Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

METODE PENELITIAN

PENELITIAN PENGEMBANGAN/PERANCANGAN
“Teknik Pengumpulan dan Analisis Data dalam Penelitian Pengembangan/Perancangan”

Disusun Oleh

Kelompok 4

1. Febrina Sya’bani (18205010)


2. Nisail Mardiah (18205025)
3. Ratih Permata Sari (18205036)

Dosen Pengampu
Dr. Armiati, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik. Terima kasih atas bimbingan, dukungan dan bantuan kepada semua
pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan dan penyelesaian makalah ini.

Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dr.Armiati, M.Pd yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya dalam
pembuatan makalah ini serta secara umum mengajarkan kepada penulis tentang
mata kuliah metodologi penelitian dalam perkuliahan.

Akhirnya harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk


kepentingan bersama dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Padang, 15 November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .........................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Teknik Pengumpulan Data Penelitian Pengembangan................................3


B. Analisis Data dalam Penelitian Pengembangan.........................................12

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan ......................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian pengembangan (Research and development /R&D) adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk
tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk
menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat
luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji produk tersebut. Jadi
penelitian pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years).
Instrumen atau alat pengumpul data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Data yang terkumpul dengan
menggunakan instrumen tertentu akan dideskripsikan dan dilampirkan atau
digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam suatu penelitian.
Instrumen memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan mutu
suatupenelitian, karena validitas atau kesahihan data yang diperoleh akan
sangat ditentukan oleh kualitas instrumen yang digunakan, disamping
prosedur pengumpulan data yang ditempuh.Hal ini mudah dipahami karena
instrumen berfungsi mengungkapkan fakta menjadi data, sehingga jika
instrumen yang digunakan mempunyai kualitas yang memadai dalam arti
valid dan reliabel maka data yang diperoleh akan sesuai dengan fakta atau
keadaan sesungguhnyadi lapangan. Sedang jika kualitas instrumen yang
digunakan tidak baik dalam arti mempunyaivaliditas dan reliabilitas yang
rendah, maka data yang diperoleh juga tidak valid atau tidaksesuai dengan
fakta di lapangan, sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang keliru.
Selanjutnya data-data tersebut harus dianalisis, analisis data dari hasil
pengumpulan data merupakan tahapan yang penting dalam penyelesaian
suatu kegiatan penelitian ilmiah. Oleh karena itu, makalah ini akan
memaparkan secara jelas mengenai teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian dan teknik analisis data.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, dan teknik analisis data?
2. Apa saja jenis-jenis dari teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, serta analisis data?
3. Bagaimana cara melakukan teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian dan menganalisis data ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui pengertian dari teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, dan teknik analisis data.
2. Mengetahui jenis-jenis dari teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, dan teknik analisis data.
3. Mengetahui cara menggunakan atau melakukan teknik pengumpulan
data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teknik Pengumpulan Data Penelitian Pengembangan


Pengumpulan data merupakan inti dari setiap kegiatan penelitian.
Dalam hal pengumpulan data pada penelitian dan pengembangan Richey
dan Klein (2009) menyatakan data yang akan dikumpulkan oleh peneliti
tergantung pada rumusan dan hipotesis.
1. Teknik Pengumpulan Data dengan Metode Kuantitatif
a. Tes
Dalam penelitian dan pengembangan, pengumpulan data dengan
tes dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi awal objek sebelum diberi
perlakukan dengan menggunakan produk baru dan setelah menggunakan
produk baru. Anastari (1982) menyatakan bahwa tes merupakan
pengukuran yang objektif dan standar. Cronbach menambahkan bahwa tes
adalah prosedur yang sistematis guna mengobservasi dan memberi
deskripsi sejumlah sejumlah atau lebih ciri seseorang dengan bantuan
skala numerik atau sustu sistem kategoris.
Pengumpulan data dengan tes dilakukan dengan cara memberi
sejumlah pertanyaan kepada subjek yang diteliti untuk dijawab. Ada dua
macam tes yang sering digunakan yaitu pretes dan posttes. Dalam
penelitian pengembangan pretes digunakan untuk mengetahui kodisi awal
subjek sebelum diberikan produk tertentu. Selanjutnya posttes digunakan
untuk kondisi subjek setelah diberikan perlakuan dengan produk baru.
Pengumpulan data dengan tes juga dapat dilakukan untuk menguji
model, buku ajar, media pembelajaran, dan lain-lain. Dalam hal ini suatu
produk atau alat yang berupa barang dites kemampuannya. Pengujian
suatu produk selain dengan tes juga dapat dilakukan melalui pengamatan
selama produk dalam proses uji coba. Pengumpulan data dengan tes atau
uji coba dapat dilakukan pada saat pengujian produk yang bukan barang,
seperti model pembelajaran, media pendidikan, buku ajar dan lain-lain.

3
Pengujian dilakuakan dengan uji coba, pengumpulan data dengan
tes dan pengamatan selama proses. Pada waktu pengujian model
pembelajaran, perhatian siswa juga diamati, apakah menjadi semakin baik
atau tidak. Untuk mengumpulkan data dengan tes, maka instrumen tes atau
alat ukur yang digunakan untuk pengukuran harus sudah diuji validitas dan
reliabilitasnya.

b. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
penelti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan dan potensi yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti
ingin mengetahui pendapat, keinginan dan hal-hal lain dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak
terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan
menggunakan telepon atau internet. Wawancara terstruktur digunakan
sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
megnetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai
pedoman untuk wawawncara, maka pengumpul data juga dapat
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, camera dan lain-lain.

c. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Kalau wawancara dan
kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak
terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek disekitar. Dari segi proses
pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi
observasi berperan serta dan observasi tidak berperan serta. Dari segi
instrumen yang digunakan observasi dapat dibedakan menjadi observasi
terstruktur dan tidak terstruktur.

4
Pedoman untuk wawancara terstruktur dapat digunakan untuk
observasi terstruktur. Objek wawancara adalah orang, sedangkan objek
observasi bisa orang dan bukan orang. Teknik pengumpulan data dengan
observasi, lebih banyak digunakan untuk megnamati perilaku orang dan
bukan orang seperti proses kerja mesin dan alat-alat. Observasi terhadap
perilaku orang atau proses kerja suatu produk yang dihasilkan dari
penelitian pengembangan, dapat dilakukan oleh peneliti atau orang lain
yang diberi tugas sebagai pengumpul data. Dalam melakukan pengamatan,
peneliti melihat, mendengar, selanjutnya melakukan pengukuran dengan
instrumen yang dibawa.
Observasi terstrukutr adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.
Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti
tentang variabel/produk apa yang akan diamati. Dalam melakukan
pengmatan, peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya.

d. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dimana
partisipan/responden mengisi pertanyaan atau pernyataan kemudian
setelah diisi dengan lengkap mengembalikan kepada peneliti (Creswell,
2012). Kuesioner merupakan instrumen untuk pengumpulan data, dimana
partisipan atau responden mengisi pertanyaan atau pernyataan yang
diberikan oleh peneliti. Peneliti dapta menggunakan kuesioner untuk
memperoleh data yang terkait dengan pemikiran, perasaan, sikap,
kepercayaan, nilai persepsi, kepribasian dan perilaku dari responden.
Dengan kata lain, para peneliti dapat melakukan pengukuran bermacam-
macam karakteristik dengan menggunakan kuesioner (Larry Cristensen,
2004).

5
2. Teknik Pengumpulan Data dengan Metode Kualitatif
a. Observasi
1) Macam-Macam Observasi
Nasution (1988) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua
ilmu pengetahuan. Marshall (1995) menyatakan bahwa melalui observasi
peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.
Sanafiah Faisal mengklasifikasikan observasi menjadi observasi
berpartisipasi, oboservasi secara terang-terangan dan tersamar, dan
observasi yang tidak terstruktur. Selanjutnya Spradley membagi observasi
menjadi empat yaitu observasi pasif, observasi moderat, observasi aktif
dan observasi lengkap.

2) Manfaat Observasi
Menurut Patton dalam Nasution (1988), dinyatakan bahwa manfaat
observasi adalah sebagai berikut

a) Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami


konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat
diperoleh padangan yang holistik atau menyeluruh
b) Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung,
sehingga memungkinkan penelitia menggunakan pendekatan induktif,
jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pendangan sebelumnya.
Pendkatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan
atau discovery
c) Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau
tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam
lingkungan iitu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak
akan terungkap dalam wawancara.
d) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya
tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena
bersifat sensitif atau ingin ditutupi.

6
e) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar
persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang
lebih komprehensif.
f) Melalui pengamatan lapangan, penelitia tidak hanya mengumpulkan
daya yang kaya tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi dan
merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.

3) Tahapan Observasi
Menurut Spradley (1980) ada tiga tahapan observasi yaitu:

a) Observasi deskriptif
Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki
situasi sosial tertentu sebagai objek penelitian. Pada tahap ini peneliti
belum membawa masalah yang akan diteliti, maka peneliti melakukan
penjelajahan umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap
semua yang dilihat, didenganr dan dirasakan. Semua data direkam, oleh
karena itu hasil dari observasi ini disimpulkan dalam keadaan yang
belum tertata. Bila dilihat dari segi analisis maka peneliti melakukan
analisis domain, sehingga mampu mendeskripsikan semua yang ditemui.

b) Observasi terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan suatu observasi yang
telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu. Observasi ini
dikatakan terfokus karena pada tahap ini peneliti melakukan analisis
taksonomi sehingga dapat menemukan fokus.

c) Observasi terseleksi
Pada tahap observasi ni peneliti telah menguraikan fokus yang
ditemukan sehingga datanya lebih rinci. Dengan melakukan analisis
komponensial terhadap fokus, maka pada tahap ini peneliti telah
menemukan karakeristik, kontras-kontras/perbedaan dan kesamaan antar
kategori, serta menemukan hubungan antara satu kategori dengan

7
kategori yang lain. Pada tahap ini diharapakan peneliti telah dapat
menemukan pemehaman yang mendalam atau hipotesis.

b. Wawancara
Esterberg (2002) mendefinisikan wawancara merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makan dalam suatu topik tertentu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan dan
potensi yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
Susan stainback (1988) mengemukakan bahwa dengan wawancara,
maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang
partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi,
dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.
Macam-macam wawancara menurut Esterberg (2002) adalah
wawancara terstruktur, semiterstruktur dan tidak terstruktur.
1) Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam
melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah dipersiapkan. Dalam wawancara terstruktur ini
setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data
mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen
sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan
material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi
lancar.

8
2) Wawancara Semiterstruktur
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept
interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan
dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah
untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak
yang diajak wawancara diminta diminta pendapatnya, dan ide-idenya.
Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendenganrkan secara
teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

3) Wawancara Tidak Terstruktur


Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
Wawancara tidak terstruktur atau terbua, sering digunakan
dalam penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang lebih
mendalam tentang subjek yang diteliti. Pada penelitian pendahuluan,
peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau
permasalahan yang ada pada objek, sehingga peneliti dapat menentukan
secara pasti permasalahan apa yang harus diteliti. Untuk mendapatkan
gambaran permasalahan yang lebih lengkap, maka peneliti perlu
melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang mewakili berbagai
tingkatan yang ada dalam objek.
Infromasi atau data yang diperoleh dari wawancara sering bias.
Bias adalah menyimpang dari yang seharusnya, sehingga dapat
dinyatakan data tersebut subjektif dan tidak akurat. Kebiasan data ini
akan tergantung pada pewawancara, yang diwawancara dan situasi &
kondisi pada saat wawancara.

9
4) Mencatat hasil wawancara
Hasil wawancara segera harus dicatat setelah selesai melakukan
wawancara agar tidak lupa bahkan hilang. Karena wawancara dilakukan
secara terbuka dan tidak terstruktur, maka peneliti perlu membuat
rangkuman yang lebih sistematis terhadap hasil wawancara. Dari
berbagai sumber data, perlu dicatat mana data yang dianggap penting,
yang tidak penting, data yang sama dikelompokkan. Hubungan satu
data dengan data yang lain perlu dikonstruksikan, diragukan perlu
ditanyakan kembali kepada sumber data lama atau yang baru agar
memperoleh ketuntasan dan kepastian.

c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya menumental
dari seseornag. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar, misalnya foto, gambar, sketsa dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat
berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Bogdan
menyatakan bahwa hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan
lebih kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi
kehidupan masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan
autobiografi.
Tetapi perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki
kredibilitas yang tinggi. Sebagai contoh banyak foto yang tidak
mencerminkan keadaan aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan
tertentu. G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University College
London, dalam Fu’adz Al Gharuty (2009) menjelaskan istilah dokumen
dalam tiga pengertian, pertama dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua
sumber, baik sumber tertulis maupun sumber lisan; kedua dalam arti

10
sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja; ketiga dalam arti
spesifik, yaitu hanya meliputi surat-surat resmi dan surat-surat negara,
seperti surat perjanjian, undang-undang, konsensi, hibah dan sebagainya.
Menurut Burhan Bungin (2008: 122) bahan dokumen itu berbeda
secara gradual dengan literatur, dimana literatur merupakan bahan-bahan
yang ditertibkan sedangkan dokumenter adalah informasi yang disimpan
atau didokumentasikan sebagai bahan dokumenter. Dokumen sebagai
sumber data banyak dimanfaatkan oleh para peneliti, terutama menguji,
menafsirkan dan bahkan untuk meramalkan. Lebih lanjut Moleong (2007:
217) memberikan alasan-alasan kenapa studi dokumenter berguna:
1) Karena merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong
pencarian data lain
2) Berguna sebagai bukti untuk suatu penguji
3) Berguna dan sesuai karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan
konteks, lahir, dan berada dalam konteks
4) Relatif murah dan tidak sukar ditemukan, hanya membutuhkan waktu
5) Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih
memperluas tubuh pengetahuan terhadapt sesuatu yang diselidiki.

d. Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai


teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti
melakukan pengumpulan data dengan trianggulasi, maka sebenarnya
peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,
yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan
data dan berbagai sumber data.
Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif,

11
wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama
secara serempak. Trianggulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data
dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa tujuan datri
trianggulasi bukan mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi
lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah
ditemukan. Selanjutnya Mathinson (1988) mengemukakan bahwa nilai
dari teknik pengumpulan data dengan trianggulasi adalah untuk
mengetahui data yang diperoleh meluas, tidak konsisten atau kontradiksi.
Oleh karena itu dengan menggunakan teknik trianggulasii dalam
pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas
dan pasti. Patton (1980) menyatakan dengan trianggulasi akan lebih
meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan dengan satu pendekatan.
Trianggulasi juga merupakan salah datu teknik pengujian kredibilitas data,
dengan demikian bila pengumpulan data dengan teknik trianggulasi, maka
data yang diperoleh akan menjadi lebih kredibe dan pasti.

B. Analisis Data dalam Penelitian Pengembangan


1. Posisi dan Jumlah Analisis Data
Pada umumnya, kegiatan analisis data penelitian dilakukan setelah
pengumpulan data selesai. Pada penelitian dan pengembangan jumlah
kegiatan analisis data akan tergantung pada level penelitian, jenis dan jumlah
rumusan masalah, serta jumlah rumusan hipotesis. Seperti telah dikemukakan
secara metodologis, penelitian pengembangan mempunyai empat macam
desain yang dapat dilihat dari tingkat kesulitan yaitu.

a. Level 1: meneliti tanpa menguji (tidak membuat dan tidak menguji


produk)
Penelitian dan pengembangn pada level 1 adalah penelitian dan
pengembangan di mana peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui
potensi dan masalah yang ada dalam suatu objek, melakukan penelitian

12
untuk merancang produk dan melakukan penelitian penelitian untuk
menguji rancangan produk tersebut secara internal (pendapat ahli dan
praktisi). Dalam penelitian level ini peneliti tidak memproduk rancangan
yang telah dibuat dan menguji produk tersebut secara eksternal (diui
coba).
Kegiatan analisis data dilakukan pada saat melakukan penelitian
(research) untuk menemukan potensi dan masalah yang akan digunakan
sebagai bahan untuk perencanaan produk. Hasil akhir dari kegiatan
penelitian pada level ini adalah berupa rancangan produk. Rancangan
produk bisa diuji internal melalui pendapat ahli dan praktisi. Posisi analisis
data dalam penelitian dan pengembangan level 1 ini ditunjukkan pada
gambar 1. Studi
Literatur

Potensi Potensi Potensi Potensi


dan dan dan dan
Masalah Masalah Masalah Masalah
Potensi
dan
Masalah

Analisis Data Analisis Data Analisis Data


1 2 3

Gambar 1. Posisi Analisis Data dalam Penelitian dan


Pengembangan Level 1 (Meneliti Tidak Menguji)

Berdasarkan gambar 1 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.


Analisis data pada tahap pertama, dilakukan pada saat peneliti melakukan
penelitian untuk menggali potensi dan masalah yang ada pada objek yang
diteliti. Analisis data tergantung metode penelitian yang digunakan untuk
menggali potensi tersebut. Bila penelitian menggunakan metode
kuantitatif, maka analisisnya menggunakan analisis kuantitatif statistik,
bila penelitian menggunakan metode kulitatif, maka analisis datanya

13
menggunakan analisis kualtitatif, dan bila metode penelitian yang
digunakan adalah metode kombinasi, maka analisis datanya menggunakan
analisis kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Analisis data pada tahap
kedua, adalah analisis data berdasarkan penelitian yang digunakan untuk
mengetahui produk apa yang perlu dikembangkan, merancang dan
menetapkan spesifikais produk tersebut. Analisis data juga tergantung
pada metode penelitian yang digunakan. Analisis pada tahap ketiga,
adalah analisis data terhadap pengujian internal rancangan. Pengujian
dilakukan oleh ahli (bergelar doktor yang relevan dengan bidangnya) dan
praktisi (pengguna yang telah berpengalaman menggunakan produk).
Kemungkinan hasil pengujian adalah a) rancangan disetujui tanpa revisi,
b) rancanan disetujui dengan revisi, dan rancangan tidak disetujui. Teknik
analisis data tergantung pada metode yang digunakan. Metode yang
digunakan akan lebih akurat bila menggunakan metode kombinasi,
sehingga analisis datanya menggunakan metode kombinasi.

b. Level 2: menguji tanpa meneliti (menguji validitas produk yang telah


ada)
Penelitian dan pengembangan level 2, adalah penelitian yang tidak
membuat rancangan produk melalui penelitian, tetapi hanya memvalidasi
atau menguji efektivitas, efisiensi dan kepraktisan penggunaan produk
yang sudah ada. Posisi pengujian dalam penelitian dan pengembangan
level 2 ini ditunjukkan pada gambar 2.

14
PengujianTahap I
Analisis Data 1 Analisis Data 2 Analisis Data 3

Bandingkandengan Standar
Produk Tertentu Studi Literatur PengujianTahap I Hasil Pengujian

PengujianTahap I
Kesimpulan dan Saran

Gambar 2. Posisi Analisis Data dalam Penelitian dan


Pengembangan Level 2 (Hanya Menguji Produk yang
Telah Ada)

Berdasarkan gambar 2 tersebut, terlihat bahwa analisis data


penelitian dan pengembangan level 2, dilakukan pada saat penelitian
untuk pengujian produk, menganalisis hasil pengujian dan
membandingkan hasil pengujian standar. Pengujian produk dengan
metode eksperimen bisa dengan pre experimental desing; true
experimental design; dan quasi experiment design. Pengujian produk
dilakukan secara siklus berulang-ulang pada sampel lain yang semakin
besar jumlahnya. Dalam gambar ditunjukkan pengujian dilakukan selama
tiga kali, sehingga analisis data tahap pertama juga dilakukan selama tiga
kali. Analisis data ke tahap 2 adalah analisis menghitung rata-rata dari
tiga kali pengujian. Analisis data tahap ke 3 adalah analisis data
membandingkan antara hasil pengujian dengan standar atau spesifikasi
produk yang telah ditetapkan.

c. Level 3: meneliti dan menguji dalam upaya mengembangkan produk


yang telah ada
Penelitian dan pengembangan pada level 3 adalah meneliti dan
menguji produk dalam rangka mengembangan produk yang telah ada.
Melalui pengembangan diharapkan produk yang telah ada menjadi

15
semakin efektif, efisien, praktis, menarik dan memuaskan.Pada gambar 3
ditunjukkan posisi analisis data pada penelitian dan pengembangan yang
bersifat pengembangan.

Studi Literatur
Pengujian thd produk yang telah ada Perencanaan PengembanganPengujian
Produk Internal Desain

AnalisisData 1 Penelitian Lapangan


AnalisisData 3
AnalisisData 5 AnalisisData 4
AnalisisData 2

Uji coba Lap. Utama Revisi Produk 1 Uji Coba Terbatas Pembuatan Produk Revisi Desain

Revisi Produk 2Uji coba Lap. OperasionalRevisi Produk 3Diseminasi dan Implementasi

AnalisisData 6

Gambar 3. Posisi Analisis Data dalam Penelitian dan


Pengembangan Level 3 (Meneliti dan Menguji untuk
Pengembangan Produk yang telah ada)

Berdasarkan gambar 3 tersebut terdapat 6 kegiatan analisis data.


Analisis tahap 1, dilakukan untuk analisis terhadap data yang diperoleh
dari penelitian terhadap produk yang ada, baik dari aspek bentuk,
performance maupun spesifikasi kerjanya. Analisis tahap 2 dilakukan
terhadap data hasil penelitian lapangan untuk mengetahui apakah produk
tersebut sesuai dengan kebutuhan lapangan atau tidak. Misalnya apakah
model pembelajaran berbasis proyek yang telah ada cocok tdak untuk
SMK program keahlian mesin SMK kelas 1. Kalau tidak cocok, apakah
perlu dikembangkan? Kalau dikembangkan maka perlu dibuat rancangan
model pembelajaran berbasis proyek yang baru. Analisis tahap 3 adalah

16
menganalisis data hasil pengujian internal yang dilakukan oleh ahli dan
praktisi terhadap rancangan desain baru yang telah dibuat. Hasil analisis
tahap 3 selanjutnya digunakan untuk merevisi desain. Setelah desain
direvisi, maka selanjutnya desain dibuat dalam produk yang berupa
“model pembelajaran berbasis proyek”.
Analisis tahap 4 adalah analisis terhadap data hasil uji coba
lapangan awal/terbatas (preliminary field testing). Pengujian dengan
metode kombinasi kuantitatif (eksperimen) dan kualitatif (pengamatan dan
wawancara). Pada bidang pendidikan, pengujian lapangan awal, dilakukan
pada 1 s.d 3 sekolah, menggunakan 6 s.d 12 subjek. Pengumpulan data
dengan wawancara, observasi, kuesioner. Hasil dari uji coba lapangan
digunakan untuk perbaikan produk. Setelah produk diperbaiki, maka
dilanjutkan analisis tahap 5. Analisis tahap 5 adalah analisis data hasil
pengujian lapangan utama (main field testing). Pengujian dilakukan pada 5
s.d 15 sekolah dengan 30 s.d 100 subjek. Hasil analisis selanjutnya
digunakan untuk perbaikan produk, sehingga dapat diuji lapangan secara
operasional (operational field testing). Pengujian dilakukan pada 10 s.d 30
sekolah dengan jumlah subjek antara 40 s.d 400 subjek. Analisis data
tahap 6 adalah analisis data hasil dari uji lapangan operasional.

d. Level 4: meneliti dan menguji dalam menciptakan produk baru.


Pada gambar 4 ditunjukkan posisi analisis data pada penelitian dan
pengembangan yang bersifat penciptaan, yaitu membuat produk baru yang
belum pernah ada.

17
Studi Literatur
Pengujian thd produk yang telah ada
Rancangan Produk Validasi Desain

Pengumpulan Informasi
AnalisisData 1 AnalisisData 3
AnalisisData 5 AnalisisData 2 AnalisisData 4

Uji coba Lap. Utama Revisi Produk 1 Uji Coba Terbatas Pembuatan Produk Revisi Desain

Revisi Produk 2Uji coba Lap. OperasionalRevisi Produk 3Diseminasi dan Implementasi

AnalisisData 6

Gambar 4. Posisi Kegiatan Analisis Data dalam Penelitian dan


Pengembangan Level 4 (Meneliti dan Menguji
untuk Menciptakan Produk Baru)

Berdasarkan gambar 4 tersebut terlihat bahwa, dalam penelitian


pengembangan level 4, yang bersifat penciptaan produk baru, minimal ada
enam kegiatan analisis data, yaitu analisis data pada tahap 1 sampai
dengan tahap 6. Analisis data pada tahap 1 adalah analisis data yang
didasarkan pada penelitian untuk menemukan masalah dan potensi,
sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk mengembangkan
produk. Metode analisis data tergantung pada metode penelitian yang
digunakan, apakah metode kuantitatif, kualitatif atau metode kombinasi.
Analisis data pada tahap 2, adalah analisis data yang didasrkan
pada hasil penelitian untuk menentukan produk apa yang perlu
dikembangkan dalam rangka mengatasi masalah dan menigkatkan kinerja
pada objek yang diteliti. Metode analisis juga tergantung pada metode
penelitian yang digunakan apakah metode kuantitatif, kualitatif atau

18
metode kombinasi. Analisis tahap 3 adalah analisis data yang didasarkan
pada penelitan yang bersifat pengujian/validasi rancangan/desain produk.
Pengujian internal ini dilakukan oleh pakar, dan praktisi terhadap
rancangan produk yang telah dibuat oleh peneliti. Pengujian bisa
menggunakan metode kuantitatif (mengedarkan kuesioner), kualittif
(dengan FGD) dan kombinasi dengan gabungan keduanya. Dengan
demikian analisis data juga bisa menggunakan teknik analisis data
kuantitatif.
Analisis tahap 4, adalah analisis data yang diperoleh dan uji
lapangan terbatas (preliminary field testing). Pada bidang pendidikan,
pengujian lapangan awal, dilakukan pada 1 s.d 3 sekolah menggunakan
6s.d 12 subjek. Pengujian produk dengan menggunakan metode kombinasi
kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif yang digunakan adalah
metode eksperimen dan kualitatif (pengamatan dan wawancara). Hasil
analisis tahap 4 digunakan untuk perbaikan produk. Produk yang telah
diperbaiki selanjutnya diuji pada lapangan utama (main field testing).
Pengujian dilakukan pada 5 s.d 15 sekolah dengan 30 s.d 100 subjek.
Analisis dapat tahap 5, adalah analisis berdasarkan data yang diperoleh
dari pengujian lapangan utama. Pengujian produk dengan menggunakan
metode kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif yang
digunakan adalah metode eksperimen dan kualitatif (pengamatan dan
wawancara). Hasil analisis selanjutnya digunakan untuk perbaikan produk
sehingga dapat diuji lapangan secara operasional (operational field
testing). Analisis data tahap 6 adalah analisis data yang diperoleh dari
pengujian lapangan operasional (operational field testing). Pengujian
produk dengan menggunakan metode kombinasi kuantitatif dan kualitatif.
Metode kuantitatif yang digunakan adalah metode eksperimen dan metode
kualitatif melalui pengamatan dan wawancara.

19
2. Analisis Data Kuantitatif

Dalam penelitian dan pengembangan, analisis data kuantitatif


merupakan kegiatan setelah data dari seluruh subjek/responden atau sumber
data lain yang terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah
 Mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden
 Mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden
 Menyajikan data tiap variabel yang diteliti
 Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah
 Melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

a. Statistik Deskriptif dan Inferensial


Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang
dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan
menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian
dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistik
deskriptif maupun inferensial. Statistik deskriptif dapat digunakan bila
peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin
membuat kesimpulan yang belaku untuk populasi di mana sampel diambil.
Tetapi bila peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk
populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensial.
Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian
data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram, perhitungan
modus, median mean (pengukuran tendensi sentral), perhitunga desil,
persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-ratadan
standar deviasi, perhitungan persentase.
Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

20
Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang
jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara
random. Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan yang
diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya
bersifat pelung. Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan
diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan
kebenaran yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Bila peluang
kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1%,
maka taraf kepercayaan 99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini
disebut dengan taraf signifikasi. Pengujian taraf signifikasi dari hasil suatu
analisis akan lebih praktis bila didasarkanpada tabel sesuai dengan teknis
analisis yang digunakan.

b. Statististik Parametris dan Nonparametris


Pada statistik inferensia terdapat statistik parametris dan
parametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter
populasi melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data
sampel. Parameter populasi itu meliputi: rata, simpangan baku, dan
varians. Statistik nonparametris tidak menguji parameter populasi tetapi
menguji distribusi. Penggunaan statistik parametris dan non parametris
tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik
parametris memerlukan banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data
yang yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Penggunaan kedua
statistik tersebut juga tergantung pada jenis data yang dianalisis.

c. Pertimbangan memilih Statistika untuk Uji Hiopotesis


Pemilihan teknik statistik untuk pengujian hipotesis didasarkan
pada macam-macam data dan bentuk hipotesis. Macam-macam data
penelitian, yaitu: nominal, ordinal, interval/ratio. Bentuk hipotesis ada tiga
yaitu: hipotesis deskriptif, komparatif, asosiatif dan struktural. Dalam
hipotesis komparatif, dibedakan menjadi dua, yaitu komparatif untuk dua
sampel dan lebih dari dua sampel.

21
Hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik parametris
merupakan dugaan terhadap nilai dalam satu sampel (unit sampel),
dibandingkan dengan standar, sedangkan hipotesis deskriptif yang akan
diuji dengan statistik nonparametris merupakan dugaan ada tidaknya
perbedaan secara signifikan nilai antar kelompok dalam satu sampel.
Hipotesis komparatif merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara
signifikan nilai-nilai dua kelompok atau lebih. Hipotesis asosiatif, adalah
dugaan terhadap ada tidaknya hubungan secara signifikan antara dua
variabel atau lebih.

TABEL 1. Penggunaan Statistik Parametris dan Nonparametris


untuk Menguji Hipotesis

Bentuk Hipotesis
Struktur
Macam Deskriptif Komparatif Komparatif Asosiatif hubungan
Data (satu variabel/ (dua sampel) (lebih dari dua sampel) (hubungan) antar
satu sampel)** variabel
Related Independen Related Independen
Fisher Exact
Binomial Probability
Nominal Mc Nemar Cochran Q χ 2 untuk k Contingency

χ 2 satu sampel χ 2 dua sampel sampel Coefficient C

Median test

Mann – Median
Sign test
Whitney Utest Extension Spearman
Friedman rank
Run Test Wilcoxon
Ordinal Kolmogorov Two-Way Kruskal- Correlation
matched
Smirnov Anova Wallis One
Pairs
Way Anova Kendall Tau
Wald –
Woldfowitz
Interval t-test* t-test t-test* One-Way One-Way Korelasi Analisis
Rasio Related Independent Anova* Anova* Product Jalur (Path
Moment* Analysis)

22
Korelasi
Parsial*

Structure
Two-Way Two-Way Korelasi
Equation
Anova* Anova* Ganda*
Model
(SEM)
Regresi,
Sederhana &
Ganda*
*Statistik Parametris
*deskriptif untuk parametris artinya satu variabel, dan untuk
*non parametris artinya satu sampel

d. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analsis dan membuat kesimpulan yang berlaku unutk umum.

Pada statistik deskriptif ini dikemukakan, yaitu.


1) Penyajian Data, yaitu dengan tabel (tabel biasa maupun distribusi
frekuensi); grafik (grafik garis maupun batang); diagram lingkaran;
piktogram;
2) Pengukuran Gejala Pusat, melalui modus, median, mean, dan
variasi kelompok melalui rentang dan simpangan baku.
3) Pengukuran Variasi Kelompok, untuk mengetahui tingkat variasi
kelompok data dapat dilakukan dengan melihat rentang data dan
standar deviasi atau simpangan baku dari kelompok data yang telah
diketahui.

23
e. Statistik untuk Pengujian Hipotesis
1) Statistik dan penelitian
Dalam statistik, hipoptesis dapat diartikan sebagai pernyataan
statistik tentang parameter populasi. Statistik adalah ukuran-ukuran yang
dikenakan pada sampel (x́=¿rata-rata, s=¿simpangan baku, s2=¿ varians,
r =¿koefisien korelasi), dan parameter adalah ukuran-ukuran yang
dikenakan pada populasi (μ=¿rata-rata, σ =¿simpangan baku, σ 2=¿
varians, ρ=¿ koefisien korelasi). Hipotesis adalah taksiran terhadap
parameter populasi, melalui data-data sampel.
Dalam statisitk dan penelitian terdaoat dua macam hipotesis, yaitu
hipotesis nol dan alternatif. Pada statistik, hipotesis nol diartikan sebagai
tdak adanya perbedaan antaraa parameter dengan statistik, atau tidak
adanya perbedaan antara ukuran populasi dan ukuran sampel. Dengan
demikian hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, karena meemang
peneliti tidak mengharapkan adanya perbedaan data populasi dengan
sampel. Selanjutnya hipotesis alternatif adalah lawannya hipotesis nol,
yang berbunyi adanya perbedaan antara data populasi dengan data sampel.

2) Tiga Bentuk Rumusan Hipotesis


Menurut tingkat eksplanasi hipotesis yang akan diuji, maka
rumusan hipotesis dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu.

a) Hipotesis Deskriptif, adalah dugaan tentang nilai suatu variabel


mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Sebagai
contoh, bila rumusan masalah penelitian sebagai berikut in, maka
hipotesis (jawaban sementara) yang dirumuskan adalah hipotesis
deskriptif.
b) Hipotesis Komparatif, adalah pernyataan yang menunjukkan
dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang
berbeda. Contoh rumusan masalah komparatif dan hipotesisnya.
c) Hipotesis Hubungan (Associative), adalah suatu pernyataan yang
menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau

24
lebih. Contoh rumusan masalahnya adalah “Apakah ada hubungan
antara Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas Kerja?”. Rumus
masalah dan hipotesis nolnya adalah: tidak ada hubungan antar gaya
kepemimpinan dengan efektivitas kerja.

3) Taraf Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis


Seperti telah dikemukakan, pada dasarnya menguj hipotesis itu
adalah menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel. Terdapat
dua cara menaksir, yaitu.
a) titik taksiran (a point estimate) adalah suatu taksiran parameter
populasi berdasarkan satu nilai data sampel.
b) taksiran interval (interval estimate) adalah suatu taksiran parameter
populasi berdasarkan nilai interval data sampel. Jadi, semakin kecil
taraf kesalahan yang ditetapkan, maka interval estimate-nya semakin
lebar, sehingga tingkat ketelitian taksiran tersebut semakin rendah.

4) Dua kesalahan dalam Pengujian Hipotesis


Dalam menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel,
kemungkinan akan terdapat dua kesalahan, yaitu:
 kesalahan tipe i adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis nol
(ho) yang benar (seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat
kesalahan dinyatakan dengan σ (baca alpha).
 Kesalahan Tipe IIadalah kesalahan bila menerima hipotesis yang
salah (seharusnya ditolak). Tingkat kesalahan untuk ini dinyatakan
dengan β (baca betha).

25
Berdasarkan hal tersebut, maka hubungan antara keputusan
menolak atau menerima hipotesis dapat digambarkan pada Tabel 2.

Keadaan sebenarnya
Keputusan
Hipotesis Benar Hipotesis Salah
Terima Tidak membuat Kesalahan Tipe II
hipotesis kesalahan
Menolak Kesalahan Tipe I Tidak membuat
hipotesis kesalahan

Dari tabel tersebut di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut.


 Keputusan menerima hipotesis nol yang benar, berarti
tidakmembuat kesalahan.
 Keputusan menerima hipotesis nol yang salah, berarti terjadi
kesalahan Tipe II.
 Keputusan menolak hipotesis nol yang benar, berarti terjadi
kesalahan Tipe I.
 Keputusan menolak hipotesis nol yang salah, berarti tidak
membuat kesalahan.

5) Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang menggunakan statistik parametris
memerlukan beberapa asumsi yang harus dibuktikan, yaitu

 Pengujian Normalitas
Penggunaan Statistik Parametris bekerja dengan asumsi bahwa data
setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi
normal. Bila data tidak normal, maka teknik statistik para metris tisak
dapat digunakan untuk alat analisis. Sebagai gantinya digunakan teknik
statistik lain yang tidak harus berasumsi bahwa data berdistribusi normal.
Teknik statistik itu adalah statistik nonparametris. Untuk itu sebelum
peneliti akan menggunakan teknik statistik parametris sebagai analisisnya,

26
maka peneliti harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan
dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Suatu data yang membentuk
distribusi normal bila jumlah data di atas dan di bawah rata-rata adalah
sama. Langkah-langkah yang diperlukan adalah.
a) Menentukan jumlah kelas interval.
b) Menentukan panjang interval
c) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel
penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat hitung.
d) Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan).
e) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel.
Bila harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari pada harga Chi Kuadrat
tabel, maka disribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar
dinyatakan tidak normal.

 Pengujian Hipotesis Deskriptif


Pengujian hipotesis deskriptif pada dasarnya merupakan proses
pengujian genralisasi hasil penelitian yang didasarkan pada satu sampel.
Kesimpulan yang dihasilkan nanti adalah apakah hipotesis yang diuji itu
dapat digeneralisasikan atau tidak. Bila HO diterima berarti dapat
digeneralisasikan. Dalam pengujian ini variabel penelitiannya bersifat
mandiri, oleh karena itu hipotesis penelitian tidak berbentuk perbandingan
atau hubungan antar dua variabel atau lebih.
Statistik parametris dapat digunakan untuk menguji hipotesis
deskriptif biladatanya interval atau rasio adalah t-test 1 sampel. Terdapat
dua macam pengujian hipotesis deskriptif yaitu uji dua pihak (two tail
test), uji satu pihak (one tail test). Uji satu pihak ada dua macam yaitu uuji
pihak kiri dan uji pihak kanan. Jenis uji mana yang akan digunakan
tergantung pada bunyi kalimat hipotesis.Langkah-langkah dalam
pengujian hipotesis deskriptif, yaitu:

27
a) Mengitung rata-rata data
b) Menghitung simpangan baku
c) Menghitung harga t
d) Melihat harga t tabel
e) Menggambar kurva
f) Meletakkan kedudukan t hitung dan t tabel dalam kurva yang telah
dibuat.
g) Membuat keputusan pengujian hipotesis.

 Pengujian Hipotesis Komparatif


Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi
yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk
perbandingan. Hal ini juga dapat berarti menguji kemampuan generalisasi
(signifikansi hasil penelitian) yang berupa perbandingan keadaan variabel
dari dua sampel atau lebih. Bila HO dalam pengujian diterima, berarti nilai
perbandingan dua sampel atau lebih tersebut dapat digenralisasikan untuk
seluruh populasi di mana sampe-sampel di ambil dengan taraf kesalahan
tertentu.
Pengujian hipotesis komparatif ini banyak digunakan dalam
penelitian dan pengembangan, khususnya dalam pengujian lapangan
terbatas, lapangna utama, dan lapangan operasional. Dikemukakan
pengujian komparatif dengan statistik parametris dengan test, dengan
analisis varians(klasifikasi tunggal dan klasifikasi ganda). Kedua teknik
tersebut digunakan bila datanya berbentuk interval atau ratio. Asumsi yang
digunakan adalah sampel diambil secara random dan data berdistribusi
normal.

 Pengujian Hipotesis Asosiatif


Dalam penelitian dan pengembangan (R&D), pengujian hipotesis
asosiatif (hubungan/korelasi), digunakan untuk menguji produk yang
sudah banyak dipakai dimasyarakat luas. Misalnya mencari hubungan

28
antara ualitas dan atau model produk media pembelajaran dengan
efektivitas pembelajaran; mencari hubungan anatara warna produk mobil
dengan nilai penjualan. Pengujian hipotesis asosiatif juga digunakan untuk
menguji realibilitas antar penilai (interrater) dalam memberikan penilaian
terhadap suatu rancangan produk atau produk itu sendiri.
Hipotesis asosiatif merupakan dugaan tentang adanya hubungan
antar variabel dalam opulasi yang akan diuji melalui hubungan antar
variabel dalam sampel yang diambil dari populasi tersebut. Untuk itu
dalam langkah awal pembuktiannya, maka perlu dihitung terlebih dahulu
koefisien yang ditemukan itu diuji signifikansinya. Jaid menguji hipotesis
asosiatif adalah menguji koefisiensi korelasi yang ada pada sampel untuk
diberlakukan pada seluruh populasi di manasampel diambil.

3. Analisis Data Kualitatif


a. Pengertian Analisis Data Kualitatif
Dalam penelitian dan pengembangan ada kegiatan analisis data
kualitatif, bila metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
metode kualitatif, seperti wawancara mendalam, pengamtan dan studi
dokumentasi. Penelitian untuk menemukan potensi dan masalah yang
menggunakan metode kualitatif, maka analisis datanya akan menggunakan
analisis kualitatif.
Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai sumber,
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan
dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan
yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data
yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak
menolak data kuantitatif), sehingga teknik analisis data yang digunakan
belum ada polanya yang jelas.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan
dikumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

29
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola
(hubungan antar ketegori), memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.

b. Proses Analisis Data Kualitatif


Dalam hal analisis data kualitatif Creswell (2013) menyatakan:
“Proeses analisis data kualitatif bersifat induktif, analisis data bersifat
bottom-up (dari bawah ke atas). Data spesifik yang telah diidentifikasikan
dikembangkan menjadi tema umum sehingga bermakna dan mudah dipahami.
Berikut ini dikemukakan beberapa proses analisis data yaitu.

1) Miles dan Huberman (1984)


Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsun, dan setelah selesai pengumpulan data
dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan
analisis terhdapa jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang
diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti
akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data
yang dianggap kredibel. Mile and Huberman (1984), mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif
dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data
display, dan conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis
ditunjukkan pada gambar 5 berikut.

30
Gambar 5. Komponen dalam analisis data (flow model)

Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa, setelah peneliti


melakukan pengumpulan data, maka peneliti melakukan antisipatory
sebelum melakukan reduksi data. Selanjutnya model interaktif dalam
analisis data ditunjukkan pada gambar 6 berikut.

data collection data display

data reduction

Conclusions: drawing/verifying

Gambar 6. Komponen dalam analisis data (interactive model)

(i) Data Reduction (Reduksi Data)


Dalam mereduki data, setip peneliti akan dipandu oleh tujuan yang
kan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan.
Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan
segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola,
justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan
reduksi data. Ibarat melakukan penelitian di hutan, maka pohon-pohon
atau tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang belum dikenal selama
ini, justru dijadikan fokus untuk pengamatan selanjutnya.
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi
peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat
mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui

31
diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat
mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori
yang signifikan.

(ii) Data Display (Penyajian Data)


Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984)
menyatakan “yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif”.Dengan
mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut (Miles and Huberman: 1984). Selanjutnya disarankan, dalam
melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat
berupa, grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart.

(iii) Conclusion Drawing / verification


Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementar, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapakan adalah
erupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih
remang-remag atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat
berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

32
2) Spradley (1985)
Spradley (1980) membagi analisis data dalam penelitian,
berdasarkan tahapan dalam penelitian kualitatif, yaitu.
a) Memilih situasi sosial (place, actor, activity)
b) Melaksanakan observasi partisipan
c) Mencatat hasil observasi dan wawancara
d) Melakukan observasi deskriptif
e) Melakukan analisis domain
f) Melakukan observasi terfokus
g) Melaksanakan analisis taksonomi
h) Melakukan observasi terseleksi
i) Melakukan analisis kompenensial
j) Melakukan analisis tema
k) Temukan budaya
l) Menulis laporan penelitian kualitatif
Berdasarkan tahapan penelitian kualitatif tersebut terlihat bahwa,
proses penelitian kualitatif setelah memasuki lapangan, dumulai dengan
menetapkan seseorang informan kunci “key informant” yang merupakan
informan yang berwibawa dan dipercaya mampu “membukakan pintu”
kepada peneliti untuk memasuki obyek penelitian. Setelah itu peneliti
melakukan wawancara kepada informan tersebut, dan mencatat hasil
wawancara. Selanjutnya, perhatian peneliti pada obyek penelitian dan
memulai mengajukan pertanyaan deskriptif, dilanjutkan dengan analisis
terhadap hasil wawancara. Berdasarkan hasil dari analisis wawancara
selanjutnya peneliti melakukan analisis domain. Pada langkah ke tujuh
peneliti sudah menentukan fokus, dan melakukan analisis taksonomi.
Berdasarkan hasil analisis taksonomi, selanjutnya peneliti mengajukan
pertanyaan kontras, yang dilanjutkan dengan analisis komponensial. Hasil
dari analisis komponensial, selanjutnya peneliti menemukan tema-tema
budaya. Berdasarkan temuan tersebut, selanjutnya peneliti menuliskan
laporan peneliti etnografi.

33
Jadi proses penelitian berangkat dari yang luas, kemudian
memfokus, dan meluas lagi. Terdapat tahapan analisis data yang dilakukan
dalam penelitian kualitatif, yaitu analisis doamin, taksonomi, dan
komponensial, analisis tema kultural. Hal ini dapat digambarkan seperti
gambar 7 berikut.
Analisis domain (Domain Analysis). Memperoleh gambaran yang
umum dan menyeluruh dari obyek/penelitian atau situasi sosial.
Ditemukan berbagai domain atau kategori. Diperoleh dengan
pertanyaan grand dan minitour. Peneliti menetapkan domain
tertentu sebagai pijakan untuk penelitian selanjutnya. Makin banyak
domain yang dipilih, maka akan semakin banyak waktu yang
diperlukan untuk penelitian.

Analisis taksonomi (Taxonomic Analysis). Domain yang dipilih


tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi lebih rinci, untuk
mengetahui struktur internalnya.

Analisis data
kualitatif Analisis komponensial (Componential Analysis). Mencari ciri
spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan
antar elemen. Dilakukan melalui observasi dan wawancara terseleksi
dengan pertanyaan yang mengkontraskan (contras question).

Analisis tema kultural (Discovering Cultural Theme). Mencari


hubungan di antara domain, dan bagaimana hubungan dengan
keseluruhan, dan selanjutnya dinyatakan ke dalam tema/judul
penelitian.

Gambar 7. Macam analisis data kualitatif (Spradley, 1980)

34
(i) Analisis domain
Setelah peneliti memasuki obyek penelitian yang berupa situasi sosial yang
terdiri atas, place, actor, dan activity (PAA), selanjutnya melaksanakan observasi
partisipan, mencatat hasil observasi deskriptif, maka langkah selanjutnya
melakukan analisis domain. Analisis domain pada umumnya dilakukan untuk
memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang
diteliti atau obyek penelitian. Data diperoleh dari grand tour dan minitour
question. Hasilnya berupa gambaran umum tentang obyek yang diteliti, yang
sebelumnya belum pernah diketahui.

(ii) Analisis taksonomi


Setelah peneliti melakukan analisis domain, sehingga ditemukan domain-
domain atau kategori dari situasi sosial tertentu, maka selanjutnya domain yang
dipilih oleh peneliti dan selanjutnya ditetapkan sebagai fokus penelitian, perlu
diperdalam lagi melalui pengumpulan data di lapangan. Pengumpulan data
dilakukan secara terus-menerus melalui proses pengamatan, wawancara
mendalam dan dokumentasi sehingga data ang terkumpul menjadi banyak. Oleh
karena itu pada tahap ini diperlukan analisis lagi yang disebut dengan analisis
taksonomi.

Analisis taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data yang


terkumpul berdasarkan domain yang telah ditetapkan menjadi cover term oleh
peneliti dapat diurai secara lebih mendalam melalui analisis taksonomi ini. Hasil
analisis taksonomi dapat disajikan dalam bentuk diagram kotak (box diagram),
diagram garis dan simpul (lines and node diagram) dan out line.

(iii) Analisis komponensial


Dalam analisis taksonomi, yang diurai adalah domain yang telah ditetapkan
menjadi fokus. Melalui analisis taksonomi, setiap domain dicari elemen yang
serupa atau serumpun. Ini diperoleh melalui observasi dan wawancara serta
dokumentasi yang terfokus.

35
Pada analisis komponensial, yang dicari untuk diorganisasikan dalam
domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki
perbedaan atau yang kontras. Data ini dicari melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi yang terseleksi. Dengan teknik pengumpulan data yang bersifat
triangulasi tersebut, sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda pada setiap
elemen akan dapat ditemukan. Sebagai contoh, dalam analisis taksonomi telah
ditemukan berbagai jenjang dan jenis pendidikan. Berdasarkan jenjang dan jenis
pendidikan tersebut, selanjutnya dicari elemen spesifik dan kontras pada tujuan
sekolah, kurikulum, peserta didik, tenaga kependidikan dan sistem
manajemennya.

(iv) Analisis tema cultural


Analisis tema atau discovering cultural themes, sesungguhnya merupakan
upaya mencari “benang merah” yang mengintegrasikan lintas domain yang ada
(Sanapiah Faisal, 1990). Dengan ditemukan benang merah dari hasil analisis
domai, taksonomi, dan komponensial tersebut, maka selanjutnya akan dapat
tersusun suatu “konstruksi bangunan” situasi sosial/obyek penelitian yang
sbelumnya masih gelap atau remang-remang, dan setelah dilakukan penelitian,
maka menjadi lebih terang dan jelas.

Berdasarkan analisis tema budaya tersebut selanjutnya dapat disusun judul


penelitian baru, apabila judul dalam proposal berubah setelah memasuki
lapangan.Seperti yang telah dikekmukakan bahwa, analisis data kualitatif pada
dasarnya adalah ingin memahami situasi sosial (obyek penelitian dalam penelitian
kualitatif) menjadi bagian-bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya
dengan keseluruhan. Dalam penelitian kualitatif yang baik, justru judul laporan
penelitian tidak sama dengan judul proposal. Hal ini berarti peneliti mampu
melepaskan diri tentang apa yang difikirkan sebelum penelitian, dan mampu
melihat gejala dalam situasi sosial/obyek penelitian yang alamiah, lebih mampu
memperhatikan kondisi yang sebenarnya terjadi di lapangan, tidak terpengaruh
oleh pola fikir sebelum peneliti ke lapangan. Dengan menemukan judul baru

36
dalam laporan penelitian, berarti peneliti telah melakukan analisis tema, dan
temanya diwujudkan dalam judul penelitian.

Teknik analisis data yang diberikan oleh Miles and Huberman dan
Spradley saling melengkapi. Dalam setiap tahapan penelitian Miles and
Huberman menggunakan angkah-langkah data reduksi, data display, dan
verification. Ketiga langkah tersebut dapat dilakukan pada semua tahap dalam
proses penelitian kualitatif, yaitu tahap deskripsi, fokus dan seleksi.

37
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengumpulan data merupakan inti dari setiap kegiatan penelitian. Dalam
hal pengumpulan data pada penelitian dan pengembangan Richey dan Klein
(2009) menyatakan data yang akan dikumpulkan oleh peneliti tergantung
pada rumusan dan hipotesis. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata
yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: tes, wawancara, pengamatan (observasi), kuesioner,
dokumentasi dan triangulasi.
Analisis data adalah suatu kegiatan untuk meneliti, memeriksa,
mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interpretasi yang
diperlukan. Sedangkan teknik analisis data merupakan kegiatan mengubah
data hasil penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan untuk
mengambil kesimpulan penelitian. Cara pengambilan kesimpulan dapat
menggunakan estimasi atau test hipotesis.Dalam penelitian kuantitatif,
analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Terdapat dua macam statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan
statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan non
parametris.

38
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan. Bandung: Alfabeta.

39

Anda mungkin juga menyukai