Anda di halaman 1dari 14

BIOREMEDIASI

NAMA:GEGER RESTU RIZKI FATMAWATI


KELAS :B(S1 FARMASI)
NIM :4820121076
BIOREMEDIASI

 Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme


untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat
bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi
oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun
dengan mengubah struktur kimia polutan. Peristiwa ini
disebut biotransformasi.
METODE BIOREMEDIASI
 Metode bioremediasi bersifat organik dan terbukti aman dan juga efektif untuk
membersihkan tanah atau wilayah perairan yang terpapar oleh limbah pertambangan atau
industri seperti minyak mentah, dalam kaitannya dengan proses eksplorasi dan produksi
migas. Selain digunakan untuk proses eksplorasi minyak bumi dan gas, bioremediasi telah
digunakan di berbagai aplikasi industri – industri lainnya, misalnya untuk membersihkan
minyak baik di dalam dan sekitar pabrik-pabrik amunisi militer, lokasi pertambangan,
fasilitas petrokimia, tangki penyimpanan bawah tanah, rel kereta, dan kapal laut dan lain –
lain.
 Mikroba yang hidup di tanah dan air tanah memakan senyawa hidrokarbon atau minyak
mentah. Setelah senyawa minyak dimakan, proses pencernaan pada mikroba tersebut secara
alami mengubah senyawa minyak menjadi air dan gas yang tidak berbahaya dan aman bagi
lingkungan. Proses bioremediasi mengembalikan tanah ke bentuk asalnya, sehingga aman
untuk digunakan di berbagai jenis lingkungan baik untuk kegiatan pertanian, perkebunan,
peternakan dan lain – lain.
Jenis jenis bioremediasi
Berdasarkan wilayah remediasinya, bioremediasi dibedakan menjadi dua yaitu bioremediasi ex-situ dan bioremediasi
in-situ. Berikut penjelasannya: 
BIOREMEDIASI IN-SITU

1.Biostimulasi
nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk
memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.
2.Bioaugmentasi
Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah
yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun
ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang
tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti
seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan
mengurangi senyawa-senyawa kimiawi yang berbahaya di lingkungan kita.
3.Bioremediasi Intrinsik
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar.Pada masa yang akan datang, 
mikroorganisme rekombinan dapat menyediakan cara yang efektif untuk mengurangi senyawa-senyawa kimiawi yang
berbahaya di lingkungan kita. Bagaimanapun, pendekatan itu membutuhkan penelitian yang hati-hati berkaitan dengan
mikroorganisme rekombinan tersebut, apakah efektif dalam mengurangi polutan, dan apakah aman saat mikroorganisme itu
dilepaskan ke lingkungan.

BIOREMEDIASI EX-SITU

1.Biopile yaitu penimbunan di atas galian tanah yang tercemar, diikuti dengan penambahan nutrisi, dan aerasi untuk
meningkatkan aktivitas mikroba. Dalam biopile juga dapat dilakukan sistem pemanas agar diodegradasi berjalan dengan
lebih cepat.
2.Windrow merupakan teknik bioremediasi yang dilakukan dengan pembalikan tumpukan tanah yang tercemar secara
berkala. Pembalikan tanah ini dibarengi dengan peningkatan aerasi dan juga nutrisi yang akan mempercepat biodegradasi
oleh mikroba.
3.Bioreaktor ialah teknik bioremediasi yang dilakukan dalam sebuah tanki besar. Tanki besar tersebut memiliki kondisi yang
terkendali bagi mikroba untuk bertahan hidup, sehingga biodegradasi bisa berjalan dengan cepat.
4.Land farming adalah teknik bioremediasi ex-situ yang paling sederhana. Dalam land farming, tanah yang tercemar akan
diambil dan dicampur dengan nutrisi seperti nitrogen, fosfor, dan kalium untuk merangsang aktivitas mikroorganisme. Tanag
tersebut kemudian dicampurkan ke tanah lain yang belum terkontaminasi.
Faktor utama mikroba
 Faktor utama agar mikroba dapat
membersihkan bahan kimia
berbahaya dari lingkungan, yaitu
adanya mikroba yang sesuai dan
tersedia kondisi lingkungan yang
ideal tempat tumbuh mikroba
seperti suhu, pH, nutrient dan
jumlah oksigen.
PROSES PEMBERSIHAN
BIOREMEDIASI

 Bioremediasi adalah proses
pembersihan pencemaran tanah
dengan menggunakan mikroorganisme.
Bioremediasi bertujuan untuk memecah
atau mendegradasi zat pencemar
menjadi bahan yang kurang beracun
atau tidak beracun (karbon dioksida
dan air).
TEKNOLOGI BIOREMEDIASI

 Teknologi bioremediasi banyak digunakan pada


pencemaran di tanah karena beberapa keuntungan
menggunakan proses alamiah / bioproses. Tanah atau
air tanah yang tercemar dapat dipulihkan ditempat
tanpa harus mengganggu aktifitas setempat karena
tidak dilakukan proses pengangkatan polutan. Teknik
ini disebut sebagai pengolahan in-situ. Teknik
bioremediasi yang diterapkan di Indonesia adalah
teknik ex-situ yaitu proses pengolahan dilakukan
ditempat yang direncanakan dan tanah tercemar /
polutan diangkat ke tempat pengolahan.
APLIKASI BIOREMEDIASI

 Aplikasi bioremediasi di Indonesia


mengacu pada Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor
128 Tahun 2003 (KepMen LH no.
128/2003) mengatur tentang
tatacara dan persyaratan teknis
pengolahan limbah dan tanah
terkontaminasi oleh minyak bumi
secara biologis.
DALAM APLIKASI TEKNIK BIOREMEDIASI
 Dalam aplikasi teknik bioremediasi dikenal dua teknik yang
sangat umum diterapkan yaitu biopile dan landfarming.
Pada teknik biopile, tanah tercemar ditimbun diatas lapisan
kedap air dan suplai udara yang diperlukan oleh mikroba
dilakukan dengan memasang perpipaan untuk aerasi
(pemberian udara) dibawah tumpukan tanah tercemar
MANFAAT BIOREMEDIASI SECARA UMUM
 Adapun manfaat dari bioremediasi secara umum adalah sebagai berikut:
 Remediasi berbasis biologis mendetoksifikasi zat berbahaya, bukan
hanya mentransfer kontaminan dari satu media lingkungan hidup yang
lain;
 Bioremediasi umumnya memiliki daya perlindungan terhadap
lingkungan yang lebih baik daripada proses pengolahan berbasis proses
penggalian
 Biaya yang dibutuhkan pengolahan situs limbah berbahaya
menggunakan teknologi bioremediasi bisa jauh lebih rendah dari yang
untuk metode pengolahan konvensional: vacuuming, absorbing, burning,
dispersing, atau proses memindahkan material
Persyaratan dasar dan benar-benar penting dalam proses
bioremediasi:
 Oxygen pada level residual 1 ppm
 Nutrisi inorganic Essential
 Mikroba dan substrate harus dalam kontak maksimal
 Air – baik dalam bentuk segar atau dalam bentuk garam
 Kondisi lain yang harus diperhitungkan, seperti pH, suhu,
salinitas, jenis kontaminan
Bioremediasi sebagai teknologi yang di akui dunia

Bioremediasi sangat direkomendasikan sebagai metode yang aman dan efektif oleh
badan-badan lingkungan hidup di seluruh dunia untuk perusahaan tambang dan industri
yang mengadakan kegiatan produksinya. Badan – badan lingkungan hidup yang
menganjurkan metode ini seperti Canadian Environmental Quality Guidelines, Canada-
Wide Standards for Petroleum Hydrocarbons in Soil dan US Environmental Protection
Agency. Negara-negara Uni Eropa juga menerapkan Dutch Standard untuk bioremediasi
di masing – masing wilayahnya.Oleh karena itu sudah seharusnya Indonesia memakai
teknologi bioremediasi ini dan mengembangkannya juga menyosialisasikan ke
masyarakat, bukan membatasi pemakaiannya yang nyatanya telah terjadi di Indonesia.
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai