(RPP)
Disusun Oleh:
NPM.2011050015
Sekolah : SMA
Kelas/Semester : IX/I
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melatih sikap sosial berani bertanya, berpendapat, mau mendengar orang lain, bekerja sama
dalam diskusi di kelompok sehingga terbiasa berani bertanya, berpendapat, mau mendengar
orang lain, bekerja sama dalam aktivitas seharihari.
2. Menunjukkan rasa ingin tahu selama mengikuti proses.
3. Bertanggung jawab terhadap kelompoknya dalam menyelesaikan tugasnya.
4. Menjelaskan pengertian matriks.
5. Menjelaskan dengan kata-kata dan menyatakan masalah dalam sehari-hari yang berkaitan
dengan matriks.
6. Menunjukkan konsep kesamaan matriks.
7. Memahami operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian matriks dengan bilangan skalar
dan perkalian, serta transpos matriks.
D. Materi Pembelajaran
Matriks (Lampira ke - 2)
E. Metode Pembelajaran
G. Langkah-langkah Pembelajaran
H. Penilaian
1. Sikap Spiritual
Jenis/Teknik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : Lembar observasi
Instrument, kisi-kisi, dan pedoman penskoran : (Lampiran 6)
2. Sikap Sosial
Jenis/Teknik Penilaian : non test/ observasi
Bentuk Instrumen dan Instrumen : lembar observasi
Pedoman Penskoran, kisi-kisi, dan instrument : (Lampiran 7)
3. Pengetahuan
Jenis/Teknik Penilaian : tes tertulis
Bentuk Instrumen : uraian
Pedoman Penskoran, kisi-kisi dan instrumen : (Lampiran 4 dan 5)
4. Keterampilan
Jenis/Teknik Penilaian : Observasi
Pedoman Penskoran, kisi-kisi dan instrumen : (Lampiran 8)
................................................................2023
Kepala Sekolah Guru ...........................................................
....................................................
...................................................... .....................................................................
NIP. NIP.
Lampiran ke-1
MATRIKS
Coba kamu perhatikan susunan benda-benda di sekitar kamu! Sebagai contoh, susunan buku di
meja, susunan buku di lemari, posisi siswa berbaris di lapangan, susunan keramik lantai, dan lain-
lain.
Tentu kamu dapat melihat susunan tersebut dapat berupa pola baris atau kolom, bukan? Bentuk
susunan berupa baris dan kolom akan melahirkan konsep matriks yang akan kita pelajari. Sebagai
contoh lainnya adalah susunan angka dalam bentuk tabel. Pada tabel terdapat baris atau kolom,
banyak baris atau kolom bergantung pada ukuran tabel tersebut. Ini sudah merupakan gambaran
dari sebuah matriks.
Matriks diberi nama dengan menggunakan huruf kapital, seperti A, B, C, dan lain-lain. Selain
memiliki baris dan kolom, matriks juga memiliki entry yaitu setiap anggota dalam matriks tersebut.
Entry suatu matriks dinotasikan dengan huruf kecil seperti a, b, c, ... dan biasanya disesuaikan
dengan nama matriksnya.
Contoh:
Misalkan pada matriks A di atas, entry-entrynya dinyatakan dengan a, dan umumnya entry-entry
dari suatu matriks diberi tanda indeks, misalnya aij yang artinya entry dari matriks A yang terletak
pada baris i dan kolom j. maka entry matriksnya dapat dituliskan sama dengan:
Keterangan:
aij : entry matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j dengan, i = 1, 2, 3, .., m; dan j = 1, 2, 3, …, n.
m × n :menyatakan ordo matriks A dengan m adalah banyak baris dan n banyak kolom matriks A
contoh
Teguh, siswa kelas IX SMA Panca Budi, akan menyusun anggota keluarganya berdasarkan umur
dalam bentuk matriks. Dia memiliki Ayah, dan Ibu, berturut-turut berumur 46 tahun dan 43 tahun.
Selain itu dia juga memiliki kakak dan adik, secara berurut, Ningrum (22 tahun), Sekar (19 tahun),
dan Wahyu (12 tahun). Dia sendiri berumur 14 tahun. Berbekal dengan materi yang dia pelajari di
sekolah dan kesungguhan dia dalam berlatih, dia mampu mengkreasikan susunan matriks yang
merepresentasikan umur anggota keluarga Teguh sebagai berikut (berdasarkan urutan umur dalam
keluarga Teguh).
Alternatif susunan I
T2x3 [ ] , Matriks T2x3 adalah matriks persegi panjang dengan ordo 2x3.
9
Alternatif susunan II
T3x2 [ 9], Matriks T3x2 adalah matriks persegi panjang dengan ordo 3x2.
Jenis-Jenis Matriks
Contoh 3.1 di atas menyajikan beberapa variasi ordo matriks yang merepresentasikan umur
anggota keluarga Teguh. Secara detail, berikut ini akan disajikan jenis-jenis matriks.
1. Matriks Baris
Matriks baris adalah matriks yang terdiri atas satu baris saja. Biasanya, ordo matriks seperti ini
adalah 1 × n, dengan n banyak kolom pada matriks tersebut.
T1 × 2 = [46 43] , matriks baris berordo 1 × 2 yang merepresentasikan umur orang tua Teguh.
T1 × 4 = [22 19 14 12] , matriks baris berordo 1 × 4 yang merepresentasikan umur Teguh dan
saudaranya.
2. Matriks Kolom
Matriks kolom adalah matriks yang terdiri atas satu kolom saja. Matriks kolom berordo m × 1,
dengan m banyak baris pada matriks tersebut. Perhatikan matriks kolom berikut ini!
T3×1= [ ] , matriks kolom berordo 3 × 1 yang merepresentasikan umur semua wanita pada
9
keluarga Teguh.
T5×1 , matriks kolom berordo 5 × 1 yang merepresentasikan umur kedua orang tua Teguh
9
[ ]
dan ketiga saudaranya.
Alternatif susunan I
T2x3 [ ] , Matriks T2x3 adalah matriks persegi panjang dengan ordo 2x3.
9
Alternatif susunan II
T3x2 [ 9], Matriks T3x2 adalah matriks persegi panjang dengan ordo 3x2.
4. Matriks Persegi
Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai banyak baris dan kolom sama. Matriks ini
memiliki ordo n × n. Contohnya matriks dengan ordo 2x2 dan 3x3 .
5. Matriks Segitiga
Matriks persegi yang berpola seperti matriks F atau G disebut matriks segitiga.
Jadi, matriks segitiga merupakan suatu matriks persegi berordo n × n dengan entry-entry matriks di
bawah atau di atas diagonal utama semuanya bernilai nol.
6. Matriks Diagonal
Dengan memperhatikan konsep pada matriks segitiga di atas, jika kita cermati kombinasi pola
tersebut pada suatu matriks pesegi, seperti matriks berikut ini
maka matriks persegi dengan pola “semua entrynya bernilai nol, kecuali entry diagonal utama tidak
semua nol” disebut matriks diagonal.
7. Matriks Identitas
Cermati pola susunan angka 1 dan 0 pada ketiga matriks persegi di atas. Jika pola tersebut terdapat
suatu matriks persegi, yaitu semua entry diagonal utama semua bernilai positif 1, disebut matriks
identitas. Matriks identitas dinotasikan sebagai I berordo n × n.
8. Matriks Nol
Jika entry suatu matriks semuanya bernilai nol, seperti berikut
contoh;
Nilai a, b, c, dan d dari matriks yang memenuhi P = Q secara berturut turut adalah a = 0; b = 1; c =
3; dan d = -3.
dan
Penyelesaian Soal :
Diketahui : dan
Jawab :
P=
Buatlah persamaan berdasarkan matriks diatas untuk menghitung nilai b dengan menggunakan cara
sebagai berikut :
3b = 3
b=
b=1
Hitung nilai a dengan mensubtitusikan nilai b pada persamaan berikut dengan menggunakan cara
sebagai berikut :
2a - 4 = b - 5
2a - 4 = 1 - 5
2a - 4 = -4
2a = -4 + 4
2a = 0
a=0
Hitung nilai c pada persamaan berikut dengan menggunakan cara sebagai berikut :
2c = 6
c=
c=3
Hitung nilai d dengan mensubtitusikan nilai a dan c pada persamaan berikut dengan menggunakan
cara sebagai berikut :
d + 2a = 3a - c
d + 2 (0) = 3 (0) - 3
d+0=0-3
d = -3
Matriks C adalah jumlah matriks A dan matriks B, ditulis C = A + B, apabila matriks C juga
berordo m × n dengan entry-entry ditentukan oleh: cij = aij + bij (untuk semua i dan j)
Contoh
Catatan: Dua matriks dapat dijumlahkan hanya jika memiliki ordo yang sama dan ordo matriks
hasil penjumlahan dua matriks adalah sama dengan ordo matriks yang dijumlahkan.
Contoh:
Terdapat matriks ordo 2x2 , yang memiliki anggota a,b,c,d dan juga bilangan real k. tentukan
perkalian skalarnya!
Secara matematis, kita dapat menyatakan perkalian dua matriks sebagai berikut. Misalkan matriks
Am×n dan matriks B n×p , matriks A dapat dikalikan dengan matriks B jika banyak baris matriks
A sama dengan banyak kolom matriks B. Hasil perkalian matriks A berordo m × n terhadap
matriks B berordo n × p adalah suatu matriks berordo m × p.
Jika C adalah matriks hasil perkalian matriks Am×n terhadap matriks B n×p dan dinotasikan C =
A.B, maka
• Matriks C berordo m × p.
• Entry-entry matriks C pada baris ke-i dan kolom ke-j, dinotasikan cij, diperoleh dengan cara
mengalikan entry baris ke-i dari matriks A terhadap entry kolom ke-j dari matriks B, kemudian
dijumlahkan. Dinotasikan c ij = ai1 .b1 j + ai2 .b2j + ai3 .a3j + . . . + ain.bn.
Contoh
Tranpose Matriks
Misalkan ada perubahan pada posisi entry-entry matriks seperti entry baris ke-1 pada matriks B
menjadi entry kolom ke-1 pada matriks Bt , setiap entry baris ke-2 pada matriks menjadi entry
kolom ke-2 pada matriks Bt , demikian seterusnya, hingga semua entry baris pada matriks B
menjadi entry kolom pada matriks Bt .
Hal inilah yang menjadi aturan menentukan transpose matriks suatu matriks. Transpose dari
matriks A berordo m × n adalah matriks yang diperoleh dari matriks A dengan menukar entry baris
menjadi entry kolom dan sebaliknya, sehingga berordo n × m. Notasi transpose matriks Am×n
adalah At m×n.
Contoh:
Daftar Pustaka
Buku Guru Matematika kelas XI. Jakarta: Kementerian dan Kebudayaan 2017.
Buku Siswa Matematika kelas XI. Jakarta: Kementerian dan Kebudayaan 2017.
Lampiran ke-2
Model pembelajaran Teams Games Tournamen (TGT) adalah model pembelajaran dengan siswa
belajar secara berkelompok. TGT sangat mudah diterapkan dikalangan peserta didik dimana model
ini menekankan pada keaktifan dan kerjasama seluruh siswa. Model ini mampu melibatkan
aktivitas seluruh siswa dengan mengandung unsur permainan. Model pembelajaran TGT adalah
model pembelajaran yang mengajak siswa belajar sambil bermain, model pembelajaran ini sangat
cocok diterapkan di sekolah dasar karena model ini mampu meningkatkan karakter gotong royong
dan hasil belajar siswa. TGT adalah “salah satu tipe pembelajaran yang menempatkan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis
kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda” (Rusman, 2012:224). Sedangkan menurut Munawir
(2018) menyatakan model pembelajaran TGT digunakan dalam turnamen akademik, siswa
bersaing sebagai wakil timnya melawan anggota tim yang lain. Dalam penerapan model TGT ini
guru menyajikan materi pembelajaran dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing.
Model TGT memberi peluang kepada peserta didik untuk belajar lebih rileks disamping
menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar
(Mulyaningsih, 2014:244). Dalam metode ini siswa setelah belajar dalam kelompoknya masing-
masing anggota kelompok yang setingkat kemampuannya akan dipertemukan dalam suatu
pertandingan/turnamen yang dikenal dengan “tournamens table” yang diadakan tiap akhir unit
pokok bahasan atau akhir pekan. Sekor yang didapat akan memberikan konstribusi rata-rata skor
kelompok. Tujuan dan kesuksesan kelompok tidak hanya dalam hal memahami suatu pelajaran,
hanya bekerja menyelesaikan masalah tetapi juga mempelajari sesuatu secara kelompok. Model ini
sangat sederhana dan mudah untuk dipraktekkan, khususnya pada siswa-siswa SD, SMP,
SMA/SMK. Selain sebagai metode agar siswa mau berpendapat, tapi juga untuk melatih siswa
berani berbicara. Dengan model pembelajaran ini suasana kelas bisa terlihat lebih hidup dan tidak
terkesan menoton. Menurut Shoimin (2013:204) ada lima komponen utama pembelajaran TGT
sebagai berikut.
Guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan yang dipimpin guru. Pada
saat penyajian kelas, siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang
disampaikan guru karena akan membant siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan
game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (Teams)
Kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akedemik,
jenis kelamin, dan ras atau etik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi Bersama
teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja
dengan baik dan optimal pada saat game.
3. Permainan (Games)
Game terdiri dari dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang
didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba
menjawab pertanyaan yang sesuai dengannomor itu. Siswa yang menjawab benar akan mendapat
skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen (Turnament)
Turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi
kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke
dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokan pada meja 1, tiga
siswa selanjutnya pada meja II, dan seterusnya.
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim akan mendapat
sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kreteria.1
PENDEKATAN SAINTIFIK
Scientific pertama kali diperkenalkan melalui ilmu pendidikan Amerika pada akhir abad ke-19,
sebagai penekanan pada metode laboratorium formalistik yang mengarah pada fakta-fakta ilmiah
(Rohandi, 2005). Pendekatan scientific learning ialah pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran yang dilakukan melalui proses ilmiah. Dalam artian, apa yang dipelajari dan
diperoleh peserta didik dilakukan dengan indra dan akal pikiran sendiri, sehingga mereka secara
langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan pendekatan tersebut, peserta didik
mampu menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan baik (Fadlillah, 2014).
Pengertian secara Istilah pendekatan scientific merupakan proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa yang mana tujuannya agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum
atau prinsip melalui beberapa tahapan seperti, mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, kemudian menarik kesimpulan
serta mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang telah ditemukan (Sufairoh, 2016).
Secara konseptual, pendekatan scientific dianggap lebih unggul daripada konsep eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi (EEK) karena pendekatan scientific mendorong siswa untuk aktif
mengamati, menanya, mencari data melalui eksperimen, menyimpulkan menggunakan penalaran,
dan mengkomunikasikan hasil temuannya. Pendekatan scientific adalah pendekatan yang berbasis
pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu bukan
bersifat pada kira-kira, khayalan atau dongeng (Akhyar H. M. Tawil, 2014).
Adapun kriteria ilmiah yang dimaksud dalam proses pembelajaran scientific ialah : (1) Materi
pembelajaran berbasis pada fakta atau fenommena yang dapat dijelaskan dengan logika atau
penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda,atau dongeng semata. (2) Penjelasan
1
Suwarno Suwarno, “Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa,” PHILANTHROPY: Journal of Psychology 3, no. 2 (2019): 110, https://doi.org/10.26623/philanthropy.v3i2.1622.
dari guru, respon siswa, serta interaksi edukatif guru-siswa yang terbebas dari prasangka serta-
merta, pemikiran subjektif, atau segelintir penalaran yang menyimpang dari alur berfikir logis. (3)
Mendorong serta menginspirasi siswa untuk berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pelajaran. (4)
Bersifat mendorong dan menginspirasi agar siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. (5) Mampu mendorong
dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola piker yang
rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. (6) Konsep, teori, dan fakta empiris
yang dapat dipertanggungjawabkan. (7) Merumuskan tujuan pembelajaran secara sederhana dan
jelas namun menarik sistem penyajiannya (Lusiana, 2014).
Pendekatan scientific memiliki karakteristik “doing science”. Metode ini memudahkan guru atau
pengembang kurikulum untuk memperbaiki proses pembelajaran, yaitu dengan membagi proses ke
dalam langkah-langkah atau tahapan-tahapan secara terperinci yang memuat instruksi untuk siswa
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pendekatan scientific atau lebih umum dikatakan
pendekatan ilmiah merupakan pendekatan kurikulum 2013. Sesuai dengan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Beberapa ranah kompetensi tersebut
memiliki lintasan perolehan (proses psikologi) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui sebuah
aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Sedangkan
pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Kemudian, keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati,
menanya mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
2
Imam Ghozali, “Pendekatan Scientific Learning Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa,” Jurnal Pedagogik 04,
no. 01 (2017): 1–13.
Lampiran ke-3
lampiran ke-4 (instrumen pengetahuan)
LKPD
KELOMPOK
Nama :……………………………………………………
Kelas : …………………………………………………….
soal
1) Buatlah matriks yang terdiri dari 5 baris dan 3 kolom, dengan elemennya adalah 15
bilangan prima yang pertama
𝑎 𝑏 𝑐 0 𝑝 𝑞 𝑟
𝐴 ,𝐵 [0 ], C = [ ],D=[ ]
𝑑 𝑒 𝑓 𝑠 𝑡 𝑢
7
4.) Jika diketahui matriks 𝐻 [ ],hitunglah 2 dan tentukan HT
Skor maksimal 4
2 Penyelesaian : 0
a. [ 7 ][ ] = [ 9 ]
5 8 0
1
i. koefisien matriks yang terbantuk [ 7 ]
5 8
1
ii. ordo yang terbantuk matriks ordo 3x3
9 7
c. . i. koefisien matriks yang terbantuk [ ] 1
8
ii. ordo yang terbantuk matriks ordo 3x2 1
Skor maksimal 6
Total skor max 10
Pedoman Penilaian Instrumen Pengetahuan (game kuis)
Nilai akhir = 00
Lampiran ke-6
1. Sikap spiritual
Kisi-kisi :
No Indikator Deskriptor Nomor
(+) (-)
1. Mempertebal Saya selalu berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran 1
keyakinan terhadap Guru matematika tidak pernah meminta kami berdoa 2
kebesaran Tuhan sebelum dan sesudah pembelajaran
setelah mempelajari Saya selalu memberi salam sebelum dan sesudah 3
kekongruenan
menyampaikan pendapat/ presentasi
benda-benda yang
ada di sekitar. Guru matematika tidak pernah mengaitkan manfaat 4
mempelajari matematika dengan ilmu agama
Instrument:
Petunjuk pengisian :
a. baca satiap pernyataan di bawah ini dengan seksama dan cermat,
b. berilah tanda centang (v) pada kolom kesetujuan sebagai jawaban untuk setiap pernyataan yang
kamu anggap sesuai dengan kenyataan, dan
c. setiap pernyataan dijawab hanya dengan satu pilihan jawaban.data responden.
Nama :
Kelas/Nomor :
Arti jawaban:
ST : sangat setuju
S : setuju
R : ragu-ragu
KS : kurang setuju
TS : tidak setuju
No Pernyataan Jawaban
ST S R KS TS
1 Saya selalu berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran
2 Guru matematika tidak pernah meminta kami berdoa sebelum
dan sesudah pembelajaran
3 Saya selalu memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan
pendapat/ presentasi
4 Guru matematika tidak pernah mengaitkan manfaat mempelajari
matematika dengan ilmu agama
Petunjuk Penskoran :
Penskoran pada butir positif yaitu sangat setuju (ST) memiliki skor 5, setuju (S) memiliki
skor 4, ragu-ragu (R) memiliki skor 3, kurang setuju (KS) memiliki skor 2 dan tidak setuju (TS)
memiliki skor 1. Penskoran pada butir negatif yaitu sangat setuju (ST) memiliki skor 1, setuju (S)
memiliki skor 2, ragu-ragu (R) memiliki skor 3, kurang setuju (KS) memiliki skor 4 dan tidak
setuju (TS) memiliki skor 5.
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Kisi-kisi
No. Sikap/nilai Butir
Instrumen
Instrument:
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam kesantunan.
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap santun yang ditampilkan oleh peserta
didik,
N N Aspek yang diamati S
o a k
A B C D E F
m o
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
a r
Keterangan:
A. Menghargai pendapat kelompok lain.
B. Kemauan melibatkan diri dalam aktivitas di kelas dan atau kegiatan diskusi kelompok.
C. Menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat.
D. Kemauan mendengarkan dengan penuh perhatian.
E. Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami.
F. Berani menyampaikan pendapat.
Rubric Penskoran
Aspek Keterangan Skor
No
1 Menghargai Selalu menghargai pendapat kelompok 4
pendapat lain
kelompok lain Sering menghargai pendapat kelompok 3
lain
Kadang-kadang menghargai pendapat 2
kelompok lain
Tidak pernah menghargai pendapat 1
kelompok lain
2 Kemauan Selalu melibatkan diri dalam aktivitas di 4
melibatkan diri kelas dan atau kegiatan diskusi kelompok
dalam aktivitas Sering melibatkan diri dalam aktivitas di 3
di kelas dan kelas dan atau kegiatan diskusi kelompok
atau kegiatan Kadang-kadang melibatkan diri dalam 2
diskusi aktivitas di kelas dan atau kegiatan
kelompok diskusi kelompok
Tidak pernah melibatkan diri dalam 1
aktivitas di kelas dan atau kegiatan
diskusi kelompok
3 Menggunakan Selalu menggunakan bahasa santun saat 4
bahasa santun menyampaikan pendapat
saat Sering menggunakan bahasa santun saat 3
menyampaikan menyampaikan pendapat
pendapat Kadang-kadang menggunakan bahasa 2
santun saat menyampaikan pendapat
Tidak pernah menggunakan bahasa 1
santun saat menyampaikan pendapat
4 Kemauan Selalu mendengarkan dengan penuh 4
mendengarkan perhatian
dengan penuh Sering mendengarkan dengan penuh 3
perhatian perhatian
Kadang-kadang mendengarkan dengan 2
penuh perhatian
Tidak pernah mendengarkan dengan penuh 1
perhatian
5 Mengajukan Selalu mengajukan pertanyaan jika ada yang 4
pertanyaan jika tidak dipahami
Sering mengajukan pertanyaan jika ada yang 3
ada yang tidak tidak dipahami
dipahami Kadang-kadang mengajukan pertanyaan jika 2
ada yang tidak dipahami
Kisi-kisi
No. Sikap/nilai Butir Instrumen
1. Menghargai pendapat dan karya A, B, C
teman.
2. Rasa ingin tahu D, E
3. Percaya diri F
PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan teman kalian
sehari-hari
Arti jawaban:
4 : selalu
3 : sering
2 : kadang-kadang
1 : tidak pernah
Keterangan:
A. Menghargai pendapat kelompok lain.
B. Kemauan melibatkan diri dalam aktivitas di kelas dan atau kegiatan diskusi kelompok.
C. Menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat.
D. Kemauan mendengarkan dengan penuh perhatian.
E. Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami.
F. Berani menyampaikan pendapat.
Kriteria
A = Total Skor 19 - 24
B = Total Skor 13 -18
C = Total Skor 7 - 12
D = Total Skor 6
Lampiran ke-8
Penilaian keterampilan
Kisi-kisi
No Indikator Butir
. Instrumen
1. Menggambar konsep bentuk matriks 1
2. Membedakan jenis-jenis matriks 2
3 Menghitung operasi perhitungan matriks dan matriks transpos 3
Instrument
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
3
Rubric penskoran
No Aspek Keterangan Skor
1 Menggambar konsep Tidak ada bekas penghapus dan tipek serta tidak kotor 4
bentuk matriks dalam menggambar matriks
Tidak ada bekas penghapus dan tipek tetapi kotor dalam 3
menggambar matriks
Ada bekas penghapus dan tipek tetapi tidak kotor dalam 2
menggambar matriks
Ada bekas penghapus dan tipek serta kotor dalam 1
menggambar matriks
2 Membedakan jenis- Algoritma penulisan atau pengelompokkan jenis matriks 4
jenis matriks runtut dan jawaban benar.
Algoritma penulisan runtut atau pengelompokkan jenis 3
matriks dan jawaban salah.
Algoritma penulisan tidak runtut atau pengelompokkan 2
jenis matriks dan jawaban benar.
Algoritma penulisan tidak runtut atau pengelompokkan 1
jenis matriks dan jawaban salah.
3 Menghitung operasi Perhitungan dan penyajian matriks runtut dan jawaban 4
perhitungan matriks benar.
dan matriks transpos Perhitungan dan penyajian matriks runtut dan jawaban 3
salah.
Perhitungan dan penyajian tidak runtut dan jawaban benar. 2
Perhitungan dan penyajian tidak runtut dan jawaban salah. 1
Kriteria
A = Total Skor 10 - 12
B = Total Skor 7 - 9
C = Total Skor 4 - 6
D = Total Skor 3
Lampiran ke-9
50
Langkah ke 2
50