NIM :
Bioremediasi berasal dari 2 kata yaitu bio yang berarti yang berarti makhluk hidup
dan remediasi berari menyehatkan kembali, sehingga secara bersama diartikan bioremediasi
menjadi suatu cara penggunan organisme dalam upaya menyehatkan kembali lingkungan
yang sudah rusak atau tercemar. Dalam teknologi ini organisme hidup yamg balik banyak
digunakan selaim tumbuhan adalah mikroorganisme yamg digunakan untuk pemecahan atau
degradasi bahan pencemar lingkungan.
Upaya yang dilakukan oleh Pertamina selaku Perusahan yang bertanggung jawab
dalam kasus kebocoran pipa ini adalah dengan melakukan penghentian semburan dan
pengendalian dampak pada masyarakat. Kemudian Kementrian Lingkungan Hidup
menyarankan untuk menutup kebocoran pipa minyak degan cara memasang sumbatan semen
atau gripwell agar kebocoran tidak meluas.
Kasus kebocoran pipa ini pertamina telah melakukan investigasi untuk mengungkap
tragedy ini. Hasil investigasi semesntara menunjukan adanya indikasi adanya anomali
tekanan pada anjungan yang menyebabkan gelembung minyak bertekanan tinggi sehingga
terjadi kebocoran. Tumpahan minyak yang belum terkendali ini meluas sampai Kepulauan
Seribu. Tumpahan minyak ini menyebabkan kerusakan lingkungan di laut.
Tim investigasi yang dibentuk oleh PT. Pertamina melaporkan fakta lapangan berupa
ekosistem Mangrove sebanyak 34 hektar di Kelurahan Karingau, 6.000 bibit mangrove Atas
Air Margasari. Warga disekitar pemukiman tumpahan minyak mengalami mual dan pusing.
Lapisan minyak masih ada di perairan sekitar 3 hari.
12 juli 2019 terjadi lagi kasus kebocoran pipa kilang minyak di Tanjung Kerawang,
Laut Utara Jawa. Kebocoran pipa kali ini seperti kasus pencemarn minyak terbesar dalam
sejarah kebocoran pipa minyak di Amerika Serikat di Teluk Meksiko. Dampak yang
ditimbulkan dari kebocoran minyak ini adalah kerusakan ekosistem perairain. Kebocoran
minyak ini mencapai Pulau Ujung Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Penanganan kebocoran ini
diperkirakan membutuhkan waktu 10 minggu.
Laut punya sistem pembersihan diri, sebagian polusi laut akan diurai oleh
mikroorganisme laut, tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama. Untuk mengatsi
tumbahan minyak di laut dapat di tangani dengan bioremediasi menggunakan
mikroorganisme pemakan minyak. Bakteri pemakan minyak diantaranya
Marinobacter,Oceanobacter, Alcanivorax, Thalassospira, Stappia, Bcillus, Novospingobium.
Pseudomonas, Spingobium, dan Rhadobacter.
Bakteri pemakan minyak tidak perlu diciptakan, karena dalam tumpuhan minyak.
Para ilmuwan membantu bakteri ini agar cepat tumbuh dan bereproduksi agar dapat
memakan minyak di laut dengan cepat pula. Caranya dengan mengambil sampel dari laut
kemudian di bawa ke Laboratorium untuk membudidayakan bakteri pemakan minyak.
Kemudian bakteri pemakan minyk disemprotkan ke laut. Untuk merangsang rasa lapar pada
bakteri, para pemeliti menambahkan nitrogen dan fosfor ke dalam campuran.