampel tidak tersedia atau tidak
lengkap dan biaya untuk membuat kerangka sampel tersebut terlalu tinggi.
Untuk mengatasi hal tersebut maka unit-unit analisa dalam populasi
digolongkan ke dalam gugus yang disebut cluster dan ini akan merupakan
satuan-satuan dari mana sampel akan diambil. Jumlah gugus yang diambil
sebagai sampel harus secara acak. Kemudian, untuk unsur penelitian dalam
gugus tersebut diteliti semua.

Contohnya :
Misalnya, seorang peneliti ingin meneliti besarnya pendapatan
perbulan dari tiap-tiap keluarga di suatu desa. Oleh karena tidak terdapat data
mengenai jumlah keluarga di desa tersebut maka desa tersebut dibagi menjadi
dukuh-dukuh. Dukuh tersebut dijadikan unsur sampling. Dukuh yang ada
diberi nomor dan dipilih secara acak sebuah dukuh atau lebih sebagai sampel.
Oleh karena unsur penelitian adalah keluarga atau rumah tangga, maka semua
rumah tangga yang ada dalam unsur sampel yang terpilihlah yang diteliti.
Keuntungan dari metode ini adalah tidak diperlukannya daftar
kerangka sampling dengan unsur-unsurnya, tetapi keburukannya adalah
sangat sulit untuk menghitung standar kesalahannya.

2.3.4.2 Sampling Nonprobabilitas

Teknik sampling nonprobabilitas terdiri atas lima macam yaitu:


A. Teknik Sampling Sistematis (Systematical Sampling)

Teknik ini sebenarnya dapat termasuk kepada teknik random sampling


sederhana yang digunakan secara ordinal. Artinya anggota sampel dipilh
berdasarkan urutan tertentu. Misalnya setiap kelipatan 10 atau 100 dari daftar
pegawai disuatu kantor, pengambilan sampel hanya nomor genap atau
yang ganjil saja, dll.

Keuntungan teknik ini ialah lebih cepat dan mudah. Sedangkan


kelemahannya adalah kadang-kadang kurang mewakili populasinya.

B. Teknik Sampling Kebetulan (Accidental Sampling)

Teknik sampling kebetulan dilakukan apabila pemilihan anggota


sampelnya dilakukan terhadap orang atau benda yang kebetulan ada atau
dijumpai dan dipandang orang yang dijumpai tersrbut cocok dijadikan
sumber data. Misalnya kita ingin meneliti pendapat masyarakat tentang
kenaikan harga atau keluarga berencana, maka pertanyaan diajukan kepada
mereka yang kebetulan dijumpai dipasar atau ditempat-tempat lainnya.
Keuntungan menggunakan teknik ini ialah murah, cepat dan mudah.
Sedangkan kelemahannya ialah kurang representatif.

C. Teknik Sampling Bertujuan (Porpusive Sampling)

Teknik ini digunakan apabila anggota sampel yang dipilih secara


khusus berdasarkan tujuan penelitiannya. Sebagai contoh : untuk meneliti
tentang disiplin siswa maka yang dipilih adalah orang yang aahli dalam
kesiswaan seperti kepala sekolah, PKS urusan kesiswaan, ketua osos, yang
dijadikan anggota sampel. Keuntungan menggunakan teknik ini ialah murah,
cepat dan mudah, serta relevan dengan tujuan penelitiannya. Sedangkan
kerugiannya ialah tidak representatif untuk mengambil kesimpulan secara
umum (generalisasi).
D. Teknik Sampling Kuota (Quota Sampling)

Teknik ini digunakan apabila anggota sampel pada suatu tingkat


dipilih dengan jumlah tertentu (kuota) dengan ciri-ciri tertentu. Sebagai
contoh, Jemaah haji yang berangkat ke tanah suci sudah diberi jatah (kuota)
oleh Persatuan Haji Indonesia (PHI) bekerjasama dengan Pemerintah Arab
Saudi, yaitu sebanyak 250.000 orang haji dari populasi 250.000.000 jiwa
penduduk Indonesia. Artinya satu orang calon haji mewakili 1000 orang
penduduk.

E. Teknik Bola Salju (Snowball Sampling)

Teknik penentuan sampel bola salju ini digunakan apabila jumlah


sampel yang diketahui hanya sedikit. Dari sampel yang sedikit tersebut
peneliti mencari informasi sampel lain dari yang dijadikan sampel terdahulu,
sehingga makin lama jumlah sampelnya makin banyak. Seperti bola salju
yang menggelinding makin lama bola salju tersebut makin besar.

2.4 VALIDASI

2.4.1 Pengertian Validasi (Validasi adalah tindakan pembuktian)


Arti validasi secara etimologis berasal dari kata validation yaitu membuktikan
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukuran.
Arti validasi menurut para ahli adalah sebagai berikut:

 Validasi adalah kegiatan untuk mengukur sejauh mana perbedaan skor yang
mencerminkan perbedaan sebenarnya antar individu, kelompok, atau situasi
menyangkut karakteristik yang diukur, atau mengukur sejauh mana kesalahan
sebenarnya pada individu, kelompok yang sama dari satu situasi ke situasi yang
lain (Hendri, 2009).

 Validasi adalah tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap
bahan, proses, prosedur, kegiatan sistem, perlengkapan atau mekanisme yang
digunakan dalam produksi maupun pengawasan mutu akan selalu mencapai hasil
yang diinginkan (BPOM RI, 2006).

Berdasarkan arti validasi tersebut, dapat dikatakan bahwa validasi adalah


pembuktian tentang kebenaran data yang diteliti, valid atau tidak terhadap
suatu instrument.  Instrument penelitian adalah suatu alat untuk pengumpulan data
atau untuk mengukur objek penelitian sehingga didapatkan data untuk validasi.
Instrument atau tes dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang
diinginkan dengan hasil ukur yang sesuai. Oleh sebab itu, hasil ukur dari pengukuran
instrumen dapat merepresentasikan fakta atau nilai sebenarnya maka, baik
tidaknya instrument penelitian ini ditentukan oleh validasi.

2.4.2 Tujuan Validasi

Tujuan dari validasi adalah untuk menghasilkan sebuah model yang


representatif terhadap sistem kenyataannya serta meningkatkan kredibilitas model.

Validasi sering dikaitkan dengan verifikasi. Perbedaan diantara keduanya


yaitu jika validasi adalah pembuktian kebenaran dari sesuatu. Contohnya validasi
dalam proses produksi, validasi data penelitian kandungan limbah, validasi obat
farmasi, dsb. Sedangkan verifikasi adalah konfirmasi dari sesuatu yang menjadi
persyaratan.
2.4.3 Konsep Validitas
Beberapa literatur menyebutkan validasi dapat dikatakan sebagai validitas.
Namun, literatur lain menyebutkan jika validasi adalah kegiatan untuk membuktikan
suatu instrumen, maka validitas adalah tingkat kepercayaan terhadap kevalidan
instrumen.

Untuk menemukan bukti sebagai validitas, maka ada beberapa pendekatan atau
konsep validitas yang dibagi menjadi tiga yaitu, validitas isi, validitas konstruk, dan
validitas empiris atau kriteria. Konsep validitas adalah sebagai berikut:

 Validitas Isi
Validitas isi yaitu untuk membuktikan seberapa jauh dalam sebuah
uji untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap isi atau konten tertentu
yang seharusnya dikuasai untuk tujuan pembelajaran.

Bukti-bukti tersebut kemudian diproses dan dianalisis


secara rasional atau menggunakan analisis logika, bukan berdasarkan
perhitungan statistika.

Oleh sebab itu, validitas isi dinilai oleh orang yang ahli
dibidangnya dengan menilai kisi-kisi uji tersebut sudah mewakili atau
mencerminkan keseluruhan isi atau konten yang seharusnya dikuasai secara
proporsional.

Contoh yang dinilai dalam validitas isi antara lain:

 Tata bahasa

 Definisi operasional variabel
 Representasi sesuai dengan variabel yang diteliti
 Jumlah soal

 Format jawaban

 Skala pada instrumen

 Petunjuk pengisian instrumen

 Waktu pengerjaan

 Populasi sampel

 Format penulisan

 Pemberian nilai atau skor

Ciri yang melandasi bahwa suatu instrumen telah valid


adalah ahli sudah menyetujui instrument tersebut, baik secara isi maupun
formatnya, tanpa ada koreksi. Oleh sebab itu, perlu direvisi jika ada
perbaikan dari ahli hingga benar-benar valid (tanpa revisi).

 Validitas Konstruk
Validitas konstruk yaitu berfokus pada kualitas alat ukur yang
menunjukkan hasil pengukuran yang sama dengan definisi konseptual
(teoritis) yang sudah ada. Definisi setiap variabel harus jelas agar
penilaian validitas konstruk menjadi lebih mudah.

Validitas konstruk biasa digunakan untuk instrumen yang


berguna untuk mengukur variabel konsep, contohnya seperti: mengukur
sikap, minat diri, gaya kepemimpinan, tes bakat, intelegensi, kecerdasan,
emosional, dll.

Dalam menentukan validitas konstruk harus berdasarkan pada


pendalaman teoritis yang tepat serta pertanyaan dan pernyataan instrumen
sesuai. Dengan demikian, instrumen tersebut dikatakan valid secara
validitas konstruk.

Pemahaman lainnya terhadap validitas konstruk adalah


penilaian tentang seberapa baik pakar atau ahli menerjemahkan teori yang
digunakan ke dalam alat ukur atau instrumen. Proses penelaahan teori
dimulai dari perumusan teori, penentuan dimensi dan indikator, sampai
kepada penulisan butir-butir instrumen.

Validasi konstruk ini juga berdasarkan proses analisis dengan


komparasi (perbandingan) yang logis dan cermat.

 Validitas Kriteria
Validitas kriteria yaitu untuk mengukur perbandingan antara
instrumen yang sedang dikembangkan dengan instrumen yang dianggap
sebanding. Jenis validitas kriteria dibagi lagi menjadi 2, yaitu validitas
kriteria prediktif dan validitas kriteria bersamaan.

Validitas kriteria prediktif adalah pengujian instrumen dan


kriteria yang dilakukan dengan waktu yang berbeda sedangkan validitas
kriteria bersamaan dilakukan dalam waktu yang sama. Dengan demikian,
perbedaannya terletak pada waktu pengujian instrumen dan kriterianya.

Hasil dari uji instrumen dan kriterianya kemudian


dihubungkan dengan analisis korelasi. Semakin tinggi nilai koefisien
korelasinya menandakan kevalidan.

2.4.4 Contoh Validasi

. Contoh validasi data adalah sebagai berikut:


 Validasi data aplikasi sistem informasi kependudukan, misalnya yaitu SIK.
Ketika Anda menginput data misalnya tidak bisa menulis huruf lebih dari 20
karakter, harus dalam bentuk nominal, dsb. Aplikasi tersebut langsung divalidasi
oleh sistem.

 Validasi proses produksi dalam industri farmasi. Validasi proses produksi


dapat dilakukan jika sudah dilaksanakan kualifikasi mesin/peralatan
produksi/sarana penunjang serta telah dilakukan validasi metode analisa.

 Validasi tes hasil belajar siswa seperti bentuk tes essay dan objektif (pilihan
ganda, analisa hubungan, mencocokkkan, betul-salah) atau kombinasi keduanya
yang kemudian validasi tersebut dinilai oleh ahli yaitu guru. Dengan adanya
validasi tes hasil belajar untuk memenuhi kaidah instrument yang berkualitas.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Teknik
pengambilan data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian, karena data
merupakan unsur untuk memperoleh kesimpulan dan jawaban dari apa yang diteliti.
Ketika proses tersebut keliru secara teknis, maka akan menghasilkan kesimpulan
yang keliru. Sehingga penting kemudian untuk mengetahui teknik pengambilan data.
Teknik pengambilan data pada penelitian kualitatif meliputi; wawancara, observasi,
dokumen, triangulasi dan focus group discussion. Sedangkan teknik untuk
mengumpulkan data dalam penelitian kuantitatif adalah observasi, kuesioner(angket),
dan interview.
Sedangkan teknik analisis data dari penelitian kuantitatif adalah reduksi data,
display data, dan menyusun kesimpulan. Sedangkan untuk penelitian kuantitatif dalah
persiapan, tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan pendekatan yang ditempuh
dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Teknik sampling adalah cara-cara yang dilakukan untuk mengambil
sampel data dari suatu populasi sehingga didapatkan data yang dapat mewakili
populasi.
Teknik sampling probabilitas yang meliputi: Random Sampling
Sederhana, Pengambilan Sampel Acak Distratifikasi, dan Cluster Sampling. Teknik
sampling nonprobabilitas meliputi: Teknik Sampling Sistematis (Systematical
Sampling), Teknik Sampling Kebetulan (Accidental Sampling), Teknik Sampling
Bertujuan (Porpusive Sampling), Teknik Sampling Kuota (Quota Sampling), dan
Teknik Bola Salju (Snowball Sampling).
Validasi adalah pembuktian tentang kebenaran data yang diteliti, valid atau
tidak terhadap suatu instrument. Instrument penelitian adalah suatu alat untuk
pengumpulan data atau untuk mengukur objek penelitian sehingga didapatkan data
untuk validasi.

3.2 Saran
Adapun saran yang bisa disampaikan, antara lain:
 Seorang peneliti yang akan melakukan penelitian harus memahami
dengan baik teknik pengambilan data yang sesuai digunakan dalam
penelitiannya.
 Seorang peneliti harus memahami benar teknik pengambilan data. Data
yang dibutuhkan peneliti berupa data populasi maupun data sampel. Data
sampel sering digunakan dalam penelitian karena alasan efektif dan
efisien, teknik pengambilan data sangat berpengaruh terhadap data yang
akan diperoleh dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Malamassam, Daud. 2009. Modul Pembelajaran Mata Kuliah Metodologi


Penelitian.
Makassar: Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan,
Universitas Hasanuddin.

Patton, Michael Quinn. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Poewandari, E. Kristi. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian


Psikologi. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana
Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, Fakultas Psikologi,
Universitas Indonesia.

Sangaji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan


Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Setiawan, Ebta. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


(Offline), (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/)

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Jakarta: Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI).

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai