Present By ;
POSTGRADUATE PROGRAM
UNIVERSITY OF RIAU
PEKANBARU
2018
DESAIN IN SITU DAN EX
SITU DALAM PROSES
BIOREMEDIASI
(Insitu and Exsitu Design Plant deep
Bioremediation Process)
BAB I
PENDAHULUAN
dan jenis industri, baik dalam bentuk industri rumah tangga maupun industri
ukuran besar. Aturan yang berhubungan dengan berbagai jenis limbah yang
No.32 Tahun 2009 yang mengatur pengelolaan lingkungan hidup menjadi salah
dasarnya dengan tujuan agar limbah sebagai hasil sampingan berbagai jenis
industri tersebut tidak merusak lingkungan maupun tanah yang tercemar oleh
polutan.
Gas dan Energi; Kayu dan Hasil Hutan dan Bahan Kimia) tersebut dalam
satunya adalah Bioremediasi. Teknik bioremediasi terdiri atas dua yaitu secara
kondisi terkontrol menjadi suatu bahan yang tidak berbahaya atau konsentrasinya
dihasilkan air dan gas tidak berbahaya seperti CO2. Berikut adalah desain utama
bioremediasi lingkungan ;
pencemaran dan cukup menarik. Teknologi bioremediasi ada dua jenis, yaitu ex-
situ dan in situ. Teknologi in situ adalah perlakuan yang langsung diterapkan pada
bahan-bahan kontaminan di lokasi tercemar (Marsya et.al., 2013). In situ langsung
terhadap logam berat tergantung pada beberapa faktor, yaitu aktivitas mikroba,
nutrisi, derajat keasaman dan faktor lingkungan (Any et.al., 2011). Ex-situ adalah
dan beberapa bentuk perlakuan fase padat lainnya adalah contoh lain dari
teknologi ex-situ.
1. Bioremediasi in situ
merombak polutan di lingkungan. Proses ini terjadi dalam tanah secara alamiah di
dalam tanah secara alamiah dan berjalan sangat lambat. Bioremediasi in situ
6 tahun) atau air dengan kerusakan yang minimal. Berikut adalah prinsip desain
bioremediasi in situ ;
Gambar 2. Desain Bioremediasi In Situ
menstimulasi pertumbuhannya.
spesifik.
degradasi.
Gambar 3. Desain Biosparging
2. Bioremediasi ex situ
mikroorganisme diaplikasikan pada tanah (1-7 bulan) atau air terkontaminasi yang
dengan tanah yang mengandung pupuk atau senyawa organik yang dapat
b. Bioreactor: dengan menngunakan aquaeous reaktor pada tanah atau air yang
terkontaminasi.
Uap Air
Tanah
Terkontaminasi
Pengadukan dan
Pengatur Suhu
Cairan
Nutrien
Terkontaminasi
Saluran Keluar
Cairan dan Tanah
Udara
Masuk
Tanah
Terkontaminasi
Saringan / Pompa
Udara Tangki
Lapisan Gravel
pada lahan khusus yang secara periodik diamati sampai polutan terdegradasi.
a. Fitoremediasi;
b. Bioremediasi in situ
c. Bioremediasi ex situ
d. Bioagumentasi
untuk memulihkan tanah yang tercemar oleh bahan polutan secara in situ (Marsya
et.al., 2013). Teknologi ini dapat ditunjang dengan peningkatan perbaikan media
proses degradasi bahan polutan. Proses fitoremediasi bermula dari akar tumbuhan
yang menyerap bahan polutan yang terkandung dalam air. Kemudian melalui
Tumbuhan ini dapat berperan langsung atau tidak langsung dalam proses
secara tidak langsung. Agen yang berperan aktif dalam biodegradasi polutan
et.al., 2007).
fitoremdiasi, (Any et.al., 2011), yaitu harus: memiliki kecepatan tumbuh yang
tinggi; hidup pada habitat yang kosmopolitan; mampu mengkonsumsi air dalam
jumlah banyak dan dalam waktu yang singkat; mampu meremediasi lebih dari
satu jenis polutan; mempunyai toleransi tinggi terhadap polutan; dan mudah
logam berat ke sistem akar) (Any et.al., 2011). Keenam proses ini dibedakan
nutrien dari tanah atau air tanah yang kemudian dtransformasikan oleh tumbuhan.
dan kemudian diakumulasi atau disimpan dalam bagian suatu tumbuhan (daun
atau batang). Tanaman tersebut dinamakan hiperakumulator. Setelah polutan
landfill.
tumbuhan keudara dapat memiliki bentuk senyawa awal polutan, atau dapat juga
biasanya konsep dasar ini berlaku apabila medium yang tercemarnya adalah badan
lokasi yang tercemar. Hal ini dapat menjadi dalam berbagai cara, antara lain
a) Sebagai solar driven-pump dan treat system, yaitu: proses penarikan polutan
dapat menurunkan water table sehingga difusi gas dapat terjadi. Fungsi ini
biodegradable.
antara desain in situ dan ex situ yang dilakukan dengan Teknik Bioremediasi yang
digunakan oleh banyak perusahan (seperti; perusahan Minyak, Gas dan Energi;
Kayu dan Hasil Hutan dan Bahan Kimia) untuk mentreatment Output
Any, J dan R, Fudhola. 2011. Bioremediasi Lumpur Minyak (Sludge Oil) dengan
Penambahan Kompos sebagai Bulking Agent dari Sumber Nutrient
Tumbuhan. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan. Volume 3, No.1, Hal:
001-018.
Lusina, R.Y, B, Marsya dan S.R, Juliastuti. 2011. Bioremediasi Air Laut
Terkontaminasi Minyak Bumi dengan Menggunakan Bakteri
Psedudomonas aeriginosa. Institut Teknologi Sepuluh November.
Surabaya.