Anda di halaman 1dari 15

Bioremediasi Air Laut

Terkontaminasi Minyak Bumi


Dengan Menggunakan Bakteri
Pseudomonas aeruginosa
1. Syafina Amalia (143800019)
2. Feri Sugiastanto M. (153800035)
3. Elpidius A. M. Nonga (173800015)
4. Eka Debby Nur Sonia (173800016)
5. Samsu Rijal (173800030)
Minyak Bumi

• Minyak bumi adalah cairan kental, berwarna hitam atau kehijauan,


mudah terbakar, dan berada di lapisan atas dari beberapa tempat di
kerak bumi. Minyak bumi merupakan salah satu bentuk hidrokarbon,
yaitu senyawa kimia yang mengandung hidrogen dan karbon.
• Komponen hidrokarbon minyak bumi yaitu alkana, isoalkana dan
hidrokarbon aromatik.
Bioremediasi

• Bioremediasi didefinisikan sebagai teknologi yang menggunakan


mikroba untuk mengolah (cleaning) hidrokarbon minyak bumi dari
kontaminan melalui mekanisme biodegradasi alamiah (intrinsic
bioremediation) atau meningkatkan mekanisme biodegradasi alamiah
dengan menambahkan mikroba, nutrien, donor elektron dan atau
akseptor elektron (enhanced bioremediation).
Bakteri Pseudomonas Sp.

 Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri gram negatif aerob obligat, berkapsul,


mempunyai flagella polar sehingga bakteri ini bersifat motil, berukuran sekitar
0,5-1,0 µm.

 Pseudomonas Sp merupakan bakteri hidrokarbonoklastik yang mampu


mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon. Pseudomonas aeruginosa mampu
menggunakan lebih dari 75 macam organik sebagai sumber karbon dan
sumber energi, mampu menggunakan respirasi aerobik (dengan oksigen) dan
anaerob pada nitrat atau akseptor elektron alternatif lainnya juga mampu
tumbuh pada nutrien dalam jumlah sedikit.
Pencemaran Minyak
Bumi Di Laut

• Kebocoraan dan tumpahan minyak laut dapat terjadi karena beberapa


faktor yaitu berasal dari docking (perbaikan/perawatan kapal), tank
cleaning (pembersihan tanki minyak), scrapping kapal (pemotongan
badan kapal untuk menjadi besi tua), kecelakaan tanker (kebocoran
lambung, kandas, ledakan, kebakaran dan tabrakan), atau illegal bilge
yaitu saluran buangan air, minyak dan pelumas hasil proses mesin
yang merupakan limbah ke laut.
Dampak Tumpahan Minyak di Laut
• Dapat mengganggu ekosistem laut • Mengganggu rantai makanan karena
• Minyak yang mengapung dapat lingkungan yang tercemar.
menghalangi masuknya sinar matahari • Minyak yang tenggelam dan menutupi
kedalam laut sehingga biota laut akan susbtrat akan mematikan organisme
kekurang oksigen dan menghambat benthos dan akan terjadi pembusukan
fotosisntesis pada tumbuhan laut. akar pada tanaman laut.
• Mengganggu kesuburan lumpur • Merusak ekosistem mangrove dan
didasar laut. menyebabkan kematian fauna yang
• Mempengaruhi pertumbuhan rumput hidup dihutan mangrove.
laut, lamun dan tumbuhan lautnya jika • Dapat merusak hingga terjadi
menempel pada permukaan daunnya kematian pada terumbu karang.
karena akan dapat mengganggu proses • Burung laut dapat mengidap penyakit
metabolisme pada tumbuhan tersebut. karena berenang dan memakan ikan
dari laut yang tercema
Bioremediasi Air Laut Terkontaminasi Minyak
Bumi Dengan Menggunakan Bakteri
Pseudomonas aeruginosa

• Minyak bumi didapat dari Pusat Pendidikan Minyak dan Gas Cepu
• Bakteri Pseudomonas aeruginosa dari lab Mikrobiologi unair
• Air laut buatan dengan salinitas 35%
• Menggunakna reaktor batch
Proses Bioremidiasi
• Peremajaan Isolat Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan pembuatan
Starter
Dilakukan pada media cair (Nutrien Broth). Kemudian media di
inkubasi pada suhu 30°C dan setelahnya dilakukan analisa populasi
bakteri serta membuat kurva pertumbuhan bakteri, saat bakteri
mencapai phase log, bakteri dibudidayakan pada media air laut buatan
• Persiapan Media Air Laut Buatan
Air laut buatan dibuat sesuai ASTM D1141-90, “Standard Specification
for Substitute Ocean Water”, dengan salinitas 35 %.
Proses Bioremidiasi
Media air laut buatan dimasukan ke dalam bioreaktor A dan B, dimana
bioreactor A diperlakukan tanpa aerasi sedangkan reaktor B dilengkapi
dengan aerator sebagai pensuplai oksigen untuk kebutuhan bakteri
dengan DO ± 5 mg O2/l. Kemudian bioreaktor A dan B diperlakukan
sesuai variabel konsentrasi kontaminan (1000 dan 1500 ppm minyak
bumi) dan penambahan bakteri Pseudomanas aeruginosa I (0%, 1% dan
3% v/v). Masing-masing bioreaktor diinjeksikan utrien dengan cara
menambahkan urea dan KH2PO4 sehingga rasio C : N : P = 10 : 1.
Hasil dan Pembahasan
a. Pengaruh Thd TPH
Baku mutu 5mg/l = 5 ppm
^ untuk air laut tercemah 1000 ppm membutuhkan waktu 21 hari untuk
mendegradasi TPH agar sesuai baku mutu
^ untuk air laut tercemar 1500 ppm membutuhkan waktu 28 hari untuk
mendegradasi TPH
Disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi cemaran minyak bumi
maka semakin lama waktu yang dibutuhkan mikroba untuk
mendegradasi TPH hingga mencapai baku mutu air laut.
Proses Bioremidiasi
b. Pengaruh Thd Populasi Bakteri Selama Bioremidiasi
Pertumbuhan mikroorganisme merupakan indikator terjadinya proses
biodegradasi. Pertumbuhan mikroorganisme akan meningkat bila ia mampu
hidup dengan memanfaatkan substrat yang ada dalam air laut tersebut.
^ Untuk cemaran minyak 1000 ppm (gambar 4) jumlah sel bakteri
P.aeruginosa tertinggi dicapai oleh bioreaktor 6 yaitu 2,28 x 107 sel/ml.
Sedangkan pada cemaran minyak 1500 ppm ( gambar 5) dicapai oleh
bioreaktor 12 yaitu sebesar 2,12 x 107 sel/ml.
Disimpulkan bahwa semakin besar jumlah cemaran minyak bumi pada air
laut maka pertumbuhan bakteri P.aeruginosa akan semakin terhambat yang
ditunjukkan dengan berkurangnya jumlah sel bakteri pada fase lognya.
Proses Bioremidiasi
c. Pengaruh terhadap kadar Benzene, Toluene dan Xylene (BTX)
BTX (Benzene, Toluene dan Xylene) merupakan komponen senyawa
hidrokarbon aromatik yang terkadung dalam minyak bumi.
^ cemaran 1000 & 1500 ppm terjadi penurunan B, T, X hingga tak
terdeteksi pada mingg ke 2 dan 4
Hal ini telah sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan WHO bahwa
konsentrasi maksimum benzena di dalam air yang diperbolehkan adalah
0,005 mg/l.
Kesimpulan
Hasil terbaik untuk persen biodegradasi TPH dan BTX adalah
bioreaktor dengan penambahan Pseudomonas aeruginosa 3%, media
teraerasi dan konsetrasi cemaran minyak bumi 1000 ppm dengan hasil
biodegradasi TPG 100% dalam waktu 21 hari dan penurunan BTX
sebesar 100% pada waktu 14 hari
Penelitian ini dapat dilakukan untuk pengolahan air laut ex situ.
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai