Nim : 1948201090
Kelas : Farmasi 7 B
Pendahuluan
Kasus gagal ginjal akut progesif atipikal (GGAPA) pada anak-anak merebak
diIndonesia, yang terdeteksi meningkat drastis mulai bulan Agustus 2022
Menurut data per 3 November 2022, terdapat_3Rkasus pasien yang mengalami gagal
ginjal akut, dari kasus ini sebanyak 190 anak dilaporkan meninggal dunia yang
tersebar di 27 Provinsi
September 2022, kejadian serupa terjadi di Gambia di mana 66 anak mengalami gagal
ginjal akut dan meninggal, dan diduga karena ada cemaran Etilen Glikol (EŞ) dan
Dietilen Glikol (DEG) dalam prodük sirup obat batuk dan obat demam pada anak-anak
5 Oktober 2022, WHO mengeluarkan WHO Medical Product Alert terhadap 4 sirup
yang beredar di Gambia yang dilaporkan mengandung EG dan DEG di atas batas aman
Karena itu, dilakukan juga investigasi serupa terkait kemungkinan cemaran DEG dan
EG pada prodük sirup obat yang digunakan oleh pasiân anak-anak dengan GGA di
Indonesia
Secara parallel, BROM juga melakukan pemeriksaan kadar cemaran EG dan DEG
pada obat-obat sirup yang diduga digunakan oleh pasien
Investigasi Awal
Tgl 1 7 Oktober 2022, Kemenkes melaporkan adanya 7 dari 1 1 pasien yang
menunjukkan keberadaan EG atau DEG dalam darahnya, yang diduga berasal darİ
sirup obat
Kemenkes mengeluarkan kebijakan untuk membatasi penggunaan sirup
Tgl 23 Oktober, BROM melaporkan ada 5 prodük yang memang mengandung EG atau
DEG yang tinggi
Secara parallel dan bertahap, tgl 27 Oktober 2022, BROM mengumumkan 1 98 sirup
yang dinyatakan aman darİ cemaran karena tidak mengandung elarut/co-solvent yang
berpotensi mengandung cemaran EG dan DEG, yaitu propı en glikol, polyetilen glikol,
sorbitol dan gliserin/gliserol.
Investigasi terus dilakukan untuk memastikan hubungan cemaran EG dan DEG
dengan kejadian GGA
Dose-response relationship
Tanggal 7 November 2022, BPOM menarik 69 izin edar Obat sirup yang diproduksi
oleh tiga industri farmasi : PT Yarindo Farmatama, PT Universal Pharmaceutical
Industries, dan PT Afi Farma.
Ketiga perusahaan farmasi tersebut terbukti menggunakan bahan baku pelarut
berupa propilen glikol yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) yang melebihi
ambang batas aman
Tanggal 9 November 2022, BPOM menambah empat nama Obat sirup dari dua
industri farmasi, PT Samco Farma dan PT Ciubros Farma, yang harus ditarik dan
dimusnahkan
Memang ada kemungkinan bahwa GGA pada sebagian pasien disebabkan karena
konsumsi sirup yang mengandung cemaran EG atau DEG
Masih ditelusuri bahan baku Propilen Glikol produksi DOW Chemical Thailand
LTD telah terdistribusi kemana saja, bisa jadi tidak terbatas pada 5 industri farmasi
yang telah disebutkan
Tanggal 17 November, BPOM merelease 1 26 nama produk berdasarkan hasil
verifikasi BPOM dari pengujian mandiri IF yang dinyatakan aman
Apakah kejadian GGAPA pada anak memang disebabkan oleh konsumsi sirup yang
tercemar EG/DEG ?
o Tidak semua kasus GGA disebabkan oleh konsumsi sirup yang diduga
tercemar EG/DEG, tetapi dari laporan yang masuk, sebagian memang
diketahui mengkonsumsi sirup yang tercemar EG/DEG
o Faktanya adalah memang ditemukan sejumlah sirup yang tidak memenuhi
syarat karena mengandung cemaran EG/DEG yang di atas ambang batas
aman
o Juga ditemukan bahan baku propilen glikol yang mengandung EG/DEG
jauh di atas ambang batas aman pada sejumlah industri farmasi, yang
membeli pada satu distributor ada dugaan kesengajaan mencampur karena
pertimbangan ekonomi
o Setelah penggunaan sirup dikurangi, apalagi setelah ditemukan beberapa
sirup yang tercemar dan telah dihentikan peredarannya, kasus GGAPA
jauh berkurang dan bahkan sudah tidak dijumpai lagi.
A. Etilen glikol
Selama beberapa jam pertama setelah konsumsi, dapat muncul gejala perubahan
kesadaran ataupun perilaku. Osmolal gap* dapat meningkat, tetapi tidak
terjadi_asidosis pada saat awal.Gastritis dengan muntah juga dapat terjadi,
Setelah 4-12 jam, mulai terjadi asidosis dengan peningkatan anion gap, hiperventilasi,
kejang, jantung, dan aritmia. Gagal ginjal sering terjadi tetapi reversibel. Edema paru
dan edema serebral juga dapat terjadi. Hipokalsemia dengan tetani telah dilaporkan.
Setelah penundaan berhari-hari hingga berminggu-minggu, dapat terjadi gejala sisa
neurologis. Contohnya termasuk neuropati saraf kranial Vll dan Vlll, edema serebral,
penyakit Parkinson, kelumpuhan diafragma, gastroparesis, dan hipotensi postural.
B. Glikol Iainnya:
Dietilen glikol dan glikol eter sangat beracun dan dapat menyebabkan depresi
sistem saraf pusat, gagal ginjal akut, asidosis metabolik, dan neurotoksisitas, Kristal
kalsium oksalat mungkin ditemukan atau tidak ditemukan.
Kriteria klinis dan diagnosis
Kriteria inklusi Kriteria eksklusi
Anuria atau oliguria mendadak Adanya tanda dehidrasi, atau hilangnya cairan tubuh
karena gejala strointestinal
Penurunan la•u filtrasi lomerulus Riwa at kelainan ko enital ginjal dan saluran kemih
mendadak
Dida tkan kecuri n intoksikasi Sindrom hemolitik uremik
Ditambah adanya gambaran Penyakit kronik lain yang dapat menyebabkan
laboratorium se i mana tercantuns di kelainan ginjal se erti diabetes melitus, SLE, k nasan
kriteria di nosis
Gangguan ginjal kronik
Penyebab infeksi lain dengan tropisme di ginjal
seperti Leptospirosis, Hantavirus, Dengue,
Tifoid, HIV, Rickettsia, Le ionella, dan lainn
Kriteria diagnosis
Kadar plasma ethylene glycol > 20 mg/dL (3 mmol/L), ATAU
Riwayat menelan ethylene glycol beberapa jam sebelumnya dalam jumlah yang besar
dan osmolal gap > 10 Osm/kgbb, ATAU
Kecurigaan terhadap intoksikasi ethylene glycol dan terdapat paling tidak dua atau
lebih dari kriteria berikut:
o pH arteri < 7,3
o Serum bikarbonat < 20 mEq/L (20 mmol IL)
o Osmolal gap* > 10 mOsm per kgBB
o Terdapat kristal oksalat dari urin
Manusia tampaknya lebih sensitif daripada hewan terhadap efek toksik akut EG dan
DEG.
Menurut review oleh ATSDR (2010), dosis mematikan EG yang dilaporkan pada
manusia dewasa adalah: dalam kisaran 1,4-1 ,6 g/kg.
Setelah wabah pertama keracunan DEG di Amerika Serikat, dosis mematikan
rata-rata untuk DEG pada manusia diperkirakan 1,1Wkg (Calvery dan Klumpp,
1939).
Dosis mematikan dari 0,22-4,7 g/kg diperkirakan untuk anak-anak Haiti berusia tiga
bulan hingga tiga belas tahüödäläöWäbah terpisah, meskipun dosis hingga 2,8 g/kg
tidak mematikan bagi orang lain selama wabah (O'Brien et al., 1998).
Perkiraan yang lebih rendah dari 0,014-0,175 g/kg berasal dari menelan sirup
propolis yang dipalsukan di Argentina (Ferrari dan Giannuzzi, 2005); kemudian
dilaporkan bahwa penulis mungkin telah salah menghitung dosis mematikan
dengan faktor 1000 (Schep, 2005).
Sesuai Farmakope dan standar baku nasional yang diakui, ambang batas aman atau
Tolerable Daily Intake (TDI) untuk cemaran EG dan DEG sebesar 0,5 mg/kg berat
badan per hari (BPOM, 2022)
1. Untuk stabilisasi pasien awal, dokter harus terlebih dahulu menilai dan
mengamankan jalan napas pasien, pernapasan, dan sirkulasi.
2. Tatalaksana khusus untuk keracunan etilen glikol dapat meliputi :
Natrium bikarbonat untuk mengoreksi sementara asidosis
metabolik, sesuai indikasi
Fomepizole atau etanol untuk menghambat secara kompetitif metabolisme
etilen glikol menjadi lebih toksik metabolit (Baud dkk. 1988; Brent dkk. 1
999; Jones AL dan Volans 1 999; Sivilotti 2018)
Jika diindikasikan, hemodialisis untuk menghilangkan etilen glikol dan
asam glikolat (Bey et al., 2002)
Fomepizole, enzim alkohol dehidrogenase (ADH) antagonis, adalah terapi pilihan untuk
intoksikasi etilen glikol.
Fomepizole (Antizol)
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa obat untuk gagal ginjal akut
progresif atipikal sudah ditemukan, yang dimaksud adalah Fomepizole
Fomepizole adalah penghambat enzim Alcohol dehydrogenase
Dia juga digunakan untuk mengatasi keracunan methanol
Dosis awal : 15 mg/kg BB ( campur dalam minibag dan berikan dalam waktu 30 min
infus)
Dosis berikutnya: IO mg/kg BB setiap 12 jam selama 48 jam, kemudian, S mg/kg setiap
1 2 jam Dosis selama hemodialysis:
Sebelum HD : berikan dosis fomepizole berikutnya jika kurang dari 6 jam dari dosis
terakhir
Selama HD : berikan obat setiap 4 jam
Setelah HD
o jika kurang dari 1 jam setelah dosis terakhir, berikan dosis berikutnya
setelah 2 jam setelah dosis terakhir
o Jika kurang dari 1-3 jam dari sejak dosis terakhir, berikan dosis berikutnya
segera setelah HD selesai, lalu lanjutkan dengan penjadwalan normal
o Jika kurang dari 3 jam sejak dosis terakhir, berikan 100% dosis berikutnya
setelah selesai HD, lanjutkan dengan penjadwalan normal
PADA FKTP
o Pada FKTP setelah mendapat pasien dengan gejala klinis tersebut, FKTP dapat
melakukan pemeriksaan dan edukasi kepada orang tua untuk memantau tanda
bahaya umum ditambah pemantauan jumlah dan warna urin (pekat atau kecoklatan)
di rumah.
o Bila urine berkurang (urine dikatakan berkurang jika berjumlah kurang dari 0,5
ml/kgBB/jam dalam 6-12 jam) atau tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang
hari), maka pasien harus segera dirujuk ke rumah sakit.
Penutup
Penyebab pasti kejadian gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) masih harus
diselidiki dengan studi yang valid
Walaupun sudah diketahui ada beberapa produk Sirup yang memang mengandung
EG dan DEG tinggi, tetapi hubungan kausalitasnya tetap harus dipastikan
Kemenkes dan BPOM telah mengumumkan daftar obat-obat Sirup yang aman digunakan,
dapat dirujuk untuk penggunaan oleh masyarakat
Pelajaran yang dipetik adalah perlunya penguatan pengawasan produk yang beredar
dengan meningkatkan pemeriksaan bahan baku obat maupun eksipien oleh industri
farmasi
Perlu peningkatan pelaporan farmakovigilans untuk mendukung pengawasan obat yang
beredar