Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 7

1. Bitia Raisa Putri (K7120059/5B)


2. Della Ayu Novitasari (K7120069/5B)
3. Joko Tri Widianto (K7120145/5B)
4. Muhammad Edo Ramadhana (K7120171/5B)
5. Wida Yusiana (K7120266/5B)

RESUME MATERI STATISTIKA

ANALISIS VARIAN 2 JALUR SEL TIDAK SAMA

Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Sel Tak Sama

Pada materi ini yang dimaksud dengan sel tak sama adalah frekuensi masing-masing
sel tidak harus sama. Prosedur untuk analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama pada
dasarnya serupa dengan analisis variansi dua jalan dengan sel sama.

1. Tujuan dan Persyaratan Analisis


Tujuan dan persyaratan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama sama dengan
tujuan dan persyaratan analisis variansi dua jalan dengan sel yang sama. Tujuannya yaitu
untuk menguji signifikansi efek dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat.
Sedangkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh analisis variansi dua jalan tak sama
dengan persyaratan analisis variansi satu jalan:
a. Setiap sampel diambil secara random dari populasinya
b. Masing-masing populasi saling independen dan masing-masing data amatan saling
independen di dalam kelompoknya
c. Setiap populasi berdistribusi normal (sifat normalitas populasi)
d. Populasi-populasi mempunyai variansi yang sama (sifat homogenitas variansi
populasi).

2. Model
Sama seperti analisis variansi dua jalan dengan sel sama, model untuk data populasi
pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama adalah:
𝑋𝑖𝑗𝑘 = 𝜇 + 𝛼𝑖 + 𝛽𝑗 + (𝛼𝛽)𝑖𝑗 + 𝜀𝑖𝑗𝑘
Perbedaannya dengan model pada analisis variansi dua jalan dengan sel sama ialah
bahwa pada sel tak sama, subskripmk berjalan dari 1 sampai dengan nij.
3. Hipotesis
Misalnya baris menyatakan variabel (faktor A) yang mempunyai nilai a 1,a2,....,ap dan
kolom menyatakan variabel (faktor B) yang mempunyai nilai b1,b2,....,bq.
Seperti pada analisis variansi dua jalan dengan sel sama, ada tiga pasang hipotesis
yang dapat diuji dengan analisis variansi dua jalan ini, yaitu:
a) H0A: 𝛼 = 0 untuk setiap i=1,2,3,...,p
H1A: paling sedikit ada satu 𝛼i yang tidak nol
b) H0B: 𝛽j=0 untuk setiap j=1,2,3,...,q
H1B: paling sedikit ada satu 𝛽j yang tidak nol
c) H0AB: (𝛼𝛽)ij=0 untuk setiap i=1,2,...p dan j=1,2,3,...,q
H1AB: paling sedikit ada satu (𝛼𝛽)ij yang tidak nol
Ketika pasang hipotesis itu dapat juga dinyatakan dengan kalimat yang ekuivalen dengan
itu.

4. Komputasi
Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama ini didefinisikan notasi-notasi
sebagai berikut.
nij = ukuran seel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)
= banyaknya data amatan pada sel ij
= frekuensi sel ij
pq
n h = rerata harmonik frekuensi seluruh sel = ∑ 1
i, j
nij
pq
N = ∑ 1 = banyaknya seluruh data amatan
i, j
nij
(∑ ¿ ¿ k X ijk )²
SSij = ∑ k 𝑋2𝑖𝑗𝑘 - ¿
nij
= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

AB ij =rerata pada sel ij

Ai = ∑ j AB ij = jumlah rerata pada baris ke-i

Bi = ∑ 𝑖 AB ij = jumlah rerata pada baris ke-j

G = ∑ 𝑖,𝑗 ABij = jumlah rerata semua sel


Seperti pada analisis variansi dua jalan dengan sel sama, untuk memudahkan
perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1), (2), (3), (4), dan (5) sebagai berikut:

G2
(1) =
pq

(2) = ∑𝑖,𝑗 𝑆𝑆𝑖𝑗

Ai 2

(3) = ∑𝑖
q

Bj 2

(4) = ∑𝑗
p

(5) = ∑𝑖,𝑗 AB2 𝑖𝑗

Seperti pada analisis variansi dua jalan dengan sel sama, terdapat lima jumlah kuadrat
pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, yaitu jumlah kuadrat baris (JKA),
jumlah kuadrat kolom (JKB), jumlah kuadrat interaksi (JKAB), jumlah kuadrat galat
(JKG), dan jumlah kuadrat total (JKT). Berdasarkan sifat-sifat matematis tertentu dapat
diturunkan formula-formula untuk JKA, JKB, JKAB, JKG, dan JKT sebagai berikut:
JKA = n h {(3) – (1)}

JKB = n h {(4) – (1)}

JKAB = n h {(1) + (5) – (3) – (4)}

JKG = (2)

JKT = JKA + JKB +JKAB + JKG

Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut adalah :

dkA = p – 1

dkAB = (p – 1)(q – 1)

dkT = N – 1

dkB = q – 1

dkG = N – pq
Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing diperoleh rerata
kuadrat berikut:

JKA JKB
RKA = RKB =
dkA dkB

JKAB JKG
RKAB = RKG =
dkAB dkG

5. Statistik Uji
Seperti pada sel sama, statistik uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama ini
ialah:
RKA
1. Untuk HOA adalah Fa = yang merupakan nilai dari variabel random yang
RKG
berdistribusi F dengan derajat kebebasan p-1 dan N-pq;
RKB
2. Untuk HOB adalah Fb = yang merupakan nilai dari variabel random yang
RKG
berdistribusi F dengan derajat kebebasan q-1 dan N-pq;
RKAB
3. Untuk HOAB adalah Fab = yang merupakan nilai dari variabel random yang
RKG
berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p-1)(q-1) dan N-pq.

6. Daerah Kritis
Untuk masing-masing nilai F di atas, daerah kritisnya adalah:
1. Daerah kritis untuk Fa adalah DK = {F | F > F𝛼; 𝑝 − 1 , 𝑁 − 𝑝𝑞}
2. Daerah kritis untuk Fb adalah DK = {F | F > F𝛼; 𝑞 − 1 , 𝑁 − 𝑝𝑞}
3. Daerah kritis untuk Fab adalah DK = {F | F > F𝛼; (𝑝 − 1)(𝑞 − 1), , 𝑁 − 𝑝𝑞}
7. Uji Lanjut Pasa ANAVA Dua Jalan Sel Tak Sama
1. Dengan prosedur yang sama pada Uji Lanjut ANAVA Dua Jalan dengan Sel Sama,
yaitu lakukan terlebih dahulu uji ANAVA ; jika H0 ditolak, maka lakukan uji lanjut.
2. Dapat menggunakan metode yang sama dengan uji komparasi ganda pasca ANAVA
Dua Jalan Sel Sama yaitu metode Scheffe
CONTOH

Contoh Kasus Seorang eksperimenter ingin mengetahui pengaruh 3 material (A) pada 3
tingkat temperatur (B) 15, 70 dan 125 derajat F. Karena tidak setiap faktor diambil replikasi
dengan jumlah yang sama maka digunakan rancangan dengan jumlah data pada tiap sel tidak
sama. Data seperti Tabel di bawah ini.

Material Temperatur
1 2 3
1 130 34 70
74 80 58
155 40
180 75
2 59 136 45
126 115
3 138 150 96
160 139

 Step-step uji Anava 2 jalan tak sama


1. Susun Hipotesis

2. Pilih tingkat signifikansi


3. Susun Tabel ANAVA 2 Jalan
Tabel ANAVA ukuran sampel tidak sama
Tabel ANAVA ukuran sampel tidak sama

Material Temperatur
1 2 3
1 130 34 70
74 80 58
155 40
180 75
y11 = 539 y12 = 229 y13=128
2 59 136 45
126 115
y21 = 285 y22 = 251 y23= 49
3 138 150 96
160 139
y31 = 298 y32 = 289 y33=96

JKSubtotal

JKAB = JK Subtotal - JKA - JKB = 30169 - 7811.6 - 16090.88 = 6266.525

JKS = JKT – JKAB – JKA – JKB = 8980.995

Tabel Anava

 Ada pengaruh faktor A (material) terhadap daya hidup baterai


 Ada pengaruh faktor B (temperatur) terhadap daya hidup baterai
 Tidak ada ketergantungan pengaruh faktor A (material) dan B terhadap daya hidup
baterai

Anda mungkin juga menyukai