Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disebut Indikator Mutu adalah tolok
ukur yang digunakan untuk menilai tingkat capaian target mutu pelayanan kesehatan di praktik mandiri
dokter dan dokter gigi, klinik, pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, laboratorium kesehatan, dan
unit transfusi darah.
Mutu Pelayanan Kesehatan adalah tingkat layanan kesehatan untuk individu dan masyarakat yang dapat
meningkatkan luaran kesehatan yang optimal, diberikan sesuai dengan standar pelayanan, dan
perkembangan ilmu pengetahuan terkini, serta untuk memenuhi hak dan kewajiban pasien
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif
yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Tujuan
Pengaturan Indikator Mutu digunakan sebagai acuan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah,
Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Puskesmas, Rumah Sakit, Laboratorium
Kesehatan, dan UTD dalam pelaksanaan pengukuran dan evaluasi mutu pelayanan kesehatan sesuai
dengan Indikator Mutu yang ditetapkan
Pemilihan indikator dilakukan berdasarkan hasil konsensus dengan memperhatikan beberapa kriteria
berdasarkan Handbook for National Quality Policy and Strategy (2018) sebagai berikut:
Sejalan dengan program prioritas nasional Indikator untuk mengukur program prioritas nasional
tertentu.
Berbasis bukti Adanya bukti yang kredibel dari indikator yang dipilih.
Defensibility Indikator yang terpilih dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan dan juga merupakan
indikator yang penting bagi pemerintah.
Feasibilitas
Indikator yang terpilih dapat diakses oleh seluruh fasilitas pelayanan kesehatan.
Akurasi
Actionability
Kredibel
Indikator harus kredibel bagi pemangku kebijakan maupun bagi fasilitas yang melakukan pengukuran.
Kejelasan indikator
kepuasaan pasien
Selain Indikator Mutu pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan/atau
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat menetapkan indikator tambahan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan.
Pengukuran Indikator Mutu dilakukan dengan menggunakan profil Indikator Mutu. Dilakukan melalui
tahapan kegiatan :
pengumpulan data;
validasi data;
Pengukuran Indikator Mutu dapat dilakukan melalui teknologi informasi dan komunikasi.
Dimensi mutu pelayanan kesehatan di Indonesia disepakati mengacu pada tujuh dimensi yang
digunakan oleh WHO dan lembaga internasional lain, yaitu sebagai berikut:
Keselamatan: meminimalkan terjadinya kerugian (harm), termasukcedera dan kesalahan medis yang
dapat dicegah, pada pasien-masyarakat yang menerima pelayanan.
Tepat waktu: mengurangi waktu tunggu dan keterlambatan pemberian pelayanan kesehatan.
Efisien: mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia dan mencegah pemborosan termasuk
alat kesehatan, obat, energi dan ide.
Adil: menyediakan pelayanan yang seragam tanpa membedakan jenis kelamin, suku, etnik, tempat
tinggal, agama, dan status sosial ekonomi.
Terintegrasi: menyediakan pelayanan yang terkoordinasi lintas fasilitas pelayanan kesehatan dan
pemberi pelayanan, serta menyediakan pelayanan kesehatan pada seluruh siklus kehidupan.
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dilakukan melalui pendekatan sistem di mana hasil
pelayanan kesehatan merupakan keluaran (outcome) dari struktur (input) yang dikelola melalui sebuah
proses. Berbagai metode perbaikan dan intervensi mutu perlu memperhatikan tiga parameter
pendekatan tersebut, yaitu:
Struktur (input) adalah karakteristik pelayanan yang relatif stabil yang dimiliki oleh penyedia fasilitas
pelayanan kesehatan, meliputi antara lain perlengkapan, sumber daya dan tatanan organisasi serta
fasilitas fisik di lingkungan kerja.
Proses pada dasarnya adalah berbagai aktifitas/proses yang merupakan interaksi antara penyedia
fasilitas pelayanan kesehatan dengan penerima pelayanan kesehatan. Kegiatan ini antara lain meliputi
asesmen, diagnosis, perawatan, konseling, pengobatan, tindakan, penatalaksanaan, dan follow up.
Keluaran (outcome) merujuk pada berbagai perubahan kondisi dan status kesehatan yang didapatkan
oleh penerima pelayanan (pasien) setelah terakses dan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.
Komponen outcome tersebut antara lain meliputi morbiditas, mortalitas dan tingkat kepuasan pasien.
Pengumpulan data indikator mutu berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu pengukuran indikator
nasional mutu (INM) dan prioritas perbaikan tingkat rumah sakit meliputi:
Indikator nasional mutu (INM) yaitu indikator mutu nasional yang wajib dilakukan pengukuran dan
digunakan sebagai informasi mutu secara nasional.
Indikator terkait penelitian klinis dan program pendidikan kedokteran minimal 1 indikator. (apabila ada)
Indikator mutu prioritas unit (IMP-Unit) adalah indikator prioritas yang khusus dipilih kepala unit terdiri
dari minimal 1 indikator.
Indikator mutu terpilih apabila sudah tercapai dan dapat dipertahankan selama 1 (satu) tahun, maka
dapat diganti dengan indikator mutu yang baru
Setiap indikator mutu baik indikator mutu prioritas rumah sakit (IMP-RS) maupun indikator mutu
prioritas unit (IMP-Unit) agar dilengkapi dengan profil indikator sebagai berikut:
Judul indikator.
Dasar pemikiran.
Dimensi mutu.
Tujuan.
Definisi operasional.
Jenis indikator.
Satuan pengukuran.
Numerator (pembilang).
Denominator (penyebut).
Target.
Formula.
Sumber data.
Penyajian data.
Penanggung jawab.