Farmasi Fisika I
W.O.S. Zubaydah, S.Si., M.Sc.
Defenisi
Prinsip Umum
Larutan Jenuh
Zat pelarut berada dalam kesetimbangan dengan
fase padat (zat terlarut)
MEKANISME PELARUTAN
Contoh
Ikatan Hidrogen
Interaksi ion-dipol antara garam
natrium oleat dengan air:
Pelarut Non
Polar
• Tetapan dielektrik rendah
• Tidak dapat memecah ikatan kovalen
• Pelarutan terjadi dengan adanya interaksi dipol
induksi
• Misal : gaya van der Waals dan gaya london
• Minyak dan lemak larut dalam karbon
tetraklorida, benzena,dan minyak mineral. Basa
alkaloid dan asam lemak larut pula dalam solven
nonpolar.
MEKANISME PELARUTAN
Pelarut Semi
• Ex : Keton dan alkohol Polar
MEKANISME PELARUTAN
1.Temperatur
2.Penambahan Zat Terlarut Lain
3.Polaritas Pelarut
4.Konstanta Dielektrik Pelarut
5.pH Larutan
6.Ukuran Partikel
7.Ukuran Molekul
8.Polimorfisme
1. Temperatur
Sebagian besar garam
memiliki kelarutan
yang besar dalam air
panas. Beberapa
garam memiliki panas
pelarutan negatif
(exothermic) dan
kelarutannya akan
menurun dengan
meningkatnya
temperatur
Penambahan Surfaktan
(lanjutan)
3. Pengaruh pH
• Kelarutan senyawa yang terionisasi dalam air
sangat dipengaruhi oleh pH, sedangkan kelarutan
senyawa non elektrolit yang tidak terionisasi dalam
air hanya sedikit dipengaruhi oleh pH
• Untuk senyawa yang terionisasi (elektrolit) seperti
asama karboksilat (HA) kelarutan merupakan
fungsi dari pH
• Peningkatan pH dapat meningkatkan
kelarutan senyawa asam lemah, dan
penurunan pH dapat meningkatkan kelarutan
senyawa basa lemah
• Penentuan pH optimum, untuk menjamin
larutan yang jernih dan kefektifan terapi yang
maksimum
• Ex; Asam salisilat, Atropin Sulfat, tetrakain
HCl, Sulfonamida, Fenobarbital Na
4. Pengaruh Polaritas Pelarut
• Polaritas molekul pelarut dan zat terlarut dapat
mempengaruhi kelarutan UMUM
• Molekul zat terlarut polar akan terlarut pada pelarut
polar
• Molekul zat terlarut non-polar akan terlarut dalam
pelarut nonpolar.
• Senyawa hidrofobik meningkat kelarutannya
dalam air dengan adanya perubahan konstanta
dielektrik pelarut yang dapat dilakukan dengan
penambahan pelarut lain (kosolven).
• Konstanta dilektrik dari suatu sistem pelarut
campur adalah merupakan jumlah hasil perkalian
fraksi pelarut dengan konstanta dielektrik
masing-masing pelarut dari sitem pelarut campur
tersebut.
6. Pengaruh kosolven
• Ukuran partikel dapat mempengaruhi kelarutan
karena semakin kecil partikel, rasio antara luas
permukaan dan volume meningkat. Meningkatnya
luas permukaan memungkinkan interaksi antara solut
dan solvent lebih besar. Pengaruh ukuran partikel
terhadap kelarutan digambarkan dalam persaman
berikut;
𝑆 2 . 𝛾. 𝑉
𝐿𝑜𝑔 =
𝑆0 2,303 . 𝑅. 𝑇. 𝑟
𝑆 2 . 𝛾. 𝑉
𝐿𝑜𝑔 =
𝑆0 2,303 . 𝑅. 𝑇. 𝑟
• Suatu zat padat dihaluskan sedemikian rupa agar
kelarutannya naik 10%, yaitu S/S0 =1,10. Berapa
seharusnya ukuran partikel akhir, anggap tegangan
permukaan zat padat = 100 dyne/cm, dan volume per
mol = 50 cm3 dan suhu 27 C0.
Cosal
• Semakin besar ukuran molekul semakin berkurang
kelarutan suatu senyawa
• Semakin besar ukuran molekul zat terlarut semakin sulit
molekul pelarut mengelilinginya untuk memungkinkan
terjadinya proses pelarutan
• Dalam hal senyawa organik, “PERCABANGAN" akan
meningkatkan kelarutan, karena semakin banyak
percabangan akan memperkecil ukuran molekul, sehingga
mempermudah proses pelarutan oleh molekul pelarut.
9. Pengaruh Polimorfisme
K = rasio distribusi
C1 = konsentrasi zat dalam solven 1
C2 = konsentrasi zat dalam solven 2
Faktor yang
mempengaruhi distribusi
KOEFISIEN DISTRIBUSI OBAT
Contoh: