Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nayla Yumna Saniyya

NPM : 2306245195
Farmasi Fisika 1 Kelas B

KELARUTAN & FENOMENA DISTRIBUSI


KELARUTAN
Suatu obat : bila ingin terabsorsi oleh tubuh maka sebelumnya dia harus terlarut terlebih dahulu,
karena obat biasanya terabsorbsi melalui membran dan dapat diketahui bahwa konsentrasi
larutan di tubuh sangat banyak.
▪ Satuan absolut yang tidak dapat diganggu gugat
▪ Sifatnya berubah-ubah menyesuaikan sifat dari solvennya
▪ Definisi : konsentrasi solut dalam larutan jenuh pada suhu tertentu.
▪ Ketentuan umum :
1. Larutan jenuh : zat terlarut (solut) berada dalam kesetimbangan dengan fase padat (solut) ->
larutan yang telah berada pada ambang batasnya -> jika larutan tersebut ditambah 1 partikel
lagi maka ia akan mengendap berada tepat pada titik jenuh -> batas di mana solven masih
bisa melarutkan solutnya -> larutan yang tepat berada pada titik jenuh
2. Larutan tidak jenuh (unsaturated) atau hampir jenuh (subsaturated) : larutan yang
mengandung solut dalam konsentrasi di bawah konsentrasi yang diperlukan supaya terjadi
penjenuhan sempurna pada suhu tertentu.
3. Larutan lewat jenuh (supersaturated) : larutan pada suhu tertentuyang mengandung solut
lebih banyak daripada normal, sehingga terdapat solut yang tak terlarut -> larutan yang
mengandung solut yang lebih daripada normal sehingga ada solut yang tidak larut dan
membuatnya melewati batas jenuhnya
▪ Satuan kelarutan (berhubungan dengan KSP) : Molar (mol/volume), molal (mol/massa), %
berat/volume, % berat/berat, volume/bobot jenis, volume /volume, Terminologi Kelarutan
▪ Konsep Kelarutan : Like dissolve like
▪ Standar konsep kelarutan :
- Jika tidak disebutkan lain maka solvennya adalah air
- Jika tidak disebutkan lain maka, STP (25°C dengan tekanan 1 atm) Menurut F US
Misal : 1 gr gula ▪ Istilah kelarutan
Menurut FI
mudah larut pada 1
ml solven, dst

gr/ml

mg/ml
▪ Interaksi Solven-Solut ( Sifat pelarut : Polar & Non polar)
- Pelarut Polar
Kelarutan obat :
Polaritas pelarut (solven) terhadap momen dipol. (momen dipol >> :polar)
Momen dipol (μ) merupakan jumlah vektor dari momen ikatan dan momen
pasangan elektron bebas dalam suatu molekul. Molekul dikatakan bersifat polar
jika memiliki μ > 0 atau μ ≠ 0 dan dikatakan bersifat nonpolar jika memiliki μ = 0
Kemampuan solut membentuk ikatan hidrogen (ikatan yang dibentuk atom hidrogen
dengan atom O,F,N)

Nitrobenzena mempunyai momen dipol 4,2 x 10-18 esu cm sedangkan fenol hanya 1,7 x
10-18 esu cm, namun pada 200 C kelarutan nitrobenzena 0,0155 mol/kg sedangkan fenol
0,95 mol/kg.

Solven polar dengan tetapan dielektrik yang tinggi, menurunkan gaya atraksi antara ion
bermuatan berlawanan dalam kristal mis. NaCl.
Solven polar memutuskan ikatan kovalen elektrolit kuat dengan reaksi asam-basa.
Terjadinya ionisasi HCl oleh air: HCl + H2O H3 O+ + Cl-
Solven polar mampu mensolvat molekul dan ion melalui gaya interaksi dipol, khususnya
pembentukan ikatan hidrogen, yang menyebabkan kelarutan zat.
Melarutkan solute nonpolar dengan tekanan internal yang sama melalui interaksi dipol induksi.
Molekul solut berada dalam larutan oleh gaya lemah van der Waals-London.
Minyak dan lemak larut dalam karbon tetraklorida, benzena, dan minyak mineral. Basa alkaloid
dan asam lemak larut pula dalam solven nonpolar.

Dapat menyatukan larutan polar dan non polar, sehingga sifat ini banyak
ditemukan di emulgator.
Keton dan alkohol dapat menginduksi derajat polaritas dalam molekul solven nonpolar, karena itu
benzena yang mudah terpolarisasi menjadi larut dalam alkohol.
Senyawa semipolar dapat berlaku sebagai solven perantara (intermediate solvent) untuk
bercampurnya cairan polar dan nonpolar.
Aseton (senyawa turunan keton) meningkatkan kelarutan eter dalam air. Propilenglikol menambah
kelarutan campuran air dengan minyak permen dan air dengan benzilbenzoat.

dapat melarutkan->
Tetapan elektrik
yang dimilikinya

Perbedaan tetapan dielektrik tidak


lebih dari 50 maka akan bercampur :
< 30 : tercampur sempurna
(cth : air dengan alkohol)
30 – 50 : tercampur sebagian
(cth : heksana dengan
mineral oil)
Sifatnya sangat
> 50 : tidak tercampur
non polar
( cth : air dengan mineral oil)

Nilai tetapan dielektrik bisa digeser apabila memiliki suatu pelarut KOSOLVEN -> pencampuran 2 senyawa
campur. Contoh etanol tetapan dielektriknya 30, tapi ketika sudah murni yang memungkinkan pergeseran
dicampur dengan air menjadi etanol 60%, atau etanol 70% tetapan konstanta dielektrik untuk mempunyai
dielektriknya akan bergeser ke nilai yang lebih tinggi. Hal tersebut konstanta yang baru
diakibatkan oleh air tetapan dielektrik yang lebih tinggi dari etanol.
Apakah larutan yang memiliki polaritas yang berbeda akan tetep bercampur ?

Jawabnnya tergantung, hal ini berhubungan dengan konsep kelarutan like dissolve like,
biasanya senyawa yang bersifat polar akan larut dengan senyawa yang bersifat polar . dst.
Namun hal ini bisa terjadi jika tetapan elektrik senyawa tersebut saling mendekati atau
hampir sama maka mungkin saja dapat tercampur walaupun memiliki polaritas yang
berbeda. Karena suatu kepolaran juga dipengaruhi oleh tetapan listriknya tersebut.

Anda mungkin juga menyukai