Anda di halaman 1dari 19

LARUTAN

2
Kelarutan Zat Padat Dalam Air Dipengaruhi oleh :

1.Temperatur
2.Penambahan Zat Terlarut Lain
3.Polaritas Pelarut
4.Konstanta Dielektrik Pelarut
5.pH Larutan
6.Ukuran Partikel
7.Ukuran Molekul
8.Polimorfisme
POLARITAS SOLVENT DAN SOLUT
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM AIR
&
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT LAIN
1. Penambahan Ion Sejenis

Apabila elektrolit sukar larut dilarutkan untuk membentuk


larutan jenuh, kelarutan digambarkan sebagai Ksp

Kelarutan menurun dengan adanya ion sejenis, meningkat


dengan penambahan ion tidak sejenis
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM AIR &
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT LAIN

2. PenambahanSurfaktan:

Surfaktan merupakan molekul ampifilik yang tersusun dari


bagian polar/hidrofilik (head), dan bagian nonpolar/hidrofobik
(tail).
Bagian kepala dapat berupa anionik, kationik, zwitter
ion(dipolar), non ionik
Bagian ekor merupakan senyawa hidrokarbon rantai panjang.
• PenambahanSurfaktan:

Pada konsentrasi rendah dalam larutan berada pada


permukaan atau antar muka larutan dan memberikan efek
penurunan tegangan permukaan
Pada konsentrasi diatas Konsentrasi Misel Kritis (KMK)
membentuk misel (agregat kolidal) yang berperan dalam
proses solubilisasi miselar
• Solubilisasi Miselar
Suatu pelarutan spontan yang terjadi pada molekul zat yang
sukar larut dalam air melalui interaksi yang reversibel dengan
misel dari surfaktan dalam larutan sehingga terbentuk suatu
larutan yang stabil secara termodinamika

• Syarat: konsentrasi surfaktan≥ KMK


PENGARUH PH  KELARUTAN ZAT PADAT
DALAM AIR
Kelarutan senyawa yang terionisasi dalam air sangat
dipengaruhi oleh pH, sedangkan kelarutan senyawa non
elektrolit yang tidak terionisasi dalam air hanya sedikit
dipengaruhi oleh pH
Untuk senyawa yang terionisasi (elektrolit) seperti asama
karboksilat (HA) kelarutan merupakan fungsi dari pH
PENGARUH PH  KELARUTAN ZAT PADAT
DALAM AIR
Peningkatan pH dapat meningkatkan kelarutan senyawa asam
lemah, dan penurunan pH dapat meningkatkan kelarutan
senyawa basa lemah

Penentuan pH optimum, untuk menjamin larutan yang jernih


dan kefektifan terapi yang maksimum
Pengaruh Polaritas Pelarut  Kelarutan Zat Padat
dalam Air

Polaritas molekul pelarut dan zat terlarut dapat


mempengaruhi kelarutan

• UMUM
Molekul zat terlarut polar akan terlarut pada pelarut polar
Molekul zat terlarut non-polar akan terlarut dalam pelarut
nonpolar.
PENGARUH KONSTANTA DIELEKTRIK

• Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh polaritas


pelarut. Pelarut polar mempunyai konstanta dielektrik yang
tinggi dapat melarutkan zat-zat non polar sukar larut di
dalamnya, begitu pula sebaliknya.
• Besarnya tetapan dielektrik ini menurut moore dapat diatur
dengan penambahan pelarut lain. Tetapan dielektrik suatu
campuran pelarut merupakan hasil penjumlahan dari
tetapan dielektrik masing-masing yang sudah dikalikan
dengan % volume masing-masing komponen pelarut.
PENGARUH KONSTANTA DIELEKTRIK

• Adakalanya suatu zat lebih mudah larut dalam pelarut


campuran dibandingkan pelarut tunggalny. Fenomena ini
dikenal dengan istilah co-solvency dan pelarut yang mana
dalam bentuk campuran dapat menaikkan kelarutan suatu
zat disebut co-solvent. Etanol, gliserin dan propilen glikol
adalah co-solvent yang umum digunakan dalam bidang
farmasi untuk pembuatan eliksir.
PENGARUH POLIMORFISME
• Polimorfisme adalah kapasitas suatu senyawa untuk
terkristalisasi menjadi lebih dari satu jenis bentuk kristal.
• Perubahan dari satu bentuk kristal ke bentuk yang lain adalah
reversibel, proses ini disebut enantiotropik
• Bentuk polimer dapat mempengaruhi warna, kekerasan,
kelarutan, titik leleh dan sifat –sifat lain dari senyawa.
• Karena titik leleh merupakan salah satu faktor yang
mermpengaruhi kelarutan, maka polimorf akan memiliki
kelarutan yang berbeda.
DISTRIBUSI SOLUT
ANTARA PELARUT TAK CAMPUR

• Pada sistem heterogen, reaksi berlangsung antara dua fase


atau lebih. Jadi pada sistem heterogen dapat dijumpai reaksi
antara padat dan gas, atau antara padat dan cairan
• Hukum Distribusi Nernst ini menyatakan bahwa solut akan
mendistribusikan diri di antara dua pelarut yang tidak saling
bercampur, sehingga setelah kesetimbangan distribusi
tercapai, perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua fasa
pelarut pada suhu konstan akan merupakan suatu tetapan,
yang disebut koefisien distribusi (KD), jika di dalam kedua
fasa pelarut tidak terjadi reaksi-reaksi apapun
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KOEFISIEN DISTRIBUSI

1. Temperatur yang digunakan.


•Semakin tinggi suhu maka reaksi semakin cepat sehingga volume titrasi
menjadi kecil, akibatnya berpengaruh terhadap nilai k.
2. Jenis pelarut.
•Apabila pelarut yang digunakan adalah zat yang mudah menguap maka
akan sangat mempengaruhi volume titrasi, akibatnya berpengaruh pada
perhitungan nilai k.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KOEFISIEN DISTRIBUSI

3. Jenis terlarut.
•Apabila zat akan dilarutkan adalah zat yang mudah menguap
atau higroskopis, maka akan mempengaruhi normalitas
(konsentrasi zat tersebut), akibatnya mempengaruhi harga k.

4. Konsentrasi
•Makin besar konsentrasi zat terlarut makin besar pula harga k.
UJI KEPOLARAN
• TENTUKAN HASIL UJI KEPOLARAN ZAT BERIKUT DAN JELASKAN
ALASANNYA
1. CH2COOR
2. C9H16
3. C6H5NaSO3
4. C14H24

Anda mungkin juga menyukai