Larangan tersebut adalah bentuk respons temukan kasus Gangguan Gagal Ginjal Akut
Progresif Atipikal (GgGAPA) yang terjadi pada anak-anak di Indonesia. Fenomena tersebut
diyakini terjadi akibat kandungan cemaran zat berbahaya yang terdapat dalam obat sediaan
cair atau sirup.
Kepala BPOM RI, Penny K Lukito mengungkap dari 102 obat, sejauh ini ada 7 produk obat
sirup yang telah melewati pengujian dan dinyatakan aman sepanjang digunakan sesuai aturan
pakai. Berikut daftar lengkapnya.
Dalam penjelasannya, Penny mengatakan masih memeriksa dan meneliti 69 produk obat sirup
dari 102 obat yang dilaporkan Kemenkes. Ia berharap bisa dilaporkan secara berkala.
"Sampai saat ini masih ada sisa 69 lagi yang masih dalam proses sampling dan pengujian.
Secepatnya kami akan keluarkan secara bertahap," pungkasnya.
Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan pihaknya telah melakukan pengujian terhadap 102
obat sirup temuan Kemenkes untuk melihat cemaran etilen glikol dan dietilen glikol.
"Dari 102 obat, itu ada 23 produk yang tidak mengandung keempat pelarut tersebut, yaitu
propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol dan atau gliserin/gliserol sehingga aman digunakan,"
ujar Penny dalam konferensi pers, Minggu (23/10).
Berikut daftar obat sirup yang aman dari kandungan cemaran berbahaya dari daftar 102 obat
temuan Kemenkes di rumah pasien gagal ginjal akut:
8. Cetirizin (Novapharin)
22. Amoksisilin
23. Eritromisin