Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 6

1. Ayu Ragil Kinasih (K7120054)


2. Desiyamti Munawaroh (K7120070)
3. Dyah Rahma Julia Mardani (K7120087)
4. Inggrit Daniella Dewenty (K7120136)
5. Isvana Munawaroh (K7120143)

Resume Materi Analisis Varian Dua Jalur Sel Sama

A. Pengertian Analisis Varian Dua Jalur Sel Sama


Anava (Analisis Varians) Dua Jalur digunakan untuk menyelesaikan suatu eksperimen
yang terdiri dari 2 variabel bebas berskala nominal yang diteliti pengaruhnya terhadap
variabel terkait berskala interval. Anava dua-jalur adalah analisis varian yang digunakan
untuk menguji hipotesis perbandingan lebih dari dua sampel dan setiap sampel terdiri atas
dua jenis atau lebih secara bersama-sama (Riduan dalam Gunawan, P, 2012). Analisis
varians yang tidak hanya memiliki satu variabel disebut dengan analisis varians dengan
klasifikasi ganda atau jamak. Jika dalam analisis varians satu jalur (Anava Tunggal) hanya
memiliki variabel kolom, maka dalam analisis varians dua jalur (Anava Ganda) memiliki
variabel kolom dan variabel baris. Dengan demikian akan diperoleh interaksi antara kolom
dengan baris.

B. Tujuan
Tujuan dan pengujian anova dua jalur ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
dari berbagai kriteria yang diuji terhadap hasil yang diinginkan . Jika pada uji anova satu
jalan, peneliti dapat mengetahui ada tidaknya perbedaan. Pada uji anova dua jalur peneliti
ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Selain itu, analisis variansi dua jalan juga bertujuan untuk menguji signifikansi interaksi
kedua variabel terikat. Pada dasarnya, pengujian pertama adalah pengujian rerata antar baris,
pengujian kedua adalah pengujian rerata anatar kolom, dan pengujian ketiga adalah
pengujian rerata antar sel pada baris atau kolom yang sama.
C. Persyaratan Analisis
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh analisis variansi dua jalan yaitu:
a. Setiap sampel diambil secara random dari populasinya
b. Masing-masing populasi saling independen dan masing-masing data amatan saling
independen di dalam kelompoknya.
c. Setiap populasi berdistribusi normal (sifat normalitas populasi)
d. Populasi-populasi mempunyai variansi yang sama (sifat homogenitas variansi populasi)

D. Model
Model untuk data populasi pada analisis variansi dua jalan dengan sel sama ialah:
Xijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk
dengan :
Xijk = data (nilai) ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j
µ = rerata dari seluruh data (rerata besar, grand mean)
αi = µi. - µ = efek baris ke-i pada variabel terikat
βj = µ.j - µ = efek kolom ke-j pada variabel terikat
(αβ)ij = µij – (µ + αi + βj)
= interkasi baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat
εijk = deviasi data Xijk terhadap rerata populasinya (µij) yang berdistribusi normal
dengan rerata 0
i = 1,2,3, ...,p; p = banyaknya baris
j = 1,2,3, ...,q; q = banyaknya kolom
k = 1,2,3, ...,n; n = banyaknya data amatan pada setiap sel

Contoh :
Diketahui data populasi seperti pada tabel berikut.

Data Populasi Menurut Faktor A dan Faktor


Carila
h semua i, j dan ()ij!

Solusi :
Tabel Kerja untuk Mencari i, j dan ()ij

Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa:

Perhatikan bahwa pada contoh 1 berlaku hal-hal berikut :


a. Tidak semua 𝛼𝑖 bernilai nol, yang ini berarti bahwa A1 dan A2 memberikan efek yang
berbeda terhadap variabel terikat.
b. Tampak juga bahwa tidak semua 𝛽𝑗 bernilai nol, yang ini juga berarti bahwa B1, B2, dan
B3 memberikan efek yang berbeda juga.
c. Untuk (αβ)𝑖𝑗, tampak bahwa tidak semua (αβ)𝑖𝑗 bernilai nol, yang ini berarti terdapat
interaksi antara variabel A dan variabel B terhadap variabel terikat. Terdapatnya interaksi
ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa A1 dan A2 memberikan efek yang sama pada
kategori B1, tetapi tidak demikian halnya pada kategori B2 dan B3. Artinya, pengaruh
variabel A terhadap variabel terikat tergantung kepada kategori (tingkatan) variabel B

E. Notasi dan Tata Letak Data


Misalnya variabel A mempunyai p nilai dan variabel B mempunyai q nilai, sehingga terdapat
p baris dan qolom. Datanya dapat disajikan dalam bentuk berikut:

Tata Letak Data Sampel pada Anava Dua Jalan Sel Sama
Tabel Jumlah AB

F. Hipotesis
 Ada tiga pasang hipotesis yang dapat diuji dengan analisis variansi dua jalan ini. Tiga
pasang tersebut ialah:
 𝐻0𝐴: 𝛼𝑖 = 0 untuk setiap i = 1,2,3, …, p
 𝐻1𝐴 : paling sedikit ada satu 𝛼𝑖 yang tidak nol

 𝐻0𝐵: 𝛽𝑗= 0 untuk setiap j = 1,2,3, …, q


 𝐻1𝐵: paling sedikit ada satu 𝛽𝑗 yang tidak nol

 𝐻0𝐴𝐵: (𝛼𝛽)𝑖𝑗 = 0 untuk setiap i = 1,2,3, …, p dan j = 1,2,3, …, q


 𝐻1𝐴𝐵: paling sedikit ada satu (𝛼𝛽)𝑖𝑗 yang tidak nol
 Dua hipotesis yang pertama dapat ditulis sebagai berikut.
 𝐻0𝐴: 𝜇1• = 𝜇2• = … = 𝜇𝑝•
 𝐻1𝐴: paling sedikit ada dua rerata baris yang tidak sama
 𝐻0𝐵: 𝜇 •1 = 𝜇 •2 = … = 𝜇 •q
 𝐻1𝐵: paling sedikit ada dua rerata kolom yang tidak sama

 Ketiga pasang pertama hipotesis tersebut juga ekuivalen dengan tiga pasang hipotesis
berikut ini:
 𝐻0𝐴: Tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap veriabel terikat;
 𝐻1𝐴: Ada perbedaan efek antar baris terhadap veriabel terikat.
 𝐻0𝐵: Tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap veriabel terikat;
 𝐻1𝐵: Ada perbedaan efek antar kolom terhadap veriabel terikat.

 𝐻0𝐴𝐵: Tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat;
 𝐻1𝐴𝐵: Ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat.

G. Contoh Analisis

Seorang peneliti ingin melihat manakah strategi pembelajaran yang paling efektif
diantara strategi pembelajaran A, B, dan C, dengan pengertian strategi pembelajaran
yang satu lebih efektif dibanding dengan strategi pembelajaran lainnya apabila strategi
yang pertama menghasilkan rerata prestasi belajar yang lebih baik daripada rerata
prestasi belajar yang dihasilkan oleh strategi yang kedua. Peneliti tersebut juga ingin
melihat manakah yang lebih baik, prestasi belajar siswa-siswa pria ataukah prestasi
belajar siswa-siawa wanita dan sekaligus juga ingin melihat apakah terdapat perbedaan
prestasi antara siswa-siswa pria dan siswa-siswa wanita pada tiap-tiap strategi
pembelajaran. Setelah dilakukan eksperimen dan diambil sampel yang representatif
terhadap populasinya, datanya adalah sebagai berikut

Tabel 1.8

Prestasi Belajar Siswa Menurut jenis kelamin dan Strategi Mengajar

Jenis Kelamin Strategi Mengajar


A B C
Pria 4 7 5 2 3 2 5 6 4
Wanita 9 8 8 8 7 5 10 8 7
Jika diambil tingkat signifikansi 5%, bagaimana kesimpulan penelitian tersebut?
Diasumsikan semua persyaratan analisis variansi dipenuhi.
Solusi:

Dilakukan analisis variansi dulu untuk melihat apakah terdapat efek utama pada
baris dan kolom serta efek interaksi.

1. (a) H0A: 𝛼𝑖= 0 untuk setiap i = 1, 2

H 1A: paling sedikit ada satu 𝛼𝑖 yang tidak nol

(b) H0B: 𝛽𝑖= 0 untuk setiap i = 1, 2, 3

H 1B: paling sedikit ada satu 𝛽𝑗 yang tidak nol

(c) H0AB: 𝛼𝛽𝑖𝑗= 0 untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3

H 1AB: paling sedikit ada satu (𝛼𝛽)𝑖𝑗 yang tidak nol

2. 𝛼 = 5%
3. Komputasi

Tabel 1.9
JumlahAB
A B C Total
Pria 16 7 15 38
Wanita 25 20 25 70
Total 41 (B1) 27 40 108 (G)
(B2) (B3)
Tabel 1.10

Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan

Sumber JK dk RK Fobs F𝛼 p
Jen. Kelamin (A) 56.889 1 56.889 39.40 4.75 < 0.05
Str. Mengajar (B) 20.333 2 10.167 7.04 3.89 < 0.05
Interaksi (AB) 1.445 2 0.723 0.50 3.89 > 0.05
Galat 17.333 12 1.444 - -
Total 96.000 17 - - -
2. Keputusan Uji:
H0A ditolak; H0B ditolak; H0AB diterima.

3. Kesimpulan:

a. Siswa-siswa pria dan sisiwa-siswa wanita mempunyai prestasi belajar yang


berbeda
b. Tidak benar ketiga strategi mengajar memberikan efek yang sama
terhadap prestasi belajar
c. Tidak ada interaksi antara jenis kelamin dan strategi mengajar terhadap
prestasi belajar

Anda mungkin juga menyukai