maupun asin, biasanya disebabkan oleh adanya tumpahan minyak oleh kapal
tanker yang tenggelam atau juga karena aktivitas pencucian kapal maupun
pengisian bahan bakar. Oil spill atau tumpahan minyak di laut akibat
tenggelamnya kapal tanker pernah terjadi pada kapal Torrey Canyon dimana
Tumpahan minyak tersebut biasanya akan terbawa oleh arus air dan akan
tersebut dapat bercampur dengan air dan terbentuk emulsi (Leahy and Cowell,
1990).
2.2 Substrat
2.2.1 Petroleum
karbon dan hidrogen (Atlas, 1992). Petroleum dapat disebut juga sebagai
penyusun lainnya dapat berupa oksigen, nitrogen serta sulfur (Atlas, 1992).
(Fardiaz, 1992).
Minyak solar merupakan hasil dari distllasi minyak mentah (crude oil)
yang memiliki titik didih antara 3000 - 4000 C (Olah and Molnar, 1995). Minyak
jenis ini biasanya digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel baik pada kapal
laut maupun mesin diesel mobil. Minyak solar ini termasuk fraksi minyak
mentah yang memiliki titik didih, sehingga mesin-mesin diesel yang memiliki
Apabila dilihat struktur kimianya, minyak solar memiliki jumlah atom C antara 15
– 25 dan jumlah ini juga berlaku untuk minyak pelumas. Minyak solar relatif sulit
Molnar ,1995).
2.3 Bioremediasi
detoksifikasi dan degradasi kontaminan dari suatu lingkungan (Baker & Herson,
1994). Penerapan bioremediasi ini sudah mulai menjadi salah satu pemilihan
Eropa dan Amerika. Pemilihan metode ini didasarkan atas biaya operasinya
yang relatif murah serta ramah lingkungan dan perlakuannya bisa secara ex-
suatu area yang tercemar sudah terjadi dengan sendirinya sebagai usaha dari
ekosistem yang terjadi biasanya sangat lamban dikarenakan kondisi fisik, kimia
bahan zat makanan dan optimalnya kondisi lingkungan (pH, suhu dan oksigen)
lingkungan. Jika jumlah mikroba perombak di alam relatif sedikit, maka perlu
limbah. Keberhasilan dari bioremediasi ini dapat dilihat dari beberapa kasus
sekitar lepas pantai Alaska. Pemberian unsur hara dan pengaturan kondisi
air tanah. Teknik bioremediasi ini diterapkan untuk mengolah limbah dari bahan
untuk mengolah bahan pencemar anorganik dan logam berat, walaupun masih
bumi melalui pengaruhnya terhadap komposisi minyak bumi baik secara fisik
yang rendah maka viskositas dari minyak bumi meningkat, volatilitas dari rantai
alkana rantai pendek yang toksik berkurang, dan solubilitas terhadap air
meningkat, terjadi kelambatan pada biodegradasi dan hal tersebut dipercayai
akibat penurunan aktivitas dari enzim. Semakin meningkatnya suhu maka dapat
hidrokarbon hingga maksimum, dan suhu yang sesuai adalah antara 30 0 – 400
membran juga meningkat. Pada kondisi seperti ini bakteri termofilik pengguna
bumi oleh konsorsium bakteri perairan asin (laut) terjadi pada temperatur 3 0 C.
alifatik, siklik, dan aromatik oleh mikroorganisme yang penting adalah oksidasi
tidak akan terjadi pada lingkungan seperti wilayah perairan laut dan perairan air
benzene dan toluen secara anaerob pada kondisi methanogenik dapat disebut
juga fermentasi, yang mana substrat tersebut akan dioksidasi sebagian dan
dan minyak mentah (crude oil), dapat didegradasi secara sempurna melalui
dan sedimen), air laut dan sedimen air laut, air dari perairan tawar, sedimen dari
nitrogen dan phospor efektif dalam suatu reaksi tetapi cenderung untuk keluar
dari reaksi tersebut. Nitrogen serta phospor yang ada di tanah terbatas, dan
akselerasi biodegradasi minyak bumi atau mungkin bensin di tanah dan air
amonium dam phospat yang banyak dibahas pada beberapa penelitian. Ada
hasilnya tidak ada peningkatan kecepatan biodegradasi atau hanya pada waktu
maupun fungi ataupun yeast. Setidaknya ada 22 genus bakteri serta 14 genus
(Atlas, 1992).
ukuran bakteri secara umum. Jika dibandingkan dengan protozoa atau fungi
sejati, maka bakteri memiliki ukuran lebih kecil dari keduanya. Bakteri memiliki
beberapa bentuk dasar yaitu bulat, batang, koma dan spiral (Volk & Wheeler,
1993).
Bakteri memiliki banyak peranan dalam kehidupan baik yang bersifat
positif maupun negatif. Peranan bakteri yang bersifat positif misalnya dalam hal
pencernaan makanan di organ tubuh hewan dan manusia. Selain itu juga ada
proses pendegradasian limbah cair serta logam-logam berat. Di satu sisi bakteri
memiliki peran yang positif, tetapi di sisi lain bakteri juga memiliki peran yang
negatif, misalnya saja banyak penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri seperti :
disentri, pes, tifus serta masih banyak lagi pengaruh negatif dari bakteri.
terhadap kontaminan yang ada di lingkungan adalah bakteri serta jamur. Bakteri
bakteri adalah dengan jalan membelah diri dari satu sel menjadi dua sel.
Kemudian dari dua menjadi empat dan seterusnya. Waktu yang diperlukan oleh
bakteri menjadi berlipat, disebut sebagai waktu generasi atau generation time.
Waktu generasi yang dimiliki oleh tiap-tiap bekteri berbeda-beda, yaitu bisa
dalam menit, jam, hari atau minggu (Baker & Herson, 1994).
Tiap jenis bakteri memiliki tempat serta cara hidup yang berbeda-beda.
dengan apa yang diinginkan oleh bakteri tersebut. Oleh karena itu, tiap-tiap
enzim, sehingga dari sekret tersebut ia dapat mendegradasi suatu ikatan kimia
tertentu dan untuk melindungi koloninya dari koloni bakteri yang lain (Baker &
Herson, 1994).
hidupnya. Tingkatan atau fase yang pertama adalah fase dimana sel bakteri
membelah, tetapi tidak banyak atau tidak melakukan pembelahan sama sekali.
Fase yang pertama ini biasanya disebut fase lag. Selama fase ini, bakteri
metabolik enzim, dan adaptasi terhadap lingkungan yang baru. Pada fase yang
semua nutrien yang tersedia atau akumulasi zat penghambat berupa produknya
Pada fase stasioner kecepatan pertumbuhan bakteri terhambat. Hal ini dapat
terlihat dari tidak adanya penambahan jumlah sel dan toksisitas dari nutrisi
bakteri mulai muncul. Dan pada akhirnya bakteri akan memasuki fase yang
besar yaitu sebagai pelaku dalam degradasi hidrokarbon. Ada tiga mekanisme
akan menggunakan substrat yang telah larut dalam air, 2) mikroorganisme akan
Bakteri
Misel
Mekanisme 1
Biosurfaktan
Mekanisme 2
Fase air
Fase Hidrofob
Mekanisme 3
2.8 Surfaktan
substrat yang tidak larut dalam air sehingga akhirnya mikrooganisme dapat
membentuk misel. Misel akan terbentuk apabila konsentrasi dari surfaktan telah
senyawa kimia surfaktan, solubilitas, konformasi ionik dan sterik, 4) nilai HLB
gas, cair-cair dan cair-padat). Gugus hidrofilik merupakan derivat dari ester
permukaan dan memiliki kestabilan emulsi yang tinggi. Pada suhu kamar,
pada jenis serta konsentrasi biosurfaktan (Gerson, 1993 ; Desai and Banat,
biosurfaktan seperti, non toksik, tingkat degradasi tinggi dan aktivitas baik pada
lemak dan fosfolipid), (2) polimer dengan berat molekul besar yang dikenal
ampifilik, dimana salah satu ujungnya berupa asam lemak yang berantai
panjang, asam lemak hidroksi, atau mungkin juga berupa asam amino,
1. Glikolipid
Arthrobacter paraffineus
Mycobacterium phlei
Micromonospora spp
Mycobacterium smegmatis
Mycobacterium paraffinicum
Rhodococcus erythropolis
c. Mikolat mono-, di- dan trisakarida Corynebacterium diptheriae
Mycobacterium smegmatis
Arthrobacter spp
Torulopsis petrophilum
Torulopsis apicola
Candida spp
Corynebacterium spp
Micrococcus spp
Acinetobacter spp
Aspergilus spp
Thiobacillus thiooxidans
Streptomyces sioyaensis
f. Surfaktin, subtilisin Bacillus subtilis
4. Surfaktan polimerik
Candida lipolytica
Endomycopsis lipolytica
Ustilago maydis
Pseudomonas fluorescens
5. Biosurfaktan partikulat