Anda di halaman 1dari 2

NAMA : I Made Arya Khinandana Sathyaputra

NIM : 195090100111034

KUIS BIOREMEDIASI

1. A. Bioremediasi merupakan metode remediasi yang diterapkan guna menurunkan kadar


polutan dalam suatu lingkungan dengan bantuan mikroorganisme atau agen hayati
lainnya seperti tumbuhan.
B. Fitoremediasi merupakan metode remediasi yang diterapkan guna menghilangkan,
memindahkan, menstabilkan, atau menghancurkan bahan pencemar baik senyawa
organik maupun anorganik, serta mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan
beracun dari tanah dengan bantuan tanaman, contohnya seperti eceng gondok.
C. Bioatenuasi merupakan metode remediasi yang dilakukan dengan memanfaatkan
mikroorganisme indigenous atau mikroorganisme asli yang ada pada lingkungan
tercemar tersebut dan membiarkan proses biodegradasi terjadi secara alami tanpa
intervensi (tanpa penambahan apapun).
D. Biostimulasi merupakan metode remediasi yang dilakukan dengan menambahkan
suatu nutrisi dan donor atau akseptor elektron ke dalam suatu situs atau tempat yang
tercemar dengan tujuan untuk mendukung pertumbuhan dan aktifitas bakteri
biodegradasi yang ada di dalam tempat tercemar itu.
E. Bioaugmentasi merupakan metode remediasi yang dilakukan dengan menambahkan
mikroba ke dalam suatu situs atau tempat yang tercemar dengan tujuan untuk
mendukung proses biodegradasi yang ada di dalam tempat tercemar itu.
2. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan proses bioremediasi alami
(bioautenasi) meliputi upaya rekayasa genetik dari mikroba indigenous dan
nanoteknologi. Tujuan dari upaya rekayasa genetik mikroba adalah untuk
meningkatkan efektivitas proses degradasi dan detoksifikasi polutan organik dan
anorganik dari mikroba tersebut. Sedangkan, upaya nanoteknologi bertujuan untuk
meningkatkan luas permukaan partikel tanah, sehingga pori-pori tanah dan
permeabilitas mengecil dan semakin memperbesar penimpunan nutrisi maupun zat hara
sehingga proses bioremediasi menjadi lebih efektif.
3. Bioremediasi dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu:
 Faktor lingkungan, seperti suhu dan ketersediaan oksigen. Ketersediaan oksigen
sangatlah penting karena bakteri yang biasa digunakan untuk mendegradasi
hidrokarbon adalah bakteri aerob, yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen dalam
aktivitasnya. Begitu pula dengan suhu yang juga tak kalah penting karena bakteri
bisa mendegradasi polutan dengan optimal pada suhu tertentu yaitu suhu optimum.
Suhu optimum bagi hampir semua mikroorganisme tanah umumnya pada kisaran
10-40°C, walaupun ada beberapa yang dapat hidup hingga suhu 60°C (bakteri
termofilik)
 Faktor fisik, seperti ketersediaan air dan kesesuaian jumlah mikroorganisme dengan
senyawa pencemar. Kondisi tanah yang lembab mengakibatkan degradasi bakteri
dapat optimal karena terpenuhinya nutrient dan substrat. Kelembaban ideal bagi
pertumbuhan bakteri adalah 25-28%, sedangkan kelembaban optimum untuk
bioremediasi tanah tercemar adalah sekitar 80% kapasitas lapang atau sekitar 15%
air dari berat tanah. Kesesuaian jumlah mikroorganisme dengan senyawa pencemar
juga penting untuk diperhatikan karena jika kadar senyawa pencemar jauh lebih
tinggi dan lebih pekat maka dapat mematikan mikroba yang digunakan sebagai agen
bioremediasi tersebut.
 Faktor kimia, seperti bentuk struktur kimia dari senyawa pencemar yang akan
memengaruhi sifat fisik dan kimia pencemar tersebut.
4. Mekanisme mikrooganisme yang berperan sebagai plant growth promoting (PGP)
dalam proses fitoremediasi ekosistem tercemar adalah meningkatkan ketersediaan
nurisi, ketahanan terhadap patogen, meminimalisir penggunaan pupuk kimia,
mengurangi stres abiotik dan biotik
5. Bakteri fakultatif aerobik dapat mendegradasi polutan minyak bumi dengan lebih cepat
pada lingkungan aerobik karena keberadaan oksigen sangat penting dalam proses
degradasi tersebut, yaitu sebagai akseptor elektron atau penginduksi enzim
monooksigenase dan deoksigenase yang membantu memecah senyawa hidrokarbon
yang memiliki cincin aromatik sehingga bakteri dapat mendegradasi polutan lebih cepat
pada kondisi lingkungan dengan kadar oksigen yang melimpah (aerobik).
6. Keuntungan dari penerapan bioremediasi in-situ dibandingkan bioremediasi ex-situ
adalah bioremediasi in-situ membutuhkan usaha serta biaya yang lebih sedikit karena
tidak perlu memindahkan sampel yang tercemar polutan ke tempat lain.

Anda mungkin juga menyukai