12.1
ARTIKEL 1
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akhirnya merilis
nama 5 obat sirup yang ditarik peredarannya. Kelimanya ditarik karena dinilai
memiliki kandungan cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) yang
melebihi ambang batas aman.
"Masih ada beberapa faktor risiko penyebab kejadian gagal ginjal akut seperti infeksi
virus, bakteri Leptospira, dan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-
C) atau sindrom peradangan multisistem pasca COVID-19," tulis BPOM.
SOURCE : https://nasional.tempo.co/read/1647547/ini-5-obat-sirup-yang-ditarik-
peredarannya-oleh-bpom
ARTIKEL 2
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menjelaskan
aturan baru terkait ketetapan kandungan obat sirup di Indonesia. Terbaru, setiap
perusahaan farmasi yang melakukan registrasi obat tidak diperbolehkan
mendaftarkan produk yang mengandung dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG).
Kedua bahan tersebut diduga yang memicu kematian setidaknya 70 anak di Gambia
usai mengonsumsi obat sirup paracetamol dengan merek Promethazine Oral
Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N
Cold Syrup. Meski demikian, BPOM telah memastikan bahwa empat obat yang
diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India tersebut tidak terdaftar dan
tidak beredar di Indonesia.
Dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG) sendiri umumnya ditemukan sebagai
cemaran pada gliserin atau propilen glikol yang digunakan sebagai zat pelarut
tambahan. Namun, BPOM telah menetapkan batas maksimal EG dan DEG untuk
kedua bahan tambahan tersebut sesuai standar internasional.
BPOM juga melakukan penelusuran berbasis risiko, sampling, dan pengujian sampel
secara bertahap terhadap produk obat sirup yang berpotensi mengandung cemaran
EG dan DEG. Hasil pengujian produk yang mengandung cemaran EG dan DEG
tersebut masih memerlukan pengkajian lebih lanjut untuk memastikan pemenuhan
ambang batas aman berdasarkan referensi.
"Selanjutnya, untuk produk yang melebihi ambang batas aman akan segera diberikan
sanksi administratif berupa peringatan, peringatan keras, penghentian sementara
kegiatan pembuatan obat, pembekuan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB), pencabutan sertifikat CPOB, dan penghentian sementara kegiatan iklan,
serta pembekuan Izin Edar dan/atau pencabutan Izin Edar," demikian bunyi
peringatan BPOM.
Semua industri farmasi yang memiliki obat sirup yang berpotensi mengandung
cemaran EG dan DEG, diminta untuk melaporkan hasil pengujian yang dilakukan
secara mandiri sebagai bentuk tanggung jawab pelaku usaha. Industri farmasi juga
dapat melakukan upaya lain seperti mengganti formula obat dan/atau bahan baku
jika diperlukan.
SOURCE :
https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20221019104926-33-380839/bpom-
larang-penggunaan-2-kandungan-ini-di-obat-sirup-anak