METODE PENELITIAN
PENELITIAN PENGEMBANGAN/PERANCANGAN
“Teknik Pengumpulan dan Analisis Data dalam Penelitian Pengembangan/Perancangan”
Disusun Oleh
Kelompok 4
Dosen Pengampu
Dr. Armiati, M.Pd
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik. Terima kasih atas bimbingan, dukungan dan bantuan kepada semua
pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan dan penyelesaian makalah ini.
Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dr.Armiati, M.Pd yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya dalam
pembuatan makalah ini serta secara umum mengajarkan kepada penulis tentang
mata kuliah metodologi penelitian dalam perkuliahan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
Kesimpulan ......................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian pengembangan (Research and development /R&D) adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk
tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk
menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat
luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji produk tersebut. Jadi
penelitian pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years).
Instrumen atau alat pengumpul data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Data yang terkumpul dengan
menggunakan instrumen tertentu akan dideskripsikan dan dilampirkan atau
digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam suatu penelitian.
Instrumen memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan mutu
suatupenelitian, karena validitas atau kesahihan data yang diperoleh akan
sangat ditentukan oleh kualitas instrumen yang digunakan, disamping
prosedur pengumpulan data yang ditempuh.Hal ini mudah dipahami karena
instrumen berfungsi mengungkapkan fakta menjadi data, sehingga jika
instrumen yang digunakan mempunyai kualitas yang memadai dalam arti
valid dan reliabel maka data yang diperoleh akan sesuai dengan fakta atau
keadaan sesungguhnyadi lapangan. Sedang jika kualitas instrumen yang
digunakan tidak baik dalam arti mempunyaivaliditas dan reliabilitas yang
rendah, maka data yang diperoleh juga tidak valid atau tidaksesuai dengan
fakta di lapangan, sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang keliru.
Selanjutnya data-data tersebut harus dianalisis, analisis data dari hasil
pengumpulan data merupakan tahapan yang penting dalam penyelesaian
suatu kegiatan penelitian ilmiah. Oleh karena itu, makalah ini akan
memaparkan secara jelas mengenai teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian dan teknik analisis data.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, dan teknik analisis data?
2. Apa saja jenis-jenis dari teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, serta analisis data?
3. Bagaimana cara melakukan teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian dan menganalisis data ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui pengertian dari teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, dan teknik analisis data.
2. Mengetahui jenis-jenis dari teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, dan teknik analisis data.
3. Mengetahui cara menggunakan atau melakukan teknik pengumpulan
data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pengujian dilakuakan dengan uji coba, pengumpulan data dengan
tes dan pengamatan selama proses. Pada waktu pengujian model
pembelajaran, perhatian siswa juga diamati, apakah menjadi semakin baik
atau tidak. Untuk mengumpulkan data dengan tes, maka instrumen tes atau
alat ukur yang digunakan untuk pengukuran harus sudah diuji validitas dan
reliabilitasnya.
b. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
penelti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan dan potensi yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti
ingin mengetahui pendapat, keinginan dan hal-hal lain dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak
terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan
menggunakan telepon atau internet. Wawancara terstruktur digunakan
sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
megnetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai
pedoman untuk wawawncara, maka pengumpul data juga dapat
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, camera dan lain-lain.
c. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Kalau wawancara dan
kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak
terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek disekitar. Dari segi proses
pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi
observasi berperan serta dan observasi tidak berperan serta. Dari segi
instrumen yang digunakan observasi dapat dibedakan menjadi observasi
terstruktur dan tidak terstruktur.
4
Pedoman untuk wawancara terstruktur dapat digunakan untuk
observasi terstruktur. Objek wawancara adalah orang, sedangkan objek
observasi bisa orang dan bukan orang. Teknik pengumpulan data dengan
observasi, lebih banyak digunakan untuk megnamati perilaku orang dan
bukan orang seperti proses kerja mesin dan alat-alat. Observasi terhadap
perilaku orang atau proses kerja suatu produk yang dihasilkan dari
penelitian pengembangan, dapat dilakukan oleh peneliti atau orang lain
yang diberi tugas sebagai pengumpul data. Dalam melakukan pengamatan,
peneliti melihat, mendengar, selanjutnya melakukan pengukuran dengan
instrumen yang dibawa.
Observasi terstrukutr adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.
Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti
tentang variabel/produk apa yang akan diamati. Dalam melakukan
pengmatan, peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya.
d. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dimana
partisipan/responden mengisi pertanyaan atau pernyataan kemudian
setelah diisi dengan lengkap mengembalikan kepada peneliti (Creswell,
2012). Kuesioner merupakan instrumen untuk pengumpulan data, dimana
partisipan atau responden mengisi pertanyaan atau pernyataan yang
diberikan oleh peneliti. Peneliti dapta menggunakan kuesioner untuk
memperoleh data yang terkait dengan pemikiran, perasaan, sikap,
kepercayaan, nilai persepsi, kepribasian dan perilaku dari responden.
Dengan kata lain, para peneliti dapat melakukan pengukuran bermacam-
macam karakteristik dengan menggunakan kuesioner (Larry Cristensen,
2004).
5
2. Teknik Pengumpulan Data dengan Metode Kualitatif
a. Observasi
1) Macam-Macam Observasi
Nasution (1988) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua
ilmu pengetahuan. Marshall (1995) menyatakan bahwa melalui observasi
peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.
Sanafiah Faisal mengklasifikasikan observasi menjadi observasi
berpartisipasi, oboservasi secara terang-terangan dan tersamar, dan
observasi yang tidak terstruktur. Selanjutnya Spradley membagi observasi
menjadi empat yaitu observasi pasif, observasi moderat, observasi aktif
dan observasi lengkap.
2) Manfaat Observasi
Menurut Patton dalam Nasution (1988), dinyatakan bahwa manfaat
observasi adalah sebagai berikut
6
e) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar
persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang
lebih komprehensif.
f) Melalui pengamatan lapangan, penelitia tidak hanya mengumpulkan
daya yang kaya tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi dan
merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.
3) Tahapan Observasi
Menurut Spradley (1980) ada tiga tahapan observasi yaitu:
a) Observasi deskriptif
Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki
situasi sosial tertentu sebagai objek penelitian. Pada tahap ini peneliti
belum membawa masalah yang akan diteliti, maka peneliti melakukan
penjelajahan umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap
semua yang dilihat, didenganr dan dirasakan. Semua data direkam, oleh
karena itu hasil dari observasi ini disimpulkan dalam keadaan yang
belum tertata. Bila dilihat dari segi analisis maka peneliti melakukan
analisis domain, sehingga mampu mendeskripsikan semua yang ditemui.
b) Observasi terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan suatu observasi yang
telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu. Observasi ini
dikatakan terfokus karena pada tahap ini peneliti melakukan analisis
taksonomi sehingga dapat menemukan fokus.
c) Observasi terseleksi
Pada tahap observasi ni peneliti telah menguraikan fokus yang
ditemukan sehingga datanya lebih rinci. Dengan melakukan analisis
komponensial terhadap fokus, maka pada tahap ini peneliti telah
menemukan karakeristik, kontras-kontras/perbedaan dan kesamaan antar
kategori, serta menemukan hubungan antara satu kategori dengan
7
kategori yang lain. Pada tahap ini diharapakan peneliti telah dapat
menemukan pemehaman yang mendalam atau hipotesis.
b. Wawancara
Esterberg (2002) mendefinisikan wawancara merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makan dalam suatu topik tertentu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan dan
potensi yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
Susan stainback (1988) mengemukakan bahwa dengan wawancara,
maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang
partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi,
dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.
Macam-macam wawancara menurut Esterberg (2002) adalah
wawancara terstruktur, semiterstruktur dan tidak terstruktur.
1) Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam
melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah dipersiapkan. Dalam wawancara terstruktur ini
setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data
mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen
sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan
material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi
lancar.
8
2) Wawancara Semiterstruktur
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept
interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan
dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah
untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak
yang diajak wawancara diminta diminta pendapatnya, dan ide-idenya.
Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendenganrkan secara
teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
9
4) Mencatat hasil wawancara
Hasil wawancara segera harus dicatat setelah selesai melakukan
wawancara agar tidak lupa bahkan hilang. Karena wawancara dilakukan
secara terbuka dan tidak terstruktur, maka peneliti perlu membuat
rangkuman yang lebih sistematis terhadap hasil wawancara. Dari
berbagai sumber data, perlu dicatat mana data yang dianggap penting,
yang tidak penting, data yang sama dikelompokkan. Hubungan satu
data dengan data yang lain perlu dikonstruksikan, diragukan perlu
ditanyakan kembali kepada sumber data lama atau yang baru agar
memperoleh ketuntasan dan kepastian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya menumental
dari seseornag. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar, misalnya foto, gambar, sketsa dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat
berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Bogdan
menyatakan bahwa hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan
lebih kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi
kehidupan masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan
autobiografi.
Tetapi perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki
kredibilitas yang tinggi. Sebagai contoh banyak foto yang tidak
mencerminkan keadaan aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan
tertentu. G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University College
London, dalam Fu’adz Al Gharuty (2009) menjelaskan istilah dokumen
dalam tiga pengertian, pertama dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua
sumber, baik sumber tertulis maupun sumber lisan; kedua dalam arti
10
sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja; ketiga dalam arti
spesifik, yaitu hanya meliputi surat-surat resmi dan surat-surat negara,
seperti surat perjanjian, undang-undang, konsensi, hibah dan sebagainya.
Menurut Burhan Bungin (2008: 122) bahan dokumen itu berbeda
secara gradual dengan literatur, dimana literatur merupakan bahan-bahan
yang ditertibkan sedangkan dokumenter adalah informasi yang disimpan
atau didokumentasikan sebagai bahan dokumenter. Dokumen sebagai
sumber data banyak dimanfaatkan oleh para peneliti, terutama menguji,
menafsirkan dan bahkan untuk meramalkan. Lebih lanjut Moleong (2007:
217) memberikan alasan-alasan kenapa studi dokumenter berguna:
1) Karena merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong
pencarian data lain
2) Berguna sebagai bukti untuk suatu penguji
3) Berguna dan sesuai karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan
konteks, lahir, dan berada dalam konteks
4) Relatif murah dan tidak sukar ditemukan, hanya membutuhkan waktu
5) Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih
memperluas tubuh pengetahuan terhadapt sesuatu yang diselidiki.
d. Triangulasi
11
wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama
secara serempak. Trianggulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data
dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa tujuan datri
trianggulasi bukan mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi
lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah
ditemukan. Selanjutnya Mathinson (1988) mengemukakan bahwa nilai
dari teknik pengumpulan data dengan trianggulasi adalah untuk
mengetahui data yang diperoleh meluas, tidak konsisten atau kontradiksi.
Oleh karena itu dengan menggunakan teknik trianggulasii dalam
pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas
dan pasti. Patton (1980) menyatakan dengan trianggulasi akan lebih
meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan dengan satu pendekatan.
Trianggulasi juga merupakan salah datu teknik pengujian kredibilitas data,
dengan demikian bila pengumpulan data dengan teknik trianggulasi, maka
data yang diperoleh akan menjadi lebih kredibe dan pasti.
12
untuk merancang produk dan melakukan penelitian penelitian untuk
menguji rancangan produk tersebut secara internal (pendapat ahli dan
praktisi). Dalam penelitian level ini peneliti tidak memproduk rancangan
yang telah dibuat dan menguji produk tersebut secara eksternal (diui
coba).
Kegiatan analisis data dilakukan pada saat melakukan penelitian
(research) untuk menemukan potensi dan masalah yang akan digunakan
sebagai bahan untuk perencanaan produk. Hasil akhir dari kegiatan
penelitian pada level ini adalah berupa rancangan produk. Rancangan
produk bisa diuji internal melalui pendapat ahli dan praktisi. Posisi analisis
data dalam penelitian dan pengembangan level 1 ini ditunjukkan pada
gambar 1. Studi
Literatur
13
menggunakan analisis kualtitatif, dan bila metode penelitian yang
digunakan adalah metode kombinasi, maka analisis datanya menggunakan
analisis kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Analisis data pada tahap
kedua, adalah analisis data berdasarkan penelitian yang digunakan untuk
mengetahui produk apa yang perlu dikembangkan, merancang dan
menetapkan spesifikais produk tersebut. Analisis data juga tergantung
pada metode penelitian yang digunakan. Analisis pada tahap ketiga,
adalah analisis data terhadap pengujian internal rancangan. Pengujian
dilakukan oleh ahli (bergelar doktor yang relevan dengan bidangnya) dan
praktisi (pengguna yang telah berpengalaman menggunakan produk).
Kemungkinan hasil pengujian adalah a) rancangan disetujui tanpa revisi,
b) rancanan disetujui dengan revisi, dan rancangan tidak disetujui. Teknik
analisis data tergantung pada metode yang digunakan. Metode yang
digunakan akan lebih akurat bila menggunakan metode kombinasi,
sehingga analisis datanya menggunakan metode kombinasi.
14
PengujianTahap I
Analisis Data 1 Analisis Data 2 Analisis Data 3
Bandingkandengan Standar
Produk Tertentu Studi Literatur PengujianTahap I Hasil Pengujian
PengujianTahap I
Kesimpulan dan Saran
15
semakin efektif, efisien, praktis, menarik dan memuaskan.Pada gambar 3
ditunjukkan posisi analisis data pada penelitian dan pengembangan yang
bersifat pengembangan.
Studi Literatur
Pengujian thd produk yang telah ada Perencanaan PengembanganPengujian
Produk Internal Desain
Uji coba Lap. Utama Revisi Produk 1 Uji Coba Terbatas Pembuatan Produk Revisi Desain
Revisi Produk 2Uji coba Lap. OperasionalRevisi Produk 3Diseminasi dan Implementasi
AnalisisData 6
16
menganalisis data hasil pengujian internal yang dilakukan oleh ahli dan
praktisi terhadap rancangan desain baru yang telah dibuat. Hasil analisis
tahap 3 selanjutnya digunakan untuk merevisi desain. Setelah desain
direvisi, maka selanjutnya desain dibuat dalam produk yang berupa
“model pembelajaran berbasis proyek”.
Analisis tahap 4 adalah analisis terhadap data hasil uji coba
lapangan awal/terbatas (preliminary field testing). Pengujian dengan
metode kombinasi kuantitatif (eksperimen) dan kualitatif (pengamatan dan
wawancara). Pada bidang pendidikan, pengujian lapangan awal, dilakukan
pada 1 s.d 3 sekolah, menggunakan 6 s.d 12 subjek. Pengumpulan data
dengan wawancara, observasi, kuesioner. Hasil dari uji coba lapangan
digunakan untuk perbaikan produk. Setelah produk diperbaiki, maka
dilanjutkan analisis tahap 5. Analisis tahap 5 adalah analisis data hasil
pengujian lapangan utama (main field testing). Pengujian dilakukan pada 5
s.d 15 sekolah dengan 30 s.d 100 subjek. Hasil analisis selanjutnya
digunakan untuk perbaikan produk, sehingga dapat diuji lapangan secara
operasional (operational field testing). Pengujian dilakukan pada 10 s.d 30
sekolah dengan jumlah subjek antara 40 s.d 400 subjek. Analisis data
tahap 6 adalah analisis data hasil dari uji lapangan operasional.
17
Studi Literatur
Pengujian thd produk yang telah ada
Rancangan Produk Validasi Desain
Pengumpulan Informasi
AnalisisData 1 AnalisisData 3
AnalisisData 5 AnalisisData 2 AnalisisData 4
Uji coba Lap. Utama Revisi Produk 1 Uji Coba Terbatas Pembuatan Produk Revisi Desain
Revisi Produk 2Uji coba Lap. OperasionalRevisi Produk 3Diseminasi dan Implementasi
AnalisisData 6
18
metode kombinasi. Analisis tahap 3 adalah analisis data yang didasarkan
pada penelitan yang bersifat pengujian/validasi rancangan/desain produk.
Pengujian internal ini dilakukan oleh pakar, dan praktisi terhadap
rancangan produk yang telah dibuat oleh peneliti. Pengujian bisa
menggunakan metode kuantitatif (mengedarkan kuesioner), kualittif
(dengan FGD) dan kombinasi dengan gabungan keduanya. Dengan
demikian analisis data juga bisa menggunakan teknik analisis data
kuantitatif.
Analisis tahap 4, adalah analisis data yang diperoleh dan uji
lapangan terbatas (preliminary field testing). Pada bidang pendidikan,
pengujian lapangan awal, dilakukan pada 1 s.d 3 sekolah menggunakan
6s.d 12 subjek. Pengujian produk dengan menggunakan metode kombinasi
kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif yang digunakan adalah
metode eksperimen dan kualitatif (pengamatan dan wawancara). Hasil
analisis tahap 4 digunakan untuk perbaikan produk. Produk yang telah
diperbaiki selanjutnya diuji pada lapangan utama (main field testing).
Pengujian dilakukan pada 5 s.d 15 sekolah dengan 30 s.d 100 subjek.
Analisis dapat tahap 5, adalah analisis berdasarkan data yang diperoleh
dari pengujian lapangan utama. Pengujian produk dengan menggunakan
metode kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif yang
digunakan adalah metode eksperimen dan kualitatif (pengamatan dan
wawancara). Hasil analisis selanjutnya digunakan untuk perbaikan produk
sehingga dapat diuji lapangan secara operasional (operational field
testing). Analisis data tahap 6 adalah analisis data yang diperoleh dari
pengujian lapangan operasional (operational field testing). Pengujian
produk dengan menggunakan metode kombinasi kuantitatif dan kualitatif.
Metode kuantitatif yang digunakan adalah metode eksperimen dan metode
kualitatif melalui pengamatan dan wawancara.
19
2. Analisis Data Kuantitatif
20
Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang
jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara
random. Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan yang
diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya
bersifat pelung. Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan
diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan
kebenaran yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Bila peluang
kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1%,
maka taraf kepercayaan 99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini
disebut dengan taraf signifikasi. Pengujian taraf signifikasi dari hasil suatu
analisis akan lebih praktis bila didasarkanpada tabel sesuai dengan teknis
analisis yang digunakan.
21
Hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik parametris
merupakan dugaan terhadap nilai dalam satu sampel (unit sampel),
dibandingkan dengan standar, sedangkan hipotesis deskriptif yang akan
diuji dengan statistik nonparametris merupakan dugaan ada tidaknya
perbedaan secara signifikan nilai antar kelompok dalam satu sampel.
Hipotesis komparatif merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara
signifikan nilai-nilai dua kelompok atau lebih. Hipotesis asosiatif, adalah
dugaan terhadap ada tidaknya hubungan secara signifikan antara dua
variabel atau lebih.
Bentuk Hipotesis
Struktur
Macam Deskriptif Komparatif Komparatif Asosiatif hubungan
Data (satu variabel/ (dua sampel) (lebih dari dua sampel) (hubungan) antar
satu sampel)** variabel
Related Independen Related Independen
Fisher Exact
Binomial Probability
Nominal Mc Nemar Cochran Q χ 2 untuk k Contingency
Median test
Mann – Median
Sign test
Whitney Utest Extension Spearman
Friedman rank
Run Test Wilcoxon
Ordinal Kolmogorov Two-Way Kruskal- Correlation
matched
Smirnov Anova Wallis One
Pairs
Way Anova Kendall Tau
Wald –
Woldfowitz
Interval t-test* t-test t-test* One-Way One-Way Korelasi Analisis
Rasio Related Independent Anova* Anova* Product Jalur (Path
Moment* Analysis)
22
Korelasi
Parsial*
Structure
Two-Way Two-Way Korelasi
Equation
Anova* Anova* Ganda*
Model
(SEM)
Regresi,
Sederhana &
Ganda*
*Statistik Parametris
*deskriptif untuk parametris artinya satu variabel, dan untuk
*non parametris artinya satu sampel
d. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analsis dan membuat kesimpulan yang berlaku unutk umum.
23
e. Statistik untuk Pengujian Hipotesis
1) Statistik dan penelitian
Dalam statistik, hipoptesis dapat diartikan sebagai pernyataan
statistik tentang parameter populasi. Statistik adalah ukuran-ukuran yang
dikenakan pada sampel (x́=¿rata-rata, s=¿simpangan baku, s2=¿ varians,
r =¿koefisien korelasi), dan parameter adalah ukuran-ukuran yang
dikenakan pada populasi (μ=¿rata-rata, σ =¿simpangan baku, σ 2=¿
varians, ρ=¿ koefisien korelasi). Hipotesis adalah taksiran terhadap
parameter populasi, melalui data-data sampel.
Dalam statisitk dan penelitian terdaoat dua macam hipotesis, yaitu
hipotesis nol dan alternatif. Pada statistik, hipotesis nol diartikan sebagai
tdak adanya perbedaan antaraa parameter dengan statistik, atau tidak
adanya perbedaan antara ukuran populasi dan ukuran sampel. Dengan
demikian hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, karena meemang
peneliti tidak mengharapkan adanya perbedaan data populasi dengan
sampel. Selanjutnya hipotesis alternatif adalah lawannya hipotesis nol,
yang berbunyi adanya perbedaan antara data populasi dengan data sampel.
24
lebih. Contoh rumusan masalahnya adalah “Apakah ada hubungan
antara Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas Kerja?”. Rumus
masalah dan hipotesis nolnya adalah: tidak ada hubungan antar gaya
kepemimpinan dengan efektivitas kerja.
25
Berdasarkan hal tersebut, maka hubungan antara keputusan
menolak atau menerima hipotesis dapat digambarkan pada Tabel 2.
Keadaan sebenarnya
Keputusan
Hipotesis Benar Hipotesis Salah
Terima Tidak membuat Kesalahan Tipe II
hipotesis kesalahan
Menolak Kesalahan Tipe I Tidak membuat
hipotesis kesalahan
5) Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang menggunakan statistik parametris
memerlukan beberapa asumsi yang harus dibuktikan, yaitu
Pengujian Normalitas
Penggunaan Statistik Parametris bekerja dengan asumsi bahwa data
setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi
normal. Bila data tidak normal, maka teknik statistik para metris tisak
dapat digunakan untuk alat analisis. Sebagai gantinya digunakan teknik
statistik lain yang tidak harus berasumsi bahwa data berdistribusi normal.
Teknik statistik itu adalah statistik nonparametris. Untuk itu sebelum
peneliti akan menggunakan teknik statistik parametris sebagai analisisnya,
26
maka peneliti harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan
dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Suatu data yang membentuk
distribusi normal bila jumlah data di atas dan di bawah rata-rata adalah
sama. Langkah-langkah yang diperlukan adalah.
a) Menentukan jumlah kelas interval.
b) Menentukan panjang interval
c) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel
penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat hitung.
d) Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan).
e) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel.
Bila harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari pada harga Chi Kuadrat
tabel, maka disribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar
dinyatakan tidak normal.
27
a) Mengitung rata-rata data
b) Menghitung simpangan baku
c) Menghitung harga t
d) Melihat harga t tabel
e) Menggambar kurva
f) Meletakkan kedudukan t hitung dan t tabel dalam kurva yang telah
dibuat.
g) Membuat keputusan pengujian hipotesis.
28
antara ualitas dan atau model produk media pembelajaran dengan
efektivitas pembelajaran; mencari hubungan anatara warna produk mobil
dengan nilai penjualan. Pengujian hipotesis asosiatif juga digunakan untuk
menguji realibilitas antar penilai (interrater) dalam memberikan penilaian
terhadap suatu rancangan produk atau produk itu sendiri.
Hipotesis asosiatif merupakan dugaan tentang adanya hubungan
antar variabel dalam opulasi yang akan diuji melalui hubungan antar
variabel dalam sampel yang diambil dari populasi tersebut. Untuk itu
dalam langkah awal pembuktiannya, maka perlu dihitung terlebih dahulu
koefisien yang ditemukan itu diuji signifikansinya. Jaid menguji hipotesis
asosiatif adalah menguji koefisiensi korelasi yang ada pada sampel untuk
diberlakukan pada seluruh populasi di manasampel diambil.
29
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola
(hubungan antar ketegori), memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.
30
Gambar 5. Komponen dalam analisis data (flow model)
data reduction
Conclusions: drawing/verifying
31
diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat
mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori
yang signifikan.
32
2) Spradley (1985)
Spradley (1980) membagi analisis data dalam penelitian,
berdasarkan tahapan dalam penelitian kualitatif, yaitu.
a) Memilih situasi sosial (place, actor, activity)
b) Melaksanakan observasi partisipan
c) Mencatat hasil observasi dan wawancara
d) Melakukan observasi deskriptif
e) Melakukan analisis domain
f) Melakukan observasi terfokus
g) Melaksanakan analisis taksonomi
h) Melakukan observasi terseleksi
i) Melakukan analisis kompenensial
j) Melakukan analisis tema
k) Temukan budaya
l) Menulis laporan penelitian kualitatif
Berdasarkan tahapan penelitian kualitatif tersebut terlihat bahwa,
proses penelitian kualitatif setelah memasuki lapangan, dumulai dengan
menetapkan seseorang informan kunci “key informant” yang merupakan
informan yang berwibawa dan dipercaya mampu “membukakan pintu”
kepada peneliti untuk memasuki obyek penelitian. Setelah itu peneliti
melakukan wawancara kepada informan tersebut, dan mencatat hasil
wawancara. Selanjutnya, perhatian peneliti pada obyek penelitian dan
memulai mengajukan pertanyaan deskriptif, dilanjutkan dengan analisis
terhadap hasil wawancara. Berdasarkan hasil dari analisis wawancara
selanjutnya peneliti melakukan analisis domain. Pada langkah ke tujuh
peneliti sudah menentukan fokus, dan melakukan analisis taksonomi.
Berdasarkan hasil analisis taksonomi, selanjutnya peneliti mengajukan
pertanyaan kontras, yang dilanjutkan dengan analisis komponensial. Hasil
dari analisis komponensial, selanjutnya peneliti menemukan tema-tema
budaya. Berdasarkan temuan tersebut, selanjutnya peneliti menuliskan
laporan peneliti etnografi.
33
Jadi proses penelitian berangkat dari yang luas, kemudian
memfokus, dan meluas lagi. Terdapat tahapan analisis data yang dilakukan
dalam penelitian kualitatif, yaitu analisis doamin, taksonomi, dan
komponensial, analisis tema kultural. Hal ini dapat digambarkan seperti
gambar 7 berikut.
Analisis domain (Domain Analysis). Memperoleh gambaran yang
umum dan menyeluruh dari obyek/penelitian atau situasi sosial.
Ditemukan berbagai domain atau kategori. Diperoleh dengan
pertanyaan grand dan minitour. Peneliti menetapkan domain
tertentu sebagai pijakan untuk penelitian selanjutnya. Makin banyak
domain yang dipilih, maka akan semakin banyak waktu yang
diperlukan untuk penelitian.
Analisis data
kualitatif Analisis komponensial (Componential Analysis). Mencari ciri
spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan
antar elemen. Dilakukan melalui observasi dan wawancara terseleksi
dengan pertanyaan yang mengkontraskan (contras question).
34
(i) Analisis domain
Setelah peneliti memasuki obyek penelitian yang berupa situasi sosial yang
terdiri atas, place, actor, dan activity (PAA), selanjutnya melaksanakan observasi
partisipan, mencatat hasil observasi deskriptif, maka langkah selanjutnya
melakukan analisis domain. Analisis domain pada umumnya dilakukan untuk
memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang
diteliti atau obyek penelitian. Data diperoleh dari grand tour dan minitour
question. Hasilnya berupa gambaran umum tentang obyek yang diteliti, yang
sebelumnya belum pernah diketahui.
35
Pada analisis komponensial, yang dicari untuk diorganisasikan dalam
domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki
perbedaan atau yang kontras. Data ini dicari melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi yang terseleksi. Dengan teknik pengumpulan data yang bersifat
triangulasi tersebut, sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda pada setiap
elemen akan dapat ditemukan. Sebagai contoh, dalam analisis taksonomi telah
ditemukan berbagai jenjang dan jenis pendidikan. Berdasarkan jenjang dan jenis
pendidikan tersebut, selanjutnya dicari elemen spesifik dan kontras pada tujuan
sekolah, kurikulum, peserta didik, tenaga kependidikan dan sistem
manajemennya.
36
dalam laporan penelitian, berarti peneliti telah melakukan analisis tema, dan
temanya diwujudkan dalam judul penelitian.
Teknik analisis data yang diberikan oleh Miles and Huberman dan
Spradley saling melengkapi. Dalam setiap tahapan penelitian Miles and
Huberman menggunakan angkah-langkah data reduksi, data display, dan
verification. Ketiga langkah tersebut dapat dilakukan pada semua tahap dalam
proses penelitian kualitatif, yaitu tahap deskripsi, fokus dan seleksi.
37
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengumpulan data merupakan inti dari setiap kegiatan penelitian. Dalam
hal pengumpulan data pada penelitian dan pengembangan Richey dan Klein
(2009) menyatakan data yang akan dikumpulkan oleh peneliti tergantung
pada rumusan dan hipotesis. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata
yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: tes, wawancara, pengamatan (observasi), kuesioner,
dokumentasi dan triangulasi.
Analisis data adalah suatu kegiatan untuk meneliti, memeriksa,
mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interpretasi yang
diperlukan. Sedangkan teknik analisis data merupakan kegiatan mengubah
data hasil penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan untuk
mengambil kesimpulan penelitian. Cara pengambilan kesimpulan dapat
menggunakan estimasi atau test hipotesis.Dalam penelitian kuantitatif,
analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Terdapat dua macam statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan
statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan non
parametris.
38
DAFTAR PUSTAKA
39