Anda di halaman 1dari 7

UPI Kampus Tasikmalayaa

ESENSI PENDIDIKAN SENI MUSIK UNTUK ANAK


Oleh: Reza Respati (UPI Kampus Tasikmalaya)
respati@upi.edu
ABSTRAK
Pendidikan seni musik memiliki peran dan manfaat yang dominan dalam dunia
pendidikan. Pendidikan seni, khususnya seni musik secara historis telah ada sejak
dulu di seluruh belahan bumi. Kepekaan dan kreativitas anak dalam seni musik
menjadi salah satu indikator keberhasilan pendidikan dan pencapaian prestasi
anak. Pendidikan seni musik meliputi keterampilan bermusik, penanaman nilai-
nilai etika dan estetika, serta sarana ekspresi dan kreativitas anak. Pergeseran
paradigma pendidikan seni musik sebatas pada pengajaran keterampilan bermusik
dan sebagai pelepas kepenatan anak saat belajar perlu diluruskan. Paradigma yang
lebih tepat dalam memandang pendidikan seni musik ini dapat diluruskan dengan
redefinisi pendidikan seni musik bagi anak dengan bertolak dari penggalian
kembali esensi pendidikan seni musik, peranan seni musik, karakteristik
pendidikan seni musik, dan manfaat yang dapat diambil dari pendidikan seni
musik.
.

Kata kunci: anak, pendidikan, seni, music, karakterisk, manfaat.

Abstract
Art education and the benefits of music have a dominant role in the world of education. Education
art, especially the art of music has historically been present since time throughout the hemisphere.
Sensitivity and creativity of children in the art of music is one indicator of educational success and
achievement of children. Education art of music includes musical skills, cultivation of ethical values
and aesthetics, as well as means of expression and creativity of children. Education paradigm shift
limited to teaching the art of music and musical skills as a release fatigue while studying child needs to
be clarified. Paradigm more appropriate in view of this musical art education can be straightened with
a redefinition of the art of music education for children with a contrast of extracting the essence of
music arts education, the role of music art, musical art education characteristics, and the benefits that
can be drawn from the music arts education.
Keywords: design, learn, play, objects.

A. Pendahuluan manusia baik secara individu maupun


peradaban manusia secara keseluruhan.
Manusia hidup dan tumbuh seperti
Manusia hendaknya menaikkan taraf
makhluk hidup lainnya, namun ada
kehidupannya dengan nilai-nilai luhur
sesuatu yang membedakannya dengan
kebudayaan. Bukan sekedar untuk
makhluk hidup lain. Mereka
mempertahankan hidup dan melang-
menggagas, mencipta, dan menikmati
sungkan jenisnya, tetapi juga mengem-
keindahan dalam diri dan lingkungan
bangkan aspek-aspek kehidupan.
sekitarnya. Kreativitas, ekspresi, dan
Pendidikan menjadi salah satu
apresiasi inilah yang menjadikan
ikhtiar untuk mengoptimalkan potensi
kekayaan budaya manusia menjadi
manusia di atas. Negara manapun akan
seakan tidak terbatas, baik oleh waktu,
memperjuangkan pendidikan yang
ruang, dan generasi. Cipta, rasa, dan
berkualitas bagi warga negaranya.
karsa adalah karunia terbesar bagi
Pendidikan bukan hanya monopoli
manusia. Hendaknya karunia ini
pembelajaran kognitif, tetapi juga
dipandang sebagai daya, bukan benda.
pengembangan afektif dan psikomotor.
Ketiga karunia ini adalah potensi yang
Salah satu upaya pendidikan untuk
masih perlu dioptimalkan. Optimalisasi
mengoptimalkan potensi anak itu
ini bertujuan untuk mengangkat derajat

Jurnal Saung Guru: Vol. VII No.2 Agustus (2015) 109


Reza R.
.
adalah pendidikan seni, khususnya Syaripudin, 2010: 24) menyatakan
pendidikan seni musik. proses enkulturasi ini sebagai “proses
Gunara (2008: 20) mengemukakan perolehan keteram-pilan bertingkah
kritik dan saran bagi pendidikan seni laku, pengetahuan tentang standar-
musik saat ini. Guru lebih memen- standar budaya, dan kode-kode
tingkan keterampilan musik, sehingga perlambangan seperti bahasa dan seni,
praktek pendidikan musik tidak motivasi yang didukung oleh
berjalan komprehensif. Padahal, kebudayaan, kebiasaan-kebiasaan
pendidikan seni musik memiliki menanggapi, ideologi, dan sikap-
manfaat bagi anak, baik secara psi- sikap”.
kologis, sosial, budaya, dan bagi Bagaimana memposisikan pendi-
pendidikan itu sendiri. Seni musik dikan dengan kebudayaan dan seni? Di
hanya jadi pelajaran selingan saat satu sisi, pendidikan adalah produk
siswa jenuh belajar. Selain itu, orang budaya, dan di sisi lain pendidikan
tua memilih memasukkan anaknya ke sebagai saluran pembudayaan/enkul-
tempat kursus supaya terampil bermain turasi. Pendidikan sebagai saluran
musik saja, sementara pendidikan nilai enkulturasi ini dalam filsafat pendi-
melalui seni musik belum jadi prioritas dikan setidaknya memiliki tiga peranan
utama. penting, yaitu:
Selain itu, Mack (1996: 54) menge- (1) Education as cultural conserve-
mukakan adanya pengaruh media ation (Syaripudin & Kurniasih,
massa yang menyajikan musik sekedar 2008: 113). Pendidikan berperan
sebagai hiburan. Perkembangan media sebagai saluran pemeliharaan
massa yang lebih mengedepankan budaya. Pendidikan memegang
karakteristik dan keinginan konsumen, peran penting untuk mengemban
berdampak pada pemahaman terhadap amanat pemeliharaan budaya
seni musik yang lebih dangkal. tersebut, karena lingkungan
Sehingga, seni musik hanya menjadi pendidikan bagaimanapun menjadi
pemuas daya tarik nafsu, tren, dan tempat bagi tranfer dan
mode yang digembor-gemborkan. transformasi kebudayaan kepada
Maka dari itu, kita perlu generasi yang lebih muda.
meredefinisi pendidikan seni musik. (2) Education as cultural regression
Redefinisi pendidikan seni musik ini (Syaripudin & Kurniasih, 2008:
bertujuan untuk memberikan 118). Pendidikan berperan sebagai
paradigma yang lebih tepat dalam jalan kembali menuju budaya
memandang pendidikan seni musik, masa lampau yang mengandung
baik bagi guru, orang tua, maupun nilai-nilai ideal. Nilai-nilai ideal
anak-anak. Dengan paradigma yang ini adalah refleksi, ibarat cermin
lebih tepat itulah diharapkan praktek dengan permukaan yang masih
pendidikan seni musik dapat jernih karena belum terdistorsi
menyokong tercapainya perkembangan oleh beberapa pengaruh negatif
anak yang optimal, pemeliharaan dari perkembangan zaman. Karena
warisan seni musik, dan tujuan itu, perlunya manusia menatap
pendidikan nasional. kembali kebudayaan masa lalu
Pengertian pendidikan menurut untuk mengambil nilai-nilai ideal
kajian pendekatan budaya dapat tersebut.
didefinisikan melalui pendekatan (3) Education as cultural transition
antropologis dan sosiologis sebagai (Syaripudin & Kurniasih, 2008:
proses enkulturasi. Hansen (dalam 101). Pendidikan berperan sebagai
110
Pembelajaran Seni
UPI Kampus Tasikmalayaa

jalan mengubah dan sebuah pengalaman yang mendalam


mengembangkan kebudayaan tentang suatu objek. Proses pengen-
yang telah ada. Selama waktu dapan perasaan menjadi sebuah
masih berjalan perlu diiringi oleh pengalaman kemudian diwujudkan
perkembangan budaya untuk sebagai sebuah karya seni melalui
menghadapi masa depan yang kegairahan berkesenian.
lebih menantang dan kompleks. Di Kedua, seni sebagai benda.
sinilah pendidikan berperan untuk Meskipun seni bukan sekedar benda,
dapat membina pertumbuhan namun melalui dimensi “kebendaan”
kebudayaan suatu masyarakat agar inilah nilai-nilai seni ditawarkan
tetap bertahan menghadapi kepada penikmatnya. Dengan dimensi
tantangan tersebut. inilah manusia dapat membuat dan
Kita mengenal seni sebagai salah mengindera nilai-nilai seni. Per-
satu unsur kebudayaan manusia. kembangan historis dunia seni
Kecenderungan manusia meng- memiliki keberagaman yang kompleks
apresiasi dan berekspresi melalui seni dalam menyikapi seni sebagai benda.
sudah menjadi keniscayaan, baik Di satu sisi, ada yang melihat seni
secara individu maupun sosial. sebagai benda dalam isi, ada yang
Aktivitas berkesenian menjadikan melihat seni sebagai benda dalam
manusia merasakan sesuatu yang indah bentuk. Intinya, sesuatu benda belum
dalam diri dan di lingkungannya. dikatakan sebagai seni jika tanpa
Sebagaimana diungkapkan oleh Ki penikmatnya.
Hadjar Dewantara (dalam Purnomo Ketiga, seni sebagai nilai. Seni
dan Subagyo, 2010: 2) “Seni adalah memiliki keterkaitan erat dengan nilai
perbuatan manusia yang timbul dari daripada sebagai benda. Seni berbicara
hidupnya, perasaan, dan bersifat indah dan mengekspresikan sebuah nilai
sehingga dapat menggetarkan jiwa sebagai “kata”. Nilai ini berarti sesuatu
perasaan manusia”. Kebudayaan yang dianggap berharga, baik, dan
manusia dengan seni di dalamnya indah. Masih menurut Sumardjo (2000:
berjalan dan tumbuh subur seiring 140), nilai-nilai dasar dalam seni
munculnya generasi-generasi baru dibagi menjadi nilai penampilan, nilai
setiap zaman, seperti cendawan di isi, dan nilai pengungkapan. Dari
musim hujan. Maka dari itu, secara ketiga nilai dasar ini, kita dapat
historis maupun sosial, seni sangat erat memahami bahwa nilai seni dapat
dengan peradaban manusia. Sejalan dipahami melalui bentuk, struktur, dan
dengan pendapat Woll (dalam Effendi mediumnya.
& Malihah, 2007: 129) bahwa “Seni Keempat, seni sebagai pengalaman.
adalah produk sosial”. Seni sebagai pengalaman ada pada
Sumardjo mengemukakan bahwa penikmat seni itu sendiri. Pengalaman
kita mengenal seni dalam berbagai seni adalah kemasan dari hekakat nilai
eksistensi. Pertama, seni sebagai seni itu sendiri. Secara eksistensi,
ekspresi, berarti seni sebagai wujud benda seni memang ada, namun ia
pengungkapan perasaan seseorang. tidak akan jadi seni jika tanpa
Perasaan seperti marah, sedih, pengalaman seni para penikmatnya.
gembira, dan cinta yang biasanya Suara gitar bisa saja membangkitkan
diungkapkan dengan senyum, tawa, pengalaman tertentu yang khas bagi
menangis, dan lain-lain hanya sekedar setiap penikmat dan pemainnya,
ekspresi spontan. Berbeda dengan namun tidak akan mewujudkan
perasaan yang diekspresikan dalam hakekat seni jika tanpa penikmat dan
seni, perasaan dijadikan sebagai pemainnya. Pengalaman ini tidak

Jurnal Saung Guru: Vol. VII No.2 Agustus (2015) 111


Reza R.
.
dipaksakan, namun muncul dengan kan seni sastra yang memiliki nilai
sendirinya sebagai konsekuensi estetika dan nilai kebijaksanaan yang
kecenderungan manusia yang memiliki adiluhung hingga melekat pada tataran
perasaan (Sumardjo, 2000: 159-184). budayanya di masa sekarang dan
merasuk ke dalam setiap aspek
Hubungan Pendidikan dengan Seni kehidupannya. Guru-guru besar di
Fenomena pendidikan adalah objek Eropa menggagas benda-benda dan
kajian ilmu pendidikan. Ilmu mesin-mesin dengan cita rasa seni
pendidikan ini dipelajari sebagai dasar yang eksotis, seperti yang dilakukan
bagi para pendidik untuk menyusun oleh Archimedes, Leonardo Da Vinci,
desain pembelajaran. Namun dan lain sebagainya. Murid-murid
demikian, Highet (dalam Syaripudin, zaman dulu di India pun belajar musik-
2010: 37) menyatakan bahwa musik gita, puja, dan sastra kuno
pendidikan lebih cenderung sebagai seperti Bhagawad Gita. Di Indonesia,
seni. Neil (dalam Syaripudin, 2010: para wali mengajarkan ajaran agama,
38) mengemukakan praktek pendi- politik, dan kesusilaan melalui
dikan sebagai berikut “Mendidik dan instrumen musik tradisional seperti
mengajar bukanlah hanya suatu ilmu, gamelan, degung, dan sebagainya.
tapi adalah seni”. Syaripudin (2010: Soetedja (2007: 949-951) menge-
39-40) menekankan bahwa pendidik mukakan tujuan pendidikan seni
seyogianya memperhatikan esensi diantaranya: 1) pemenuhan diri; 2)
praktek pendidikan sebagai paduan memahami warisan artistik; dan 3)
antara ilmu dan seni. memahami peran seni dalam masya-
Eisner dan Chapman (dalam rakat. Ketiga tujuan ini bersinergi
Gunara, 2008: 23) menyebutkan ada dalam dua kutub utama, yaitu ekspresi
dua pendekatan pendidikan dan seni, dan tanggapan terhadap seni.
yaitu: 1) seni dalam pendidikan; dan 2) Pendidikan seni sejatinya berdampak
pendidikan melalui seni. Seni dalam pada perkembangan manusia untuk
pendidikan sejalan dengan konsep menjadi manusia yang hidup dalam
pendidikan sebagai upaya pembu- keseimbangan jasmani dan rohani.
dayaan nilai-nilai dari generasi ke Seni musik erat kaitannya dengan
generasi. Sementara itu, pendidikan ekspresi dan apresiasi manusia
dalam seni sejalan dengan pengaruh terhadap suatu keindahan dalam
seni terhadap jiwa dan penyaluran bentuk musik. Sudarsono (dalam
ekspresi kreatif yang produktif, dan Prasetyo, 2011: 3) mendefinisikan seni
juga merupakan salah satu tujuan musik sebagai berikut:
pendidikan untuk menciptakan warga Seni musik adalah ungkapan rasa
negara Indonesia yang cakap, terampil, indah manusia dalam bentuk suatu
dan cerdas. konsep pemikiran yang bulat, dalam
Manfaat pendidikan seni musik wujud nada-nada atau bunyi-bunyi
untuk anak adalah membentuk lainnya yang mengandung ritme dan
manusia melalui seni. Secara historis, harmoni, serta mempunyai bentuk
munculnya pendidikan seni seiring dalam ruang waktu yang dikenal oleh
dengan adanya pendidikan itu sendiri. diri sendiri atau manusia lain dalam
Murid-murid di hampir seluruh dunia lingkungan hidupnya, sehingga dapat
pasti mempelajari seni dari guru- dimengerti dan dinikmatinya.
gurunya, bahkan dari para guru-guru Sementara itu, Jamalus (dalam
terkenal dan besar di zamannya. Guru- Prasetyo, 2011: 4) mendefinisikan seni
guru besar di daratan China mengajar- musik sebagai berikut:
112
Pembelajaran Seni
UPI Kampus Tasikmalayaa

Suatu karya seni bunyi dalam memecahkan masalah berani meng-


bentuk lagu atau komposisi musik, ambil resiko, bekerja dalam tim dan
yang mengungkapkan pikiran dan berkomunikasi dengan baik, merupa-
perasaan penciptanya melalui unsur- kan alat yang tepat untuk kebutuhan
unsur musik, yaitu irama, melodi, hidup di masa depan”. Tentunya, kita
harmoni, bentuk atau struktur lagu, dan tidak akan rela jika kebutuhan hidup
ekspresi sebagai satu kesatuan. Lagu anak di masa depan tersebut tidak
atau komposisi musik baru itu terpenuhi secara maksimal. Maka dari
merupakan hasil karya seni jika itu, urgensi pendidikan seni musik
diperdengarkan dengan menggunakan harus menjadi perhatian serius.
suara (nyanyian) atau dengan alat-alat Musik pun menjadi medan energi
musik. (Jamalus, 1991: 1) kuat untuk dapat mempengaruhi
Sejalan dengan kedua pendapat di kondisi psikis anak. Musik bukan
atas, Respati (2012: 29) sekedar bunyi-bunyian yang teratur
mengemukakan: “Seni musik adalah dalam irama dan pola-pola tertentu.
salah satu jenis seni bunyi yang Musik memiliki kandungan yang kaya
berbentuk lagu atau musik yang akan nilai-nilai keindahan yang sangat
penciptaan dan pengungkapannya tepat bersanding dengan potensi-
melalui unsur-unsur bunyi menjadi potensi dalam diri anak. Plato dalam
sebuah karya musik yang dapat Djohan (2009: 175), bahwa “Di dalam
didengar dan dinikmati”. pendidikan, musik menduduki posisi
Musik tidak diwariskan secara tertinggi karena tidak ada satupun
genetis. Kemampuan manusia disiplin yang dapat merasuk ke dalam
mengenali musik tidak berasal dari jiwa dan menyertai dengan
faktor genetis, melainkan hasil tempa- kemampuan bertahap melebihi irama
an lingkungan yang mendukung per- dan melodi”.
kembangan musikal anak. Umumnya, Kurikulum Tingkat Satuan Pen-
keterampilan musik dipahami sebagai didikan (Depdiknas, 2006: 611)
bakat dari dalam diri manusia tertentu. mengemukakan tentang Standar
Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan Kompetensi dan Kompetensi Dasar
dalam paradigma praktek dunia pendidikan seni, budaya, dan keteram-
pendidikan sekarang. Sebagaimana pilan menjelaskan bahwa “Pendidikan
dibahas oleh Richard Howe, Jane seni musik bersifat multilingual,
Davidson, dan John Sloboda (dalam multidimensional, dan multikultural”.
Djohan, 2009: 105) berikut. Multilingual berarti pengembangan
Intelegensi umum memiliki banyak kemampuan mengekspresikan diri
komponen genetis, kemampuan dalam secara kreatif dilakukan dengan
bidang khusus seperti musik adalah berbagai cara dan media seperti bahasa
hasil dari sebuah pengalaman, latihan, rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai
dan kerja keras. Maka kemampuan perpaduannya. Multidimensional ber-
musik dibangun atas dasar intelegensi arti pengembangan kompetensi yang
umum dan tidak ada genetika khusus beragam meliputi konsepsi (pengeta-
musik. huan, pemahaman, analisis, evaluasi),
Berdasarkan pembahasan di atas, apresiasi, dan kreasi dengan cara
tentunya peranan musik dalam memadukan secara harmonis unsur
kehidupan manusia menjadi sangat estetika, logika, kinestetika, dan etika.
penting. Sebagaimana yang diungkap- Multikultural berarti pendidikan seni
kan oleh Droscher dalam Gunara menumbuh kembangkan kesadaran dan
(2008: 21), disebutkan bahwa “... kemampuan apresiasi terhadap bera-
pengajaran musik, berpikir kreatif, gam budaya Nusantara dan Manca-

Jurnal Saung Guru: Vol. VII No.2 Agustus (2015) 113


Reza R.
.
negara. Sikap ini mewujudkan sikap Aspek Psikologis
demokratis warga negara dan toleransi (1) Menyeimbangkan perkembangan
dalam menghadapi kondisi masyarakat jasmani dan rohani anak.
yang multikultural. (2) Memberikan sarana yang tepat dan
Ketiga sifat pendidikan seni positif dalam mengungkapkan
menurut kurikulum tersebut juga perasaan dan kondisi kejiwaan
termasuk pendidikan seni musik di anak.
dalamnya. Pendidikan seni musik (3) Sarana relaksasi dan kontemplasi.
bersifat multilingual, multidimensio- (4) Menumbuhkan sikap kreatif, di-
nal, dan multikultural. Seperti sebuah siplin, dan menyelesaikan masalah.
peribahasa mengatakan bahwa musik (5) Menumbuhkan empati dan
adalah bahasa universal manusia. Di menghilangkan sikap egoisme
sinilah letak karakteristik utama dalam diri anak.
pendidikan seni musik sebagai upaya Aspek Sosial Budaya
membekali anak untuk dapat (1) Menumbuhkan sikap menghargai,
berinteraksi dengan sesama manusia kerja sama, dan berkomunikasi.
tanpa batas. (2) Memberikan pandangan terhadap
budaya sebagai warisan dan
B. Pembahasan kekayaan bagi anak.
(3) Menjadi sarana memelihara dan
Pendidikan dilaksanakan untuk
mengembangkan kebudayaan,
membentuk keseimbangan jasmani dan
khususnya seni musik.
rohani manusia. Pendidikan seni musik
(4) Menciptakan medan energi yang
hendaknya mewujudkan keseimbangan
kuat untuk berinteraksi sesuai etika
hidup tersebut. Dengan musik,
dan estetika dalam pergaulan.
manusia akan mencapai kebermaknaan
dalam pencapaian nilai-nilai seni
C. Simpulan
sebagai bagian dari peradaban dan
budaya. Kita dapat merumuskan Urgensi pendidikan seni musik
manfaat-manfaat pendidikan seni perlu dikembalikan pada posisinya
musik bagi anak dalam tiga aspek yang sesuai. Pendidikan seni musik
utama, yaitu pendidikan, psikologis, bukan sekedar pelepasan rasa jenuh
dan sosial budaya. Oleh karena itu, anak setelah belajar. Guru hendaknya
manfaat pendidikan seni musik bagi mampu mewujudkan manfaat-manfaat
anak dari aspek pendidikan itu sendiri pendidikan seni musik bagi anak
adalah sebagai berikut: sehingga mereka dapat berkembang
Aspek Pendidikan sesuai dengan kodratnya sebagai
(1) Menguatkan aspek afektif, psiko- manusia dewasa yang hidup dalam
motor, dan kognitif dalam belajar. keseimbangan, baik jasmani dan
(2) Memberikan dasar ekspresi dan rohani. Pendidikan seni musik bukan
kreativitas dalam musik. sekedar menanamkan keterampilan-
(3) Menyeimbangkan perkembangan keterampilan bermusik, tetapi juga
otak kiri dan otak kanan. menumbuhkan sikap-sikap dan
(4) Sebagai sarana ekspresi, imajinasi, karakter-karakter positif dalam
dan kreativitas. kehidupan sehari-hari anak. Jika
(5) Memperkuat suasana dan emosi dipahami lebih mendalam, pendidikan
rileks dalam pembelajaran. seni musik adalah sarana untuk
menyeimbangkan beragam aspek

114
Pembelajaran Seni
UPI Kampus Tasikmalayaa

perkembangan psikologis dan sosial Purnomo, W. & Subagyo, F. (2010).


anak. Terampil Bermusik. Jakarta:
Pusbuk Kemdiknas.
D. Daftar Rujukan
Respati, R. (2012). Pengembangan
Depdiknas RI. (2006). Kurikulum Bahan Ajar Solfeggio untuk
Tingkat Satuan Pendidikan. Mahasiswa Pendidikan Guru
Jakarta: Depdiknas. Sekolah Dasar. Tesis pada Program
Studi Pendidikan Seni Sekolah
Djohan, H. (2009). Psikologi Musik.
Pascasarjana UPI. Bandung: Tidak
Yogyakarta: Best Publisher.
diterbitkan.
Effendi, R. & Malihah, E. (2007).
Soetedja, Z. S. (2007). Pendidikan
Pendidikan Lingkungan Sosial
Seni. Dalam Ali, M., dkk.
Budaya dan Teknologi (PLSBT).
(Penyunting). Ilmu dan Aplikasi
Bandung: CV Yasindo Multi
Pendidikan. Bandung: Pedagogiana
Aspek dan Value Press.
Press (Halaman 947-974).
Gunara, S. (2008). Manfaat Pendidikan
Sumardjo, J. (2000). Filsafat Seni.
Seni bagi Anak. Dalam Suryatna,
Bandung: Penerbit ITB.
dkk. (Penyunting). Ritme. Vol 6
No 1 April 2008 19-26. Syaripudin, T. & Kurniasih. (2008).
Pengantar Filsafat Pendidikan.
Mack, D. (1996). Pendidikan Musik;
Bandung: Percikan Ilmu.
Antara Harapan dan Realitas.
Bandung: University Press IKIP Syaripudin, T. (2010). Landasan
Bandung. Pendidikan. Bandung: Percikan
Ilmu.
Prasetyo, Damai. (2011). Bahan Ajar
Seni Musik. [Online]. Tersedia: Tocharman, M., Soeteja, Z. S., &
http://www.scribd.com/doc/603997 Sobandi, B. (2006). Pendidikan
99/Bahan-Ajar-Seni-Musik.html. Seni Rupa. Bandung: UPI Press.
[9 Oktober 2011] Biodata singkat:
Penulis adalah dosen tetap di UPI Kampus
Tasikmalaya.

Jurnal Saung Guru: Vol. VII No.2 Agustus (2015) 115

Anda mungkin juga menyukai