Anda di halaman 1dari 6

BUKU SAKU TENTANG KELARUTAN

NAMA : WULAN ISKA PRATIWI


NIM : 1948201090
PRODI : S1 FARMASI (1B)

UNIVERSITAS FORT DE KOCK


2019/2020
Kelarutan Farmasi Fisika

1. KELARUTAN
Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat terlarut dan
pelarut, juga bergantung pada factor temperature, tekanan, pH larutan dan untuk jumlah
yang lebih kecil, bergantung pada hal terbaginya zat terlarut.
Secara kuantitatif, kelarutan suatu zat dinyatakan sebagai konsentrasi zat
terlarutdidalam larutan jenuhnya pada suhu dan tekanan tertentu. Kelarutan dinyatakan
dalam satuanmililiter pelarut yang dapat melarutkan satu gram zat. Misalnya 1 gram asam
salisilat akanlarut dalam 500 mL air. Kelarutan juga dinyatakan dalam satuan molalitas,
molaritas dan persen.
Pelepasan zat aktif dari bentuk sediaannya sangat dipengaruhi oleh sifat"sifat
kimiadan fisika zat tersebut serta formulasinya. ada prinsinya obat baru dapat di absorpsi
setelahzat aktifnya terlarut dalam cairan usus, sehingga salah satu usaha untuk
mempertinggi efek Farmakologi dari sediaaan adalah dengan menaikkan kelarutan zat
aktifnya.
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut
(solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent) Kelarutan dinyatakan dalam
jumlahmaksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. larutan
hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun
terhadap suatu pelarut. (contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa
)nggris lebihtepatnya disebut miscible pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang
dapat berupa zatmurni ataupun campuran. zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain,
atau padat.Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit
terlarut, seperti perak klorida dalam air. )stilah *tak larut* (insoluble) sering diterapkan
pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang
benar"benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan
kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut letat jenuh
(supersaturated) yang metastabil.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain adalah :
a. pH
b. Temperatur
c. Jenis pelarut
d. Bentuk dan ukuran partilel zat
e. Konstanta dielektrik pelarut

2. PRINSIP UMUM KELARUTAN


Kelarutan didefinisikan dalam besaran kuantitatif sebagai konsentrasi zat terlarut
dalam larutan jenuh pada tempertaur tertentu, dan secara kualihtatif didefinisikan
sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk disspersi
molekuler homogen.
Berdasarkan zat terlarutnya, di bedakan menjadi 3:
 Larutan jenuh adalah suatu larutan dimana zat terlarut berada dalam
kesetimbangan dengan fase padat(zat terlarut)
 larutaan tidak jenuh atau hampir jenuh adalah suatu larutan yang mengandung
zat terlarut dalam konsentrasi di bawah konsentrasi yang dibutuhkan untuk
penjenuhan sempurna pada temperature tertentu
 larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam
konsentrasi lebih banyak daipada yang seharusnya ada pada temperature
tertent, terdapat juga zat terlarut yang tidak larut

Kelarutan. Kelarutan obat dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Menurut U.S
pharmacopela dan National Formulary. Kelarutan obat adalah jumlah ml pelarut
dimana akan larut 1 gram zat terlarut.

3. INTERAKSI PELARUT DENGAN ZAT TERLARUT

Pelarut Polar.kelarutan obat sebagian besar disebabkan oleh polaritas dari


pelarut, yaitu oleh dipole momennya. Pelarut polar melarutkan zat terlarut ionic dan zat
polar lain. Sesuai dengan itu, air bercampur dengan alcohol dalam segala perbandingan
dan melarutkan gula dan senyawa polihidroksi yang lain.
Singkatnya, pelarut polar sebagai air bertindak sebagai pelarut menurut mekanisme
berikut ini
 Disebabkan karena tingginya tetapan dielektrik yaitu sekitar 80 untuk air,
pelarut polar menguragi gaya tarik menarik antara ion dalam Kristal yang
bermuatan berlawanan seperti natrium klorida. Kloroform mempunyai
tetapan dielektrik 5 dan benzene sekitar 1 atau 2, oleh karena itu senyawa
ionic praktis tidak larut dalam pelarut ini
 pelarut polar memecahkan ikatan kovalen dari elektrolit kuat dengan reaksi
asam basa karena pelarut ini amfiprotik.
 Akhirnya pelarut polar mampu mengsolvasi molekul dan ion adanya gaya
interaksi dipole, terutama pembentukan ikatan hydrogen, yang menyebabkan
kelarutan dari senyawa tersebut

Pelarut nonpolar. Aksi pelarut dari cairan nonpolar, seperti hidrokarbon,


berbeda dengan zat polar. Pelarut non polar tidak dapat mengurangi gaya tarik-menarik
antara ion-ion elektrolit kuat dan lemah, karena tetapan dielektrik pelarut yang rendah.
Pelarut semipolar. Pelarut semi polar seperti keton dan alcohol dapat
menginduksi suatu derajat polaritas tertentu dalam molekul pelarut nonpolar, sehingga
menjadi dapat larut dalam alcohol

4. KELARUTAN GAS DALAM CAIRAN


Kelarutan gas dalam cairan adalah konsentrasi gas terlarut apabila berada
dalam kkeseimbangan dengan gas murrni di atas larutan. Kelarutan terutama
bergantung pada :
 Tekanan.pertimbangan yang penting dalam larutan gas karena tekanan mengubah
kalarutan gas terlarut dalam kesetimbangan, laarutan yang sangat encer, pada
temperature konstan, konntraksi gas terlarut sebanding dengan tekanan parsial gas
di atas larutan pada kesetimbangan.
 Temperatur.temperatur juga mempunyai pengaruh yang nyata pada kelarutan gas
dalam cairan. Apabila temperature naik, kelarutan gas umumnya turun,
disebabkan karena kecennderungan gas yang besar untuk berekspansi
 Pengusiran Garam.pengaruh pengusiran garam dapat diperlihatkan dengan
menambah sejumlah kecil garam ke dalam larutan “berkarbon”
 Pengaruh reaksi Kimia.gas seperti hidroklorida, amonia, dan karbon dioksida
memperlihatkan penyimpangan sebagai akibat adanya reaksi kimia antara gas dan
pelarut,biasanya dengan hasil meningkaatnya kelarutan.
 Perhitungan kelarutan. Kelarutan gas dalam cairan dapat dinyatakan baik
dengan tatapan HUKUM HENDRY maupun dengan KOEFISIEN ABSORPSI
BUNSEN.

5. KELARUTAN CAIRAN DALAM CAIRAN

Larutan Ideal dan Larutan Nyata. Campuran dikatakan ideal apabila kedua
komponeen larutan biner mengikuti hokum Roult untuk seluruh komposisi. Jika salah
satu komponen menunjukkan penyimpangan negative, dapat diperlihatkan dengan
penggunaan termodinamika bahwa komponen lain harus juga menunjukkan
penyimpangan negative.

Tercampur Sempurna.bercampur dalam segala perbandingan. Campuran


cairan yang bercampur sempurna umumnya tidak merupakan suatu masalah untuk para
ahli farmasi dan tidak perlu dipermasalahkan lebih lanjut.

Tercampur Sebagian.apabila air dan eter atau air dan fenol dicampur dalam
jumlah tertentu, akan terbentuk 2 lapisan cairan, masing-masing caairan mengandung
cairan lain dalm keadaan terlarut.

Pengaruh Zat Asing.penambahan suatu zat ke dalam system cauran biner


menghasilkan system terner yaitu suatu system yang mempunyai 3 komponen.

Hubungan Molekuler.mempunyai nilai yang bergantung pada gambar struktur


dan gugus fungsi dari molekul tertentu.

6. KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIR

 Laturan ideal.kelarutan zat padat dalam larutan ideal bergantung pada temperature,
titik leleh zat padat, panas peleburan Molar. Panas pelarutan sama dengan panas
peleburan , yang dianggap konstan tidak bergantung pada temperature.

 Larutan nonideal. Keaktifan zat terlarut dalam larutan dinyatakan sebagai


konsentrasi dikalikan dengan koefisian keaktifan.
Larutan tidak ideal dimana persamaan Scatchard-hildebrand diterapkan disebut
larutan regular. Larutan regular dapat lebih dimengerti dengan membandingkan
terhadap beberapa sifat larutan ideal.

 Pendekatan Kelarutan Hildebrand yang Diperluas.menghitung kelarutan zat


terlatut polar dan nonpolar sampai pelarut yang sangat polar seperti alcohol,glikol
dan air.
Kelayakan suatu pendekatan teoritis adalah kemampuan menghitung kelarutan
obat dalam pelarut campuran dan pelarut murni, dengan hanya menggunakan sifat
fisika kimia dasar zat terlarut dan pelarut.

 Solvasi dan Asosiasi dalam Larutan Senyawa Polar.kombinasi khusus pelarut dan
zat terlarut disebut sebagai solvasi. Sedangkan asosiasi adalah apabila terjadi
interaksi antara molekul sejenis dari salah satu komponen dalam larutan .

 Parameter Kelarutan (parsial) Berganda.untuk memperhitungkan sifat polar


pelarut yang di gunakan dalam industry cat, Burell mengelompokkan pelarut
kedalam kapasitas ikatan hydrogen rendah, sedang dan tinggi. Bersama-sama
dengan parameter kelarutan mempermudah pemilihan pelarut untuk cat, cinta,
perekat, dan bahan-bahan peragangan sejenisnya.

Dengan menggunakan parameter kelarutan parsial, para pengamatg dapat


memperkirakan kelarutan naftalen dalam sejumlah pelarut polar dan nonpolar.
Parameter kelarutan naftalen dalam 24 macam pelarut diperoleh dari pustaka dan
diregresi terhadap kuadrat perbedaan parameter kelarutan parsial dari naftalen.
Ringkasnya, konsep parameter kelarutan tidak ragu lagi akan
diperpanjang di masa mendatang untuk memasukkan efek akseptor proton dan
donohr proton. Penelitian ini memberikan perkiraan kuantitatif dari kelarutan
obat. Pengetahuan yang di dapaat dari penerapan pendekatan ini harus juga
member andil pada pengerrtian umum lebih baik tentang interaksi zat terlarut-
pelarut.

 Kelarutan Garam dalam Air. Kenaikan temperature menaikkan kelarutan zat padat
yang mengabsorpsi panas apabila dilarutkan. Pengaaruh ini sesuai dengan asa Le,
Chatelier, yang mengatakan bahwa system cenderung menyesuaikan diri dengan
cara sedemikian rupa sehingga akan melawan suatu tantangan misalnya kenaikan
temperature

 Kelarutan Elektrolit yang Sukar Larut. Apabila elektrolit yang sukar larut
dilarutkan untuk membentuk larutab jenuh, kelarutan digambarkan oleh tetapan
khusus yang dikenal dengan KSP dari senyawa.

Garam-garam yang tidak mempunyai ion yang sejenis dengan elektrolit


yang sukar larut, menghasilkan pengaruh yang berlawanan dengan pengarruh
adanya ion sejenis: pada konsentrasi sedang, garam ini menaikkan dan bukan
menurunkan kelarutan karena adanya penurunan koefisien keaktigfan.
7. DAFTAR PUSTAKA

 Judul Pengantar Fisika 1


Pengarang Bambang Murdaka Eka Jati
Penerbit UGM PRESS, 2018
ISBN 9794208523, 9789794208526
Tebal 336 halaman


Judul Tss. Fisika Universitas/10
Penerbit Erlangga
ISBN 979781825X, 9789797818258

 Martin, Alfred dkk. 1990. Farmasi Fisika jilid I dan II Edisi III
press ;Yogyakarta

 Mohtar 1989. Farmasi Fisika. Gajah 0ada University press;


Yogyakarta.

 http://kabamafarbaso.blogspot.com/2011/01/kelarutan-farmasi-
fisika.html

Anda mungkin juga menyukai