KELARUTAN
TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menentukan kelarutan suatu zat secara kuantitatif
2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat
3. Membedakan larutan jenuh, tak jenuh, dan lewat jenuh
TEORI UMUM
Secara kuantitatif, kelarutan sutu zat dinyatakan sebagai konsentrasi zat terlarut di dalam
larutan jenuhnya pada suhu dan tekanan tertentu. Kelarutan dinyatakan dalam satuan milliliter pelarut
yang dapat melarutkan suatu gram zat. Misalnya 1 gram asam salisilat akan larut dalam 550 ml air.
Kelarutan dapat juga dinyatakan dalam satuan molalitas, molaritas dan persen.
Suatu sediaan obat yang diberikan secara oral di dalam saluran cerna harus mengalami proses
pelepasan dari sediaannya kemudian zat aktif akan melarut dan selanjutnya diabsorpsi. Proses pelepasan
zat aktif dari sediaannya dan proses pelarutannya sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia dan fisika
zat tersebut serta formulasi sediaanya. Salah satu sifat zat aktif yang penting untuk diperhatikan adalah
kelarutan karena pada umumnya zat baru diabsorpsi setelah terlarut dalam cairan saluran cerna. Oleh
karena itu salah satu usaha untuk meningkatkan ketersediaan hayati suatu sediaan adalah dengan
menaikkan kelarutan zat aktifnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain adalah :
1. pH
2. Suhu
3. Jenis pelarut
4. Bentuk dan ukuran partikel zat
5. Konstanta dielektrik bahan pelarut
6. Adanya zat-zat lain seperti surfaktan, pembentuk kompleks, ion sejenis.
Pengaruh pH
Zat aktif yang sering digunakan di dalam dunia pengobatan umumnya adalah senyawa organik
yang bersifat asam atau basa lemah. Kelarutan senyawa semacam ini sangat dipengaruhi oleh pH
pelarutnya. Kelarutan asam-asam organik lemah seperti barbiturat dan sulfonamida dalam air akan
bertambah dengan meningkatnya pH, karena terbentuk garam yang mudah larut dalam air. Sedangkan
basa-basa organik lemah seperti alkaloid dan anastetik lokal pada umumnya sukar larut dalam air.
Apabila pH larutan diturunkan dengan penambahan asam kuat, maka akan terbentuk garam yang mudah
larut dalam air.
Hubungan antara pH dengan kelarutan asam dan basa lemah digambarkan melalui persamaan berikut :
Untuk asam lemah :
𝑆𝑆 − 𝑆𝑆𝑜𝑜
𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 = 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑎𝑎 + log ( )
𝑆𝑆𝑜𝑜
Pengaruh Suhu
Kelarutan zat padat dalam larutan ideal tergantung pada suhu, titik leleh zat padat dan panas
peleburan molar zat tersebut. Pengaruh suhu terhadap kelarutan zat dalam larutan ideal diberikan oleh
persamaan Van’t Hoff berikut :
S = 2γv
Log So 2.303 RTr
KEGIATAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa ditugaskan untuk membedakan larutan jenuh, tak jenuh, dan lewat jenuh
2. Mahasiswa ditugaskan untuk menetapkan kelarutan parasetamol dalam dapar fosfat pH 5,8
3. Mahasiswa ditugaskan untuk mengidentifikasi pengaruh pH terhadap kelarutan parasetamol
4. Mahasiswa ditugaskan untuk mengidentifikasi pengaruh suhu terhadap kelarutan teofilin
5. Mahasiswa ditugaskan untuk mengidentifikasi pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan
asam salisilat
PROSEDUR KERJA
A. Pembuatan Larutan Tak Jenuh, Jenuh, dan Lewat Jenuh
1. Timbang 500 mg teofilin dengan kertas perkamen. Catat hasil penimbangan yang diperoleh.
2. Larutkan teofilin sedikit-sedikit ke dalam 20 ml aquadest sampai kira-kira 1/5 bagiannya.
Hasilnya diperoleh larutan sempurna, tidak ada endapan.
Larutan yang dihasilkan disebut dengan larutan ...
3. Tambahkan lagi teofilin sedikit-sedikit pada Larutan di atas sampai tidak ada lagi teofilin yang
larut (terbentuk endapan).
Belum
Terbentuk
Panaskan dinginkan
endapan
Ini disebut
larutan
Suhu 25oC Suhu 50oC Suhu 25oC apa?
Jika disimpan
Terbentuk lagi
endapan yang tidak
larut
5. Larutan yang dihasilkan pada saat kembali pada suhu 25oC disebut sebagai larutan ...
Hasil:
• Setelah diukur dengan spektrofotometri UV diperoleh konsentrasi parasetamol dalam 20
ml dapar fosfat pH 5,8 = 14,2 mg/ ml.
• Sisa parasetamol yang tidak larut = 721 mg
Hasil:
• Sisa parasetamol yang tidak larut = 632 mg
Hasil:
• setelah dipanaskan methylparaben larut sempurna dan setelah dingin terbentuk endapan
lagi.
Hasil:
Berikut ini adalah berat teofilin yang tersisa di saringan
No. Berat teofilin tersisa (mg)
1 396
2 335
3 258
4 187
5 202
LEMBAR KERJA
1. Jawablah setiap pertanyaan yang ditanyakan pada poin A.
2. Hitunglah kelarutan parasetamol pada pelarut dapar fosfat pH 5,8 baik dari hasil pengukuran
langsung dengan spektrofotometri UV maupun dari menghitung berat yang tersisa! Tentukan
jenis kelarutannya berdasarkan yang tercantum pada farmakope Indonesia atau USP!
3. Hitunglah kelarutan parasetamol pada pelarut NaOH 0,1 N! Tentukan jenis kelarutannya
berdasarkan yang tercantum pada farmakope Indonesia atau USP!
4. Bandingkan kelarutan parasetamol pada kedua pelarut di atas! Bagaimana pengaruh pH
terhadap kelarutan parasetamol? (tentukan dulu pH larutan NaOH 0,1 N)
5. Bagaimana pengaruh temperature terhadap kelarutan metil paraben?
6. Hitunglah berat teofilin yang larut pada masing-masing pelarut campur! Hitung konstanta
dielektrik masing-masing pelarut campur!
7. Buat kurva hubungan antara konstanta dielektrik (sb. x) dengan jumlah teofilin yang terlarut
(sb. y).
8. Jelaskan pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan teofilin!