1. Deskripsi
pH
Degradasi Total Petroleum Hydrocarbons (TPH) menggunakan bakteri
heterotrofik dan jamur berjalan baik pada pH netral. Namun, jamur dikenal
lebih toleran untuk kondisi asam. Pada pH 7, proses mineralisasi limbah
minyak bumi akan meningkat sehingga proses biodegradasi secara umum
akan meningkat pula.
Nutrien
Pemberian nutrien dalam bentuk nitrogen dan fosfor sangat berpengaruh
terhadap degradasi senyawa hidrokarbon. Penambahan nitrogen dan fosfor
akan merangsang biodegradasi antara minyak mentah dan kontaminan TPH.
Kajian yang dilakukan di tempat lain juga mendukung stimulasi degradasi
TPH pada muka tanah dan akuifer. Bahkan, mayoritas pada beberapa negara
memberikan nutrien dalam bentuk pupuk yang disemprot ke dalam limbah
minyak bumi untuk meningkatkan aktivitas metabolisme mikroorganisme
pendegradasi TPH.
Salinitas
Beberapa penelitian menunjukkan tingkat salinitas dan mineralisasi TPH
umumnya mempunyai korelasi yang positif, seperti phenanthrene dan
naphthalene. Namun, salinitas yang terlalu tinggi akan menurunkan
metabolisme mikroorganisme.
Kandungan oksigen dan potensial redoks
Biodegradasi aerobik adalah pathway yang paling efektif untuk proses
bioremediasi sehingga keberadaan dan konsentrasi oksigen merupakan
parameter pembatas pada proses biodegradasi dan katabolisme cyclic dan
aromatik hidrokarbon oleh bakteri dan jamur. Efisiensi tinggi dari degradasi
hidrokarbon secara alami terjadi ketika kandungan oksigen tersedia. Namun,
beberapa senyawa hidrokarbon dapat pula terdegradasi pada kondisi
denitrifikasi (anaerobik). Pada awalnya, oksigen yang tersedia akan
dikonsumsi (respirasi aerobik) sehingga nitrat sebagai penggganti oksigen
(denitrifikasi) dimanfaatkan sebagai elektron akseptor. Jika konsentrasi
nitrat menipis, maka reduksi besi akan terjadi. Reaksi redoks selalu
mengikuti pola yang sama. Terkadang proses redoks ditandai oleh tingkat
energi yang lebih tinggi sehingga proses akan berhenti karena masing-
masing elektron akseptor telah dikonsumsi dan reaksi redoks akan kembali
dimulai dari awal. Urutan ini akan disertai oleh penurunan dari potensi
redoks (Gambar 3).
Temperatur
Suhu merupakan salah satu variabel penting yang mempengaruhi
biodegradasi minyak bumi. Suhu optimal menentukan tingkat metabolisme
TPH dan pola komunitas mikroorganisme. Suhu juga memberikan efek
langsung pada sifat fisik dan komposisi kimia dari konstituen TPH. Ketika
temperatur rendah, TPH cenderung lebih kental dan tingkat kelarutan air
berkurang. Suhu rendah juga akan berpengaruh pertumbuhan dan
penyebaran mikroorganisme. Dalam keadaan di bawah normal, maka
penurunan proses degradasi akan terjadi. Hal tersebut diakibatkan adanya
penurunan laju aktivitas enzim. Suhu optimal biasanya berada pada kisaran
30 sampai 40ᵒC. Pada suhu di atas normal, aktivitas enzimatik terhambat
sebagai protein denature.
Tekanan
Tekanan mungkin memiliki dampak positif terhadap adanya gangguan
terhadap hidrokarbon. Misalnya, pada suhu 4ᵒC, 94% dari hexadecane telah
digunakan hanya setelah 40 hari inkubasi di bawah kondisi tekanan tinggi,
dibandingkan dengan 8 minggu pada tekanan 1 atm.
Kandungan air
Degradasi TPH juga ditentukan oleh tingkat kelembapan. Alasannya adalah
air diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme dan kegiatan enzimatik
atau biokimia. Kandungan air diperkirakan sebesar 40-60% dari kapasitas
maksimum air tanah dan akan optimal untuk reaksi degradasi pada zona
tanah yang tidak jenuh. Dalam tanah yang kering kecepatan degradasi akan
berkurang.
Mekanisme genetik
Kompatibilitas genetik kemungkinan besar menjadi salah satu faktor paling
penting dalam menentukan keberhasilan proses katabolisme mikrobial TPH.
Karakteristik gen paling berpengaruh diidentifikasikan oleh Pseudomonas
putida. Dua gen lainnya dari kelas monooxygenase yang berbeda, seperti
cucontaining monooxygenase, membran integral, dan binuclear-iron
monooxygenase terkandung dalam Nocardiodes. Peran plasmid juga
terdokumentasikan dengan baik pada komunitas bakteri, khususnya melalui
Pseudomonas. Pathway metabolis untuk senyawa seperti naphthalene,
salicylate, kapur, octane, xylene, toluene, telah ditunjukkan sebagai
penerjemah pada plasmid dalam Pseudomonas sp.
Teknik Biopile
Pada praktikum ini reaktor batch skala laboratorium dibuat dalam dua perlakuan
yang berbeda. Perlakuan pertama adalah reaktor bioremediasi jenis landfarming,
ketika media tanah terkontaminasi limbah minyak bumi dikombinasikan dengan
penambahan konsorsium bakteri. Perlakuan kedua adalah reaktor bioremediasi
jenis biopile, ketika media tanah terkontaminasi minyak bumi diberikan
penambahan aerasi, bulking agent, dan konsorsium bakteri. Selain itu, reaktor
kontrol diperlukan guna mengetahui kondisi alami proses degradasi kontaminan
tanpa adanya perlakuan khusus. Melalui pengukuran Total Petroleum Hydrocarbons
(TPH) selama satu bulan, perbedaan pola laju penurunan TPH pada kedua
perlakuan dapat diketahui. Pengukuran konsentrasi TPH dilakukan menggunakan
metode gravimetri.
3. Tujuan
5. Metode Kerja
TUGAS KELOMPOK:
Buat laporan mengenai topik oil & grease dan TPH (Topik 9) dan Bioremediasi (Topik 10)
menggunakan data sekunder yang diberikan oleh dosen. Data tersebut merupakan data pada setiap
pengamatan (pada reaktor biopile dan landfarming). Buat laporan lengkap: Pendahuluan, studi
literatur, metode, hasil pembahasan, dan kesimpulan. Metode praktikum dibuat sejelas-jelasnya.
Bahas hasil pengamatan dalam laporan (minimal seperti pada “contoh bahasan”), semakin banyak
yang dapat dibahas, semakin baik nilainya. Perhitungan yang dilakukan dituliskan pada badan
laporan (bukan di lampiran).
Berikan uraian dan pembahasan terhadap hasil analisis yang didapat. Lihat dari trend
grafik data hari per hari.
Pilih reaktor mana yang menunjukkan trend penurunan konsentrasi oil & grease yang
cepat. Bahas alasannya secara terperinci.
Bahas efisiensi penurunan konsentrasi TPH pada awal dan akhir proses.
Berikan uraian keterkaitan antara penggunaan bulking agent terhadap penurunan
konsentrasi TPH dan oil & grease.
Gambar 5. Hubungan laju konsentrasi oil & grease terhadap temperatur pada reaktor
bioremediasi
iii. Hubungan antara laju konsentrasi Total Petroleum Hydrocarbons (TPH), oil & grease
pada proses bioremediasi menggunakan Bakteri Bacillus sp. dan bulking agent sekam
padi :
Buatlah grafik hubungan antara penurunan konsentrasi oil & grease dan waktu.
Contoh:
Isolasi dan identifikasi Bakteri Bacillus sp. sebagai bakteri petrofilik pendegradasi
kontaminan hidrokarbon pada proses bioremediasi :
Tinjau dari aspek mikrobiologi Bakteri Bacillus sp. dari morfologi dan karakteristik
fisik.
Ada 15 macam jenis uji biokimia yang dilakukan untuk mengidentifikasi isolat
bakteri Bacillus sp. Sebutkan hasil-hasil uji biokimia sehingga bakteri yang diisolasi
dan diidentifikasi menunjukkan Bakteri Bacillus sp.
15 jenis biokimia yaitu hidrolisa pati, hidrolisa kasein, indol, reduksi nitrat, fermentasi
glukosa, fermentasi laktosa, fermentasi sukrosa, fermentasi mannitol, sitrat, katalase,
urease, H2S, metil merah, vogus-proskauer dan hidrolisa gelatin.
Sebutkan tujuan dari 15 jenis uji biokimia tersebut.
Sebutkan peran Bakteri Bacillus sp. dalam mendegradasi limbah minyak bumi.
Sebutkan mekanisme degradasi yang dilakukan oleh bakteri tersebut.
Sebutkan jenis-jenis spesies Bacillus sp. yang mampu menguraian ikatan hidrokarbon
berantai panjang.
Catatan:
a. Penilaian tidak hanya ditinjau dari ketersediaan jawaban atas uraian penjabaran isi jurnal di atas,
tetapi korelasi antar kalimat juga sangat diperhatikan.