Anda di halaman 1dari 2

PLASENTA DAN BAYI KEMBAR

A. Identitas
Nama / NIM : Anis Kamila Maharani / 1808086032
Prodi / Kelas : Pendidikan Biologi / 4A
Pertemuan Ke : 3
Dosen Pembina : Widi Cahya Adi, M.Pd

B. Isi Resume
Hasil Bacaan (Reading)
 Struktur dan fungsi plasenta
 Plasenta adalah organ yang memfasilitasi pertukaran nutrien dan gas antara
kompartemen ibu dan janin. Sewaktu janin memulai minggu kesembilan
perkembangannya, permintaan untuk nutrisi dan faktor lainnya bertambah,
yang menyebabkan perubahan besar pada plasenta (Sadler, 2012).
 Mulai minggu ke 12 sampai ke 13 struktur dari plasenta yaitu vili yang menjadi
terbatas pada satu regio karion. Kolam-kolam darah maternal dipenuhi dengan
arteri spiralis endometrium. Darah janin memasuki plasenta melalui dua arteri
umbilikalis yang bercabang dan kemudian terbagi hingga mencapai kapiler yang
mengelilingi vili karionik. Cabang-cabang pembuluh darah ini membentuk 15-
25 unit yang disebut kotiledon. Di dalam plasenta juga terdapat zona
pertukaran, yang mana menciptakan penghalang selektif yang efisien dan
sangat tipis di mana nutrisi, gas, produk sisa, dan antibody dapat melintas.
Darah yang kembali ke ibu melalui vena uterinae (Webster dan Wreede, 2017).
 Fungsi dari plasenta untuk memproduksi hormone; melakukan pertukaran
nutrisi, metabolit, dan gas; serta melindungi janin dari serangan imun sel-sel
maternal dan pathogen, serta memungkinkan masuknya antibody dari ibu ke
janin (Webster dan Wreede, 2017).
 Plasenta terdiri dari dua komponen: (1) bagian janin, berasal dari korion
frondosum atau korion vilus, dan (2) bagian ibu, berasal dari desidua basalis.
Ruang di antara lempeng korion dan desidua terisi dengan danau antarvilus
darah ibu (Sadler, 2012).

 Mekanisme intake nutrisi dari maternal ke embrio melalui plasenta


 Kotiledon menerima darahnya melalui 80 hingga 100 arteri spiralis yang
menembus lempeng desidua dan masuk ke ruang antarvilus dengan interval
yang cukup teratur. Tekanan di dalam arteri ini mendorong darah masuk ke
dalam ruang antarvilus dan membasahi sejumlah vilus kecil di percabangan
vilus di dalam darah yang teroksigenasi. Sewaktu tekanan berkurang, darah
mengalir kembali dari lempeng korion ke arah desidua, tempat darah masuk ke
dalam vena endometrium. Oleh sebab itu, darah dari danau antarvilus mengalir
balik ke dalam sirkulasi ibu melalui vena endometrium (Sadler, 2012).

 Factor kehamilan kembar


 Pembentukan kembar dapat terjadi dengan berbagai cara. Dua blastokista yang
terpisah dapat terbentuk dari fertilisasi dua sperma dan dua ovum yang
berbeda yang dilepaskan dari satu ovarium secara bersamaan. Kembar ini tidak
akan menjadi kembar identic dan akan memiliki plasenta terpisah (dikorionik),
dan bahkan jenis kelamin yang berbeda. Zigot dapat terpisah pada saat
pembelahan, atau setelahnya, saat massa sel-dalam terbentuk, atau setelah itu,
saat embrio menjadi lebih rumit dan membentuk diskus embrionik bilaminar.
Jika zigot terpisah saat pembelahan, masing-masing blastokista akan
berimplantasi secara terpisah. Jika zigot terpisah pada tahap lebih lanjut, dua
embrio dapat berbagi karion, omnion, atau plasenta yang sama. Jika zigot
tunggal terpisah, maka kembar identic akan terbentuk (Webster dan Wreede,
2017).

 Tipe-tipe kehamilan kembar


 Monozigot yaitu memiliki karion tunggal atau ganda tergantung pemisahan
sebelum atau sesudah implantasi:
a. 1 plasenta 2 karion, terjadi ketika splitting terjadi pada hari ke-4 sampai
8 setelah fertilisasi.
b. 2 plasenta 2 karion, terjadi ketika splitting terjadi pada hari ke-3 setelah
fertilisasi.
c. 1 plasenta 1 karion 1 amnion, terjadi ketika splitting terjadi pada hari ke-
9 setelah fertilisasi.
d. 1 plasenta 1 karion 2 amnion, hal ini sama dengan pembentukan 1
plasenta 1 karion dan 2 amnion.
 Dizigot selalu punya 2 karion
 Kembar siam terbentuk ketika splitting terjadi lebih dari 12 hari setelah terjadi
fertilisasi (Setyawati, 2015).
 Kelainan pada kehamilan kembar
 Kembar siam atau disebut kembar dempet, yaitu janin tidak sepenuhnya
terpisah satu sama lain, terdapat satu amnion, satu korion, dan satu plasenta
(Sadler, 2012)

Pertanyaan yang muncul (Questioning)


 Apakah seorang yang tidak memiliki keturunan dapat mempunyai anak kembar
dapat menghasilkan anak kembar?
Jawaban Pertanyaan (Answering)
 Menurut Benny Johan Marpaung, seorang ahli kandungan dan kebidanan
mengatakan garis keturunan bukanlah menjadi factor mutlak seorang ibu hamil
anak kembar. Maka dari itu ada kemungkinan seorang yang tidak memiliki
keturunan dapat mempunyai anak kembar dapat mempunyai anak kembar baik
berjenis kembar fraternal atau kembar tidak identik.

C. Daftar Rujukan
Campbell, N. A. and Reece, J. B. 2008. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Terjemahan: Damaring
Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.
Huliana, Mellyna. 2007. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta : Puspa Swara.
Sadler, T. W. 2012. Langman’s Medical Embryology. Jakarta: EGC
Setyawati, S.M. 2015. Embriologi. Semarang: CV. Karya Abadi Jaya
Webster, S., dan Rhiannon de Wreede. 2017. At a Glance Embriologi. Jakarta: PT Glora
Aksara Pratama

Anda mungkin juga menyukai