Anda di halaman 1dari 24

KEGIATAN PROGRAM MENJAGA

MUTU DALAM PELAYANAN


KESEHATAN

Sriwidya Astuti Khati, STr.Keb M.K.M


Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang
berkesinambungan, sistematis dan objektif dalam
memantau dan menilai pelayanan yang
diselenggarakan dibandingkan dengan standar yang
telah ditetapkan, serta menyelesaikan masalah yang
ditemukan untuk memperbaiki mutu pelayanan.
PELAYANAN KESEHATAN YANG BERMUTU

Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan


yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik
profesi yang telah ditetapkan
Kegiatan Program Menjaga Mutu Kesehatan
di Fasilitas Kesehatan Primer

Sebagai sarana terdepan pelayanan kesehatan di


Indonesia, Puskesmas berperan sebagai ujung tombak
sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Melalui
penerapan program jaminan mutu puskesmas diharapkan
dapat menjadi salah satu pilihan utama sarana pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat
Puskesmas harus memiliki loyalitas tinggi dalam
menjalankan komitmennya untuk memberikan pelayanan
bermutu sesuai dengan program kerja tahunan yang telah
ditetapkan. Berbagai kebijakan dilakukan pemerintah,
khususnya dinas kesehatan dalam rangka untuk lebih
meningkatkan kualitas mutu pelayanan medis puskesmas
Kebijakan Peningkatan Mutu Pelayanan
Puskesmas
 Meningkatkan mutu SDM melalui  tugas belajar, izin belajar,
pelatihan teknis fungsional, kursus, seminar, lokakarya. Penerapan
SPMKK Kebidanan  dan Keperawatan.
 Meningkatkan prasarana dan sarana seperti : rehabilitasi gedung
Puskesmas, melengkapi sarana medis dan non medis
 Menerapkan manajemen pelayanan sesuai ISO 9001-2000
Puskesmas
 Perubahan Pola Tarif Puskesmas
 Menyusun Sistem Kesehatan Kota
 Menetapkan Standar Teknis Pelayanan (2006 )
 Melaksanakan Unsur-Unsur dalam Pelayanan Prima sesuai KepMenPan
tentang Pelayanan Publik.
 Melaksanakan Akuntabilitas Publik.
 Pemanfaatan SIK dg TI untuk peningkatan pelayanan dan surveilans
epidemiologi (dalam taraf proses pengembangan)
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan adalah penting
dan sudah merupakan tuntutan karena adanya berbagai faktor
penyebab. Untuk mencapai hasil yang baik maka upaya
tersebut harus dilaksanakan secara terpadu, multi disiplin,
melibatkan seluruh karyawan terkait, pasien/keluarganya, serta
hendaknya menjadi bagian yang tidak terpisahkan (built-in)
dari pelayanan itu sendiri, yang harus dilaksanakan secara terus
menerus dan berkesinambungan
Pelaksanaan Jaminan Mutu Di
Puskesmas
Kunci keberhasilan penerapan jaminan mutu di puskesmas tergantung
pada kemempuan petugas Puskesmas untuk merubah budaya kerja.
Perubahan budaya kerja ini membutuhkan komitmen pimpinan dan
keterlibatan bawahan, kerjasama dalam tim, focus perbaikan pada proses
pelayanan, mendengarkan keinginan dan harapan pelanggan serta
pengambilan keputusan yang berdasarkan data. Oleh sebab itu,
pelaksanaan jaminan mutu di Puskesmas difokuskan pada peningkatan
keterampilan manajerial petugas Puskesmas dan perubahan kebiasaan
kerja dalam organisasi
Langkah-Langkah Pelaksanaan Manajemen Mutu

 Komitmen dari manajemen puncak Keterlibatan


langsung dari manajemen puncak bertujuan untuk memimpin dan menunjukkan
bahwa manajemen mutu sangat penting bagi organisasi. Selain itu perubahan ke
arah manajemen mutu merupakan suatu pengalaman belajar sehingga melalui
keterlibatan langsung dalam pelaksanaan sehari-hari, manajemen puncak dapat
mengambil keputusan rasional yang berkaitan dengan perubahan yang dilakukan.
 Komitmen atas sumber daya yang dibutuhkan
Walaupun implementasi manajemen mutu tidak harus mahal, tetapi
segala sesuatunya membutuhkan biaya yang sebagian besar digunakan
untuk pelatihan.

 Steering Committee pada level puncak


Steering Committee berfungsi untuk menentukan cara implementasi
dan memantau pelaksanaan manajemen mutu. Steering Committee
secara operasional bekerja sebagai suatu tim yang menetapkan visi dan
sasaran organisasi, membuat upaya, memantau kemajuan dan
memberikan penghargaan atas prestasi tim tersebut
 Perencanaan dan publikasi
Perencanaan dan publikasi atas visi, misi, tujuan, sasaran dan
penghargaan
prestasi yang merupakan infrastruktur pendukung untuk
penyebarluasan dan perbaikan berkesinambungan
Langkah-Langkah kegiatan Penerapan
Manajemen Mutu
 Melatih Steering Committee
 Team yang terbentuk mengidentifikasi dan memperhitungkan kekuatan dan
kelemahan organisasi.
 Mengidentifikasi pendukung dan ancaman yang nyata.
 Tetapkan pelanggan organisasi dan kenali karakteristiknya, susun indikator
Masing pelanggan dan tetapkan cara untuk mengetahui kadar kepuasan
masing-masing pelanggan
 Susun tahap perbaikan (jangan berambisi terlalu cepat selesai dan cepat puas)
Program Menjaga Mutu Pelayanan di Rumah
Sakit
Program menjaga mutu merupakan salah satu faktor penting dan
fundamental, khususnya bagi manajemen Rumah Sakit (RS), sebab
menentukan hidup matinya pelayanan di RS.

Sasaran pembangunan kesehatan di Indonesia antara lain adalah


terselenggaranya pelayanan kesehatan dan semakin bermutu dan merata.
Dalam upaya mencapai sasaran ini, maka ditetapkan peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit sebagai bagian dari tujuan program pembangunan
kesehatan.
Pelayanan rumah sakit di Indonesia secara umum cenderung belum
mencapai kualitas optimal. Fenomena ini merupakan faktor mendasar
yang mendorong pemerintah untuk melaksanakan akreditasi rumah sakit \

Tujuan akreditasi, antara lain adalah memberikan jaminan dan kepuasan


kepada customer dan masyarakat bahwa pelayanan yang diberikan oleh
rumah sakit kelak diselenggarakan sebaik mungkin
Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang berfungsi mewujudkan pranata upaya
pelayanan kesehatan terbesar pada masyarakat dijaman moderen ini. Menurut
Lumenta (1987), rumah sakit didirikan sebagai suatu tempat untuk memenuhi
berbagai permintaan pasien dan dokter, agar penyelesaian masalah kesehatan dapat
melaksanakan dengan baik.

Keberhasilan rumah sakit untuk memecahkan sebagian besar masalah kesehatan


masyarakat harus diakui. Berbagai keberhasilan yang dicapai telah pula
menyebabkan tingginya tingkat ketergantungan sebagian masyarakat terhadap
rumah sakit untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatannya
Indikator pelayanan kesehatan yang dapat menjadi prioritas antara lain :

 Kinerja tenaga dokter, adalah perilaku atau penampilan dokter rumah sakit
dalam proses pelayanan kesehatan pada pasien, yang meliputi ukuran:
layanan medis, layanan nono medis, tingkat kunjungan, sikap, dan
penyampaian informasi

 Kinerja tenaga perawat, adalah perilaku atau penampilan tenaga perawat


rumah sakit dalam proses pemberian pelayanan kesehatan pada pasien,
yang meliputi ukuran: layanan medis, layanan non medis, sikap,
penyampaian informasi, dan tingkat kunjungan.

 Kondisi fisik, adalah keadaan saran rumah sakit dalam bentuk fisik seperti
kamar rawat inap, jendela, pengaturan suhu, tempat tidur, kasur dan sprei.
 Makanan dan menu, adalah kualitas jenis atau bahan yang dimakan atau
dikonsumsi pasien setiap harinya, seperti nasi, sayuran, ikan, daging, buah-
buahan, dan minuman. Menu makanan adalah pola pengaturan jenis
makanan yang dikonsumsi oleh pasien.

 Sistem administrasi pelayanan, adalah proses pengaturan atau pengelolaan


pasien di rumah sakit yang harus diikuti oleh pasien (rujukan dan biasa),
mulai dari kegiatan pendaftaran sampai pasien rawat inap.
 Pembiayaan, adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan kepada rumah
sakit selaras pelayanan yang diterima oleh pasien, seperti biaya dokter,
obatobatan, makan, dan kamar.

 Rekam medis, adalah catatan atau dokumentasi mengenai perkembangan


kondisi kesehatan pasien yang meliputi diagnosis perjalanan penyakit,
proses pengobatan dan tindakan medis dan hasil pelayanan.
 Indikator pelayanan kesehatan yang dipilih pasien
sebagai prioritas ukuran kualitas pelayanan kesehatan,
cenderung akan menjadi sumber utama terbentuknya
tingkat kepuasan pasien.
 Kepuasan pasien adalah hasil penilaian pasien
berdasarkan perasaanya, terhadap
penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah
sakit yang telah menjadi bagian dari pengalaman
atau yang dirasakan pasien rumah sakit; atau dapat
dinyatakan sebagai cara pasien rumah sakit
mengevaluasi sampai seberapa besar tingkat
kualitas pelayanan di rumah sakit, sehingga dapat
menimbulkan tingkat rasa kepuasan.
 Tingkat kepuasan pasien menunjuk pada prioritas
indikator kualitas pelayanan kesehatan. Selaras bahwa
kepuasan merupakan hasil penilaian perasaan yang
lebih bersifat subjektif, maka hal ini menunjuk pada
dimensi abstrak yang relatif abstrak atau kurang eksak,
para ahli telah banyak mengembangkan model
pengukuran yang dapat digunakan untuk
mengkuantifikasi dimensi abstrak dari suatu penomena
(dimensi keperibadian, sikap, atau perilaku) agar lebih
mudah dipahami.
Penilaian baik buruknya mutu pelayanan rumah sakit
dapat dilihat dari 4 komponen, yaitu :

 Aspek klinis, yaitu pelayanan medis dokter, perawat, dan terkait teknis medis.
 Keselamatan pasien, yaitu upaya perlindungan pasien dari hal-hal yang dapat
membahayakan keselamatan pasien, seperti jatuh, kebakaran, dll
 Efisiensi dan efektifitas, yaitu pelayanan yang murah, tepat guna.tepat terapi
dan diagnosa.
 Kepuasan pasien, yaitu kenyamanan pasien, keramafan dan lain-la
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai