Anda di halaman 1dari 31

KELARUTAN

Farmasi Fisika I
W.O.S. Zubaydah, S.Si., M.Sc.
Defenisi
Prinsip Umum
Larutan Jenuh
Zat pelarut berada dalam kesetimbangan dengan
fase padat (zat terlarut)

Larutan Tidak Jenuh


Jumlah zat terlarut << konsentrasi yang dibutuhkan
untuk penjenuhan sempurna

Larutan Lewat Jenuh


Jumlah zat terlarut >>dari yang seharusnya pada
temperatur tertentu
ISTILAH KELARUTAN JUMLAH BAGIAN PELARUT
YANG DIBUTUHKAN UNTUK
MELARUTKAN 1 BAGIAN ZAT
Sangat mudah larut (very Kurang dari 1
soluble)
Mudah larut (freely soluble) 1-10
Larut (soluble) 10-30
Agak sukar larut (sparingly 30-100
soluble)
Sukar larut (slightly soluble) 100-1000
Sangat sukar larut (very slightly 1000-10000
soluble)
Praktis tidak larut (practically Lebih dari 10000
insoluble)
Pelarut
Polar

• Tingginya tetapan dielektrik


• Pelarut polar memecahkan ikatan kovalen dari
elektrolit kuat dengan reaksi asam basa
• Pelarut polar mengsolvasi molekul dan ion
dengan adanya interaksi dipol dan ikatan
hidrogen

MEKANISME PELARUTAN
Contoh
Ikatan Hidrogen
Interaksi ion-dipol antara garam
natrium oleat dengan air:
Pelarut Non
Polar
• Tetapan dielektrik rendah
• Tidak dapat memecah ikatan kovalen
• Pelarutan terjadi dengan adanya interaksi dipol
induksi
• Misal : gaya van der Waals dan gaya london
• Minyak dan lemak larut dalam karbon
tetraklorida, benzena,dan minyak mineral. Basa
alkaloid dan asam lemak larut pula dalam solven
nonpolar.

MEKANISME PELARUTAN
Pelarut Semi
• Ex : Keton dan alkohol Polar

• Dapat bertindak sebagai pelarut perantara


yang dapat menyebabkan bercampurnya
cairan polar dan non polar
• Aseton meningkatkan kelarutan eter dalam
air . Propilenglikol menambah kelarutan
campuran air dengan minyak dan air dengan
benzilbenzoat.

MEKANISME PELARUTAN
1.Temperatur
2.Penambahan Zat Terlarut Lain
3.Polaritas Pelarut
4.Konstanta Dielektrik Pelarut
5.pH Larutan
6.Ukuran Partikel
7.Ukuran Molekul
8.Polimorfisme

KELARUTAN ZAT PADAT


DALAM CAIR
Temperatur dapat meningkatkan kelarutan zat padat
terutama kelarutan garam dalam air, sedangkan
kelarutan senyawa non polar hanya sedikit sekali
dipengaruhi oleh temperatur

1. Temperatur
Sebagian besar garam
memiliki kelarutan
yang besar dalam air
panas. Beberapa
garam memiliki panas
pelarutan negatif
(exothermic) dan
kelarutannya akan
menurun dengan
meningkatnya
temperatur

Kelarutan Berbagai Garam Terhadap Temperatur


2. Penambahan Zat Lain
a. Penambahan Ion Sejenis
• Apabila elektrolit sukar larut dilarutkan untuk
membentuk larutan jenuh, kelarutan digambarkan
sebagai Ksp
• Kelarutan menurun dengan adanya ion sejenis,
meningkat dengan penambahan ion tidak sejenis
b. Penambahan Surfaktan
• Surfaktan merupakan molekul ampifilik yang tersusun
dari bagian polar/hidrofilik (head), dan bagian
nonpolar/hidrofobik (tail).
• Bagian kepala dapat berupa anionik, kationik,
zwitterion(dipolar), nonionik
• Bagian ekor merupakan senyawa hidrokarbon rantai
panjang.
• Pada konsentrasi rendah dalam larutan berada pada
permukaan atau antar muka larutan dan memberikan
efek penurunan tegangan permukaan
• Pada konsentrasi diatas Konsentrasi Misel Kritis
(KMK) membentuk misel (agregat kolidal)yang
berperan dalam proses solubilisasi miselar

Penambahan Surfaktan
(lanjutan)
3. Pengaruh pH
• Kelarutan senyawa yang terionisasi dalam air
sangat dipengaruhi oleh pH, sedangkan kelarutan
senyawa non elektrolit yang tidak terionisasi dalam
air hanya sedikit dipengaruhi oleh pH
• Untuk senyawa yang terionisasi (elektrolit) seperti
asama karboksilat (HA) kelarutan merupakan
fungsi dari pH
• Peningkatan pH dapat meningkatkan
kelarutan senyawa asam lemah, dan
penurunan pH dapat meningkatkan kelarutan
senyawa basa lemah
• Penentuan pH optimum, untuk menjamin
larutan yang jernih dan kefektifan terapi yang
maksimum
• Ex; Asam salisilat, Atropin Sulfat, tetrakain
HCl, Sulfonamida, Fenobarbital Na
4. Pengaruh Polaritas Pelarut
• Polaritas molekul pelarut dan zat terlarut dapat
mempengaruhi kelarutan UMUM
• Molekul zat terlarut polar akan terlarut pada pelarut
polar
• Molekul zat terlarut non-polar akan terlarut dalam
pelarut nonpolar.
• Senyawa hidrofobik meningkat kelarutannya
dalam air dengan adanya perubahan konstanta
dielektrik pelarut yang dapat dilakukan dengan
penambahan pelarut lain (kosolven).
• Konstanta dilektrik dari suatu sistem pelarut
campur adalah merupakan jumlah hasil perkalian
fraksi pelarut dengan konstanta dielektrik
masing-masing pelarut dari sitem pelarut campur
tersebut.

5. Pengaruh Konstanta Dielektrik


• Kosolvensi merupakan
suatu fenomena dimana
zat terlarut memiliki
kelarutan yang lebih
besar dalam campuran
pelarut dibandingkan
dalam satu jenis pelarut.
• Kosolven adalah pelarut
yang digunakan dalam
kombinasi untuk
meningkatkan kelarutan
solut.

6. Pengaruh kosolven
• Ukuran partikel dapat mempengaruhi kelarutan
karena semakin kecil partikel, rasio antara luas
permukaan dan volume meningkat. Meningkatnya
luas permukaan memungkinkan interaksi antara solut
dan solvent lebih besar. Pengaruh ukuran partikel
terhadap kelarutan digambarkan dalam persaman
berikut;

𝑆 2 . 𝛾. 𝑉
𝐿𝑜𝑔 =
𝑆0 2,303 . 𝑅. 𝑇. 𝑟

7. Pengaruh Ukuran Partikel


• s adalah kelarutan partikel halus;
• s0 kelarutan partikel besar;
• 𝛾 tegangan permukaan zat padat;
• V adalah volume molar cm3/mol;
• r jari-jari partikel dalam cm,
• R adalah tetapan gas 8,314 x107 erg/ mol K
• T suhu mutlak (K)

𝑆 2 . 𝛾. 𝑉
𝐿𝑜𝑔 =
𝑆0 2,303 . 𝑅. 𝑇. 𝑟
• Suatu zat padat dihaluskan sedemikian rupa agar
kelarutannya naik 10%, yaitu S/S0 =1,10. Berapa
seharusnya ukuran partikel akhir, anggap tegangan
permukaan zat padat = 100 dyne/cm, dan volume per
mol = 50 cm3 dan suhu 27 C0.

Cosal
• Semakin besar ukuran molekul semakin berkurang
kelarutan suatu senyawa
• Semakin besar ukuran molekul zat terlarut semakin sulit
molekul pelarut mengelilinginya untuk memungkinkan
terjadinya proses pelarutan
• Dalam hal senyawa organik, “PERCABANGAN" akan
meningkatkan kelarutan, karena semakin banyak
percabangan akan memperkecil ukuran molekul, sehingga
mempermudah proses pelarutan oleh molekul pelarut.

8. Pengaruh Ukuran Molekul


• Polimorfisme adalah kapasitas suatu senyawa untuk
terkristalisasi menjadi lebih dari satu jenis bentuk
kristal
• Perubahan dari satu bentuk kristal ke bentuk yang lain
adalah reversibel, proses ini disebut enantiotropik
• Bentuk polimer dapat mempengaruhi warna, kekerasan,
kelarutan, titik leleh dan sifat – sifat lain dari senyawa.
• Karena titik leleh merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kelarutan, maka polimorf akan memiliki
kelarutan yang berbeda.

9. Pengaruh Polimorfisme
K = rasio distribusi
C1 = konsentrasi zat dalam solven 1
C2 = konsentrasi zat dalam solven 2

DISTRIBUSI SOLUT DI ANTARA PELARUT


TAK CAMPUR
1. Suhu
2. Konsentrasi
3. Konstanta dielektrik
4. Katalisis
5. Katalisis asam-basa spesifik
6. Cahaya /energi

Faktor yang
mempengaruhi distribusi
KOEFISIEN DISTRIBUSI OBAT

• Dalam sistem hidup  Kd sulit diukur.


• Kd ditentukan secara in vitro dengan menggunakan n-
oktanol sebagai fase lipid dan buffer fosfat pH 7,4
sebagai fase air.
• Kd merupakan sifat aditif bagi molekul  setiap gugus
fungsi turut menetapkan kepolaran, sifat lipofil &
hidrofil molekul.
Koefisien distribusi sangat berpengaruh pada :
• Mekanisme pengangkutan obat
• Cara obat mencapai sisi kerjanya dari sisi pemakaian
• Cara obat menembus dan melintasi sejumlah sel untuk
mencapai sisi kerja

Misal : obat yang sangat larut dalam air, tidak sanggup


dengan cepat melewati cairan lipid untuk mencapai organ kaya
lipid (otak & jaringan syaraf), tetapi melalui darah dengan cara
difusi dari fase air ke fase yang lain akhirnya bisa sampai ke
tempat tujuan.
Distribusi asam borat dalam air dan amil alkohol pada
250C, menunjukkan
konsentrasi asam borat dalam air = 0,0510 mol/L dan
dalam amil alkohol = 0,0155 mol/L. Hitung koefisien
distribusinya

Contoh:

Anda mungkin juga menyukai